Kalimantanβs Phisics Competetion 2018
KalPhiCo 2018
Olimpiade SMA
Pembahasan Soal Tahap II Number 1 : Analisa Grafik
Dua mobil A dan B bergerak melalui jalan yang sama dan berangkat dari titik awal yang sama secara bersamaan. Kurva kecepatan π£ kedua mobil sebagai fungsi waktu π‘ diberikan pada gambar di samping.
Tentukan:
a. persamaan jarak tempuh mobil A dan B sebagai fungsi dari waktu.
b. Jika setelah menempuh jarak 60 m mobil A melambat dengan besar perlambatan yang sama dengan percepatan ketika awal perjalanan, kapan dan dimana mobil B berhasil menyusul kembali mobil A?
Pembahasan :
a. Mobil A melakukan gerak lurus berubah beraturan dengan kecepatan awal π£π΄,0 =
2 m/s dan percepatan
π =Ξπ£Ξπ‘ = 4 β 24 β 0 =12 m/s
Kecepatan mobil A sebagai fungsi waktu adalah
π =ππ£ππ‘ =12
β«π£π΄(π‘)ππ£ π£π΄,0=2
= β«π‘12 ππ‘ 0
π£π΄(π‘) β 2 =12 π‘ βΉ π£π΄(π‘) = 2 +12 π‘
Jarak tempuh mobil A sebagai fungsi waktu adalah
π£π΄(π‘) =ππ₯ππ‘ = 2 +π΄ 12 π‘
π£(m/s)
π‘(s) 4
2 4
mobil A
β« ππ₯π΄ π₯π΄(π‘)
0 = β« (2 +
1 2 π‘) ππ‘ π‘
0 βΉ π₯π΄(π‘) = 2π‘ + 1 4 π‘2
Mobil B melakukan gerak lurus beraturan (percepatannya nol) dengan kecepatan konstan π£π΅ = 4 m/s, maka jerak tempuh mobil B sebagai fungsi waktu adalah
π£π΅= ππ₯ππ‘ = 4π΅
β« ππ₯π΅ π₯π΅(π‘)
0 = β« 4ππ‘
π‘
0 βΉ π₯π΅(π‘) = 4π‘
b. Ketika mobil A mencapai jarak 60 meter berarti π‘ = 12 s (silahkan buktikan) dan saat itu kecepatannya adalah 8 m/s (silahkan buktikan). Kemudian pada saat itu pula mobil B telah menempuh jarak 48 m. Posisi kedua mobil sekarang sebagai fungsi waktu akan menjadi
π₯π΄(π‘) = π₯π΄,0β² + π£0,π΄β² π‘β²+12 ππ΄β²π‘β²2 = 60 + 8π‘β²β14 π‘β²2
π₯π΅(π‘) = π₯π΅,0β² + π£0,π΅β² π‘β²+12 ππ΅β²π‘β²2= 48 + 4π‘β²
Saat kedua mobil bertemu, dia berada di posisi yang sama, misal terjadi saat π‘β²= π
π₯π΄(π) = π₯π΅(π)
60 + 8π β14 π2 = 48 + 4π 1
4 π2β 4π β 12 = 0 π2β 16π β 48 = 0
Dengan rumus kuadrat
π =β(β16) Β± β(β16)2(1)2β 4(1)(β48)
π =16 Β± β256 + 1922
π =16 Β± β4482 = 16 Β± 8β72 π = 8 Β± 4β7
π = 8 + 4β7 β 18,6 s atau π = β2,6 s
Solusi yang fisis adalah π = 18,6 s sedangkan π = β2,6 s bukanlah solusi yang diharapkan, nilai negatif menandakan kejadian yang terjadi sebelum acuan kondisi awal kita, yaitu π‘ = 12 s. Hal ini karena adanya perubahan arah percepatan pada mobil A. Kita tahu dari grafik pada c bahwa setelah bertemu untuk pertama kalinya, mobil A akan berada di depan mobil B sehingga ketika diperlambat, mobil A dan B hanya akan berpapasan satu kali.
