• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) BERBASIS MASTERY LEARNING PADA MATA KULIAH GENETIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) BERBASIS MASTERY LEARNING PADA MATA KULIAH GENETIKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

58

PERANCANGAN LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) BERBASIS

MASTERY LEARNING

PADA MATA KULIAH GENETIKA

THE DESIGN STUDENT WORKSHEET BASED ON MASTERY

LEARNING AT GENETIC SUBJECT

Ruth Rize Paas Megahati S1, Diana Susanti1, dan Febriyanti1 STKIP PGRI Sumbar-Padang1

Jl. Gunung Pangilun Padang Telp.0751-70537310 biomolekuler@yahoo.com

ABSTRACT

Genetic is one of the subject at the Scientific and Skills (MKK) in the Biology field that must be followed by every students in the fifth semester in STKIP PGRI West Sumatera.

Students consider the concepts of genetics elusive, students can’t answer the questions

of genetic subject because this subject more discuss questions like mathematic, and the unavailability of student worksheet (LKM). Consequently complete learning process (Mastery learning) is not implemented and students learning result are still low. This research aims to develop LKM based on Mastery learning at genetic subject that valid, practical, effective, and disseminate. LKM based on Mastery learning at genetic subject as one of alternative teaching materials to improve learning result and to solve the problems.This type of research is the development of research by using 4-D models of the development of models (define, design, develop, and disseminate). The data analysis technique used is descriptive analysis that describes the validity assay, practicalities, and the effectiveness of the LKM based on Mastery learning. LKM based on Mastery learning that has been designed containing, identity of subject, units of the curriculum, materials, example problems, problem-solving that is easy to understand and systematically, formative and summative questions. The develop phase of LKM based on Mastery learning has been done to the validation stage. The validation result of 2 validator is valid criterion with 88% score. Validitas 88% score indicates that LKM based on the Mastery learning at genetics subject can already be used.

Keywords: Development of worksheet, genetic worksheet, validity, and Mastery learning

ABSTRAK

Genetika merupakan salah satu mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) dalam bidang Biologi yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa pada semester lima di STKIP PGRI Sumbar. Mahasiswa menganggap konsep-konsep genetika sulit dipahami, mahasiswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal genetika karena mata kuliah ini lebih banyak membahas soal-soal hitungan layaknya matematika, dan belum tersedianya lembar kerja mahasiswa (LKM). Akibatnya proses belajar tuntas (Mastery learning) tidak terlaksana dan hasil belajar mahasiswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan LKM berbasis Mastery learning pada mata kuliah genetika yang valid, praktis, efektif, dan disseminate. LKM berbasis mastery learning pada mata kuliah genetika sebagai salah satu bahan ajar alternatif dalam meningkatkan hasil belajar dan untuk mengatasi tidak terlaksananya belajar tuntas. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4-D models (define, design, develop, dan disseminate). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif yang mendeskripsikan hasil uji validitas, praktikalitas, dan efektivitas dari model LKM

(2)

59 berbasis Mastery learning. LKM berbasis Mastery learning yang telah dirancang berisi, identitas mata kuliah, satuan kurikulum, materi, contoh soal, penyelesaian soal yang mudah dipahami serta sistematik, soal formatif dan soal sumatif. Tahap develop LKM berbasis Mastery learning telah dilakukan sampai pada tahap validasi. Hasil validasi dari 2 orang validator berada pada kriteria valid dengan nilai validitas sebesar 88 %. Nilai validitasi 88% ini menunjukan bahwa LKM berbasis Mastery learning pada mata kuliah genetika sudah dapat digunakan.

Kata kunci : Pengembangan lembar kerja, lembar kerja genetika, validitas dan Mastery

learning

1. PENDAHULUAN

Biologi merupakan suatu ilmu pengetahuan yang tidak terlepas dari fakta, konsep, dalil dan prinsip yang berkaitan dengan makhluk hidup, serta interaksinya dengan lingkungan. Biologi memerlukan pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi atau berfikir tingkat tinggi. Dalam belajar biologi harus menggunakan pertanyaan apa, kenapa dan bagaimana [2]. Biologi mempunyai berbagai cabang ilmu, seperti mikrobiologi, morfologi tumbuhan, biokimia, dan genetika.

