• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PERANAN DZIKIR DALAM AJARAN TAREKAT TERHADAP KETENANGAN JIWA JAMA AH TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH DI DESA BANJIRAN WARUNGASEM BATANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PERANAN DZIKIR DALAM AJARAN TAREKAT TERHADAP KETENANGAN JIWA JAMA AH TAREKAT QADIRIYYAH WA NAQSYABANDIYYAH DI DESA BANJIRAN WARUNGASEM BATANG"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

39

NAQSYABANDIYYAH DI DESA BANJIRAN WARUNGASEM BATANG A. Gambaran umum jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah

di desa Banjiran Warungasem Batang

Jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang mempunyai tingkat ketenangan jiwa yang tinggi yang disebabkan memperbanyak berzikir kepada Allah SWT. Zikir tersebut diajarkan pada tarekat yang ada di desa tersebut. Zikir yang di ajarkan dibaca setiap saat dan setiap hari bukan untuk ritual setelah sholat saja. Dari situlah bisa membuat jiwa dan hati para jama’ah tarekat tersebut menjadi lebih tenang lagi.

Ketenangan jiwa yang dimaksud disini adalah ketenangan jiwa yang hatinya selalu merasa tentram, memiliki stabilitas emosional yang tinggi dan tidak mudah mengalami stres, depresi dan frustasi. Tetapi, ketenangan jiwa yang dicerminkan di desa Banjiran Warungasem Batang belum terlihat dengan jelas karena masih banyak yang mengambil jalan pintas dalam menghadapi hidupnya, tetapi tidak dengan jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di desa Banjiran Warungasem Batang. Para jama’ah tarekat ini terlihat sangat tenang hati dan jiwanya.

Ketenangan jiwa bisa diperoleh dari mana saja sumbernya termasuk dengan memperbanyak berdzikir kepada Allah SWT dengan niat

(2)

yang ikhlas dan fokus hanya kepada Allah SWT. Berzikir diajarkan didalam beberapa tarekat yang ada di Indonesia termasuk Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah, dalam hal ini tarekat yang ada di desa Banjiran Warungasem batang. Dzikir yang dilakukan dengan niat yang ikhlas dan fokus kepada Allah SWT, maka kita akan merasakan kebahagiaan yang sejati, selain kebahagiaaan juga akan merasakan ketenangan jiwa dan hati yang hakiki.

Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah yang ada di desa Banjiran Warungasem Batang, desa yang berbatasan dengan desa Masin ini mempunyai luas wilayah 48.77 hektar, koordinat bujur 109.7253 dan koordinat lintang -6.972094, dan berada diatas ketinggian permukaan laut 15 meter dan berpenduduk sekitar 600 kepala keluarga ini mempunyai sosial budaya yang sangat erat dengan kekeluargaan, masing-masing orang saling membantu satu sama lain ketika membutuhkan.

Sehari-hari kegiatan yang ada di desa ini selalu diawali dengan kegiatan profesinya, bicara tentang profesi yang ada di desa ini ada berbagai macam profesi yang ditekuni oleh warga banjiran ini. Misalnya saja, mulai dari buruh bangunan, PNS, penjahit, pedagang sampai buruh serabutan dilakoninya dengan rajin. Selain kegiatan profesi warga Banjiran juga menjalani kegiatan keagamaan yang dijalaninya juga dengan penuh semangat, ada yang dilakukan dengan berjama’ah maupun

(3)

individual.1 Salah satunya mengikuti Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah, tarekat ini didirikan oleh Syaikh Ahmad Khatib Sambas (1802-1872) yang dikenal sebagai penulis kitab Fath al-Arifin. Syaikh Naquib al-Attas mengatakan bahwa Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah tampil sebagai sebuah tarekat gabungan karena Syaikh Sambas adalah seseorang syaikh dari kedua tarekat dan mengajarkannya dalam satu versi yaitu mengajarkan dua jenis zikir sekaligus yaitu zikir yang dibaca dengan keras (jahr) dalam Tarekat Qadiriyyah dan zikir yang dilakukan didalam hati (khafi) dalam Tarekat Naqsyabandiyyah.Tarekat ini merupakan sebuah tarekat gabungan dari Tarekat Qadiriyyah dan Tarekat Naqsyabandiyyah (TQN).2

Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah yang ada di desa Banjiran Warungasem Batang ini berdiri pada tahun 1994 yang diikuti lebih dari 100 jama’ah. Jama’ah tersebut terdiri dari kalangan laki-laki maupun perempuan, baik muda maupun tua. Tetapi mayoritas jama’ah tarekat ini adalah dari kalangan laki-laki.

