• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Potensi Dan Peluang Pembangunan Infrastruktur Di Sektor Sosial Dengan Skema KBPU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kajian Potensi Dan Peluang Pembangunan Infrastruktur Di Sektor Sosial Dengan Skema KBPU"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Riset Manajemen dan Bisnis Vol.1, No.2, Oktober 2016 : 105 –120 ISSN 2527 - 7502

________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _________________ ____________ ____________ ____________ ___________ ____________ ____________ ____________ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ ____ ____________ ____________ ____________ ___________ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ ______ _____ ____________ ____________ ____________ ___________ _

Kajian Potensi Dan Peluang Pembangunan Infr astr uktur Di Sektor

Sosial Dengan Skema KBPU

Towaf Totok Ir awan

Fakultas Ekonomi Univer sitas Islam Att ahir iyah, Jakar t a, Indonesia

E-mail : tawaf69@yahoo.com

Infor masi Ar tikel ABSTRACT

Dr aft awal 30 Agust us 2016 Revisi 14 Sept ember 2016 Dit er ima 5 Okt ober 2016

Thi s study ai ms to for mulate r ecommendations and oppor tunit ies for pot enti al i nfr astr uctur e development in t he social sector by usi ng KPBU scheme. The di r ect beneficiar ies of this activit y ar e the Deputy of Investment Pl anning as a uni t that i s dir ectly r esponsible for for mulating the pr oposed establishment of the Act r elated KPBU i n the field of infr astr uctur e i nvestment. The output of t his act ivity is also expect ed t o be useful for investor s in i nfr astr uctur e and r elated stakehol der s. Model cooper at ion Publi c Pr i vate Par t ner ship in social infr astr ucture shoul d take i nto account the uniqueness of each sector , par ticular ly the constr aint s, r isks and macr o condit ions, includi ng fi scal pol icy and commitment to the obj ecti ve of each sector . So that needs to be made cooper ation mechani sm Publ ic Pr ivate Par tner ship in t he field of social i nfr astr uctur e by making adjust ment s to the conditions and l imitati ons in the fi el d of social infr astr uctur e. Results and r ecommendations ar e discussed fur ther in the paper .

Studi ini ber tujuan untuk mer umuskan r ekomendasi pot ensi dan pel uang pembangunan i nfr astr ukt ur di sektor sosial dengan menggunakan skema KPBU. Pener ima manfaat langsung dar i kegiatan i ni adalah Deputi Bidang Per encanaan Penanaman Modal sebagai unit yang ber t anggung jawab secar a langsung mer umuskan usul an pembentukan Undang-Undang ter kai t KPBU di bidang investasi infr ast r uktur . Kel uar an dar i kegi at an ini dihar apkan juga ber manfaat bagi par a investor di bidang infr astr uktur dan par a stakeholder ter kai t. Model kerjasama Pemer i ntah dengan Badan Usaha pada infr astr ukt ur sosial har us memper ti mbangkan keuni kan masing-masing sektor , ter utama kendala, r isiko dan kondisi makr o, ter masuk kebi jakan dan komitmen fiskal untuk tujuan masing-masi ng sektor . Sehi ngga per l u dibuat kan mekanisme kerjasama Pemer i ntah dengan Badan Usaha di bi dang infr astr uktur sosial dengan melakukan penyesuaian dengan kondisi dan ket er batasan di bidang infr astr uktur sosi al. Hasi l dan r ekomendasi di diskusikan lebi h lanjut pada paper

Kata Kunci:

Mul ti Cr it er i aAnalysis, i nfr ast r uct ur e devel opm ent

Tipe Ar ti kel : Case St udy

Diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Univer sitas Isl am Attahir iyah

1.

Pendahuluan

(2)

Memper timbangkan keter batasan kemampuan keuangan pemer intah dalam membiayai pembangunan infr ast r uktur , maka per lu di kembangkan suatu mekani sme yang dapat member ikan kesempatan kepada swast a untuk ber per an ser ta dalam pembangunan infr ast r uktur melalui skema ker j asama pemer i ntah dengan badan usaha (KPBU) .