Genetika merupakan salah satu mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan (MKK) dalam bidang Biologi. Mata kuliah genetika wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar pada semester lima. Mata kuliah genetika mempunyai batasan dan ruang lingkup, seperti Hukum Mendel I dan II, epistasis, interaksi gen, teori probabilitas, alel ganda, determinasi seks, gen terpaut seks, pautan dan pindah silang [7]. Tujuan dari mata kuliah agar mahasiswa program studi pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar mempunyai pengetahuan dalam dasar-dasar genetika Mendel, pengantar genetika modern dan mampu menerapkan ilmu genetika dalam kehidupan sehari-hari. Tetapi pada kenyataannya masih banyak mahasiswa yang tidak menguasai konsep-konsep pada mata kuliah genetika..

Banyak mahasiswa yang menganggap genetika sebagai ilmu yang sulit dan tidak disukai. Mahasiswa hanya mengharapkan informasi dan catatan dari dosen padahal fasilitas perpustakaan dan wifi sudah tersedia, mahasiswa tidak mampu menyelesaikan soal-soal yang diberikan dosen karena mata kuliah ini lebih banyak membahas soal-soal hitungan layaknya matematika, dan belum tersedianya lembar kerja mahasiswa (LKM) yang memadai. Akibatnya proses belajar tuntas (Mastery Learning) pada mata kuliah genetika tidak terlaksana. Oleh karena itu akan dikembangkan model LKM berbasis

Mastery learning untuk mata kuliah genetika sebagai salah satu bahan ajar alternatif

dalam mengatasi rendahnya hasil belajar dan tidak terlaksananya belajar tuntas (mastery

learning). Model LKM berbasis Mastery learning merupakan lembaran kerja mahasiswa

(3)

60 tercapai [3]

.

Model LKM berbasis Mastery learning akan menghasilkan interaksi edukatif yang aktif, produktif, dan kondusif antar mahasiswa dan dosen [6]. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model LKM berbasis Mastery learning yang valid, praktis, efektif, dan dapat digunakan pada perguruan tinggi lain. LKM berbasis mastery learning dapat mengembangkan potensi mahasiswa sehingga mahasiswa memiliki kompetensi yang komprehensif, utuh, dan tuntas dalam pembelajaran pada mata kuliah genetika.

2. METODE PENELITIAN 2.1. Waktu dan tempat

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Agustus 2014 sampai dengan Februari 2015 di STKIP PGRI Sumbar.

2.2. Metode

Jenis penelitian adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4-D (four-D models) [8] Penelitian ini telah dilakukan sampai dengan tahap pendefinisian (define), perancangan (design) dan pengembangan (develop). Tahap pengembangan yang dilakukan yaitu pada uji validitas.

a. Tahap pendefinisian (define)

Tahap define bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat–syarat pembelajaran. Dalam menentukan dan menetapkan syarat–syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok yaitu, a) analisis ujung depan, b) analisis mahasiswa, c) analisis tugas, d) analisis konsep, e) perumusan indikator pembelajaran.

b. Tahap perancangan (design)

Tahap design bertujuan untuk menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Tahap ini terdiri dari 3 langkah, yaitu a) penyusunan tes acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap

design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan tujuan pembelajaran khusus.

Tes ini merupakan suatu alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri mahasiswa setelah kegiatan belajar mengajar. b) pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, c) pemilihan format.

c. Tahap pengembangan (develop)

Tahap develop bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari para pakar. Tahap ini meliputi : a) validasi perangkat oleh pakar diikuti dengan revisi, b) hasil validasi dijadikan sebagai dasar revisi.

