• Tidak ada hasil yang ditemukan

Logika Proposisi 3: Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi Masalah Dalam Inferensi Logika Proposisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Logika Proposisi 3: Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi Masalah Dalam Inferensi Logika Proposisi"

Copied!
209
0
0

Teks penuh

(1)

Logika Proposisi 3: Translasi Bahasa Alami ke Formula

Logika Proposisi – Masalah Dalam Inferensi Logika

Proposisi

Kuliah Logika Matematika Semester Ganjil 2015-2016

MZI

Fakultas Informatika Telkom University

(2)

Acknowledgements

Slide ini disusun berdasarkan materi yang terdapat pada sumber-sumber berikut: 1 Discrete Mathematics and Its Applications (Bab 1), Edisi 7, 2012,olehK. H.

Rosen (acuan utama).

2 Discrete Mathematics with Applications (Bab 2), Edisi 4, 2010,olehS. S. Epp.

3 Logic in Computer Science: Modelling and Reasoning about Systems (Bab 1), Edisi 2, 2004,oleh M. Huth dan M. Ryan.

4 Mathematical Logic for Computer Science (Bab 2, 3, 4), Edisi 2, 2000,oleh M. Ben-Ari.

5 Slide kuliah Matematika Diskret 1 (2012) di Fasilkom UI oleh B. H. Widjaja. 6 Slide kuliah Logika Matematika di Telkom University oleh A. Rakhmatsyah,

B. Purnama.

Beberapa gambar dapat diambil dari sumber-sumber di atas. Slide ini ditujukan untuk keperluan akademis di lingkungan FIF Telkom University. Jika Anda memiliki saran/ pendapat/ pertanyaan terkait materi dalamslide ini, silakan kirim email ke<pleasedontspam>@telkomuniversity.ac.id.

(3)

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(4)

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(5)

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(6)

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(7)

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(8)

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(9)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

(10)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Alami dan Ambiguitas

Bahasa alami (natural language) adalah bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau yang lain) oleh manusia untuk komunikasi secara umum. Bahasa alami merupakan bahasa yang dikembangkan oleh manusia secara alami melalui interaksi yang telah atau mungkin terjadi.

Contoh-contoh bahasa alami: bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa sehari-hari yang lain.

Semantik (makna) kalimat dalam bahasa alami dapat dipengaruhi oleh penggunanya.

Contoh

Menurut Anda, apa makna dari kalimat-kalimat berikut: 1 Ayah membaca buku sejarah agama baru.

2 Kakak mahasiswa baru yang pintar itu tidak berkuliah di sini. 3 Kucing makan tikus mati.

(11)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Alami dan Ambiguitas

Bahasa alami (natural language) adalah bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau yang lain) oleh manusia untuk komunikasi secara umum. Bahasa alami merupakan bahasa yang dikembangkan oleh manusia secara alami melalui interaksi yang telah atau mungkin terjadi.

Contoh-contoh bahasa alami: bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa sehari-hari yang lain.

Semantik (makna) kalimat dalam bahasa alami dapat dipengaruhi oleh penggunanya.

Contoh

Menurut Anda, apa makna dari kalimat-kalimat berikut: 1 Ayah membaca buku sejarah agama baru.

2 Kakak mahasiswa baru yang pintar itu tidak berkuliah di sini. 3 Kucing makan tikus mati.

(12)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Alami dan Ambiguitas

Bahasa alami (natural language) adalah bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau yang lain) oleh manusia untuk komunikasi secara umum. Bahasa alami merupakan bahasa yang dikembangkan oleh manusia secara alami melalui interaksi yang telah atau mungkin terjadi.

Contoh-contoh bahasa alami: bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa sehari-hari yang lain.

Semantik (makna) kalimat dalam bahasa alami dapat dipengaruhi oleh penggunanya.

Contoh

Menurut Anda, apa makna dari kalimat-kalimat berikut:

1 Ayah membaca buku sejarah agama baru.

2 Kakak mahasiswa baru yang pintar itu tidak berkuliah di sini. 3 Kucing makan tikus mati.

(13)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Alami dan Ambiguitas

Bahasa alami (natural language) adalah bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau yang lain) oleh manusia untuk komunikasi secara umum. Bahasa alami merupakan bahasa yang dikembangkan oleh manusia secara alami melalui interaksi yang telah atau mungkin terjadi.

Contoh-contoh bahasa alami: bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa sehari-hari yang lain.

Semantik (makna) kalimat dalam bahasa alami dapat dipengaruhi oleh penggunanya.