Tarekat yang dipimpin oleh Kyai Zawawi ini sudah melaksanakan amalan-amalan seperti yang sudah diajarkan dalam tarekat itu sendiri. Amalan-amalan itu dilakukan secara berjama’ah maupun secara individual. Amalan yang dilakukan secara berjama’ah seperti sholat berjama’ah, tahlilan yang dilakukan seminggu sekali dan dilaksanakan

1

http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/mdesa/ diunduh pada Rabu 23 Maret 2016 pukul 17:00 WIB.

2Sri Mulyati, Mengenal dan Memahami Tarekat-tarekat Muktabarah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004), h. 253-257.

(4)

dirumah-rumah secara bergiliran, manaqiban yang dilakukan sebulan sekali dan dilaksanakan di masjid.

Sedangkan amalan yang dilakukan secara individual seperti menolong sesama jama’ah yang membutuhkan, memperingatkan jama’ah lain yang salah dalam melakukan ibadah, selain itu juga ada amalan berzikir yang bisa dilakukan secara berjama’ah maupun individual. Zikir yang dilakukan secara berjama’ah biasanya dilakukan setelah sholat berjama’ah dan zikir yang dilakukan secara individual biasanya dilakukan secara pribadi dan setiap saat. Dan menurut ketua dari tarekat di desa Banjiran Warungasem Batang ini mengatakan bahwa zikir yang dibaca setiap saat itu akan membuat jiwanya tenang.

Zikir dibaca bukan sekedar untuk ritual setelah sholat saja, namun juga diselipkan pada kegiatan yang ada pada tarekat di desa tersebut. Seperti pada tahlilan dan manaqiban, pada kegiatan tersebut selalu diselingi dengan berzikir bersama. Jadi zikir yang ada pada tarekat ini harus selalu dibaca setiap saat.

Dalam melaksanakan zikir harian ini disyaratkan: a. Dalam keadaan punya wudhu yang sempurna

b. Kalimat-kalimat zikirnya harus dipukulkan dengan kuat pada tempat-tempat (lathifah-lathifah) yang seharusnya

(5)

d. Suara zikirnya harus tartil, fasih dan jelas terdengar makhrojnya (kata demi kata), tidak boleh berteriak dan kencang-kencang

e. Jumlah bilangannya tidak boleh kurang dari 165, dengan diawali menarik zikir 3x dan diakhiri menarik zikir 1x, tetapi kalau sedang sibuk oleh sesuatu, boleh dicukupkan hanya menarik dzikir yang 3x, apabila telah selesai dari kesibukan-kesibukan tersebut maka zikir yang ditinggalkan dibayar (diqodlo) menjadi 165 dikali berapa waktu amalan zikir yang ditinggalkan, waktu membayarnya boleh diluar waktu sholat fardhu

f. Apabila dilaksanakan secara berjama’ah harus tertib, seirama dan senada dan jelas terdengar ucapan la illaha illallah-nya, tidak boleh sebagian cepat dan kencang, dan sebagian yang lain lambat dan pelan, juga tidak boleh menyelisihi imam yang memimpin zikir, dan bilangan zikirnya cukup mencukupi bilangan 165 saja

g. Apabila zikir ini dilaksanakan sendirian ataupun secara berjama’ah pada waktu malam, terutama pada waktu malam telah larut, tidak boleh bersuara keras-keras, cukup terdengar oleh telinga sendiri saja