(4)

61 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil

a. Tahap Pendefinisian (Define)

Pada tahap ini dilakukan analisis kurikulum dan analisis mahasiswa. Hasil analisis kurikulum dan analisis mahasiswa dideskripsikan sebagai berikut ini.

1. Analisis Kurikulum

Kurikulum yang terkait dengan produk yang dihasilkan yaitu standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi untuk mata kuliah genetika adalah memahami ruang lingkup genetika, memahami dan menjelaskan proses sintesis protein, menjelaskan dan menerapkan Hukum Mendel I dan II dalam kehidupan, mengenal epistasis dan interaksi gen, memahami dan menganalisis teori probabilitas, mengenal alel ganda yang terjadi pada manusia dan hewan, mengenal determinasi seks dan gen terpaut seks, dan mendeskripsikan pautan dan pindah silang. Dari standar kompetensi diatas menggambarkan bahwa mahasiswa dituntut untuk memahami konsep dasar dan prinsip genetika.

Standar kompetensi kemudian dijabarkan menjadi beberapa kompetensi dasar dan indikator yang akan memudahkan mahasiswa untuk menguasai seluruh standar kompetensi. Hasil analisis kurikulum ini dipakai untuk menentukan konsep-konsep yang diperlukan dalam merancang LKM berbasis mastery learning pada mata kuliah genetika di STKIP PGRI Sumbar. 2. Analisis Mahasiswa

Analisis mahasiswa dilakukan dengan mewawancarai beberapa orang dosen dan mahasiswa Progran Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumbar tahun masuk 2013. Wawancara yang dilakukan untuk menganalisis mahasiswa, dalam segi umur, kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor, dan kemampuan sosial.

Hasil wawancara dengan beberapa dosen yang mengajar mahasiswa Progran Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat tahun masuk 2013, mengatakan bahwa mahasiswa 2013 memiliki karakteristik yang berbeda baik dalam belajar (memahami pelajaran) maupun saat berinteraksi dengan teman dan lingkungannya, dilihat dari tingkatan umur mahasiswa berusia antara 18-21 tahun. Ditinjau dari kemampuan kognitif dan kemampuan psikomotor, kemampuan mahasiswa angkatan 2013 untuk tingkat kognitif dan psikomotor menunjukkan hasil yang bervariasi, yaitu

(5)

62 mahasiswa yang kuliah di STKIP PGRI Sumbart sebagian besar berasal dari berbagai daerah di pulau Sumatera dan Jawa. Mahasiswa tersebut memiliki berbagai kemampuan yang berbeda karena perbedaan jurusan dalam pendidikan terakhir, asal daerah dan keadaan keluarga (khususnya tingkat sosial) yang bervariasi. Hal ini dapat terjadi walaupun mereka diseleksi sebelum bergabung menjadi mahasiswa di STKIP PGRI Sumbar.Dilihat dari segi kemapuan sosial, mahasiswa 2013 suka bekerjasama dan saling membantu antar teman sejawat. Hal ini dapat dilihat dari setiap kerja atau tugas kelompok yang dilakukan selama perkuliahan, mereka aktif berdiskusi bersama untuk memecahkan persoalan atau bahan perkuliahan yang dihadapi setiap pertemuan. Mereka juga saling membantu jika ada teman yang membutuhkan pertolongan terutama dalam hal pemahaman materi perkuliahan. Umumnya mahasiswa untuk tingkatan umur 18-21 tahun memiliki sikap sosial yang baik, yaitu adanya rasa saling membantu antara mereka baik dari segi sosial ataupun akademik. Tidak hanya dilingkungan kampus juga dilingkungan masyarakat.

Dilihat dari ketertarikkan dalam menggunakan media, penggunaan media sangat membantu mereka dalam memahami suatu pembelajaran dan dapat meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Dari awal perkuliahan mahasiswa sudah bisa memanfaatkan beberapa jenis media dan mereka juga telah diajarkan membuat beberapa jenis media sesuai dengan tujuan pembelajaran, sehingga dapat menambah pemahaman mahasiswa dalam memahami materi yang diajarkan. Beberapa media yang telah meraka gunakan dan ciptakan diantaranya termasuk dalam media asli, media awetan, media model, media grafis dan media elektornik. Jadi dapat disimpulkan mahasiswa sudah menggunakan banyak media dalam perkuliahan.

Berdasarkan analisis mahasiswa di atas, LKM berbasis Mastery

Learning yang dikembangkan telah sesuai dengan tingkatan kemampuan

mahasiswa yang telah mampu berfikir secara logis dan pandai menempatkan diri dengan moral yang dimiliki dalam pengaplikasian ilmu yang diperoleh sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran pada mata kuliah genetika. b. Tahap Perancangan (Design)

LKM berbasis Mastery learning merupakan lembaran kerja mahasiswa yang berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa hingga ketuntasan belajar tercapai. LKM berbasis Mastery learning akan menghasilkan

(6)

63 interaksi edukatif yang aktif, produktif, dan kondusif antar mahasiswa dan dosen. LKM berbasis mastery learning telah dirancang terdiri dari, cover, identitas mata kuliah, satuan kurikulum, materi, contoh soal, penyelesaian soal yang mudah dipahami dan sistematik, kegiatan pembelajaran, dan soal sumatif.

Cover yang dirancang berisi judul, yaitu Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) berbasis Mastery Learning pada Mata Kuliah Genetika, nama mahasiswa, nim, sesi, dan nama perguruan tinggi. Identitas mata kuliah, terdiri dari program studi, mata kuliah/sks, materi dan waktu. Satuan kurilkulum dirancang dalam memudahkan penyampain materi perkuliahan kepada mahasiswa. Materi dirancang disesuikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran. Contoh-contoh soal dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang terdapat dalam LKM. Penyelesaian soal disusun secara sistematik agar memudahkan dalam

pemahaman mahasiswa. Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan

pendekatan mastery learning agar proses belajar tuntas dapat tercapai. Soal sumatif dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari setiap LKM dan diletakan pada bagian akhir dari LKM.

c. Tahap Pengembangan (Develop)

Hasil validasi oleh dua orang validator terhadap LKM berbasis Mastery learning pada mata kuliah genetika meliputi tiga aspek validasi. Data tersebut kemudian diolah sehingga diperoleh skor rata-rata kevalidan LKM berbasis mastery learning dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel.1 Hasil Validasi LKM Berbasis Mastery Learning pada mata kuliah genetika

No. Standar Penilaian Rerata (%) Kategori

1 Aspek Materi 83 Valid

2 Aspek Penyajian 87 Valid

3 Aspek Keterbacaan dan

Bahasa

93 Sangat Valid

Rata-rata 88 Valid

Berdasarkan hasil penilaian validator yang terlihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah genetika telah mengacu kepada kategori valid dengan nilai rata-rata 88 %. Angka yang diperoleh menunjukkan LKM ini dapat digunakan setelah ada perubahan atau revisi yang dilakukan sesuai saran yang diberikan oleh validator.

(7)

64 3.2. Pembahasan

Hasil validasi yang dinilai oleh dua orang validator terhadap LKM berbasis

Mastery Learning pada mata kuliah genetika berada pada kategori valid. Beberapa

aspek yang diamati dalam uji validitas LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah genetika adalah materi, bentuk penyajian, keterbacaan dan bahasa.

Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, pada aspek materi memiliki kriteria valid dengan nilai validasi 83%. Walaupun kriterianya valid tapi dari segi materi ada beberapa yang harus direvisi menurut saran dari validator. Revisi yang dilakukan pada materi yang seharusnya dilengkapi dengan gambar dan keterangan yang dikaitkan dengan pemahaman konsep. Tetapi secara garis besar LKM berbasis

Mastery Learning pada mata kuliah genetika yang dihasilkan dari segi materi telah

mengacu pada kurikulum yang ada karena telah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang terdapat pada silabu. Berdasarkan analisis kurikulum yang dilakukan, penjabaran materi genetika sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Program pengajaran yang akan disampaikan lewat media kepada siswa harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku baik dari segi isi, struktur, maupun kedalamannya [1].

Aspek penyajian LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah genetika memiliki kriteria valid dengan nilai validasi 87% tetapi tidak terlepas dari revisi yang disarankan oleh validator. Revisi yang dilakukan adalah bagian gambar yang digunakan sebaiknya lebih menarik perhatian mahasiswa. Manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar, materi pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pembelajaran lebih baik [4]

Aspek bahasa memiliki kriteria sangat valid dengan nilai validasi 93%. Tetapi tidak terlepas juga dari revisi yang disarankan oleh validator. Revisi yang dilakukan adalah dengan memperbaiki sedikit kesalahan penulisan kata pada tujuan pembelajaran agar disesuaikan dengan EYD dan perbaiki tata penulisan nama ilmiah yang digunakan agar mudah dimengerti mahasiswa.

Suatu instrumen dikatakan valid bila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur [5]. Hasil validasi yang dilakukan oleh dua orang validator yang merupakan orang-orang yang bertugas di bidang genetika dan pendidikan menyatakan bahwa LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah genetika tersebut sudah valid dengan rerata 88% yang berarti hasil validitas ini dapat dipertanggung jawabkan.

(8)

65 Berdasarkan hal tersebut secara garis besar kriteria sebuah LKM yang telah diuraikan di atas telah terpenuhi oleh LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah genetika yang peneliti kembangkan berdasarkan penilaian yang diberikan oleh validator. Secara garis besar LKM berbasis Mastery Learning pada mata kuliah genetika ini sudah bisa digunakan oleh dosen dan mahasiswa dalam proses perkuliahan.

4. UCAPAN TERIMAKASIH

Tim peneliti mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penelitian ini terutama kepada DIKTI yang telah mendanai penelitian ini sehingga dapat diselesaikan.

5. PUSTAKA

[1]. Djamarah dan Syaiful Bahri. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta; 2006.

[2]. Lufri, Arlis, Yunus, Yuslidar, dan Sudirman. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press; 2007.

[3]. Ozden M. Improving Science and Technology education Achievementn UsingMastery Learning Model. World Applied Science Journal. 2008; 5(1): 62-67. [4]. Rusman. Model-model Pembelajaran. Depok: Raja Grafindo Persada; 2012. [5]. Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2007.

[6]. Suhartini, A. 2007. Belajar Tuntas. Jurnal Lentera Pendidikan. 10 (1): 1-14. [7]. Suryo. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press; 2001 [8]. Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana;

2010.

Referensi

Dokumen terkait

1 Pembuatan rak dan instalasi vertikultur untuk pertanian perkotaan 100% Sudah dapat diselesaikan dengan baik dan digunakan dalam kegiatan pertanian perkotaan 2

Data yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe examples

Kornea berfungsi sebagai membran pelindung dan “jendela” yang dilalui berkas cahaya menuju retina. Sifat tembus cahayanya disebabkan oleh strukturnya

Pegawai mampu bekerjasama dengan tim dalam menyelesaikan pekerjaan dan dengan terjalinnya kerjasama yang baik maka para pegwai dapat menguraikan masalah pekerjaan menjadi

Hasil penelitian ini terdapat 28 data percakapan mengandung pragmatik Imperatif perintah, suruhan, permintaan, desakan, bujukan, persilakan, ajakan, permintaan izin,

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemohon I yang bernama PEMOHON I dan Pemohon II yang bernama PEMOHON II sebagaimana yang

Uji tular untuk induksi kekerdilan dilakukan pada 120 ekor DOC pedaging (Hubbard) yang dibagi dalam 3 kelompok termasuk kontrol, dengan memakai 1 isolat virus CAV yang diisolasi dan

Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program D3 Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan