1 “Alat Pengukur Berat Badan, Panjang Badan dan
Lingkar Kepala Bayi dengan Tampilan PC (Berat Badan Bayi)”
Rinda Nurhasanah, Priyambada Cahya Nugraha,ST, MT, Her Gumiwang Ariswati,ST, MT. Jurusan Teknik Elektromedik
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA ABSTRAK
Alat pengukur berat badan, panjang badan dan lingkar kepala bayi dengan tampilan grafik merupakan suatu alat elektromedik yang berfungsi untuk mengetahui berat badan, panjang badan dan lingkar kepala bayi serta memantau pertumbuhan pada bayi. Alat ukur yang dibuat sebelumnya oleh Mazendha Diartha dan Alif, 2015 hanya sebatas mengukur sedangkan pertumbuhan bayi atau balita perlu dipantau dengan adanya grafik pertumbuhan seperti Kartu Menuju Sehat (KMS) yang nantinya para medis dapat lebih mudah memasukkan data pasien serta hasil pengukuran yang dapat disimpan dan langsung dicetak sehingga para medis tidak perlu melakukan plot manual.
Penulis ingin membuat sebuah modul yang digunakan untuk melakukan pengukuran pada bayi dengan parameter berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi dengan tampilan grafik pada personal computer (PC). Pembuatan modul ini dirancang dengan menggunakan ATMEGA 32 sebagai pengontrol utama. Sensor berat badan menggunakan sensor Load Cell dengan range 1-12 kg. serta digunakan bluetooth HC-05 sebagai modul pengirim data untuk diterima di PC.
Pengambilan data dilakukan melakukan pengukuran berat sebanyak 5 kali. Berdasarkan hasil pengukuran didapat error pengukuran pada berat badan sebesar 0,99%.
Kata Kunci : Load Cell, Berat Badan, PC PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Timbangan bayi merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk menimbang berat badan bayi dari 0 bulan sampai dengan kurang lebih umur 2 tahun atau yang baru bisa berbaring atau duduk tenang. Timbangan bayi diletakkan pada meja yang datar dan tidak mudah bergoyang, sebelum melakukan penimbangan posisi jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0. Pada umumnya bayi ditimbang dalam posisiberbaring terlentang atau duduk tanpa baju, setelah itu berat badan bayi akan dapat diketahui dengan cara membaca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan (Muazar, 2015).
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0 - 12 bulan. Masa bayi merupakan bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap lingkungan,
perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi, dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan yang sangat cepat (Perry & Potter, 2005).
Menurut (Irianto Aritonang dalam jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, 2013, Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta) Bahwa Pemantauan pertumbuhan merupakan suatu rangkaian kegiatan yang terdiri dari pengukuran pertumbuhan fisik dan perkembangan individu di masyarakat dengan tujuan meningkatkan status kesehatan anak, perkembangan dan kualitas hidup. Pertumbuhan, atau ada kecenderungan mempunyai masalah pertumbuhan yang perlu ditangani (WHO & Depkes, 2008:1).
Menurut Nursalam dalam skripsi Wulan Ambarwati, 2014, pada umumnya bayi dilahirkan harus dilakukan pengamatan
2 perkembangan berat badan, selain itu tinggi
atau panjang bayi dan lingkar kepala harus diperhatikan. Pengukuran Lingkar kepala merupakan kegiatan untuk mengetahui ukuran tengkorak dan juga otak bayi dalam pertumbuhan yang normal, sehingga dokter dapat mendeteksi dini pertumbuhan abnormal pada bayi. Hasil pengukuran dapat dibandingankan dengan umur misalnya berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala terhadap usia. Berdasarkan pengukuran tersebut, dapat diketahui apakah ukuran yang dimaksud tergolong normal untuk bayi seusianya. Manfaat pengukuran lingkar kepala pada bayi apabila ditemukan kelainan maka dapat ditangani secara dini.
