• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 60/PUU-IX/2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 60/PUU-IX/2011"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA

---

RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 60/PUU-IX/2011

PERIHAL

PENGUJIAN UNDANG-UNDANG

NO. 11 TAHUN 2011

TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG

NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG APBN TA 2011

TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

ACARA

PEMERIKSAAN PENDAHULUAN

(I)

J A K A R T A

(2)

1 MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA --- RISALAH SIDANG

PERKARA NOMOR 60/PUU-IX/2011 PERIHAL

Pengujian Undang-Undang No. 11 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN TA 2011 terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

PEMOHON 1) Gunawan 2) Setyo Budiantoro 3) Yuna Farhan 4) Abdul Waidi 5) Ramadhaniati 6) Surya Tjandra

7) Ridaya La Ode Ngkowe 8) Dani Setiawan

ACARA

Pemeriksaan Pendahuluan (I)

Senin, 26 September 2011, Pukul 13.22 – 14.00 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat

SUSUNAN PERSIDANGAN

1) Ahmad Fadlil Sumadi (Ketua)

2) Muhammad Alim (Anggota)

3) M. Akil Mochtar (Anggota)

(3)

2 Pihak yang Hadir:

A. Pemohon: 1) Yuna Farhan 2) Ramadhaniati

B. Kuasa Hukum Pemohon: 1) Janses E. Sihaloho

2) Ridwan Darmawan 3) B.P. Beni Dikty Sinaga 4) Henry David Oliver Sitorus 5) Priadi

(4)

3 1. KETUA : AHMAD FADLIL SUMADI

Sidang untuk Perkara Nomor 60/PUU-IX/2011 dinyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

Selamat siang, Saudara.

2. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Siang, Yang Mulia.

3. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Disilakan Saudara memperkenalkan diri terlebih dahulu, siapa saja yang hadir dalam persidangan ini?

4. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Assalamualaikum wr. wb. 5. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Waalaikumsalam wr. wb.

6. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Perkenalkan, kami dari Tim Advokasi APBN untuk Kesejahteraan. Nama saya sendiri, Janses E. Sihalolo. Di samping saya (…)

7. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Nama saya Ridwan Darmawan.

8. PEMOHON: YUNA FARHAN

Saya Yuna Farhan sebagai Pemohon. KETUK PALU 3X

(5)

4 9. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDRY DAVID OLIVER SITORUS

Saya Hendry David Oliver Sitorus dari Organisasi IHCS, Kuasa Hukum dari Pemohon. Terima kasih, Yang…, Majelis.

10. KUASA HUKUM PEMOHON: B. P. BENI DIKTY SINAGA Nama saya Beni Dikty Sinaga, Kuasa Hukum Pemohon. 11. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Oke. Yang di belakang, Yang Mulia, Pemohon juga dari ASPPUK, Ibu Ramadhaniati. Di sampingnya, Yang Mulia, Priadi Talman, Kuasa, Yang Mulia. Terima kasih.

12. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Oke. Sidang ini adalah sidang yang diselenggarakan berdasarkan Pasal 39 Undang-Undang Mahkamah Konstitusi yang bertujuan untuk memberikan nasihat kepada Saudara sebagai kewajiban Hakim dan Saudara punya hak untuk mempertimbangkan buat memperbaiki atau tidak tentang nasihat itu bagi permohonan Saudara.

Supaya jelas persoalannya, disilakan Saudara menyampaikan pokok-pokoknya terlebih dahulu, apa yang Saudara tulis di dalam permohonan ini. Disilakan kepada Saudara untuk menyampaikan pokok-pokoknya.

13. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Baik, Yang Mulia. Adapun inti permohonan kami adalah permohonan kami kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia perihal Permohonan Uji Materil Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011 dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

Adapun Pemohon Yang Mulia adalah pertama Indonesian Human Rights Committee for Social Justice, dalam hal ini diwakili Gunawan. Yang kedua Prakarsa Masyarakat untuk Negara Kesejahteraan dan Pembangunan Alternatif diwakili Setyo Budiantoro. Ketiga, Forum INDONESIA untuk Transparasi Anggaran yang diwakili Yuna Farhan. Keempat, Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat yang diwakili Abdul Waidi. Yang kelima, Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil yang diwakili Ramadhaniati. Yang keenam, Trade Union Rights Centre yang diwakili Surya Tjandra. Dan Pemohon VII, Ridaya La Ode

(6)

5 Ngkowe. Dan delapan, Dani Setiawan merupakan warga negara yang konsen terhadap anggaran, Yang Mulia.

Ada beberapa hal yang menjadi pokok-pokok permohan kami, Yang Mulia. Kami membagi paling tidak ada 8 poin, Yang Mulia.

