• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNT"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

..

STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

UNTUK MAHASISWA NON BAHASA INGGRIS

ANDI SAMSURIJAL Nidn. 0912098105 Universitas Islam Makassar

2015

Alamat Korespondensi:

Andi Samsurijal; Perumahan Griya Mitra Asri C.17 Batang Ase Maros Kantor; Universitas Islam Makassar (UIM) Al-Gazali

Jl. Perintis Kemerdekaan KM 09.29 Makassar

Email:ijalcoy83@yahoo.co.id. / samsurijalandi@gmail.com

(2)

Abstrak

Andi Samsurijal, 2015. Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Mahasiswa Non Bahasa Inggris, Universitas Islam Makassar.

Dewasa ini bahasa Inggris sudah menjadi komoditi bagi siapa saja yang ingin mengembangkan karier ataupun ilmu pengetahuan. Dimana bahasa Inggris sudah dipelajari dari berbagai negara baik sebagai bahasa utama, bahasa kedua maupun sebagai bahasa asing. Salah satunya adalah negara Indonesia yang mempelajari bahasa Inggris sebagai bahasa asing untuk keperluan pendidikan, bisnis, teknologi dan lainnya. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya dalam menghadapi era

ASEAN Free Trade Area (AFTA) atau kesepakatan zona perdagangan bebas 2015 tentunya kebutuhan akan bahasa asing semakin meningkat, salah satunya adalah bahasa Inggris.

Berangkat dari kebutuhan tersebut sehingga dalam mempelajarinya dibutuhkan sebuah strategi pengajaran dan pembelajaran khususnya bagi pembelajar non bahasa Inggris. Dimana mereka mempelajari bahasa Inggris berdasarkan kebutuhan tertentu sehingga dibutuhkan sebuah strategi yang efektif. Pada dasarnya beberapa ahli terdahulu baik ahli dalam pendidikan telah memperkenalkan berbagai metode dan strategi belajar, namun tidak satupun dapat menentukan bahwa strategi inilah yang paling efektif diantara yang lainnya sebelum melakukan uji coba serta riset mendalam atau bahkan melanjutkan penelitian sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui kecendrungan dan kebutuhan mahasiswa dalam mempelajari bahasa Inggris khususnya kelas non bahasa Inggris dan strategi apa yang adaptif untuk mahasiswa tersebut; (2) mengetahui bagaimana strategi pembelajaran bahasa Inggris tersebut dapat meningkatkan penguasaan bahasa Inggris mahasiswa; (3) mengetahui sikap mahasiswa terhadap aplikasi strategi Contextual Redefinition dalam pembelajaran bahasa Inggris tersebut. Penelitian ini adalah penelitian Eksperimen murni dengan penggabungan antara metode kuantitatif dan kualitatif yang dilangsungkan pada beberapa kelas mahasiswa Non bahasa Inggris di Universitas Islam Makassar. Setelah itu akan disebarkan angket kemudian dianalisis sehingga akan nampak perspektif mahasiswa terhadap aplikasi dari strategi pembelajaran yang ditawarkan.

(3)

PENDAHULUAN

Pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris adalah salah satu faktor penting dalam peningkatan sumber daya manusia di Indonesia. Dimana bahasa tersebut merupakan bahasa internasional yang tentunya akan digunakan sebagian lapisan masyarakat Indonesia dalam kebutuhan tertentu khsusnya mahasiswa non bahasa Inggris. Mahasiswa non bahasa Inggris menggunakan bahasa Inggris dalam kebutuhan tertentu seperti kebutuhan berkomunikasi, informasi, teknologi, akademik, ekonomi dan bisnis. Bahkan beberapa ahli serta ilmuan menyebarluaskan ilmu dan hasil riset mereka melalui bahasa Inggris baik media cetak maupun media online. Begitupun dalam menghadapi era

ASEAN Free Trade Area (AFTA) sehingga bagi siapapun dituntut untuk meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka.

Dalam meningkatkan kompetensi bahasa Inggris mahasiswa tentunya dibutuhkan strategi belajar bahasa yang efektif. Begituhalnya sebagai pengajar/pakar akan meramu strategi yang efektif dengan asumsi bahwa mahasiswa tersebut memiliki kebutuhan yang berbeda dalam mempelajari bahasa Inggris. Tierney, dkk (2001) menekankan agar pengajar dapat mengaplikasikan beragam strategi, namun perlu ada kesesuaian strategi dengan level menunjukkan bahwa rendahnya nilai yang diperoleh oleh mahasiswa; 83,3 % berada pada angka rendah, 3,3 % kurang, 10,0 % sedang, dan 3,3 % baik.

Placement test tersebut dilakukan pada kelas A semester II T.A 2012/2013 sebelum memberikan pengajaran bahasa Inggris kefarmasian dengan jumlah sampel 30 orang. Selain itu pula mahasiswa diberikan angket, beberapa pernyataan mahasiswa dari angket tersebut bahwa kebanyakan dosen bahasa Inggris masih focus pada pembelajaran grammar dan memberikan pengajaran dengan meode konvensional (teacher centered learning).

Melihat berbagai kebutuhan mahasiswa tersebut sehingga diperlukan suatu penelitian eksperimen yang bertujuan untuk; (1) mengetahui bagaimana aplikasi sebuah strategi Contextual Redefinition dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk mahasiswa non bahasa Inggris, (2) menginvestigasi apakah CR strategi dalam pembelajaran dapat meningkatkan capaian kosakatamahasiswa serta pemahaman terhadap literatur; (3) mengetahui bagaimana respon mahasiswa terhadap strategi pembelajaran yang ditawarkan.

(4)

(speaking) maupun untuk memahami berbagai literatur (reading), (3) hasil penelitian ini maka akan melahirkan sebuah buku penuntun dalam pembelajaran bahasa Inggris untuk kelas mahasiswa non bahasa dan jurnal ilmiah.

TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengajaran dan Pembelajaran Bahasa Inggris Pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris bahasa internasional (I L) akan membawa perubahan pada pola pikir pembelajar. Lain pula dengan Keese (2012) yang lebih menekankan pada proses pembelajaran dibandingkan dengan output, dimana dalam meningkatkan kompetensi dan perilaku pelajar perlu proses panjang disertai dengan permasalahan yang kompleks pula.

Berdasarkan penelitian yang telah dilangsungkan oleh Weda (2007; 8) terkait pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris untuk level SMA di kota Makassar, bahwa terdapat beragam strategi pembelajaran yang diaplikasikan oleh pengajar. Strategi pembelajaran tersebut akan dapat diadopsi oleh pembelajar berdasarkan klasifikasi mereka guna peningkatan output

pembelajaran. Richard (2007; 80, 81) menambahkan

strategi pembelajaran harus dapat dengan mudah diaplikasikan oleh pembelajar agar dapat meningkatkan pemahaman kosakata sebagai dasar dari pembelajaran bahasa. Richard juga menambahkan bahwa memahami kosakata dengan baik berarti mengetahui sintaktik kata serta penggunaan kata tersebut. Sehingga pengajaran dan pembelajaran bahasa Inggris harus ditekankan pada aspek pencapaian kosakata dan pemahaman sintaktik kata pada sebuah literatur.

2. Strategi Pengajaran dan Pembelajaran

Bagi siapa saja yang ingin meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa tentunya membutuhkan strategi belajar. Strategi belajar bahasa sebagai faktor penting dalam pembelajaran bahasa tentunya menuntut bagi pelajar agar dapat mengorganisir dengan baik bagaimana bahasa itu dapat dikuasai. O’mellay dan Chamot dalam Weda (2007; 12-13) mengemukakan bahwa ada tiga tipe strategi yang digunakan oleh pembelajar bahasa kedua yaitu; metacognitive strategy, cognitive strategy dan social strategy. Strategi metakognitif dan strategi sosial merupakan pembelajaran bahasa Inggris secara tidak langsung, dan strategi kognitif merupakan strategi pembelajaran secara langsung.