Sebelumnya alat “Prototype Tinggi dan Berat Badan Serta Suhu Tubuh Pada Bayi yang Baru Lahir dengan Tampilan Digital” telah dibuat oleh Eka Yulia Nurjannah dan Himmah Shofiana, 2007. Pada alat tersebut belum dilengkapi dengan pengukur lingkar kepala pada bayi. “Alat Ukur Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala pada Bayi” juga pernah dibuat oleh Mazendha dan Alif, 2015, namun masih menggunakan tampilan seven segment dan belum adanya Personal Computer (PC) yang dapat digunakan untuk menganalisis pertumbuhan bayi.
Berdasarkan hasil identifikasi pada alat timbangan bayi tersebut di atas, penulis ingin mengembangkan “Alat Pengukur Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala Bayi dengan Tampilan Grafik”.
BATASAN MASALAH
1. Menggunakan mikrokontroler Atmega32 sebagai pengolah data dan pengontrol kinerja sistem.
2. Sensor berat yang digunakan untuk mengukur berat adalah load cell.
3. Range berat badan yang digunakan yaitu 1 kg – 12 kg.
4. Hasil akan di tampilkan pada PC (Personal Computer).
5. Hasil pengukuran dapat disimpan dalam PC dan dapat dicetak.
RUMUSAN MASALAH
Dapatkah dikembangkan Alat Pengukur Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala Bayi dengan Tampilan Grafik ? TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Dikembangkannya Alat Pengukur Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala Bayi dengan Tampilan Grafik. Tujuan Khusus
1. Menggunakan load cell sebagai sensor pengukur berat badan bayi.
2. Membuat rangkaian pengondisi sinyal. 3. Membuat rangkaian pengolah data dan
program mikrokontroller Atmega 32. 4. Membuat program pada PC (Personal
Computer) untuk menampilkan dan mencetak data berat badan.
MANFAAT PENELITIAN Manfaat Teoritis
1. Untuk menambah pengetahuan mahasiswa Teknik Elektromedik di bidang peralatan Life Support khususnya Alat Pengukur Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala Bayi dengan Tampilan Grafik.
2. Sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
Manfaat Praktis
1. Mempermudah pemantauan hasil pengukuran yang ditampilkan pada PC. 2. Hasil pengukuran dapat disimpan dalam
PC yang sekaligus dapat dicetak. TINJAUAN PUSTAKA
1) Berat Badan
Pengertian Berat Badan
Berat badan (BB) merupakan ukuran antropometrik yang terpenting dan harus diukur pada setiap pemeriksaan kesehatan anak di tiap tingkatan kelompok umur. Berat badan menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, antara lain : tulang, otot, lemak, cairan tubuh, dan lain-lain. Hingga saat ini, berat badan masih dianggap sebagai indikator terbaik untuk menilai keadaan gizi
3 dan tumbuh kembang anak. Pengukuran
berat badan bersifat objektif dan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Kerugian indikator berat badan adalah tidak sensitif terhadap proporsi tubuh, dimana proporsi tubuh menunjukkan keseimbangan pertumbuhan antara tinggi badan dan berat badan. (Soetjiningsih, 2012).
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak (Hidayat, 2008). Selain itu, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan (Supariasa, 2001).
