• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Kerja Sama Antar Negara dala

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peningkatan Kerja Sama Antar Negara dala"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Sidney Ririmasse

NPM : 1406559830

Mata Kuliah : Organisasi Kejahatan dan Kejahatan Terorganisir Dosen : Mohammad Irvan Olii S.Sos., M.Si.

UJIAN AKHIR SEMESTER

Peningkatan Kerja Sama Antar Negara dalam Pencegahan Penyelundupan Manusia oleh Kejahatan Terorganisir

People smuggling adalah salah satu bentuk kejahatan yang dilakukan organized crime dan lintas negara. Dua permasalahan ini menjadi salah satu fokus Indonesia karena banyaknya penduduk Indonesia yang terlibat perdagangan manusia maupun Indonesia menjadi negara transit/tujuan dari penyelundupan manusia. Menurut data dari UNHCR, terdapat sekitar 14.425 imigran yang masuk ke Indonesia secara ilegal/gelap, dengan pengungsi sebanyak 8039 orang dan pencari suaka 63861. Tentu saja dalam penyelundupan

ini pasti terdapat sindikat kejahatan atau organized crime yang terlibat membantu tindakan-tindakan ini dengan mengambil keuntungan dari orang-orang yang kemudian menjadi korban.

Penyelundupan manusia atau people/migrant smuggling pengadaan, untuk mendapatkan, secara langsung atau tidak langsung, suatu keuntungan finansial atau material lainnya, dari masuknya seseorang secara ilegal ke dalam suatu Negara Pihak dimana orang tersebut bukan warga negara atau penduduk tetap2. Menurut UU No 6 tahun 2011 tentang

keimigrasian, penyelundupan manusia adalah perbuatan yang bertujuan mencari keuntungan, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk diri sendiri atau untuk orang lain yang membawa seseorang atau kelompok orang, baik secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi, atau memerintahkan orang lain untuk membawa seseorang atau kelompok orang, baik secara terorganisasi maupun tidak terorganisasi, yang tidak memiliki hak secara sah untuk memasuki Wilayah Indonesia atau keluar Wilayah Indonesia dan/atau masuk wilayah negara lain yang orang tersebut tidak memiliki hak untuk memasuki wilayah tersebut 1 Galang Aji Putro, 9 Maret 2017, 14.425 Imigran Ilegal Penuhi Indonesia, Ini Langkah Pemerintah, https://news.detik.com/berita/d-3442963/14425-imigran-ilegal-penuhi-indonesia-ini-langkah-pemerintah diakses 15 Mei 2017 pukul 17.57 WIB

(2)

secara sah, baik dengan menggunakan dokumen sah maupun dokumen palsu, atau tanpa menggunakan Dokumen Perjalanan, baik melalui pemeriksaan imigrasi maupun tidak3.

Dalam kasus penyelundupan manusia ini, pihak imigrasi maupun penegak hukum mungkin saja bermasalah dalam melakukan penindakan karena mungkin orang-orang yang diselundupkan atau yang menyelundupkan bukan warga negara Indonesia sehingga tidak dapat ditindak dengan hukum Indonesia. Untuk itu perlu ada kerja sama yang baik antara Indonesia dan negara-negara lainnya khususnya negara-negara yang penduduknya sering kali diselundupkan melewati atau ke Indonesia maupun penduduknya yang merupakan pelaku penyelundupan. Dalam Sidang Umum ke 85 Interpol, Interpol menyatakan fungsi dari mereka dan layanan yang mereka berikan untuk membantu polisi di negara-negara anggotanya menindak kejahatan. Menyediakan layanan data operasional dan database kepolisian. Menyediakan dan memperbarui basis data yang dapat diakses dan digunakan otoritas kepolisian dan instansi penegak hukum terkait Basis data tersebut berisi berbagai informasi termasuk data buronan Internasional (DPO), data pelaku kejahatan internasional, dan data dokumen perjalanan yang dicuri atau hilang4.

Tidak hanya itu interpol juga membantu kepolisian dengan menyediakan data kendaraan yang dicuri, data benda seni/benda berharga yang dicuri, dan data kapal yang dicuri, data terorisme, data sidik jari, data DNA, dan lain lain. Sistem Interpol juga menyediakan perangkat pelayanan data operasional dan basis data kepolisian yang mencakup e-ASF (electronic automatic search facility), I- Batch, MIND/FIND (Mobile/Fixed Interpol Network Database), dan I-Checkit. Dalam program ini digunakan fasilitas FIND/MIND oleh petugas imigrasi dalam pengecekan dokumen pelayanan dan petugas bea cukai untuk pengecekan barang. Disamping itu juga dilaksanakan program I-Checkit yaitu program kemitraan dengan sektor swasta melalui pengecekan dokumen perjalanan Yang lain yaitu CBRNE program yaitu program pencegahan bioterorisme. Interpol juga melaksanakan program-program seperti Integrated Border Management. Program ini bertujuan untuk melakukan deteksi pelaku kejahatan di wilayah perbatasan. Interpol juga membangun pusat-pusat pelayanan seperti pusat-pusat komando dan koordinasi untuk mengakomodasi permintaan bantuan darurat dari negara anggota, Interpol Response Team (IRT) dan IMEST (Interpol Major Event Support Team) Yang terakhir Interpol juga membantu pengembangan kapasitas

3 www.imigrasi.go.id

(3)

dan pelatihan. Interpol membantu negara-negara anggota unutuk membangun dan meningkatkan kemampuan dalam tindakan Kepolisian dan penegakan hukum5.

Program yang dibuat oleh Interpol ini seharusnya dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dalam menangani kasus penyelundupan manusia oleh organized crime. Hal ini dikarenakan penyelundupan manusia melibatkan orang-orang dari negara lain dan sangat mungkin merupakan transnational organized crime. Memang terdapat ambiguitas apakah dalam prakteknya people smuggling ini memang bentuk kejahatan yang dilakukan oleh organized crime atau hanya kejahatan yang dikerjakan secara teorganisir. Karena jika melihat banyak definisi maka organized crime haruslah memiliki struktur dan hirarki jelas seperti triad, mafia, dll. Tetapi dalam tulisan Katina Michael tidak semua organized crime memiliki struktur hirarki, beberapa criminal enterprise bersifat dinamis dengan struktur yang lebih longgar yang membuat mereka lebih gesit dan sulit ditangkap6. Sehingga terdapat pergeseran

lebih kepada criminal network.

Katina mengutip Bruinsma dan Branco, mengatakan bahwa terdapat pergeseran paradigma dari grup kriminal tradisional ke organisasi dengan kontrol tersentralisasi yang disebut criminal network7. Pergeseran ini memunculkan model criminal enterprise yang

sudah disebutkan sebelumnya dalam tulisan Katina Michael, dimana model kerjanya seperti bisnis legal hanya saja bisnis yang dilakukan ilegal. Sehingga dengan perubahan paradigma dan model organized crime ini diperlukan pendekatan pencegahan yang berbeda dengan konteks pencegahan yang lama. Berkembangnya teknologi juga memudahkan transaksi organized crime sehingga memang sudah terjadi perubahan dari struktur kaku menjadi criminal network.

Dalam kasus people smuggling modus penyelundupannya biasanya penyelundupannya bekerja sama antar negara sehingga terdapat orang yang mengurus keperluan di negara asal dan yang akan menjemput di negara penerima, sehingga penyelundupan manusia ini dilakukan oleh organized crime yang bersifat transnasional. Didukung dengan inovasi teknologi khususnya komunikasi, transnational organized crime menjadi lebih fleksibel, beroperasi dalam jaringan, yang membawa kriminal lebih dekat dan

5 IBID

6 Katina Michael, 2008, The Paradigm Shift in Transnational Organized Crime,

LEGL960: Issues in Transnational Organised Crime

http://works.bepress.com/kmichael/195/ , halm 10.

(4)

dengan berdasarkan etnisitas, keterampilan dan minat8. Perkembangan teknologi ini membuat

kriminal semakin mudah melaksanakan interaksi antara organisasi dan calon orang yang akan diselundupkan maupun dengan jaringannya di negara lainnya tanpa dapat dilacak oleh polisi.

Untuk itu diperlukan model pendekatan yang berbeda dengan pendekatan pencegahan yang dilakukan dengan konteks organized crime tradisional sebelum pergeseran kepada criminal network. Salah satunya dengan model yang dijelaskan oleh Levi dan Maguire, disini yaitu pendekatan regulatory atau non-justice system approach. Dalam tulisannya dikatakan bahwa dalam mencegah berkembangnya organized crime, perlunya keterlibatan dari stakeholder terkait seperti sektor publik dan privat. Salah satu cara untuk melakukan analisis cara yang dapat digunakan dengan model “5 Is” dari Ekblom9. Pendekatan ini menyediakan

analisa criminal enterprise yang dipecah ke dalam beberapa bagian, dan beberapa penyebab juga dijelaskan oleh Ekblom yaitu resource for crime, crime promoters, crime preventers, the wider environtment, anticipation of risk effort and reward10.

Dalam model 5 Is Ekblom, penting untuk mencari tahu pelaku dari penyelundupan manusia dan bagaimana modus yang digunakan organised crime dalam menjalankan “bisnisnya” mencari orang yang berminat untuk bermigrasi ke negara lain dan mau membayar untuk itu11. Karena dalam proses rekrutmen untuk penyelundupan tentunya

terdapat pasar sendiri untuk menawarkan bisnisnya dan bagaimana pembagian kerja, karena dalam prakteknya sudah pasti ada pihak yang merekrut dan menjemput imigran dari negara asal ke negara tujuan dan mungkin ada yang bertugas untuk mengurusi dokumen-dokumen yang tidak lengkap. Karena itu fasilitas yang dibuat oleh interpol, memberikan layanan seperti data pencarian orang maupun data mengenai dokumen yang hilang harus dimanfaatkan dengan baik oleh Indonesia.

Pada umumnya Indonesia adalah negara transit bagi imigran gelap, tetapi belakangan ini Indonesia menjadi negara tujuan dari imigran gelap. Terlebih lagi menurut pemerintah imigran mandiri yang tersebar sulit dilacak dan didata12 sehingga menimbulkan dark number

dalam data imigran, dan seringkali imigran ini tidak memperpanjang visa atau memiliki dokumen yang tidak lengkap tetapi bekerja/berbisnis di Indonesia. Karena itu untuk

8 Loc cit, halm 15

9 Michael Levi dan Mike Maguire, 2004, Reducing and Preventing Organised Crime: An evidence-based critique, Crime, Law and Social Change 41: 409

10 IBID

(5)

mengantisipasi siapa pelaku dari penyelundupan imigran gelap ini, maka pemerintah harus dapat mengidentifikasi darimana asal imigran-imigran gelap yang masuk ke Indonesia. Jika sudah mengidentifikasi maka dapat mencari tahu jaringan penyelundupannya.

Tidak hanya melalui kerja sama dengan interpol, dalam membantu polisi-polisi untuk melacak penyelundupan dan mencari informasi dari penyelundup, maupun dokumen-dokumen yang dilaporkan hilang, perlu juga membangun kerja sama antar negara. Karena jika masing-masing negara menangani sendiri masalah penyelundupan yang jaringannya sudah transnasional akan sulit. Tidak hanya itu selain memanfaatkan layanan yang sudah dibuat oleh interpol, penegak hukum setiap negara juga perlu membangun kerja sama yang baik sehingga ketika ada warga negara asing yang terlibat penyelundupan dan harus ditindak lanjuti secara hukum maka dapat dimudahkan jika sudah terbangun kerja sama yang baik dengan negara asalnya.

Strategi pencegahan organised crime dalam kasus penyelundupan manusia harus melibatkan kolaborasi dan hubungan baik tidak hanya dengan negara pengirim dan penerima tetapi juga negara transit, seperti Indonesia atau negara lainnya. s Sejauh ini Indonesia sudah membangun kerja sama dengan Australia dalam mencegah teror dan imigran gelap. Dalam pertemuan antara Menteri Hukum dan HAM Indonesia dan Menteri Kehakiman Australia, membahas mengenai Indonesia menjadi negara transit imigran gelap yang menuju Australia, dan membahas bagaimana penanganan bersama karena kondisi rumah detensi Indonesia yang sudah penuh13.

