• Tidak ada hasil yang ditemukan

Management Bisnis ICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Management Bisnis ICT"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke:

Fakultas

Program Studi

Fakultas

www.mercubuana.ac.id

DR IR Iwan Krisnadi MBA (NIDN: 0010085204

Management Bisnis ICT

Kode MK : 54003 (3)

Studi Kasus Manajemen Bisnis ICT

Kode Kelas : B11546AA

Magister Teknik Elektro

(2)

Agenda

Sesi 1. Pengantar Manajemen Bisnis ICT

Sesi 2. Mgmt Sumber Daya Manusia, Mgmt Teknologi; Mgmt Resiko; Mgmnt Perubahan

Sesi 3. Mgmt Pemasaran/Marketing; Manajemen Finansial Sesi 4. Key Management Model

Sesi 5. Key Performance Indicator

Sesi 6. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok

Sesi 7. Kasus Manajemen ICT, Presentasi Kelompok, Tugas Jurnal

(3)

Studi Kasus :

STRATEGI ALTERNATIF IMPLEMENTASI LTE (LONG TERM EVOLUTION) DENGAN KETERBATASAN PITA FREKUENSI 2100 MHz

Template Modul

Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan

(4)

Pendahuluan

3GPP mengembangkan lanjutan teknologi 3.5 G

dengan memunculkan LTE

Sumber: 3G Evolution: HSPA andLTE for Mobile Broadband, e-book, 2008

(5)

Pendahuluan:

LONG TERM EVOLUTION (LTE)

HSPA 5MHz HSPA+ 5MHz LTE 20MHzMIMO2x2

173Mbps 55Mbps 42Mbps 11Mbps 14Mbps 5Mbps LTE 20MHz MIMO4x4 326Mbps 86Mbps

HSPA 5MHz HSPA+ 5MHz LTE 20MHzMIMO2x2

173Mbps 55Mbps 42Mbps 11Mbps 14Mbps 5Mbps LTE 20MHz MIMO4x4 326Mbps 86Mbps Excellent performance

for outstanding Quality of Experience

Spectrum flexibility

Wide spectrum and bandwidth range

Cost effectiveIP architecture and transport

Smooth integration

Mobility, load balancing and upgrade path

326Mbps

10ms RTT

CDMA, GSM, WCDMA, WiMAX BW: 20MHz – 1.4MHz

Freq: 2.6GHz – 700MHz

Flat IP

Latency Reduction Higher Peak Throughput

HSPA HSPA+ LTE

10 ms 65 ms 50 ms LTE 10 ms MIMO2x2 MIMO4x4

HSPA HSPA+ LTE

10 ms 65 ms 50 ms LTE 10 ms MIMO2x2 MIMO4x4 Duplex: FDD or TDD

More bandwidth

+

Lower latency

=

Always-on ubiquitous broadband

(6)

Pendahuluan:

Frekuensi untuk LTE

Relative capex and typical cell radius to cover a certain area in suburban environment as a function of the

frequency band used for deployment

100% 126% 328% 455% 675% 1230% 10 8.9 5.5 4.7 3.9 2.9 0% 100% 200% 300% 400% 500% 600% 700% 800% 900% 1000% 1100% 1200% 1300% 1400% 1500% 700 MHz 850 MHz 1900 MHz 2500 MHz 3500 MHz 5800 MHz Frequency Deployment R e la ti ve C a p ex ( % ) 0 2 4 6 8 10 12 Ce ll Ra d iu s (k m )

• Capacity – typically, higher

frequency bands have larger available bandwidths

• Coverage – the lower the frequency

band, the better

Band 12 700MHz 2 x 18MHz Band 13 700MHz 2 x 10MHz Band 5 850MHz 2 x 25MHz Band 8 900MHz 2 x 35MHz Band 3 1800MHz 2 x 75MHz Band 1 2100MHz 2 x 60MHz Band 7 2600MHz 2 x 70MHz 2.6 GHz 800 MHz

(7)

Latar Belakang:

Alokasi frekuensi di Indonesia

2100 MHz Alokasi UMTS 700 MHz Analog TV 850 MHz Alokasi FWA 900 MHz Alokasi 2G 1800 MHz Alokasi 2G 2600 MHz Alokasi BSS

?