(6)

h. Pada waktu melaksanakan zikir, mata harus dipejamkan dan tidak boleh menarik nafas memutus lafadz zikir, artinya lafadz la illaha illallah harus senafas

i. Ketika tawajuh:

 Mata dipejamkan  Mulut dirapatkan  Geraham ditekan

 Lidah dilipat keatas langit-langit mulut

 Kepala ditundukkan kearah dada sebelah kiri kurang lebih 2 jari dibawah susu

 Anggota badan yang lain dilepas lelahkan (tidak membuat gerakan apapun)

 Nafas ditahan selama bertawajuh

 Dalam hati mengucapkan atau merasakan ismu zat sebanyak-banyaknya samapai nafas tidak kuat ditahan lagi

Inilah amalan zikir harian yang ada pada Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang

1. Al-Fatihah, kehadirat Nabi, beserta keluarga dan sahabatnya 2. Al-Fatihah, untuk para nabi dan rasul, para malaikat

al-muqarrabin, para suhada’, para salihin, setiap keluarga, setiap sahabat dan kepada arwah bapak kita Adam, dan ibu kita Hawa’, dan semua keturunan dari keduanya sampai hari kiamat

(7)

3. Al-Fatihah, kepada arwahnya para tuan kita imam kita: Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali. Semua sahabat-sahabat awal, dan akhir, para tabi’in, tabi’it tabi’in dan semua yang mengikuti kebaikan mereka sampai hari kiamat

4. Al-Fatihah, untuk arwah para imam mujtahid dan para pengikutnya, para ulama’ dan pembimbing, para qari’ yang ikhlas, para imam hadis, mufassir, semua tokoh-tokoh sufi yang ahli tarekat, para wali baik laki-laki maupun perempuan. Kaum muslimin dan muslimat di seluruh penjuru dunia

5. Al-Fatihah, untuk semua arwah semua syekh Tarekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah, khususnya tuan syekh rajanya para wali, yaitu syekh Abd. Qadir al-Jailani, dan Abu Qasim Junaidi al-Baghdadi, Sirri Saqati, Ma’ruf al-Karakhi, Sayyid Habib al-A’jami, Hasan Basri, Sayyid Ja’far Sadiq, Sayyid Abu Yazid al-Bustami, Sayid Yusuf al-Hamadani, Sayyid Bahauddin al-Naqsyabandi, hadrat Imam al-Rabbani (al-Sirhindi), berikut nenek moyang dan keturunan mereka ahli silsilat mereka dan orang yang mengambil ilmu dari mereka 6. Al-Fatihah, kepada arwah orang tua kita dan syekh-syekh kita,

keluarga kita yang telah mati, orang yang berbuat baik kepada kita, dan orang yang mempunyai hak dari kita, orang yang mewasiati kita, dan orang kita wasiati, serta orang yang mendo’akan baik kepada kita

(8)

7. Al-Fatihah, kepada arwah semua mukminin-mukminat, muslimin-muslimat yang masih hidup maupun yang sudah mati, dibelahan barat dunia maupun di belahan timur. Di belahan kanan dan kiri dunia, dan dari semua penjuru dunia, semua keturunan Nabi Adam, sampai hari kiamat.

Dilanjut dengan berzikir la illaha illallah sebanyak 165x dan berdo’a kemudian ditutup dengan sholawat Nabi Muhammad Saw.3

B. Ajaran zikir jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang

Zikir mempunyai aspek-aspek dan masing-masing aspek para informan mempunyai pendapatnya sendiri.

1. Ikhlas

Ikhlas sebagaimana dituturkan oleh Kyai Zawawi yang merupakan ketua Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang adalah “Ikhlas kui yo ikhlas, artine ikhlas kui rak pengen mengharap opo-opo termasuk pengen dipuji karo wong lio, cumo mengharap barokahe ridhone saking Gusti Allah.”4

Selain penjelasan dari ketua tersebut maka dikatakan pula oleh informan 2 AF (nama inisial) yang merupakan salah satu jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa “Ikhlas itu tidak mengharapkan imbalan

3Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi (ketua Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang) pada Senin 21 Maret 2016 pukul 10:00 wib di rumah narasumber.