Tabel Berat Badan, Panjang Badan, dan Lingkar Kepala berdasarkan Usia
Usia Berat Panjang Lingkar
1 Bulan 3.0 – 4.3 49.8 – 64.3 33 – 39 2 Bulan 3.6 – 6.2 52.8 – 58.1 35 – 41 3 Bulan 4.2 – 6.0 55.5 – 61.1 37 – 43 4 Bulan 4.7 – 6.7 57.8 – 63.7 38 – 44 5 Bulan 5.8 – 7.3 59.8 – 65.9 39 – 45 6 Bulan 6.0 – 7.8 61.6 – 67.0 40 – 46 7 Bulan 6.2 – 8.3 63.2 – 69.5 40.5 – 48.5 8 Bulan 6.6 – 8.8 64.6 – 71.0 41.5 – 47.5 9 Bulan 7.0 – 9.2 68.0 – 72.9 42 – 48 10 Bulan 7.3 – 9.5 67.2 – 73.6 42.5 – 48.5 11 Bulan 7.6 – 9.9 68.5 – 74.9 43 – 49 12 Bulan 7.8 – 10.2 69.6 – 76.1 43.5 – 49 15 Bulan 8.4 – 10.9 72.8 – 79.4 44 – 50 1,5 Tahun 8.9 – 11.5 75.9 – 82.4 44.5 – 50.5 2 Tahun 9.9 – 12.3 79.2 – 85.6 45 – 51 Sumber : NCHS,1979
Cara Penimbangan Berat Badan
Menentukan berat badan anak perlu diperhatikan yaitu ketika pengukuran harus dilakukan dengan memakai alat timbangan
yang telah di tera
(distandardisasi/dikalibrasi) secara berkala. Cara pengukuran berat badan bayi adalah : 1) Lepas pakaian yang tebal pada bayi dan
anak saat pengukuran. Apabila perlu, cukup pakaian dalam saja
2) Tidurkan bayi pada meja timbangan. Apabila menggunakan timbangan dacin, masukkan anak dalam gendongan, lalu kaitkann gendongan pada timbangan. Apabila anak sudah berdiri, ajak anak untuk berdiri di atas timbangan injak tanpa di pegang
3) Ketika menimbang berat badan bayi, tempatkan tangan petugas di atas tubuh bayi (tidak menempel) untuk mencegah bayi jatuh saat di timbang
4) Apabila anak tidak mau ditimbang, ibu disarankan untuk menimbang berat badannnya lebih dulu kemudian anak digendong oleh ibu dan ditimbang. Selisih antara berat badan ibu bersama anak dan berat badan ibu sendiri menjadi berat badan anak, untuk lebih jelasnya dapat dilihat rumus berikut
5) Tentukan hasil timbangan sesuai dengan jarum petunjuk pada timbangan
Pemantauan Berat Badan
Pada dasarnya semua informasi atau data bersumber dari data berat badan hasil penimbangan balita bulanan yang diisikan dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk di nilai naik atau tidaknya berat badan tersebut. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor
155/menkes/per/l/2010 tentang penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi balita, KMS adalah kartu yag memuat kurva pertumbuhann normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut
4 umur. Dengan KMS gangguan pertumbuhan
atau resiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan secara lebih cepat dan tepat sebelum masalahnya lebih berat. Kartu Menuju Sehat di Indonesia telah digunakan sejak tahun 1970-an, sebagai instrumen utama kegiatan pemantauan pertumbuhan. Pemantauan pertumbuhan adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari : 1) Penilaian pertumbuhan anak secara
teratur melalui penimbangan setiap bulan, pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS), menentukan status pertumbuhan berdasarkan kenaikan berat badan.
2) Menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan. Tindak lanjut hasil pemantauan pertumbuhan biasanya berupa konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan rujukan.
Bentuk dan pengembangan KMS ditentukan oleh rujukan atau standar antropometri yang dipakai, tujuan pengembangan KMS serta sasaran pengguna. KMS di Indonesia telah mengalami 3 kali perubahan. KMS yang pertama dikembangkan pada tahun 1974 dengan menggunakan rujukan Harvard. Pada tahun 1990 KMS revisi dengan menggunakan rujukan WHO-NCHS. Pada tahun 2008, KMS balita direvisi berdasarkan Standar Antropometri WHO 2005.
Gambar Grafik Berat Badan
Menentukan Status Pertumbuhan Anak Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat anak dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
Gambar Contoh Kurva Status Pertumbuhan Contoh di atas menggambarkan status pertumbuhan anak dalam KMS :
1) Tidak naik (t) , grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di bawahnya; kenaikan berat badan < kbm (<800 g)
2) Naik (n), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya; kenaikan berat badan > kbm (>900 g)
3) Naik (n), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan berat badan > kbm (>500 g)
4) Tidak naik (t) , grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < kbm (<400 g)
Tidak naik (t) , grafik berat badan menurun; grafik berat badan < kbm (<300 g)
2) Load Cell
Load cell merupakan komponen utama pada sistem timbangan digital. Bahkan tingkat ke-akurasian suatu timbangan digital tergantung dari jenis dan tipe Load Cell yang dipakai. Load Cell merupakan sensor berat, apabila Load cell diberi beban pada inti besinya maka nilai resitansi di strain gauge akan berubah. Umumnya Load cell terdiri dari 4 buah kabel, dimana dua kabel sebagai eksitasi dan dua kabel lainnya sebagai sinyal keluaran.