(8)

Kondisi Eksisting: Band 700 MHz

Implementasi LTE tergantung dari implementasi digital devidend

Terdapat alokasi mobile broadband dengan lebar 112 MHz

(9)

Kondisi Eksisting: Band 850 MHz

Telah digunakan untuk FWA

Tidak dimungkinkan untuk dilakukan refarming

BTEL G TELKOM G 824,265 829,185 830,415 834,105 835,905 MOBILE 8 G ISAT 840,825 842,055 844,515 BTEL G TELKOM G 869,265 874,185 875,415 879,105 880,905 MOBILE 8 G ISAT 885,825 887,055 889,515

(10)

Kondisi Eksisting: Band 900 MHz

Alokasi frekuensi yang sudah penuh

Bandwidth yang terlalu sempit untuk implementasi LTE

Mempunyai lebar pita keseluruhan 25 MHz

(11)

Kondisi Eksisting: Band 1800 MHz

Alokasi Frekuensi yang sudah penuh

Lebar pita yang tidak merata untuk masing-masing operator

Lebar total 75 MHz, Tsel dan Isat memiliki lebar pita 20 MHz, NTS

mempunyai lebar 15 MHz, HCPT 10 MHz dan XL 7,5 MHz

(12)

Kondisi Eksisting: Band 2600 MHz

• Pada pita frekuensi 2520 – 2670 MHz (150 MHz) digunakan untuk

penyelenggaraan infrastruktur telekomunikasi bagi layanan penyiaran berbayar melalui satelit Indostar II yang dilaksanakan oleh PT. Media Citra Indostar (MCI).

• Penyelenggara satelit BSS DTH telah meluncurkan satelit baru (Indostar II)

untuk menggantikan satelit sebelumnya yang telah habis masa laku izinnya pada tahun 2009 lalu.

• Pada pita 2500 – 2518 (18 MHz) dan 2670 – 2686 MHz (16 MHz)

digunakan untuk keperluan BWA dengan pembagian sebagai berikut

(13)

Kondisi Eksisting: Band 2100 MHz

Penempatan blok frekuensi yang masing-masing memiliki lebar pita 5 MHz

Masing-masing operator memiliki 10 MHz

Masih terdapat blok kosong pada blok 11 dan 12 (2 x 5 MHz) akan Dilelang

tahun 2012

Digunakan untuk UMTS yang merupakan awal dari teknologi LTE

lebih tepat untuk implementasi LTE tetapi memiliki beberapa kendala

3rd carrier Tahun 2012

SMART

Sumber :Studi Group 4G depkominfo

HCPT NTS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2 Blok yang Kosong

(14)

Alokasi yang Tepat untuk Implementasi LTE di Indonesia

2100 MHz Alokasi UMTS 700 MHz Analog TV 850 MHz Alokasi FWA 900 MHz Alokasi 2G 1800 MHz Alokasi 2G 2600 MHz Alokasi BSS

?

(15)

Kendala Implementasi LTE di 2100 MHz

1. Adanya 5 operator yang

menggunakan frekuensi

2100 MHz

2. Ada Blok Frekuensi yang

digunakan oleh SMART yang

dapat menimbulkan

interference

3. adanya 2 blok frekuensi yang

masih kosong akan dilelang

pada awal tahun 2012 untuk

carrier ke 3 dan kemudian

akan dilakukan penataan

kembali oleh Pemerintah

IMPLEMENTASI

LTE di PITA 2100

MHz

(16)
(17)

Penataan Pita Frekuensi 2100 MHz (2)

Kondisi:

Lokasi frekuensi berdasarkan pemetaanhasil lelang tahun 2006 – 2008

Pemberian 2nd Carrier telah dilakukan pada tahun2009 kepada Telkomsel dan Indosat, dan tahun 2010 untuk XL.

Operator PCS-1900telah beroperasisejak 2007 (Smart).

Pengalokasian gabungan antara PCS-1900 dan UMTS akan berpotensi terjadiinterference.

Baru-baru ini, Pemerintah memberikan jatah tambahanfrekuensi tahap kedua (second carrier) 3G kepada PT Axis Telekom Indonesia (Axis) dan PT Hutchison CP Telecommunications (Three). Adapun Axis telah mendapatkan tambahan frekuensi 3G di kanal 2, sedangkan Three mendapatkan

tambahan frekuensi di kanal 6.

Tahun 2012, pemerintah akan membuka jatah kembali sisa frekuensi sebesar 10 Mhz di Kanal 11 dan 12 melaluitender tahap ketiga (third carrier).

(18)

Visi 2015

Kondisi Existing:

3 Axis Axis TSel TSel 3 Isat Isat XL XL XL XL

Adanya akuisisi HCPT oleh Indosat dan NTS oleh XL

TSel TSel HCPTIsat+ HCPTIsat+ XL+

NTS

TSel TSel HCPTIsat+ HCPTIsat+ XL+

NTS

XL+ NTS

XL+ NTS

(19)

Perumusan Masalah

1. Bagaimana Kebutuhan Frekuensi yang optimal untuk implementasi

LTE?

2. Bagaimana kondisi saat ini di pita frekuensi 2100 MHz?

3. Strategi alternatif apa saja yang memungkinkan diterapkan di Indonesia dalam

pemanfaatan pita frekuensi 2100 MHz untuk implementasi LTE?

4. Strategi apa yang paling tepat diterapkan di Indonesia untuk Implementasi LTE

(20)

Langkah Penelitian

Permasalahan:

1Terdapat 5 operator di frekuensi 2100 MHz,

2Perencanaan Pelelangan untuk 2 blok frekuensi yang masih kosong,

3Terdapat alokasi frekuensi untuk PCS 1900 (SMART)

Studi Literatur:

1Alokasi frekuensi dan lebar pita untuk LTE

2Teori Kebijakan dan Perencanaan Spektrum dalam Manajemen spektrum

Pengumpulan Data:

terkait dengan perencanaan Implementasi LTE di pita frekuensi 2100 berdasar teori manajemen spektrum

Perumusan:

Asumsi 1, Asumsi 2, Asumsi 3, Visi 2015

Analisa:

Strategi alternatif dalam pelaksanaan penggunaan spektrum

Diskusi:

Pemilihan salah satu dari beberapa Strategi alternatif

Perubahan ? Kesimpulan Riset

Metode Riset:

Deskriptif-Analitis

ya tidak

(21)

Kebijakan dan Perencanaan Spektrum

Kebutuhan Spektrum

Ketersediaan

Spektrum

Pertimbangan

perencanaan

pilihan spektrum

Perencanaan dalam pelaksanaan penggunaan spektrum

Penggunaan

Spektrum

(22)

Penutup

1. LTE mempunyai kebutuhan frekuensi yang optimal dengan

lebar bandwidth 20 MHz

2. Kondisi pita frekuensi 2100 MHz memiliki lebar bandwidth

sebesar 60 MHz dengan 2 blok frekuensi yang masih

kosong sebesar 10 MHz dan terdapat 5 operator yang

menggunakan frekuensi tersebut untuk layanan 3.5 G

3. Dengan keterbatasan lebar pita maka terdapat beberapa

opsi strategi alternatif dalam implementasi LTE di pita

frekuensi 2100 MHz.

4. Untuk dapat memilih salah satu dari strategi alternatif

yang tepat untuk implementasi LTE di pita frekuensi 2100

MHz tersebut maka diperlukan penelitian lebih lanjut.

(23)

Terima Kasih

Referensi

Dokumen terkait

Debit air yang berbeda saat pengambilan sampel air yang melewati filter tebal 90 cm tidak menunjukkan perbedaan hasil, maka diduga yang berperan dalam menurunkan kadar

Sebagai catatan, bahwa pemahaman tersebut tidak memasuki secara rinci wilayah kajian dan konsep berbagai aliran humanisme, tetapi hanya menarik benang-merah dari aliran-aliran

• Berbagai komponen seleksi (radiasi sinar gamma, toksin murni atau filtrat, Al dan pH rendah, PEG, zat pengatur tumbuh, dan lain-lain) dapat digunakan untuk meningkatkan

Pengertian Public Relations menurut The International Public Relations Association IPRA yang disadur dari Ruslan 2003, h.16 yaitu : Public Relations adalah fungsi manajemen yang

Dari hasil wawancara kepada petugas yang terkait dengan pelayanan rekam medis terutama kepada petugas filing yang merangkap sebagai pendaftaran bahwa sistem penomoran

Pada Gambar 9, check constraint diimplementasikan pada tabel pesertaUjian kolom Status_Ujian, pada kolom ini hanya diisi angka 0 atau 1 Pada Gambar 10, saat pengujian

maupun swasta yang dapat digunakan untuk kepentingan penanggulangan bencana alam. V.6.3 Implementasi, meliputi langkah-langkah operasional yang perlu dilakukan dalam

Rusaknya hutan mangrove yang ada di Desa Lubuk Kertang akibat dari penebangan liar untuk bahan baku arang dan sebagian kawasan hutan mangrove telah berubah fungsi