• Tidak ada hasil yang ditemukan

bismillahirrahmanirrahim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "bismillahirrahmanirrahim"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

P U T U S A N

Nomor 0130/Pdt.G/2015/PA.Sit

bismillahirrahmanirrahim

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara cerai talak antara :

PEMOHON, umur 21 tahun, agama Islam, pendidikan SMK., pekerjaan pelayan rumah makan, bertempat tinggal di Kecamatan

Kapongan, Kabupaten Situbondo, sebagai

PEMOHON/TERGUGAT REKONVENSI ; M E L A W A N

TERMOHON, umur 18 tahun, agama Islam, pendidikan SMP., tidak bekerja, bertempat tinggal di Kecamatan Situbondo, Kabupaten

Situbondo, sebagai TERMOHON/PENGGUGAT

REKONVENSI; Pengadilan Agama tersebut;

Setelah membaca dan mempelajari surat-surat perkara;

Setelah mendengar keterangan Pemohon dan Termohon serta para saksi;

TENTANG DUDUK PERKARA DALAM KONVENSI

Bahwa, Pemohon dalam surat permohonannya bertanggal 19 Januari 2015, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Agama Situbondo Nomor : 0130/Pdt.G/2015/PA.Sit., tanggal 19 Januari 2015 mengajukan alasan-alasan sebagai berikut :

1. Bahwa Pemohon telah menikah dengan Termohon pada tanggal 06 Desember 2013, di hadapan Pejabat Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo dengan Akta Nikah Nomor : 0379/004/XII/2013, tanggal 06 Desember 2013 dengan status Pemohon jejaka dan Termohon perawan;

(2)

2. Bahwa setelah menikah tersebut Pemohon dan Termohon hidup bersama dalam rumah tangga sebagai suami-istri selama sekitar 1 tahun dan terakhir bertempat tinggal di rumah orang tua Termohon, telah melakukan hubungan layaknya suami-istri (ba’da dukhul) telah melakukan hubungan layaknya suami istri (ba’da dukhul) telah mempunyai 1 orang anak bernama ANAK KANDUNG , umur 3 bulan; 3. Bahwa sejak 2 bulan setengah rumah tangga Pemohon dengan

Termohon telah terjadi perselisihan dan percekcokan disebabkan : a. Termohon sering marah-marah kepada Pemohon kalau Pemohon

terlambat pulang dari bekerja beberapa menit saja, karena waktu pulang kerja Pemohon memang tidak tetap;

b. Ketika Pemohon pulang dari bekerja lalu membangunkan Termohon yang sedang tidur, maka Termohon marah dan menempeleng Pemohon;

c. Termohon kalau bertengkar dengan Pemohon selalu mengusir Pemohon;

4. Bahwa akibat peristiwa tersebut kemudian Pemohon pulang ke rumah orang tua yang hingga sekarang telah pisah rumah selama 2 bulan dan selama itu kedua belah pihak telah putus hubungan lahir-batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing ; 5. Bahwa percekcokan rumah tangga Pemohon dengan Termohon

pernah diusahakan damai, akan tetapi tidak berhasil dan kini Pemohon sudah tidak mempunyai harapan untuk dapat hidup rukun lagi membina rumah tangga bersama Termohon;

6. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut Pemohon telah menderita lahir dan batin dan Pemohon tidak sanggup lagi meneruskan berumah tangga dengan Termohon, dan oleh karenanya Pemohon memilih jalan terbaik yaitu dengan perceraian ini ; 7. Pemohon sanggup membayar seluruh biaya yang timbul akibat perkara ini ;

Berdasarkan alasan dan dalil-dalil di atas, Pemohon mohon agar Bapak Ketua Pengadilan Apama Situbondo segera memeriksa dan mengadili perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan yang

(3)

amarnya berbunyi : PRIMER :

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberikan ijin kepada Pemohon PEMOHON untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon TERMOHON;

3. Membebankan biaya perkara kepada Pemohon; SUBSIDER :

---- Mohon pengadilan menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa, pada hari persidangan yang telah ditetapkan, Pemohon dan Termohon hadir di persidangan, dan Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon agar rukun kembali, tetapi tidak berhasil, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat (1) PERMA Nomor 01 Tahun 2008, maka Pemohon dengan Termohon harus menempuh upaya mediasi terlebih dahulu. Akan tetapi setelah Pemohon dengan Termohon menempuh upaya tersebut dengan mediator Drs. SAYUTI, MH., ternyata usaha tersebut tidak berhasil (gagal), sebagaimana laporan mediator, tanggal 09 Maret 2015;

