• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fixed Income Daily Notes

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fixed Income Daily Notes"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Ulasan Pasar

Imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan hari Jum'at, 9 Februari 2018 bergerak bervariasi di tengah koreksi harga yang terjadi di pasar surat utang Amerika serta jelang pelaksa-naan lelang penjualan Surat Utang Negara.

Perubahan tingkat imbal hasil berkisar antara 1 - 3 bps dimana Surat Utang Negara cenderung bervariasi perubahannya untuk setiap tenor. Imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor pendek (1-4 tahun) mengalami perubahan terbatas berkisar antara 1 - 2 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 3 bps. Sementara itu imbal hasil dari Surat Utang Negara dengan tenor menengah (5-7 tahun) mengalami perubahan berkisar antara 1 - 2 bps seiring dengan terbatasnya perubahan harga yang hanya berkisar antara 7 - 12 bps. Adapun imbal hasil Surat Utang Negara dengan tenor panjang (di atas 7 tahun) mengalami perubahan yang berkisar antara 1 - 3 bps dengan didorong oleh adanya perubahan harga hingga sebesar 30 bps.

Cukup bervariasinya pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan kemarin turut dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar negeri. Kenaikan imbal hasil terhadap beberapa Surat Utang Negara pada perdagangan di akhir pekan masih didukung oleh masih berlanjutnya pelemahan nilai tukar rupiah. Adapun koreksi harga yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil lebih dipengaruhi oleh faktor koreksi harga surat utang Amerika Serikat serta jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara yang akan diadakan pada hari Selasa, 13 Februari 2018.

Meskipun bergerak bervariasi, perubahan harga di akhir pekan telah mendorong terjadinya kenaikan imbal hasil Surat Utang Negara seri acuan dengan tenor 10 tahun, 15 tahun dan 20 tahun masing - masing sebesar 1 bps di level 6,338%, kurang dari 1 bps di level 6,785% dan sebesar 2 bps di level 7,075%. Adapun untuk seri acuan dengan tenor 5 tahun, imbal hasilnya ditutup dengan penurunan imbal hasil kurang dari 1 bps pada level 5,766%.

Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, perubahan tingkat imbal hasilnya pada perdagangan di akhir pekan ditutup dengan kecenderungan mengalami kenaikan. Seiring dengan koreksi yang terjadi pada perdagangan US Treasury, Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga terlihat mengalami koreksi yang mendorong terjadinya kenaikan imbal hasilnya. Imbal hasil dari INDO-23 mengalami kenaikan sebesar 10 bps di level 3,505% setelah mengalami koreksi harga sebesar 45 bps, adapun imbal hasil INDO-28, INDO-38, dan INDO-47 masing - masing ditutup dengan mengalami kenaikan sebesar 13 bps di level 4,008%; 4,735% dan 4,699% setelah mengalami koreksi harga yang berkisar antara 100 - 200 bps. Volume perdagangan Surat Utang Negara yang dilaporkan pada perdagangan di akhir pekan senilai Rp17,16 triliun dari 42 seri Surat Utang Negara yang diperdagangkan dengan volume perdagangan seri acuan yang dilaporkan senilai Rp3,27 triliun. Volume perdagangan tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan volume perdagangan di hari Kamis, yang senilai Rp9,31 triliun. Obligasi Negara seri FR0075 menjadi Surat Utang Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp1,94 triliun dari 99 kali transaksi di harga rata - rata 105,08% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Negara seri FR0074 senilai Rp1,49 triliun dari 60 kali transaksi di harga rata - rata 205,90%.

I Made Adi Saputra

[email protected]

(021) 2980 3111 ext. 52117

Kurva Imbal Hasil Surat Utang Negara

Perdagangan Surat Utang Negara

(2)

Adapun Volume perdagangan Project Based Sukuk yang dilaporkan pada perdagangan kemarin senilai Rp147 miliar dari 2 seri Project Based Sukuk yang diperdagangkan. Project Based Sukuk seri PBS004 menjadi Surat Berharga Syariah Negara dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp137 miliar dari 15 kali transaksi di harga rata - rata 87,63% diikuti oleh Project Based Sukuk seri PBS014, senilai Rp10 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 101,3%. Sementara itu dari perdagangan obligasi korporasi, volume perdagangan yang dilaporkan senilai Rp675,25 miliar dari 41 seri obligasi korporasi yang diperdagangkan.Obligasi Berkelanjutan III Astra Sedaya Finance Tahap III Tahun 2017 Seri A (ASDF03ACN3) menjadi obligasi korporasi dengan volume perdagangan terbesar, senilai Rp126 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,25% dan diikuti oleh perdagangan Obligasi Berkelanjutan III FIF Tahap I Tahun 2017 Seri A (FIFA03ACN1) senilai Rp84 miliar dari 2 kali transaksi di harga rata - rata 100,47%.

Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika ditutup melemah sebesar 23,00 pts (0,16%) pada level 13628,00 per dollar Amerika setelah bergerak dengan mengalami pelemahan sepanjang sesi perdagangan pada kisaran 13609,00 hingga 13657,00 per dollar Amerika. Pelemahan nilai tukar rupiah tersebut terjadi seiring dengan kecenderungan pelemahan mata uang regional terhadap dollar Amerika di tengah melemahnya dollar Amerika terhadap mata uang utama dunia. Won Korea Selatan (KRW) memimpin pelemahan mata uang regional yang diikuti oleh Yen Jepang (JPY) dan Ringgit Malaysia (MYR).

Dalam sepekan terakhir, mata uang regional juga cenderung mengalami pelemahan terhadap dollar Amerika, dengan dipimpin oleh Ringgit Malaysia (MYR) dan Rupiah Indonesia (IDR). Adapun mata uang Yen Jepang (JPY) dalam sepekan ditutup menguat terhadap dollar Amerika.

Pada perdagangan hari ini kami perkirakan harga Surat Utang Negara maih akan cenderung bergerak terbatas dengan arah pergerakan yang masih akan bervariasi jelang pelaksanaan lelang penjualan Surat Utang Negara di hari Selasa, 13 Februari 2018.

Menjelang lelang penjualan Surat Utang Negara pada hari Selasa, 13 Ferbuari 2018 kami perkirkan harga Surat Utang Negara akan cenderung bergerak terbatas dengan peluang terjadinya koreksi harga pada seri - seri yang akan dilelang, yaitu FR0064, FR0065 dan FR0075.

Selain faktor lelang, terbatasnya pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini juga akan dipengaruhi oleh pelaku pasar yang masih menanti dirilisnya neraca perdagangan di hari Kamis.

Sementara itu dari faktor eksternal, pergerakan imbal hasil surat utang global yang kembali ditutup dengan kenaikan pada perdagangan di akhir pekan juga akan membatasi pergerakan harga Surat Utang Negara pada perdagangan hari ini. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun pada perdagangan di akhir pekan ditutup naik pada level 2,857% begitu pula dengan imbal hasil dengan tenor 30 tahun ditutup pada level 3,165%. Namun, dari surat utang Jerman (Bund) dan Inggris (Gilt) dengan tenor 10 tahun ditutup turun masing - masing pada level 0,748% dan 1,564%.

Sedangkan secara teknikal, harga Surat Utang Negara masih berada di area konsolidasi, sehingga kami perkirakan juga akan mempengaruhi terbatasnya pergerakan harga pada tenor tersebut. Adapun harga Surat Utang Negara untuk seluruh tenor masih terlihat mengalami tren penurunan.

Kurva Imbal Hasil SUN seri Acuan

Indeks Obligasi (INDOBeX)

(3)

Pada sepekan kedepan terdapat dua surat utang yang akan

jatuh tempo senilai Rp9,325 triliun.

Ke-dua surat utang tersebut adalah Project Based Sukuk seri 001 (PBS001) senilai Rp6,725 triliun dan Surat Perbendaharaan Negara seri 03180215 (SPN03180215) senilai Rp2,600 triliun yang akan jatuh tempo pada hari Kamis, 15 Februrari 2018.

Peringkat Obligasi BBRI yang akan jatuh tempo tetap di

“idAAA”.

Prospek untuk peringkat tersebut adalah “stabil”. Adapun obligasi berkelanjutan II/2017 tahap II seri A senilai Rp1,131 triliun yang akan jatuh tempo pada tanggal 16 April 2018. Kesiapan bank untuk melunasi obligasi tersebut didudkung oleh dana kas internal bank yang pada akhir Desember 2017 berjumlah sebesar RTp24,8 triliun.

Peringkat PT Federal International Finance (FIF) ditegaskan di “idAAA”

Prospek untuk peringkat tersebut adalah “stabil”. Peringkat tersebut mencerminkan fungsi perseroan yang strategis bagi PT Astra Interna-tional Tbk, posisi usaha yang sangat kuat di industry pembiayaan sepeda motor, tingkat profitabilitas yang sangat kuat, dan kualitas as-set yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh ketatnya per-saingan di industry pembiayaan. Peringkat dapat diturunkan jika pe-findo memandang tingkat dukungan dari Induk perseroan mengalami penurunan yang signifikan. PT Federal International Finance dimiliki oleh PT Astra International Tbk sebesar 99,99%.