Contoh

Menurut Anda, apa makna dari kalimat-kalimat berikut:

2 Kakak mahasiswa baru yang pintar itu tidak berkuliah di sini. 3 Kucing makan tikus mati.

(14)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Alami dan Ambiguitas

Bahasa alami (natural language) adalah bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau yang lain) oleh manusia untuk komunikasi secara umum. Bahasa alami merupakan bahasa yang dikembangkan oleh manusia secara alami melalui interaksi yang telah atau mungkin terjadi.

Contoh-contoh bahasa alami: bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa sehari-hari yang lain.

Semantik (makna) kalimat dalam bahasa alami dapat dipengaruhi oleh penggunanya.

Contoh

Menurut Anda, apa makna dari kalimat-kalimat berikut: 1 Ayah membaca buku sejarah agama baru.

2 Kakak mahasiswa baru yang pintar itu tidak berkuliah di sini.

(15)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Alami dan Ambiguitas

Bahasa alami (natural language) adalah bahasa yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan (secara visual atau yang lain) oleh manusia untuk komunikasi secara umum. Bahasa alami merupakan bahasa yang dikembangkan oleh manusia secara alami melalui interaksi yang telah atau mungkin terjadi.

Contoh-contoh bahasa alami: bahasa Indonesia, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Perancis, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa sehari-hari yang lain.

Semantik (makna) kalimat dalam bahasa alami dapat dipengaruhi oleh penggunanya.

Contoh

(16)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Formal

Ketiga kalimat dalam bahasa Indonesia pada contoh sebelumnya adalah kalimat yang ambigu. Kalimat dalam bahasa alami tidak selamanya dapat digunakan dalam pembuatan spesi…kasisoftware, karena bahasa alami rentan dengan ambiguitas, yang bisa saja menimbulkan kontradiksi.

Bahasa formal adalah bahasa yang disusun dengan aturan-aturan penyusunan kalimat tertentu (yang disebut sintaks/syntax) dan memiliki makna (semantik) yang dide…nisikan secara jelas. Bahasa formal dibuat untuk mereduksi ambiguitas yang dapat muncul pada bahasa alami.

Logika proposisi dan bahasa pemrograman (seperti pascal, C, C++, python, java) merupakan contoh bahasa formal. Bahasa formal cocok untuk digunakan dalam pembuatan spesi…kasisoftware karena sifatnya yang tidak ambigu.

(17)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Formal

Ketiga kalimat dalam bahasa Indonesia pada contoh sebelumnya adalah kalimat yang ambigu. Kalimat dalam bahasa alami tidak selamanya dapat digunakan dalam pembuatan spesi…kasisoftware, karena bahasa alami rentan dengan ambiguitas, yang bisa saja menimbulkan kontradiksi.

Bahasa formal adalah bahasa yang disusun dengan aturan-aturan penyusunan kalimat tertentu (yang disebut sintaks/syntax) dan memiliki makna (semantik) yang dide…nisikan secara jelas. Bahasa formal dibuat untuk mereduksi ambiguitas yang dapat muncul pada bahasa alami.

Logika proposisi dan bahasa pemrograman (seperti pascal, C, C++, python, java) merupakan contoh bahasa formal. Bahasa formal cocok untuk digunakan dalam pembuatan spesi…kasisoftware karena sifatnya yang tidak ambigu.

(18)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Bahasa Formal

Ketiga kalimat dalam bahasa Indonesia pada contoh sebelumnya adalah kalimat yang ambigu. Kalimat dalam bahasa alami tidak selamanya dapat digunakan dalam pembuatan spesi…kasisoftware, karena bahasa alami rentan dengan ambiguitas, yang bisa saja menimbulkan kontradiksi.

Bahasa formal adalah bahasa yang disusun dengan aturan-aturan penyusunan kalimat tertentu (yang disebut sintaks/syntax) dan memiliki makna (semantik) yang dide…nisikan secara jelas. Bahasa formal dibuat untuk mereduksi ambiguitas yang dapat muncul pada bahasa alami.

Logika proposisi dan bahasa pemrograman (seperti pascal, C, C++, python, java) merupakan contoh bahasa formal. Bahasa formal cocok untuk digunakan dalam pembuatan spesi…kasisoftware karena sifatnya yang tidak ambigu.

(19)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan”

p^q, (2)p^ :q, (3)p qatau dapat juga(p_q)^ :(p^q)atau dapat juga(p^ :q)_(:p^q), (4):(p_q)atau dapat juga:p^ :q, (5) p! :q.

(20)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan” 5 “Jika Alex pandai, maka Alex tidak tampan” Solusi: (1)p^q, (2)

p^ :q, (3)p qatau dapat juga(p_q)^ :(p^q)atau dapat juga(p^ :q)_(:p^q), (4):(p_q)atau dapat juga:p^ :q, (5) p! :q.

