B A B 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P)
Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 316 bahwa perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam satu tahun anggaran kecuali dalam keadaan luar biasa. Selanjutnya diuraikan bahwa perubahan dapat dilakukan jika terjadi :
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran
antar unit organiasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
3. Keadaan yang menyebabkan sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan dalam tahun anggaran berjalan;
4. Keadaan darurat; dan/atau,
5. Keadaan luar biasa.
Selanjutnya pada Ayat (2) Undang-Undang tersebut juga diatur bahwa Perubahan APBD hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Dengan mendasarkan kedua hal substansi perundangan tersebut maka, disimpulkan bahwa APBD dapat diubah 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran sepanjang memenuhi persyaratan seperti tersebut diatas.
Untuk mengimplementasikan peraturan perundangan tersebut, dalam melakukan perubahan APBD, sesuai ketentuan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 tahun 2007 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pasal 155 Ayat (2) disebutkan bahwa
Kepala Daerah wajib memformulasikan hal-hal yang mengakibatkan terjadinya perubahan ke dalam rancangan Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) serta Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD.
Dengan mendasarkan pada peraturan perundangan seperti tersebut di atas dan pelaksanaan APBD tahun 2017 serta perkembangan perekonomian lokal, regional dan international maka dilakukan perubahan APBD tahun 2017. Perubahan APBD Provinsi DKI Jakarta tahun 2017 berdasarkan evaluasi pelaksanaan APBD 2017 sampai dengan bulan Juni tahun 2017. Beberapa indikator yang menjadi pertimbangan untuk dilakukan perubahan APBD antara lain :
1. Terkait dengan perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA
Tahun 2017 adalah:
a. Asumsi ekonomi makro yang ada pada APBD penetapan telah
mengalami perubahan sejalan dengan perkembangan ekonomi regional dan global. Perkembangan Indikator yang tidak sesuai dengan asumsi KUA pada APBD penetapan antara lain adalah :
1) kondisi ekonomi makro menunjukan adanya perubahan
pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi;
2) adanya perubahan dalam asumsi perekonomian makro daerah
maka diduga terjadi perubahan pendapatan daerah dari yang telah ditetapkan pada APBD penetapan;
3) adanya kebijakan sektoral dan fungsional dari Pemerintah Pusat
yang perlu direspon dan diimplementasikan oleh pemerintah daerah agar terjadi sinkronisasi dan integrasi.
2. Terkait dengan keadaan yang menyebabkan harus dilakukannya pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja adalah:
a. Adanya pergeseran anggaran antar SKPD/UKPD dalam rangka
penyesuaian tugas pokok dan fungsi SKPD/UKPD;
b. Adanya pergeseran antar kegiatan dalam rangka penyesuaian atau
perbaikan kegiatan;
c. Adanya pergeseran antar jenis belanja dan perbaikan kode
rekening.
3. Terkait dengan SiLPA tahun sebelumnya yang dapat digunakan dalam
tahun berjalan hasil audit BPK RI;
4. Upaya percepatan pencapaian target RPJMD 2013-2017;
5. Dengan adanya perubahan target pendapatan, belanja dan
pembiayaan maka diperlukan penyesuaian struktur APBD tahun 2017 pada Perubahan APBD tahun 2017.
Dokumen PPAS perubahan merupakan dokumen yang sangat penting. Oleh karena itu, maka penyusunannya memerlukan tahapan yang sistematis dan akuntabel. Pendekatan yang digunakan dalam penyusunan dokumen PPAS adalah pendekatan teknokratik, partisipatif dan regulatif. Adapun proses penyusunan PPAS Perubahan adalah :
1. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan tahun 2017 dan menginventarisir
serta menelaah kegiatan-kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan sampai dengan akhir tahun;
2. Menginventarisir penambahan anggaran sesuai dengan kebutuhan
sampai dengan akhir tahun;
3. Membahas dan menentukan kegiatan yang dapat dikurangi maupun
dimatikan untuk memenuhi kebutuhan kegiatan yang lebih prioritas dan dapat dilaksanakan sampai dengan akhir tahun;
4. Membahas dan menentukan kegiatan baru akibat adanya perubahan situasi dan kondisi baik fisik maupun non - fisik serta adanya kebijakan baru sehingga perlu disusun kegiatan baru.
Untuk melakukan perubahan, salah satu tahapannya adalah penyusunan dokumen PPAS Perubahan. Dokumen ini merupakan dokumen yang digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RKA SKPD. Selanjutnya RKA SKPD dapat digunakan sebagai dasar dalam penyusunan RAPBD. Dengan demikian dokumen PPAS Perubahan merupakan dokumen yang penting dan strategis dalam penyusunan APBD Perubahan.
1.2 Tujuan penyusunan PPAS Perubahan APBD Tahun 2017
Tujuan penyusunan Plafon dan Prioritas Anggaran Sementara Perubahan Tahun 2017 adalah :
1. Menetapkan kegiatan dan anggaran yang ditambah/baru maupun yang
dikurangi/dimatikan untuk diakomodir dalam RAPBD Perubahan 2017;
2. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran
Perubahan SKPD/UKPD tahun 2017;
3. Menjaga konsistensi pelaksanaan program dan kegiatan daerah
walaupun adanya perubahan anggaran.
1.3 Dasar penyusunan PPAS Perubahan APBD Tahun 2017
Dasar penyusunan PPAS Perubahan Tahun 2017 adalah KUPA Tahun 2017 yang telah disusun sebelumnya yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintahan Pusat dan Pemerintahan Daerah;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
2015 tentang Perubahan Kedua Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
9. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta;
10. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan dan Penganggaran Terpadu;
11. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2005-2025;
12. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2013-2017;
13. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
14. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
15. Peraturan Gubernur Nomor 55 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pengusulan, Evaluasi, Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban, Pelaporan dan Monitoring Hibah, Bantuan Sosial dan Bantuan Keuangan yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
16. Peraturan Gubernur Nomor 121 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja
Pemerintah Daerah Tahun 2017;
17. Peraturan Gubernur Nomor 407 Tahun 2016 tentang Penjabaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017;
18. Peraturan Gubernur Nomor 99 Tahun 2017 tentang Perubahan atas
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 121 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017.
B A B 2
RENCANA PERUBAHAN PENDAPATAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017
Target pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Penerimaan Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, maupun sumber Penerimaan Pembiayaan Daerah yang meliputi SiLPA dan Pinjaman daerah dapat dijelaskan sebagai berikut :
2.1 Rencana Pendapatan
Pada Perubahan APBD Tahun 2017, Pendapatan Provinsi DKI Jakarta direncanakan sebesar Rp.62.491.614.659.535. Jumlah tersebut
berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar
Rp.41.587.387.826.535, Dana Perimbangan sebesar
Rp.18.770.211.233.000 dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah sebesar Rp.2.134.015.600.000. Apabila dibandingkan dengan target Pendapatan pada Penetapan APBD tahun 2017, maka target Pendapatan Daerah pada Perubahan APBD tahun 2017 direncanakan meningkat sebesar Rp.25.484.455.981 atau naik 0,04 persen. Secara rinci pendapatan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
2.1.1 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Pendapatan Daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan Daerah yang dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.
Target Pendapatan Asli Daerah pada Perubahan APBD Tahun 2017 direncanakan meningkat sebesar Rp.99.194.455.981 atau naik 0,24 persen dibandingkan dengan Penetapan APBD Tahun 2017 sebesar
Rp.41.488.193.370.554 menjadi Rp.41.587.387.826.535. Adapun
1. Pajak Daerah
Pajak Daerah terdiri dari Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Pajak Air Permukaan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Parkir, Bea Perolehan Hak Tanah dan Bangunan, Pajak Bumi dan Bangunan serta Pajak Rokok
Pada Perubahan APBD Tahun 2017, penerimaan Pajak Daerah direncanakan meningkat sebesar Rp.29.500.000.000 atau naik 0,08 persen dari target Penetapan APBD Tahun 2017 sebesar Rp.35.230.000.000.000 menjadi Rp.35.259.500.000.000.
2. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah terdiri dari Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha dan Retribusi Perizinan Tertentu.
Pada Perubahan APBD Tahun 2017, penerimaan Retribusi Daerah direncanakan meningkat sebesar Rp.2.266.930.000 atau naik 0,33 persen dari target Penetapan APBD Tahun 2017 sebesar Rp.677.885.370.000 menjadi Rp.680.152.300.000.
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan merupakan pendapatan daerah dari keuntungan bersih perusahaan daerah yang disetor ke kas daerah dalam bentuk deviden.
Pada Perubahan APBD Tahun 2017, penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan direncanakan meningkat sebesar Rp.12.555.438.641 atau naik 2,77 persen dari target Penetapan APBD tahun 2017 sebesar Rp.453.338.246.000 menjadi Rp.465.893.684.641.
4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah adalah pendapatan lainnya yang tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah serta Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan.
Pada Perubahan APBD Tahun 2017, penerimaan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah direncanakan meningkat sebesar Rp.54.872.087.340 atau naik 1,07 persen dari target Penetapan APBD
Tahun 2017 sebesar Rp.5.126.969.754.554 menjadi
Rp.5.181.841.841.894.
5. Dana Perimbangan
Berdasarkan Undang-Undang 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil;
b. Dana Alokasi Umum; dan
c. Dana Alokasi Khusus.
Pada Perubahan APBD Tahun 2017, Dana Perimbangan tidak mengalami perubahan terhadap Penetapan APBD Tahun 2017, yaitu tetap sebesar Rp.18.770.211.233.000.
6. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain-lain Pendapatan daerah Yang Sah dalam APBD Provinsi DKI Jakarta berasal dari Pendapatan Hibah (Pendapatan Hibah dari Pemerintah). Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah pada Penetapan APBD 2017 mengalami penurunan sebesar Rp.73.710.000.000 atau turun 3,34 persen target Penetapan APBD Tahun 2017 sebesar Rp.2.207.725.600.000 menjadi Rp.2.134.015.600.000.
2.2 Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
2.2.1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
Sumber penerimaan pembiayaan diharapkan berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun 2016. Berdasarkan hasil laporan keuangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tahun 2016 yang telah di audit oleh BPK RI ditetapkan bahwa SiLPA tahun 2016 sebesar Rp.7.706.289.336.723.
2.2.2 Penerimaan Pinjaman Daerah
Sumber penerimaan pembiayaan daerah selain dari SiLPA juga diperoleh dari pinjaman daerah. Pada Penetapan Tahun Anggaran 2017, penerimaan pembiayaan daerah yang berasal dari pinjaman MRT sebesar Rp.2.025.828.000.000. Namun, pada Perubahan APBD tahun 2017 direncanakan mengalami pengurangan sebesar Rp.426.286.000.000 atau turun 21,04 persen menjadi Rp.1.599.542.000.000 akibat adanya penyesuaian rencana komprehensif MRT.
Sesuai dengan kondisi perekonomian dan kebijakan pendapatan daerah dalam KUPA Tahun 2017, maka rencana pendapatan daerah sebelum perubahan dan rencana perubahan pendapatan daerah yang meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), penerimaan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah, maupun sumber penerimaan pembiayaan daerah yang meliputi SiLPA dan Pinjaman daerah akan dijelaskan dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Target Perubahan Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2017
NO. JENIS PENDAPATAN DAERAH PERUBAHAN SEBELUM PERUBAHAN SETELAH BERTAMBAH/ BERKURANG %
1 2 3 4 5 (4-3) 6
1 Pendapatan Asli Daerah 41.488.193.370.554 41.587.387.826.535 99.194.455.981 0,24
Pajak Daerah 35.230.000.000.000 35.259.500.000.000 29.500.000.000 0,08
Retribusi Daerah 677.885.370.000 680.152.300.000 2.266.930.000 0,33
Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan 453.338.246.000 465.893.684.641 12.555.438.641 2,77
Lain-lain Pendapatan Asli
Daerah yang Sah 5.126.969.754.554 5.181.841.841.894 54.872.087.340 1,07
2 Dana Perimbangan 18.770.211.233.000 18.770.211.233.000 0 0,00
Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi
Hasil Bukan Pajak 15.621.239.355.000 15.621.239.355.000 0 0,00
Dana Alokasi Khusus 3.148.971.878.000 3.148.971.878.000 0 0,00
3 Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah 2.207.725.600.000 2.134.015.600.000 (73.710.000.000) (3,34)
Pendapatan Hibah 2.207.725.600.000 2.134.015.600.000 (73.710.000.000) (3,34)
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 62.466.130.203.554 62.491.614.659.535 25.484.455.981 0,04
Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta, 2017
Sementara itu untuk penerimaan pembiayaan daerah dapat dilihat dalam Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Target Perubahan Penerimaan Pembiayaan Daerah Tahun Anggaran 2017
NO PEMBIAYAAN DAERAH JENIS PEERIMAAN PERUBAHAN SEBELUM PERUBAHAN SETELAH BERTAMBAH/ BERKURANG %
1 2 3 4 5 6 1 Penerimaan SiLPA 5.700.000.000.000 7.706.289.336.723 2.006.289.336.723 35,20 Penerimaan Pinjaman Daerah 2.025.828.000.000 1.599.542.000.000 (426.286.000.000) (21,04) JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 7.725.828.000.000 9.305.831.336.723 1.580.003.336.723 20,45
B A B 3
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN MASING-MASING URUSAN, SKPD, PROGRAM/KEGIATAN, DAN
BELANJA TIDAK LANGSUNG TAHUN ANGGARAN 2017
Berdasarkan Kebijakan Umum Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 maka prioritas penambahan dan prioritas pengurangan belanja antara lain dapat dilihat dibawah ini.
3.1 Belanja Tidak Langsung
Belanja Tidak Langsung adalah belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Secara umum, pada Perubahan APBD Tahun 2017, Belanja Tidak Langsung mengalami penurunan sebesar Rp.1.355.538.708.404 atau turun 4,83 persen dari Penetapan APBD Tahun 2017 sebesar Rp.28.055.746.847.929 menjadi Rp.26.700.208.139.525. Peningkatan anggaran Belanja Tidak Langsung hanya terdapat pada Belanja Hibah sebesar Rp.527.790.000 atau naik 0.04 persen dan Belanja Bantuan Sosial sebesar Rp.734.496.978.000 atau naik 29,39 persen.
3.2 Belanja Langsung
Yang dimaksud dengan Belanja Langsung adalah belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Pada Perubahan APBD Tahun 2017, Belanja Langsung mengalami penurunan sebesar Rp.460.970.963.712 atau turun 1,30
persen dari Penetapan APBD Tahun 2017 sebesar
Rp.35.556.556.457.667 menjadi Rp.35.095.585.493.955. Selanjutnya pada uraian berikut akan disajikan prioritas pengurangan anggaran dan prioritas penambahan anggaran.
3.2.1 Prioritas Pengurangan Anggaran
Prioritas Pengurangan Anggaran dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada agar APBD Perubahan lebih tepat sasaran, efisien dan efektif. Prioritas pengurangan anggaran antara lain adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan Rumah Susun di Provinsi DKI Jakarta pada Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman;
2. Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air/IPA pada Dinas Sumber Daya
Air;
3. Pembangunan Gedung 18 Lantai (Sky Hospital) pada BLUD RS
Tarakan;
4. Pengadaan Tanah Jalan di Provinsi DKI Jakarta pada Dinas Bina
Marga;
5. Pembangunan Tanggul Pantai Fase A NCICD Aliran Timur Provinsi
DKI Jakarta pada Dinas Sumber Daya Air;
6. Pembangunan Saluran, Saluran Penghubung dan kelengkapannya
pada Sudin Sumber Daya Air – Jaksel;
7. Pengembangan Infrastruktur Teknologi Online system Pajak Daerah
pada Badan Pajak dan Retribusi Daerah;
8. Pengelolaan Pompa Stasioner, Pompa Mobile, Pintu Air, Bangunan
Rumah Pompa serta Rumah Jaga dan Kelengkapannya Sistem Aliran Tengah pada Dinas Sumber Daya Air;
9. Pemeliharaan Berkala Jalan Arteri, Kolektor di Jakarta Utara pada Dinas Bina Marga;
10. Pemeliharaan Jalan di Kompleks Instansi Vertikal pada Dinas Bina Marga;
11. Pengadaan Tanah Untuk waduk Ciawi dan Waduk Sukamahi, Jawa
12. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum pada Kota Administrasi Jakarta Pusat;
13. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum pada Kota Administrasi
Jakarta Utara;
14. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum pada Kota Administrasi
Jakarta Barat;
15. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum pada Kota Administrasi
Jakarta Selatan;
16. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum pada Kota Administrasi
Jakarta Timur;
17. Pengadaan Bibit Sapi Potong pada Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan
dan Peternakan;
18. Rehabilitasi Gelanggang Remaja Kecamatan Cengkareng pada Dinas
Pemuda Dan Olah Raga;
19. Rehabilitasi Gelanggang Remaja Kecamatan Pademangan pada Dinas
Pemuda Dan Olah Raga;
20. Pemeliharaan Berkala Rumah Susun Jatinegara Barat pada Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman.
3.2.2 Prioritas Penambahan Anggaran
Sejalan dengan Prioritas Pengurangan Anggaran, Prioritas Penambahan Anggaran dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan kondisi yang ada agar Perubahan APBD lebih tepat sasaran, efisien dan efektif. Prioritas penambahan anggaran antara lain adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Layanan Umum Daerah pada Badan Layanan Umum
Daerah;
2. Pembiayaan Premi Peserta PBI Daerah pada Dinas Kesehatan;
4. Pembayaran Rekening PJU pada Dinas Perindustrian dan Energi;
5. Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Pendidik Non PNS di Sekolah
Negeri Dinas Pendidikan;
6. Peningkatan Kesejahteraan Tenaga Kependidikan Non PNS di Sekolah
Negeri Dinas Pendidikan;
7. Pengadaan Tanah untuk Ruang Terbuka Hijau Taman di Provinsi DKI
Jakarta pada Dinas Kehutanan;
8. Pengadaan Tanah untuk waduk/situ/embung pada Dinas Sumber
Daya Air;
9. Pengadaan Alat-Alat Berat beserta kelengkapannya Dinas Tata Air
pada Dinas Sumber Daya Air;
10. Perbaikan Infrastruktur Saluran/Saluran PHB di Kota Adm Jakarta
Timur pada Sudin Sumber Daya Air – Jaktim;
11. Pelaksanaan program pembinaan olahraga berprestasi berkelanjutan
Provinsi DKI Jakarta pada Dinas Pemuda dan Olah Raga;
12. Pembayaran Hutang Daerah pada SKPD/UKPD
13. Pemeliharaan Alat Berat melalui ATPM pada Unit Pengelola Sampah Terpadu;
14. Normalisasi Saluran Kecamatan Cengkareng pada Sudin Sumber Daya
Air – Jakbar;
15. Pengelolaan Publikasi Asian Games Tahun 2018 pada Dinas
Komunikasi, Informatika dan Statistik;
16. Normalisasi Saluran Kecamatan Grogol Petamburan pada Sudin
Sumber Daya Air – Jakbar;
17. Pembangunan Sheetpile Saluran Phb. Kali Duri (tahap II) pada Sudin
Sumber Daya Air – Jakbar;
18. Pengadaan Videotron di Kompleks Balaikota untuk mendukung
19. Pelayanan Masyarakat BLUD Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan pada Pusat Pelayanan Kesehatan Hewan dan Peternakan;
20. Penyelenggaraan Tugas Tim Gubernur untuk Percepatan
Pembangunan pada Biro Administrasi Sekretariat Daerah;
Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, daftar program prioritas dan plafon anggaran perubahan per SKPD yang hanya mengalami perubahan baik akibat pergeseran anggaran, penambahan anggaran dan pengurangan anggaran secara detail dijelaskan dalam lampiran dokumen PPAS Perubahan ini berupa Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3.3 Plafon Anggaran Sementara Perubahan Untuk Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, dan Belanja
Tidak Terduga Tahun Anggaran 2017
NO URAIAN
PLAFON ANGGARAN SEMENTARA PERUBAHAN
% SEBELUM
PERUBAHAN PERUBAHAN SETELAH BERTAMBAH/ BERKURANG
1 2 3 4 5 (4-3) 6
1 Belanja Pegawai (gaji dan
tunjangan DPRD, PNS, CPNS) 20.140.729.686.251 19.626.183.225.000 (514.546.461.251) (2,55)
2 Belanja Bunga 49.226.437.819 35.556.257.523 (13.670.180.296) (27,77)
3 Balanja Subsidi 3.234.116.847.884 1.921.329.347.884 (1.312.787.500.000) (40,59)
4 Belanja Hibah 1.458.036.810.329 1.458.564.600.329 527.790.000 0,04
5 Belanja Bantuan Sosial 2.499.348.722.000 3.233.845.700.000 734.496.978.000 29,39 7 Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan Pemerintahan Desa
348.804.149.960 348.804.149.960 0 0,00
8 Belanja Tidak Terduga 325.484.193.686 75.924.858.829 (249,559,334,857) (76,67) Sumber: BPKD Provinsi DKI Jakarta
B A B 4 PENUTUP
Fungsi dari dokumen Kebijakan Umum Perubahan APBD (KUPA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan (PPAS-P) sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD/UKPD untuk selanjutnya menjadi acuan dalam penyusunan Raperda Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) Tahun Anggaran 2017.
Dalam penyusunan dokumen Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan Tahun 2017 memperhatikan beberapa ketentuan perundangan yang berlaku. Selain itu juga memperhatikan proses dan tahapan teknokratis. Dengan demikian diharapkan dokumen ini dapat memenuhi prinsip transparansi, akuntabilitas, keadilan dan reliabilitas.
Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 merupakan pedoman pelaksanaan Perubahan APBD Tahun Anggaran 20l6 yang berisi kesepakatan dan berfungsi sebagai acuan dalam penyusunan Perubahan APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2017. Dokumen PPAS Perubahan ini disusun dengan harapan bahwa seluruh pemangku kepentingan dapat mempedomani dan mengimplementasikan secara bertanggungjawab dan profesional sehingga bermanfaat bagi masyarakat Jakarta.
Selanjutnya, jika dalam proses pembahasan Raperda APBD-P Tahun Anggaran 2017 menjadi Perda APBD-P Tahun Anggaran 2017 terdapat kondisi yang menyebabkan perubahan pada PPAS Perubahan ini, maka dapat dilakukan penyempurnaan sepanjang disepakati bersama antara Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD Provinsi DKI Jakarta, sesuai dengan target RPJMD 2013 – 2017 dan kapasitas riil fiskal Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
LAMPIRAN
PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA
PERUBAHAN APBD TAHUN ANGGARAN 2017
Tabel 3.1 Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara Perubahan per SKPD/UKPD
Tabel 3.2 Rincian Plafon Anggaran SKPD/UKPD per Program dan Kegiatan