• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Strategis lelang Smart City

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Manajemen Strategis lelang Smart City"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN STRATEGIS SMART CITY

Dr. Djoko Poernomo, M.Si

Jurusan Ilmu Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Jember

Jl. Kalimantan 37 Jember E-mail:poernomod@yahoo.com

poernomod19@gmail.com

ABSTRAKS

Tujuan paper ini mengalisis implementasi smart city (kota cerdas) dalam konteks manajemen strategis. Metode penelitian menggunakan mentode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data memanfaatkan data-data sekunder melalui kajian pustaka. Data sekunder tersebut ialah konsep smart city dan contoh implementasinya, konsep strategi dan manajemen strategis. Analisis data menggunakan content analysis. Hasilnya menunjukkan bahwa penerapan konsep manajemen strategis sangat penting karena mampu memberikan pedoman yang jelas apa yang harus dilakukan oleh perancang kota cerdas atau kota impian masa depan, mengingat konsep smart city adalah konsep yang multitafsir. Pedoman yang dimaksud ialah para perancang kota cerdas atau kota impian masa depan memiliki panduan langkah-langkah strategis, mulai dari membangun visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan ukuran-ukuran penilaian kinerja (kuantitatif dan kualitatif) dalam rangka memberikan layanan terbaik kepada penduduknya.

Kata Kunci: Smart City, Strategi, Manajemen Strategis

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sepanjang kota dianggap lebih menarik oleh orang dari desa atau kota besar lebih menjanjikan masa depan yang lebih indah dari masyarakat yang tinggal di kota kecil maka peluang terjadi urbanisasi akan sangat besar. Orang desa pindah ke kota atau orang kota pindah ke kota yang lebih besar lagi. Kota atau kota besar lajimnya dianggap dapat memberikan lapangan pekerjaan yang lebih baik sehingga dapat memperbaiki kualitas kehidupan mereka. Ketika urbanisasi terjadi maka kota bertambah jumlah penduduknya dan perlahan namun pasti permasalahan yang dihadapi kota makin bertambah banyak seiring dengan makin padatnya penduduk kota. Permasalahan tersebut misalnya menyediakan perumahan sebagai tempat tinggal, air minum, listrik, jalan, pendidikan, rumah sakit, pasar, tempat hiburan, dan masih banyak lagi selain lapangan pekerjaan.

Bagi petugas resmi pemerintahan kota tidak mudah untuk mengatasi sejumlah permasalahan yang cukup kompleks tersebut. Pendekatan “tradisional” yang selama ini digunakan sudah tidak memadai lagi untuk mengatasi permasalahan kota. Esensi pendekatan tradisional ialah memecahkan permasalahan secara “satu per satu” dan ini tidak menyelesaikan permasalahan sebab satu masalah barangkali selesai, masalah lainnya muncul, begitu seterusnya. Oleh sebab itu dibutuhkan pendekatan “serentak” atau pendekatan “simultan” atau pendekatan “integral holistik/terintegrasi” untuk mengatasi persoalan kota yang semakin kompleks, menuju kota masa depan yang diimpikan oleh

penduduknya, yang lebih dikenal dengan sebutan konsep Smart City atau kota “cerdas” atau kota “impian masa depan”.

Di belahan dunia lain di luar Indonesia, konsep smart city sudah dikenal. Ada yang masih berupa pilot project, namun ada juga yang telah menerapkan. Kota-kota utama dunia yang telah mengimplementasikan konsep smart city misalnya Seoul, New York, Tokyo, Shanghai, Singapore, Amsterdam, London, Kairo, Dubai, Kochi dan

Malaga. Kota-kota yang telah

mengimplementasikan konsep smart city menganggap kota sebagai “kota impian masa depan” bagi penduduknya maupun pemerintahan kota.

(2)

Inovatif, mengandung arti implementasi praktis dari sebuah ide menjadi sebuah alat atau proses baru yang bermanfaat bagi individu, organisasi, dan masyarakat (Schilling, 2013; Fontana, 2011). Ketiga hal tersebut terintegrasi kedalam sebuah sistem penataan kota. Implementasi konsep smart city akan berjalan lebih efektif apabila pemerintahan kota dalam merancang kota impian masa depan menggunakan kerangka pemikiran manajemen strategis. Tanpa menggunakan konsep manajemen strategis dalam mengimplementasikan konsep smart city, maka permasalahan yang muncul ialah pemerintahan kota tidak akan mampu memberikan layanan yang memuaskan kepada publik atau pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Tujuan penulisan paper ini ialah mengulas konsep smart city dalam konteks manajemen strategis. Secara metodologis, paper ini menggunakan kajian pustaka dilengkapi dengan contoh penerapan konsep smart city di kota London Canada dan contoh kota menuju smart city di Indonesia.

1.2 Referensi

Smart City

Konsep smart city multi tafsir. Yang menjadikan multi tafsir pada hakekatnya ialah istilah atau konsep “smart”. Yahya (2013) mengartikan smart sebagai bersikap, berpikir dan bertindak secara cerdas dalam pekerjaan yang dilakukan. Lebih jauh ia mengatakan smart terwujud oleh olah rasa melalui intuisi yang tajam, olah rasio melalui kreativitas dan inovasi yang menghasilkan terobosan (breakthrough), dan olah raga melalui aksi-aksi yang impresif. Korea Selatan, menerjemahkan smart citysebagai kota “pengetahuan”, kota “digital”, kota “cyber” atau kota “eco” sekaligus. Mencermati hal tersebut, konsep smart city menggambarkan konsep yang terbuka atas tafsir-tafsir yang diberikan oleh pihak yang berkepentingan (misalnya pemerintahan kota), tergantung kepada para perencana kota mendisain tujuan kota kearah mana. Akan tetapi, apapun tafsir yang diberikan untuk konsep smart city, esensi yang tidak boleh hilang ialah pembenahan atau pembangunan kota yang dilakukan secara berkelanjutan, tetap memperhitungkan aspek fungsional, struktural, dan estetika, melalui penggunaan teknologi komunikasi dan informasi sebagai basis infrastrukturnya.

Secara fungsional dimaksudkan kota impian masa depan harus mampu mengakomodasi orang-orang (masyarakat) dengan fungsinya masing-masing, apakah sebagai pelaku ekonomi atau bisnis, pelaku sosial, pelaku pemerintahan, yang bisa bekerja dengan tenang, aman, dan nyaman dengan didukung oleh infrastruktur (jalan raya dan jalan kereta api, jembatan, pelabuhan, bandara, perbankan, teknologi informasi, dsb). Secara struktural, yang dimaksudkan ialah kota impian masa depan harus mampu menjamin kelembagaan dan sistem kelembagaan berjalan lancar, baik dalam konteks ekonomi atau bisnis, sosial, dan

pemerintahan. Secara estetika, dimaksudkan kota impian masa depan dirancang dengan pendekatan ramah lingkungan, ramah orang, ramah teknologi, ramah tata kelola, tidak meninggalkan keindahan, ramah moralitas, tidak ada eksternalities yang membahayakan, dsb). Menurut Department for Business Innovation & Skills (2013) ada lima aspek yang sangat penting untuk dapat dijadikan sebuah pendekatan dalam membangun kota impian masa depan, yakni:

a modern digital infrastructure, combined with a secure but open access approach to public re-useable data, which enables citizens to access the information they need, when they need it;a recognition that service delivery is improved

by being citizen centric:this involves placing the citizen’s needs at the forefront, sharing management information to provide a coherent service, rather than operating in a multiplicity of service silos (for example, sharing changes of address more effectively), and offering internet service delivery where possible (at a fraction of the face to face cost);

an intelligent physical infrastructure (“smart” systems or the Internet of Things), to enable service providers to use the full range of data both to manage service delivery on a daily basis and to inform strategic investment in the city/community (for example, gathering and analysing data on whether public transport is adequate to cope with rush hour peaks);

an openness to learn from others and experiment with new approaches and new business models; and

transparency of outcomes/performance, for example, city service dashboards to enable citizens to compare and challenge performance, establishment by establishment, and borough by borough.

Singkatnya, kota impian masa depan harus mampu membuat penduduknya yang beraktivitas, melakukannya dengan tenang, aman, nyaman, senang, dan bahagia tinggal didalamnya.

Strategi & Manajemen Strategi

(3)

masalah yang sedang terjadi, (ii) praktis dalam pengertian bisa dilaksanakan dalam situasi yang ada dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, (iii) feasible dalam reasionable time frame, (iv) cost effective dan dapat diterima oleh stakeholders, dan (v) mesti pula memperhatikan adanya kesesuaian (fits) antara sumber daya dan kompetensi dengan peluang dan fits antara risiko dan ekspektasi. Oleh sebab itu, strategi perlu dikelola secara profesional.

Menurut Nugraha (2014), manajemen strategi didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan yang merumuskan, mengimplementasikan, dan menilai keputusan-keputusan yang cross-functional yang memungkinkannya suatu organisasi mencapai tujuan-tujuannya (objectives). Suyanto (2007) dilain sisi menyatakan manajemen strategi merupakan sekumpulan keputusan dan tindakan yang dirancang untuk mencapai tujuan atau sasaran organisasi. Lebih jauh ia menjelaskan manajemen strategi melibatkan pengambilan keputusan berjangka panjang dan rumit serta karenanya berorientasi ke masa depan, yang untuk itu membutuhkan sumber daya yang besar dan partisipasi berbagai tingkatan manajemen dalam organisasi. Hunger dan Wheelen (1996) mendefinisikan manajemen strategis sebagai serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi serta pengendalian. Berpijak dari sejumlah pengertian di atas maka dapat digarisbawahi bahwa manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan evaluasi peluang dan ancaman lingkungan eksternal dari sudut kekuatan dan kelemahan organisasi. Kemudian organisasi akan memanfaatkan kekuatannya untuk mengeksploitasi peluang yang ada sedemikian rupa (maksimal).

2. METODE PENELITIAN

Paper atau karya ilmiah ini tidak ditujukan untuk menguji hubungan kausal antar variabel (causal correlation). Oleh sebab itu, tidak ada populasi dan teknik penarikan sampel sebagaimana dituntut pada penelitian uji hubungan atau pengaruh antar variabel dan generalisasi pada paper ini. Paper ini menawarkan sebuah kajian manajemen strategis yang sangat layak dipertimbangkan dalam implementasi smart city karena keluarannya dapat lebih memuaskan stakeholders dibanding pendekatan lainnya (non manajemen strategis).

Paper ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik pengumpulan data memanfaatkan data-data sekunder melalui kajian pustaka. Data sekunder tersebut ialah konsep smart city dan contoh implementasinya, serta konsep strategi dan manajemen strategi. Analisis data menggunakan content analysis, yakni menelaah secara kritis terhadap data-data yang diperoleh dan menyimpulkan serta memberi rekomendasi atau saran-saran yang diperlukan.

3. PEMBAHASAN

Kajian manajemen strategis sangat tepat untuk dipakai dalam mengimplementasikan konsep smart city dalam membangun kota impian masa depan disebabkan pendekatan yang digunakan bersifat integral terintegrasi, yakni memperhatikan atau menganalisis faktor internal (endowment) dan eksternal secara berimbang. Faktor eksternal adalah elemen-elemen yang ada di luar organisasi pemerintahan kota sedangkan faktor internal adalah elemen-elemen yang ada di dalam (dimiliki) organisasi pemerintahan kota. Elemen atau faktor-faktor di luar organisasi pemerintahan kota misalnya faktor sosial, ekonomi atau bisnis, budaya, politik, yang terus bergerak (berubah) relatif dinamis yang seringkali memberi tekanan-tekanan kepada pemerintahan kota. Apabila pemerintahan kota tidak siap, maka tekanan-tekanan tersebut akan memberikan efek negatif (misalnya demonstrasi masyarakat). Biasanya faktor-faktor eksternal tersebut relatif sulit dikendalikan oleh pemerintahan kota. Berbeda dengan faktor eksternal, faktor internal relatif mudah dikendalikan oleh pemerintahan kota. Faktor internal tersebut misalnya pegawai (jumlah orang dan penguasaan pengetahuan serta keahlian atau keterampilannya), struktur organisasi, kultur, sistem dan teknologi informasi. Akan tetapi karena mudah dikendalikan, faktor internal tidak jarang kurang diperhatikan. Ini ibaratnya menanam bom waktu yang suatu saat akan meledak menghancurkan. Oleh sebab itu semua faktor perlu di analisis secara serius. Dalam teori manajemen strategis biasanya analisis lingkungan menggunakan analisis SWOT (strengtheness, weaknessess, opportunities, dan threats). Keluaran dari analisis SWOT ialah berupa profil keunggulan strategis (strategic advantage profile) yang menjadi pijakan untuk menyusun langkah-langkah strategis berikutnya. Menurut Hunger & Wheelen (1996), langkah-langkah berikutnya tersebut ialah menyusun visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, anggaran, prosedur, dan diakhiri dengan mengukur kinerja. Lalu bagaimana cara memanfaatkan konsep manajemen strategis? Berikut langkah-langkahnya. Pentingnya Visi dan Misi

(4)

nilai-nilai lainnya. Oleh sebab itu, visi harus jelas dan fokus. Tidak mudah membangun visi karena perlu menerawang, meramalkan, memperkirakan, dan menganalisis dengan banyak faktor yang dipertimbangkan sekian tahun ke depan. Konsekwensinya, penguasaan pengetahuan (terutama tacit knowledge) yang cukup bagi pemerintahan kota sangat diperlukan untuk membangun visi yang tepat. Kota impian masa depan yang seperti apa yang akan diwujudkan oleh pemerintahan kota sudah ada dipikiran pimpinan organisasi pemerintahan kota, dan akan terwujud tidak lama lagi (misalnya 10 tahun lagi). Contoh visi kota impian masa depan London Canada tahun 2015-2019 ialah “A leader in commerce, culture, and innovation – our region’s connections to the world” yang dapat dimaknai sebagai menjadi pemimpin dalam perdagangan, budaya, dan inovasi di dunia. Sedangkan di Indonesia, misalnya visi kota impian masa depan Kabupaten Sragen di Provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2011 yang diderivasi dari Visi Pembangunan Daerah Jangka Panjang Tahun 2006-2025 sebagai berikut: “Sragen menjadi Kabupaten Cerdas: Kabupaten Sragen terdepan dalam inovasi kepemerintahan yang membangun kepercayaan rakyat, menuju Sragen sejahtera” (Nugraha, 2014). Kedua visi di atas sangat filosofis, sarat makna.

Visi organisasi perlu diturunkan kedalam misi. Misi organisasi pada dasarnya menjelaskan kegunaan dan alasan mengapa suatu organisasi (kota impian masa depan) ada. Menurut Purnomo dan Zulkieflimansyah (2005), misi organisasi harus ada karena ia merupakan raison d’tre organisasi. Lebih jauh mereka menyatakan manfaat misi organisasi sebagai berikut: (i) membantu memfokuskan sumber daya secara umum, (ii) membantu memastikan bahwa organisasi tidak terlibat dalam konflik kepentingan, (iii) berfungsi sebagai dasar pemikiran umum untuk mengalokasikan sumber daya organisasi, (iv) membentuk wilayah tanggung jawab kerja yang luas dalam organisasi, dan (v) berfungsi sebagai dasar pengembangan tujuan organisasi.