Bahwa, oleh karena usaha damai tidak berhasil, maka selanjutnya dibacakanlah surat permohonan Pemohon, dan Pemohon menyatakan tetap dengan dalil-dalil permohonannya;

Bahwa, atas permohonan Pemohon tersebut, Termohon di persidangan memberikan jawaban secara lisan yang pada pokoknya Termohon mengakui sebagian dan membantah seabagian dalil-dalil permohonan Pemohon;

Bahwa, dalil-dalil permohonan Pemohon yang diakui oleh Termohon adalah sebagai berikut :

- Bahwa dalil permohonan Pemohon pada poin 1 dan 2 adalah benar ;

Bahwa, dali-dalil permohonan Pemohon yang dibantah oleh Termohon adalah sebagai berikut :

- Bahwa, dalil Pemohon pada poin 3 adalah benar sebagian dan tidak

(4)

dan Pemohon bergurau keterlaluan hingga emosi dan benar Termohon menempeleng Pemohon dikarenakan Pemohon terlebih dahulu menempeleng Termohon dan tidak benar kalau Termohon mengusir Pemohon;

- Bahwa Twemohon marah kepada Pemohon, karena Pemohon pulang

dari kerja tidak pulang langsung ke rumah tempat tinggal bersama, namun langsung pulang ke rumahnya sendiri/rumah orang tuanya;

Bahwa, Termohon menyatakan bahwa Termohon tidak mau bercerai dengan Pemohon, karena kasihan dengan anaknya dan kalau Pemohon tetap akan menceraikan Termohon, maka Termohon mengajukan tuntutan sebagai berikut :

- Nafkah madliyah selama 1 bulan sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima

ribu rupiah) per hari;

- Nafkah iddah selama 3 bulan sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu

rupiah) per hari;

- Mut’ah berupa uang sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah);

- Nafkah 1 (satu) orang anak setiap bulan sebesar Rp 500.000,00 (lma ratus ribu rupiah), hingga anak tersebut dewasa;

Bahwa, terhadap tuntutan Termohon tersebut, maka Pemohon mengajukan jawaban/ Repliknya secara lisan dan menyatakan sebagai berikut :

- Nafkah Madliyah, Pemohon menyatakan tidak sanggup;

- Nafkah iddah, Pemohon menyatakan kesanggupannya sebesar Rp

5.000,00 (lima ribu rupiah) per hari;

- Uang mut’ah, Pemohon menyatakan kesanggupannya sebesar Rp

500.000,00 (lima ratus ribu rupiah);

- Nafkah 1 (satu) orang anak, Pemohon menyatakan kesanggupannya sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) per bulan;

Bahwa, untuk menguatkan dalil-dalil permohonannya, Pemohon telah mengajukan bukti-bukti berupa :

1. Surat

Fotokopi Kutipan Akta Nikah Nomor 0379/004/XII/2013, tanggal 06 Desember 2013, yang dikeluarkan oleh PPN/KUA Kecamatan Situbondo,

(5)

Kabupaten Situbondo, bermeterai cukup dan telah dinazegelen oleh Pos (P.1) ;

2. Saksi-saksi

2.1. Saksi, umur 27 tahun, agama Islam, di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi adalah kakak ipar Pemohon;

- Bahwa hubungan Pemohon dan Termohon adalah hubungan sebagai suami istri yang telah kumpul sekitar 1 tahun dan telah dikaruniai 1 (satu) orang anak yang bernama ANAK KANDUNG , umur 3 bulan;

- Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan

Termohon sudah tidak rukun lagi, karena sejak dua bulan setengah yang lalu sering cekcok dan bertengkar yang disebabkan Termohon cemburu dan menuduh Pemohon pacaran dengan perempuan lain hingga Pmohon ditempeleng oleh Termohon dan juga Pemohon diusir oleh Termohon dan akhirnya Pemohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya yang hingga sekarang telah pisah selama 2 bulan;

- Bahwa selama pisah tempat kediaman bersama tersebut kedua

belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa selama pisah tersebut pihak keluarga pernah

mengusahakan damai antara Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil;

2.2. Saksi, umur 42 tahun, agama Islam, di bawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena

saksi kakak kandung Pemohon ;