(21)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan”

p qatau dapat juga(p_q)^ :(p^q)atau dapat juga(p^ :q)_(:p^q), (4):(p_q)atau dapat juga:p^ :q, (5) p! :q.

(22)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan” 5 “Jika Alex pandai, maka Alex tidak tampan” Solusi: (1)p^q, (2) p^ :q, (3)p qatau dapat juga

(p_q)^ :(p^q)atau dapat juga(p^ :q)_(:p^q), (4):(p_q)atau dapat juga:p^ :q, (5) p! :q.

(23)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan”

(p^ :q)_(:p^q), (4):(p_q)atau dapat juga:p^ :q, (5) p! :q.

(24)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan” 5 “Jika Alex pandai, maka Alex tidak tampan”

Solusi: (1)p^q, (2) p^ :q, (3)p qatau dapat juga(p_q)^ :(p^q)atau dapat juga(p^ :q)_(:p^q), (4)

:(p_q)atau dapat juga:p^ :q, (5) p! :q.

(25)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan”

:p^ :q, (5) p! :q.

(26)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan” 5 “Jika Alex pandai, maka Alex tidak tampan”

Solusi: (1)p^q, (2) p^ :q, (3)p qatau dapat juga(p_q)^ :(p^q)atau dapat juga(p^ :q)_(:p^q), (4):(p_q)atau dapat juga:p^ :q, (5)

(27)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(1)

Latihan

Misalkanpdanqadalah dua proposisi berikut

p: “Alex pandai” q: “Alex tampan” Tuliskan kalimat-kalimat majemuk berikut dalam logika proposisi

1 “Alex pandai dan tampan”

2 “Alex pandai namun tidak tampan”

3 “Alex pandai atau tampan, tetapi tidak kedua-duanya” 4 “Tidak benar bahwa Alex pandai ataupun tampan”

(28)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Translasi dari Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

(2)

Latihan

Jika memungkinkan, nyatakan kalimat-kalimat berikut dalam formula logika proposisi

1 “Anda dapat memilih dalam pemilu jika Anda tidak berusia di bawah17 tahun, kecuali Anda telah menikah”

2 “Anda tidak dapat memiliki SIM A jika tinggi Anda kurang dari140 cm, kecuali Anda memakai mobil khusus”

3 “Jika mahasiswa tidak memakai sepatu ataupun jas almamater, maka mahasiswa tersebut tidak boleh mengikuti ujian”.

(29)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(30)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka

Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(31)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(32)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(33)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula:

“Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(34)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika

(q^ :r)! :p. p!(:q_r)setara dengan(q^ :r)! :p

(35)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(36)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Solusi:

Untuk kalimat pertama, misalkanp:“Anda dapat memilih dalam pemilu”,q:

“Anda berusia di bawah17tahun”, danr:“Anda telah menikah”. Kalimat pertama dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda dapat memilih dalam pemilu, maka Anda tidak berusia di bawah

17tahun atau Anda telah menikah”. Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika Anda berusia di bawah17tahun dan Andabelum menikah, maka Andatidakdapat memilih dalam pemilu”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(37)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda memiliki SIM A, maka tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(38)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi: “Jika Anda memiliki SIM A, maka

tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(39)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda memiliki SIM A, maka tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”.

Akibatnya diperoleh formula logika p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(40)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda memiliki SIM A, maka tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(41)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda memiliki SIM A, maka tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r). Atau dapat pula:

“Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(42)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda memiliki SIM A, maka tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika

(q^ :r)! :p. p!(:q_r)setara dengan(q^ :r)! :p.

(43)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda memiliki SIM A, maka tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(44)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat kedua, misalkanp:“Anda dapat memiliki SIM A”,q:“tinggi Anda kurang dari140 cm”, danr:“Anda memakai mobil khusus”.

Kalimat kedua dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika Anda memiliki SIM A, maka tinggi Anda tidak kurang dari140 cmatau Anda memakai mobil khusus”. Akibatnya diperoleh formula logika

p!(:q_r).

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari140 cmdan Andatidak memakai mobil khusus, maka Andatidakdapat memiliki SIM A”. Akibatnya diperoleh formula logika(q^ :r)! :p.

(45)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat ketiga, misalkanp:“Mahasiswa memakai sepatu”,q:“Mahasiswa memakai jas almamater”, danr: “Mahasiswa boleh mengikuti ujian”.

Kalimat ketiga dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika mahasiswatidakmemakai sepatu atau mahasiswatidakmemakai jas almamater, maka mahasiswatidakboleh mengikuti ujian”. Akibatnya diperoleh formula logika(:p_ :q)! :r.

Atau dapat pula: “Jika mahasiswa boleh mengikuti ujian, maka mahasiswa memakai sepatu dan jas almamater”. Akibatnya diperoleh formula logika r!(p^q).

(46)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat ketiga, misalkanp:“Mahasiswa memakai sepatu”,q:“Mahasiswa memakai jas almamater”, danr: “Mahasiswa boleh mengikuti ujian”.

Kalimat ketiga dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika mahasiswatidakmemakai sepatu atau mahasiswatidakmemakai jas almamater,

maka mahasiswatidakboleh mengikuti ujian”. Akibatnya diperoleh formula logika(:p_ :q)! :r.

Atau dapat pula: “Jika mahasiswa boleh mengikuti ujian, maka mahasiswa memakai sepatu dan jas almamater”. Akibatnya diperoleh formula logika r!(p^q).

(47)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat ketiga, misalkanp:“Mahasiswa memakai sepatu”,q:“Mahasiswa memakai jas almamater”, danr: “Mahasiswa boleh mengikuti ujian”.

Kalimat ketiga dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika mahasiswatidakmemakai sepatu atau mahasiswatidakmemakai jas almamater, maka mahasiswatidakboleh mengikuti ujian”. Akibatnya diperoleh formula logika

(:p_ :q)! :r.

Atau dapat pula: “Jika mahasiswa boleh mengikuti ujian, maka mahasiswa memakai sepatu dan jas almamater”. Akibatnya diperoleh formula logika r!(p^q).

(48)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat ketiga, misalkanp:“Mahasiswa memakai sepatu”,q:“Mahasiswa memakai jas almamater”, danr: “Mahasiswa boleh mengikuti ujian”.

Kalimat ketiga dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika mahasiswatidakmemakai sepatu atau mahasiswatidakmemakai jas almamater, maka mahasiswatidakboleh mengikuti ujian”. Akibatnya diperoleh formula logika(:p_ :q)! :r.

Atau dapat pula: “Jika mahasiswa boleh mengikuti ujian, maka mahasiswa memakai sepatu dan jas almamater”. Akibatnya diperoleh formula logika r!(p^q).

(49)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat ketiga, misalkanp:“Mahasiswa memakai sepatu”,q:“Mahasiswa memakai jas almamater”, danr: “Mahasiswa boleh mengikuti ujian”.

Kalimat ketiga dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika mahasiswatidakmemakai sepatu atau mahasiswatidakmemakai jas almamater, maka mahasiswatidakboleh mengikuti ujian”. Akibatnya diperoleh formula logika(:p_ :q)! :r.

Atau dapat pula:

“Jika mahasiswa boleh mengikuti ujian, maka mahasiswa memakai sepatu dan jas almamater”. Akibatnya diperoleh formula logika r!(p^q).

(50)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat ketiga, misalkanp:“Mahasiswa memakai sepatu”,q:“Mahasiswa memakai jas almamater”, danr: “Mahasiswa boleh mengikuti ujian”.

Kalimat ketiga dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika mahasiswatidakmemakai sepatu atau mahasiswatidakmemakai jas almamater, maka mahasiswatidakboleh mengikuti ujian”. Akibatnya diperoleh formula logika(:p_ :q)! :r.

Atau dapat pula: “Jika mahasiswa boleh mengikuti ujian, maka mahasiswa memakai sepatu dan jas almamater”. Akibatnya diperoleh formula logika r!(p^q).

(51)

Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

Untuk kalimat ketiga, misalkanp:“Mahasiswa memakai sepatu”,q:“Mahasiswa memakai jas almamater”, danr: “Mahasiswa boleh mengikuti ujian”.

Kalimat ketiga dapat ditulis ulang menjadi:

“Jika mahasiswatidakmemakai sepatu atau mahasiswatidakmemakai jas almamater, maka mahasiswatidakboleh mengikuti ujian”. Akibatnya diperoleh formula logika(:p_ :q)! :r.

Atau dapat pula: “Jika mahasiswa boleh mengikuti ujian, maka mahasiswa memakai sepatu dan jas almamater”. Akibatnya diperoleh formula logika r!(p^q).

(52)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(53)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Koleksi Formula yang Konsisten

Koleksi Formula yang Konsisten

Ingat kembali bahwa suatu koleksi/ kumpulan formulafA1; A2; : : : ; Angdikatakan

konsisten (consistent) bila terdapat suatu interpretasiI yang mengakibatkan

I(A1) =I(A2) = I(An) = T.

Tinjau kembali permasalahan berikut.

