• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

jdih.pakpakbharatkab.go.id

BUPATI PAKPAK BHARAT

PROVINSI SUMATERA UTARA

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2015

TENTANG

KAWASAN TANPA ROKOK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

Menimbang : a. bahwa rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan dapat mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat baik selaku perokok aktif maupun perokok pasif, oleh sebab itu diperlukan perlindungan terhadap bahaya rokok bagi kesehatan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan;

b. bahwa untuk udara yang sehat dan bersih hak bagi setiap

orang, begitu pula pentingnya kenyamanan dalam melakukan aktivitas, maka diperlukan kesadaran, kemauan, kemampuan aparatur dan masyarakat untuk mencegah dampak penggunaan rokok baik langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan, guna terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksudkan pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kawasan Tanpa Rokok.

Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2003 tentang

Pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan di Provinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4272);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);

(2)

jdih.pakpakbharatkab.go.id

4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003 tentang

Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4276);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

6. Peraturan Bersama Menteri Kesehatan Dan Menteri Dalam

Negeri Nomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK. BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Pakpak Bharat.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat.

3. Bupati adalah Bupati Pakpak Bharat.

4. Pimpinan atau penanggung jawab adalah orang dan/atau badan hukum

yang karena jabatannya memimpin dan/atau bertanggung jawab atas kegiatan dan/atau usaha di tempat atau kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan dilarang merokok baik milik pemerintah maupun swasta.

5. Masyarakat adalah orang perorangan dan/atau kelompok ‘’orang.

6. Pencemaran udara di ruang tertutup adalah pencemaran udara yang

terjadi di dalam ruang dan/atau angkutan umum akibat paparan sumber pencemaran yang memiliki dampak kesehatan kepada manusia.

7. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang produktif secara sosial dan ekonomis.

8. Derajat Kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi

kesehatan yang tinggi dan mungkin dapat dicapai pada suatu saat sesuai dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat dan harus selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus.

9. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau

bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman bicotiana tobacum, nicotiana

rustica dan spesies lainya atau sintetisnya yang mengandung nikotin, tar dan zat adiktif dengan atau tanpa bahan tambahan.

10. Kawasan Tanpa Rokok yang selanjutnya disingkat KTR adalah ruangan

atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau

kegiatan memproduksi, menjual, mengiklankan dan/atau

mempromosikan produk tembakau.

11. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok namun terpaksa

(3)

jdih.pakpakbharatkab.go.id

12. Tempat atau ruangan adalah bagian dari suatu bangunan gedung yang

berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan dan/atau usaha.

13. Tempat umum adalah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh

pemerintah daerah termasuk gedung perkantoran, gedung pertemuan, ruang rapat, ruang kerja, ruang proses belajar mengajar, ruang pelayanan kesehatan, taman bermain, tempat ibadah dan tempat pelayanan umum lainnya.

14. Gedung Kantor adalah gedung kantor yang berada di Kompleks

Perkantoran Panorama Indah Sindeka, seluruh kantor Camat, seluruh Kantor Kepala Desa, seluruh kantor pelayanan kesehatan, seluruh kantor tempat proses belajar mengajar dan gedung kantor yang digunakan untuk pelayanan terhadap masyarakat lainnya yang berada di wilayah kabupaten Pakpak Bharat.

15. Tempat kerja adalah ruang tertutup yang bergerak atau tetap dimana

tenaga kerja bekerja atau tempat yang sering dimasuki tenaga kerja dan tempat sumber-sumber bahaya termasuk kawasan pabrik, perkantoran, ruang rapat, ruang sidang/seminar, dan sejenisnya.

16. Tempat ibadah adalah tempat yang digunakan untuk kegiatan

keagamaan, seperti mesjid termasuk mushola, gereja termasuk kapel, pura, wihara, dan kelenteng.

17. Arena kegiatan anak-anak adalah tempat atau arena yang diperuntukan

untuk kegiatan anak-anak, seperti Tempat Penitipan Anak (TPA), tempat pengasuhan anak, arena bermain anak-anak, atau sejenisnya.

18. Tempat proses belajar mengajar adalah tempat proses belajar-mengajar

atau pendidikan dan pelatihan termasuk perpustakaan, ruangan praktik atau labolatorium, museum, dan sejenisnya.

19. Tempat pelayanan kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya kesehatan yang dilakukan Pemerintah dan masyarakat, seperti rumah sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Polindes, praktik dokter, praktik bidan, toko obat atau apotek, pedagang farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium, dan tempat kesehatan lainya, antara lain pusat dan/atau balai pengobatan, rumah bersalin, balai kesehatan ibu dan anak (BKIA).

BAB II

TUJUAN DAN SASARAN Pasal 2

Tujuan penetapan kawasan tanpa rokok, adalah :

a.melindungi kesehatan secara umum dari dampak buruk merokok baik

langsung maupun tidak langsung;

b.mewujudkan ruang dan lingkungan serta kualitas udara yang sehat dan

bersih, bebas dari asap rokok;

c. mewujudkan rasa nyaman dalam bekerja dan melakukan aktivitas lainnya;

d.menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula;

e. mewujudkan generasi muda yang sehat.

Pasal 3

Sasaran kawasan tanpa rokok adalah gedung kantor dan tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan, arena kegiatan anak-anak dan tempat ibadah milik Pemerintah.

(4)

jdih.pakpakbharatkab.go.id BAB III

PIMPINAN DAN ATAU PENANGGUNG JAWAB Pasal 4

(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat atau Kawasan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3, wajib menetapkan Kawasan Tanpa Rokok.

(2) Penetapan Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

secara teknis ditetapkan oleh pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat yang bersangkutan.

(3) Pimpinan dan/atau penggung jawab tempat sebagaimana dimaksud pada

ayat (2), wajib memasang larangan merokok di tempat yang dinyatakan “Kawasan Tanpa Rokok”.

Pasal 5

(1) Pimpinan dan/ atau penggung jawab tempat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 harus memberi contoh dan teladan ditempat yang menjadi tanggung jawab di kawasan tanpa rokok.

(2) Pimpinan dan/atau penggung jawab tempat sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 dapat menampilkan data dan informasi bahaya rokok kepada masyarakat di Kawasan Tanpa Rokok.

BAB IV

KAWASAN TANPA ROKOK Bagian Kesatu

Bangunan Gedung dan Tempat Kerja Pasal 6

(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab bangunan gedung dan tempat kerja,

wajib melarang kepada staf dan/atau pegawainya untuk tidak merokok di wilayah bangunan gedung tempat kerja.

(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab bangunan gedung tempat kerja,

wajib menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan apabila terbukti staf dan/atau pegawainya merokok di sekitar bangunan gedung dan tempat kerja.

(3) Staf dan/atau karyawan dapat memberikan teguran atau melaporkan

kepada Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat kerja, apabila ada yang merokok di sekitar bangunan gedung dan tempat kerja.

(4) Pimpinan dan/atau penanggung jawab bangunan gedung dan tempat kerja,

wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh pengguna tempat dan/atau pengunjung sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

(5) Pimpinan dan/atau penanggung jawab bangunan gedung dan tempat kerja,

dapat menyediakan tempat khusus untuk merokok sebagai kawasan merokok.

Bagian Kedua

Tempat Proses Belajar Mengajar Pasal 7

(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar,

wajib melarang kepada peserta didik dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainya untuk tidak merokok di tempat proses belajar mengajar.

(5)

jdih.pakpakbharatkab.go.id

(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat belajar mengajar, wajib

menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan kepada peserta didik dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainya apabila terbukti merokok di tempat belajar mengajar.

(3) Peserta didik dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainya dapat

memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar, apabila terbukti ada yang merokok di tempat proses belajar mengajar.

(4) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat proses belajar mengajar,

wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh peserta didik dan tenaga kependidikan serta unsur sekolah lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Bagian Ketiga

Tempat Pelayanan Kesehatan Pasal 8

(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat pelayanan kesehatan, wajib

melarang kepada setiap pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis untuk tidak merokok di tempat pelayanan kesehatan.

(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat pelayanan kesehatan, wajib

menegur dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan apabila terbukti kepada pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis merokok di tempat pelayanan kesehatan.

(3) Pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis dapat

memberikan teguran atau melaporkan kepada Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat pelayanan kesehatan, apabila ada yang merokok di tempat pelayanan kesehatan.

(4) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat proses pelayanan

kesehatan, wajib mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh pasien dan/atau pengunjung serta tenaga medis dan non medis yang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).

Bagian Keempat Arena Kegiatan Anak-anak

Pasal 9

(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena kegiatan anak-anak, wajib

melarang kepada pengguna dan/atau pengunjung untuk tidak merokok di arena kegiatan anak-anak.

(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena anak-anak, wajib menegur

dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan apabila terbukti pengguna dan/atau pengunjung merokok di arena kegiatan anak-anak.

(3) Pengguna dan/atau pengunjung dapat memberikan teguran atau

melaporkan kepada Pimpinan dan/atau penanggung jawab arena kegiatan anak-anak, apabila ada yang merokok di arena kegiatan anak-anak.

(4) Pimpinan dan/atau penanggung arena kegiatan anak-anak, wajib

mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh pengguna dan/atau pengunjung yang sebagaimana dimaksud dalam ayat (3).

(6)

jdih.pakpakbharatkab.go.id Bagian Kelima

Tempat Ibadah Pasal 10

(1) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat ibadah, wajib melarang

kepada masyarakat atau jemaahnya untuk tidak merokok di tempat ibadah.

(2) Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat ibadah, wajib menegur

dan/atau memperingatkan dan/atau mengambil tindakan apabila terbukti masyarakat atau jemaahnya merokok di tempat ibadah.

(3) Masyarakat atau jemaahnya dapat memberikan teguran atau melaporkan

kepada Pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat ibadah, apabila ada yang merokok di tempat ibadah.

(4) Pimpinan dan/atau penanggung tempat ibadah jawab tempat, wajib

mengambil tindakan atas laporan yang disampaikan oleh masyarakat atau jemaahnya yang sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

BAB IV PENANDAAN

Pasal 11

(1) Tempat yang ditetapkan sebagai Kawasan Tanpa Rokok sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3, wajib dilengkapi dengan Penandaan atau petunjuk.

(2) Penandaan atau petunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa :

a.Kawasan Dilarang Merokok atau;

b.Kawasan Merokok.

(3) Penandaan atau petunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditempatkan pada tempat yang mudah terlihat dan tidak mengganggu keindahan tempat.

(4) Setiap orang yang berada di Kawasan Tanpa Rokok dilarang melakukan

kegiatan :

a.menggunakan/mengkonsumsi rokok,

b.memproduksi atau membuat rokok,

c. menjual rokok,

d.menyelenggarakan iklan rokok dan/atau,

e. mempromosikan rokok.

Pasal 12

(1) Penandaan atau petunjuk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2),

berupa :

a.tulisan yang ditulis dengan huruf timbul atau huruf lain yang dapat dan

mudah di baca dan atau di lihat;

b.gambar dan/atau tanda dan/atau symbol yang mudah dilihat dan/atau

dimengerti.

(2) Penandaan atau petunjuk berupa tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) huruf a, di tempat yang dinyatakan tidak boleh merokok adalah “KAWASAN DILARANG MEROKOK”.

(3) Penandaan atau petunjuk berupa tulisan sebagaimana dimaksud pada ayat

(7)

jdih.pakpakbharatkab.go.id BAB V

TEMPAT KHUSUS/KAWASAN MEROKOK Pasal 13

(1) Tempat khusus atau Kawasan merokok harus memenuhi persyaratan

sebagai berikut :

a.berupa ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan

udara luar sehingga udara dapat bersikuasi dengan baik;

b.terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan/atau ruang lain yang

digunakan untuk beraktivitas;

c. jauh dari pintu masuk dan/atau pintu keluar;

d.jauh dari tempat orang berlalu lalang;

e. memiliki sirkulasi udara yang baik dan/atau tidak tertutup;

f. memilik atap dan/atau tanpa atap;

g. dilengkapi dengan asbak atau tempat pembangunan abu dan puntung

rokok.

h.dapat dilengkapi dengan data dan informasi bahaya merokok bagi

kesehatan.

i. diberi tanda/simbol tempat merokok.

(2) Tempat khusus merokok terlarang bagi :

a.Ibu hamil,

b.Anak-anak dibawah usia 18 tahun,

c. Anak-anak yang mengenakan seragam sekolah.

Pasal 14

(1) Tanda/simbol tempat merokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat

(1) huruf i memuat gambar batang rokok yang dinyalakan di dalam lingkaran merah;

(2) Tanda/simbol sebagaimana dimaksud ayat (1) dipasang pada tempat yang

mudah dilihat dan tidak mengganggu keindahan keindahan tempat. BAB VI

SANKSI ADMINISTRASI Pasal 15

(1) Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11

ayat (4) diberikan sanksi berupa :

a. teguran lisan;

b. teguran tertulis.

(2) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat

dilakukan oleh pimpinan dan/atau penanggung jawab tempat sebagaimana dimaksud dalam asal 6, Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9 dan Pasal 10.

(3) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilakukan

(8)

jdih.pakpakbharatkab.go.id BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 16

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Pakpak Bharat.

Ditetapkan di Salak

pada tanggal 12 Maret 2015 BUPATI PAKPAK BHARAT,

ttd

REMIGO YOLANDO BERUTU

Diundangkan di Salak ada tanggal 12 Maret 2015

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT, ttd

HOLLER SINAMO

Referensi

Dokumen terkait

Unsur-unsur dalam pengambilan keputusan yang harus dipertimbangkan adalah: tujuan dari pengambilan keputusan, identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alboneh (2012) dengan judul Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Diare Pada Balita Usia 2-5 Tahun di

Pimpinan atau penanggung jawab fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja dan tempat umum

Oleh karena itu, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia perlu menyusun pola pembangunan lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara untuk menangani masalah overkapasitas

Dengan disahkan dan Undang- Undang tersebut, maka terpenuhilah sudah kehendak Pasal 10 Aayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang kesetaraan dan kesejajarannya

luas, pengertian pertama, organ negara paling luas mencakup setiap individu yang menjalankan fungsi law-creating dan law-applying; Kedua (pengertian kedua), organ negara

Nilai TSR masing-masing konfigurasi meningkat sampai pada putaran 10,7 rpm pada wells rotor dan 10 rpm pada turbin kombinasi kemudian menurun dengan

Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi menggunakan metode taguchi dengan harapan menghasilkan kuat tekan yang paling optimal dan mengetahui faktor yang mempengaruhi kuat tekan