- Bahwa hubungan antara Pemohon dengan Termohon adalah

(6)

telah dikaruniai 1 orang anak yang bernama ANAK KANDUNG , umur 3 bulan;

- Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon

sudah tidak rukun lagi, karena sejak 2 bulan setengah yang lalu keduanya sering cekcok dan bertengkar, yang disebabkan oleh Termohon cemburu dan menuduh Pemohon berpacaran dengan perempuan lain hingga Pemohon dipukul oleh Termohon dan selanjutnya diusir dari tempat tinggal bersama dan akhirnya Pemohon pulang ke rumah orang tuanya yang hingga sekarang sudah pisah selama 2 bulan;

- Bahwa selama pisah tersebut kedua belah pihak telah putus

hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa selama pisah tersebut pihak keluarga pernah berusaha

merukunkan Pemohon dan Termohon, akan tetapi tidak berhasil; Bahwa, atas keterangan saksi-saksi tersebut, Pemohon dan Termohon menyatakan tidak keberatan;

Bahwa, untuk menguatkan bantahannya Termohon mengajukan 1 orang saksi masing-masing bernama FADLI bin ARBIN, umur 48 tahun, agma Islam telah memberikan keterangan sebagai berikut :

- Bahwa saksi kenal dengan Pemohon dan Termohon, karena saksi

adalah ayah kandung Termohon;

- Bahwa hubungan antara Pemohon dan Termohon adalah hubungan

suami istri yang sah, telah kumpul sekitar 1 tahun lamanya dan telah dikaruniai seorang anak yang bernama ANAK KANDUNG , umur 3 bulan;

- Bahwa sekarang keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon

sudah tidak rukun lagi, karena sejak dua bulan setengah yang lalu sering cekcok yang disebabkan oleh Termohon yang sering cemburu kepada Pemohon dan akhirnya Pemohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama pulang ke rumah orang tuanya yang hingga sekarang telah pisah sekitar 2 bulan lamanya;

(7)

- Bahwa selama pisah tempat kediaman bersama tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir dan batin dan telah saling meninggalkan hak dan kewajiban masing-masing;

- Bahwa selama pisah tersebut pihak keluarga kedua belah pihak telah berusaha merukunkan, namun tidak berhasil;

DALAM REKONVENSI

Bahwa, sehubungan dengan permohonan Pemohon, Termohon selanjutnya disebut sebagai Penggugat Rekonvensi mengajukan tuntutan terhadap Pemohon yang selanjutnya disebut sebagai Tergugat Rekonvensi, sebagai berikut :

1. Nafkah madliyah selama 1 bulan, sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) per hari;

2. Nafkah iddah selama 3 bulan, sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) per hari;

3. Mut’ah berupa uang sebesar Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah);

4. Nafkah 1 (satu) orang anak sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per bulan hingga anak tersebut dewasa/mandiri;

Bahwa, terhadap tuntutan tersebut, Tergugat Rekonvensi memberikan jawaban dengan menyatakan kesanggupannya sebagai berikut:

1. Nafkah Madliyah, Tergugat menyatakan benar-benar tidak sanggup untuk membayarnya;

2. Nafkah iddah, Tergugat menyatakan kesanggupannya sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah) per hari;

3. Muat’ah, Tergugat menyatakan kemampuannya sebesar Rp 500.000,00

(lima ratus ribu rupiah);

4. Nafkah 1 (satu) orang anak sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) per bulan hingga anak tersebut dewasa/mandiri;

Bahwa, berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon kepada Majelis Hakim menjatuhkan putusan sebagai berikut :

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonvensi seluruhnya;

2. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat berupa : 2.1. Nafkah madliyah selama 1 bulan, sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh

(8)

2.2. Nafkah iddah selama 3 bulan sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) per hari;

2.3. Nafkah 1 (satu) orang anak sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per bulan, hingga anak tersebut dewasa/mandiri;

3. Jika Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;

Bahwa, selanjutnya antara Pemohon dengan Termohon telah terjadi replik dan duplik yang pada pokoknya masing-masing menyatakan tetap dengan jawaban dan alasannya;

Bahwa, Pemohon dan Termohon memberikan kesimpulan akhir yang pada pokoknya tetap pada dalil-dalil dan pendiriannya masing-masing serta mohon putusan atas perkara ini;

Bahwa, untuk mempersingkat uraian putusan, ditunjuk kepada hal-hal sebagaimana tercantum dalam berita acara persidangan yang merupakan satu kesatuan dan dianggap telah dimuat dalam putusan ini;

