• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELATIONSHIP ACHIEVEMENT MOTIVATION BETWEEN CARING ATTITUDE OF NURSING STUDENT IN PUBLIC HOSPITAL SALEWANGANG MAROS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RELATIONSHIP ACHIEVEMENT MOTIVATION BETWEEN CARING ATTITUDE OF NURSING STUDENT IN PUBLIC HOSPITAL SALEWANGANG MAROS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN MOTIVASI ACHIEVEMENT DENGAN SIKAP CARING MAHASISWA

PROGRAM PROFESI NERS DI RSU SALEWANGANG MAROS

RELATIONSHIP ACHIEVEMENT MOTIVATION BETWEEN CARING ATTITUDE

OF NURSING STUDENT IN PUBLIC HOSPITAL SALEWANGANG MAROS

Afrida

Dosen Tetap Program Studi D III Keperawatan Stikes Nani Hasanuddin Makassar

ABSTRAK

Pendidikan tinggi keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang profesional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi achievement dengan sikap caring mahasiswa program profesi ners di RSU Salewangang Maros. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional study. Jumlah sampel 46 mahasiswa program profesi ners. Pengumpulan data dilakukan melalui kuisioner dan observasi. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan ada ada hubungan motivasi akan prestasi dengan sikap

caring (p=0,000), ada hubungan motivasi akan afiliasi dengan sikap caring (p=0,001) dan motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring (p=0,002). Hasil penelitian menyarankan perlunya motivasi ditanamkan sejak mahasiswa dalam tahap akademik, perlunya pengembangan pengajaran mengenai sikap caring dengan menambah materi dan pembahasan tentang caring melalui seminar dan juga perlu adanya role model dari institusi pendidikan untuk memperkuat nilai professional dan praktek professional terutama mahasiswa baru agar dapat meningkatkan kemampuan caring mahasiswa.

Kata kunci : Motivasi, prestasi, afiliasi, kekuasan, sikap caring

PENDAHULUAN

Pendidikan tinggi keperawatan adalah suatu pendidikan yang bertujuan untuk menghasilkan perawat yang profesional. Proses pendidikan ini dilaksanakan melalui dua tahapan, yaitu tahapan akademik dan tahapan profesi. Dalam fase ini, mahasiswa mendapat kesempatan beradaptasi terhadap perannya sebagai perawat profesional dalam masyarakat keperawatan dan lingkungan pelayanan asuhan keperawatan (Nursalam, 2012).

Caring adalah sebagai proses yang memberikan kesempatan pada seseorang baik pemberi asuhan maupun penerima asuhan untuk pertumbuhan pribadi. Aspek utama

caring meliputi pengetahuan, belajar dari pengalaman, kesabaran, kejujuran, rasa percaya, kerendahan hati, harapan dan keberanian. Caring dalam keperawatan adalah sebuah proses interpersonal esensial yang mengharuskan perawat melakukan aktivitas peran yang spesifik dalam sebuah cara dengan menyampaikan ekspresi emosi tertentu pada pasien (Marrison & Burnard, 2009).

Hasil penelitian Abdulwahab dan Gain dalam Husin (2009), menyatakan bahwa fakta seorang registered nurses (ners) lebih banyak

menunjukkan sikap positif dibandingkan dengan mahasiswa keperawatan, dan perawat yang baru lulus. Penelitian Tangke (2012), Menunjukkan kecendrungan perilaku caring

pada ners paling banyak pada kategori rendah (41,0%), penelitian Begum & Hazel (2012), tentang persepsi caring mahasiswa, caring

sebagai hubungan keibuan, perilaku membantu, batasan pelayanan, komunikasi dan sumber penguat serta pengembangan pelayanan dan penelitian Munawaroh (2011), menunjukkan bahwa hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan perilaku

caring paling banyak pada tingkat rendah 75 orang (38,9%). Fenomena ini menjadi suatu permasalahan mendasar ketika sikap/perilaku caring mahasiswa cenderung belum maksimal dilakukan. Peningkatan pemahaman dan penguatan tentang sikap caring, salah satunya dapat melalui meningkatkan self efficacy dan memberikan motivasi pada

mahasiswa/calon perawat dalam

bersikap/berprilaku caring

(2)

salah satunya dipengaruhi oleh motivasi, ditemukan pengaruh signifikan antara motivasi dengan penerapan perilaku caring. Motivasi menurut McClelland (dalam Supardin & Anwar, 2004), seseorang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, bila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. McClelland (1987) mendefinisikan motivasi berprestasi sebagai motivasi yang mendorong seseorang untuk mencapai keberhasilan dalam bersaing dengan suatu ukuran keunggulan

(standard of excellence). Menurut Murray motivasi berprestasi adalah suatu keinginan atau kecenderungan untuk mengatasi hambatan, melatih kekuatan, dan untuk berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin.

Menurut Robbins & Judge, (2008)

Need for Achievement merupakan kebutuhan dalam mencapai kesuksesan, kemampuan untuk mencapai hubungan kepada organisasi juga sesama pegawai untuk menuju keberhasilan. Need for Achievement akan membawa orang itu berprestasi hanya dalam kondisi bila sasaran yang akan dicapai itu nyata dan memiliki kemungkinan untuk dicapai. Individu dengan motivasi prestasi yang tinggi akan mempunyai keinginan untuk selalu sukses dalam dirinya dan akan berusaha selalu ingin berada di atas kemampuan orang lain dan berusaha bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan. Beberapa individu memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih berjuang untuk memperoleh pencapaian pribadi daripada memperoleh penghargaan. Mereka memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu dengan lebih baik atau lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Dorongan ini

merupakan merupakan kebutuhan

pencapaian.

Fakta yang ada di masyarakat, bahwa lulusan ners masih belum diakui sebagai sosok professional yang akan mampu memberikan konstribusi yang hebat dalam meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan patients safety (Nursalam, 2014). Penting untuk memiliki motivasi yang tinggi dalam menerapkan sikap caring. Motivasi yang tinggi untuk menjadi calon perawat professional akan mendorong individu untuk menerapkan sikap caring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan motivasi dengan sikap

caring mahasiswa program profesi ners di RSU Salewangang Maros

BAHAN DAN METODE Lokasi, populasi dan sampel

Penelitian ini dilaksanakan di RSU Salewangang Maros. Jenis penelitian ini adalah cross sectional study.

Populasi adalah seluruh mahasiswa profesi program profesi ners yang sedang praktik di RSU Salewangang Maros. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 46 yang dipilih secara insidental sampling dan telah memenuhi kriteria inklusi yaitu mahasiswa program profesi ners yang aktif dan bersedia menjadi responden.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner, wawancara, serta observasi untuk mengukur sikap danmotivasi dengan menggunakan teori Mc Clleland (achievement motivation) dan observasi sikap caring dengan menggunakan

Caring Behavior Inventory. Kuesioner yang digunakan sebelumnya telah memenuhi syarat uji validitas dan reliabilitas.

Analisis Data

Data dianalisis berdasarkan skala ukur dan tujuan penelitian dengan menggunakan perangkat lunak program komputerisasi. Data dianalisis secara univariat untuk melihat distribusi frekuensi dari karakteristik responden dan setiap variabel. Untuk analisis bivariat digunakan uji chi square untuk melihat sifat dan besarnya hubungan variabel independen dan dependen. Interval kepercayaan yang digunakan adalah 95% dan batas kemaknaan apabila p<0,05.

HASIL PENELITIAN Karakteristik Responden

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden mahasiswa program profesi ners (n=46)

Stikes Nani Hasanuddin 25 33,8 Universitas Islam

(3)

Berdasarkan table 1 menunjukkan sebahagian besar responden berjenis kelamin perempuan 34 (73,1%) dengan umur responden dikelompokkan berdasarkan cut off point median, menunjukkan umur terbanyak ≤25 tahun sebanyak 35 (76,1%) sebahagian besar responden menjalani program profesi ners di semester ganjil sebanyak 29 (63,0%) dan sebagian besar berasal dari intitusi Stikes Nani Hasanuddin sebanyak 29 (63%).

Tabel 2. Distribusi motivasi achievement responden mahasiswa program profesi ners (n=46)

Motivasi achievement n %

1. Motivasi akan Prestasi a. Rendah

b. Tinggi

2. Motivasi akan Afiliasi a. Rendah

b. Tinggi

3. Motivasi akan kekuasaan c. Rendah prestasi mahasiswa program profesi ners 26 (76,5%) tinggi dengan menerapkan sikap

caring tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi akan prestasi dengan sikap caring (p=0.000, α:0.05). Hasil analisis motivasi akan afiliasi dengan sikap

caring menunjukkan bahwa 24 (75,0%) mahasiswa program profesi ners yang memiliki motivasi akan afiliasi tinggi dengan sikap caring tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi akan afiliasi dengan sikap caring (p=0.001, α:0.05). Sedangkan berdasarkan hasil analisis motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring

menunjukkan bahwa 23 (74,2%) mahasiswa program profesi ners yang memiliki motivasi akan kekuasaan tinggi menerapkan sikap

caring tinggi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring (p=0.002, α: 0.05).

Tabel 3. Hubungan motivasi dengan sikap caring mahasiswa program profesi ners (n = 46)

Motivasi Achievement

Sikap Caring Total

p

Penelitian ini menujukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi akan prestasi dengan sikap caring mahasiwa program profesi ners di RSU Salewangang Maros (p = 0,000), yakni semakin tinggi motivasi akan prestasi mahasiswa ners maka semakin tinggi dalam menerapkan sikap

caring sementara semakin rendah motivasi akan prestasi mahasiswa ners semakin rendah dalam menerapkan sikap caring. Menurut Mc Clelland kebutuhan akan prestasi (Need for achievement) adalah kebutuhan untuk mencapai sukses yang diukur berdasarkan standar kesempurnaan dalam diri seseorang. Kebutuhan ini berhubungan erat dengan pekerjaan/profesi dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai prestasi tertentu. Seseorang yang dalam hatinya ada perasaan menggebu-gebu untuk

meraih prestasi terbaik, akan sangat bergairah dan termotivasi dalam melaksanakan pekerjaan dan tugasnya. Sebaliknya orang yang tidak ada niat yang kuat untuk meraih prestasi akan ketinggalan jauh dibandingkan dengan orang yang termotivasi. Hal ini dapat dicapai dengan cara merumuskan tujuan, mendapatkan umpan balik, meningkatkan tanggung jawab pribadi, dan bekerja keras

Hasil penelitian menujukkan ada hubungan yang signifikan antara motivasi akan afiliasi dengan sikap caring mahasiwa program profesi ners (p = 0,001), yakni semakin tinggi motivasi akan afiliasi mahasiswa ners maka semakin tinggi menerapkan sikap caring sementara semakin rendah motivasi akan afiliasi mahasiswa ners semakin rendah dalam menerapkan sikap

(4)

terhadap kebutuhan akan afiliasi. Menurut Mc Clelland dalam Manungkara (2008), kebutuhan untuk berafiliasi adalah berinterkasi dengan orang lain, berada bersama orang lain, tidak mau merugikan orang lain. Kebutuhan ini dapat diwujudkan melalui keikutsertaan seseorang dalam suatu organisasi atau perkumpulan-perkumpulan. Kebutuhan akan afiliasi pada prinsipsinya agar dirinya (mahasiswa ners) diterima dan dianggap menjadi bagian dari kelompok tersebut.

Mahasiswa program profesi ners

menginginkan dirinya tergolong kelompok tertentu sehingga ingin berasosiasi dengan rekan lain, diterima, berbagi dan menerima sikap persahabatan dan afeksi.

Ada hubungan yang signifikan antara motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring

mahasiwa program profesi ners (p= 0,002), yakni semakin tinggi motivasi akan kekuasaan mahasiswa ners maka semakin tinggi dalam

menerapkan sikap caring dan

sebaliknya.Menurut Ivancevich (2005), dalam Susinar (2011), kebutuhan akan kekuasaan (n Power) merupakan keinginan untuk mengontrol lingkungan, meliputi sumber daya manusia dan material. Seseorang dengan kebutuhan kekuasaan yang tinggi akan berusaha selalu mengontrol orang lain. Individu tersebut sering menggunakan komunikasi persuasif, mengajukan saran dalam pertemuan-petemuan dan cenderung mengkritisi apa yang terjadi disekitarnya.

Motivasi dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan teori-teori motivasi khususnya teori yang dikemukakan oleh McClelland. Teori (Mc Clelland’s achievement motivation theory). Teori ini dikenal dengan teori kebutuhan dipelajari (learned need theory), merupakan teori motivasi yang berkaitan erat dengan konsep belajar. Teori ini menyatakan bahwa melalui kehidupan dalam suatu budaya, seseorang belajar tentang kebutuhannya (Suarli, 2002). Mahasiswa program profesi ners adalah individu yang masih berada dalam tahap belajar. Menurut Mc Clelland dalam Marquis & Huston (2010), seseorang mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, bila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. Mc Clelland memberikan perhatian pada tiga kebutuhan manusia: prestasi (need for achievement),

afiliasi (need for affilation) dan kekuasaan (need for power). Hasil penelitian didukung Munawaroh (2011), tentang hubungan motivasi menjadi perawat dengan perilaku

caring pada mahasiswa. menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan perilaku caring dan tingkat

perilaku caring mahasiswa. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Sobirin (2006), yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan penerapan perilaku caring (p=0,000).

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 8 (25,0%) mahasiswa ners dengan motivasi tinggi tetapi tidak menerapkan sikap caring tinggi. Analisis peneliti kemungkinan, dipergaruhi oleh persepsi mahasiswa tentang sikap caring rendah. Menurut Purwanti (2006) dalam Tangke (2012), perilaku caring menjadi tolok ukur mutu pelayanan kesehatan dan salah satu faktor penentu terbentuknya sikap atau perilaku tersebut ialah persepsi. Berdasarkan hasil wawancara, mahasiswa ners menyatakan selama tahap akademik, materi tentang caring hanya dibahas pada satu mata kuliah saja, hanya membahas tentang teori caring secara umum, tidak pernah melakukan role play dan belum pernah mengikuti kegiatan pelatihan maupun seminar tentang caring. Hasil ini didukung oleh penelitian Begum & Hazel (2012), perceptions of “caring” in nursing education by Pakistani nursing students: An exploratory study

menyimpulkan persepsi mahasiswa

keperawatan berhubungan dengan penerapan

caring dan penelitian Karaoz (2005), turkish nursing students’ perception of caring

menyimpulkaan ada hubungan persepsi mahasiswa dengan komponen caring.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan motivasi akan prestasi, motivasi akan afiliasi dan motivasi akan kekuasaan dengan sikap caring mahasiswa program profesi ners di RSU Salewangang Maros.

SARAN

Disarankan perlunya motivasi ditanamkan di pendidikan keperawatan sebagai tempat mencetak calon perawat professional. mengembangkan karatif caring dalam bentuk yang lebih real sejak mahasiswa berada dalam tahap akademik, pengembangan model pengembangan pengajaran mengenai sikap caring pada institusi-institusi pendidikan diantaranya memperbanyak role play tentang sikap caring, menekankan tekhnik komunikasi dan cara bersikap caring yang baik dalam

mata ajar, menambah materi dan

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Begum, S., & Hazel, S. (2012). Perseption of nursing in caring education by Pakistani nursing students. An exploratory study : nursing education, 32 (3).

Feist, J., & Feist, J. G. (2008). Theories of personality (Edisi 6 ed.). Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Husin, Padmawati, R. S., & Meliala, A. (2009). Pembinaan sikap profesional perawat dalam pelayanan di rumah sakit Mulia Banjarmasin. (KMPK) Universitas Gadja Mada .

Karaoz, s. (2005). Turkish nursing students perception of caring. Nurse Education , 31-40.

Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan teori & aplikasi (4 ed.). (E. Y. Komala, A. T. Onny, Eds., Widyawati, W. E. Handayani, & F. Ariani, Trans.) Jakarta: EGC.

Marrison, P., & Burnard, P. (2009). Caring dan communication : hubungan interpersonal dalam keperawatan. Jakarta: EGC.

Munawaroh. (2011). Hubungan motivasi menjadi perawat dengan perilaku caring pada mahasiswa PSIK FK UGM. Jogjakarta: Skripsi diakses 27 Agustus 2014.

Nursalam. (2014). Caring sebagai dasar peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan keselamatan pasien. Disampaikan pada pengukuhan jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu keperawatan .

Nursalam. (2012). Manajemen keperawatan : aplikasi dalam praktik keperawatan profesional. Jakarta: Salemba medika.

Sobirin, C. (2006). Hubungan beban kerja dan motivasi dengan penerapan perilaku caring perawat pelaksana di BPRSUD unit swadana Kabupaten Subang. Jakarta: Tesis : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.

Suarli, S., & Bahtiar, Y. (2002). Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta: Erlangga.

Tangke, Y. L. (2012). Hubungan persepsi lingkungan pembelajaran klinik dengan perilaku caring pada mahasiswa FIK UGM. Jogjakarta: Skripsi .

Gambar

Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden mahasiswa program profesi ners (n=46)

Referensi

Dokumen terkait

mendeskripsikan model pembelajaran Tutor Sebaya yang dapat meningkatkan prestasi belajar pada pokok bahasan SPLDV siswa kelas VIII B SMP Negeri 2 Pogalan

A SnJDY OF ntE FEA1\JRES OF BETAWI DIALEcr USED BY DIE CHARACTERS IN Sl DOEL ANAK SEKOLAH 10 FILM..

[r]

Penelitian ini menggunakan tiga macam metode pengumpulan data, yaitu: (1) metode observasi dilakukan untuk mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana di sekolah

Banyumas telah membeli benih kelapa genjah entog untuk dibuat bibit 54.000 butir dari pohon induk blok penghasil tinggi, surat keterangan tersebut yang dipergunakan

18 Rancangan Antarmuka Halaman Informasi Pekerjaan Pada gambar 3.18 ini merupakan halaman dimana para pencari kerja dapat melihat informasi-informasi tentang lowongan pekerjaan

menerjemahkan informasi dan kebutuhan pemberi kerja, melaksanakan tugas instalasi jaringan komputer, melaksanakan tugas perawatan jaringan komputer, melaksanakan

Please refer to the cutting conditions in the chart below according to the tube and tube sheet materials when using Facing Tool, Grooving Tool and Rolling tube cutter for