• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM INFORMASI DAN PENGENDALIAN INTERNAL (SI-PI)

KONSEP DASAR PENGENDALIAN INTERNAL HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN INTERNAL, MANAJEMEN RISIKO, CORPORATE GOVERNANCE DAN IT GOVERNANCE

Dosen :

Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Oleh :

YOHANES AGUNG NUGROHO 55516120049

FAKULTAS MAGISTER AKUNTANSI UNIVERSITAS MERCU BUANA MERUYA

JAKARTA 2017

TENTANG GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) 1. Pengertian GCG

(2)

Governance yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG).

Dalam merumuskan kebijakan mengenai corporate governance, KNKCG memperoleh masukan dari Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). FCGI saat ini beranggotakan 10 (sepuluh) asosiasi bisnis dan profesi.

Di lingkungan BUMN, acuan yang digunakan dalam menerapkan GCG adalah surat keputusan Menteri Negara BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002. Definisi GCG menurut surat keputusan tersebut adalah suatu proses dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap mempertahankan kepentingan stakeholder lainnya, dengan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan nilai-nilai etika.

Dalam surat keputusan Menteri Negara BUMN tersebut ditetapkan lima prinsip GCG sebagai aturan dasar (norma kepatutan) yang harus ditaati dalam pengelolaan perusahaan dan pelaporannya. Kelima prinsip GCG tersebut adalah :

Prinsip Transparansi (Transparency), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

Prinsip Kemandirian (Independent), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

Prinsip Akuntabilitas (Accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif..

Prinsip Pertanggungjawaban (Responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat

Prinsip Keadilan/Kewajaran (Fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

2. Aspek Penerapan GCG

Aspek yang terkait dengan penerapan GCG meliputi : a. Komitmen terhadap GCG

b. Organ Utama GCG, yaitu : • RUPS

• Komite Komisaris lainnya (jika dibentuk) • Auditor Eksternal

• Auditor Internal

• Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary)

d. Pengelolaan hubungan dengan Stakeholder lainnya, yaitu hubungan dengan pihak luar seperti : • Pemerintah

• Pelanggan/Konsumen • Pemasok

(3)

• Masyarakat

• Investor dan calon Investor 3. Tujuan Penerapan GCG

Penerapan GCG pada BUMN bertujuan untuk :

a. Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat dipercaya, bertanggungjawab dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara nasional maupun internasional;

b. Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan dan efisien, serta memberdayakanfungsi dan meningkatkan kemandirian Organ;

c. Mendorong agar Organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan adanya tanggung jawab sosial BUMN terhadap stakeholders maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMN; d. Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional;

e. Meningkatkan iklim investasi nasional; f. Mensukseskan program privatisasi. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance

Prinsip-prinsip utama dari Good Corporate Governance (GCG) yaitu : a. Akuntabilitas (accountability)

Prinsip ini memuat kewenangan-kewenangan yang harus dimiliki oleh dewan komisaris dan direksi beserta kewajiban-kewajibannya kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya. Dewan direksi bertanggung jawab atas keberhasilan pengelolaan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemegang saham. Komisaris bertanggung jawab atas keberhasilan pengawasan dan wajib memberikan nasehat kepada direksi atas pengelolaan perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Pemegang saham bertanggung jawab atas keberhasilan pembinaan dalam rangka pengelolaan perusahaan.

b. Pertanggungan-jawab ( responsibility)

Prinsip ini menuntut perusahaan maupun pimpinan dan manajer perusahaan melakukan kegiatannya secara bertanggung jawab. Sebagai pengelola perusahaan hendaknya dihindari segala biaya transaksi yang berpotensi merugikan pihak ketiga maupun pihak lain di luar ketentuan yang telah disepakati, seperti tersirat pada undang-undang, regulasi, kontrak maupun pedoman operasional bisnis perusahaan.

c. Keterbukaan (transparancy)

Dalam prinsip ini, informasi harus diungkapkan secara tepat waktu dan akurat. Informasi yang diungkapkan antara lain keadaan keuangan, kinerja keuangan, kepemilikan dan pengelolaan perusahaan. Audit yang

dilakukan atas informasi dilakukan secara independen. Keterbukaan dilakukan agar pemegang saham dan orang lain mengetahui keadaan perusahaan sehingga nilai pemegang saham dapat ditingkatkan.

d. Kewajaran (fairness)

(4)

orang dalam yang merugikan pihak lain. Setiap anggota direksi harus melakukan keterbukaan jika menemukan transaksi-transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

e. Kemandirian ( independency)

Prinsip ini menuntut para pengelola perusahaan agar dapat bertindak secara mandiri sesuai peran dan fungsi yang dimilikinya tanpa ada tekanan-tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan sistem operasional perusahaan yang berlaku. Tersirat dengan prinsip ini bahwa pengelola perusahaan harus tetap memberikan pengakuan terhadap hak-hak stakeholders yang ditentukan dalam undang-undang maupun peraturan perusahaan.

3. Tujuan Good Corporate Governance (GCG)

a) Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kesetaraan dan kewajaran.

b) Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.

c) Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi agar dalam membuat dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

d) Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.

e) Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

f) Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga mampu

menigkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.