4

(9)

apa-apa dari orang lain, contohnya tidak mengharap pujian dari orang lain, kita hanya fokus ibadah mengharapkan keridhoan kepada Allah SWT.”5

Jama’ah perempuan yang bernama Dai’yem (nama samaran) dari Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang juga mengatakan bahwa “Ikhlas kui kyo surat Al-Ikhlas, namane Al-Ikhlas tapi rak ono kata-katane Al-Ikhlas, maksute ikhlas kui nglakoni sesuatu tapi rak berharap opo-opo, ikhlas lillahita’ala.”6 2. Dekat dengan Allah SWT

AF (nama inisial) salah satu jama’ah menjelaskan tentang kedekatan dirinya dengan Allah SWT setelah membaca zikir dari Tarekat ini, beliau mengatakan bahwa “Insyaallah setelah saya berzikir kepada Allah saya merasakan sesuatu yang beda, saya merasa dekat dengan Allah SWT.”7

Informan yang keempat (Sudarmanto) menjelaskan bahwa “Yang penting niat ikhlas pengen pedek karo Gusti Allah lewat berzikir.”8

Menurut jama’ah NS (nama inisial) bahwa dekat dengan Allah SWT itu adalah “Nak niate bener bakal ngroso pedek dek karo Gusti Allah.”9

5

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 7-9.

6Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 8-10. 7

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 15-16. 8

Hasil wawancara dengan Sudarmanto baris ke 14-15. 9

(10)

3. Fisik

Penjelasan tentang fisik dalam berzikir juga didapat dari jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang AF (nama inisial), beliau mengatakan bahwa “Fisikku diam bertafakur kepada Allah SWT, jadi itulah yang menyebabkan saya merasakan dekat dengan Allah SWT.”10

Ibu Da’iyem (nama samaran) jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang juga menjelaskan tentang fisik “Yen aku jek zikir mbak, nak rak ono gangguan yo anteng sampe zikir kui rampung.”11

4. Ruh dan Nafs

Aspek yang ke empat adalah Ruh dan Nafs, keduanya hampir sama, karena Nafs merupakan bagian dari Ruh.

Informan pertama yaitu ketua Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang (Kyai Zawawi) memberikan pendapat tentang ruh dan nafs ketika berzikir, beliau mengungkapkan bahwa “Nah kui mbak, opo maneh kui, wong fisiku yo kudu madep mantep maring Gusti Allah opo maneh kui ne mbak.”12

Selain penjelasan dari ketua tersebut maka dikatakan pula oleh informan 2 AF (nama inisial) yang merupakan salah satu jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem

10

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 18-19.

11Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 18-19. 12

(11)

Batang mengatakan bahwa “Apa lagi itu mbak, wong fisiku aja udah khususon harus kepada Allah SWT, apalagi ruh dan nafs saya mbak.”13 5. Akal

Jama’ah perempuan yang bernama Da’iyem (nama samaran) menjelaskan tentang aspek yang satu ini, menurut beliau “Nak lagi zikir pikiranku yo kudu cuma mikirke Gusti Allah.”14

Menurut jama’ah NS (nama inisial) bahwa dekat dengan Allah SWT itu adalah “Pikiran yo juga kudu mikirke Gusti Allah tok, mosok jek zikir pak mikire utang opo kebutuhan dapur yo rak mungkin lah dek, hehehe.”15

6. Hati (qalb)

Menurut ketua dari Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah (Kyai Zawawi) desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa “Nha opo maneh kui mbak, wong liane be madep mantep yo ati juga kudu madep mantep maring Gusti Allah lan berharap berkahe Gusti Allah.”16

Selain penuturan dari ketua, penjelasan tentang hati (qalb) dalam berzikir juga didapat dari jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang AF (nama

13

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 21-22.

14Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 24. 15

Hasil wawancara dengan NS (nama inisial) baris ke 20-22. 16

(12)

inisial), beliau mengatakan bahwa “Paling khususon hati qalb saya, harus menuju hanya kepada Allah SWT. Bukan yang lain.”17

NS (nama inisial) jama’ah perempuan dari tarekat ini juga mengatakan tentang hati (qalb) ketika berzikir “Nha kui dek, sing penting dalam berzikir, ati kudu kosong ben diisi karo bacaan zikir tok ben ngrasuk temenan nang ati.”18

C. Ketenangan jiwa jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang

Ketenangan jiwa juga mempunyai aspek-aspek dan masing-masing aspek para responden mempunyai pendapatnya sendiri:

1. Kebahagiaan

Menurut AF salah satu jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa“Alhamdulillah mbak, saya tidak mau mengumbar kebahagiaan saya tapi saya pingin hanya berbagi kebahagiaan kepada orang lain setelah saya berzikir kepada Allah SWT..”19

NS (nama inisial) jama’ah perempuan dari tarekat ini juga mengatakan tentang kebahagiaan setelah berzikir “Alhamdulillah dek, bahagia kui yo sing penting selain zikir juga kudu tulung tinulung karo tonggo dek, insyaallah bakal bahagia.”20

17

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 26-27. 18

Hasil wawancara dengan NS (nama inisial) baris ke 24-25. 19

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 29-31. 20

(13)

2. Rasa kasih sayang

Ketua Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa“Alhamdulillah mbak, sak wise berzikir kui yo merasakan adem ayem nang atiku lan ngrasake kasih sayang saking Allah SWT dudu cuma kui aku ngroso pedek karo Allah SWT.”21

Selain itu jama’ah perempuan yang bernama Da’iyem (nama samaran) juga menjelaskan tentang aspek yang satu ini, menurut beliau“Kasih sayang kui didapat dari berbagai jalan mbak, contohe yo sak wise berzikir kui, alhamdulillah q yo ngrasake kui mbak.”22

Menurut jama’ah NS (nama inisial) bahwa rasa kasih sayang yang didapat setelah membaca zikir itu adalah“Kasih sayang tetep tak rasake dek ndi ae,termasuk dek Gusti Allah.”23

3. Rasa aman

Jama’ah perempuan yang bernama Dai’yem (nama samaran) dari Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang juga mengatakan bahwa“Alhamdulillah sanget mbak, tentrem mbak rasane.”24

21

Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 36-38.

22Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 34-35. 23

Hasil wawancara dengan NS (nama inisial) baris ke 33.

(14)

Sudarmanto, jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa“Aman itu kuncine harus terus berdo’a dan berzikir juga.”25

Penjelasan tentang rasa aman juga didapat dari NS (nama inisial) yang merupakan jama’ah perempuan juga dari Tarekat ini mengatakan“Berzikir bisa menjadikan kita aman dari segala macam bahaya.”26

4. Rasa harga diri

Menurut ketua dari Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah (Kyai Zawawi) desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa “Alhamdulillah juga mbak, yo pokoke ki roso opo bae nak didasari karo zikir insyaallah urip kui bakal adem ayem sing penting yo selalu dilandasi karo zikir maring Gusti Allah mbak.”27

Selain penuturan dari ketua, penjelasan tentang rasa harga diri dalam berzikir juga didapat dari jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang AF (nama inisial), beliau mengatakan bahwa“Hidup kalau didasari dengan beriman dan perbanyak berzikir insyaallah hidup itu akan tenang.”28

Sudarmanto, jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang menjelaskan bahwa rasa harga diri yang didapat setelah berzikir “Harga diri iku kudu dijaga mbak, nak

25

Hasil wawancara dengan Sudarmanto baris ke 30. 26

Hasil wawancara dengan NS (nama inisial) baris ke 30. 27

Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 41-43. 28

(15)

orak bakal diinjek-injek karo wong lio, carane jogo yo kui perbanyak berzikir.”29

5. Rasa ingin tahu

Informan pertama yaitu ketua Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang (Kyai Zawawi) memberikan pendapat tentang rasa ingin tahu yang diperoleh setelah berzikir, beliau mengungkapkan bahwa“Roso ingin tahu kui yo mesti wes ono nang awake dewe mbak, contohe bae kan ingin tahu manfaat dari berzikir,iyo tho,,”30

Jama’ah perempuan yang bernama Dai’yem (nama samaran) dari Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang juga mengatakan bahwa“Ingin tahu kui mesti ono mbak, koyo aku kan pengen reti opo asline faedah atau manfaat dari zikir ini.”31

Sudarmanto, jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa“Rasa ingin tahu dalam berzikir iku wajib ono mbk, soale biar reti apa hikmah dibalik berzikir kui.”32

6. Rasa bebas

AF (nama inisial) salah satu jama’ah menjelaskan tentang rasa bebas yang didapat setelah membaca zikir tarekat ini, beliau mengatakan bahwa“Rasa kebebasan itu udah jadi hak kita

29

Hasil wawancara dengan Sudarmanto baris ke 38-39. 30

Hasil wawancara dengan Kyai Zawawi baris ke 49-50.

31Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) bari ke 45-46. 32

(16)

masing, jadi hidup itu harus mempunyai kebebasan untuk bertindak dan berbuat apa saja bukan cuma sekedar membaca zikir tok.”33

Selain itu jama’ah perempuan yang bernama Da’iyem (nama samaran) juga menjelaskan tentang aspek yang satu ini, menurut beliau“Bebas yen didasari karo berzikir insyaallah bakal tentrem lagiyan kan zikir juga udah menjadi hak kita mbak.”34

Menurut jama’ah NS (nama inisial) bahwa rasa kasih sayang yang didapat setelah membaca zikir itu adalah“Yen akeh berzikir bebas bakal gampang didapet dek.”35

D. Peranan Zikir dalam ajaran tarekat terhadap ketenangan jiwa jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang

Dari hasil wawancara yang dilakukan ditemukan jawaban yang hampir semuanya sama dari para informan pada penelitian kali ini:

Informan pertama yaitu ketua Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang (Kyai Zawawi) memberikan pendapatnya tentang ketenangan jiwa beliau, beliau mengungkapkan bahwa“Iyo mbak, jelas biso gowo ati tenang, kan kunci ketenangan jiwa lan ati kui kan kudu diakehi berzikir.”36

AF (nama inisial) salah satu jama’ah menjelaskan tentang ketenangan jiwa yang didapat setelah membaca zikir tarekat ini, beliau mengatakan

33

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 43-45.

34Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 41-42. 35

Hasil wawancara dengan NS (nama inisial) baris ke 38. 36

(17)

bahwa“Alhamdulillah, berzikir membuat hati dan jiwa tenang, seperti yang saya katakan tadi dengan perbanyak zikir setiap saat itu akan membuat hati kita menjadi tenang.”37

Ibu Da’iyem (nama samaran) jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang juga menjelaskan tentang ketenangan jiwa yang diperoleh dari berzikir, menurutnya adalah “Insyaallah mbak, kan tadi udah dijelasin, kalau diperbanyak zikir insyaallah urip kui bakalan tentrem.”38

Sudarmanto, jama’ah Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah desa Banjiran Warungasem Batang mengatakan bahwa“Nak niat khususon gawe pengen pedek maring Gusti Allah insyaallah bakal tenang.”39

Penjelasan tentang ketenangan jiwa yang didapat setelah berzikir juga didapat dari NS (nama inisial) yang merupakan jama’ah perempuan juga dari Tarekat ini mengatakan“Nek menurut ku yo alhamdulillah dek, ketenangan hati dan jiwa kui didapat saking berzikir, kokui dek...”40

Jadi, berdasarkan data yang ada di lapangan zikir dalam ajaran Tarekat Qadiriyyah Wa Naqsyabandiyyah di desa Banjiran Warungasem Batang bisa membawa kepada ketenangan jiwa pada jama’ahnya.

37

Hasil wawancara dengan AF (nama inisial) baris ke 55-57.

38Hasil wawancara dengan Da’iyem (nama dirahasiakan) baris ke 55-56. 39

Hasil wawancara dengan Sudarmanto baris ke 54-55. 40

Referensi

Dokumen terkait