Dengan demikian misi adalah pernyataan tentang alasan mengapa organisasi eksis. Misi mengkomunikasikan kepada publik apa itu kota impian masa depan dan apa yang dikerjakan sekarang. Misi kota impian masa depan bisa disusun dengan jangkauan yang luas atau sempit. Contoh misi kota London Canada tahun 2015-2019 ialah“At your service a respected and inspired public service, building a better city for all” yang kemudian dilengkapi dengan nilai-nilai atau values system:individual responsibility, collective accountability, collaboration, and innovation”. Itulah (vision, mission, dan values) yang menjadi pedoman dalam menyusun strategic planning kota London Canada 2015-2019. Contoh di Indonesia ialah misi Kabupaten Sragen tahun 2006-2011 yang diturunkan dari visinya oleh pimpinan pemerintahannya sebagai

berikut: “Mewujudkan Rakyat Yang Unggul, Produktif, dan Sejahtera” (Nugraha, 2014). Pernyataan “yang unggul”, “produktif”, dan “sejahtera” tentu saja telah dijabarkan lebih terinci lagi kedalam tujuan-tujuan pembangunan Kabupaten Sragen oleh pimpinan organisasi pemerintahan kabupaten.

Perumusan Tujuan

Rumusan tujuan organisasi kota impian masa depan dijabarkan dari misi organisasi. Lajimnya tujuan organisasi merumuskan apa yang akan diwujudkan, kapan akan dilakukan, dan apa ukuran-ukuran keberhasilan mewujudkan tujuan. Tujuan bisa dirumuskan menjadi tujuan jangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek. Tujuan jangka panjang bisa sampai 20 tahun kedepan, jangka menengah bisa 5 tahun sampai 10 tahun, dan tujuan jangka pendek bisa ukurannya satu tahun. Tujuan tersebut bisa lebih dari satu, dan tersusun dalam pernyataan-pernyataan. Sebaiknya, rumusan tujuan selain berupa pernyataan kualitatif juga disertai dengan ukuran-ukuran kuantitatif agar mudah diukur kinerjanya di kemudian hari (misalnya dalam kurun satu tahun).

Sebagai ilustrasi, berikut ini ialah sebagian tujuan Kabupaten Sragen dalam periode tahun 2006-2011: mengurangi jumlah penduduk miskin, memperluas penyediaan lapangan kerja, meningkatkan jumlah dan mutu SDM pemerintahan dan masyarakat secara keseluruhan, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, menciptakan iklim usaha yang kondusif, mengurangi tingkat kesenjangan laju pertumbuhan dan pembangunan antar wilayah, menjaga keseimbangan dan kelestarian alam dalam pembangunan berwawasan lingkungan. Ini adalah contoh tujuan yang bersifat kualitatif. Tujuan yang bersifat kuantitatif misalnya jumlah penduduk miskin turun dari 3% pada periode lalu menjadi 5% pada periode sekarang, penyediaan lapangan pekerjaan pada periode sekarang meningkat menjadi 10% dibanding periode lalu yang hanya 6%, dan begitu seterusnya. Perumusan Strategi

Sudah dibahas di atas tentang konsep strategi. Singkatnya strategi adalah action plan atau rencana aksi untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi. Mengikuti tujuan organisasi, maka pimpinan organisasi pemerintahan kota impian masa depan bisa merumuskan strategi dengan mengoptimalkan seluruh kekuatan atau keunggulan sumber daya untuk merealisir sejumlah tujuan jangka pendek yang telah ditetapkan. Apabila tujuan jangka pendek berhasil diwujudkan, strategi diarahkan ke tujuan jangka menengah, begitu pola berpikir strategis yang efektif.

(5)

lingkungan eksternal, contoh temuan teknologi informasi yang “memaksa” organisasi pemerintahan dalam melayani masyarakat mengharuskan menggunakan teknologi informasi terbaru agar pelayanan menjadi lebih cepat, lebih efesien, dan lebih memuaskan.

Contoh, dalam merancang kota impian masa depan, area fokus strategis (strategic areas of focus) kota London Canada 2015-2019 diarahkan kepada kekuatan penduduknya (strengthening our community), pertumbuhan ekonominya (growing our economy), terkemuka dalam layanan public (leading in public service), dan membangun kota yang dapat berkelanjutan (building a sustainable). Kekuatan penduduk bertumpu pada (i) vibrant, connected, and engaged neighbourhoods; (ii) diverse, inclusive, and welcoming community; (iii) caring and compassionate service; (iv) amazing arts, culture, and recreation experiences. Pertumbuhan ekonomi bertumpu pada (i) diverse and resilient economy; (ii) urban regeneration; (iii) local, regional, and global innovation; (iv) strategic, collaborative partnerships; (v) diverse employment opportunities. Terkemuka dalam layanan publik berpijak pada (i) open, accountability, and responsive government; (ii) innovative and supportive organizational practices; (iii) proactive financial management; (iv) collaborative, engaged leadership; (v) excellent service delivery. Membangun kota berkelanjutan berpijak pada (i) robust infrastructure; (ii) convenient and connected mobility choices; (iii) strong and healthy environment; (iv) beautiful places and spaces; (v) responsible growth; (vi) heritage conservation. Dari sejumlah tumpuan atau pijakan tersebut kemudian dirumuskan masing-masing strateginya dengan memfokuskan pada dua pertanyaan utama: (i) apa yang harus dilakukan? dan (ii) bagaimana melakukannya? Lalu dijabarkan lebih detil point-point penting dari kedua pertanyaan tersebut. Ilustrasi rencana strategis kota London Canada tersebut memperlihatkan bahwa semua harus dikerjakan dengan matang, cermat, dan komprehensif. Demikian pula seyogyanya yang perlu kita lakukan ketika kita hendak membangun kota impian masa depan.

Contoh strategi pemerintahan Kabupaten Sragen tahun 2011 untuk mewujudkan tujuan-tujuannya, antara lain sebagai berikut: menciptakan inovasi kepemerintahan entrepreneur dengan pelayanan publik yang prima, membentuk SDM yang unggul dan berdaya saing, menumbuhkembangkan ekonomi rakyat yang berbasis desa, memandirikan masyarakat untuk hidup sehat jasmani, rohani, dan peduli kelestarian lingkungan, inovasi pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, dan efisiensi pembangunan yang berkelanjutan.

Perumusan kebijakan, program, anggaran Kebijakan pada hakekatnya dapat diartikan sebagai pedoman untuk melakukan

tindakan-tindakan. Rumusan strategi yang sudah dirancang perlu diikuti dengan kebijakan-kebijakan yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan strategi agar efektif. Namun kebijakan saja belum cukup, juga harus dilengkapi pula dengan penyusunan program dan anggaran. pada dasarnya program adalah muatan sejumlah kegiatan yang konkrit, detil, dan spesifik yang merupakan derivasi dari strategi. Dalam program terkandung kegiatan, sumber daya yang dialokasikan (manusia, keahlian atau keterampilan, waktu mulai kerja dan selesai kerja, biaya yang diperlukan, dan target kinerja yang diinginkan).

Penilaian kinerja

Implementasi strategi (pembangunan) kota impian masa depan harus dapat dinilai atau diukur keberhasilannya. Ukurannya bisa kuantitatif dan kualitatif. Sebaiknya kedua ukuran tersebut digunakan sebab bisa jadi ada hal-hal yang tidak bisa diukur dengan menggunakan ukuran-ukuran kuantitatif. Hasil pengukuran tersebut kemudian bisa dikroscek (sebagai umpan balik) kepada tujuan-tujuan pembangunan kota impian masa depan yang telah ditetapkan sebelumnya, apakah sudah tercapai atau belum.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan di atas, kesimpulan yang dapat ditarik dari tulisan ini sebagai berikut: (i) membangun kota dengan menerapkan konsep smart city memerlukan pendekatan yang komprehensif yang terintegrasi kedalam satu kesatuan (sistem) dengan satu tujuan pokok, yakni melayani semua kebutuhan masyarakat dengan cepat, tepat, ramah, dan memuaskan, dengan bertumpu pada pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal; (ii) pemanfaatan konsep manajemen strategi dalam membangun kota impian masa depan memberikan pedoman yang sangat jelas terhadap langkah-langkah strategis sehingga segala sesuatunya akan teridentifkasi dengan jelas pula. Ini menyebabkan tingkat keberhasilan membangun kota impian masa depan sangat besar.

Membangun atau mempertahankan keberlanjutan kota impian masa depan tidaklah mudah karena kota tersebut multifungsi (ekonomi atau bisnis, sosial, budaya, pendidikan, wisata, tempat tinggal). Oleh sebab itu, saran yang diusulkan ialah dibutuhkan komitmen yang tinggi bagi masyarakat maupun aparatur pemerintahan kota untuk menjaga ketertiban dan kenyamanan beraktivitas dan bertempat tinggal di kota tersebut.

PUSTAKA

Agung, Julianto, 2003, Manajemen Strategis, terjemahan dari Strategic Management, by J. David Hunger & Thomas L. Wheelen (1996), Yogyakarta, Penerbit Andi.

(6)

Fontana, Avanti, 2011, Innovative We Can: Manajemen Inovasi dan Penciptaan Nilai Individu, Organisasi, dan Masyarakat, Bekasi, Penerbit Cipta Inovasi Sejahtera. Hit, M.A., R.D, Ireland & Robert E. Hoskisson,

2005, Strategic Management, USA, South-Western, Thomson Corporation.

Lazuardi, Ahmad Lintang, 2015, Manajemen Strategis Inovasi dan Teknologi, terjemahan dari Strategic Management of Technological Innovation, by Mellissa A. Schilling (2013), Yogyakarta, Penerbit Pustaka Pelajar. Nugraha, M. Quadrat, 2014, Manajemen Strategis

Pemerintahan, cetakan ketiga, Jakarta, Penerbit Universitas Terbuka.

Purnomo, Setiawan Hari, Zulkieflimansyah, 2005, Manajemen Strategi, Jakarta, Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sampurno, 2011, Manajemen Stratejik:

Menciptakan Keunggulan Bersaing Yang Berkelanjutan, Cetakan kedua, Jogyakarta, Gadjah Mada University Press.

Suyanto M, 2007, Strategic Management: Global Most Admired Companies, Yogyakarta, Penerbit Andi.

Yahya, Arief, 2013, Great Spirit Grand Strategy: Corporate Philosophy, Leadership Architecture, and Corporate Culture for Sustainable Growth, Jakarta, Penerbit PT. Gramedia.

Department for Business, Innovation and Skills: Smart Cities, 2013, 1 Victoria Street London, Crown copyright.

Referensi

Dokumen terkait

Greenhalgh dan Rosenblatt (dalam Blackmore & Kuntz, 2011, h.8) mendefinisikan job insecurity sebagai perasaan tidak berdaya untuk mempertahankan kesinambungan

(OPS 2004, 57.) Tähän tämän tutkimuksen viitekehykselle olennaiseen opetussuunnitelmassa mainittuun tavoitteeseen on sekä opetushallituksen oppimistulosarvioinnin,

Selain cambuk ada juga beberapa simbol lainnya yaitu bendera yang terbuat dari kain putih yang bertuliskan kalimat Lailahaillallah yang dibuat oleh masyarakat Sungai Kuruk

Pembinaan perlu dilakukan secara kontinyu, pem- binaan dari kepala sekolah perlu diintensifkan, materi pembinaan relatif baru dan sesuai dengan kebutuhan guru, serta

Jika selama Perjalanan, Anda harus menghadiri pernikahan, pemakaman, konferensi atau acara olahraga yang sudah diatur sebelumnya dan tidak dapat ditunda karena

Data yang diukur meliputi data suhu dan kelembaban ruang pengasapan, berat ikan, berat bahan bakar awal dan akhir pengasapan, kadar air ikan awal dan akhir pengasapan.. Data

Gambar 9 menunjukkan hubungan antara CNR untuk semua sistem baik itu sistem ROC maupun IM/DD dan jumlah RBS yang terkoneksi dalam kasus penggunaan penguat optik untuk setiap

Tutupan rendah dan radiasi matahari memiliki nilai korelasi -0,57 sedangkan untuk tutupan awan tinggi dan radiasi matahari memiliki nilai korelasi -0,3 yang artinya