Yang pertama, kami melihat bahwa…, menilai bahwa Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2011 juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 terkait anggaran kesehatan bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1), Pasal 28H ayat (1), dan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

Sebagaimana kita ketahui, Yang Mulia. Setelah kami meneliti di APBN 2010 Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011 dan perubahannya, kita menilai bahwa kita menghitung anggaran untuk kesehatan itu berkisar satu…, dua koma…, tidak mencapai 5%, Yang Mulia. Padahal, Yang Mulia, di poin 1a kita melihat bahwa di Undang-Undang Kesehatan sendiri disebutkan dalam hal ini Pasal 171 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disebutkan bahwa besaran anggaran kesehatan pemerintah dialokasikan minimal sebesar 5% dari anggaran pendapatan belanja di luar gaji.

Sementara, Yang Mulia, di undang-undang yang menurut kita setaraf dalam hal ini undang-undang dan di satu sisi ada Undang-Undang APBN, di satu sisi ada Undang-Undang Kesehatan, satu sama lain berbeda, Yang Mulia. Yang menurut kita bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) karena menimbulkan ketidakpastian hukum, Yang Mulia.

Selanjutnya, Yang Mulia karena anggaran kesehatan itu tidak mencapai 5%, otomatis, Yang Mulia, kita melihat bahwa hal tersebut bertentangan dengan Pasal..., bertentangan dengan Pasal tiga..., 28H ayat (1). Di situ dimana disebutkan, “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan,” kami menilai, Yang Mulia bahwa anggaran 5% yang ditetapkan di Undang-Undang Kesehatan itu untuk mendapatkan pelayanan yang standar menurut undang-undang. Artinya, kalau di luar itu tidak, artinya kalau di..., kurang dari itu, otomatis akan tidak bisa meng-cover kehidupan yang layak dan untuk pelayanan kesehatan, Yang Mulia.

Selain itu karena anggaran kesehatan itu jauh dari apa yang disebutkan di Undang-Undang Kesehatan, kita juga melihat otomatis bertentangan juga dengan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 karena hal tersebut mengakibatkan negara tidak bisa memberikan penyediaan fasilitas kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak, Yang Mulia.

Yang berikutnya, Yang Mulia, kami menilai bahwa Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(7)

6 Anggaran Pendapatan Belanja Negara 2011 terkait prinsip kemakmuran rakyat, bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1). Di Pasal 23 Ayat (1) di..., sangat jelas disebutkan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Kami menilai..., kami menggarisbawahi frase ‘sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat,’ kita melihat bahwa postur APBN 2010 Tahun 2010 tentang APBN 2011 dan perubahannya, sangat bertentangan dengan prinsip hal tersebut, Yang Mulia. Hal ini sangat bertentangan dengan apa juga yang telah disebutkan oleh apa yang menjadi pres..., apa ya..., apa yang menjadi penilaian tentang kemakmuran rakyat kalau kita, kalau kami bisa membandingkan, Yang Mulia, dan kami berharap supaya putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 3/PUU-VII/2010 tentang Undang-Undang 2007..., Tahun 2007 tentang Pengelolaan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil terhadap Undang-Undang Republik Indonesia 1945 diterapkan, Yang Mulia. Kata ’untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat’ di bidang sumber daya alam diperlukan empat tolak ukur:

1. Kemakmuran sumber daya alam bagi rakyat;

2. Tingkat pemerataan manfaat sumber daya alam bagi rakyat;

3. Tingkat partisipasi rakyat dalam menentukan manfaat sumber daya alam;

4. Penghormatan terhadap hak rakyat secara turun-temurun.

Apabila kita hubungkan konteksnya dengan APBN, Yang Mulia, kita melihat bahwa..., kita melihat bahwa Anggaran APBN 2011 masih jauh dari prinsip kemanfaatan APBN bagi rakyat dan tidak juga bertujuan untuk pemerataan manfaat APBN bagi rakyat dan sangat minim tingkat partisipasi rakyat dalam menentukan manfaat APBN, Yang Mulia.

Kami juga menilai bahwa Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN 2011 juncto Undang-Undang 11 Tahun 2011 tentang Perubahan APBN, bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1). Kami di sini secara spesifik meminta Yang Mulia, terkait dengan anggaran pembangunan gedung DPR, Yang Mulia.

Yang pertama kenapa kami sebutkan ini bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1), Yang Mulia, kami..., karena kami melihat bahwa masih banyak kebutuhan-kebutuhan yang sangat mendesak dibandingkan dengan kebutuhan pembangunan gedung DPR. Artinya, itu masih bisa..., anggaran untuk pembangunan gedung DPR itu masih bisa dipergunakan untuk anggaran lain yang lebih mendesak dan fundamental, Yang Mulia, seperti anggaran kesehatan, Yang Mulia.

Selain itu, kami juga melihat bahwa anggaran terkait dengan pembangunan gedung DPR yang ada di APBN 2011 ini bertentangan juga dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 masalah kepastian hukum. Hal ini disebutkan..., disebabkan karena yang pertama,

(8)

7 Yang Mulia. Bahwa secara noterfeiteun dalam rapat BURT DPR RI dengan Kementerian Pekerjaan Bagian Umum, disebutkan bahwa pembangunan gedung DPR itu ditunda dengan waktu yang tidak ditetapkan, Yang Mulia. Artinya, kami, kami tidak mendapatkan secara pasti masalah pembangunan gedung DPR itu lanjut atau tidak, tetapi anggaran terkait itu masih ada di APBN 2011, Yang Mulia.

Hal berikutnya, Yang Mulia bahwa terkait pembangunan gedung DPR, sejumlah warga negara yang tergabung dalam koalisi APBN juga telah mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum oleh penguasa dengan register Perkara Nomor 153.PDT/2011P NJakpus yang saat ini sedang proses banding. Bahwa berdasarkan..., ada hal yang menarik, Yang Mulia bahwa di salah satu Putusan Mahkamah..., Putusan dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, menolak permohonan para Penggugat karena menurut Majelis bahwa secara (suara tidak terdengar dengan

jelas) pembangunan gedung DPR telah di... di..., dibatalkan, tapi, Yang

Mulia, sekali lagi anggaran terkait dengan hal tersebut di APBN 2011 masih tercantum, Yang Mulia.

Yang keempat, kami juga mempertanyakan dan ingin menguji Undang-Undang Nomor 10 ini terkait dengan anggaran studi banding, Yang Mulia. Kami menemukan data-data bahwa studi-studi banding yang telah dilakukan oleh DPR yang kita sebut pelesiran ke luar negeri telah menga..., telah memakan anggaran pendapatan belanja..., APBN yang sangat besar, Yang Mulia, tapi sampai sekarang masalah pertanggungjawaban dan audit performa tentang studi banding itu sendiri belum jelas, Yang Mulia. Dan belum sangat..., belum jelas juga masalah standar apa saja yang perlu studi banding, Yang Mulia. Seperti Pramuka studi banding keluar negeri, Yang Mulia, menurut kita tidak relevan, Yang Mulia. Untuk itu, Yang Mulia, supaya..., untuk menghindari kerugian negara yang lebih besar, Yang Mulia, pemborosan uang negara, kita meminta supaya ang..., Anggaran Pendapatan Belanja Negara di APBN 2011 dan perubahannya untuk sementara di..., dibatalkan, dinyatakan tidak mengikat, Yang Mulia, sampai ada standar dan aturan yang jelas, Yang Mulia, tentang studi banding.

Terkait hal selanjutnya, Yang Mulia, kita juga meli..., menilai bahwa anggaran pembelian pesawat kepresidenan bertentangan juga dengan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. Hal tersebut..., hal tersebut alasannya sama dengan anggaran pembangunan gedung DPR dan studi banding. Dan yang paling..., yang paling kita sayangkan, Yang Mulia, anggaran pembelian pesawat kepresidenan ternyata didapatkan dari utang, Yang Mulia.

14. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI Oke. Sudah cukup, apa?

(9)

8 15. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Ada poin…, tiga poin lagi, Yang Mulia. 16. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Begini. Karena ini sebenarnya yang tertulis kami sudah dapat. 17. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Ya.

18. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Maksud saya, supaya Saudara menyampaikan yang dipandang penting untuk disampaikan saja. Kalau itu kan sudah ada semua di sini, ya. Gimana? Petitumnya saja bagaimana? Petitumnya.

19. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO Ya, Yang Mulia.

20. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Sebab ada provisi segala kan? Saudara minta itu kan?

21. KUASA HUKUM PEMOHON: HENDRY DAVID OLIVER SITORUS Terima kasih, Majelis, atas Sidang Panel ini. Dari penjelasan rekan kami akhirnya kami menyimpulkan untuk Sidang Panel ini, petitum kami, keinginan kami. Bahwa:

1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2011 juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan APBN Tahun 2011 terkait anggaran kesehatan, bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1), Pasal 28H ayat (1), Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945.

2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2010…, 2011 juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahannya…, Peruba…, Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011 bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945. 3) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran

Pendapatan Belanja Negara Tahun 2011 juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan

(10)

9 Belanja Negara Tahun 2011 terkait dana pembangunan gedung DPR RI, bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Tahun 2011 juncto Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011 terkait dana studi banding, bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1) UUD 1945.

5) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 Peru…, tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011 terkait anggaran pembelian pesawat kepresidenan, bertentangan dengan Pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

6) Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011 terkait jaminan sosial, bertentangan dengan Pasal 34 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.

7) Pasal 27 ayat (8) undangan…, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2011, bertentangan dengan Pasal 18A ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945.

8) Pasal 26 ayat (4) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan Tahun 2011 bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

Demikianlah permohonan yang kami ajukan kepada persidangan ini, Majelis..., apa..., petitum yang kami ajukan.

22. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN

Baik, Majelis. Para Pemohon sebagaimana kami uraikan dalam petitum. Yang pertama petitum berdasarkan hal-hal tersebut, kami memohon atau..., apa namanya..., meminta kepada Majelis untuk memeriksa dan memutus permohonan hak uji ini sebagai berikut.

Dalam provisi. Menyatakan persidangan dilakukan dengan acara cepat karena masa berlaku undang-undang a quo yang kurang dari setengah tahun dan hal tersebut dimaksudkan untuk tidak mengulang seperti Pengujian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 di Mahkamah Konstitusi dengan Perkara Nomor 57/PUU-VII/2010.

23. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI Ya, itu yang provisinya ya?

(11)

10 24. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN

Ya, Majelis.

25. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI Oke. Oke, sudah cukup?

26. KUASA HUKUM PEMOHON: RIDWAN DARMAWAN Cukup, Majelis.

27. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Ya, terima kasih. Sekarang giliran kami Majelis Hakim ini untuk memberikan nasihat atau saran-saran dalam rangka perbaikan, kalau dipandang perlu oleh Saudara.

Untuk yang pertama, Yang Mulia Hakim Akil Mochtar, disilakan. 28. HAKIM ANGGOTA: M AKIL MOCHTAR

Saudara Pemohon ya. Yang pertama yang perlu Saudara perhatikan dari permohonan yang diajukan ini. Di dalam permohonan ini kan Saudara lebih banyak menjelaskan mengenai tindakan DPR dalam penggunaan anggaran ya. Karena ini adalah permohonan pengujian undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar, maka Saudara itu sebaiknya ya lebih menekankan pada pertentangan normanya, ya. Misalnya, di bagian petitum Saudara yang mengatakan bahwa anggaran kesehatan itu hanya sekitar 1,8…, 9% dari APBN 2011, itu tidak sesuai dengan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Di dalam undang-undang itu menetapkan bahwa alokasi anggaran untuk kesehatan itu minimal 5% dari belanja APBN ya, untuk alokasi kesehatan.

Kalau Saudara tidak menjelaskan adanya pertentangan norma yang ada di dalam konstitusi, itu seakan-akan pertentangan itu antara norma undang-undang dengan undang-undang. Nah, kalau pertentangan norma undang-undang dengan undang-undang itu, tentu tidak masuk dia dalam materi pengujian norma undang-undang terhadap Undang-Undang Dasar. Jadi itu sebenarnya entry point yang Saudara harus jelaskan bahwa adanya konflik norma antara undang-undang dengan Undang-Undang Dasar. Nah, Undang-Undang Dasarnya sendiri kan memang tidak memberikan persentase tertentu di bidang kesehatan, terkecuali untuk pendidikan yang secara tegas disebutkan di situ kan?