TENTANG PERTIBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan Pemohon pokoknya sebagaimana yang telah dikemukakan di atas;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah berusaha mendamaikan Pemohon dengan Termohon agar berbaik kembali, tetapi tidak berhasil, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 7 ayat ( l ) PERMA Nomor 1 Tahun 2008, Pemohon dengan Termohon telah melakukan upaya damai secara maksimal melalui mediasi dengan mediator Drs. SAYUTI, MH., akan tetapi tidak berhasil (gagal), sebagaimana laporan mediator tanggal 09 Maret 2015;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim telah meneliti berkas perkara, dan ternyata telah memenuhi syarat formil untuk diadili;

Menimbang, bahwa berdasarkan bukti (P.1) dan keterangan 2 (dua) orang saksi harus dinyatakan terbukti Pemohon dan Termohon adalah suami-istri sah, menikah pada tanggal 06 Desember 2013, di hadapan Pejabat Kantor Urusan Agama Kecamatan Situbondo, Kabupaten Situbondo dan belum pernah bercerai;

(9)

Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah bahwa sejak 2 bulan setengan yang lalu rumah tangga Pemohon dan Termohon telah terjadi perselisihan dan percekcokan yang disebabkan oleh :

a. Termohon sering marah-marah kepada Pemohon kalau Pemohon terlambat pulang dari bekerja beberapa menit saja, karena waktu pulang kerja Pemohon memang tidak tetap;

b. Ketika pemohon pulang dari bekerja lalu membangunkan Termohon yang sedang tidur, maka Termohon marah dan menempeleng Pemohon;

c. Termohon kalau bertengkar dengan Pemohon selalu mengusir Pemohon;

Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan atau dalil-dalil

permohonan Pemohon tersebut, Termohon di persidangan memberikan jawaban secara lisan yang pada pakoknya telah membenarkan sebagian dan membantah sebagian dalil-dalil permohonan Pemohon, yakni benar ketika Pemohon dan Termohon bercanda/bergurau yang berlebihan sehingga kedua belah pihak menjadi emosi, akhirnya Pemohon

menempeleng Termohon dan kemudian Termohon membalas

menempeleng Pemohon, dan benar Termohon marah-marah ketika Pemohon pulang dari kerja, karena Pemohon sering apabila pulang kerja tidak langsung pulang ke rumah tempat kediaman bersama, namun terlebih dahulu pulang ke rumah orang tuanya dan tidak benar kalau Termohon mengusir Pemohon;

Menimbang, bahwa dari keterangan para saksi yang diajukan oleh Pemohon dapat disimpulkan bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan tidak harmonis lagi, karena sejak 2,5 (dua setengah) bulan yang lalu sudah sering cekcok dan bertengkar yang disebabkan oleh Termohon yang sering cemburu dan menuduh Pemohon menjalin cinta dengan permpuan lain dan akhirnya Pemohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama yang hingga sekarang telah pisah sekitar 2 (dua) bulan lamanya dan selama pisah tersebut kedua belah pihak telah putus hubungan lahir batin dan telah saling meninggalkan hak dan

(10)

kewajiban masing-masing, meskipun pihak keluarga pernah berusaha merukunkan keduanya, akan tetapi tidak berhasil;

Menimbang, bahwa dari keterangan seorang saksi (ayah kandung) yang diajukan oleh Termohon dapat disimpulakan bahwa keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak rukun dan tidak harmonis lagi, karena sejak 2,5 (dua setenga) bulan yang lalu keduanya sering bertengkar yang disebabkan oleh Termohon yangcembru kepada Pemohon dan akhirnya Pemohon pergi meninggalkan tempat kediaman bersama yang hingga sekarang telah pisah sekitar 2 (dua) bulan lamanya dan selama pisah tesebut keduany tidak pernah kumpul lagi dalam satu rumah tangga dan pihak keluarga sudah berusaha merukunkan, namun tidak berhasil;

