• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Self Regulated Learning dengan prestasi akademis mahasiswa - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara Self Regulated Learning dengan prestasi akademis mahasiswa - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Elisabeth Yuditha Putriansari

049114015

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Elisabeth Yuditha Putriansari

049114015

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv yang terbaik untukku

Bapak Ignatius Winardi & Ibu Theresia Muji Rahayu

yang selalu

mendoakanku dan mendukung setiap langkahku

Maria Mediatrik Indira Putria

yang mejadi inspirasiku

My Love,

Antonius Eko Widayantyo

yang selalu memberi nasihat dan

memberi semangat setiap saat.

Sahabat-sahabatku yang selalu mendukungku dan memberikan masukan

(6)

v

Bermimpilah tentang apa yang kamu impikan,

pergilah kemana kamu ingin pergi,

jadilah seperti yang kamu kehendaki,

karena kamu hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan

(7)
(8)

vii

Elisabeth Yuditha Putriansari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif antara self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa. Subjek penelitian ini adalah 85 mahasiswa/mahasiswi Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah menempuh minimal 6 semester, sedang aktif berkuliah, dan tidak pernah cuti. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala self regulated learning dan metode dokumentasi yang berupa IPK. Reliabilitas skala self regulated learning diuji dengan menggunakan metode koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil sebesar 0,925 dari 83 aitem. Data dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Spearman. Hasil analisis data menunjukkan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,725 dan taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Berdasarkan hasil tersebut, maka hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara self regulated learning dengan prestasi akademis mahasiswa diterima.

(9)

viii

Elisabeth Yuditha Putriansari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This study aimed to determine the relation between self-regulated learning and student’s academic achievement. The hypothesis proposed in this research was that there was a positive relation between self-regulated learning and student’s academic achievement. The subject of this research were 85 students of psychology faculty, Sanata Dharma university, Yogyakarta which have passed a minimum of 6 semesters, is on active lecture, and never leave before. Collection of data used in this research was self-regulated learning scales and documentation methods in IPK. Reliability of self-regulated learning scales tested using reliability coefficient alpha cronbach and obtained results for 0,925 of 83 items. The research data were analyzed using Spearman correlation techniques. The results showed the value of the correlation coefficient (r) of 0,725 and 0,000 level of significance (p <0,01). According to these results, the hypothesis that there was a positive relation between self-regulated learning and academic achievement of students is accepted.

(10)
(11)

x

membimbing penulis dalam menyelesaikan tulisan ini. Penulis juga menyadari

bahwa dalam proses pengerjaan skripsi ini penulis didukung oleh berbagai pihak

yang dengan tulus dan senang hati membantu penulis. Oleh karena itu, penulis

dengan tulus ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sangat

berperan dalam proses pengerjaan skripsi ini dan juga dalam kehidupan penulis :

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberi kesehatan, kekuatan,

dan karunianya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Bapak P. Eddy Suhartanto, S.Psi., M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas-fasilitas dan

berbagai kemudahan dalam menyelesaikan skripsi dan kegiatan akademik.

3. Bapak Y. Titik Kristiyani., S.Psi., M.Psi selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang dengan sabar memberikan arahan, masukan dan waktu untuk

memperbaiki skripsi ini, serta dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Lusia Pratidarmanastiti, M. Sc selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang selalu memberi arahan, semangat dan dukungan baik dalam kegiatan

akademik maupun pada saat menyelesaikan skripsi.

5. Semua Bapak / Ibu Dosen Fakultas Psikologi yang telah mengajari banyak

hal tentang psikologi dan semua karyawan Fakultas Psikologi yang selalu

(12)

xi

8. Kekasihku tersayang terimakasih atas perhatian dan dukungan serta

semangatnya.

9. Sahabatku-sahabatku yang selalu mengingatkan, membantu dan memberi

semangat untuk segera menyelesaikan skripsi, terima kasih buat

semuanya.

10. Teman-teman Psikologi 2005 & 2006 yang menjadi subjek dalam

penelitian penulis, terima kasih atas kerjasama dan dukungannya.

11. Segenap pihak yang selalu mendukung dan memberi semangat penulis

yang tidak bisa penulis ungkap satu per satu, terima kasih semuanya.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari sempurna, mengingat terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang

penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, koreksi dan saran

yang membangun dalam penyempurnaan skripsi ini.

Akhirnya, penulis mengharapkan semoga skripsi ini berguna bagi semua

pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 3 Desember 2009

(13)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING...ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...iv

HALAMAN MOTTO...v

HALAMAN KEASLIAN KARYA...vi

ABSTRAK...vii

ABSTRACT...viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...ix

KATA PENGANTAR...x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xvii

BAB I. PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...7

BAB II. LANDASAN TEORI...8

(14)

xiii

B. Self Regulated Learning...17

1. DefinisiSelf Regulated Learning...17

2. AspekSelf Regulated Learning...17

3. Faktor-faktor yang MempengaruhiSelf Regulated Learning...21

4. KarakteristikSelf Regulated Learning...26

5. Strategi dalamSelf Regulated Learning...28

C. Hubungan Antara Self Regulated Learning Dengan Prestasi Akademis...29

D. Hipotesis...32

BAB III. METODE PENELITIAN...33

A. Jenis Penelitian...33

B. Identifikasi Variabel Penelitian...33

C. Definisi Operasional...33

D. Subjek Penelitian...35

E. Teknik Pengumpulan Data...36

F. Uji Coba Alat Ukur...41

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur...42

H. Teknik Analisis Data...46

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...48

A. PelaksanaanPenelitian...48

(15)

xiv

D. Analisis Data Penelitian...53

1. Uji Asumsi...53

a. Uji Normalitas...54

b. Uji Linearitas...54

2. Uji Hipotesis...55

E. Pembahasan...58

BAB V. PENUTUP...64

A. Kesimpulan...64

B. Saran...65

DAFTAR PUSTAKA...67

(16)

xv

Tabel 2. Blue PrintSkalaSelf Regulated LearningSebelum Uji Coba...39

Tabel 3. Skor Jawaban untuk SkalaSelf Regulated Learning...40

Tabel 4. Distribusi aitem sahih dan gugur SkalaSelf Regulated Learning...44

Tabel 5. Blue PrintSkalaSelf Regulated LearningSetelah Uji Coba...45

Tabel 6. Data Subjek Penelitian...49

Tabel 7. Data Empirik dan Data Teoritik SRL Total dan Aspek SRL...51

Tabel 8. Data IPK...53

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Sebaran...54

Tabel 10.Hasil Uji Linearitas Hubungan...54

Tabel 11. Hasil Uji Korelasi SRL dengan Prestasi Akademis...55

(17)
(18)

xvii 1. Skala SRL

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran B (Penelitian)

1. Skala SRL

2. Uji Validitas dan Reliabilitas

3. Uji Asumsi Normalitas dan Linearitas

4. Uji Korelasi SRL dengan Prestasi Akademis Mahasiswa

5. Uji Korelasi Aspek SRL dengan Prestasi Akademis Mahasiswa

(19)

1

A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa adalah orang muda yang berumur 18-28 tahun yang sedang

menempuh pendidikan di perguruan tinggi dimana dalam usia tersebut

mahasiswa mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.

Sosok mahasiswa kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuwan

yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan objektif, sistematis dan

rasional (Susantoro dalam Rahmawati, 2006). Dalam tugas perkembangannya,

mahasiswa diharapkan dapat membangun pribadi yang mandiri, mampu

mengarahkan diri sendiri, mau bertanggung jawab, dan mampu mengambil

keputusan (Pannen, Paulina, & Ida dalam Supratiknya, 2006). Masa

mahasiswa ini merupakan masa yang penuh tantangan, kesukaran, menuntut

mahasiswa menentukan sikap dan pilihan, serta kemampuan untuk

menyesuaikan diri di perguruan tinggi (Ajisuksmo, 1996). Menurut

Supratiknya (2006) perguruan tinggi berbeda dengan SMU, terutama proses

pembelajarannya yang menuntut keterlibatan mahasiswa untuk memahami isi

dan proses belajar secara aktif dan mandiri. Dengan demikian, aneka bentuk

pembelajaran yang dapat dilakukan, meliputi pembacaan, ceramah, diskusi,

studi kasus, role playing (permainan peran), dan experiential learning

(20)

Di perguruan tinggi mahasiswa diharapkan bukan saja mampu menerima

materi kuliah melainkan mampu mengembangkan apa yang diterima secara

kreatif. Mahasiswa juga diharapkan memiliki rasa optimis yang besar dan

motif sukses yang tinggi sehingga diharapkan dapat sukses menjalani

kehidupan di perguruan tinggi dan mempunyai prestasi belajar yang optimal

(Suryabrata, 1983). Kenyataan yang dihadapi mahasiswa tidak seperti yang

diharapkan. Hasil survei pada mahasiswa semester 6 dan 8 di Fakultas

Psikologi sebuah perguruan tinggi di Yogyakarta, pada tanggal 16 Mei 2009,

menunjukkan bahwa banyak masalah yang dihadapi mahasiswa diantaranya

adalah mahasiswa yang mengalami kesulitan membagi waktu dalam

mengerjakan tugas-tugas kuliah baik individu atau kelompok sebanyak 6

orang (30%), mahasiswa yang mengalami kesulitan berkonsentrasi dalam

menyerap mata kuliah karena jumlah mahasiswa yang banyak untuk kelas

tertentu sebanyak 4 orang (20%), dan mahasiswa yang mengalami kurangnya

persiapan belajar untuk ujian karena harus mengerjakan tugas-tugas akhir

sebanyak 10 orang (50%). Kondisi tersebut menyebabkan mahasiswa tertekan,

kehilangan motivasi dan menunjukkan bahwa mahasiswa belum mampu

mengelola belajarnya sehingga tidak dapat mencapai prestasi akademis yang

diharapkan.

Prestasi akademis yang dimaksudkan disini adalah ukuran yang dapat

menilai seberapa baik seseorang dalam bidang yang ditekuninya. Di

Indonesia, ukuran keberhasilan dalam pendidikan tinggi lebih ditekankan pada

(21)

prestasi kumulatif (IPK). IPK juga digunakan sebagai dasar penentuan

predikat kelulusan yang apabila mencapai angka 2,00 - 2,75 berarti

memuaskan; 2,76 - 3,50 berarti sangat memuaskan; IPK 3,51 - 4,00 berarti

dengan pujian. Predikat kelulusan dengan pujian ditentukan juga dengan

memperhatikan masa studi maksimum yaitu n tahun (masa studi minimum)

ditambah 1 tahun (Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik

Indonesia Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum

Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa, 18 Mei 2009).

Menurut Syah (2008) prestasi akademis dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu a) faktor internal siswa, yakni aspek fisiologis dan aspek psikologis yang

meliputi inteligensi, bakat, minat, sikap, dan motivasi berprestasi; b) faktor

eksternal siswa, yakni lingkungan sosial yang meliputi keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan nonsosial, misalnya gedung sekolah, tempat

tinggal siswa, dan waktu belajar; c) faktor pendekatan belajar, yakni

pendekatan surface (permukaan), pendekatan deep (mendalam), dan pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi). Faktor-faktor tersebut berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa, seperti

yang dikemukakan oleh Purwanto (2007) bahwa banyak anak-anak yang tidak

dapat belajar dengan hasil yang baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya,

akibat kurangnya waktu belajar yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan

setiap hari.

Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi akademis yaitu

(22)

Rosidah, 2003) seseorang akan berusaha kuat apabila dia memiliki motivasi

yang besar untuk mencapai tujuan belajar. Motif inilah yang mendorong

seseorang untuk mencapai prestasi dengan suatu standar tertentu. Dengan

adanya standar ini seseorang dapat diklasifikasikan sebagai orang yang

memiliki prestasi akademis tinggi atau rendah. Ketika seorang mahasiswa

mendapat penilaian terhadap hasil belajarnya, maka ia akan terdorong untuk

selalu meningkatkannya.

Biggs (1984) mengatakan bahwa individu yang memiliki dorongan,

inisiatif, dan mengarahkan usahanya untuk memperoleh pengetahuan dan

keterampilan adalah individu yang memiliki self regulated learning (SRL). Menurut Corno dan Mandinach (1983) SRL adalah usaha individu dalam

melaksanakan kegiatan belajar dan melibatkan proses-proses metakognisi

beserta afeksi yang dimilikinya. Ciri-ciri individu yang memiliki SRL yaitu

berorientasi pada tujuan belajar, memiliki strategi dan tekun belajar, mampu

mengatur waktu dan aktivitas belajar secara efisien sehingga aktivitas belajar

yang mereka lakukan optimal, mampu memotivasi diri agar tetap terfokus

pada tugas ketika menghadapi rintangan akademis, dan mampu melakukan

pemonitoran serta pengevaluasian dalam proses belajarnya. Ini menjadikan

mahasiswa lebih mandiri dan bertanggung jawab atas kegiatan belajarnya

(Purdie, Hottie & Douglas, 1996).

Upaya untuk menjadikan mahasiswa mandiri dan bertanggung jawab atas

kegiatan belajarnya dapat dilakukan dengan menerapkan cara belajar yang

(23)

akademik menjadi lebih baik. Cara belajar adalah kombinasi dari bagaimana

individu menyerap, lalu mengatur dan mengelola informasi (Purwanto, 2007).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa siswa yang aktif mengelola dirinya

dalam belajar cenderung memiliki prestasi belajar di bidang akademik yang

lebih baik dan cenderung meningkat (Ames, 1984; Borkowski & Kurtz, 1987;

Corno, 1986,1989; Covington, 1986; Dweck, 1986; Paris & Oka, 1986; Wang

& Peverly, 1986; Weiner, 1986; Zimmerman, 1989 dalam Ablard dan

Lipschultz, 1998).

Di dalam menghadapi tugas-tugas akademik, individu yang mengelola

perilaku belajarnya (self regulated learner) memulai dengan menganalisis tugas yang diberikan dan menafsirkan persyaratan-persyaratan tugas sesuai

dengan pengetahuan dan keyakinannya. Lalu ia menetapkan tujuan-tujuan

yang spesifik dengan tugas yang akan digunakannya sebagai dasar untuk

menyeleksi, mengadaptasi, atau bahkan menciptakan strategi-strategi yang

tepat untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Setelah menerapkan strategi

tersebut, ia memantau kemajuan yang telah dicapainya ke arah tujuan,

sehingga menghasilkan umpan balik internal tentang keberhasilan usahanya,

lalu menyesuaikan pendekatan belajarnya atas dasar persepsi terhadap

kemajuan yang sedang berlangsung. Ia juga menggunakan motivasi dan

strategi kontrol kemauan secara adaptif agar tetap fokus pada tugas manakala

menghadapi suatu hambatan (Butler, 1998).

Sejumlah penelitian telah mengeksplorasi SRL dengan berbagai variabel

(24)

dilakukan oleh Zimmerman dan Martinez-Pons (1988) menemukan bahwa

siswa-siswa yang memiliki pretasi belajar yang tinggi melaporkan penggunaan

13 dari 14 strategi SRL yang disusunnya. Dalam penelitian Ablard dan

Lipschultz (1998), terdapat 222 siswa yang dijadikan subjek penelitian, 156

siswa yang memiliki prestasi tinggi dalam tes prestasi belajar menggunakan

upaya SRL yang mencakup regulasi diri (personal), fungsi perilaku, dan

lingkungan terdekat. Pada dasarnya penelitian ini mengacu pada penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Zimmerman dan Schunk (dalam Ablard dan

Lipschultz, 1998) dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa siswa yang

melakukan SRL cenderung lebih baik perfomansi akademiknya, dibandingkan

siswa yang tidak melakukannya. Penelitian tersebut dilakukan di negara

Amerika dengan subjek penelitian dari pelajar beberapa sekolah menengah

atas. Dalam penelitian tersebut disarankan untuk memperhatikan

determinan-determinan situasional. Misalnya, dengan meneliti variabel karakteristik

pembelajaran. Penelitian berikutnya dapat melakukan studi perbandingan.

Misalnya, membandingkan perilaku SRL menurut jenis kelamin. Berdasarkan

uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian ulang

tentang hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademis di Indonesia dengan subjek penelitian yang berbeda tingkatan pendidikannya

(25)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti

merumuskan sebuah masalah yaitu “apakah ada hubungan antara self regulated learningdengan prestasi akademis mahasiswa”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara empirik hubungan antara

self regulated learningdengan prestasi akademis mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan akan menambah atau menguatkan hasil-hasil

penelitian sebelumnya dan memberikan pengetahuan di bidang psikologi,

khususnya psikologi pendidikan mengenai hubungan antara self regulated learningdengan prestasi akademis mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

Pada penelitian ini apabila dapat dibuktikan adanya hubungan antara

(26)

8

A. Prestasi Akademis

1. Definisi Prestasi Akademis

Prestasi akademis didefinisikan sebagai nilai yang diperoleh dari

kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif dan ditentukan melalui

penilaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991).

Mengukur keberhasilan siswa yang berdimensi kognitif dapat

dilakukan dengan cara tes tertulis maupun tes lisan dan perbuatan (Syah,

2008). Setelah didapatkan nilai dari evaluasi prestasi, seorang pengajar

akan menetapkan batas minimum keberhasilan siswa. Mahmud (1990)

menambahkan bahwa prestasi akademis biasanya diukur dari nilai-nilai

sehari-hari hasil tes dan hasil belajar.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

akademis adalah nilai sehari-hari yang diukur dari hasil tes, hasil belajar,

dan kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif serta dilakukan dengan

cara tes tertulis atau tes lisan, dan perbuatan.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademis

Menurut Syah (2008) terdapat beberapa faktor yang dapat

(27)

a. Faktor Internal Siswa

Faktor internal (faktor dari dalam siswa), adalah keadaan/kondisi

jasmani dan rohani siswa. Faktor yang berasal dari dalam siswa

meliputi dua aspek, yaitu :

1) Aspek fisiologis

Kondisi umum jasmani yang menandai organ-organ tubuh dan

sendi-sendinya dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa

dalam mengikuti pelajaran. Kondisi tubuh yang lemah dapat

menurunkan kualitas kognitif sehingga materi yang dipelajarinya

kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ indera juga sangat

berpengaruh dalam proses timbal balik informasi, sehingga

semakin baik kondisi jasmani seorang siswa maka semakin besar

peluang siswa untuk mencapai prestasi akademis yang diharapkan.

2) Aspek psikologis

a) Inteligensi siswa

Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat (Reber dalam Syah, 2008).

Semakin tinggi kemampuan inteligensi seorang siswa maka

semakin besar peluangnya untuk meraih sukses atau meraih

(28)

b) Bakat siswa

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang

(Chaplin dalam Syah, 2008). Dengan demikian, sebetulnya

setiap orang memiliki bakat untuk mencapai prestasi sampai

tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing.

Semakin siswa tersebut memiliki kemampuan potensial yang

tinggi maka semakin besar peluangnya untuk mencapai prestasi

sesuai dengan bakatnya.

c) Minat siswa

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu (Reber dalam Syah,

2008). Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil

belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu. Semakin

seorang siswa memusatkan perhatian yang intensif terhadap

materi maka semakin besar kemungkinannya bagi siswa untuk

belajar giat dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

d) Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, secara positif

maupun negatif. Sikap positif terhadap mata pelajaran dan

(29)

belajar siswa tersebut sehingga prestasi siswa akan

memuaskan. Sikap negatif siswa terhadap mata pelajaran dan

pengajar dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut

sehingga prestasi yang dicapai siswa akan kurang memuaskan.

e) Motivasi berprestasi

Motivasi muncul ketika adanya kebutuhan yang ingin dipenuhi,

demikian juga motivasi untuk berprestasi muncul karena ada

suatu kebutuhan berprestasi yang ingin dipenuhi. Menurut

Murray (dalam Hall & Lindzey, 1993) kebutuhan untuk

berprestasi didefinisikan sebagai kebutuhan untuk

menyelesaikan sesuatu yang sulit, menguasai, mengatur

benda-benda fisik, manusia atau ide-ide, melakukan hal-hal tersebut

diatas secepatnya dan semandiri mungkin, mengatasi

rintangan-rintangan dan mencapai standar yang tinggi,

mengunggulkan diri dan mengungguli orang lain,

meningkatkan harga diri dengan menyalurkan bakat secara

berhasil. Murray juga menambahkan bahwa keinginan ini

diikuti oleh beberapa tindakan seperti menjadi bersemangat,

memperpanjang usaha atau berusaha kembali untuk

menyelesaikan sesuatu yang dirasa sulit, berjuang sendiri untuk

mencapai tujuan atau cita-cita yang tinggi, tekad untuk

menang, mencoba untuk melakukan segala sesuatunya dengan

(30)

menjadi yang paling unggul dari yang lainnya, menikmati

adanya kompetisi, menggunakan kemauan yang kuat untuk

mengatasi rasa bosan dan kepenatan.

b. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), adalah kondisi lingkungan di

sekitar siswa. Faktor eksternal siswa terdiri atas dua macam, yaitu :

1) Lingkungan Sosial

a) Keluarga

Suasana, keadaan keluarga, sifat-sifat orang tua dan status sosio

ekonomi orang tua semuanya dapat memberi dampak yang baik

ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai

siswa. Contoh: Semakin tinggi status sosio ekonomi orang tua

seorang siswa maka semakin tinggi kemungkinannya untuk

mendapatkan fasilitas yang mendukung proses belajar sehingga

siswa dapat mengoptimalkan prestasi akademisnya.

b) Sekolah

Lingkungan sosial sekolah seperti guru/dosen, para staf

administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi

semangat belajar siswa. Para guru/dosen yang selalu

memperlihatkan sikap dan perilaku simpatik serta

menunjukkan teladan yang baik khususnya dalam hal belajar,

misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya

(31)

nantinya siswa juga terdorong untuk meningkatkan prestasi

akademisnya.

c) Masyarakat

Lingkungan sosial masyarakat seperti tetangga dan

teman-teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.

Kondisi masyarakat di lingkungan kumuh dan banyak

pengangguran memungkinkan siswa tersebut akan menemukan

kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau berdiskusi. Hal

ini akan mempengaruhi aktivitas belajarnya sehingga prestasi

yang dicapai siswa akan kurang optimal.

2) Lingkungan Nonsosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung

sekolah dan letaknya, tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa. Contoh: sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan

perlengkapan yang diperlukan untuk belajar seperti fasilitas

laboratorium dan perpustakaan, semua itu akan mempermudah dan

mempercepat belajar siswa sehingga siswa dapat mengoptimalkan

prestasi akademisnya.

c. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar adalah jenis upaya belajar siswa yang

(32)

efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu (Lawson

dalam Syah, 2008). Menurut Biggs (dalam Syah, 2008) pendekatan

belajar siswa dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk dasar, yaitu :

1) Pendekatansurface(permukaan/bersifat lahiriah)

Siswa yang menggunakan pendekatan surface misalnya, mau belajar karena dorongan dari luar, gaya belajarnya santai, asal

hafal, dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam.

Dalam pendekatan ini siswa berpeluang kecil untuk mencapai

prestasi yang diharapkan.

2) Pendekatandeep(mendalam)

Siswa yang menggunakan pendekatan deep biasanya mempelajari materi karena memang dia tertarik dan merasa membutuhkannya.

Gaya belajarnya serius dan berusaha memahami materi secara

mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya. Melalui

pendekatan ini, siswa dimungkinkan untuk mencapai prestasi yang

memuaskan.

3) Pendekatanachieving(pencapaian prestasi tinggi)

Siswa yang menggunakan pendekatan achieving pada umumnya dilandasi oleh ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan

prestasi keakuan dirinya dengan cara meraih indeks prestasi

setinggi-tingginya. Gaya belajar siswa ini lebih serius daripada

siswa-siswa yang memakai pendekatan-pendekatan lainnya

(33)

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi akademis, faktor

motivasi berprestasi seorang siswa untuk mencapai prestasi akademis yang

diharapkan, juga merupakan salah satu aspek yang terdapat dalam SRL

dan terdapat dalam karakteristik orang yang memiliki SRL.

3. Pengukuran dan Penilaian Prestasi Akademis

Pengukuran prestasi akademis yakni suatu deskripsi kuantitatif tentang

keadaan suatu hal sebagaimana adanya, atau tentang perilaku yang

nampak pada seseorang, atau tentang prestasi yang diberikan oleh seorang

siswa (Winkel, 2004). Derajat prestasi kuantitatif seorang siswa dapat

diukur dengan mengambil ukuran berupa skor. Namun hasil pengukuran

itu masih perlu ditafsirkan atau ditentukan dengan penilaian.

Penilaian sendiri memiliki arti yaitu penetuan taraf mutu prestasi siswa

berdasarkan norma, patokan atau kriterium tertentu (Winkel, 2004).

Penilaian hasil belajar mahasiswa dilakukan melalui ujian-ujian dan

tugas-tugas yang relevan. Jenis ujian dibedakan menjadi dua, yaitu ujian

matakuliah dan ujian skripsi, ujian matakuliah dibedakan atas ujian sisipan

dan ujian akhir semester. Bentuk ujian dapat tertulis, lisan, dan praktikum.

Menurut Suryabrata (2006), penilaian dinyatakan dalam suatu

pendapat yang perumusannya bermacam-macam. Ada yang

menggolong-golongkan dengan menggunakan lambang A, B, C, D, E, F, dan ada yang

yang mempergunakan skala sampai 11 tingkat yaitu mulai dari 0 sampai

10, dan ada yang memakai penilaian dari 0 sampai 100. Selanjutnya pada

(34)

semester), pihak universitas mengeluarkan IPK yang merupakan

perumusan terakhir yang diberikan oleh dosen mengenai hasil belajar

mahasiswa selama masa tertentu.

Nilai keberhasilan belajar mahasiswa dinyatakan dalam bentuk huruf

seperti ditunjukkan dalam Tabel 1.

Tabel 1

Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa

Huruf Arti Nilai Mutu

A Amat baik 4

B Baik 3

C Cukup 2

D Kurang 1

E Jelek 0

F Kosong

-Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah jumlah total dari hasil perkalian

nilai dengan jumlah kredit tiap mata kuliah yang telah ditempuh, hasil

perkalian tersebut kemudian dibagi dengan total kredit yang telah

ditempuh, tingkat keberhasilan mahasiswa yang dinyatakan dalam

bilangan dan dihitung dengan rumus :

Keterangan :

K = besar kredit

N = nilai

(35)

B. Self Regulated Learning

1. DefinisiSelf Regulated Learning

Zimmerman (dalam Howard-Rose dan Winne, 1993) menyatakan

bahwa dalam SRL siswa dituntut untuk aktif berpartisipasi dalam aktivitas

belajarnya, memiliki tujuan belajar serta upaya yang terstruktur didasarkan

tujuan yang dimilikinya. Zimmerman dan Schunk (dalam Ablard dan

Lipschultz, 1998), menegaskan bahwa SRL adalah upaya mengatur diri

dalam belajar, dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi,

motivasi dan perilaku aktif dalam belajar. Zimmerman dan Schunk juga

menambahkan bahwa SRL bukan merupakan kemampuan mental seperti

inteligensi atau keterampilan akademik misalnya keterampilan membaca,

melainkan merupakan proses pengarahan atau penginstruksian diri dimana

individu mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi

keterampilan dalam belajar.

Berdasarkan beberapa definisi SRL yang dikemukakan di atas, dapat

disimpulkan bahwa SRL adalah upaya aktif individu untuk meraih tujuan

dan mengatur diri dalam aktivitas belajar dengan menggunakan strategi

yang melibatkan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif.

2. AspekSelf Regulated Learning

Zimmerman (1989) menyatakan bahwa SRL mencakup tiga aspek

yaitu metakognisi, motivasi, dan perilaku. Indikator dari masing-masing

aspek diambil dari skala yang disusun oleh Wolters, Pintrich, dan

(36)

a. Metakognisi

Metakognisi adalah kemampuan individu dalam merencanakan,

mengorganisasi atau mengatur, menginstruksikan diri, memonitor dan

melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.

Indikator metakognisi, yaitu :

1) Rehearsal strategiesadalah strategi untuk menghafal materi kuliah agar lebih mudah dipahami.

2) Elaboration strategies adalah strategi untuk merinci kembali materi kuliah agar lebih mudah dipahami.

3) Organization strategies adalah strategi untuk mengorganisasi kembali materi kuliah agar lebih mudah dipahami.

4) Metacognitive self-regulation adalah pengaturan kognisi seperti pemeriksaan, perencanaan, pemantauan, revisi, dan evaluasi.

b. Motivasi

Motivasi dalam SRL ini merupakan pendorong yang ada pada diri

individu yang mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi dan

otonomi yang dimiliki dalam aktivitas belajar.

Indikator motivasi, yaitu :

(37)

2) Relevance enhancement adalah usaha yang dilakukan untuk menghubungkan materi kuliah dengan segala sesuatu yang

berkaitan dengan dirinya.

3) Situational interest enhancement adalah usaha yang dilakukan untuk membuat situasi belajar menjadi suatu hal yang menarik.

4) Perfomance/relative ability self-talk adalah mengatakan pada diri sendiri suatu kata-kata untuk meningkatkan perfomansi belajar

dengan cara membandingkan apa yang sudah dilakukan diri sendiri

dengan apa yang sudah dilakukan mahasiswa lain.

5) Perfomance/extrinsic self-talkadalah mengatakan pada diri sendiri suatu kata-kata supaya mendapatkan umpan balik yang positif guna

meningkatkan perfomansi belajar.

6) Self-consequating adalah memikirkan imbalan-imbalan atau hukuman-hukuman bagi kesuksesan atau kegagalan yang dicapai.

7) Enviromental structuring adalah memilih atau mengatur lingkungan fisik agar lebih mudah untuk belajar.

c. Perilaku

Perilaku merupakan kegiatan individu untuk mengatur diri, menyeleksi

dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang

mendukung aktivitas belajarnya.

Indikator perilaku, yaitu :

(38)

2) Regulating time and study environment adalah pengaturan waktu dan lingkungan belajar.

3) General intention to seek needed help adalah keinginan untuk mencari bantuan sendiri.

4) General intention to avoid needed help adalah keinginan berusaha keras terlebih dahulu dibandingkan mencari bantuan.

5) Perceived costs of help-seeking (threat) adalah mempersepsi bahwa mendapat bantuan sebagai sebuah ancaman.

6) Perceived benefits of help-seeking adalah mempersepsi bahwa mendapat bantuan sebagai sebuah keuntungan.

7) Instrumental (autonomous) help-seeking goal adalah meminta bantuan sebagai sarana untuk memahami materi kuliah dan

mengerjakan tugas kuliah dengan bekerja sendiri.

8) Expedient (executive) help-seeking goal adalah meminta bantuan sebagai sarana untuk memahami materi kuliah dan mengerjakan

tugas kuliah tanpa bekerja sendiri.

9) Seeking help from formal sourced (teachers) adalah mencari bantuan dari sumber resmi (dosen).

10)Seeking help from informal source (other student) adalah mencari bantuan dari sumber tidak resmi (mahasiswa lain).

Kemampuan adaptasi SRL yang mencakup metakognisi, motivasi, dan

perilaku diperlukan hingga tercapainya hasil belajar optimal. Adaptasi

(39)

secara kognitif dalam merencanakan, memprogram dan mengatur kegiatan

belajar beserta strategi yang akan dilakukannya, dan memanajemen

motivasi dan perilaku yang diperlukannya untuk melakukan kegiatan

belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi pada saat aktivitas

belajar berlangsung.

3. Faktor – faktor yang MempengaruhiSelf Regulated Learning

Menurut teori sosial-kognitif dari Zimmerman (1989) ada tiga hal yang

mempengaruhi SRL yaitu :

a. Individu (diri)

Faktor individu ini meliputi :

1) Pengetahuan yang dimiliki individu. Semakin banyak dan beragam

pengetahuan yang dimiliki individu akan semakin membantu

individu dalam melakukan SRL.

2) Tingkat kemampuan metakognisi yang dimiliki. Semakin tinggi

tingkat metakognisi (kemampuan individu dalam merencanakan,

mengorganisasikan, menginstruksikan diri, memantau, dan

mengevaluasi dalam kegiatan belajar) yang dimiliki individu akan

membantu pelaksanaan SRL dalam diri individu.

3) Tujuan yang ingin dicapai. Semakin banyak dan kompleks tujuan

yang ingin diraih dalam aktivitas belajar, semakin besar

(40)

b. Perilaku

Perilaku disini mengacu kepada kegiatan individu menggunakan

kemampuan yang dimiliki. Semakin besar dan optimal upaya yang

dikerahkan individu dalam mengatur dan mengorganisasi proses

belajar akan meningkatkan SRL pada individu. Bandura (dalam

Zimmerman, 1989) menyatakan dalam perilaku ini, ada tiga tahap

yang berkaitan dengan SRL yaitu :

1) Self observation

Self observation merupakan tahap dimana individu melihat ke dalam dirinya dan perilaku yang terkait dengan kemajuan yang

telah dicapai ke arah belajar.

2) Self judgement

Self judgement merupakan tahap dimana individu memperbandingkan perfomansi belajar yang telah dilakukannya

dengan standar atau tujuan yang sudah dibuat dan ditetapkan

individu. Melalui upaya memperbandingkan perfomansi belajarnya

dengan standar atau tujuan yang telah dibuat atau ditetapkan,

individu dapat melakukan evaluasi atas perfomansi belajar yang

telah dilakukannya dan mengetahui letak kelemahan perfomansi

belajarnya.

3) Self reaction

(41)

mencapai tujuan atau standar yang telah dibuat dan ditetapkan.Self reaction ini, dikaitkan dengan SRL dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1) Behavioral self-reactions, dimana siswa berusaha mengoptimalkan usahanya dalam belajar, 2) Personal self-reactions, yaitu siswa berusaha untuk peningkatan proses yang ada dalam dirinya pada saat belajar seoptimal mungkin, 3)

Enviromental self-reactions, yaitu siswa berupaya mengubah dan menyesuaikan lingkungan tempat ia belajar sesuai dengan

kebutuhannya.

c. Lingkungan

Menurut Bandura (dalam Zimmerman,1989) lingkungan memiliki

peran terhadap pengelolaan diri dalam belajar, yaitu sebagai tempat

individu melakukan aktivitas belajar dan memberikan fasilitas kepada

aktivitas belajar yang dilakukan, apakah fasilitas tersebut cenderung

mendukung atau menghambat aktivitas belajar khususnya SRL.

Contoh lingkungan yang mendukung antara lain kemudahan mencari

bahan referensi, mempunyai tempat bertanya terhadap masalah yang

dihadapi dalam belajar, dan tempat belajar yang nyaman. Sedangkan

contoh yang bisa diambil untuk lingkungan yang kurang mendukung

adalah suasana atau tempat belajar yang ramai dan bising sehingga

mengganggu konsentrasi, sulitnya mencari acuan baik pustaka maupun

narasumber dalam memperoleh informasi ataupun pengetahuan

(42)

Bandura menjelaskan mengenai hubungan ketiga hal yang

mempengaruhi SRL seperti ditunjukkan dalam Gambar 1:

Gambar 1. A Triadic Analysis of Self Regulated Learning

Dari Zimmerman, B.J. (1989).A social cognitive view of self regulated academic learning. Journal of Educational Psychology, 3, h.330. Proses regulasi diri, sebagaimana tampak dalam Gambar 1, merupakan

proses internal yang tidak tampak (covert) yang terjadi dalam diri (person

atau self). Hasil dari proses regulasi diri selanjutnya diwujudkan dalam bentuk strategi untuk mengarahkan perilaku (behavioral self-regulation). Behavioral self-regulation merupakan proses dimana siswa proaktif menggunakan strategi mengevaluasi diri sehingga siswa akan memperoleh

info tentang keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Selanjutnya, perilaku

dimunculkan dalam setting lingkungan yang paling memungkinkan

(43)

(enviromental self-regulation).Enviromental self-regulationsendiri adalah proses dimana siswa proaktif menggunakan strategi memanipulasi

lingkungan. Misalnya seperti mengatur supaya lingkungan nyaman

sebagai tempat belajar. Sedangkan, covert self-regulation merupakan keadaan dimana proses yang ada di dalam diri siswa saling mempengaruhi

satu sama lain. Disamping mengembangkan strategi, individu juga

menerima balikan (feedback) baik dari perilaku yang dimunculkan maupun dari lingkungan tempat perilaku itu diwujudkan.

Siswa melakukan strategi belajar selain mendasarkan pada

pengetahuan yang telah mereka miliki, juga mendasarkan pada

kemampuan metakognisi yang dimilikinya. Perencanaan strategi tersebut

akan membimbing usaha siswa untuk mengontrol belajarnya, dan

pelaksanaan strategi ini akan dipengaruhi secara timbal balik olehenactive feedback(balikan berupa aksi) melalui hasil kegiatan belajar tersebut.

Menurut teori sosial kognitif, self regulated learning tidak hanya ditentukan oleh individual tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan dan

perilaku. Ketiganya berinteraksi secara timbal balik. SRL terjadi dimana

siswa dapat menggunakan dirinya untuk mengatur perilaku dan

lingkungan belajar sekitar.

Thoresen dan Mahoney (dalam Zimmerman, 1989) menyatakan SRL

bukanlah merupakan suatu fungsi keadaan yang tetap, melainkan memiliki

variasi tingkatan yang tergantung pada konteks lingkungan sosial dan

(44)

individu menggunakan strategi yang menggabungkan pengaruh ketiga

komponen (triadic), dalam mencapai tujuan akademik. Siswa dikatakan

sebagai individu yang melakukan regulasi diri, apabila ia dapat

menggunakan kontrol strategi terhadap ketiga komponen pengaruh

tersebut.

4. KarakteristikSelf Regulated Learners

Siswa yang melakukan SRL disebut sebagai self regulated learners.

Menurut Purdie, Hottie dan Douglas (1996) karakteristik self regulated learners, yakni :

a. Berorientasi pada tujuan belajar

b. Memiliki strategi dan tekun belajar

c. Mampu mengatur waktu dan aktivitas belajar secara efisien sehingga

aktivitas belajar yang mereka lakukan optimal

d. Mampu memotivasi diri agar tetap terfokus pada tugas ketika

menghadapi rintangan akademis

e. Mampu melakukan pemonitoran serta pengevaluasian dalam proses

belajarnya.

Schunk dan Zimmerman (dalam Wolters, 1998) menambahkan bahwa

karakteristikself regulated learnersyaitu :

a. Memiliki kemandirian dalam melaksanakan tugas yang diberikan

kepada mereka dan membuat perencanaan untuk mengatur penggunaan

waktu serta sumber-sumber yang dimiliki baik sumber di dalam

(45)

b. Memilikineed for challenge(kebutuhan akan tantangan). Karakteristik yang dimaksudkan disini siswa memiliki kecenderungan untuk

menyesuaikan kesulitan yang dihadapinya pada saat mengerjakan

tugas dan mengubahnya menjadi sebuah tantangan dan suatu hasil

yang menyenangkan atau menarik.

c. Mengetahui bagaimana cara menggunakan sumber-sumber yang ada,

baik sumber dari dalam dirinya maupun dari luar serta melakukan

pengontrolan terhadap proses belajarnya. Disamping itu, mereka juga

melakukan pengevaluasian terhadap perfomansinya dalam belajar.

d. Memiliki kegigihan dalam bekerja dan mempunyai strategi tertentu

yang membantunya dalam belajar.

e. Siswa yang melakukan SRL pada saat melakukan aktivitas membaca,

menulis maupun berdiskusi dengan orang lain, mempunyai

kecenderungan untuk membuat suatu pengertian atau makna dari apa

yang dibaca, ditulis maupun didiskusikannya.

f. Menyadari bahwa kemampuan yang mereka miliki bukan satu-satunya

karakter yang mendukung kesuksesan dalam meraih prestasi dalam

belajar melainkan juga dibutuhkan strategi dan upaya yang gigih dalam

(46)

Dari beberapa pendapat di atas, karakteristik self regulated learners

dapat digabung menjadi sebagai berikut :

a. Berorientasi pada tujuan belajar

b. Memiliki kemandirian dalam membuat perencanaan untuk mengatur

dirinya

c. Memilikineed for challange(kebutuhan akan tantangan) d. Memiliki strategi dan tekun belajar

e. Melakukan pengontrolan dan evaluasi belajar

5. Strategi dalamSelf Regulated Learning

Strategi dalam self regulated learning menurut Zimmerman & Martinez-Ponz (dalam Chang, 2004) mencakup kemampuan-kemampuan

siswa untuk :

a. Self-evaluation, yaitu inisiatif siswa untuk mengevaluasi mutu atau kemajuan tentang apa yang dikerjakan mereka.

b. Organizing and transforming, yaitu inisiatif siswa untuk mengorganisasi kembali materi pelajaran agar lebih mudah dan jelas

memahaminya untuk meningkatkan belajar mereka.

c. Goal-setting and planning, yaitu siswa telah menentukan sasaran, perencanaan yang bertahap, pemilihan waktu, menyusun semua

kegiatan yang berhubungan dengan sasaran pendidikan mereka.

d. Seeking information, yaitu usaha awal siswa untuk berusaha sungguh-sungguh mendapatkan semua informasi yang berkaitan dengan tugas

(47)

e. Keeping records and monitoring, yaitu usaha awal siswa untuk mengingat beberapa peristiwa atau hasil dari pekerjaan mereka.

f. Environmental structuring, yaitu usaha awal siswa untuk memilih atau menyusun tempat yang membuat belajar lebih mudah.

g. Self-consequences, yaitu memikirkan imbalan-imbalan atau hukuman-hukuman bagi kesuksesan atau kegagalan yang dicapai.

h. Rehearsing and memorizing, yaitu inisiatif siswa untuk menghafal materi pelajaran melalui praktek secara jelas.

i-j. Seeking social assistance, yaitu usaha awal siswa untuk meminta bantuan kepada (i) teman-teman, (j) para guru, dan (k) orang yang

lebih tua.

l-n. Reviewing records, yaitu usaha awal siswa untuk membaca kembali soal, (l) soal ujian, (m) catatan, atau (n) buku teks dalam menghadapi

ulangan atau ujian kenaikan kelas.

o. Perilaku belajar atas inisiatif orang lain seperti guru atau orang tua, dan

semua respon-respon verbal yang tidak jelas.

C. Hubungan antara Self Regulated Learning dengan Prestasi Akademis

SRL yang dilakukan mahasiswa akan melibatkan proses dalam diri

mahasiswa untuk pengaktifan proses metakognisi, secara konsisten menjaga

kestabilan motivasinya dalam belajar, dan mengoptimalkan perilaku dalam

belajar sehingga nantinya membuat perfomansi akademis yaitu prestasi

(48)

Groot (1990) yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang mencolok antara

siswa yang berprestasi dan tidak berprestasi dalam hal pengelolaan diri dalam

belajar. Perbedaanya yaitu pada siswa yang sukses dalam belajarnya

mempunyai konsep dan kesadaran mengenai belajar dan menunjukkan

pemahaman bagaimana menggunakan strategi dan ketrampilan metakognisi.

Penggunaan strategi metakognisi dapat dilakukan dengan membuat ringkasan

yang berisi pikiran pokok dan konsep-konsep dari mata kuliah tersebut. Selain

itu, mahasiswa dapat membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat membantu

fokus pada materi kuliah. Strategi metakognisi tersebut akan membantu

mahasiswa dalam merencanakan, mengorganisasi, memonitor dan melakuan

evaluasi dalam aktivitas belajar. Apabila mahasiswa mampu menerapkan

strategi dan ketrampilan metakognisi dari setiap mata kuliah tentu saja ini

akan membantu proses belajar mahasiswa sehingga nantinya mahasiswa dapat

mengoptimalkan prestasi akademisnya.

Hal lain yang berperan membangun SRL adalah motivasi. Motivasi dalam

SRL ini merupakan pendorong yang ada pada diri mahasiswa yang mencakup

persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi dan otonomi yang dimiliki dalam

aktivitas belajar. Cara memotivasi diri yang dapat dilakukan, yaitu mahasiswa

meyakinkan dirinya untuk berusaha memikirkan bagaimana cara mendapat

nilai bagus. Cara lainnya dengan memberikan hadiah pada diri sendiri apabila

targetnya dipenuhi. Motivasi tersebut akan membuat mahasiswa merasa

optimis dan mempersepsi terhadap kemampuan, potensi dan kecenderungan

(49)

yang tinggi akan melihat permasalahan sebagai sesuatu yang harus

dihadapinya, termasuk dalam hal belajar untuk meraih prestasi akademis yang

memuaskan. Sebaliknya, motivasi belajar yang rendah akan menurunkan

semangat mahasiswa untuk belajar dan tidak sungguh-sungguh mengikuti

perkuliahan. Hal ini tentunya juga akan menurunkan prestasi belajarnya.

Kedua komponen tersebut, yaitu metakognisi dan motivasi juga didukung

oleh perilaku aktif mahasiswa dalam aktivitas belajar. Perilaku aktif ini dapat

diwujudkan dengan tetap bekerja keras melakukan yang terbaik dalam mata

kuliah meskipun tidak menyukainya. Selain itu, mahasiswa dapat

memanfaatkan waktu belajarnya dengan baik dan dapat mencari tempat

dimana mahasiswa dapat berkonsentrasi. Dalam hal ini mahasiswa juga

memiliki inisiatif dan mengarahkan usahanya pada guru, orang tua atau pihak

lain. Mereka tetap berinteraksi dengan pihak lain untuk meminta bantuan,

tetapi tidak sepenuhnya tergantung dan mereka tetap memiliki inisiatif serta

kehendak untuk mengambil suatu keputusan. Semua kegiatan tersebut

bertujuan agar mahasiswa dapat mengatur diri sendiri, meyeleksi, dan

memanfaatkan lingkungan yang mendukung aktivitas belajarnya. Diharapkan

dengan kegiatan tersebut dapat membantu dan mempermudah mahasiswa

dalam memahami materi kuliah sehingga nantinya dapat meningkatkan

(50)

D. Hipotesis

Sesuai dengan paparan teoritik dan hasil penelitian terdahulu, ditarik

hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini. Hipotesis tersebut adalah ada

hubungan positif antara self regulated learning (SRL) dengan prestasi akademis mahasiswa. Semakin tinggi kecenderungan subjek untuk melakukan

SRL semakin tinggi pula prestasi akademis yang dicapai oleh mahasiswa.

Sebaliknya semakin rendah kecenderungan subjek untuk melakukan SRL

(51)

33

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian korelasional. Jenis penelitian

korelasional merupakan jenis penelitian yang berbentuk hubungan antara dua

variabel. Penelitian korelasional bertujuan untuk menyelidiki variasi pada

suatu variabel lain, berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2009). Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yaitu hubungan

antaraself regulated learningdengan prestasi akademis mahasiswa.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel menurut Azwar (2009) adalah simbol yang nilainya dapat

bervariasi, yaitu angkanya dapat berbeda-beda dari satu subjek ke subjek yang

lain atau dari objek ke objek yang lainnya. Variasi angka termasuk tidak hanya

dalam arti variasi kuantitatif akan tetapi juga dapat mengandung arti variasi

kualitatif. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas :Self regulated learning

2. Variabel Tergantung : Prestasi akademis

C. Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian perlu dirumuskan ke dalam suatu

(52)

operasional ialah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan sesuai

karakteristik variabel yang diamati (Azwar, 2009).

1. Self regulated learning (SRL) adalah perilaku individu untuk meraih tujuan dan mengatur diri dalam aktivitas belajar dengan menggunakan

strategi yang melibatkan kemampuan sebagai berikut :

a. Metakognisi yaitu kemampuan individu dalam melakukan

perencanaan, pengorganisasian, menginstruksikan dirinya, memonitor

dan melakukan evaluasi dalam aktivitas belajar.

b. Motivasi yaitu sebagai kemampuan mendorong pada diri individu yang

mencakup persepsi terhadap efikasi diri, kompetensi dan otonomi

dalam aktivitas belajar.

c. Perilaku aktif yaitu upaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi

dan memanfaatkan lingkungan maupun menciptakan lingkungan yang

mendukung aktivitas belajar.

SRL ini akan diukur dengan menggunakan skala self regulated learning (SRL). Semakin tinggi skor yang didapat dalam skala ini, semakin besar pula tendensi subjek melakukan SRL. Begitu pula

sebaliknya.

2. Prestasi akademis adalah nilai sehari-hari yang diukur dari hasil tes, hasil

belajar, dan kegiatan persekolahan yang bersifat kognitif serta dilakukan

dengan cara tes tertulis atau tes lisan, dan perbuatan. Pada umumnya,

prestasi akademis mahasiswa dinyatakan dalam bentuk Indeks Prestasi

(53)

menguasai, memahami sebuah pelajaran yang telah diajarkan di perguruan

tinggi. IPK adalah jumlah total dari hasil perkalian nilai dengan jumlah

kredit tiap mata kuliah yang telah ditempuh, hasil perkalian tersebut

kemudian dibagi dengan total kredit yang telah ditempuh. Dalam

penelitian ini, prestasi akademis akan diketahui dengan menggunakan

metode dokumentasi untuk memperoleh data IPK mahasiswa.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah :

1. Mahasiswa yang sekurang-kurangnya telah menempuh perkuliahan 6

semester. Pemilihan subjek mahasiswa dengan kriteria telah menjalani

perkuliahan minimal 6 semester dengan pertimbangan bahwa pola belajar

mahasiswa sudah menetap dan IPK yang diperoleh sudah cukup untuk

menggambarkan baik tidaknya prestasi akademis mahasiswa tersebut.

2. Sedang aktif berkuliah dan tidak pernah cuti. Pemilihan subjek mahasiswa

dengan kriteria sedang aktif berkuliah dengan pertimbangan bahwa

peneliti ingin mengukur mahasiswa yang sedang melakukan kegiatan

pembelajaran dan kriteria tidak pernah cuti dengan pertimbangan bahwa

IPK yang dibutuhkan hanyalah mahasiswa yang sekurang-kurangnya telah

(54)

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data penelitian ini menggunakan dua metode, yaitu metode

skala dan metode dokumentasi. Skala yang digunakan adalah skala SRL,

sedangkan metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data IPK

mahasiswa.

Data yang diperoleh setiap aitem pada skala SRL akan diukur dengan

skala yang menggunakan metode rating yang dijumlahkan (method of summated ratings) dimana tiap respon dari subjek akan diberi skor sesuai dengan nilai jawaban setiap aitem tersebut kemudian akan dijumlahkan

sehingga merupakan skor subjek pada skala tersebut (Azwar, 2003).

1. Self regulated learning

Skala mempunyai karakteristik sebagai alat ukur psikologi yaitu

stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang menggungkap

indikator perilaku dari atribut yang akan diukur, skala selalu berisikan

banyak aitem dan semua jawaban dalam skala dapat diterima sejauh

diberikan secara jujur dan bersungguh-sungguh (Azwar, 2003). Alasan

pemilihan skala dalam penelitian ini adalah karena metode skala sangat

populer dalam penelitian, praktis dan jika dirancang dengan baik,

umumnya memiliki reliabilitas yang memuaskan. Penelitian ini

menggunakan satu skala, yaitu skala SRL.Skala ini disusun oleh Wolters, Pintrich, dan Karabenick (2003). Dalam penelitian ini, peneliti

menerjemahkan dan mengurangi sesuai dangan karakteristik subjek

(55)

a. Metakognisi

Dengan indikator :

1) Rehearsal strategies

2) Elaboration strategies

3) Organization strategies

4) Metacognitive self-regulation

b. Motivasi

Dengan indikator :

1) Mastery self-talk

2) Relevance enhancement

3) Situational interest enhancement

4) Perfomance/relative ability self-talk

5) Perfomance/extrinsic self-talk

6) Self-consequating

7) Enviromental structuring

c. Perilaku

Dengan indikator :

1) Effort regulation

2) Regulating time and study environment

3) General intention to seek needed help

4) General intention to avoid needed help

5) Perceived costs of help-seeking

(56)

7) Instrumental help-seeking goal

8) Expedient help-seeking goal

9) Seeking help from formal source

(57)

Tabel 2

Blue Print Skala Self Regulated Learning Sebelum Uji Coba

Aitem

Aspek No Aitem

Favorable

No Aitem

Unfavorable Total

1. Metakognisi

a. Rehearsal strategies 5,11,25,80 4 b.Elaboration strategies 7,51,56,83,91,95 6 c.Organization strategies 30,36,45,92 4 d.Metacognitive self- regulation4,16,20,23,42,48,54,

61,87,94 29,32 12

2. Motivasi

a.Mastery self-talk 3,12,15,27,34,41 6 b.Relevance enhancement 14,22,28,35,38,39 6 c.Situational interest

enhancement 26,31,33,40,57 5

d.Perfomance/relative ability

self-talk 21,62,90,93 4

e.Perfomance/extrinsic self-talk 46,67,72,77,88 5 f. Self-consequating 19,24,49,55,58 5 g.Enviromental structuring 8,18,43,60,70 5 3. Perilaku

a.Effort regulation 71,79 50,85 4 b.Regulating time and study

environment 47,53,63,68,82 1, 73,75 8 c.General intention to seek

needed help 52,76,78 3

d.General intention to avoid

needed help 13,59,65 3

e.Perceived benefits of

help-seeking 64,66,84 3

f.Perceived costs of help-seeking6,10,74,81 4 g.Instrumental help-seeking

goal 17,44,69 3

h.Expedient help-seeking goal 2,37,86 3 i.Seeking help from formal

source 89 1

j.Seeking help from informal

source 9 1

(58)

Setiap pernyataan dalam skala diberikan 6 kategori jawaban, yaitu

sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), agak tidak sesuai (ATS)

artinya jawaban cenderung pada tidak sesuai, agak sesuai (AS) artinya

jawaban cenderung pada sesuai, sesuai (S), dan sangat sesuai (SS).

Pembobotan skala dilakukan dengan melihat sifat aitem. Butir aitem dalam

skala SRL bersifat favorabel dan unfavorabel. Rentang skor setiap butir

aitem berkisar dari 0 sampai dengan 5 seperti ditunjukkan dalam Tabel 3.

Tabel 3

Skor Jawaban untuk Skala Self Regulated Learning

Pernyataan Jawaban

Favorabel Unfavorabel

Sangat tidak sesuai (STS) 0 5

Agak tidak sesuai (ATS) 1 4

Tidak sesuai (TS) 2 3

Agak sesuai (AS) 3 2

Sesuai (S) 4 1

Sangat sesuai (SS) 5 0

Pada skala SRL ini dikatakan bahwa semakin tinggi skor yang

diperoleh subjek berarti semakin tinggi kecenderungan subjek melakukan

SRL dan sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh subjek berarti

semakin rendah kecenderungan subjek melakukan SRL.

2. Prestasi Akademis

Dalam metode dokumentasi data-data yang didapat merupakan

kumpulan data yang berbentuk catatan, transkip dan keterangan secara

tertulis yang pernah dilakukan pihak Fakultas Psikologi di waktu yang

lalu. Dokumentasi Fakultas Psikologi yang digunakan berupa IPK

(59)

jumlah kredit tiap mata kuliah yang telah ditempuh, hasil perkalian

tersebut kemudian dibagi dengan total kredit yang telah ditempuh. Alasan

penggunaan IPK adalah karena IPK menjadi ukuran pencapaian prestasi

akedemis mahasiswa.

F. Uji Coba Alat Ukur

Peneliti melakukan pengambilan data dalam rangka uji coba skala yang

sudah disusun pada sampel mahasiswa/mahasiswi yang terkait. Tujuan dari uji

coba adalah untuk melihat melihat kualitas aitem-aitem dalam skala yang akan

digunakan dalam penelitian. Uji coba alat penelitian dilakukan pada tanggal

14 Mei 2009 di Fakultas Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Alat ukur ini diujicobakan pada kelompok subjek yang memiliki karakteristik

sama dengan kelompok subjek penelitian yang sesungguhnya. Subjek dalam

uji coba alat ukur ini sebanyak 50 orang dari mahasiswa yang telah menempuh

minimal 6 semester dan tidak pernah cuti.

Uji coba dilakukan pada subjek di dalam kelas. Adapun prosedurnya,

peneliti membagikan skala kepada para subjek dan selanjutnya meminta

mereka untuk membaca petunjuk pengisian skala yang tertera dan menulis

identitas mereka. Subjek lalu diminta untuk mengisi skala tersebut dengan

sejujurnya sesuai dengan petunjuk pengisian. Tidak ada batasan waktu dalam

pengisian skala. Peneliti menyebar 50 eksemplar pada uji coba ini, 50

(60)

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Validitas adalah tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur

dalam melakukan fungsi ukurnya. Alat ukur dikatakan valid jika dapat

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran

(Azwar, 2000). Validitas dalam penelitian ini dilakukan melalui dua cara

yaitu :

a. Validitas Isi

Validitas isi dilakukan melalui pengujian terhadap isi alat ukur

dengan analisis rasional yaitu dengan menganalisis sejauh mana alat

ukur merefleksikan keseluruhan isi kawasan ukur dengan ciri atribut

yang hendak diukur (Azwar, 2000). Validitas isi dari skala ini

diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes atau melalui

professional judgement (dosen pembimbing), yaitu dengan cara melihat apakah aitem-aitem yang telah disusun menurut batasan

domain ukur yang telah ditetapkan semula (blue print), dan memeriksa apakah masing-masing aitem telah sesuai dengan indikator perilaku

yang hendak diungkapkan.

b. Validitas Tampang

Validitas tampang adalah validitas yang didasarkan pada penilaian

terhadap format penampilan (Azwar, 2000). Validitas tampang

(61)

menyimpulkan apakah tes tersebut memberi kesan mengukur sifat

yang akan diukur.

2. Seleksi Aitem

Seleksi aitem yaitu sejauh mana aitem mampu membedakan kelompok

yang tidak dan yang memiliki atribut yang diukur. Kriteria aitem terpilih

dilakukan dengan cara membuang aitem dengan alpha yang lebih besar

daripada alpha aitem total sehingga diperoleh korelasi aitem total tertinggi.

Bila korelasi aitem total yang diperoleh tinggi maka dapat dikatakan

bahwa aitem tersebut memiliki indeks daya beda aitem yang dianggap

memuaskan (Azwar, 2003).

Peneliti melakukan analisis aitem terhadap skala-skala yang akan

dianalisis tersebut berdasarkan koefisien alpha yang digunakan untuk

menetapkan konsistensi internal skala secara keseluruhan. Prosesnya

dengan melakukan analisis reliabilitas dengan program SPSS versi 12 for windows.Aitem-aitem dipilih dengan melihat kolom output ”alpha if item deleted”, jika koefisien aitem pada kolom ini lebih besar daripada koefisien alpha secara keseluruhan, maka aitem tersebut harus dibuang.

Proses ini dilakukan berkali-kali sehingga taraf koefisien alpha yang

maksimal, artinya koefisien dalam kolom ”alpha if item deleted” tidak ada yang lebih besar daripada koefisien alpha skala secara keseluruhan.

Berdasarkan analisis aitem pada skala SRL didapat 83 aitem yang sahih

dengan koefisien konsistensi internal alpha = 0,931. Distribusi

(62)

Tabel 4

Distribusi Aitem Sahih dan Gugur Skala Self Regulated Learning

Nomer Aitem Nomer Aitem

Aspek

Gugur Jumlah Sahih Jumlah

1. Metakognisi

a.Rehearsal strategies - 0 5,11,25,80 4 b.Elaboration strategies - 0 7,51,56,83,91,95 6 c.Organization strategies - 0 30,36,45,92 4 d.Metacognitive

self-regulation

a.Mastery self-talk 41 1 3,12,15,27,34 5 b.Relevance enhancement - 0 14,22,28,35,38,39 6 c.Situational interest

enhancement - 0 26,31,33,40,57 5

d.Perfomance/relative

ability self-talk - 0 21,62,90,93 4

e.Perfomance/extrinsic

self-talk - 0 46,67,72,77,88 5

f.Self-consequating - 0 19,24,49,55,58 5 g.Enviromental structuring 18 1 8,43,60,70 4 3. Perilaku

a.Effort regulation 85 1 50,71,79 3 b.Regulating time and study

environment 1, 73 2 47,53,63,68,75,82 6

c.General intention to seek

needed help - 0 52,76,78 3

d.General intention to avoid

needed help 13 1 59,65 2

e.Perceived benefits of

help-seeking - 0 64,66,84 3

f.Perceived costs of

help-seeking 10,74 2 6,81 2

g.Instrumental help-seeking

goal - 0 17,44,69 3

h.Expedient help-seeking

goal 86 1 2,37 2

i.Seeking help from formal

source - 0 89 1

j. Seeking help from

informal source - 0 9 1

(63)

Tabel 5

Blue Print Skala Self Regulated Learning Setelah Uji Coba

Aitem

Aspek No Aitem

Favorable

No Aitem

Unfavorable Total

1. Metakognisi

a.Rehearsal strategies 5(4),11(9),25(21),80(70) 4 b.Elaboration strategies 7(6),51(43),56(48),83(73),

91(79), 95(83) 6

c.Organization strategies 30(25),36(30),45(37), 92(80) 4 d.Metacognitive self- regulation 4(3),16(13),20(16),23(19),48(

40),54(46),61(53),87 (75),94(82)

9

2. Motivasi

a.Mastery self-talk 3(2),12(10),15(12),27(23),

34(28) 5

b.Relevance enhancement 14(11),22(18),28(24), 35(29),

38(32),39(33) 6

c.Situational interest enhancement

26(22),31(26),33(27),

40(34),57(49) 5

d.Perfomance/relative ability

self-talk 21(17),62(54),90(78), 93(81) 4

e.Perfomance/extrinsic self-talk 46(38),67(59),72(64),

77(67),88(76) 5

f.Self-consequating 19(15),24(20),49(41),

55(47),58(50) 5

g.Enviromental structuring 8(7),43(35),60(52),70(62) 4 3. Perilaku

a.Effort regulation 71(63),79(69) 50(42) 3 b.Regulating time and study

environment

47(39),53(45),63(55),

68(60),82(72) 75(65) 6

c.General intention to seek

needed help 52(44),76(66),78(68) 3

d.General intention to avoid

needed help 59(51),65(57) 2

e.Perceived benefits of

help-seeking 64(56),66(58),84(74) 3

f.Perceived costs of

help-seeking 6(5),81(71) 2

g.Instrumental help-seeking

goal 17(14),44(36),69(61) 3

h.Expedient help-seeking goal 2(1),37(31) 2 i.Seeking help from formal

source 89(77) 1

j.Seeking help from informal

source 9(8) 1

Total 83

(64)

3. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat

dipercaya. Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukan oleh

koefisien reliabilitas. Penghitungan koefisien reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan teknik Alpha Cronbach. Estimasi reliabilitas diperoleh melalui pendekatan konsistensi internal yaitu dengan melihat konsistensi

antar aitem dalam tes itu sendiri. Dalam pendekatan ini, subjek hanya

dikenai satu kali pengukuran (single trial administration) kepada sekelompok individu sebagai subjek penelitian (Azwar, 2000).

Estimasi reliabilitas skala SRL menggunakan teknik Alpha Cronbach

dengan menggunakan program SPSS 12 for Windows, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,925 dari 83 aitem, yang berarti skala ini reliabel.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Data Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

akan dianalisis dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak

(Sugiyono, 2008). Uji normalitas dengan metodeKolmogorov-Smirnov

dalam program SPSS versi 12.00for windows dapat dilakukan dengan melihat sig. Apabila nilai sig > 0,05 maka distribusinya adalah normal

(65)

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dengan variabel tergantung membentuk garis lurus atau

tidak (Sugiyono, 2008). Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

test for linearitydalam program SPSS versi 12.00 for windows

.

Kriteria pengujiannya nilai p untuk test for linearity < 0,05 maka terdapat hubungan linear antara variabel bebas dengan variabel tergantung

(Trihendradi, 2005).

2. Uji Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan

menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson dengan menggunakan program SPSS versi 12.00for windows.Alasan penggunaan teknik analisis statistik ini adalah karena penelitian ini mencoba menguji

hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung tanpa variabel

sertaan lain. Teknik korelasi product moment dapat dilakukan bila hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung adalah linear dan

data dari variabel bebas dan variabel tergantung mempunyai distribusi

Gambar

Tabel 1
Gambar 1. A Triadic Analysis of Self Regulated Learning
Tabel 2
Tabel 4
+6

Referensi

Dokumen terkait

Motivasi Orang Tua Memilih Pondok Pesantren Sebagai Pendidikan anak (Study deskriptif di desa Kasiyan Kecamatan Puger Kabupaten Jember); Ayu Dya Dwi

Pertumbuhan yang sama dengan kontrol dengan peningkatan kandungan katarantin 113,90% terjadi pada kalus T4 (1754 mg/L triptofan).. Maka dari hasil tersebut perlakuan yang

Sampai saat ini, produksi biopestisida dari tanaman nimba dilakukan dengan cara mengisolasi langsung dari tanaman utuh, terutama dari biji. Setiap gram biji nimba mengandung 3,6 mg

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan pajak dan sistem administrasi perpajakan modern berpengaruh secara signifikan positif terhadap kepatuhan

It is expected that the finding can be useful for student teachers who will do their teaching practicum in hotels, also for those who are interested in studying

4 Saya bersemangat dalam bekerja karena sesuai dengan keahlian yang saya miliki.. 5 Saya bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan

Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Hasil Uji

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa guru kurang maksimal dalam menjelaskan kembali semua materi yang diberikan, siswa kurang memperhatikan dan menanggapi