(12)

11 Nah, tetapi itu Pasal 171 ayat (1) itu adalah derivasi dari Pasal Undang-Undang Dasar yang berkaitan dengan jaminan kesehatan ya, yang juga dicantumkan di dalam konstitusi. Nah, itu hal yang berkaitan dengan materi dari permohonan Saudara, khususnya yang berkaitan dengan sektor kesehatan. Sedangkan di dalam permohonan ini tidak hanya sektor kesehatan, tetapi juga berkaitan dengan pembangunan gedung DPR, anggaran studi banding, kemudian pembelian pesawat kepresidenan, dan tentu juga adalah pelayanan kesehatan yang tadi Saudara masih anggap kosong, eh, masih Saudara anggap kurang.

Jadi, artinya berdasarkan penghitungan Saudara itu tidak mencapai 5%. Sementara itu norma undang-undang, bukan norma Undang-Undang Dasar, tapi bagaimana mengkaitkan norma yang di dalam undang-undang itu yang tadinya menjadi kewajiban yang sudah ditetapkan berhubungan langsung dengan norma yang ada di dalam Undang-Undang Dasar itu. Sehingga kalau penetapannya di bawah itu, apakah itu menjadi suatu norma yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar atau pertentangan antara norma Undang APBN dengan Undang-Undang Kesehatan. Nah, itu yang harus dihindari ya.

Nah, kalau Saudara membicarakan tentang penggunaan anggaran, tentu itu kan berkaitan dengan…, misalnya tadi Saudara mengatakan tidak jelas pertanggungjawabannya. Tetapi, apakah bagaimana Saudara mengkonstruksikan bahwa pembangunan gedung DPR itu menjadi sebuah anggaran negara, dia bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 itu, tentang jaminan dan kepastian hukum yang adil. Artinya, Saudara menjelaskan dari aspek apa keadilan itu..., dari aspek apa kepastian itu, gitu yang berhubungan dengan anggaran yang digunakan untuk pembangunan gedung.

Nah, jadi sekali lagi penjelasan yang lebih banyak, saya baca ya dari permohonan Saudara ini yang lampirannya tebal. Itu..., apa namanya..., bukan soal atau uraian yang berkaitan dengan pertentangan norma undang-undang dengan Undang-Undang Dasar, lebih kepada soal yang berkaitan dengan contoh-contoh implementasi daripada penggunaan anggaran itu sendiri.

Yang terakhir dari saya. Soal legal standing ini. Soal badan hukum, Saudara kan menggunakan dua itu. Perorangan warga negara Indonesia dan badan hukum, ya? Sebaiknya diperhatikan, ya karena batu uji yang Saudara pergunakan itu kan selalu menggunakan kalimat ’setiap orang.’ Jadi ada..., ada beberapa konsekuensi yang harus Saudara pertimbangkan dan jelaskan dengan baik tentang konstruksi itu, gitu loh. Saudara perhatikan betul-betul pasal batu uji yang Saudara gunakan, itu kan, ya? Itu saja dari saya, Pak. Terima kasih.

(13)

12 29. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Selanjutnya, Yang Mulia Hakim Alim. 30. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Terima kasih, Pak Ketua. Di sini Saudara Pemohon, tadi sepintas saya dengarkan bahwa kalau menurut Saudara, sebagaimana yang dikemukakan oleh Yang Mulia Akil Mochtar tadi bahwa anggaran kesehatan itu menurut Undang-Undang Kesehatan harus 5%. Lalu anggaran yang di dalam APBN itu tidak cukup 5%. Kan gitu. Sehingga menurut Saudara bertentangan antara Undang-Undang APBN dan Undang-Undang Kesehatan. Kalau, kalau itu yang menjadi dasar pemikiran Saudara, mungkin ada baiknya Saudara mengatakan bahwa kedua ketentuan itu menimbulkan pertentangan yang menyebabkan ketidakpastian hukum. Ketidakpastian hukum itu, contoh lainnya 28D ayat (1), mungkin. Mungkin itu. Tetapi, mungkin harus juga Saudara elaborasi berapa persisnya seluruh APBN, berapa yang dianggarkan untuk kesehatan dan berapa persentase itu, sehingga bertentangan dengan ketentuan Pasal berapa..., 171, berapa itu, mengenai Undang-Undang Kesehatan. Itu kan barangkali harus, harus lengkap betul.