Load Cell adalah alat electromekanik yang biasa disebut Transducer, yaitu gaya
5 yang bekerja berdasarkan prinsip deformasi
sebuah material akibat adanya tegangan mekanis yang bekerja, kemudian merubah gaya mekanik menjadi sinyal listrik. Untuk menentukan tegangan mekanis didasarkan pada hasil penemuan Robert Hooke, bahwa hubungan antara tegangan mekanis dan deformasi yang diakibatkan disebut regangan. Regangan ini terjadi pada lapisan kulit dari material sehingga menungkinkan untuk diukur menggunakan sensor regangan atau Strain Gauge.
Gambar Load Cell 3) Pengondisi Sinyal
Pengondisi sinyal merupakan suatu operasi elektronik untuk mengkonversi sinyal tersebut menjadi sinyal yang sesuai dengan komponen elektronik lain yang diperlukan di dalam sistem kontrol. Pengondisian sinyal dibagi menjadi dua bagian, yaitu pengondisi sinyal secara analog dan secara digital. Pengondisian secara analog menghasilkan sinyal keluaran yang masih merepresentasikan sinyal analog yang variabel. Pada aplikasi pemrosesan digital, beberapa pengondisi sinyal analog tertentu dilakukan sebelum konversi analog ke digital dikerjakan. 4) Mikrokontroler Atmega 32
Gambar Konfigurasi ATMega32 VCC : Tegangan Supply (5 volt) GND : Ground
RESET : Input reset level rendah pada pin ini selama lebih dari panjang pulsa
minimum akan menghasilkan reset, walaupun clock sedang berjalan.
XTAL1 : Input penguat osilator inverting
dan input pada rangkaian operasi clock
internal.
XTAL2 : Output dari penguat osilator
inverting.
AVCC : Pin tegangan suplay untuk port A dan ADC. Pin ini harus dihubungkan ke VCC walaupun ADC tidak digunakan, maka pin ini harus dihubungkan ke VCC melalui low pass filter.
AREF : Pin referensi tegangan analaog untuk ADC.
1) Port A (PA0-PA7)
Port A berfungsi sebagai input analog ke ADC. Port A juga dapat berfungsi sebagai port I/O 8 bit bidirectional, jika ADC tidak digunakan maka port dapat menyediakan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit).
2) Port B (PB0-PB7)
Port B merupakan I/O 8 bit biderectional
dengan resistor pull-up internal (dipilih
untuk setiap bit) 3) Port C (PC0-PC7)
Port C merupakan I/O 8 bit biderectional
dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)
4) Port D (PD0-PD7)
Port D merupakan I/O 8 bit biderectional
dengan resistor pull-up internal (dipilih untuk setiap bit)
5) Personal Computer (PC)
Personal Computer merupakan suatu
piranti elektronika yang menggunakan sistem processor digital. Komputer memberikan saran input atau output yang dapat digunakan untuk sarana komunikasi dengan perangkat eksternal, dimana komputer dapat digunakan untuk mengeluarkan outputan jika ada suatu input berupa data-data.
Adapun pemrosesan data tersebut ada tiga : 1) Mengoleksi atau mengolah data
2) Manipulasi atau menghendel data
3) Mendistribusikan atau mengirim data atau informasi untuk tujuan tertentu.
6 6) Bluetooth
Bluetooth merupakan salah satu
bentuk komunikasi data secara nirkabel berbasis frekuensi radio ISM 2,4 GHz berfungsi menghubungkan berbagai macam perangkat secara terpisah dengan jangkauan yang relatif pendek untuk menyambungkan sebuah perangkat dengan perangkat lain. Diperlukan adanya proses pairing atau pengenalan dengan menyamakan kode yang tersedia antar dua perangkat tersebut. Secara teori, Bluetooth terdiri dari dua jenis perangkat, yaitu Master (pengirim data) dan
Slave (penerima). Master mampu
berkomunikasi dengan maksimal 7 perangkat Slave. Koneksi antara master
dengan Slavenya dikenal juga dengan sebutan piconet dan gabungan dari beberapa piconet akan membentuk scatternet yang cakupannya lebih luas.
Proses Pengiriman Data dengan Bluetooth
Gambar Pengiriman data melalui Bluetooth
Bluetooth HC-05
Bluetooth HC-05 merupakan modul
bluetooth to serial yang menggunakan
protokol standar bluetooth V2.0 dan kebutuhan tegangan sebesar 3,3 V. HC-05 merupakan sebuah modul Bluetooth SPP
(Serial Port Protocol) yang mudah
digunakan untuk komunikasi serial wireless
(nirkabel) mengkonversi port serial ke
Bluetooth. HC-05 menggunakan modulasi
bluetooth V2.0 + EDR (Enchanced Data
Rate) 3 Mbps dengan memanfaatkan gelombang radio berfrekuensi 2,4 GHz.
Gambar Bluetooth HC 05
METODOLOGI PENELITIAN Diagram Mekanis Sistem
Gambar Diagram Mekanik Diagram Blok Sistem
Sensor berat akan mendeteksi berat dan akan dikonversi menjadi tegangan. Tegangan yang dikeluarkan oleh load cell akan di ubah oleh PSA untuk mendapatkan tegangan yang tepat. Kemudian sensor jarak yang digunakan adalah potensiometer yang akan mendeteksi panjang dan lingkar kepala bayi. Kemudian akan diolah oleh mikrokontroler dan hasilnya dikirim oleh HC 05 untuk ditampilkan pada PC dan hasilnya dapat dicetak.
Diagram Alir Sistem
Diagram Alir Program Pada Mikrokontroler
Saat alat dinyalakan, sensor akan mulai bekerja, kemudian hasil outputan
SENSOR BERAT SENSOR JARAK SENSOR JARAK TOMBOL RESET PSA MIKROKONTROLER ATMEGA 32 HC 05 PROGRAM CETAK PROGRAM PC T i d a End Bluetooth Pair Device Begin Sensor Bekerja Mikrokontroler Mengolah Data Inisialisasi Kirim Data dari tx Bluetooth Connected A A Y a Tidak Ya
7 sensor akan diolah menggunakan
mikrokontroler Atmega 32. Hasil dari pengolahan data tersebut dikirim ke PC melalui bluetooth.
Diagram Alir Program Pada PC
Begin Terima Data di rx Tampil PC Cetak End
Saat data diterima oleh PC, kemudian hasilnya diproses dan ditampilkan. Kemudian hasilnya dapat dicetak dan proses selesai.
PEMBAHASAN Hasil Pengukuran
Pengukuran berat badan bayi ini dilakukan sebanyak 5 kali pengukuran dengan kalibrator / pembanding yaitu anak timbangan pada 12 macam berat badan yang berbeda.
Tabel Data Pengukuran Berat Badan Bera t (Kg) Hasil Pengukuran (Kg) Rat a-rata X1 X2 X3 X4 X5 1,0 1,0 1,00 1,0 1,0 1,0 1,00 2,0 2,0 2,00 2,0 2,0 2,0 2,00 3,0 3,0 2,94 3,0 3,0 3,0 2,94 4,0 3,9 3,90 3,9 4,0 3,9 3,90 5,0 4,9 4,96 4,9 5,0 4,9 4,96 6,0 5,9 5,92 5,9 6,0 5,9 5,92 7,0 6,9 6,92 6,9 7,0 6,9 6,92 8,0 7,9 7,92 7,9 8,0 7,9 7,92 9,0 8,9 8,90 8,9 9,0 8,9 8,90 10,0 9,9 9,94 9,9 10, 0 9,9 9,94 11,0 10,9 10,9 2 10,9 11, 0 10, 9 10,9 2 12,0 11,9 11,9 0 11,9 12, 0 11, 9 11,9 0
Hasil Perhitungan / Analisis Data
Analisis data statistik berat badan bayi terdiri dari perhitungan rata-rata, standar deviasi, ketidakpastian dan error dari data tersebut.
Tabel Hasil Analisis Statistik Berat Badan Bayi
Pembahasan Rangkaian Keseluruhan Berat (kg) Rata-rata SD UA Error 1 1,00 0,00 0,00 0% 2 2,00 0,00 0,00 0% 3 2,94 0,05 0,02 2% 4 3,90 0,00 0,00 2,5% 5 4,96 0,05 0,02 0,85% 6 5,92 0,04 0,02 1,3% 7 6,92 0,04 0,02 1,1% 8 7,92 0,04 0,02 1% 9 8,90 0,00 0,00 1,1% 10 9,94 0,05 0,02 0,6% 11 10,92 0,04 0,02 0,7% 12 11,90 0,00 0,00 0,8% Rata-rata Error 6,44 0,03 0,01 0,99% -9V R2 100K J12ref 3 1 1 2 CON3 1 2 3 + -U4 TL081 3 2 6 71 45 R3 470K - 9V - 9V J2 TP1 12 R8 100k + 9V Output -1 J1 1 2 R1 100K R9 100k + 9V -+ U1 TL081 3 2 6 71 45 TP2 1 + 9V -+ U2 AD620 2 6 7 4 8 1 3 5 Output + 1 TP3 AD620 1 +9V D3 2,4 V J15 Berat 1 -R5 100K + 9V J13 TP4 1 R4 1k R5 10K ground - 9V + J2 load cell 1 2 3 4 -9V R2 10 K R7 100k 12 VCC J9 TP1 1 VCC R3 470K VCC J10Out gain 1 2 TP5 TL081 1
8 Cara kerja modul ini, yaitu pada saat
alat dinyalakan (tombol power dalam keadaan ON) maka mikrokontroler melakukan inisialisasi kemudian mendeteksi nilai ADC2 dan mengkonversikannya ke dalam satuan berat, dimana berat yang terdeteksi adalah berat matras bayi. Selanjutnya user melakukan penempatan pasien dan mikrokontroler kembali melakukan pembacaan ADC2 dan dikonversikan ke satuan berat. untuk hasil rata-rata nilai error yang diperoleh dari pengukuran berat badan bayi adalah 0,99%, dengan nilai error terendah sebesar 0% pada pengukuran berat 1 dan 2 Kg, dan nilai error
tertinggi sebesar 2,5% pada pengukuran berat 4 Kg.
Pada modul lingkar kepala bayi, cara kerjanya yaitu pada saat dinyalakan (tombol power dalam keadaan ON) maka mikrokontroler melakukan inisialisasi kemudian mendeteksi nilai ADC0 (lingkar kepala) setelah itu mengkonversikannya ke dalam satuan panjang yaitu centimeter. Selanjutnya user melakukan pengukuran lingkar kepala bayi pasien kemudian mikrokontroler kembali melakukan pembacaan ADC0 dan dikonversikan ke satuan panjang dan ditampilkan pada PC. Untuk hasil keseluruhan parameter lingkar kepala bayi didapatkan nilai rata-rata error
sebesar 0,42%, dengan rincian nilai error
terendah pada pengukuran 35 cm sebesar 0,05%, sementara nilai error tertinggi pada pengukuran 50 cm sebesar 1,12%.
Sementara pada modul panjang badan bayi, cara kerjanya yaitu pada saat dinyalakan
(tombol power dalam keadaan ON) maka mikrokontroler melakukan inisialisasi kemudian mendeteksi nilai ADC1 (panjang badan bayi) setelah itu mengkonversikannya ke dalam satuan panjang yaitu centimeter. Selanjutnya user melakukan pengukuran panjang badan bayi pasien kemudian mikrokontroler kembali melakukan pembacaan ADC dan dikonversikan ke satuan panjang dan ditampilkan pada display PC. Untuk hasil keseluruhan parameter panjang badan bayi didapatkan nilai rata-rata error sebesar 0,69%, dengan rincian nilai error terendah pada pengukuran 65 cm sebesar 0,18%, sementara nilai error
tertinggi pada pengukuran 35 cm sebesar 1,31%.
Dalam pembuatan modul, penulis menyadari terdapat beberapa kelemahan/kekurangan modul, dan berharap kelak kekurangan yang ada dapat diperbaiki dan dikembangkan agar menjadi lebih baik. Kekurangan modul ini antara lain:
1. Untuk pembacaan pengukuran berat badan bayi memiliki hasil rata-rata error yang sedikit lebih besar yaitu 0,99%. 2. Nilai pembacaan dapat berubah jika bayi
terus bergerak karena hasil pengukuran data yang ditampilkan berupa rata-rata pengambilan data dari alat tersebut hanya selama beberapa detik.
PENUTUP Kesimpulan
Setelah dilakukan pengukuran dan analisa data dapat disimpulkan bahwa : 1. Didapat nilai error yang menunjukkan
bahwa rata-rata % error pengukuran berat sebesar 0,99% dari rata-rata lima kali pengambilan data.
2. Sensor loadcell dapat menghasilkan output berupa tegangan orde milivolt (mV) sebesar -0,98mv pada saat tanpa beban.
3. Rangkaian pengondisi sinyal yang terdiri dari penguat AD620 mampu menghasilkan penguatan sebesar 1594
+5v C5 22PF Y 1 11.9Mhz J8 panjang 1 2 3 R2 1k 1 2 J10 berat 1 2 R1 220 ohm J12 HC 05 1 2 3 4
<Doc> <Rev Code>
<Title>
A
1 1
Tuesday , July 18, 2017 Title
Size Document Number Rev
Date: Sheet of R5 10K J11 PROGRAMMER 1 2 3 4 5 6 D9 LED J7 lingkar 1 2 3 C1 10uf 1 2 J6 POWER SUPPLY 1 2 +5v +5v SW1 RESET 1 2 C6 22PF R3 1k 1 2 R4 1k 1 2 IC1 ATMEGA8535-DIL40 3 12 13 2 16 17 18 19 11 10 8 7 6 36 35 34 33 32 37 1 4 5 9 14 15 20 21 40 39 38 31 30 29 28 27 26 25 24 23 22 PB2(INT2/AIN0) XTAL2 XTAL1 PB1(T1) PD2(INT0) PD3(INT1) PD4(OC1B) PD5(OC1A) GND VCC PB7[SCK) PB6[MISO) PB5(MOSI) PA4(ADC4) PA5(ADC5) PA6(ADC6) PA7(ADC7) AREF PA3(ADC3) PB0(XCK/T0) PB3(OC0/AIN1) PB4(SS) RESET PD0(RXD) PD1(TXD) PD6(ICP) PD7(OC2) PA0(ADC0) PA1(ADC1) PA2(ADC2) AGND AVCC PC7(TOSC2) PC6(TOSC1) PC5 PC4 PC3 PC2 PC1(SDA) PC0(SCL)
9 kali dengan rata-rata gain sebesar 1537
kali.
4. Rangkaian summing amplifier menghasilkan output tegangan 1 kali penguatan dengan rata-rata gain yang dihasilkan sebesar 0,98 kali.
5. Minimum system Atmega32 mampu mengelolah program dengan catu daya 4,5-5 VDC. Software Mikrokontroller mampu memproses perintah dan mengeluarkan data ADC dengan nilai 0 sampai dengan 979 dimana nilai bit pada Atmega32 adalah 10 bit dengan data ADC antara 0 sampai dengan 1023.
6. Bluetooth HC-05 mampu mengirimkan data pada PC dengan tampilan delphiyang dapat disimpan dalam sebuah database berupa data integer yang diolah oleh program delphi menjadi data float atau desimal.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa sensor berat pada alat ‘Alat Pengukur Berat Badan, Panjang Badan dan Lingkar Kepala Bayi dengan Tampilan Grafik’ bisa untuk digunakan.
Saran
Karena berbagai faktor alat yang penulis buat ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi perencanaan bentuk fisik ataupun kinerjanya. Adapun analisa kekurangan dari alat yang penulis buat ini adalah:
1. Mengurangi nilai error pada sensor berat dengan menggunakan sensor yang lebih sensitif serta mekanik yang lebih baik.
2. Membuat mekanik sensor panjang dan lingkar yang dapat bekerja secara otomatis.
3. Menambahkan parameter lain seperti lebar lengan yang dapat memperkuat analisis pertumbuhan bayi.
4. Menambahkan diagnosa obesitas dan kurang gizi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Atmel Corporation, (2016). Microchip
Atmel.www.atmel.com/devices/atmeg
a8535.aspx Diakses pada Kamis, 10 Nopember 2016 pukul 10.36 WIB [2] Hidayat, Aziz Alimul. (2008). Pengantar
Ilmu Kesehatan Anak untuk
Pendidikan Kebidanan, Salemba
Medika. Jakarta
[3] I Dewa Made Oka Dwi Sutisna, (2015).
Monitoring BPM dan Suhu Tubuh Interface Android Dilengkapi dengan
Telemedicine (Parameter BPM).
Laporan Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
[4]Indonesian Pediatric Society (IDAI), (2015). Kurva Pertumbuhan WHO.
http://www.idai.or.id/professional-
resources/growth-chart/kurva-pertumbuhan-who Diakses pada Jumat, 14 Oktober 2016 pukul 14:17 WIB
[5]Irianto Aritonang, (2011). Model Multilevel Pertumbuhan Anak Usia
0-24 Bulan Dan Variabel yang
Mempengaruhinya. Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta [6]Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat , (2010).
Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Tentang
Penggunaan Kartu Menuju Sehat
(KMS) Bagi Balita. Jakarta
[7] Kitoma Indonesia, (2016). Load Cell dan Timbangan.
www.kitomaindonesia.com Diakses pada Sabtu, 01 Oktober 2016 pukul 23.50 WIB
[8]Muazar Habibi, (2015). Analisis Kebutuhan Anak Usia Dini (Buku Ajar
S1 PAUD). Ed. 1 April 2015.
10 [9] Nursalam, (2005). Asuhan Keperawatan
Bayi dan Anak untuk Perawat dan
Bidan. Salemba Medika. Jakarta
[10]Perry & Potter. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep,
proses, dan praktik ed.4 vol.1, EGC.
Jakarta
[11]Putra Wira Merdeka, (2015). Deteksi
Cairan Infus Habis dengan
Monitoring ke Komputer. Laporan
Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
[12}Soetjiningsih. (2012). Tumbuh
Kembang Anak. Ed. 2, EGC. Jakarta
[13]Splash Tronic. (2013). HC-05 Bluetooth To Serial Module + Level Converter.
http://splashtronic.wordpress.com/tag/ hc-05/ Diakses pada Minggu, 2 Oktober 2016, pukul 12.01 WIB [14]Sumadi Suryabrata. (2011). Metodologi
Penelitian. Ed. 22, Rajawali Pers.
Jakarta
[15]Supariasa, I Dewa Nyoman. (2001).
Penilaian Status Gizi, EGC. Jakarta
[16]Tn Industri, (2016). Pengkondisian
Sinyal. www.tneutron.net Diakses
pada Minggu, 02 Oktober 2016 pukul 00.55 WIB
[17]Wulan Ambarwati, (2014).
Perbandingan Pertumbuhan Bayi
yang Diberi Air Susu Ibu (ASI) Ekslusif dengan Pengganti Air Susu Ibu (PASI) di Kelurahan Kebon Jeruk
Jakarta. Skripsi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
BIODATA PENULIS
Nama : Rinda Nurhasanah NIM : P27838014028
TTL : Lamongan, 25 Maret 1995 Alamat : Modo, Lamongan