Menimbang, bahwa oleh karena keterangan saksi (ayah kandung) yang diajukan oleh Termohon ada kesesuai dengan keterangan para saksi yang diajukan oleh Pemohon, maka keterangan saksi tersebut dapat dianggap lebih menguatkan dalil-dalil permohonan Pemohon, bukan sebaliknya untuk melemahkan dalil-dalil permohonan Pemohon;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut di atas, Majelis Hakim berpendapat bahwa rumah tangga Pemohon dan Termohon telah pecah sedemikian rupa dan amat sulit untuk dapat disatukan serta tidak ada harapan keduanya akan hidup rukun lagi dalam satu rumah tangga, dan menceraikan keduanya dianggap lebih maslahat dari pada membiarkan keduanya hidup terkatung-katung dalam suasana rumah tangga yang penuh kemelut, maka dengan demikian alasan permohonan Pemohon telah beralasan hukum sesuai dengan ketentuan pasal 19 haruf ( f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, jo. pasal 116 huruf ( f ) Kompilasi Hukum Islam;

Menimbang, bahwa berdasarkan yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 38/K/AG/1990 tanggal 22 Agustus 1991 menyatakan unsur pokok dalam pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1975 adalah sejauh mana retaknya hubungan rumah tangga (merriage break down) antara kedua pihak berperkara, bukan

(11)

mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Oleh karena itu menurut Majelis Hakim perihal penyebab terjadinya perselisihan dan percekcokan antara Pemohon dengan Termohon tidak perlu dipertimbangkan ;

Menimbang, bahwa untuk memperkuat pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas Majelis Hakim merasa perlu mengetengahkan pendapat ahli hukum Islam yang diambil sebagai pendapat sendiri, yang terdapat dalam Kitab Madaa Hurriyatuz Zaujaini fit Thalaaq Juz I halaman 83 yang berbunyi :

Artinya : “Islam memilih lembaga talak/cerai, ketika rumah tangga sudah dianggap goncang serta dianggap sudah tidak bermanfaat lagi nasehat/perdamaian dan hubungan suami istri menjadi tanpa ruh (hampa), sebab meneruskan perkawinan berarti menghukum salah satu suami istri dengan penjara yang berkepanjangan. Ini adalah aniaya yang bertentangan dengan semangat keadilan”.

Menimbang, bahwa Pemohon telah berketetapan hati untuk menceraikan Termohon karena tidak mungkin rukun kembali dengan Termohon, dan memperhatikan pula firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 227 yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya : “Dan jika mereka ( suami) telah berketetapan hati untuk

menceraikan istri (talak), maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui”.

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, Majelis Hakim berpendapat permohonan Pemohon dapat dikabulkan dan mengizinkan kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan sidang Pengadilan Agama Situbondo ;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan pasal 84 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-unang Nomor 50 Tahun 2009, jo. Surat Ketua Mahkamah Agung RI., tanggal 22 Oktober 2002 Nomor 28/TUADA-AG/X/2002, maka Majelis Hakim memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Situondo untuk mengirimkan salinan penetapan Ikrar

(12)

Talak perkara ini kepada PPN/KUA yang wilayahnya meliputi tempat tinggal kedua belah pihak dan dilangsungkan pernikahannya guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

DALAM REKONVENSI

Menimbang, bahwa gugatan Penggugat pada pokoknya sebagaimana dikemukakan di atas ;

Menimbang, bahwa apa yang telah dipertimbangkan dalam konvensi dikutip kembali sebagai pertimbangan dalam rekonpensi sepanjang berkaitan ;

Menimbang, bahwa Penggugat yang menuntut nafkah

madliyah/lampau selama 1(satu) bulan sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) per hari, sehingga menjadi sebesar Rp 25.000,00 x 30 hari = Rp 750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah);

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat tersebut, Tergugat

menyatakan sama sekali tidak sanggup membayar nafkah

madliyah/terhutang selama 1 (satu) bulan tersebut;

Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak mau atau tidak ada kesanggupan sama sekali, untuk membayar dan dengan tidak menyebutkan batas minimal kesanggupannya, maka dalam hal ini Majelis

Hakim secara ex officio menetapkan sendiri besaran nominal nafkah

madliyah tersebut yang wajib dibayat oleh Tergugat kepada Penggugat, yakni sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah), dengan pertimbang bahwa Tergugat yang bekerja sebagai pelayan rumah makan dengan penghasilan tetap setiap bulan sebesar Rp 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) dan Tergugat dianggap mampu membayar uang nafkah madliyah tersebut;

Menimbang, bahwa nafkah seorang suami terhadap istrinya adalah suatu kewajiban yang telah ditetapkan oleh syara’, apabila seorang suami tidak memenuhi kewajiban tersebut, maka nafkah tersebut adalah sebagai hutang yang wajib dibayar oleh suami kepada istrinya meskipun telah lewat waktu, pertimbangan ini dikuatkan pula dengan pendapat ahli hukum Islam yang termaktub dalam Kitab Syarqawy ‘alat tahrir juz II halaman 308 yang berbunyi :

(13)

Artinya : “Semua nafkah menjadi gugur sebab kadaluarsa, kecuali nafkah istri, bahkan menjadi hutang yang harus ditanggung oleh suami”;

Menimbang, bahwa Penggugat menuntut nafkah iddah kepada Tergugat sebesar Rp 25.000,00 (dua puluh lima ribu rupiah) per hari, untuk selama 3 (tiga) bulan, sehingga menjadi sebesar Rp 25.000,00 x 90 hari = Rp 2.250.000,00 (dua juta dua ratus lima puluh ribu rupiah);

Menimbang, terhadap tuntutan Penggugat tersebut Tergugat telah menyatakan kesanggupannya untuk membayar nafkah iddah tersebut sebesar Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah) per hari, sehingga menjadi sebesar Rp 5.000,00 x 90 hari = Rp 450.000,00 (empat ratus lima puluh ribu rupiah); Menimbang, bahwa oleh karena tidak ada kesesuaian antara tuntutan Penggugat dengan kesanggupan Tergugat, maka dalam hal ini Majelis Hakim secara ex officio menentapkan nominal nagfkah iddah tersebut sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu rupiah) dan dengan memperhatikan bahwa seorang istri yang dijatuhkan talak atasnya wajib mejalani masa iddah (tunggu) dan dalam masa iddah tersebut nafkahnya sehari-hari adalah masih menjadi kewajiban suaminya/Tergugat;

Menimbang, bahwa oleh karena perceraian ini adalah semata-mata

atas kehendak Tergugat, maka dalam hal ini Majelis Hakim secera ex

officio membebankan kepada Tergugat agar memberikan uang mut’ah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), dan Majelis Hakim berpendapat bahwa Tergugat dipandang cukum mampu membayarnya;

Menimbang, bahwa uang mut’ah sebagaimana tersebut di atas adalah sangat logis, mengingat seorang istri yang dijatuhkan talak atasnya menanggung beban moral di tengah-tengah masyarakat dengan menyandang predikat seorang janda, oleh karena itu untuk meringankan beban moral tersebut seorang istri harus diberikan mut’ah sebagai pemberian terakhir dan sekaligus sebagai penggembira; --

Menimbang, bahwa pertimbangan tersebut di atas dikuatkan pula dengan firman Allah SWT., sebagaimana tersebut di bawah ini :

(14)

Artinya : “Kepada wanita-wanita yang diceraikan (hendaklah diberikan oleh suaminya) mut’ah (pemberian) menurut yang ma’ruf”. 2. Al Qur’an Surah Al Ahzab ayat 49, yang berbunyi :

Artinya : “Senangkanlah olehmu hati mereka dengan pepberian dan

lepaskanlah mereka secara baik”.

Menimbang, bahwa Penggugat juga menuntut Tergugat agar memberikan nafkah atau biaya hidup kepada 1 (satu) orang anak perempuan yang lahir dari hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK KANDUNG , umur 3 bulan, sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per bulan;

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan Penggugat tersebut, Tergugat telah menyatakan akan kesanggupannya untuk memberikan nafkah kepada seorang anak yang lahir dari perkawinan Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK KANDUNG , umur 3 bulan sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dan dalam hal ini Majelis Hakim menetapakan, yakni minimal sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dengan berpedoman kepada kelayakan dan kepatutan biaya hidup seorang anak dan dengan mengukur kepada kemampuan Tergugat yang bekerja sebagai pelayan rumah makan dengan penghasilan sebagaimana yang telah disebutkan di atas, hingga anak tersebut dewasa/mandiri;

Menimbang, bahwa berdasarkan pasal 105 huruf ( c ) Kompilasi Hukum Islam, dalam hal terjadi perceraian “biaya pemeliharaan ditanggung oleh ayahnya”, dan pertibangan tersebut dikuatkan pula dengan pendapat ahli hukum Islam yang terdapat dalam Kitab I’anatut tholibin Juz IV halaman 99 yang berbunyi :

Artinya : “Anak yang masih mempunyai ayah dan ibu, nafkahnya menjadi

kewajiban ayahnya”.

Menimbang, bahwa semua yang telah ditetapkan oleh Majelis Hakim sebagaimana yang tersebut dalam pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas akan dicantumkan dalam amar putusan perkara ini;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, maka gugatan Penggugat dapat dikabulkan;

(15)

DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI

Menimbang, bahwa perkara ini termasuk dalam bidang perkawinan, maka biaya perkara ini seluruhnya dibebankan kepada Pemohon/Tegugat sesuai ketentuan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009;

Menimbang, bahwa hal-hal yang tidak dipertimbangkan dalam putusan ini dinyatakan dikesampingkan;

Mengingat Undang-undang dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku serta Hukum Syara’i yang berhubungan dengan perkara ini;

M E N G A D I L I DALAM KONVENSI

1. Mengabulkan permohonan Pemohon ;

2. Memberi izin kepada Pemohon (PEMOHON) untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon (TERMOHON) di depan sidang Pengadilan Agama Situbondo ;

3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Situbondo, menyampaikan salinan penetapan ikrar talak perkara ini kepada Pegawai Pencatat Nikah meliputi tempat tinggal Pemohon dan Termohon serta wilayah dilaksanakan pernikahan Pemohon dan Termohon, guna dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu;

DALAM REKONVENSI

1. Mengabulkan gugatan Penggugat Rekonpensi seluruhnya;

2. Menghukum kepada Tergugat Rekonvensi untuk membayar kepada Penggugat Rekonvensi berupa :

2.1. Nafkah madliyah sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah); 2.2. Nafkah iddah sebesar Rp 1.500.000,00 (satu juta lima ratus ribu

rupiah);

2.3. Uang mut’ah sebesar Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah);

2.4. Nafkah 1 (satu) orang anak dari hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat yang bernama ANAK KANDUNG , umur 3 bulan, minimal sebesar Rp 300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) setiap bulan hingga anak-anak tersebut dewasa/mandiri;

(16)

- Membebankan biaya perkara kepada Pemohon/Tergugat Rekonvensi sebesar Rp

...???

Demikian dijatuhkan putusan ini di Situbondo pada hari Senin, tanggal 20 April 2015 Masehi bertepatan dengan tanggal 01 Rajab 1436 Hijriah, oleh Drs. RAMLI, MH., sebagai Hakim Ketua Majelis, Drs. MAWARDI, S.Ag. M.Hum., dan HIRMAWAN SUSILO, SH., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan ini dibacakan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut, dihadiri oleh para Hakim Anggota dan dibantu oleh NIZAM FICKRY, SH., sebagai Panitera Pengganti, dihadiri oleh Pemohon/Tergugat Rekonvensi dan Termohon/Penggugat Rekonvensi;

Hakim Anggota I Hakim Ketua

HIRMAWAN SUSILO, SH. Drs. RAMLI,

MH. Hakim Anggota II Drs. AMAR HUJANTORO, MH. Panitera Pengganti M. NIDZAM FICKRY, SH. Rincian Biaya Perkara :

1. Biaya Kepaniteraan : Rp. 35.000, -

2. Biaya Proses : Rp. 325.000,- 3. Meterai : Rp. 6.000, -

J u m l a h : Rp. 366.000, - (tiga ratus enam puluh enam ribu rupiah)

Salinan Sesuai Aslinya PANITERA

(17)

.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pembiasaan dalam penanaman nilai karakter kearifan lokal di SMA Muhammadiyah Kasongan beragam, bisa di dalam kelas maupun di luar kelas, seperti yang dijelaskan

Gizi menjadi bagian yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, Apabila seorang anak terkena difisiensi gizi maka kemungkinan besar anak akan mudah

PERTAMA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh unit kerja di lingkungan Arsip

Sa matandang apartment sa Doroteo Jose, kumatok siya at nagtanong tungkol sa babaeng nagngangalang Misi Cruz na kumuha kay nobya niyang si Ligaya, ngunit isang lalaki ang nagbukas

Kepala Seksi Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten. Balai Pengelolaan Taman Hutan

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan mewakili jumlah populasi. Tujuan pemilihan sampel pada metode kuantitatif adalah

Saya sedar dan akur bahawa pihak SPNB pada bila-bila masa boleh membatalkan permohonan saya dan berhak untuk menuntut apa-apa gantirugi termasuklah dengan meneruskan

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa wafer pakan komplit berbasis ampas sagu dengan penambahan urea menunjukkan nilai tertinggi dari pada perlakuan dengan penambahan tepung