π = π‘ + π = 12 + 18,6 = 30,6 s
Posisi kedua mobil saat itu dihitung dari posisi awal adalah
π₯π΅(π) = π₯π΄(π) = 48 + 4(30,6 ) = 170,4 m
Number 2 : Tangga yang Meluncur
Sebuah tangga pejal homogen dengan massa π dan panjang π bersandar pada dinding licin dan berada di atas lantai yang juga licin. Mula-mula tangga di sandarkan HAMPIR menempel dengan dinding dan dalam keadaan diam. Setelah di lepas tangga itu pada bagian atasnya merosot ke bawah, dan tangga bagian bawah bergerak ke kanan, seperti ditunjukkan pada gambar di bawah.
Tentukan Kecepatan pusat massa dari tangga tersebut selama bergerak! Pembahasan :
a. Kita gunakan definisi dari soal bahwa sudut antara tangga dan dinding adalah π. Kecepatan pusat tangga berubah-ubah dan kita bisa menyatakannya sebagai fungsi dari sudut π. Hal ini boleh dilakukan karena soal menanyakan kecepatan pusat massa batang selama bergerak, sedangkan nilainya berubah-ubah, maka kita bisa menyatakannya sebagai satu buah variabel yang berubah dan dalam hal ini kita pilih
π. Sebenarnya bisa juga kita nyatakan dalam variabel lain seperti tinggi titik sentuh tangga dengan dinding, atau jarak titik sentuh tangga dengan lantai terhadap dinding, namun bentuk yang cukup sederhana adalah ketika kita nyatakan sebagai fungsi π. Soal ini lebih mudah kita kerjakan menggunakan Hukum Kekekalan Energi Mekanik (yap betul, energi mekanik sistem kekal karena tidak ada gaya non konservatif yang bekerja pada tangga, hal ini juga karena seluruh permukaan licin). Kita jadikan lantai sebagai acuan energi potensial sama dengan nol, energi mekanik awal sistem adalah
πΈππ = 12 πππΏ
memiliki komponen kecepatan pusat massa arah horizontal π£π₯ dan arah vertikal π£π¦ serta batang juga berotasi terhadap pusat massanya sendiri dengan kecepatan sudut
π. Sehingga energi tangga akan menjadi
πΈππ = 12 πππΏ cos π +12 π(π£π₯2+ π£π¦2) +12 πΌπ2
Selanjutnya kita cari dulu hubungan π£π₯, π£π¦, dan π.
Dapat kita lihat bahwa ujung atas tangga hanya bergerak dalam arah vertikal dan ujung bawah tangga hanya bergerak dalam arah vertikal. Kita tinjau gerak pusat massa arah horizontal relatif terhadap ujung atas tangga akan kita dapatkan
π£π₯= ππΏ2 cos π
Kemudian tinjau gerak pusat massa arah vertikal relatif terhadap ujung bawah tangga akan kita dapatkan pula
π£π¦ =ππΏ2 sin π
Kita modifikasi menjadi
π£π₯2 + π£π¦2 = (ππΏ2 cos π) 2
+ (ππΏ2 sin π)2 =π24πΏ2
Juga kita tahu bahwa π£π₯2+ π£π¦2 = π£2 adalah kecepatan pusat massa batang sehingga
π2 =4π£2 πΏ2
momen inersia batang terhadap pusat massanya adalah πΌ =12 ππΏ1 2
πΈππ = 12 πππΏ cos π +12 ππ£2+12 (12 ππΏ1 2) (4π£ 2 πΏ2 ) πΈππ = 12 πππΏ cos π +23 ππ£2
Hukum Kekekalan Energi mekanik
πΈππ = πΈππ
π£π₯
π£π¦
1
2 πππΏ = 1
2 πππΏ cos π + 2 3 ππ£2 1
2 ππΏ(1 β cos π) = 2 3 π£2
π£2 = 4ππΏ
3 (1 β cos π) βΉ π£ = β 3ππΏ
4 (1 β cos π)
Number 3 : Sistem Katrol dan Dua Silinder Pejal
Pada sistem di bawah ini, benda berupa silinder dengan jari-jari luar π , jari-jari dalam π terletak pada bidang miring. Sedangkan massa yang tergantung adalah silinder yang juga berjari-jari π. Abikan massa katrol pada bidang miring. Gunakan momen inersia silinder
1/2 ππ 2. Tinjau kasus bidang miring licin. Tentukan percepatan π terhadap bumi.
Pembahasan :
Perhatikan gambar di bawah ini!
Percepatan pusat massa silinder π terhadap tanah adalah ππ Percepatan sudut silinder π terhadap tanah adalah πΌπ Percepatan pusat massa silinder π terhadap tanah adalah ππ Percepatan sudut silinder π terhadap tanah adalah πΌπ
π
π
π
π π
π
π π
π
π π
π
ππ ππ
π π
ππ
π
πΌπ
Hukum II Newton Untuk gerak silinder π Translasi
ππ sin π β π = πππβ¦ (1)
Rotasi
ππ =12 ππ 2πΌ
π βΉ π =2π ππ 1 2πΌπβ¦ (2)
Hukum II Newton Untuk gerak silinder π Translasi
ππ β π = πππβ¦ (3)
Rotasi
ππ =12 ππ2πΌ
π βΉ π =12 πππΌπβ¦ (4)
Jika diperhatikan percepatan silinder π adalah percepatan tali ditambah percepatan pusat massa silinder π terhadap tali yang besarnya adalah πΌππ (silider π dapat dianggap menggelinding tanpa silip pada tali). Sekarang berapa nilai percepatan tali. Kita amati silinder π. Tali dipercepat ke kanan bawah sejajar bidang miring dengan percepatan ππ namun juga dipercepat ke kiri atas sejajar bidang miring dengan percepatan πΌππ. Jika kita asumsikan tali lebih cenderung bergerak ke kiri atas atau nilai πΌππ > ππ maka percepatannnya adalah ππ‘πππ = πΌππ β ππ dan jika pun sebaliknya yaitu tali lebih cenderung bergerak ke kanan bawah atau nilai πΌππ < ππ maka percepatannya adalah
ππ‘πππ = ππ β πΌππ. Jika kita hubungkan dengan percepatan silinder π akan menjadi
Untuk asumsi pertama πΌππ > ππ (arah percepatan tali searah dengan percepatan silinder π)
ππ = πΌππ + ππ‘πππ= πΌππ + πΌππ β ππ
Untuk asumsi kedua πΌππ < ππ (arah percepatan tali berlawanan arah dengan percepatan silinder π)
ππ = πΌππ β ππ‘πππ= πΌππ β (ππ β πΌππ) = πΌππ + πΌππ β ππ
Dan hasilnya sama saja, jadi dapat kita simpulkan hubungan antar percepatannya adalah
ππ = πΌππ + πΌππ β ππβ¦ (5)
Subtitusi persamaan (4) ke (3)
Subtitusi persamaan (2) ke (3)
ππ β2π ππ 1 2πΌ
π = πππ βΉ πΌππ =2ππ
2
ππ 2 (π β ππ) β¦ (7)
Kurangkan persamaan (1) dengan (3)
ππ sin π β π = πππ ππ β π = πππ
(π sin π β π)π = πππβ πππβ
ππ = (π sin π β π)π + πππ πβ¦ (8)
Subtitusi persamaan (6), (7), dan (8) ke (5)
ππ = 2π β 2ππ+2ππ
Number 4 : Osilasi Sistem Dua Massa Dengan Gaya Gravitasi sebagai Gaya Pemulihnya
Tinjau sebuah sistem terisolasi yang terdiri dari 2 benda, π1 dan π2. Dalam sistem ini gaya gravitasi lain dari benda lain di luar sistem dapat diabaikan. Massa π1 terpasang pada tali tak bermassa sepanjang d dan membentuk sebuah bandul yang dipasang tetap pada titik O. Massa π1 hanya mengalami gaya gravitasi dengan bola homogen bermassa
π2 berjari-jari π yang posisinya tetap dimana pusat bola
berjarak πΏ dari titik O. Nilai πΏ hanya sedikit lebih besar dari
π + π . Sudut antara tali dan garis vertikal yang melalui titik O adalah π, dimana diasumsikan π kecil. Tentukan periode osilasi π1.