Pencegahan penyelundupan yang efektif membutuhkan kolaborasi tidak hanya antara negara pengirim dan penerima namun juga dengan negara transit. Kantor penghubung untuk berbagi informasi intelijen dan operasi gabungan jauh lebih efektif daripada usaha yang dilakukan satu negara sendirian14. Karena itu seperti yang sudah dijelaskan oleh Levi dan

Maguire penting untuk melibatkan berbagai stake holder yang salah satunya adalah negara penerima dan pengirim maupun negara transit. Terlebih lagi dengan perubahan model menjadi ke arah criminal enterprise dan jaringan kriminal yang berkembang luas antar negara dengan memanfaatkan teknologi, akan menyulitkan jika tidak dibangunnya kerja sama antar

13 Fathiyah Wardah, 09 Agustus 2016, RI-Australia Bahas Isu Penanganan Teroris dan Isu Imigran Gelap,

http://www.voaindonesia.com/a/ri-australia-bahas-penanganan-teroris-/3457310.html diakses 21 Mei 2017 pukul 22.23 WIB Sheldon X Zhang, 2007, Smuggling and Trafficking in Human Beings All Roads Lead to America, London: Praeger Publisher

(6)

negara yang baik dan hanya memanfaatkan layanan interpol dan masing-masing negara menangani masalah penyelundupan sendirian.

Referensi

Michael, Katina. 2008. The Paradigm Shift in Transnational Organized Crime. LEGL960: Issues in Transnational Organised Crime http://works.bepress.com/kmichael/195/

Levi, Michael dan Mike Maguire. 2004. Reducing and Preventing Organised Crime: An evidence-based critique. Crime, Law and Social Change 41: 397-469.

Taran, Patrick A dan Gloria Moreno-Fontes Chammartin. International Labour Office.

Getting at the Roots: Stopping Exploitation of Migrant Workers by Organized Crime. International Labour Office.

Zhang, Sheldon X. 2007. Smuggling and Trafficking in Human Beings All Roads Lead to America. London: Praeger Publisher.

Putro, Galang Aji. 9 Maret 2017. 14.425 Imigran Ilegal Penuhi Indonesia, Ini Langkah Pemerintah, https://news.detik.com/berita/d-3442963/14425-imigran-ilegal-penuhi-indonesia-ini-langkah-pemerintah diakses 15 Mei 2017 pukul 17.57 WIB.

Arnaz, Farouk. 8 November 2016. Interpol Mantapkan Kerjasama Internasional Ungkap Kejahatan, http://www.beritasatu.com/hukum/397966-interpol-mantapkan-kerja-sama-internasional-ungkap-kejahatan.html diakses 17 Mei 2017 pukul 06.34 WIB.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Setiap Jamaah Calon Haji Tahun 1434 H / 2013 M dikenakan biaya swadaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 sebesar Rp.700.000,00 (Tujuh ratus ribu rupiah) dan infaq pembangunan

Hasil pengujian dapat membuktikan adanya perbedaan kualitas sistem pengendalian intern dari ukuran koperasi, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas sistem pengendalian

Metode interview yang digunakan adalah metode interview terstrukur, yaitu wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada daftar pertanyaan

Dalam rangka untuk menyalurkan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen maka perusahaan harus benar-benar memilih atau menyeleksi saluran konsumen maka perusahaan harus

Perlakuan bokashi azolla memberikan pengaruh tidak nyata terhadap rata-rata pertambahan tinggi tanaman dan rata-rata jumlah daun umur 15 HST, 30 HST, 45 HST dan

iagram V (ve) merupakan diagram yang dapat digunakan untuk menjelaskan ide-ide pokok yang memperhatikan dasar pengetahuan dan proses penyusunan pengetahuan di

Penelitian ini bertujuanmembuat rancangan kapal baja tipe pukat cincin dengan ukuran utama panjang 30 meter, lebar 5 meter dan tinggi 3.2 meter; menganalisis karakteristik teknis

(1) Kepala Dinas wajib menyusun rencana strategis dengan mengacu pada RPJMD Kabupaten, mengimplementasikan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP),