• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT (Persero) Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI) didirikan sebagai realisasi komitmen Pemerintah untuk mengembangkan ekspor non migas nasional. ASEI merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seluruh sahamnya dimiliki Pemerintah RI, didirikan pada tanggal 30 November 1985 sebagai tindak lanjut dari Peraturan Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 1982 tentang pelaksanaan ekspor, impor dan lalu lintas devisa. Melalui PP tersebut Pemerintah memberikan fasilitas pembiayaan ekspor, jaminan kredit ekspor dan asuransi ekspor dengan syarat - syarat lunak. Fasilitas pembiayaan ekspor berupa kredit likuiditas dari Bank Indonesia disalurkan melalui bank- bank pelaksana. Sedangkan fasilitas jaminan kredit ekspor dan asuransi ekspor dilaksanakan oleh PT Asuransi Kredit Indonesia (ASKRINDO), selanjutnya dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 12/KMK.011/1986 dialihkan kepada ASEI.

Sejak tahun 2002 Asuransi Asei telah menjalankan usaha dibidang Asuransi Umum untuk melengkapi produk yang telah ada sebelumnya dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih lengkap kepada para nasabahnya. Asuransi Umum di Asei menjadi produk utama walaupun namanya Asuransi Ekspor Indonesia, tetapi Asei tidak hanya di bidang ekspor impor saja.

(2)

Asuransi Asei memiliki beberapa jenis produk Asurasi Umum sebagai berikut: a) Asuransi Harta Benda (Property Insurance)

b) Asuransi Rekayasa

c) Asuransi Pengangkutan Barang (Marine Cargo Insurance) d) Asuransi Rangka Kapal (Marine Hull Insurance)

e) Asuransi Aneka (General Accident / Miscellaneous Insurance) f) Asuransi Penerbangan (Aviation Insurance)

g) Asuransi Minyak dan Gas Bumi (Oil and Gas Insurance)

PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) yang berdiri tahun 1985 dan tahun 2014 bertransformasi menjadi PT Asei Reasuransi Indonesia (Persero). Mendasar atas regulasi yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tidak memperkenankan perusahaan Reasuransi menjual produk asuransi, maka pada bulan Oktober 2014 terbentuklah Asuransi Asei yang menjadi anak usaha dari Asei-Re. Pada awal tahun 2015, Asei Re mengubah namanya menjadi Indonesia Re.

PT Asuransi Asei Indonesia atau Asuransi Asei adalah anak perusahaan dari Indonesia Re atau PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) yang diresmikan pada tanggal 9 Oktober 2014 berdasarkan akta nomor 8 tahun 2014.

(3)

4.1.1 Profil Perusahaan

PT Asuransi Asei Indonesia sebagai perusahaan asuransi kerugian yang memberikan proteksi asuransi kepada perbankan dan sektor riil, dan senantiasa berupaya mendukung misi perdagangan nasional dan internasional di Indonesia. Sebagai wujud pelayanan dalam memberikan proteksi asuransinya, Asuransi Asei menyediakan sebah rangkaian produk yang terintegrasi melalui produk-produk unggulannya yakni Asuransi Ekspor, Asuransi Kredit, Asuransi Umum, Penjaminan dan Asuransi Syariah.

Saat ini, Asuransi Asei tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia, telah memilki 21 Kantor Cabang dan 30 Kantor Pemasaran yang tersebar di seluruh Indonesia. Dalam dukungan internasional, Asuransi Asei telah sejak lama tergabung dalam Berneunion dan Aman Union. Asuransi Asei senantiasa memiliki semangat baru dalam memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah.

(4)

4.1.2 Visi dan Misi a. Visi

Menjadi Perusahaan Asuransi Indonesia dengan Layanan Proteksi Regional

b. Misi

Memberikan solusi proteksi terintegrasi secara Profesional 1.2 Gambaran Umum Industri Asuransi BUMN

Asuransi BUMN adalah perusahaan asuransi yang modalnya dimiliki oleh pemerintah. Tujuan umumnya adalah untuk melindungi masyarakat lemah, yang tidak mampu melindungi diri terhadap resiko yang dihadapi melalui asuransi. Di Indonesia terdapat 15 Asuransi BUMN, diantaranya yaitu:

1. PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Persero) 2. PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero)

3. PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) 4. PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) 5. PT Asuransi Jasa Raharja (Persero) 6. PT Asuransi Jiwasraya (Persero)

(5)

7. PT Asuransi Kesehatan Indonesia (Persero) 8. PT Jamsostek (Persero)

9. PT Reasuransi Internasional Indonesia (Persero) 10. PT Taspen (Persero)

11. Perum Penggadaian (Persero)

12. Perum Sarana Pengembangan Usaha (Persero) 13. PT Danareksa (Persero)

14. PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) 15. PT PANN Multi Finance (Persero)

Pada penelitian ini, penulis akan membandingkan kinerja keuangan PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan industri asuransi BUMN. Adapun industri asuransi BUMN tersebut terdiri dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero), PT Asuransi Jasa Raharja (Persero), Perum Penggadaian (Persero) dan PT Taspen (Persero).

1.3 Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder mengenai laporan keuangan perusahaan asuransi BUMN yaitu PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN periode 2010-2014.

(6)

1.4 Pembahasan

Analisis rasio keuangan yang dilakukan terhadap perusahaan asuransi BUMN, yaitu PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN bertujuan untuk mengetahui perkembangan kinerja keuangan perusahaan asuransi. Kinerja keuangan tersebut ditunjukkan dengan rasio kas yang ada pada ratio likuiditas, return on equity yang ada pada ratio rentabilitas dan rasio total hutang terhadap ekuitas yang ada pada rasio solvabilitas. Rasio keuangan rata-rata insdustri asuransi BUMN tersebut selama periode 2010-2014 dapat dianalisis seperti berikut.

1.5 Analisis Rasio PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) 1.5.1 Rasio Likuiditas

Aktiva Likuid adalah aktiva yang dapat diperdagangkan pada pasar yang aktif dan dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas. Posisi likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya seperti melunasi hutangnya yang jatuh tempo dalam jangka pendek. Perhitungan rasio likuiditas dengan membagi aktiva lancar dengan hutang lancar atau kewajiban lancar.

(7)

Tabel 4.1

Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio) PT. Asuransi Ekpor Indonesia (Perssero) Tahun 2010-2014

Tahun Kas Hutang Lancar Rasio Kas

2010 32,114,688,083 49,378,147,367 65.04%

2011 69,159,470,932 91,775,777,306 75.36%

2012 236,040,950,634 266,538,531,519 88.56% 2013 235,551,527,040 361,945,743,731 65.08% 2014 205,576,111,657 724,988,018,317 28.36% Sumber : Neraca diolah oleh penulis

Cash Ratio PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) pada tahun 2010 sebesar 65,04% naik menjadi 75,36% pada tahun 2011. Pada tahun 2012 mengalami kenaikan kembali sebesar 88,56%. Pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 65,08% dan cash ratio mengalami penurunan kembali pada tahun 2014 sebesar 28,36%.

Kenaikan kas pada aktiva lancar, Sedangkan kenaikan hutang lancar disebabkan naiknya hutang klaim, hutang reasuransi, hutang pajak dan hutang lancar lainnya.

(8)

1.5.2 Rasio Rentabilitas

Rasio Rentabilitas disebut juga Rasio Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Satu-satunya ukuran profitabilitas yang palin penting adalah laba bersih.

Tabel 4.2

Return on Equity PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) Tahun 2010-2014

Sumber: Laporan laba rugi diolah oleh penulis

ROE PT. Asuransi Ekpsor Indonesia (Persero) pada tahun 2010 sebesar 16,04% naik menjadi 22,61% pada tahun 2011. Pada tahun 2012 mengalami kenaikkan yaitu 30,93%. Pada tahun 2013 mengalami kenaikan kembali menjadi 35,78% tetapi pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2014 ROE mengalami penurunan menjadi (42,73%).

Tahun Laba setelah pajak Modal Sendiri Margin Laba 2010 48,121,509,470.59 300,000,000,000 16,04% 2011 67,844,496,324.42 300,000,000,000 22,61% 2012 92,798,562,064.73 300,000,000,000 30,93% 2013 107,336,049,225.11 300,000,000,000 35,78% 2014 (128,183,392,684) 300,000,000,000 (42,73%)

(9)

Kenaikan laba setelah pajak disebabkan hutang klaim yang ada pada hutang lancar mengalami kenaikan yang sangat signifikan dengan modal sendiri yang tetap.

1.5.3 Rasio Solvabilitas

Rasio ini disebut juga Ratio Leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman.

(10)

Tabel 4.3

Total Debt to Equity Ratio PT. Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) Tahun 2010-2014

Sumber: Neraca diolah oleh penulis

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui tahun 2010 rasio hutang terhadap ekuitas 20,43%. Pada tahun 2011 naik menjadi 37,74% kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi 91,77% terjadi kenaikkan kembali pada tahun 2013 menjadi 121,57% dan pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2014 rasio lancar mengalami kenaikan drastis sebesar 244,10%.

Kenaikan total hutang disebabkan oleh bertambahnya utang lancar yang meliputi: hutang klaim, hutang reasuransi, hutang pajak dan hutang lainnya dengan hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang tetap.

Tahun Total Hutang Modal Sendiri Rasio Hutang terhadap Ekuitas 2010 61,279,551,206 300,000,000,000 20,43% 2011 113,216,007,531 300,000,000,000 37,74% 2012 275,296,206,205 300,000,000,000 91,77% 2013 364,705,350,433 300,000,000,000 121,57% 2014 732,292,694,795 300,000,000,000 244,10%

(11)

1.6 Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Selanjutnya diuraikan hasil penelitian yang merupakan pengamatan terhadap obyek penelitian, yaitu PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN periode 2010-2014 seperti tampak pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

Perbandingan Kinerja PT Asuransi Ekspor Indonesia (Persero) dengan Industri Asuransi BUMN

Tahun Rasio Kas ROE DER

ASEI Industri Asuransi BUMN ASEI Industri Asuransi BUMN ASEI Industri Asuransi BUMN 2010 65,04% 12% 16,04% 33% 20,43% 46% 2011 75,36% 10% 22,61% 38% 37,74% 49% 2012 88,56% 46% 30,93% 32% 91,77% 28% 2013 65,08% 25% 35,78% 36% 121,57% 34% 2014 28,36% 7% (42,73%) 34% 244,10% 26%

(12)

1.6.1 Analisis Rasio Kas

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2010-2014 rasio kas Asei lebih besar dibandingkan industri asuransi BUMN, hal ini dikarenakan kas yang besar tidak hanya didapat dari premi sendiri tetapi dari hasil investasi yang jatuh tempo.

1.6.2 Analisis Rasio ROE

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2010-2014 Asei mempunyai rasio ROE yang lebih kecil dibandingkan industri asuransi BUMN, hal ini dikarenakan hasil operasi bersih Asei yang kecil disebabkan oleh klaim yang besar.

1.6.3 Analisis Rasio Hutang Terhadap Ekuitas

Pada tabel di atas dapat terlihat bahwa pada tahun 2010-2011 rasio hutang terhadap ekuitas Asei lebih rendah dibandingkan industri asuransi BUMN, Sedangkan tahun 2012-2014 rasio hutang terhadap ekuitas Asei lebih besar dibandingkan industri asuransi BUMN hal ini disebabkan adanya realisasi biaya klaim yang besar dan jatuh tempo.

Referensi

Dokumen terkait

kompetensi dikutip dari silabus, keseluruhan tujuan memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata keja yang digunakan dalam kompetensi dasar, tujuan memenuhi

Dapat dilihat pula pada kisaran gugus amina primer terdapat dua puncak yaitu pada 3495,86 cm -1 dan 3564,45 cm -1 , yang berarti bahwa masih terdapat sisa TDA di dalam filtrat II.

Pertumbuhan merupakan penambahan ukuran panjang atau berat dalam waktu tertentu, pertumbuhan terjadi apabila ada kelebihan energi penelitian ini sejalan dengan

10. Jika produk yang Anda buat memiliki resep atau bahan yang diperlukan, dan Anda ingin mengontrol jumlah stok resep atau bahan tersebut secara rinci, Anda

Diperlukan kebijakan yang lebih berpihak dan intensif dalam program kegiatan pembangunan oleh pemerintah daerah dan pemangku kepentingan agar dapat mendorong laju

Berdasarkan pernyataan Wulan di atas, maka dapat diketahui bahwa dampak modernitas terhadap aqidah yaitu game online dan media sosial sudah membuat masyarakat

stimulasi dini dengan perkembangan kemandirian pada anak pra sekolah usia 36-48 bulan di PAUD Aisyiyah, Desa Waung, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk dengan pola hubungan

Agar pelaksanaan program dan kegiatan dapat berjalan dengan baik maka perlu didukung dengan regulasi yang memadai. Perubahan dan penyusunan regulasi disesuaikan dengan..