Petunjuk : kita bisa menyelesaikan soal ini dengan metode energi maupun metode gaya.
Pembahasan :
Cara 1 : Metode Gaya
Karena gerak massa π1 berayun, kita akan lebih mudah menentukan persamaan geraknya dengan meninjau gerak rotasinya. Torsi pemulih yang bekerja pada massa π1
diberikan oleh gaya gravitasi akibat adanya bola π2 dan arah gaya ini selalu menuju pusat bola π2. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gaya gravitasi bekerja pada massa π1adalah
πΉπ = πΊππ 12π2
Menggunakan hukum dua neton tentang gerak rotasi akan kita dapatkan
πΉπsin(π + π) π = π1π2πΌ πΊπ2
ππ 2 (sin π cos π + sin π cos π) = πΌ β¦ (1)
Perhatikan lagi gambar di atas, kita bisa mendapatkan nilai π dengan menggunakan phytagoras
π 2 = (πΏ β π cos π)2+ π2sin2π
π 2 = πΏ2β 2πΏπ cos π + π2cos2π + π2sin2π π 2 = πΏ2β 2πΏπ cos π + π2(sin2π + cos2π) π 2 = πΏ2β 2πΏπ cos π + π2
Dengan menggunakan aturan dasar trigonometri akan kita dapatkan
sin π =ππππππ =πππππ π sin ππ
cos π =π ππππππππππππ = πΏ β π cos ππ
πΉπsin(π + π) πΉπ π
π πΏ
π1
π π2
π cos π
πΏ β π cos π
π π
Karena kita asumsikan simpangan sudut π sangat kecil, kita bisa menggunakan hampiran berikut
sin π β π dan cos π β 1, maka akan kita dapatkan
π 2 = πΏ2β 2πΏπ + π2 = (πΏ β π)2 π = πΏ β π
sin π =πππ
cos π =πΏ β ππ
Subtitusi hasil ini ke persamaan (1)
πΊπ2 ππ 2 (π
πΏ β π π +
ππ π ) = πΌ πΊπ2πΏ
ππ 3 π = πΌ πΊπ2πΏ
π(πΏ β π)3π = πΌ β¦ (2)
Perhatikan bahwa arah simpangan π adalah berlawanan arah jarum jam dari titik setimbangnya sedangkan arah percepatan sudut nya searah jarum jam, berarti percepatan sudut massa π1 adalah negatif(karena berlawanan arah) dari turunan kedua simpangan sudutnya atau
πΌ = βπππ‘2π2 = βπΜ
Subtitusi hasil ini ke persamaan dua dan kita akan dapatkan persamaan gerak harmonik sederhana sistem
πΊπ2πΏ
π(πΏ β π)3π = βπΜ
πΜ +π(πΏ β π)πΊπ2πΏ 3π = 0
Persamaan terakhir analog dengan persamaan umum gerak harmonik sederhana yang berbentuk πΜ + π2π = 0, maka kecepatan sudut osilasi sistem adalah
π = βπ(πΏ β π)πΊπ2πΏ 3
π = 2ππ β π = 2πβπ(πΏ β π)3 πΊπ2πΏ
Cara 2 : Metode Energi
Sebenarnya menggunakan cara energi untuk sistem ini akan lebih cepat namun terkadang ada soal yang lebih mudah menggunakan cara gaya ataupun cara energi, jadi kita harus bisa keduanya dan tentunya harus bisa memilih cara mana yang paling efisien.
Untuk menggunakan cara ini kita harus tentukan energi total sistem terlebih dahulu. Karena tidak ada gaya udara dan gaya luar non-konservatif yang bekerja pada sistem, maka energi total sistem kekal. Untuk mendapatkan persamaan geraknya, kita cukup menurun persaan energinya satu kali terhadap waktu dan karena energi kekal atau konstan, turunannya ini akan sama dengan nol. Baik akan saya contohkan caranya.
π
Number 5 : Roket Berpindah Orbit
Sebuah roket bermassa total π mengelilingi bumi pada low earth orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari orbit
π 1. Roket ini akan berpindah orbit menuju orbit menuju
orbit berjari jari π 2 > π 1 dengan cara mengubah bentuk orbitnya dalam bentuk orbit elips seperti yang ditunjukkan oleh garis tebal pada gambar disamping. Manuver orbit ini dicapai dengan membuang bahan bakar sebanyak Ξπ1 > 0 sehingga memberika laju Ξπ£1 searah kecepatan orbit pada orbit rendah. Kemudian roket membuang lagi bahan bakar sebanyak Ξπ2 > 0
sehingga memberikan tambahan laju Ξπ£2 searah kecepatan orbit pada orbit tinggi. Laju orbit roket untuk orbit rendah adalah π£π 1 . Bahan bakar roket memiliki laju buang konstan π£πrelatif terhadap roket. Tentukan tambahan laju Ξπ£1 yang dibutuhkan untuk mengubah orbit dari lingkaran berjari-jari π 1 menjadi elips (nyatakan dalam π£π 1 , π 1, π 2). Pembahasan :
Kecepatan roket ketika berada di orbit π 1 adalah π£π 1. Dengan menggunakan persamaan gaya sentripetal dimana gaya gravitasilah yang berperan sabagai gaya sentripetal di sini, kita bisa menyatakan π£π 1 ulang sebagai berikut
πΉπΊ = πΉπ
π 2 π 1
πΊππ΅π
Roket kemudian membuang bahan bakarnya sehingga kecepatannya bertambah dan lintasan roket berubah menjadi elips. Ketika penambahan kecepatan ini terjadi, roket berada di perihelium atau jarak terdekatnya dengan bumi yaitu π 1 dan kecepatannya di sini adalah π£π. Planet terus bergerak sampai suatu ketika dia berada di aphelium atau jarak terjauhnya dari bumi dalam lintasan elips ini yaitu π 2 dan kecepatannya di sini adalah π£π. Kita bisa mencari π£π dan π£π dari hukum kekekalan momentum sudut dan hukum kekekalan energi. Pada kasus gerak melingkar terhadap dengan gaya gravitasi sebagai gaya sentripetalnya momentum sudut sistem akan kekal karena arah gaya gravitasi dan jari-jarinya sejajar, karena torsi adalah perkalian silang antara keduanya maka nilai torsi eksternal pada sistem bernilai nol. Alhasil momentum sudut sistem kekal. Kita gunakan hukum kekekalan momentum sudut untuk keadaan perihelium dan aphelium
πΏπ = πΏπ
(π β Ξπ1)π£ππ 2 = (π β Ξπ1)π£ππ 1 π£π =π π 1
2π£π
Kemudian kita gunakan hukum kekekalan energi untuk dua keadaan seperti sebelumnya
π£π =π π 1
2π£π =
π 1 π 2β
2π 2 π 2+ π 1π£π 1
Penambahan kecepatan Ξπ£1 ketika orbit planet berubah dari orbit awal berjari-jari π 1 menjadi orbit elips adalah
Ξπ£1 = π£πβ π£π 1 = βπ 2π 2
2+ π 1π£π 1β π£π 1
Ξπ£1 = π£π 1(βπ 2π 2
2+ π 1β 1)
Number 6 : Perbandingan Energi Kinetik Roda Luar dan Dalam
Sebuah mobil roda empat membelok pada suatu tikungan berbentuk lingkaran. Lintasan tengah poros roda belakang membentuk lingkaran terhadap pusat tikungan tersebut dengan jari-jari π . Panjang poros atau jarak antara kedua roda belakang adalah π». Massa masing-masing roda belakang adalah π. Roda belakang dapat diasumsikan sebagai suatu cakram dengan jari-jari π. Ambil nilai π = 10 meter, π» = 2 meter dan π = 0,5 meter. Jika perbandingan energi kinetik total antara roda belakang luar dengan roda belakang dalam adalah π, tentukan nilai π.
Pembahasan : Misalkan
Kecepatan pusat massa dan kecepatan sudut roda belakang dalam π£1 dan π1 Kecepatan pusat massa dan kecepatan sudut roda belakang luar π£2 dan π2
Kecepatan sudut bagian tengah poros kedua roda belakang terhadap pusat lintasan Ο Energi kinetik roda daalam adalah
πΈπΎ1 =12 ππ£12+12 (12 ππ2) π12
Gerakan roda adalah menggelinding tanpa slip maka akan berlaku
π£1 = π1π
πΈπΎ1 =34 ππ2π12
Dengan cara yang sama energi kinetik roda luar adalah
πΈπΎ2 = 34 ππ2π22
Hubungan π1 dengan π
π£1 = π1π = π (π β12 π») βΉ π1= 2π β π»2π π
π£2 = π2π = π (π +12 π») βΉ π2 =2π + π»2π π
Energi kinetik kedua roda menjadi
πΈπΎ1 =16 π3 (2π β π»)2π
πΈπΎ2 = 16 π3 (2π + π»)2π
Perbandingan energi kinetik roda luar dan dalam adalah
πΈπΎ2 πΈπΎ1 =
3
16 π(2π + π»)2π 3
16 π(2π β π»)2π πΈπΎ2
πΈπΎ1 = (
2π + π» 2π β π»)
2
Sampai disini, menurut kamu apakah hasil ini benar? So far, sebenarnya ada hal yang lupa dipertimbangkan sehingga hasil ini tidak benar. Hasil tadi akan benar jika roda bukanlah benda tegar, namun kenyataannya di sini, ukuran roda tidak bisa kita abaikan. So mari kita tinjau ulang.
Gerakan roda belakang dalam dan luar sebenarnya adalah seperti berikut
Kita buat permisalan yang baru. Misalkan
Kecepatan sudut roda belakang luar terhadap pusat lintasan dan pusat massanya sendiri adalah Ξ©1 dan π1
Kecepatan sudut roda belakang dalam terhadap pusat lintasan dan pusat massanya sendiri adalah Ξ©2 dan π2
Kecepatan sudut bagian tengah poros kedua roda belakang terhadap pusat lintasan Ο Energi kinetik roda belakang bagian luar dan dalam adalah
πΈπΎ1 =12 πΌpl1Ξ©12 +12 πΌpmπ12
πΈπΎ2 = 12 πΌpl2Ξ©22+12 πΌpmπ22
π π»
π§
π¦
Dengan πΌpm adalah momen inersia roda terhadap pusat massanya dan roda berputar terhadap sumbu π§ sedangkan πΌpl1 dan πΌpl2 adalah momen inersia masing-masing roda terhadap pusat lintasan.
πΌpm= πΌπ§ = 12 ππ2
Untuk menghitung πΌpl1 dan πΌpl2 kita hitung dulu momen inersia roda untuk rotasi pada sumbu π¦ menggunakan teorema sumbu tegak lurus
πΌπ§ = πΌπ₯+ πΌπ¦
Karena roda simetri πΌπ₯= πΌπ¦ maka
πΌπ¦ =12 πΌπ§ =14 ππ2
Momen inersia roda luar dan dalam terhadap pusat lintasan dapat kita cari menggunakan teorema sumbu sejajar
πΌpl1 = πΌπ¦+ π (π +12 π») 2
= 14 ππ2+ π (π +1 2 π»)
2
= 14 π[π2+ (2π + π»)2]
πΌpl2 = πΌπ¦+ π (π β12 π») 2
= 14 ππ2+ π (π β1 2 π»)
2
= 14 π[π2+ (2π β π»)2]
Hubungan π1, Ξ©1, dan π adalah
π1π = π (π +12 π») βΉ π1 =2π1 (2π + π»)π
Ξ©1(π +12 π») = π (π +12 π») βΉ Ξ©1 = π
Hubungan π2, Ξ©2, dan π adalah
π2π = π (π β12 π») βΉ π2 =2π1 (2π β π»)π
Ξ©2(π β12 π») = π (π β12 π») βΉ Ξ©2 = π
Energi kinetik roda belakang bagian luar akan menjadi
πΈπΎ1 =12 (14 π[π2 + (2π + π»)2]) π2+12 (12 ππ2)4π12(2π + π»)2π2
πΈπΎ1 =16 π1 [2π2 + 3(2π + π»)2]π2
Dengan cara yang sama untuk roda belakang bagian dalam
πΈπΎ2 = 16 π1 [2π2+ 3(2π β π»)2]π2
Maka rasio energi kinetik roda belakang bagian luar dan dalam
π =πΈπΎπΈπΎ1
2 =
1
16 π[2π2+ 3(2π + π»)2]π2 1
π =2π2π22 + 3(2π + π»)+ 3(2π β π»)22
Dengan memasukkan nilai π = 10 m, π» = 2 m, dan π = 0,5 m akan kita dapatkan
π =2(0,5)2(0,5)22+ 3(2.10 + 2)+ 3(2.10 β 2)22 = 1452,5972,5 = 1,49357326 β¦ π = 1,49
Number 7 : Peluncur Barang
Gambar di bawah memperlihatkan sebuah peluncur barang (slipway) yang sangat panjang, dan berbentuk bidang miring yang membentuk sudut π½ terhadap arah mendatar. Bidang miring tersebut dilengkapi dengan sangat banyak roda (roller) identik, dengan dua roda terdekat berada pada jarak π satu sama lain (lihat gambar). Semua roda tersebut memiliki sumbu-sumbu rotasi mendatar dan merupakan silinder-slinder baja pejal yang permukaannya diselubungi dengan lapisan karet yang tipis dan diabaikan massanya. Masing-masing silinder tersebut bermassa π dan berjari-jari π. Sebilah papan dengan massa π dan panjang jauh lebih besar daripada π, mulai dilepas dari puncak peluncur barang tersebut. Abaikan gesekan udara dan gesekan pada poros-poros roda tersebut. Tentukan kelajuan akhir (terminal speed) π£max papan tersebut.
Pembahasan :
Misalkan papan sudah bergerak sejauh π sepanjang bidang miring sampai akhirnya antara roda dan papan tidak terjadi slip lagi. Penurunan energi potensial papan sebesar
πππ sin π½. Maka sebanyak π/π buah roda akan memiliki kecepatan linier permukaan yang sama dengan kecepatan papan, yaitu π£max. Maka kecepatan sudut tiap roda yang bergerak pada saat ini menjadi πmax = π£max/π.
Momen inersia tiap roda adalah
πΌ =12 ππ2
Penurunan energi potensial papan ini diubah menjadi energi kinetik roda.
πππ sin π½ =ππ12 πΌπmax2
πππ sin π½ =ππ12 (12 ππ2) (π£max π )
2
πππ sin π½ =ππ14 ππ£max2β¦ (1)
π£max= β4πππ sin π½π
Sebenarnya hasil di atas salah, karena kita melupakan kalor yang ditimbulkan akibat gesekan antara permukaan roda dan papan sebelum akhirnya papan mencapai kecepatan terminal. Jadi sebenarnya soal ini agak sedikit rumit, namun tidak tidak terlalu rumit juga sih. Okey kita cari dulu energi yang hilang sebagai kalor.
