• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALTERNATIF PENGOLAHAN AIR UNTUK MEMENUHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ALTERNATIF PENGOLAHAN AIR UNTUK MEMENUHI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

฀LTERN฀TIF PENGOL฀H฀N ฀IR UNTUK MEMENUHI KEBUTUH฀N ฀IR BERSIH DI K฀W฀S฀N PESISIR

(STUDI K฀SUS PERMUKIM฀N T฀N฀H M฀S SEM฀R฀NG UT฀R฀)

SITI M฀YS฀ROH

฀urusan Teknik Perencanaan Wilayah Kota Fakultas Teknik Unissula ฀l. Kaligawe Km. 4 Semarang

Email : abel.coalition@gmail.com

฀bstrak

฀ir merupakan elemen dasar bersifat multi-guna yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk melakukan kegiatan sehari-hari, seperti mandi, memasak dan lainnya. Berdasarkan data  Badan Pusat Statistik (2007), masih terdapat 21,1% dari rakyat Indonesia yang masih mengalami masalah kekurangan air bersih. Salah satu wilayah yang mengalami  permasalahan cukup pelik adalah Wilayah Pesisir kota Semarang bagian utara. Sumber utama air di daerah Tanah Mas Semarang Utara, Kota Semarang untuk setiap hari perlu air umumnya adalah dari permukaan air atau sumur. ฀ir permukaan terkena air pasang air laut, sehingga hampir semua waktu dalam tahun kualitas air asin atau brakish. Selain konsentrasi garam yang tinggi, sumur dalam kualitas juga terburuk. Ini adalah disebabkan oleh sanitasi lingkungan masyarakat pesisir. ฀ir hujan digunakan sebagai alternatif sumber air dalam pemecahan masalah untuk minum air yang terbatas hanya menyediakan dalam hujan musim. ฀lternatif lain, Untuk memecahkan masalah ini penting adalah diperlukan aplikasi dari teknologi pengolahan air yang cocok. Teknologi pengolahan air ini harus menghasilkan air minum yang memenuhi teknis standar dan teknologi ini berlaku, mudah dan murah dalam operasi dan pemeliharaan karena diharapkan bahwa masyarakat di daerah itu dapat mengelola, beroperasi dan pemeliharaan.

Kata Kunci : wilayah pesisir, penyediaan air bersih, teknologi pengolahan air bersih, kriteria.

1. Pendahuluan

Air merupakan sumberdaya alam yang terbatas menurut waktu dan tempat. Pengolahan dan pelestariannya merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan. Air tanah ((ground water) adalah salah satu sumber air yang karena kualitas dan kuantitasnya cukup potensial untuk dikembangkan guna

(2)

batas.  Eksploitasi air tanah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu sendiri. Pengembangan sumber air tanah harus berdasar pada konsep pengawetan, yaitu memanfaatkan air tanah secara optimal, mencegah pemborosan dengan menjaga skala prioritas pemakaian dan menjaga kelestarian alam. Air merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi. 

Banyak wilayah di Indonesia yang kualitas sumber air permukaan ataupun air tanahnya tidak memenuhi syarat untuk digunakan sebagai air minum. Contohnya daerah-daerah di beberapa kelurahan di Kecamatan Semarang Utara merupakan contoh lokasi yang jelas tentang adanya masalah sulitnya mengatasi pemenuhan kebutuhan air bersih atau air minum. Tanah Mas tersebut terletak di daerah pinggir pantai dengan daratan yang telah terintrusi air laut dan pasang surut air laut, sehingga masyarakat desa tidak mempunyai sumber air untuk pemenuhan kebutuhan air bersihnya.

Daerah kota Semarang bagian utara umumnya merupakan daerah dataran pantai yang ditutupi oleh endapan permukaan yakni endapan pantai dan hasil kegiatan sungai. Daerah kawasan tanah mas yaitu berjenis tanah aluvial yang rapat dengan air dan merupakan produk

sedimentasi gunung Merapi serta bersifat sangat kompresibel, sehingga penurunan bisa terjadi bertahun-tahun.