4. Keuntungan Good Corporate Governance (GCG)

(5)

1. Dengan good corporate governance proses pengambilan keputusan akan berlangsung secara lebih baik sehingga akan menghasilkan keputusan yang optimal, dapat meningkatkan efisiensi serta terciptanya budaya kerja yang lebih sehat. Ketiga hal ini jelas akan sangat berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, sehingga kinerja perusahaan akan mengalami peningkatan.

2. Good Corporate Governance akan memungkinkan dihindarinya atau sekurang-kurangnya dapat

diminimalkannya tindakan penyalahgunaan wewenang oleh pihak direksi dalam pengelolaan perusahaan. Hal ini tentu akan menekan kemungkinan kerugian bagi perusahaan maupun pihak berkepentingan lainnya sebagai akibat tindakan tersebut.

3. Nilai perusahaan dimata investor akan meningkat sebagai akibat dari meningkatnya kepercayaan mereka kepada pengelolaan perusahaan tempat mereka berinvestasi. Peningkatan kepercayaan investor kepada

perusahaan akan dapat memudahkan perusahaan mengaksestambahan dana yang diperlukan untuk berbagai keperluan perusahaan terutama untuk tujuan ekspansi.

4. Dalam praktik GCG karyawan ditempatkan sebagai salah satu stakeholders yang seharusnya dikelola dengan baik oleh perusahaan, maka motivasi dan kepuasan kerja karyawan juga diperkirakan akan meningkat. Peningkatan ini dalam tahap selanjutnya tentu akan dapat pula meningkatkan rasa memiliki (sense of belonging) terhadap perusahaan.

5. Dengan baiknya pelaksanaan corporate governance, maka tingkat kepercayaan stakeholders kepada perusahaan akan meningkat.

6. Penerapan corporate governance yang konsisten juga akan meningkatkan kualitas laporan keuangan perusahaan. Manajemen akan cenderung untuk tidak melakukan rekayasa terhadap laporan keuangan, karena adanya kewajiban untuk mematuhi berbagai aturan dan prinsip akuntansi yang berlaku dan penyajian informasi secara transparan.

TENTANG INTERNAL CONTROL BERBASIS COSO 1. Pengertian

Internal Control Berbasis COSO merupakan sistem pengendalian intern yang dirancang mampu mengelola risiko-risiko bisnis secara terintegrasi.

Dalam surat keputusan Menteri Negara BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002, sistem pengendalian intern tersebut mencakup : Lingkungan Pengendalian, Pengkajian dan Pengelolaan Risiko Usaha, Aktvitas Pengendalian, Sistem Informasi dan Komunikasi dan Monitoring.

2. Tujuan Pengendalian Intern

Pengendalian intern dirancang dengan tujuan : a. Untuk menilai eketivitas dan efisiensi operasi

b. Untuk menilai keandalan (dapat dipercayainya) laporan keuangan c. Untuk menilai ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku 3. Komponen Pengendalian Intern

(6)

a. Lingkungan pengendalain (control environment) b. Pengkajian risiko (risk assessment)

c. Aktivitas pengendalian (control activity)

d. Informasi dan komunikasi (information and communication) e. Pemantauan (monitoring)

Lingkungan pengendalain (control environment)

Lingkungan pengendalian adalah habitat tempat tumbuhnya pengendalian, yaitu faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern. Unsur paling dominan dalam lingkungan pengendalian adalah sumber daya manusia yang melakukan pengendalian. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi efektivitas pengendalian intern adalah sebagai berikut :

a. Integritas , nilai-nilai etika dan kompetensi karyawan; b. Filosofi dan gaya manajemen

c. Cara yang ditempuh manajemen dalam melaksanakan kewenangan dan tanggungjawabnya; d. Pengorganisasian dan pengembangan sumber daya manusia;

e. Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi. Pengkajian risiko (risk assessment)

Pengkajian risiko (risk assessment)yaitu suatu proses untuk mengidentifikasi, menganalisis, menilai dan mengelola risiko usaha relevan.

Proses pengelolaan risiko meliputi serangkaian kegiatan yang terdiri dari : a. Penentuan tujuan/filosofi risiko

b. Identifikasi risiko dan pembuatan peta risiko untuk memperoleh prifil risiko c. Kuantifikasi, pengukuran risiko dan penentuan toleransi terhadap risiko d. Penyusunan prioritas untuk menentukan pengendalian yang diperlukan.

e. Menentukan pengendalian intern dan tindakan yang diambil untuk mengoptimalkan penanganan risiko f. Penentuan kebijakan manajemen risiko

g. Mekanisme, sistem dan prosedur terinci dari pengelolaan risiko harus dibuat sebagai panduan bagi satuan kerja/divisi dan unit terkait dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari

Tiga kategori utama risiko : a. Risiko pada tingkat Strategis b. Risiko pada tingkat Operasional c. Risiko Keuangan