(5)

word method. Dari beberapa strategi tersebut telah diuji oleh beberapa peneliti, namun contextual redefinition lebih efektif untuk peningkatan kosakata dan pemahaman akan literatur kepada pelajar. Tierney, dkk (1990) menambahakan bahwa dalam proses pembelajaran kosakata bermakna dengan strategi contextual redefinition akan mengoptimalkan ranah kognitif pelajar. Sepertihalnya yang telah dikemukakan oleh O’Mellay dan Chamot dalam Weda (2007; 13) bahwa strategi pembelajaran bahasa secara kognitif lebih mengutamakan pada proses pembelajaran dibandingkan dengan output pembelajaran, begitupun sebaliknya bahwa proses pembelajaran dengan strategi kontekstualisasi akan lebih menfokuskan pada proses pembelajaran secara kognitif.

a. Strategi Contextual Redefinition

Mendefinisikan kosakata secara kontekstual adalah salah satu strategi yang pembelajaran bahasa Inggris yang pertama kali diterapkan oleh Tierney, dkk (1990). Dimana strategi tersebut digunakan dalam memahami pesan tersirat pada literatur yang disampaikan oleh penulis. Selain itu pula teori ini menurut Tierney dkk (1990) dengan mengaplikasikan strategi pembelejaran tersebut dapat meningkatkan pemahaman tentang istilah-istilah baru bagi pembelajar. Secara literatur, kontekstualisasi adalah menempatkan makna kata, jadi untuk memahami literatur atau istilah-istilah yang sulit bagi pembaca maka secara konteks bisa didefinisikan melalui strategi tersebut. Selain itu

menurut pakar pembelajaran kosakata, Paul Nation dalam buku pembelajaran kosakata (2001) bahwa

contextual redefinition strategy atau strategi mendefinisikan kosakata berdasarkan konteks bacaan akan memudahkan bagi pembelajar siapa saja dalam menemukan makna literal dari istilah-istilah atau kosakata yang sulit bagi pembaca. Bahkan dengan mengaplikasikan startegi ini akan lebih menambah kosakata baru bagi pembelajar.

(6)

menyediakan berbagai contoh kalimat terkait dari teks sehingga memudahkan pelajar dalam memahami makna kosakata secara kontekstual. Dalam contoh kalimat tersebut pengajarpun dapat memberikan contoh bagaimana mendefinisikan kata baik dengan makna literal, persamaan kata, maupun lawan kata. 3) Pelajar menempatkan kosakata yang dianggapnya sulit atau tidak familiar pada kertas yang terpisah kemudian mendefinisikannya dengan argumentasinya, cara ini dapat dilakukan dengan

b. Pemahaman dan Pencapaian Kosakata

Dalam Cambridge Advance Learner Dictionary edisi ketiga (CALD3) disebutkan bahwa kosakata adalah semua kata yang masih eksis dalam suatu bahasa yang diketahui dan digunakan oleh pelajar. Menurut Richard (2007; 80, 81) bahwa pengajaran kosakata sangat penting bagi pelajar dalam memahami bahasa Inggris karena itu merupakan dasar dan inti dari pembelajaran bahasa Inggris. Sehingga dengan penguasaan kosakata maka akan memudahkan pelajar dalam menguasai bahasa internasional tersebut. Bedahalnya dengan pandangan Nation (1990), bahwa penguasaan kosakata merujuk pada pemahaman akan makna kata (word meaning),

word form, word lists, pemahaman teks (text comprehension), dsb.

(7)

pembelajar memadukan antara

pembelajaran kosakata secara

kontekstualisasi dengan pembelajaran kosakata secara praktis baik secara komunikasi lisan maupun komunikasi tulis proses pembeajaran ini disebut dengan

receptive dan productive vocabulary learning.

a. ESP / Bahasa Inggris Khusus

ESP adalah akronim dari English for Specific Purposes yang biasa juga disebut sebagai bahasa Inggris khusus. Dimana bahasa Inggris khusus tersebut diajarkan kepada mahasiswa non bahasa Inggris seperti mahasiswa Farmasi (English for Pharmacy), Ekonomi (English for Economic and Business), Hukum (English forLaw), Kimia (English for Chemistry), Teknik (English for Technician), Pertanian (English for Agriculture), Keperawatan (English for Nurse), dst. Pada tingkatperguruan tinggi bahasa Inggris tersebut adalah kelanjutan dari bahasa Inggris Umum (MKU).