Tanah Mas, Semarang Utara, tidak dapat memanfaatkan air permukaan sebagai sumber air bersih, airnya payau. Penyebaran air payau semakin luas dan kadar garam semakin tinggi, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air bersih dengan pemanfaatan air tanah melalui sumur gali dan sumur pompa. Namun hingga saat ini pemanfaatan air tanah di kawasan pantai yang dilakukan berlebihan atau melebihi potensinya, dan tanpa memperhitungkan dampak yang akan terjadi, yaitu intrusiair laut. Kondisi ini terjadi sampai kedalaman 60 meter air tanah sudah payau. Air tanah dengan kualitas yang bagus, baru didapat pada kedalaman lebih dari 80 meter.

Disamping itu, wilayah ini mempunyai salinitas air laut tinggi. air tanah dangkal di kawasan Tanah Mas, terutama sumur gali dengan kedalaman sampai 10 meter memiliki salinitas tinggi. Secara umum memiliki DHL di atas 1.000 mΩ/cm. Bahkan untuk kawasan-kawasan tertentu di sekitaran Tanah Mas, yang masuk zona banjir pasang surut mencapai 9.000 mΩ/cm.

(3)

dalam operasi dan pemeliharaannya karena diharapkan dapat melibatkan masyarakat set empat dan ketersediaan bahan baku. Disain dan pembuatan teknologi air bersih di wilayah pesisir tentunya disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat setempat.

2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai upaya untuk mengetahui kualitas air tanah yang dipengaruhi akibat intrusi air laut kemudian menentukan alternatif teknologi pengolahan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di Kawasan Tanah Mas, Semarang Utara.

3. Metodologi

Metodologi yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah

1. Mengkaji potensi kualitatif dan kuantitatif sumber daya air baik yang berasal dari air permukaan, dan air tanah

2. Mengkaji aspek yang menyangkut aplikasi penerapan teknologi air bersih

3. Mengkaji aspek manajemen penerapan unit pengolahan air bersih

4. Kondisi dan Potensi Kawasan Perumahan Tanah Mas adalah kawasan perumahan menengah keatas skala besar

yang pertama kali dikembangkan di Kota Semarang, pada tahun 1976. Asal mula kawasan ini merupakan daerah pertanian tambak yang terbentuk dari hasil endapan aluvial sungai Kali Asin dan Banjir Kanal Barat (survei penyusun, 2006). Perumahan Tanah Mas termasuk dalam wilayah Kecamatan Semarang Utara yang meliputi Kelurahan Panggung Lor, Panggung Kidul dan Kelurahan Kuningan. Berdasarkan letaknya kawasan Perumahan Tanah Mas merupakan wilayah yang langsung berbatasan dengan laut.

Kondisi topografinya yang landai (kemiringan 0-8 %) menjadikan Perumahan Tanah Mas tergolong sebagai daerah rawan genangan banjir. Tidak hanya curah hujan lokal yang menjadi penyebab, tetapi juga adanya faktor banjir kiriman dari daerah yang lebih tinggi (Kompas, 2001).

Gambar Peta Semarang Utra

Tanah Mas

(4)

5. Jenis dan Kualitas ฀ir Yang Di Gunakan

a) Sumur Gali di Kawasan Tanah Mas Sumur ini telah ada dari tahun 1970 namun hingga saat ini sumur ini masih berasa asin sehingga tidak dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Melihat dari kondisinya yang telah bertambah kedalamnya kurang lebih 60m hingga saat ini bisa jadi itu hanya air yang terjebak dalam batuan (water connate /air fosil). Air ini terjebak di dalam batuan puluhan tahun lamanya, sehingga airnya menjadi asin. Air yang diambil dengan cara jetting, maka akan menyebabkan air yang berada di dalam aquitard dapat tersedot, termasuk air fosilpun ikut tersedot. Dengan demikian air asin yang terjadi bukanlah akibat intrusi.Air pada sumur ini juga berwarna kecoklatan kemungkinan di karenakan oksigen terlarut rendah dan kandungan didalam tanah terdapat mineral Besi ( Fe ) dan Manganese ( Mn ), maka sewaktu air disedot ke permukaan dan mulai terkena udara ,maka air yg mengandung besi dan mangan tersebut teroksidasi dan mulai merubah air yg tadi tampaknya bening menjadi berwarna kuning sampai coklat kemerahan.

Setelah di endapkan selama hampir tiga minggu pada botol kemasan

miineral terjadi perubahan warna yang tadinya air berwarna coklat saat ini tidak berwarna (bening) tetapi rasa tidak mengalami perubahan apapun yakni tetap terasa asin saat dicoba.

Gambar Sumur Galian di Tanah Mas b) Sumur Bor kedalaman 80 meter di

Kawasan Tanah Mas

Sifat fisik air sumur artetis dengan kedalaman 80 meter ini tidak berwarna dan berbau dengan kualitas air yang berasa payau. Kemudian ketika dimasak warna air berubah biru keawan-awanan. Kondisi air yang seperti ini harusnya hanya digunakan untuk keperluan mandi, cuci dan kakus sehingga warga sekitar tanah mas tidak menggunakan air ini untuk minum juga masak.

Setelah di endapkan selama dua minggu dalam kemasan air mineral air sumur bor dengan kedalaman 80 meter ini tidak mengalami perubahan fisik ataupun rasa. Tetapi air ini masih tetap tidak layak untuk konsumsi masyarakat.

(5)

Sumur dengan kedalaman ini secara fisik dan rasa telah memenuhi standar namun warga sekitaran Tanah Mas tetap menggunakan jaringan perpipaan dari PDAM untuk konsumsi masak sehari-hari sedangkan untuk MCK masyarakat setempat menggunakan sumur bor tersebut. Setelah di endapkan selama dua minggu dalam kemasan air mineral air sumur bor dengan kedalaman 140 meter ini tidak mengalami perubahan fisik ataupun rasa. Dengan kata lain sebenarnya air ini memenuhi standar kesehatan bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari untuk masyarakat setempat.

6. Perencanaan Pembangunan ฀ir Bersih di Wilayah Pesisir

Pembangunan Air Bersih bagi wilayah pesisir merupakan suatu keharusan yang tidak perlu ditunda-tunda, sebab ini merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak bagi wilayah tersebut. Adalah tidak mungkin melakukan pembangunan air bersih secara serentak yang ditujukan pada 3 (tiga) wilayah pesisir pada Kawasan Tanah Mas. Agar pembangunan air bersih pada wilayah pesisir dapat diterapkan secara baik maka dibuatlah suatu perencanaan yang matang.

Perencanaan tersebut tertuang tahap yaitu tahap ฀angka Tahunan dan jangka Lima Tahun. Kedua tahap tersebut dibedakan

atas keperluan yang sifatnya mendesak yang paling mungkin untuk segera diterapkan dan dibuat atas pertimbangan hasil survei meliputi kondisi sumberdaya dan juga kesiapan masyarakat dalam menyongsong masuknya sentuhan teknologi bagi pembangunan air bersih. Adapun mengenai program jangka pendek yang mendesak untuk segera diterapkan. Ini bersifat individual yang artinya banggung jawab pemeliharaan berada pada masing masing pengguna.

Program jangka pendek tersebut adalah Pembangunan PAH (Penampungan Air Hujan) yang bersifat individu dan bersifat komunal. Pembangun an Unit Penampung Air Hujan yang bersifat individual yang lebih berupa pembangunan PAH dengan memanfaatkan atap rumah sebagai penampung/area pengumpulan air hujan. Untuk dapat membuat suatu perencanaan pembangunan air bersih pada kawasan pesisir maka perlu dilakukan perhitungan kebutuhan air bersih pada wilayah tersebut. Perhitungan ini didasarkan atas suatu pendekatan atau asumsi bahwa kebutuhan air minum adalah sebesar 5 liter/orang/hari dan kebutuhan air bersih sebesar 120 liter/orang/hari.

7. PenentuanTeknologi Pengolahan ฀ir Bersih

(6)

Sumber ฀ir Kualitas ฀ir Jenis Pengolahan Sistem Pengolahan Kualitas ฀ir Olahan

Uraian dari cara penentuan alternatif teknologi

a) Sumber Air

Sumber air yang digunakan dari Kawasan Tanah Mas adalah adanya sumber air permukaan dan air tanah. Di Tanah Mas sudah dilakukan survei terhadap potensi sumber air yang kapasitasnya cukup untuk melayani kebutuhan masyarakat setempat .

Dari hasil survei diketahui bahwa sumber air permukaanyang punya potensi untuk dikembangkan adalah air sungai dan air danau. Sedangkan air tanah yang mempunyai potensi untuk dikembangkan adalah air tanah dalam.

b) Kualitas Air

Dari sampel air permukaan dan air tanah yang berada di Tanah Mas dilakukan analisa kualitas air sumber yang dapat dikelompokan atas air berkualitas air asin dan air payau.

c) ฀enis Pengolahan

฀enis pengolahan air ditentukan dari kualirtas air yang dikandung

sumber air yang tersedia. Air asin dapat diolah dengan cara desalinasi yang meliputi proses filtrasi, destilasi dan penukar ion. Air bersifat asam dapat diolah dengan pengolahan kombinasi netralisasi, koagulasi dan filtrasi. Pengolahan air tawar mengandung kekeruhan tinggi dilakukan dengan koagulasi dan filtrasi, air dengan kandungan bau/Fe/Mn diolah dengan aerasi-karbon aktif dan air dengan konsentrasi kesadahan tinggi diolah dengan pelunakan.

d) Sistem Pengolahan

Sistem pengolahan yang digunakan pada pengolahan air asin ada 3 (tiga) yaitu untuk filtrasi digunakan sistem Reverse Osmosis pengolahan destilasi dengan menggunakan sistem generator uap dan penukar ion dengan sistem penukar anion dan kation.

8. Kesimpulan

(7)

tanah menunjukkan bahwa sebagian besar sampel mengandung padatan terlarut (TDS) tinggi, beberapa sumber air tanah yang mengandung besi (Fe) cukup tinggi dan sumber air sumur ada yang mengandung kesadahan tinggi,

D฀FT฀R PUST฀K฀

1. Kecamatan Dalam Angka Semarang Utara tahun 2012

2. http://asfarsyafar.blogspot.com//kat

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu permasalahan yang terjadi pada saat penambangan batu bara adalah masalah air asam tambang, yaitu air hujan atau air tanah yang tercampur dengan

Tampak Atas Dari Sistem Pemanenan Air Hujan Skala Individu dengan Input Data Curah Hujan tahun 2010.

Dengan menggunakan metode panen hujan, air hujan yang jatuh pada luasan atap gedung di kawasan Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan tertahan di dalam wadah penampung

Dalam penyusunan standar terkait perencanaan sistem biofilter skala komunal, perlu untuk memperhatikan beberapa hal yaitu kapasitas pengolahan air limbah maksimum

Salah satu permasalahan yang terjadi pada saat penambangan batu bara adalah masalah air asam tambang, yaitu air hujan atau air tanah yang tercampur dengan

Pemanfaatan air hujan sudah didukung dengan terbangunnya kolam penampung buatan sejumlah delapan buah kolam yang terletak di beberapa titik di dalam wilayah ITS

Berdasarkan hasil survei terhadap kondisi penampung air hujan (PAH) pada Desa Seruni, tingkat kekeruhan yang melebihi baku mutu kualitas air bersih dan air

Biopori a Biopori Alam; b Biopori Buatan Karuniastuti 2014 Pemanenan Air Hujan Rainwater harvesting Pemanenan air hujan PAH atau rainwater harvesting RWH merupakan metode yang