Keberadaan penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment) tidak dapat dipungkiri telah memberi banyak manfaat bagi negara penerima modal (host country), begitu pula bagi investor maupun bagi negara asal (home country).
Bagi negara penerima modal (host country) keberadaaan investasi yang ditanamkan oleh investor, khususnya penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment), telah memberikan dampak positif atau manfaat di dalam pembangunan.
Terlepas dari pendapat pro dan kontra terhadap kehadiran investasi asing, namun secara teoritis kiranya dapat dikemukakan, bahwa kehadiran investor asing di suatu negara mempunyai manfaat yang cukup luas (multiplier effect). Manfaat yang dimaksud, yakni kehadiran investor asing dapat menyerap tenaga kerja di negara penerima modal, dapat menciptakan demand bagi produk dalam negeri sebagai bahan baku, menambah devisa apalagi investor asing yang berorientasi ekspor, dapat menambah penghasilan negara dari sektor pajak, adanya alih teknologi (transfer of technology) maupun alih pengetahuan (transfer of know how).
Dilihat dari sudut pandang ini terlihat bahwa, kehadiran investor cukup berperan dalam pembangunan ekonomi suatu Negara, khususnya pembangunan ekonomi di daerah dimana FDI menjalankan aktifitasnya.
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang penanaman modal, yang dimaksud dengan penanaman modal asing adalah “kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya, maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.”
Dari undang-undang diatas menarik investor asing dalam bidang pangan untuk berinvestasi di Indonesia. Kedatangan investor ini dapat menyabebkan Indonesia untung jika masih dalam jumlah yang wajar. Akan tetapi dapat membahayakan perekonomian Indonesia jika jumlah investor sangat berlebihan. Dari data yang diperoleh dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) disektor pangan mengalami pertumbuhan dari US$751 juta di 2010 menjadi US$1,601.9 juta di 2012. Sebaliknya, komitmen APBN 2013 untuk subsidi pupuk dan benih kepada petani masih rendah, yakni hanya sekitar Rp 17,7 triliyun. meskipun investasi asing kurun tiga tahun terakhir meningkat hingga lebih dari 100 persen, volume impor produk pangan Indonesia justru melonjak naik hingga 97,2 persen menjadi 15 juta ton lebih di 2011.
Dari data yang diperoleh dari BKPM semakin banyaknya investasi asing bidang pangan yang masuk ternyata hal ini menyebabkan ketergantungan impor pangan semakin melonjak. Ketergantungan ini menyebabkan perekonomian Indonesia yang kian melemah. Jika pasar dunia sedang mengalami penurunan, maka harga-harga pangan di Indonesia akan mengalami inflasi. Inflasi yang berkepanjangan akan menurunkan laju ekonomi Indonesia.
Negara-negara investor dalam bidang pangan yang masuk kedalam Indonesia ingin berinvestasi di Indonesia karena dengan alasan Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang positif, inflasi yang terjaga, populasi masyarakat yang besar juga iklim politik yang aman menjadi pertimbangan investor asing tanamkan dananya di Indonesia. Indonesia masih menarik bagi para investor asing di tengah global (Amerika Serikat dan Uni Eropa) yang masih mengalami perlambatan ekonomi. Tentunya para investor asing lebih mencoba mengalihkan uang mereka ke negara yang perkonomiannya lebih stabil seperti Indonesia dan perekonomian Indonesia masih tumbuh di tengah krisis global yang menghantui negara-negara maju. Diperoleh data dari BKPM realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) pada periode Triwulan I tahun 2013 meningkat sebesar 27,2 persen dari nilai realisasi investasi sebesar Rp51,5 triliun menjadi Rp65,5 triliun. Investasi triwulan pertama tersebut telah mencapai 23,8 persen dari target investasi tahun 2013 sebesar Rp390,3 triliun.
Investor asing memberikan dampak yang positif maupun negative. Dampak positifnya, yaitu :
Sebagai Modal pembangunan perekonomian bangsa
Negara penerima modal ( Host Country) memperoleh modal untuk melaksakan
pembangunan
Investasi dalam bentuk FDI memberikan banyak lapangan pekerjaan, sehingga
berkurangnya pengangguran.
Trade License Agreement dan Trade Assitant Agreement dalam FDI memberikan
keuntungan ekonomis dan politis bagi bangsa
Membentuk stabilitas Stabilitas Perekonomian
Sedangkan dampak negatifnya, yaitu :
Akan memberikan tendensi untuk ketergantungan pada Modal asing
Modal Asing adalah manifestasi dari Sistem Kapitalisme, dengan implementasi modal
asing akan mengubah Ideologi Sistem Perekonomian Bangsa
Intensitas Impor akan meningkat, sedangkan Ekspor menurun
Keuntungan akan termonopoli oleh modal asing.
Investasi dan modal asing jelas merupakan ancaman laten di bidang ekonomi. Penanaman modal asing dan investasi yang terlalu besar dapat mengakibatkan penguasaan penuh, asset-aset Negara dan pemerintah oleh asing. Hal ini akan mengakibatkan privatisasi asset-aset-asset-aset Negara oleh asing. Ketergantungan oleh asing menjadi mutlak dan tidak dapat dihindari
Yang harus dilakukan pemerintah :
Jangka Pendek
Dalam jangka pendek, pemerintah sebaiknya memberikan perhatian serius kepada pembelian saham-saham yang telah dibeli oleh asing (buyback). Hal ini dapat mengantisipasi pelebaran kekuasaan ekonomi oleh asing terhadap Negara kita ini
Jangka Panjang