Misalkan ππ adalah gaya gesek kinetik antara permukaan papan dan roda. Dalam interval waktu yang singkat Ξπ‘, akan terjadi perubahan momentum sudut pada tiap roda sebesar
πΌΞπ = πππΞπ‘
Dengan menjumlahkan semua perubahan momentum sudut roda, akan kita dapatkan momentum sudut akhir roda (kecepatannya maksimum pada saat akhir ini)
π β ππΞπ‘ = πΌπmax = πΌπ£maxπ
Usaha yang dilakukan gaya gesek kinetik ini pada selang Ξπ‘, akan memunculkan kalor sebesar Ξπ dan besar usaha ini sama dengan gaya gesek kinetik di kalikan dengan besar pergeseran relatif antara kedua permukaan tersebut
Ξπ = ππ(π£ β ππ)Ξπ‘
Dengan menjumlahkan semua kalor Ξπ akan kita dapatkan kalor yang ditimbulakn oleh gesekan antara papan dengan sebuah roda
π = β Ξπ
π = β ππ(π£ β ππ)Ξπ‘
π = β πππ£Ξπ‘ β β ππππΞπ‘
π = β ππΞπ‘ β π£ β πΌ β πΞπ
π = β ππΞπ‘ β ππ β πΌ β πΞπ
Ingat hubungan diferensial berikut
π(π2) = 2πππ
Karena selang waktu Ξπ‘ sangat singkat, kita bisa lakukan pendekatan
ππ β Ξπ dan π(π2) β Ξ(π2) Ξ(π2) = 2πΞπ βΉ πΞπ =1
π = π β πβ πΞπ‘ πΌπmax
β π β
πmax
β2 β ΞπΌ (π2) β
πmax2
π = πΌπmax2β12 πΌπmax2
π =12 πΌπmax2 =12 (12 ππ2) (π£maxπ ) 2
π =14 ππ£max2
Tambahkan faktor π ini pada persamaan (1) (ingat bahwa π adalah energi kinetik tiap roda)
πππ sin π½ =ππ14 ππ£max2+π ππ
πππ sin π½ =ππ14 ππ£max2+ππ14 ππ£max2 βΉ π£max = β2πππ sin π½π
Number 8 : Kapasitor dan Dielektrik
Sebuah kapasitor keping sejajar mempunyai luas lempeng π΄ terpisah sejauh π. Serta tinggi π. Ruang di antara kapasitor berisi udara dengan permitivitas yang bisa dianggap sama dengan ruang hampa yaitu π0. Kapasitor kemudian dihubungkan dengan sebuah baterai yang memiliki tegangan π0. Kemudian baterai diputuskan, muatan pada kapasitor dipertahankan tetap sebesar π0, kemudian sebuah lembaran dielektrik padat dengan luas π΄ dan tebal π (dimana π <d) serta konstanta dielektrik πΎ1 disisipkan tepat di tengah kapasitor. Hitung :
a. Muatan induksi pada dielektrik!
b. Medan listrik pada ruang diantara dielektrik dan plat! c. Medan listrik pada dielektrik!
d. Beda potensial kapasitor setelah dielektrik di masukkan!
Pembahasan :
a. Medan listrik awal pada kapasitor sebelum ada dielektrik adalah
πΈ0 = ππ0
0 =
π0 π΄π0
Ketika dielektrik dimasukkan, kapasitansi kapasitor akan meningkat namun medan listrik total di dalamnya akan berkurang menjadi πΈ dimana
πΈ =πΎπΈ0 1
Paul. A Tipler halaman 114). Maka medan listrik pada dielektrik adalah selisih πΈ dan
πΈ0.
πΈD = πΈ0β πΈ πΈD = πΈ0(1 βπΎ1
1) πind
π0 = π0 π0(1 β
1
πΎ1) βΉ πind = π0(1 β 1 πΎ1)
b. Medan listrik pada ruang di antara dielektrik dan plat sama dengan medan listrik awal kapasitor
πΈ0 =π΄ππ0 0
c. Medan listirk pada dielektrik adalah
πΈD =π΄πΎπ0 1π0
d. Beda potensial pada kapasitor adalah
π = β β« πΈβ Μ. ππ = πΈ0(π β π) + πΈDπ
π = πΈ0(π β π) +πΈπΎ0
1π βΉ π = π0