Masalah Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Seorangsoftware engineer diminta oleh manajernya untuk membuat suatu sistem informasi dengan spesi…kasi berikut:

1 Ketikasystem software di-upgrade,user tidak dapat mengakses…le system; 2 Jikauser dapat mengakses…le system, makauser dapat menyimpan…le baru; 3 Jikauser tidak dapat menyimpan …le baru, makasystem software tidak

sedang di-upgrade.

(54)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Koleksi Formula yang Konsisten

Koleksi Formula yang Konsisten

Ingat kembali bahwa suatu koleksi/ kumpulan formulafA1; A2; : : : ; Angdikatakan

konsisten (consistent) bila terdapat suatu interpretasiI yang mengakibatkan

I(A1) =I(A2) = I(An) = T.

Tinjau kembali permasalahan berikut.

Masalah Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Seorangsoftware engineer diminta oleh manajernya untuk membuat suatu sistem informasi dengan spesi…kasi berikut:

1 Ketikasystem software di-upgrade,user tidak dapat mengakses…le system; 2 Jikauser dapat mengakses…le system, makauser dapat menyimpan…le baru; 3 Jikauser tidak dapat menyimpan …le baru, makasystem software tidak

sedang di-upgrade.

(55)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (1)

Untuk memeriksa konsistensi spesi…kasi sistem, pertama kita perlu menerjemahkan setiap kalimat spesifkasi menjadi formula logika proposisi. Agar sistem konsisten, formula-formula spesi…kasi sistem tidak boleh kontradiktif. Hal ini berartikonjungsi dari formula-formula pada tersebut harus bernilaibenaruntuk suatu interpretasi.

Akibatnya, jika sistem memilikinbuah formula spesi…kasiA1; A2; : : : ; An, maka haruslah terdapat interpretasiI yang memberikan

(56)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=

p! :q A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(57)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=

q!r A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(58)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=

:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(59)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(60)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =

T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F,

I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(61)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) =

F,

I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(62)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) =

F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(63)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) =

Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(64)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) =

F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(65)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) = F!T = T

(66)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

I(A1) = I(p! :q) = F!T = T

I(A2) = I(q!r) = F!T = T

I(A3) = I(:r! :p) =

F!T = T

(67)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Untuk menjawab permasalahan konsistensi sistem yang dideskripsikan sebelumnya, kita perlu menterjemahkan spesi…kasi sistem ke dalam formula logika proposisi. Misalkanp: “system software sedang di-upgrade”,q:“user dapat mengakses…le system”, dan r:“user dapat menyimpan …le baru”.

Akibatnya ketiga kalimat spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p! :q

A2:=q!r

A3:=:r! :p

Selanjutnya akan diperiksa apakah terdapat interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) = T. Tinjau bahwa dengan memilihI(p) = F, I(q) = F, danI(r) = Tdiperoleh

(68)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (2)

Latihan

Periksa apakah spesi…kasi sistem berikut konsisten.

“Sistem berada dalamstate multiuser jika dan hanya jika beroperasi secara normal. Jika sistem beroperasi secara normal, makakernel sistem sedang berfungsi. Kernel sistem tidak sedang berfungsi atau sistem dalaminterrupt mode. Sistem tidak berada dalaminterrupt mode.”

Solusi:

Pertama kita lakukan translasi ke formula logika dengan mende…nisikan proposisi-proposisi atom berikut: p:“sistem berada dalamstate multiuser”,q:

“sistem beroperasi secara normal”,r: “kernel sedang berfungsi”, dans: “sistem dalaminterrupt mode”.

Akibatnya spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi

(69)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (2)

Latihan

Periksa apakah spesi…kasi sistem berikut konsisten.

“Sistem berada dalamstate multiuser jika dan hanya jika beroperasi secara normal. Jika sistem beroperasi secara normal, makakernel sistem sedang berfungsi. Kernel sistem tidak sedang berfungsi atau sistem dalaminterrupt mode. Sistem tidak berada dalaminterrupt mode.”

Solusi:

Pertama kita lakukan translasi ke formula logika dengan mende…nisikan proposisi-proposisi atom berikut:

p:“sistem berada dalamstate multiuser”,q:

“sistem beroperasi secara normal”,r: “kernel sedang berfungsi”, dans: “sistem dalaminterrupt mode”.

Akibatnya spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi

(70)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (2)

Latihan

Periksa apakah spesi…kasi sistem berikut konsisten.

“Sistem berada dalamstate multiuser jika dan hanya jika beroperasi secara normal. Jika sistem beroperasi secara normal, makakernel sistem sedang berfungsi. Kernel sistem tidak sedang berfungsi atau sistem dalaminterrupt mode. Sistem tidak berada dalaminterrupt mode.”