Kemudian, mengenai studi banding dan studi pembelian..., apa..., pesawat kepresidenan. Apakah studi banding itu menurut Saudara bukan termasuk satu legal policy, ya? Policy atau kebijakan dari DPR dalam rangka..., karena memang studi banding itu tidak bisa diukur dengan ekonomi. Ada kemungkinan, ada manfaatnya, tapi tidak segera tampak. Jadi itu..., itu hal-hal lain. Ada satu contoh. Misalnya, investasi di bidang pendidikan. Itu tidak segera dapat rupiah dapat apa, tetapi jangka panjang itu ada kepentingannya. Jadi, itu harus dilihat juga dan diterangkan sejelas-jelasnya bagaimana jalan pikiran Saudara sampai menganggap itu.

Masih segar dalam ingatan saya, itu banyaknya demo menentang itu Taman Mini Indonesia Indah. Katanya, “Belum cukup kita punya kemampuan untuk itu.” Tahu-tahu Taman Mini Indonesia Indah untuk sekarang ini sangat bermanfaat, banyak mendatangkan hasil dan lain-lain. Itu barangkali harus dilihat juga. Ini harus di..., diperbincangkan sedemikian rupa, dipertimbangkan, jangan satu legal policy itu yang Anda masuki. Ini akan menyebabkan ini Banggar ini karena katanya urusan

legal policy sudah dimasuki kemari. Itu bukan..., apa, mengadili kebijakan,

istilahnya itu. Tapi..., tapi itu nanti Saudara jelaskan sebaik-baiknya supaya dipahami bahwa oh, ini memang betul-betul menyangkut kepentingan anggaran untuk kepentingan rakyat. Itu loh ya. Ya. Sudah cukup, Pak.

(14)

13 31. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Saudara sudah mencatat tentunya nasihat dari dua Hakim sebelum saya. Untuk saya sendiri, ingin menambahkan..., karena soal legal

standing ini terkait dengan kualifikasi Pemohon, baik itu perorangan,

maupun Pemohon yang badan hukum, di tengah-tengah itu juga ada kelompok orang, gitu ya. Ada perorangan, kemudian kelompok orang (warga negara), dan ada badan hukum. Ini penting untuk dibedakan secara tegas karena hak-hak konstitusional yang menyebabkan dia punya

legal standing itu, berbeda-beda. Kalau untuk badan hukum misalnya,

hak-hak konstitusionalnya tentu tidak seperti yang disampaikan oleh Hakim sebelum saya, Pak Akil tadi tentang ‘setiap orang’ tadi, melainkan soal posisi Saudara dalam kapasitasnya sebagai badan hukum itu, kepeduliannya kepada soal-soal materi yang diatur atau dibiayai di dalam APBN itu, misalnya itu begitu.

Kemudian soal Petitum. Kalau soal argumentasi tadi sudah disampaikan, tapi saya perlu mengulangi sedikit. Ada tiga soal tadi. Yang pertama, kalau itu dianggap Undang-Undang APBN ini bertentangan dengan undang-undang yang lain, biasanya implikasi dari pertentangan itu tidak menimbulkan kepastian hukum. Nah, ini apa? Misalnya, kalau APBN itu kurang dari 5% padahal, kemudian undang-undang yang Saudara pertentangkan dengan APBN itu 5%, apa ya itu anu…, soal ketidakpastian hukum? Apa bukan soal yang lain? Jadi kalau itu, sebenarnya harus Saudara lihat sebagai apa namanya.., entry point-nya saja. Tapi, pertentangannya dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang mana gitu ya. Kalau ketidakpastian hukum, jelas Pasal 28D ayat (1), tapi ini apakah soal itu? Gitu. Kalau ini kurang dari 5% itu, apakah itu? Gitu ya.

Lalu, berikutnya lagi adalah supaya dipastikan lebih dulu apa namanya…, membeli pesawat kepresidenan dan membangun gedung DPR yang menurut Saudara penundaannya tidak ditentukakan soal waktunya kapan. Itu kaitannya dengan APBN apa? Kalau nongkrongnya di situ, lalu ada…, pelaksanaannya ditunda, itu konstitusionalitasnya apa? Nah, ini…, ini, ini yang harus di…, dicari.

Terakhir adalah dari saya, soal Petitum. Ini Saudara bikin Petitumnya kepanjangan. Petitum itu kan intinya begini kan sebenarnya. Yang pertama bahwa norma di dalam APBN ini bertentangan Undang-Undang Dasar. Karena bertentangan dengan Undang-Undang-Undang-Undang Dasar, maka dia tidak mempunyai kekuatan mengikat, begitu itu. Itu, itu saja. Jadi sebutkan pasal-pasal apa di dalam Undang-Undang APBN tentang apa yang dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Itu poin kedua setelah Saudara minta supaya dikabulkan.

Poin ketiganya, karena bertentangan itu Saudara minta supaya dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. Tidak ada 10,

(15)

14 lalu di bawah sedikit hanya ada satu, poin 9 kalau enggak salah itu, tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat itu. Coba di, di…, apa namanya…, dari segi penulisannya saja sih itu supaya dipastikan, gitu.

Lalu masalah provisi ini. Kaitannya…, Saudara mengaitkan…, apa ya itu tepat, meminta provisi kaitannya dengan percepatan pemeriksaan? Saudara supaya tidak…, apa namanya…, nasibnya tidak seperti permohonan Pengujian Undang-Undang APBN yang lalu, lalu sudah minta cepat, itu Saudara masukkan ke dalam provisi. Itu supaya di…, dipastikan itu, ya. Apa…, apa ya itu provisi? Gitu. Dan apa realistis kalau Mahkamah Konstitusi misalnya dengan tidak mendahului pendapat Pleno, nanti akan saya laporkan kepada Pleno. Ini…, apa…, apa mengejar ini waktunya? Sementara Undang-Undang APBN seharus…, meskipun sekarang ini tidak…, anu…, Banggar tidak membahasnya, tapi ini…, ini…, ini sudah…, sudah diujung berlakunya Undang-Undang APBN. Kenapa tidak kemarin-kemarin Saudara itu? Gitu ya.

Itu ndak usah dijawab, tapi cukup Saudara apa…, nanti menambah

argumentasinya sendiri, sehingga kalau perlu tidak usah ada provisi, gitu ya. Kalau masalah peradilan sederhana, cepat, dan biaya ringan…, kalau di sini enggak ada biayanya, jadi ini enggak perlu. Itu menjadi kewajiban kami, tapi soal load kan ada yang apa…, time frame-nya itu tegas. Untuk pengujian undang-undang kan tidak…, tidak ada time frame yang tegas seperti Pemilukada, gitu ya. Ya, Saudara perhatikan itu.

Saya kira dari saya cukup dan Saudara ada kesempatan untuk menyampaikan. Kalau ada hal yang penting yang pokok, silakan disampaikan, kalau dipandang cukup ya ndak apa-apa. Silakan, Saudara! Ada?

32. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Baik. Terima kasih, Yang Mulia. Kami dari Pemohon, Yang Mulia. Kuasa Pemohon berterima kasih atas masukan dan nasihat Yang Mulia. Dan kami akan memperbaiki Yang Mulia, dalam tenggang waktu paling lama tujuh hari, Yang Mulia. Hal ini terkait dengan permohonan kami juga, Yang Mulia, masalah pemeriksaan acara cepat, Yang Mulia. Itu yang pertama.

Nah, terus yang kedua, Yang Mulia. Perlu juga kami menggarisbawahi, Yang Mulia, masalah permohonan kami di acara cepat, Yang Mulia. Memang kami sadari, Yang Mulia. Ada kemungkinan kalau RAPBN 2011 berjalan lancar, bisa ditetapkan Oktober atau November, Yang Mulia.

Nah, tapi terkait itu, Yang Mulia, masalah asas manfaat..., tujuan hukum itu melalui masalah asas manfaat, Yang Mulia. Seandainya juga APBN ini tidak berlaku, Yang Mulia, menurut hemat kami perlu untuk diuji, Yang Mulia. Hal ini supaya tidak preseden terhadap APBN selanjutnya,

(16)

15 Yang Mulia. Karena menurut catatan kami, Yang Mulia, sejak diterbitkannya Undang-Undang Kesehatan, kami melihat bahwa belum pernah ada anggaran untuk kesehatan yang melebihi 5%, Yang Mulia.

Terus yang kedua, kita juga mengapresiasi putusan Mahkamah Konstitusi sebelumnya terkait pendidikan. Artinya putusan Mahkamah Konstitusi sebelumnya, terkait pendidikan itu jadi preseden yang baik, Yang Mulia, terhadap APBN selanjutnya. Hal tersebut kita menginginkan hal yang sama bisa diterapkan terhadap APBN 2012 dan selanjutnya, Yang Mulia.

Itu saja dari kita, Yang Mulia. Kalau Yang Mulia memberikan kesempatan, Yang Mulia, kebetulan di sini ada satu Prinsipal, Yang Mulia, ingin menyampaikan beberapa hal, dalam hal ini terkait dana perimbangan, Yang Mulia. Kalau diperkenankan, Yang Mulia.

33. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Oke, nanti saja saya kira. Kan masih ada waktu untuk memperbaiki, gitu ya. Kalau sudah diperbaiki, lalu nanti sekalian saja disampaikan ketika menyampaikan perbaikan, toh akan kami cek juga perbaikan Saudara. Oke, ya? Dengan tidak mengurangi…, apa…, hak Saudara untuk menyampaikan soal-soal ini di sidang, saya kira nanti setelah Saudara lengkap memperbaikinya, baru disampaikan sekalian saja, supaya tidak dua-tiga kali. Ya, ya, ya, silakan.

34. HAKIM ANGGOTA: MUHAMMAD ALIM

Saudara Pemohon, sehubungan dengan banyaknya petitum tadi itu, barangkali yang dimaksud Pak Ketua di sini bahwa tentang ini pasal berapa? Tentang ini pasal berapa? Tentang ini pasal berapa? Sehingga pasal saja yang disebutkan. Pasal sekian, pasal sekian, sekian, sekian, dalam undang-undang nomor ini juncto undang-undang nomor ini, perubahan itu. Itu dinyatakan bertentangan dengan konstitusi. Nah, lalu di bawahnya pasal sekian, sekian, sekian itu yang dalam Undang-Undang Nomor 10 dan seterusnya undang-undang perubahan itu menyatakan, “Tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat,” tidak usah lagi diuraikan tentang kesehatan, tentang belanja ini, tentang ini, tentang ini. Disebutkan saja…, karena di muka sudah diterangkan yang menyangkut ini, menyangkut ini. Kan pasal itu yang Saudara uji, mestinya di depan itu, di bagian itu diterangkan pasal ini berbunyi begini, begini, begini, begini, begini. Batu ujinya ini, ini, ini, begini. Sehingga dengan demikian, di petitum itu tinggal menyebutkan pasalnya. Ya, ya? Terima kasih, Pak Ketua.

(17)

16 35. KUASA HUKUM PEMOHON: JANSES E. SIHALOHO

Baik, Yang Mulia.

36. KETUA: AHMAD FADLIL SUMADI

Oke, saya kira sudah cukup untuk sidang sore hari ini. Dan Saudara meskipun waktu Saudara 14 hari untuk memperbaiki kalau lebih cepat, jelas lebih baik, ya.

Terima kasih atas perhatian Saudara. Oleh karena sidang ini sudah dipandang cukup, maka sidang saya nyatakan selesai dan ditutup.

Jakarta, 26 September 2011 Kepala Sub Bagian Pelayanan Risalah,

t.t.d. Paiyo

NIP. 19601210 198502 1 001 SIDANG DITUTUP PUKUL 14.00 WIB

KETUK PALU 3 X

Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Melawi Nomor 7 Tahun 2005 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil sudah tidak

Disdikpora dan Dinas Sosial 6 Rabu, 31 Maret 2015 15.00 Wita - Selesai - Pembukaan Lomba-Lomba Oleh Bupati Gianyar dalam rangka HUT Ke-244 Kota Gianyar Lapangan Astina

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan.. Lembaran Negara Republik Indonesia

b. Terkait dengan kualifikasi pendidikan, Kantor regional I BKN mengadakan Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Daerah, dengan Narasumber dari BKN Pusat jakarta. Selain

Penelitian ini merupakan sebuah perbandingan hasil analisis isi SK dan KD dengan KI dan KD. Rumusan Masalah:1)bagaimanakah Taksonomi Tujuan Pembelajaran dalam SK

Melalui tahap-tahap pembelajaran di atas, siswa diharapkan dapat memiliki pengetahuan, kemampuan serta ketrampilan untuk mengkonstruksi pengetahuannya atau membangun pemahaman

Perubahan identitas terlihat dari Jerman yang tadinya merupakan negara agresor, dimana norma yang tertanam di masyarakat pada saat itu adalah pemusnahan terhadap

Dasar-dasar yang dilakukan ini merupakan pembaharuan yang dijalankan oleh kerajaan serta kementerian pendidikan malaysia bagi mewujudkan pelajar yang mempunyai daya