BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain, sehingga dalam praktiknya harus dijalankan dengan seimbang. Hak merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan/kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan seimbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa, maupun bernegara.
Ada sebagian masyarakat yang merasa dirinya tidak tersentuh oleh pemerintah. Dalam artian pemerintah tidak membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya, tidak memperdulikan pendidikan dirinya dan keluarganya, tidak mengobati penyakit yang dideritanya dan lain sebagainya yang menggambarkan seakan-akan pemerintah tidak melihat penderitaan yang dirasakan mereka.
Selain mereka yang merasa hak-haknya sebagai warga negara belum didapat, ada juga orang-orang yang benar-benar hak mereka sebagai warga negara telah didapatkan, akan tetapi mereka tidak mau menunaikan kewajibannya sebagai warga negara. Mereka tidak mau membela negaranya dikala hak-hak negeri ini dirampas oleh negara seberang, mereka tidak mau tahu dikala hak paten seni-seni kebudayaan Indonesia dibajak dan diakui oleh negara lain, dan bahkan mereka mengambil dan mencuri hak-hak rakyat jelata demi kepentingan perutnya sendiri.
Sungguh masih banyak sekali fenomena-fenomena yang menimpa negeri ini. Hal ini terjadi karena masyarakat kurang paham tentang hak dan kewajibannya sebagai warga negara. Atau mereka paham tetapi hawa nafsu telah menguasai akal pikiran mereka sehingga tertutup kebaikan di dalam jiwa mereka.
makalah ini juga agar pembaca dapat memahami hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara Indonesia.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, didapat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengertian hak dan kewajiban warga negara ?
2. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara Indonesia ? 3. Apa saja asas-asas kewarganegaraan ?
4. Apa saja problematika dalam status kewarganegaraan seseorang ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian hak dan kewajiban warga negara. 2. Memahami hak dan kewajiban warga negara Indonesia. 3. Mengetahui asas-asas kewarganegaraan.
4. Memahami problematika yang terjadi di dalam status kewarganegaraan seseorang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hak Dan Kewajiban Warga Negara
berada dalam kandungan.Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban sedangkan, Kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan atau kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapatkan. Kewajiban pada umumnya mengarah pada suatu keharusan atau kewajiban bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan kewajiban tersebut. Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama lain , sehingga dalam praktiknya harus dijalankan dengan seimbang . Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara imbang dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan dalam pelaksanaan kehidupan individu baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
Hak dan kewajiban harus berjalan sejajar untuk mencapai keseimbangan.Dimana ada hak disana pasti ada kewajiban yang harus ada secara bersamaan.Contoh konkritnya seperti hak dan kewajiban antara suami dan istri dalam sebuah keluarga,bila suami melaksanakan kewajibannya maka sang istri mendapatkan haknya,sebaliknya bila istri menjalankan kewajibannya maka si suami akan mendapatkan haknya.Bila terjadi ketimpangan antara hak dan kewajiban yang terjadi akan menimbulkan gejolak dalam kehidupan baik dari kalangan individu maupun kelompok.Gejolak tersebut merupakan bentuk ketidakpuasan atas tidak berjalannya hak dan kewajiban secara seimbang.Oleh sebab itu, untuk menghindari adanya gejolak pada masyarakat mengenai ketimpangan akan hak dan kewajiban tersebut diperlukan kesadaran secara mendasar pada individu akan kewajiban yang harus dipenuhi guna mendapatkan hak yang pantas dan sesuai atas pelaksanaan kewajiban tersebut.
2.2. Hak Dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Hak warga negara ini adalah sesuatu yang dapat dimiliki oleh warga negara dari negaranya sendiri,seperti hak untuk hidup yang layak,aman,pelayanan dan hal lain yang diatur dalam perundang-undangan.Baberapa acuan yang dapat kita pedomani sebagai bukti adanya hak warga negara Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Hak Warga Negara
a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. b. Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
c. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan. d. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,tumbuh dan berkembang,serta
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
e. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasar. f. Berhak mendapatkan pendidikan,ilmu pengetahuan dan teknologi,serta seni
budaya untuk meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. g. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat,bangsa, dan negaranya.
h. Setiap orang berhak atas pengakuan,jaminan perlindungan,kepastian hukum yang adil,serta perlakuan yang sama di depan hukum.
i. Setiap orang berhak untuk bekerja dan mendapatkan imbalan,serta perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
j. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.
k. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
l. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya,memilih pendidikan dan pengajaran,memilih pekerjaan,memilih kewarganegaraan,serta memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.
m. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,serta menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya.
o. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya.Selain itu,setiap orang berhak untuk mencari,memperoleh,memiliki,menyimpan,mengolah,dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.
p. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi,keluarga,kehormatan martabat,dan harta benda yang berada di bawah kekuasaannya.Di samping itu,setiap orang berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.
q. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atas perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia,serta berhak memperoleh suaka politik negara lain.
r. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat,serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
s. Setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama dalam memcapai keadilan. t. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
u. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapa pun.
v. Hak untuk hidup,hak untuk tidak disiksa,hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama,hak untuk tidak diperbudak,hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,serta hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
w. Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminasi atas dasar apa pun,dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminasi itu.
x. Identitas bangsa dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.
Selain hak,warga negara juga mempunyai kewajiban terhadap negara..Beberapa acuan yang dapat kita pedomani sebagai bukti adanya kewajiban warga negara Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Wajib menjunjung hukum dan pemerintah. b. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
c. Wajib membayar pajak sebagai kontrak utama negara dengan warga negara. d. Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain.
e. Wajib tunduk pada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang untuk menjamin pengakuan,serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain. f. Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.
g. Wajib mengikuti pendidikan dasar.
2.3 Asas-Asas Kewarganegaraan
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan,karena setiap negara memiliki budaya,sejarah,dan tradisi yang berbeda satu sama lain.Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang dan kepastian hukum.Banyak contoh kasus tentang pentingnya kewarganegaraan seperti anak yang lahir dari perkawinan dimana orang tuanya berbeda kewarganegaraan atau anak yang lahir di negara yang menganut asas yang berbeda dengan negara kedua orang tuanya.Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006,tentang kewarganegaraan dalam penjelasan umum disebutkan ada asas kewarganegaraan umum atau universal, dan asas kewarganegaraan khusus.Dalam asas kewarganegaraan umum atau universal meliputi asas kelahiran,asas keturunan,asas perkawinan,unsur pewarganegaraan (naturalisasi),mari kita jelaskan satu persatu :
1. Asas Kewarganegaraan Umum a. Asas kelahiran (Ius soli)
yang memiliki status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah jika kemudian orang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya (misalnya di tempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan maka si anak tidak berhak untuk mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas dasar itulah maka muncul asas ius sanguinis.
b. Asas keturunan (Ius sanguinis)
Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis, maka seseorang yang lahir dari ayah yang memiliki kewarganegaraan suatu negara seperti Indonesia maka anak tersebut berhak mendapat status kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga negara Indonesia.
c. Asas perkawinan
Status kewarganegaraan dapat dilihat dari sisi perkawinan yang memiliki asas kesatuan hukum, yaitu paradigma suami isteri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang mendambakan suasana sejahtera, sehat dan bersatu. Di samping itu asas perkawinan mengandung asas persamaan derajat, karena suatu perkawinan tidak menyebabkan perubahan status kewarganegaraan masing-masing pihak. Asas ini menghindari penyelundupan hukum, misalnya seorang yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan cara berpura-pura melakukan pernikahan dengan perempuan di negara tersebut, setelah mendapat kewarganegaraan itu ia menceraikan isterinya. d. Unsur pewarganegaraan (naturalisasi)
Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif dan ada juga yang pasif, naturalisasi aktif yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu negara,sedangkan naturalisasi pasif yaitu seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara atau tidak mau diberi status warga negara oleh suatu negara, maka yang bersangkutan menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan tersebut.
2. Asas Kewarganegaraan Khusus
pada Undang-Undang No. 12 tahun 2006,asas-asas tersebut adalah :
a. Asas Kepentingan Nasional
Asas kepentingan nasional adalah asas yang menentukan bahwa peraturan kewarganegaraan mengutamakan kepentingan nasional Indonesia yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan sendiri.
b. Asas Perlindungan Maksimum
Asas perlindungan maksimum adalah asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh terhadap setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar negeri.
c. Asas persamaan di dalam Hukum dan Pemerintahan
Pengertian asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
d. Asas Kebenaran Substantif
Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegaraan seseorang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga disertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
e. Asas Non-Diskriminatif
Pengertian asas non diskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin dan gender.
f. Asas Pengakuan dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia
harus menjamin, melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga negara pada khususnya.
g. Asas Keterbukaan
Asas yang menentukan bahwa segala hal ikhwah yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
h. Asas Publisitas
Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
2.5 Problematika Status Kewarganegaraan
Problem status kewarganegaraan merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari.Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa dalam literature dan praktek diberbagai negara paling tidak terdapat 3 asas kewarganegaraan.Asas-asas tersebut adalah asas iussoli,asas ius sanguinis dan asas campuran.Dengan semakin mudahnya sarana transportasi dan tingginya mobilitas antar negara menyebabkan asas ini menjadi bermasalah sehingga dapat menyebabkan terjadinya problematika status kewarganegaraan.Dalam status kewarganegaraan ada 3 (tiga) problematika status kewarganegaraan yang sering muncul, yaitu:
1. Apartide
Apatride yakni kasus dimana seorang anak tidak memiliki kewarganegaraan. Keadaan ini terjadi karena seorang Ibu yang berasal dari negara yang menganut asas ius soli melahirkan seorang anak di negara yang menganut asas ius sanguinis. Sehingga tidak ada negara baik itu negara asal Ibunya ataupun negara kelahirannya yang mengakui kewarganegaraan anak tersebut.
Bipatride yakni Istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memiliki status kewarganegaraan rangkap atau dengan istilah lain yang dikenal dwi-kewarganegaraan. Hal ini terjadi karena seorang Ibu berasal dari negara yang menganut asas ius sanguinis melahirkan seorang anak di negara yang menganut asas ius soli. Sehingga kedua negara (negara asal dan negara tempat kelahiran) sama-sama memberikan status kewarganegaraannya.
3. Multipatride
Multipatride adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan status kewarganegaraan seseorang yang memiliki lebih dari dua status kewarganegaraan.Dalam UU RI No. 12 Tahun 2006, memang tidak dibenarkan seseorang memiliki 2 kewarganegaraan atau tidak memiliki kewarganegaraan. Tapi untuk anak-anak ada pengecualian. Dengan catatan setelah anak tersebut berusia 18 tahun, dia harus memilih status kewarganegaraannya.Status kewarganegaraan tersebut dapat diperoleh dengan cara “Naturalisasi“, yakni dapat berupa pengajuan atau penolakan kewarganegaraan(disertai penerimaan status kewarganegaraan yang lain) tentunya dengan memenuhi persyaratan dari negara yang diajukan.
BAB III
PENUTUP
Hak warga negara adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam kandungan.Hak pada umumnya didapat dengan cara diperjuangkan melalui pertanggungjawaban atas kewajiban sedangkan, Kewajiban warga negara adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan atau kewajiban untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapatkan.Hak dan kewajiban harus berjalan sejajar untuk mencapai keseimbangan.Dimana ada hak disana pasti ada kewajiban yang harus ada secara bersamaan.Setiap warga negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan.Hak dan kewajiban warga Negara Indonesia ditetapkan dalam UUD 1945 yaitu tercantum di dalam pasal 27, pasal 28, pasal 29, pasal 30, dan pasal 31.
Setiap negara mempunyai kebebasan dan kewenangan untuk menentukan asas kewarganegaraan,karena setiap negara memiliki budaya,sejarah,dan tradisi yang berbeda satu sama lain.Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang dan kepastian hukum.Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa dalam literature dan praktek diberbagai negara paling tidak terdapat 4 asas kewarganegaraan umum ditambah 8 asas kewarganegaraan khusus,tetapi dengan semakin mudahnya sarana transportasi dan tingginya mobilitas antar negara menyebabkan asas-asas ini menjadi bermasalah sehingga dapat menyebabkan terjadinya problematika status kewarganegaraan seperti apatride,bipatrade dan multipatride.
3.2 Saran
warga negara telah kita terima, maka sepatutnya kita menjalankan kewajiban kita sebagai warga negara.
3.3 Daftar Pustaka
Anonim. 2013. Peran Mahasiswa dalam Membela Negara (online),
(http://theguhengine.blogspot.com/2013/05/peran-mahasiswa-dalam-membela-negara.html, diakses 8 Maret 2014).
Jidy. 2013. Menanamkan Kesadaran Mahasiswa akan Hak (online), (http://sebmanida.blogspot.com/2013/03/menanamkan-kesadaran-mahasiswa-akan-hak.html, diakses 8 Maret 2014).
Sobarudin, Enjang. 2012. Mahasiswa Harus Giat Terlibat Bela Negara (online), (http://www.kabar-priangan.com/news/detail/2964, diakses 8 Maret 2014).
Suwanda, I Made, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Surabaya: Unesa University Press.