Solusi:

Pertama kita lakukan translasi ke formula logika dengan mende…nisikan proposisi-proposisi atom berikut: p:“sistem berada dalamstate multiuser”,q:

“sistem beroperasi secara normal”,r: “kernel sedang berfungsi”, dans: “sistem dalaminterrupt mode”.

Akibatnya spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=

(71)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (2)

Latihan

Periksa apakah spesi…kasi sistem berikut konsisten.

“Sistem berada dalamstate multiuser jika dan hanya jika beroperasi secara normal. Jika sistem beroperasi secara normal, makakernel sistem sedang berfungsi. Kernel sistem tidak sedang berfungsi atau sistem dalaminterrupt mode. Sistem tidak berada dalaminterrupt mode.”

Solusi:

Pertama kita lakukan translasi ke formula logika dengan mende…nisikan proposisi-proposisi atom berikut: p:“sistem berada dalamstate multiuser”,q:

“sistem beroperasi secara normal”,r: “kernel sedang berfungsi”, dans: “sistem dalaminterrupt mode”.

Akibatnya spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi

(72)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (2)

Latihan

Periksa apakah spesi…kasi sistem berikut konsisten.

“Sistem berada dalamstate multiuser jika dan hanya jika beroperasi secara normal. Jika sistem beroperasi secara normal, makakernel sistem sedang berfungsi. Kernel sistem tidak sedang berfungsi atau sistem dalaminterrupt mode. Sistem tidak berada dalaminterrupt mode.”

Solusi:

Pertama kita lakukan translasi ke formula logika dengan mende…nisikan proposisi-proposisi atom berikut: p:“sistem berada dalamstate multiuser”,q:

“sistem beroperasi secara normal”,r: “kernel sedang berfungsi”, dans: “sistem dalaminterrupt mode”.

Akibatnya spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi A1:=p$q,A2:=q!r, A3:=

(73)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (2)

Latihan

Periksa apakah spesi…kasi sistem berikut konsisten.

“Sistem berada dalamstate multiuser jika dan hanya jika beroperasi secara normal. Jika sistem beroperasi secara normal, makakernel sistem sedang berfungsi. Kernel sistem tidak sedang berfungsi atau sistem dalaminterrupt mode. Sistem tidak berada dalaminterrupt mode.”

Solusi:

Pertama kita lakukan translasi ke formula logika dengan mende…nisikan proposisi-proposisi atom berikut: p:“sistem berada dalamstate multiuser”,q:

“sistem beroperasi secara normal”,r: “kernel sedang berfungsi”, dans: “sistem dalaminterrupt mode”.

Akibatnya spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi

(74)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Konsistensi Spesi…kasi Sistem (2)

Latihan

Periksa apakah spesi…kasi sistem berikut konsisten.

“Sistem berada dalamstate multiuser jika dan hanya jika beroperasi secara normal. Jika sistem beroperasi secara normal, makakernel sistem sedang berfungsi. Kernel sistem tidak sedang berfungsi atau sistem dalaminterrupt mode. Sistem tidak berada dalaminterrupt mode.”

Solusi:

Pertama kita lakukan translasi ke formula logika dengan mende…nisikan proposisi-proposisi atom berikut: p:“sistem berada dalamstate multiuser”,q:

“sistem beroperasi secara normal”,r: “kernel sedang berfungsi”, dans: “sistem dalaminterrupt mode”.

Akibatnya spesi…kasi sistem dapat ditulis menjadi

(75)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan I(A1) = I(p$q) = T I(A2) = I(q!r) = T I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) = T

(76)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan I(A1) = I(p$q) = T I(A2) = I(q!r) = T I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) = T

(77)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan I(A1) = I(p$q) = T I(A2) = I(q!r) = T I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) = T

(78)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T

I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T

Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) =

F, didapatkan

I(A1) = I(p$q) = T

I(A2) = I(q!r) = T

I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) = T

(79)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T

I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T

Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan

I(A1) = I(p$q) =

T

I(A2) = I(q!r) = T

I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) = T

(80)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T

I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T

Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan

I(A1) = I(p$q) = T

I(A2) = I(q!r) =

T

I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) = T

(81)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T

I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T

Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan

I(A1) = I(p$q) = T

I(A2) = I(q!r) = T

I(A3) = I(:r_s) =

T

I(A4) = I(:s) = T

(82)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T

I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T

Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan

I(A1) = I(p$q) = T

I(A2) = I(q!r) = T

I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) =

T

(83)

Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

Selanjutnya akan ditentukan interpretasiI sehingga

I(A1) =I(A2) =I(A3) =I(A4) = T

I(p$q) =I(q!r) =I(:r_s) =I(:s) = T

Dengan memilihI(s) = F,I(r) = F,I(q) = F, danI(p) = F, didapatkan

I(A1) = I(p$q) = T

I(A2) = I(q!r) = T

I(A3) = I(:r_s) = T I(A4) = I(:s) = T

(84)

Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

5 Latihan Inferensi Logika Proposisi

(85)

Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

Teka-teki Logika (Logic Puzzles)

Pemeriksaan konsistensi koleksi formula dapat dipakai untuk menjawab masalah berikut.

Latihan (

Knights and Knaves

)

Penduduk di sebuah pulau terpencil dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitukelompok alim (knight)dankelompok pendusta (knave). Setiap orang di kelompok alim selalu berkata jujur,sedangkan setiap orang dikelompok pendusta selalu berbohong.

Suatu ketika Anda terdampar di pulau terpencil tersebut. Anda mengetahui bahwa penduduk di pulau itu terdiri atas kelompok alim dan kelompok pendusta. Anda bertemu dengan dua orang, yaitu Pluck dan Qluck. Pluck berkata,“Setidaknya salah satu di antara kami adalah pendusta”. Qluck tidak mengatakan apa-apa.

(86)

Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

Latihan (

The Bank Robbery

)

Lima orang residivis: Abby, Heather, Kevin, Randy, dan Vijay, dicurigai terlibat dalam suatu perampokan bank. Polisi tidak mengetahui dengan pasti siapa saja di antara lima orang tersebut yang terlibat dalam perampokan bank, namun

berdasarkan informasi seorang detektif, polisi mengetahui bahwa fakta-fakta berikut:

1 Kevin atau Heather, atau keduanya, terlibat perampokan.

2 Salah satu dari Randy atau Vijay, tetapi tidak keduanya, terlibat perampokan. 3 Jika Abby ikut merampok bank, maka Randy juga ikut dalam perampokan. 4 Vijay dan Kevin keduanya ikut dalam perampokan, atau tidak sama sekali. 5 Jika Heather ikut merampok, maka Abby dan Kevin juga ikut dalam

perampokan.

(87)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Bahasan

1 Translasi Bahasa Alami ke Formula Logika Proposisi

2 Contoh Kasus: Konsistensi Spesi…kasi Sistem

3 Contoh Penerapan Konsistensi Koleksi Formula

4 Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

(88)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Argumen Logika

Argumen Logika

Argumen (logika) adalah sebuah barisan (berhingga) proposisi.

Seluruh proposisi, kecuali yang terakhir, disebutpremis (asumsi/ hipotesis), sedangkan proposisi yang terakhir disebutkesimpulan (konklusi).

Sebuah argumen dikatakanabsah/ kukuh/ berlaku (valid/ sound)apabila kebenaran seluruh premisnya mengimplikasikan kebenaran kesimpulannya.

Dari de…nisi di atas, suatu argumen dengan premisp1; p2; : : : ; pn dan kesimpulan qabsah ketika(p1^p2^ ^pn))q , atau dengan perkataan lain

(89)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Argumen Logika

Argumen Logika

Argumen (logika) adalah sebuah barisan (berhingga) proposisi.

Seluruh proposisi, kecuali yang terakhir, disebutpremis (asumsi/ hipotesis), sedangkan proposisi yang terakhir disebutkesimpulan (konklusi).

Sebuah argumen dikatakanabsah/ kukuh/ berlaku (valid/ sound)apabila kebenaran seluruh premisnya mengimplikasikan kebenaran kesimpulannya. Dari de…nisi di atas, suatu argumen dengan premisp1; p2; : : : ; pn dan kesimpulan qabsah ketika(p1^p2^ ^pn))q , atau dengan perkataan lain

(90)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Aturan inferensi dasar (aturan penarikan kesimpulan dasar) pada logika proposisi terdiri atas

1 modus ponens 2 modus tollens

3 introduksi negasi ganda 4 eliminasi negasi ganda 5 silogisme hipotetik 6 silogisme disjungtif

7 penambahan (adisi/addition)

8 penyederhanaan (simpli…kasi/simpli…cation) 9 konjungsi

(91)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Ponens

Modus Ponens

Misalkanpdanqadalah proposisi,

p!q p

)q

Perhatikan bahwa((p!q)^p)!qadalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^p))q.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Andre kuliah di Tel-U.

(92)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Ponens

Modus Ponens

Misalkanpdanqadalah proposisi,

p!q p

)q

Perhatikan bahwa((p!q)^p)!qadalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^p))q.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Andre kuliah di Tel-U.

(93)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Ponens

Modus Ponens

Misalkanpdanqadalah proposisi,

p!q p

)q

Perhatikan bahwa((p!q)^p)!qadalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^p))q.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia.

(94)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Ponens

Modus Ponens

Misalkanpdanqadalah proposisi,

p!q p

)q

Perhatikan bahwa((p!q)^p)!qadalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^p))q.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Andre kuliah di Tel-U.

(95)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Tollens

Modus Tollens

Misalkanpdanqadalah proposisi.

p!q :q

):p

Perhatikan bahwa((p!q)^ :q)! :padalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^ :q)) :p.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Andre tidak tinggal di Indonesia.

(96)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Tollens

Modus Tollens

Misalkanpdanqadalah proposisi.

p!q :q

):p

Perhatikan bahwa((p!q)^ :q)! :padalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^ :q)) :p.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Andre tidak tinggal di Indonesia.

(97)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Tollens

Modus Tollens

Misalkanpdanqadalah proposisi.

p!q :q

):p

Perhatikan bahwa((p!q)^ :q)! :padalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^ :q)) :p.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia.

(98)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Modus Tollens

Modus Tollens

Misalkanpdanqadalah proposisi.

p!q :q

):p

Perhatikan bahwa((p!q)^ :q)! :padalah suatu tautologi, sehingga berlaku ((p!q)^ :q)) :p.

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Andre tidak tinggal di Indonesia.

(99)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Introduksi Negasi Ganda

Introduksi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

p

)::p

Perhatikan bahwap! ::padalah suatu tautologi, sehingga berlakup) ::p.

Contoh

Andre kuliah di Tel-U.

(100)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Introduksi Negasi Ganda

Introduksi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

p

)::p

Perhatikan bahwap! ::padalah suatu tautologi, sehingga berlakup) ::p.

Contoh

Andre kuliah di Tel-U.

(101)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Introduksi Negasi Ganda

Introduksi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

p

)::p

Perhatikan bahwap! ::padalah suatu tautologi, sehingga berlakup) ::p.

Contoh

Andre kuliah di Tel-U.

(102)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Introduksi Negasi Ganda

Introduksi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

p

)::p

Perhatikan bahwap! ::padalah suatu tautologi, sehingga berlakup) ::p.

Contoh

Andre kuliah di Tel-U.

(103)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Eliminari Negasi Ganda

Eliminasi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

::p

)p

Perhatikan bahwa::p!padalah suatu tautologi, sehingga berlaku::p)p.

Contoh

Tidak benar bahwa Andre tidak kuliah di Tel-U.

(104)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Eliminari Negasi Ganda

Eliminasi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

::p

)p

Perhatikan bahwa::p!padalah suatu tautologi, sehingga berlaku::p)p.

Contoh

Tidak benar bahwa Andre tidak kuliah di Tel-U.

(105)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Eliminari Negasi Ganda

Eliminasi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

::p

)p

Perhatikan bahwa::p!padalah suatu tautologi, sehingga berlaku::p)p.

Contoh

Tidak benar bahwa Andre tidak kuliah di Tel-U.

(106)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Eliminari Negasi Ganda

Eliminasi Negasi Ganda

Misalkanpadalah proposisi.

::p

)p

Perhatikan bahwa::p!padalah suatu tautologi, sehingga berlaku::p)p.

Contoh

Tidak benar bahwa Andre tidak kuliah di Tel-U.

(107)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Silogisme Hipotetik (Hypothetical Syllogism)

Silogisme Hipotetik (

Hypothetical Syllogism

)

Misalkanp; q; radalah proposisi.

p!q q!r

)p!r

Perhatikan bahwa((p!q)^(q!r))!(p!r)adalah suatu tautologi, sehingga berlaku((p!q)^(q!r)))(p!r).

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Jika Andre tinggal di Indonesia, maka Andre tinggal di Bumi.

(108)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Silogisme Hipotetik (Hypothetical Syllogism)

Silogisme Hipotetik (

Hypothetical Syllogism

)

Misalkanp; q; radalah proposisi.

p!q q!r

)p!r

Perhatikan bahwa((p!q)^(q!r))!(p!r)adalah suatu tautologi, sehingga berlaku((p!q)^(q!r)))(p!r).

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia. Jika Andre tinggal di Indonesia, maka Andre tinggal di Bumi.

(109)

Aturan Inferensi Dasar pada Logika Proposisi

Silogisme Hipotetik (Hypothetical Syllogism)

Silogisme Hipotetik (

Hypothetical Syllogism

)

Misalkanp; q; radalah proposisi.

p!q q!r

)p!r

Perhatikan bahwa((p!q)^(q!r))!(p!r)adalah suatu tautologi, sehingga berlaku((p!q)^(q!r)))(p!r).

Contoh

Jika Andre kuliah di Tel-U, maka Andre tinggal di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait