PENCEMARAN LIMBAH CAIR DI PASAR TERONG KOTA
MAKASSAR
Di zaman modern seperti saat ini, kehidupan manusia sehari-harinya tidak akan pernah terhindar dari masalah lingkungan seperti
limbah. Apalagi ditambah jumlah penduduk dunia yang semakin hari semakin bertambah, tentunya limbah yang dihasilkan dari hari ke hari tentunya akan semakin meningkat dan akan menjadi masalah yang
cukup serius bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Astari, 2009). Didalam SKN (Sistem Kesehatan Nasional) 2004 dirumuskan
bahwa tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dan
merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah (Depkes RI, 2004).
Pembangunan kesehatan tersebut bertujuan untuk mewujudkan manusia yang sehat, cerdas dan produktif serta memiliki semangat yang tinggi untuk mencapai tujuan tersebut. Selain dari pada
itu pembangunan kesehatan juga memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan manusia dalam kehidupannya sesuai
dengan permasalahan kesehatan yang dihadapi (Azwar, 2000).
Dalam era globalisasi dewasa ini di beberapa negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, isu kualitas lingkungan
terhadap kualitas penduduk dan berdampak menurunnya tingkat
kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu penyebab penurunan kualitas lingkungan adalah
pencemaran air, dimana air yang kita gunakan setiap harinya tidak lepas dari pengaruh pencemaran yang diakibatkan oleh aktivitas manusia juga (Astari, 2009).
Di Indonesia, terdapat kurang lebih 13.450 pasar tradisional atau dalam hal ini pasar lokal yang masih aktif yang menampung
sekitar 12,6 juta pedagang. Sementara di Kota Makassar sendiri, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh Active Society
Institute (AcSI) sepanjang tahun 2008 jumlah pasar lokal sudah
mencapai lebih 50 buah. 16 pasar diantaranya oleh pemerintah kota dikategorikan sebagai pasar tradisional resmi dan 34 pasar atau
selebihnya adalah pasar tradisional darurat atau liar, sebuah penamaan yang mendiskreditkan pedagang-pedagang kecil yang tidak tertib (AcSI, 2009).
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih
dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan
negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia,
sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah (Astari, 2009). Pencemaran air dapat disebabkan oleh beberapa jenis limbah
yaitu limbah yang berbentuk padat maupun limbah yang berbentuk cair. Namun limbah yang berbentuk cair yang paling mempunyai pengaruh paling besar terhadap terjadinya pencemaran dalam air.
Sifat limbah cair terkadang dapat larut dengan air dan sulit untuk dipisahkan, sehingga membutuhkan metode pengelolaan limbah yang
lebih lanjut dan efektif. Pencemaran akibat dari limbah cair dapat terjadi pada air sungai, air danau, air laut, dan beberapa mata air yang penting bagi kehidupan manusia (Astari, 2009).
Salah satu penyebab terjadinya pencemeran air adalah air limbah yang dibuang tanpa pengolahan ke dalam suatu badan air.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usahadan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari ruamah tangga (domestic)
maupun industri (industry).
Dalam limbah cair terkandung beberapa bahan pencemar
seperti bahan mikrobiologik (bakteri, virus, parasit), bahan organik seperti pestisida, deterjen serta bahan kimia berbahaya lainnya banyak ditemukan dalam air yang kita gunakan sehari-hari. Jika bahan-bahan
kebutuhan hidupnya, manusia sangat bergantung dengan
ketersediaan air di lingkungannya (Astari, 2009).
Air banyak dimanfaatkan oleh manusia baik untuk minum,
mandi, mencuci, memasak dan sebagainya. Terkait dengan hal tersebut maka dibutuhkan suatu pengelolaan limbah cair yang efektif agar dampak negatif limbah cair terhadap ketersediaan air di
lingkungan manusia dapat dikurangi (Astari, 2009).
Penanganan limbah merupakan bagian dari kewajiban moral
umat manusia khususnya bagi penyelenggaraan kegiatan yang memiliki potensi pencemaran lingkungan yang bertujuan menyelamatkan umat manusia serta bumi yang kita cintai agar selamat
dari bahaya kerusakan lingkungan.
Pasar Terong adalah pasar tradisional yang ada di Makassar
terletak di jalan Terong, Kelurahan Wajo Baru, Kecamatan Bontoala Kota Makassar, merupakan pasar terbesar dan menjadi salah satu pasar tertua di Kota Makassar yang berdiri sejak tahun 1950. Gedung
utama Pasar Terong terdiri dari 4 lantai, yaitu lantai dasar, lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 dibangun seluas 13.253 m².
Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti kepada pihak pengelola pasar terong kota Makassar, diperoleh data bahwa di bangunan utama Pasar Terong terdapat 1204 kios. Bangunan utama
hanya 331 kios yang aktif sedangkan sebanyak 873 kios yang tidak
aktif karena pada saat ini lantai 3 pasar sedang tidak dipergunakan. Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti menemukan pasar
Terong Kota Makassar memiliki IPAL namun dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat dikarenakan saluran IPAL di lantai dasar tersumbat sehingga air limbah tidak mengalir lancar, lantai 1 banyak saluran IPAL
yang tidak difungsikan dengan baik, sedangkan lantai 2 dan lantai 3 hampir semua saluran tidak difungsikan dengan baik.
Saluran Air Limbah yang ada di pasar Terong Kota Makassar tidak berfungsi secara optimal dapat disebabkan oleh beberapa faktor baik dari pengelolah pasar, aktifitas pedagang dan pengunjung pasar,
serta masyarakat yang tinggal di daerah pasar Terong itu sendiri. Berdasarkan alasan-alasan tersebut maka penulis tertarik