PT Pemeringkat Efek Indonesia menegaskan peringkat “idA” kepada PT Mandala Multifinance Tbk dan obligasinya.

Prospek untuk peringkat perusahaan direvisi menjadi “stabil” dari “negatif”. Peringkat tersebut mencerminkan permodalan perseroan yang sangat kuat, kinerja profitabilitas yang kuat, dan posisi perseroan yang baik di bisnis motor bekas di luar Jawa. Namun, peringkat ini di-batasi oleh tekanan pertumbuhan pada pembiayaan baru dan kompetisi yang ketat di industry. Peringkat dapat dinaikkan jika perseroan mam-pu memperkuat posisi bisnisnya secara konsisten, dengan tetap menja-ga struktur permodalan, kualitas aset, dan indikator profitabilitas. Disisi lain, peringkat dapat diturunkan apabila profil bisnsi perseroan melemah, atau angka dari kualitas aset dan profitabilitas perseroan memburuk. Hingga 30 September 2017, PT Mandala Multifinance Tbk dimiliki p;ej PT Jayamandiri Gemasejati sebesar 70,42%, Alex Hen-drawan sebesar 5,06%, dan publik sebesar 24,52%.

Spread US T 10 Yrs—Gov’t Bond 10 Yrs

Imbal Hasil Surat Utang Global

Berita Pasar

Corp Bond Spread

(4)

Harga Surat Utang Negara

(5)

IDR – USD

Dollar INDEX

(6)

FR0064

FR0065

(7)

MNC SEKURITAS RESEARCH TEAM

MNC Research Investment Ratings Guidance

BUY

: Share price may exceed 10% over the next 12 months

HOLD

: Share price may fall within the range of +/- 10% of the next 12 months

SELL

: Share price may fall by more than 10% over the next 12 months

Not Rated

: Stock is not within regular research coverage

PT MNC Sekuritas

MNC Financial Center Lt. 14 – 16

Jl. Kebon Sirih No. 21 - 27, Jakarta Pusat 10340

Telp : (021) 2980 3111

Fax : (021) 3983 6899

Call Center : 1500 899

Disclaimer

This research report has been issued by PT MNC Sekuritas. It may not be reproduced or further distributed or published, in whole or in part, for any purpose. PT MNC Sekuritas has based this document on information obtained from sources it believes to be reliable but which it has not independently verified; PT MNC Sekuritas makes no guarantee, representation or warranty and accepts no responsibility to liability as to its accuracy or completeness. Expression of opinion herein are those of the research department only and are subject to change without notice. This document is not and should not be construed as an offer or the solicitation of an offer to purchase or subscribe or sell any investment. PT MNC Sekuritas and its affiliates and/or their offices, directors and employees may own or have positions in any investment mentioned herein or any investment related thereto

Edwin J. Sebayang

Head of Retail Research

Technical, Auto, Mining

[email protected]

(021) 2980 3111 ext. 52233

Victoria Venny

Telco, Infrastructure, Logistics

(021) 2980 3111 ext. 52236

Gilang Anindito

Property, Construction

(021) 2980 3111 ext. 52235

Rr. Nurulita Harwaningrum

Banking

(021) 2980 3111 ext. 52237

Sukisnawati Puspitasari

Research Associate

(021) 2980 3111 ext. 52307

Research Associate

(021) 2980 3111 ext. 52166

I Made Adi Saputra

Head of Fixed Income Research

[email protected]

(021) 2980 3111 ext. 52117

Thendra Crisnanda

Head of Institution Research

[email protected]

(021) 2980 3111 ext. 52162

Rheza Dewangga Nugraha

Junior Analyst of Fixed Income

[email protected]

Gambar

Grafik Resiko

Referensi

Dokumen terkait

Adapun dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika juga ditutup dengan kecenderungan mengalami penurunan di tengah tren

Sedangkan dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan harganya terlihat cenderung turun untuk keseluruhan tenor yang berdampak

Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, arah perubahan imbal hasilnya juga bervariasi dimana untuk tenor pendek

Semenatra itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya masih ditutup dengan mengalami kenaikan yang

Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang Dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya cenderung mengalami penurunan terbatas di tengah pergerakan imbal

Sementara itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga mengalami kenaikan pada

Dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, arah perubahan imbal hasilnya juga bervariasi dimana untuk tenor pendek

Semenatra itu dari perdagangan Surat Utang Negara dengan denominasi mata uang dollar Amerika, pergerakan imbal hasilnya juga ditutup dengan mengalami penurunan