Dalam pengajaran bahasa Inggris khusus (English for Spesific Purposes) sangat berbeda dengan pengajaran bahasa Inggris umum (General English). Dimana bahasa Inggris Khsus(ESP) ini diajarkan pada mahasiswa berdasarkan kebutuhan mahasiswa tertentu sehingga lebih ditekankan pada pencapaian kosakata, kemampuan speaking

mahasiswa atau bahkan pada kemampuan dalam memahami literatur tertentu. Sementara bahasa

Inggris Umum diajarkan pada mahasiswa lebih pada dasar-dasar pembelajaran bahasa Inggris sehingga capaiannyapun secara umum. Dalam pelaksanaan pengajaran mata kuliah ESP sepatutnya dilaksanakan observasi atau mengidentifikasi kebutuhan mahasiswa tersebut melalui angket.

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni.Ada empat tahap pada penelitian ini, tahap pertama adalah tes awal (pre test), tahap kedua adalah perlakuan (treatment), tahap ketiga adalah tes akhir (post test), dan tahap keempat adalah kuesioner.Penelitian ini mengaplikasikan tes awal untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan dan kemampuan mahasiswa sebelum mendapat perlakuan.Tes awal dan tes akhir adalah termasuk tes TOEFL Prediction.Menurut Creswell (2012: 295) bahwa di dalam penelitian eksperimental, terdapat pengujian sebuah teori untuk mengukur apakah studi tersebut mempengaruhi hasil dari varibel terikat (dependent variable). Data-data kuantitatif termasuk (tes awal dan tes akhir) yang selanjutnya akan dianalisis berdasarkan uji statistik, serta data dari kuesioner selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif.

(8)

pembelajaran akan diambil dari berbagai materi autentik, jurnal ilmiah, buku-buku penuntun seperti buku penuntun lab untuk mahasiswa Farmasi, Teknik, Pertanian, dsb. Dengan pembelajaran pemahaman akan literatur yang berbahasa Inggris serta pembelajaran kosakata bermakna akan menambah beberapa istilah-istilah baru bagi pembelajar.

Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat 4 kelas yang dibagi atas dua kelompok perlakuan dan dua kelompok kontrol.Kelompok perlakuan pertama diambil dari kelas mahasiswa jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) angkatan 2013 begitupun keompok kontol pertama.Kelompok perlakuan kedua diambil dari mahasiswa jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan angkatan 2013 begitupun dengan kelas kontrol kedua. Pada kelas Farmasi dan Keperawatan angkatan 2013 Tahun akademik 2013/2014 terdapat masing-masing empat kelas sehingga nantinya akan dilakukan pengambilan sampel secara acak. Kelompok perlakuan untuk mahasiswa jurusan Farmasi dinamakan kelas A.P1 (Kelas A Perlakuan 1). Kelompok kontrol untuk mahasiswa jurusan Farmasi dianamakan kelas A.K 1 (kelas kontrol 1).Untuk kelompok perlakuan mahasiswa Keperawatan dinamakan kelas BP2 (kelompok perlakuan 2).Kelompok kontrol mahasiswa Keperawatan dinamakan kelas BK2 (kelompok kontrol 2).

Untuk mengetahui nilai atau perkembangan

kosakata dan pemahaman akan literatur, terlebih dahulu mahasiswa akan diberikan tes awal (pre test) sebelum melakukan perlakuan dan tes akhir (post test). Begitupun untuk mengetahui signfikansi dari variable maka akan antara kelas perlakuan dan kelas kontrol kepada kelas uji coba dan kelas kontrol sebagaimana digambarkan pada table berikut;

Tabel 2. Formulasi desain penelitian

A P 1

X B P 2 Klp uji

A K 1 B K 2 kontrolKlp

Tes awal Perlakuan Tes akhir

formula:

1. A P 1 – B P 2 untuk kelompok perlakuan dan 2. A K 1 – B K 2 untuk kelompok kontrol

(Sugiyono, 2010; 75) Skor dari hasil tes (pre test dan post test)

merupakan data primer dari penelitian ini, dari skor mahasiswa tersebut pula akan dianalis secara kuantitatif dan secara kualitatif. Setelah diberika tes

(pre test dan post test) maka mahasiswa diberikan lagi kuesioner untuk menjajaki pendapat mereka begitupun sikap mereka terhadap aplikasi sebuah strategi pemeblejaran pada kelas mereka.

3.2. Variable dan Definisi Operasional

Pada penelitian eksperimen sangat penting untuk memperjelas varibel apa saja yang digunakan.

(9)

Adapun variabel pada penelitian ini

adalah variabel bebas dan varibel

terikat.Dimana varibel terikat dipengaruhi

oleh variabel bebas, peneliti mengambil

strategi contextual redefinition sebagai

variabel bebas, sedangkan variabel terikat

yaitu pencapaian kosakata dan pemahaman

literatur mahasiswa, serta sikap mahasiswa

terhadap aplikasi sebuah strategi

contextual redefinition dalam pembelajaran

bahasa Inggris.

X Y1 Y2

X = Strategi Contextual Redefinition

Y1 = Pencapaian Kosakata Mahasiswa Y2 = Sikap mahasiswa

b. Definisi Operasional

1) Strategi Contextual Redefinition;

Strategi Contextual redefinition

adalah salah satu staregi pembelajaran bahasa Inggris khususnya dalam peningkatan capaian kosakata yang didesain untuk menggunakan konteks dan untuk mengetahui makna kata yang tidak familiar bagi pelajar (Tierney, dkk. 1990; 204).

2) Pencapaian Kosakata;

Menurut pendapat Richard dan Schmidt (2002; 127) bahwa pencapaian kosakata adalah kosakata yang didapat oleh pelajar serta penguasaan kosakata melalaui proses pembelajaran.

3.3. Klasifikasi dan Skala Penilaian

Sistem penelitian yang digunakan pada pada

penelitian ini adalah formula dari Yamin yang

diadopsi dari Weda (2007; 65) sebagaimana

digambarkan berikut ini;

B: total dari jawaban yang benar N: total dari item pertanyaan

Sementara kategori penilaian yang diaplikasikan pada penelitian ini adalah:

Table 3. Klasifikasi dan skala Penilaian

No. Klassifikasi Skala

1. Sangat baik 80-100

2. Baik 60-79

3. Cukup 40-59

4. Rendah 20-39

(10)

Dari 50 soal, 30 diantaranya adalah soal pencapaian kosakata dan 20 diantaranya adalah soal pemahaman bacaan.Nilai tertinggi adalah 50 (100) dan terendah adalah 0. Dimana skala penilaian adalah nilai 40-50 (80-100) diklasifikasikan sangat baik, nilai 30-39 (60-79) diklasifikasikan baik, nilai 20-29(40-59) diklasifikasikan cukup, nilai 10-19 (20-39) diklasifikasikan rendah, dan 0-9 (0-19) diklasifikasikan sangat rendah.

3.4. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimaksudkan

mengidentifikasi dan menyeleksi secara individu terhadap data yang diperolah dari hasil uji coba dan informasi dari kuesioner. Dalam pengumpulan dan analisis data, peneliti menggunakan dua instrumen penelitian yaitu tes kosakata dan kuesioner. Tes kosakata terkait tes awal (pre test)dan tes akhir(post test), sementara kuesioner terdiri daripertanyaam secara tertutup melalui angket (close ended questionnaire).

a. Data dari tes kosakata dikumpul untuk mengukur pencapaian kosakata dari mahasiswa sebelum dan setelah perlakuan. b. Data dari kuesioner dianalisis untuk

mengetahui sikap dan tanggapan mahasiswa tehadap aplikasi dari stategi contextual redefinition yang diaplikasikan pada kelas ESP

3.5. Skala Pengukuruan

Skala pengukuran dari kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah Skala Liker yaitu;

a. Sangat setuju : 5

b. Setuju : 4

c. Cukup : 3

d. Tidak setuju : 2

e. Sangat tidak setuju : 1

(Creswell, 2012; 15)

3.6. Analisis Data

Data-data hasil tes tingkat pencapaian dan pemahaman kosakata dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan software SPSS dan uji t, kemudian. Kemudian data dari kuesioner dianalisis untuk mengetahui bagaimana sikap dan tanggapan mahasiswa terhadap aplikasi strategi contextual redefinitiondalam pengajaran dan pembelajaran kosakata untuk kelas ESP. adapun untuk mengkalkulasi hasil atau skor dari kuesioner ini dapat diformulasikan sebagai berikut;

dimana;

P: presentase F: frekuensi N: jumlah sampel

(Creswell, 2012; 16) F

(11)

HASIL PENELITIAN

Implementasi dari strategi contextual redefinition dalam pengajaran kosakata terhadap kelas bahasa Inggris kefarmasian memberikan kontribusi nilai bagi mahasiswa. Dimana kosakata mahasiswa meningkat seperti terlihat pada table; that the researcher provided reading materials related to the Pharmacy field. There were various topics and activities in each meeting. Contextual redefinition strategy in improving the Pharmacy students’ vocabulary achievement was showed in the result of pre-test and post test score. The students’ pre test and post test score for control group, they are presented in the table 1 and diagram 1.

The table1 and diagram1 indicates an improvement for treatment groups from pre-test to post-test. The score increased from 1103 in pre-test to 1618 in post-test. The overall students’ score showed that there was an increase in mean score from 36.7667 in pre-test to 54.1467 in post test for treatment group and from 2.4667 to 48.4667 for control group.

Based on the statistics test in asymptotic significant (2-tailed) column (see table 2) that in relation to the finding of pre test, 1.0 is greater than . 000. This means that Ho is rejected and H1 is acceptable on significant level. Those experimental and control group have the same ability or relatively the same level in vocabulary achievement before treatment. In other words, there is no significant

different from pre-test both of groups. Since the base level of the students’ pre-test was the same level, the treatment was conducted to both of group. The experimental group was taught vocabulary by CR Strategy and control group was taught vocabulary by using conventional strategy.

To know the significance of Contextual Redefinition Strategy in improving the Pharmacy students’ achievement, the students were given pre-test, treatment and post-test with the percentage indicators. It also compare between treatment and control group. Data obtained from the tests were then processed by using SPSS and t-test was interpreted based on the statistical principle (see table 3).

(12)

redefinition lesson. During this study, the students could encourage their self to try to unlock the meaning of unknown words from the literature by using prediction before reading activity. Since the application of the contextual redefinition strategy in vocabulary teaching for pharmacy class could improve the students score (see the table 2 and diagram 1).Beside that it could improve thestudents’ terminological knowledge and students’ comprhending to the pharmacy literature easily.

Pharmacy students of Makassar Islamic Univeristy as ESP students cannot be acquired the fo ur language skills simultaneously since they are still low vocabulary achievement.Analyzing this problem give us awareness to assess available learning strategy, and investigate the students needs in order that could help learner to improve their terminological knowledge. Substantively, by assesing vocabulary knowledge to the students will help them to cath the idea of text contextually (Nation, 2003).

Added by Nation that on the contrary through the understanding of reading can improve the students’vocabulary knowledge or terminology. According to Weda (2007) that by formulating English vocabulary learning strategies which applicable for the EFL learners, it will improve the students language proficiency. As well Wiese (2012) study that analyzing of the two vocabulary learning strategies and those strategies are applicable for their

participants and they improve the students vocabulary well.

For this study, the researcher apply contextual redefinition strategy with combining the reading activities. WhereasMIPA Class A as the treatment group could apply this strategy by individual or group work. Reading materials are taken from the English health articles (Grice, 2003), English health journals, and directory book like the art of compounding book (Jenkins, 2002).Contextual redefinition strategy was proposed by Tierney

et.al(1990), it isdesigned to unlock the meaning of unknown words from the literature, but not only that it is taught to the students who wants to improve the students’ vocabulary achievement.

(13)

To know the contextual redefinition strategy contribution to the improvement of the students’ vocabulary, the researcher gave two tests (pre test and post test). The students were given pre-test to know the students’ score before treatment.Based on the analyzing of the students’ score after treatment in the MIPA Class A, where the students’ score improve well. It means that contextual has contribution in improving the pharmacy students vocabulary achievement.

The pharmacy student’s attitude on the application of contextual redefinition strategy that from the analyzing of questionnaire, there were various perspective of the students answer but almost of students agreed if contextual redefinition strategy applied in the English for Pharmacy class.

CONCLUSION AND SUGGESTION

From the analyzing of the study it is looked that, the implementation of contextual redefinition strategy in pharmacy class can lead students to be independent learners in and out of class and it was applicable for pharmacy class.This strategy can improve the pharmacy students’ vocabulary well, and almost pharmacy students agree if teaching English applyied contextual redefinition strategy.

For next researcher who are interested to concern on vocabulary learning strategy need to understand the students needs in order to can easily formulated in suitable way of teaching. The second, it is important to investigate also the two of

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Brown, H. Douglas, 1994. Principles of Language Learning and Teaching. San Francisco: State University Press.

Creswell, John W, 2012. Educational Research; Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research.International Edition.Fourth Edition. Boston: Pearson Education Press. Hill, L.A. 2009. Word Power 1500, 3500 and 45000,

Vocabulary Test and Exercise. Hong Kong: Oxford University Press.

Evans, Tony Dudley, and St. John, Maggie Jo. 1998.

Development in ESP (English for Specific Purposes). Cambridge Univeristy Press Keesee, Gayla S. 2012. Learning Theory and

Instructional Design/ Technology.(Online),

(http://www.ask.Learningtheoryeducation9, accessed on March 2013).

Nation, I.S.P. 2001.Learning Vocabulary in Another Language. Cambridge: Cambridge University Press.

Nation, P. 2003. The Role of Teaching Vocabulary.The ASEAN EFL Journal. The EFL Professional’s Written Forum. Published Journal.

Nurbaya, St. 2005. The Problem Solving in The Lack of Students’ Vocabulary Mastery With The Application of Contextual Redefinition. Semarang: Tesis terpublikasi IKIP PGRI

Teaching.E-Journal of TESOL Quarterly, Vol. 10. No.1, pp. 77-89. Published Journal by

Sugiyono, 2010.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung Indonesia

Syamsuddin. 2011. The Effect of Keeping Vocabulary Notebooks on Vocabulary Acquisition of The students of SMKN 7 WTP. Makassar: An Unpublished Thesis of Makassar State University.

Tierney, Robert J. at all. 1990. Reading Strategies and Practice. A Compendium.Third Edition. USA: Allyn and Bacon.

Weda, Sukardi, 2007. English Learning Strategies.ISBN 978-979-16734-19. Makassar: LPPMM Press Makassar.

Wiese, Lee Ann. 2012. Analysis of Two Vocabulary Strategies; A Study to Indicate Which Strategy, Verbal and Visual Word Association or Contextual Redefinition, is Best Suited for Transferring New Words Into Students’ Long Term Memory. Published Thesis, University of Wisconsin Superior.

____________Basic English Vocabulary Level Test.

cited from (Online),

(http://www.englishteststore.net/index, accessed on March 2013)

(15)

Table 1; The Overal Students’ Score

Pre Test

Total Score Mean Score Total Score

Treatment group 1103 36, 7667 1618

Control group 1274 42,4667 1454

Figure 1; The Diagram of Overall Students’ Score

Table 2; The T-Test Result

Table 3; Paired samples statistics

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Pair 1 Pre test for Control 42.4667 30 13.88806

Post test for Control 48.4667 30 12.87803 Pair 2 Pre-test for Treatment 36.7667 30 14.79208 Post-test for Treatment 54.1467 30 11.66598

Test Statistics b

Post test for Control - pre test

for Control Post-test for Treatment - Pre-test for Treatment

Z -2.229-a -4.490-a

Asymptotic. Sig.

(2-tailed) .026 .000

Gambar

Tabel 2. Formulasi desain penelitian
Figure 1; The Diagram of Overall Students’ Score

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, adanya Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) tentu memiliki hasil atau dampak yang diperoleh dari mengikuti kegiatan FKDT di Kecamatan Bae,

aktivitas penghambatan radikal bebas secara tidak langsung dan hanya menggunakan satu konsentrasi ekstrak. Radikal bebas yang dihambat dengan metode FTC dan TBA berupa

Berdasarkan analisis dan uji hubungan probabilitas kejadian malaria diatas, baik menurut jenis pekerjaan pendulang emas mupun menurut jenis pekerjaan perambah hutan

Nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan getah gambir kering dan produk antara seperti tanin dan katekin sebagai bahan baku bagi berbagai industri hilir1. Mengacu pada

Sebagai bahan informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam memilih dan merancang strategi, model pembelajaran dan metode pembelajaran yang lebih

Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa biasa pada saat terjadi

simki.unpkediri.ac.id || 11|| Berdasarkan pembahasan penelitian, sesuai dengan rumusan masalah, serta tujuan penelitian yaitu deskripsi bentuk kohesi dan deskripsi bentuk

Berdasarkan hasil analisis dan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran melalui metode Drill dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga berdampak pada aktivitas