Organisasi manajemen risiko :

a. Komite manajemen risiko di tingkat Komisaris b. Satuan kerja/divisi pelaksana manajemen risiko c. Satuan Pengawasan Intern

d. Fungsi Pengendalian pada unit bisnis Aktivitas pengendalian (control activity)

(7)

Informasi dan komunikasi (information and communication)

Unsur yang berkaitan dengan kualitas informasi dan komunikasi antara lain mencakup :

a. Identifikasi, pengumpulan, pengolahan, dan pengkomunikasian informasi dalam bentuk dan pada waktu yang tepat

b. Akses terhadap informasi baik internal maupun eksternal tidak dibatasi c. Arus informasi yang memungkinkan terciptanya kegiatan pengendalian

Pemantauan (monitoring)

Pemantauan (monitoring) atas efektivitas pengendalian intern harus dilaksanakan sedemikian rupa dan

berlangsung secara terus menerus sehingga penurunan (deficiency) efektivitas pengendalian intern dapat segera dikenali, diatasi dan dilaporkan.

Bentuk kegiatan pemantauan dapat berupa :

• On going monitoring. Yaitu pemantauan yang berkesinambungan yang melekat dengan proses kegiatan, misalnya keluhan karyawan, pelanggan, dan komentar pihak ketiga atas pelayanan perusahaan juga kegiatan-kegiatan inspeksi yang dilakukan oleh manajemen.

• Separate Evaluation. Yaitu pemantauan yang dilakukan secara periodik yang merupakan tugas Satuan Pengawasan Intern dan Akuntan Publik.

Dalam gambar balok tersebut di bawah ini membantu menjelaskan bahwa tujuan pengendalian intern

(digambarkan dalam tiga lajur bagian atas balok), komponen pengendalian intern (digambarkan pada sisi depan balok) dan struktur proses bisnis yang terdiri dari unit bisnis dan aktivitas (digambarkan pada sisi sebelah kanan balok) merupakan matrix yang saling berkaitan secara tersetruktur. Matrix tersebut dapat dijadikan pola dalam melaksanakan kegiatan pengkajian risiko dan evaluasi pengendalian intern.

Simpulan

Penerapan praktik GCG sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Negara BUMN nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 sudah barang tentu harus diikuti dengan perancangan sistem

pengendalian internal yang mampu mengelola risiko-risiko usaha secara terintegrasi (Internal Control berbasis COSO). Perancangan sistem pengendalian internal yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset BUMN sebagaimana dinyatakan dalam pasal 22 ayat (1) Surat Keputusan Menteri Negara BUMN tersebut merupakan tanggung jawab Direksi, salah satu komponen dalam sistem pengendalian internal ini sebagaimana dinyatakan dalam pasal 22 ayat (1) butir b. adalah pengkajian dan pengelolaan risiko usaha.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan

implementasi GCG, Sistem Internal Control Berbasis COSO dan Eterprise Risk Management (ERM). GCG memberikan norma-norma dasar yang dapat dikembangkan kemudian oleh masing-masing perusahaan yang harus dipatuhi oleh manajemen dalam mengelola perusahaan.

ERM sendiri merupakan risiko yang harus dihadapi dan dikelola oleh manajemen dalam menjalankan kegiatan usaha, sedangkan Sistem Internal Control Berbasis COSO merupakan alat untuk memastikan kualitas

manajemen risiko dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip GCG.

Daftar Pustaka

Alkautsaroh, 2015, Chapter 8 : Mengamankan Sistem

(8)

Nur Fadhila Amri, 2015, Pengendalian Berbasis Teknologi Informasi Dan Keamanan Sistem

Diperlukan : http://www.e-akuntansi.com/2015/11/pengendalian-berbasis-teknologi.html, diakses tanggal 07 Mei 2017 pukul 19.37

Hapzi Ali, 2015, Modul perkulihan Sistem Informasi dan Pengendalian Internal : Melindungi SI, Konsep & Komponen Pengendalian Internal, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dan analisis kuantitatif Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bagi hasil, prinsip keadilan, jenis

Dalam menetapkan tujuan, Balai Pelatihan Kesehatan Semarang perlu lebih dulu memperhatikan tujuan strategis Kementerian Kesehatan RI dan Badan Pengembagan dan Pemberdayaan Sumber

Oleh karena itu, pertimbangan kafa>‘ah dalam tujuannya dalam membangun rumah tangga merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan, dan akibat dari tidak adanya pertimbangan

Anwar, D.A., Supartinah, A., Handajani, J., 2007, Efek Kumur Ekstrak Teh Hijau (Camelia sinensis) Terhadap Derajat Keasaman dan Volume Saliva Penderita Gingivitis,

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian untuk meningkatkan kemampuan siswa membedakan fakta dan opini dengan menggunakan media

Pb yang terakumulasi di dalam daun tidak terlalu mempengaruhi stomata daun Pterocarpus indicus Willd dan Mimusops elengi L, karena kedua jenis tanaman di tersebut

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam.. proses penyusunan laporan ini, terutama

Menguji kelayakan media pembelajaran IPS berbasis website untuk siswa SMP kelas VIII pokok bahasan pengendalian sosial berdasarkan penilaian ahli materi, ahli media,