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) per iode 2015 – 2019 Pemer intah t el ah menetapkan sasar an investasi infr ast r ukt ur str at egis sebesar Rp 5,452 t r ili un. Dar i t otal kebut uhan t er sebut , Pemer i ntah Pusat dan Daer ah hanya mampu memenuhi sekit ar 22 per sen, sementar a sisanya di har apkan dapat dipenuhi dengan pendanaan yang ber sumber dar i BUMN (6%), KBPU (20%), off balance sheet (2%), dan masih ter dapat kesenjangan pendanaan mencapai 50 per sen. Hal ini memper lihatkan bahwa per an swast a semaki n penting dalam penyediaan infr astr uktur , khususnya mel al ui skema KPBU dengan nil ai kontr i busi i nvestasi hampi r setar a dengan total pendanaan APBN dan APBD.

Infr ast r uktur i tu sendir i secar a umum dapat dibedakan jeni snya menjadi infr astr uktur ekonomi seper ti jalan, j embatan, pengolahan air mi num dan sar ana infr astr uktur fisi k lainnya, dan infr astr uktur sosial seper ti layanan kesehat an, pendidikan, lembaga pemasyar akatan dan layanan sosi al lainnya.Sampai saat ini, pr oyek-pr oyek KBPU yang dicanangkan oleh Pemer int ah hanya mencakup pr oyek infr ast r ukt ur ekonomi.Hal t er sebut didasar i dengan r egul asi yang sampai saat i ni bel um memasukkan i nfr astr uktur sosial dalam pengadaan infr astr uktur dengan skema KPBU.Namun demikian, pada kenyat aannya kebutuhan pembangunan i nfr astr uktur sosial sangat penting guna peningkat an kual it as sumber daya manusia suatu bangsa. McKi nsey mencatat dar i kebutuhan pembangunan infr astr uktur secar a gl obal sampai tahun 2020 yang mencapai US$8 tr ili un, 40 per sen di antar anya mer upakan pembangunan infr astr uktur sosial . Negara maju di kaw asan Asia seper t i Kor ea Sel atan, ser t a negar a ber kembang seper ti Fili pina sudah membangun infr astr uktur sosial mer eka dengan menggunakan skema KPBU.

Bentuk keser iusan Pemer intah Indonesia pada sektor infr astr uktur sosial, sal ah satunya dalam bidang pendidi kan ter tuang dalam Pasal 31 ayat 4 UUD 1945 amandemen ke 4 ser ta di per kuat dengan put usan Mahkamah Konstitusi Nomor 013/ PUU-VI/ 2008 yang mengamanat kan bahw a negar a mempr ior itaskan anggar an pendidikan sekur ang-kur angnya 20 per sen dar i APBN sert a dar i APBD untuk memenuhi kebutuhan penyel enggar aan pendidikan nasional. Selain itu, Dalam UU No 36 t ahun 2009 pasal 171 tentang kesehatan diatur tentang anggar an kesehat an sebesar 5% dar i APBN di luar gaji pegawai. Walaupun dalam pr akti knya, Pemer int ah setiap tahunnya bar u mengalokasikan anggar an kesehatan sebesar 3 – 3,5 per sen dar i t otal belanj a Pemer intah.

Ter lepas dar i kekur angefekt ifan ataupun ketidakefisienan anggar an Pemer intah, fakt anya pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan di Indonesia masih jauh dar i memadai.Masih banyak ter dapat kekur angan bai k dar i sisi sar ana maupun pr asar ana pada kedua sektor sosial ter sebut. Ter obosan demi ter obosan pun di lakukan, sal ah satunya pada pemer int ahan bar u di baw ah kepemi mpi nan Pr esiden RI Bapak Joko Widodo, yang mencanangkan ber bagai al ter natif untuk meningkat kan kesej ahter aan sosial masyar akat Indonesia, dua di antar anya adalah Kar tu Indonesia Pintar dan Kar tu Indonesia Sehat. Pel aksanaan dan ketepatan sasar an dar i kedua kar t u ter sebut masih memer lukan waktu dan evaluasi lebih lanjut.

(3)

Maksud dan tujuan kegiatan i ni adalah mer umuskan r ekomendasi potensi dan pel uang pembangunan infr astr uktur di sekt or sosi al dengan menggunakan skema KPBU.Pener ima manfaat langsung dar i kegiatan ini adal ah Deputi Bidang Per encanaan Penanaman Modal sebagai unit yang ber t anggung jawab secar a langsung mer umuskan usulan pembentukan Undang-Undang t er kait KPBU di bidang i nvestasi infr astr uktur .Keluar an dar i kegiatan ini dihar apkan juga ber manfaat bagi par a i nvestor di bidang i nfr astr uktur dan par a stakeholder ter kait .

Ruang Lingkup Kajian

1. Mel akukan Ident ifikasi Ter kai t penger tian dan pengkat egor ian infr astr ukt ur sosial;

2. Mel akukan penel itian hi stor i s dan anal isis r encana dan r ealisasi penyedi aan infr ast r uktur sosial di Indonesia pada per iode 2005 - 2014;

3. Mel akukan analisis per masalahan dan kendala ter kait penyediaan i nfr astr uktur sosial di I ndonesia pada per iode 2005 – 2014;

4. Mel akukan anali sis kebutuhan infr astr uktur sosial di Indonesia yang dapat didor ong pengadaannya dengan menggunakan skema ker jasama Pemer i ntah dengan Badan Usaha; 5. Mel akukan peneliti an, pengkajian, dan anal isis per bandi ngan penyediaan i nfr astr uktur sosial

dengan skema ker jasama Pemer intah dengan Badan Usaha yang t elah dilakukan di negar a lain t er masuk di dal amnya per atur an per undang-undangan dan pr osedur penyediaan i nfr astr uktur yang digunakan;

6. Menyusun dan menghasilkan r umusan r ekomendasi potensi dan peluang pembangunan i nfr astr uktur di sektor sosi al dengan skema kerjasama Pemer intah dengan Badan Usaha di I ndonesia.

2.

Kajian Pustaka

Bentuk-bentuk Kerjasama Pemerintah dan Swasta

Menur ut The Nat i onal Council for Publi c-Pri vat e Par t ner ship/ NCPPP (2013), bentuk-bentuk ker j asama dalam Publi c-Pri vat e Part ner shi p adalah :

1. Build, Oper at e and Tr ansfer (BOT) atau Build, Tr ansfer and Oper at e (BTO) 2. Build, Ow n and Operat e (BOO)

3. Buy, Build, Oper at e (BBO) 4. Cont r act Ser vi ces:

5. Oper ati ons and Maint anance

6. Oper ati ons, Maint anance and Management 7. Design and Build (DB)

8. Design, Build and Maint ai nance (DBM) 9. Design, Build and Oper at e (DBO) 10. Concessi on

11. Enhanced Use Leasing (EUL)

12. Lease, Develop and Oper at e (LDO) atau Buil d, Devel op and Oper at e (BDO) 13. Lease/ Pur chase

14. Sale/ Leaseback

15. Tax, Exempt Lease/ Tur nkey

Pengertian Infrastruktur Sosial

(4)

Dasar Hukum Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Untuk Infrastruktur Sosial Jeni s infr astr ukt ur ekonomi dan i nfrastr uktur sosi al sebagaimana dimaksud pada Per at ur an Pr esiden Nomor 38 Tahun 2015 sebagai ber ikut :

1. I nfr astr uktur tr anspor tasi ; 2. I nfr astr uktur jalan;

3. I nfr astr uktur sumber daya ai r dan i r igasi ; 4. I nfr astr uktur air mi num;

5. I nfr astr uktur sistem pengelolaan air l imbah ter pusat; 6. I nfr astr uktur sistem pengelolaan air l imbah setempat; 7. I nfr astr uktur sistem pengelolaan per sampahan; 8. I nfr astr uktur telekomuni kasi dan i nfor matika; 9. I nfr astr uktur ketenagali str ikan;

10. I nfr astr uktur minyak dan gas bumi dan ener gi ter bar ukan; 11. I nfr astr uktur konser vasi ener gi;

12. I nfr astr uktur fasili tas per kotaan; 13. I nfr astr uktur fasili tas pendidikan;

14. I nfr astr uktur fasili tas sar ana dan pr asar ana olahr aga, ser ta kesenian; 15. I nfr astr uktur kawasan;

16. I nfr astr uktur par i wisata; 17. I nfr astr uktur kesehat an;

18. I nfr astr uktur lembaga pemasyar akatan; dan 19. I nfr astr uktur per umahan r akyat.

Peraturan Terkait Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Untuk Infrastruktur Sosial Per atur an ter kai t mer upakan per atur an per undang-undangan yang ter kait dengan pel aksanaan Ker jasama Pemer intah Sw ast a/ KPBU i nfr astr uktur sosi al diant ar anya sebagai ber ikut :

1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyar akatan.

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penel itian, Pengembangan, dan Pener apan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4. Per atur an lai nnya di tampil kan pada bagian akhir ar t ikel

3.

Metode Penelitian

(5)

Gambar 1. Ker angka Pikir dan Metode Peneliti an

4.

Analisa dan Pembahasan

4.1.Metode Per umusan Potensi Dan Peluang Ker jasama Pemer intah Dengan Badan Usaha Untuk Infr astr uktur Sosial

Gambar 2.Bagan Alur Proses Per encanaan (diolah berdasar kan sumber dari PPITA – CMEA dan Bappenas)

CATATAN:

(6)

Renstr a K/ L: Rencana Str ategi K/ L

KPBU: Ker jasama Pemer int ah dengan Badan Usaha RMU : Ri sk Management Uni t

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah tahapan ketiga dar i Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasi onal (RPJPN) 2005-2025 yang telah ditet apkan melalui Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007.Penyusunan RPJM melibatkan pr oses konsultat if atas-baw ah dan baw ah-atas, sedangkan semua kementer ian diw ajibkan untuk meyusun r encana str ategis (Renstr a) sektor nya masing-masing.

4.2. Analisis Multi Kriteria ( AMK) / Multi Cr iteria Analysis ( MCA)

Tahapan dal am melakukan analisis mul ti kr i ter i a (AMK) adalah :

1. Pada wakt u melakukan penyusunan r encana ker ja Kementer ian/ Lembaga/ Daer ah, sudah mulai dilakukan identifikasi awal ber dasar kan data yang ada;

2. Kemudian dilakukan pengel ompokan pr oyek dalam l ingkup sub-sekt or , mana akan dilakukan dengan skema ker jasama Pemer intah dengan badan usaha at au oleh Pemer i ntah;

3. Ber dasar kan daftar pr oyek ker jasama Pemer i ntah dengan badan usaha yang sudah didapat, dil akukan koor dinasi dengan Kementer ian/ Lembaga/ Daer ah lainnya apabil a pr oyek t er sebut t er nyat a dapat di gabungkan penger jaannya. Koor dinasi ini dapat di lakukan oleh Bir o Per encanaan pada Kement er i an sekt or yang ber sangkutan, ber sama-sama dengan Simpul KPBU apabila sudah ada.

Tabel dibawah i ni mer upakan r ancangan pedoman matr i ks analisa mult i kr iter ia (AMK) dan dapat

di sesuaikan menur ut sektor masing-masi ng.

Tabel 1. Rancangan Pedoman Matriks Analisa Multi Kriteria ( AMK)

No

Kriteria/ Penilaia n

Nilai Tinggi Nilai Sedang Nilai Rendah

(7)

pengentasan

4.3.Analisis Kebutuhan ( Needs Analysis)

Kr it er i a yang digunakan dalam melakukan anali sa kebutuhan adalah :

1. Kepastian Pr oyek Ker jasama t er masuk dal am r encana dan pr ogr am pembangunan pemer int ah;

2. Kepastian Pr oyek Ker jasama memil iki dasar pemikir an teknis dan ekonomi; dan 3. Kepastian Pr oyek Ker jasama mendapat dukungan dar i pemangku kepentingan ter kait.

Ber dasar kan hal ter sebut diat as, potensi dan peluang ker jasama Pemer int ah dengan badan usaha untuk infr astr uktur sosial sangat dbutuhkan dengan dasar pert imbangan :

1

(8)

1. Tr en Per tumbuhan Ekonomi di Indonesia 2. Daya Saing Indonesia di Mata Dunia Int er nasional 3. Per kembangan Demogr afi di I ndonesia

4. Tenaga Ker ja di Indonesia

4.4.Analisa Kepatuhan ( Compliance Cr iteria)

Kr it er i a yang digunakan dalam melakukan anali sa kepatuhan adalah :

1. Kesesuaian Pr oyek Ker jasama dengan r encana pembangunan jangka menengah nasional/ daer ah dan r encana st r at egis sektor i nfr astr ukt ur ;

2. Kesesuaian lokasi Pr oyek Ker jasama dengan Rencana Tat a Ruang Wil ayah; 3. Keter kait an antar sektor i nfr astr uktur dan antar w ilayah; dan

4. Pemenuhan ket entuan per atur an per undang-undangan yang ber laku.

4.5.Analisa Kualitatif Nilai Manfaat Uang (Value for Money)

Kr it er i a yang digunakan dalam melakukan anali sa kuali tatif ni lai manfaat uang adalah : 1. Adanya nilai investasi yang memer l ukan pengel ol aan r isiko yang efekt if;

2. Sektor swasta memili ki keunggulan dal am pel aksanaan Pr oyek Ker jasama;

3. Efektivitas, pemer at aan, dan akunt abili tas layanan dapat ter jami n dalam jangka panjang; 4. Teknologi dan aspek l ai n pada sekt or ter kai t ber si fat stabil dan adapt if ter hadap per ubahan;

dan

5. Adanya insenti f yang menar ik bagi sekt or swasta.

4.6.Perumusan Potensi Dan Peluang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Pada

I nfrastruktur Sosial

Dar i t injauan sektor al, potensi dan peluang ker jasama Pemer i ntah dengan Badan Usaha di bi dang infr astr uktur sosial sangat pot ensial, dengan per ti mbangan sebagai ber i kut :

1. Per tumbuhan penduduk yang ti nggi;

2. Kebutuhan bangunan, fasili tas dan sar ana pendukung untuk pendidi kan, kesehat an dan l embaga pemasyar akatan masi h sangat besar ;

3. Kebutuhan fasili tas labor ator ium untuk pendidi kan, kesehatan dan lembaga pemasyar akatan masih sangat besar ;

4. Kebutuhan fasili tas r i set untuk pendidikan, kesehat an dan lembaga pemasyar akat an masih sangat besar ;

5. Kapasitas lembaga pemasyar akat an yang sudah ber lebi han;

6. Por si anggar an pendidi kan dan kesehat an di APBN/ APBD mencapai hampir 25% per t ahun.

Sedangkan peluang ker jasama Pemer int ah dengan Badan Usaha yang dapat dilakukan adalah :

1. Pendidikan :

a. Rehabi litasi gedung sekol ah; b. Pembangunan gedung sekolah bar u;

c. Rehabi litasi sar ana dan pr asar ana pendi di kan (per pust akaan, labor ator ium, lapangan olah r aga dan lain-l ai n)

d. Pembangunan sar ana dan pr asar ana pendidikan (per pustakaan, labor ator ium, l apangan olah r aga dan lain-lain) bar u;

e. Pembangunan Taman Sains dan Teknologi Nasional (Nat ional Sci ence and Technol ogy Par k) di l ingkungan Univer sitas.

2. Kesehatan :

a. Pembangunan klinik atau puskesmas;

(9)

c. Rehabi litasi Rumah Sakit Umum Daer ah; d. Penyediaan sar ana dan pr asar ana r umah sakit ; e. Pembangunan pusat r iset dan penel itian kesehatan.

3. Lembaga Pemasyarakatan :

a. Rehabi litasi Lapas/ Rutan;

b. Pembangunan Lapas/ Rut an bar u; dan c. Pembangunan Lapas/ Rut an anak.

4. Perumahan Rakyat

a. Pembangunan r umah susun sewa; b. Pembangunan r umah seder hana; dan c. Pembangunan kampung der et

4.7.Model Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Pada Infrastruktur Sosial

Ber ikut ini kami mencoba untuk menggambar kan beber apa model dan bentuk ker jasama Pemer intah dengan Badan Usaha pada infr astr uktur sosial .

Tabel 2.Model Build and Maintenance Sektor Pendidikan

PENDI DIKAN KETERANGAN

1. Judul :

Renovasi Gedung dan Fasili tas Pendidi kan Dasar dan Menengah

2. Lokasi :

Sel ur uh Indonesi a Per encanaan i ni dapat dilakukan

ol eh Kementer ian ter kai t atau dapat juga diusulkan oleh Pemer intah Pr opi nsi .

3. Penanggung Jawab :

a. Kementer ian Pendidi kan Nasional; b. Guber nur ;

Untuk skal a nasi onal, penanggung jawabnya adal ah Menter i

sedangkan untuk ti ngkat pr opinsi di pegang oleh Guber nur .

4. Lingkup Proyek :

a. Melakukan per bai kan gedung sekol ah; b. Memper baiki fasi lit as sekolah, antar a lain :

l abor ator i um, per pustakaan, sar ana dan pr asar ana olah r aga, aul a dan mushol a; c. Menyediakan per lengkapan pengajar an, antar a

l ai n : meja, kur si, papan tul is, komput er dan pr inter , pr oyektor dan lain-lain.

Lingkup pr oyek dapat disesuaikan dengan kebut uhan dan keper luan masing-masing sekol ah.

5. Bentuk Kerjasama :

Renovasi dan Pemeli har aan Investor ber tanggung jawab untuk

(10)

Tabel 3.Model Build and Maintenance Lembaga Pemasyarakatan

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KETERANGAN

1. Judul :

Renovasi Fasilit as Lembaga Pemasyar akatan dan Rumah Tahanan ser ta Fasili tas Pendukung

2. Lokasi :

Selur uh Indonesia

3. Penanggung Jawab :

Dir ektor at Jender al Lembaga Pemasyar akatan, Kementer ian Hukum dan Hak Azazi Manusia

4. Lingkup Proyek :

a. Melakukan per bai kan lapas dan r utan; b. Melakukan penambahan kapasitas lapas dan

r utan;

c. Memper bai ki fasilitas l apas dan r utan;

d. Melakukan pemelihar aan ter hadap fasil itas lapas dan r utan.

5. Bentuk Kerjasama :

Renovasi dan Pemelihar aan Investor ber tanggung jawab

untuk melakukan per bai kan dan pemelihar aan fasi litas lapas dan r utan selama jangka waktu ker jasama yang disepakati.

6. Jangka Waktu Kerjasama :

10 tahun Lamanya jangka waktu per janjian

ker jasama dilakukan ber dasar kan selama jangka waktu ker jasama yang disepakati.

6. Jangka Waktu Kerjasama :

10 t ahun Lamanya jangka waktu per janji an

ker jasama dil akukan ber dasar kan per hitungan pengembal ian dan mar gin atas biaya yang dikel uar kan ol eh i nvestr or .

7. Model Pembayaran

a. Pembayar an Ketersediaan Layanan (Avai labilit y Payment) dengan car a pembayar an secar a ber kal a (r et ai ner fee).

(11)

per hitungan pengembalian dan mar gin atas biaya yang di keluar kan oleh invest r or .

7. Model Pembayaran

a. Pembayar an Keter sedi aan Layanan (Availabilit y Payment) dengan car a pembayar an secar a ber kala (r et ainer fee).

b. Servi ce payment.

Tabel 4.Model Build and Maintenance Sektor Kesehatan

KESEHATAN KETERANGAN

1. Judul :

Renovasi Gedung dan Fasi litas Rumah Sakit Umum dan Puskesmas

2. Lokasi :

Selur uh Indonesia Per encanaan ini dapat di lakukan

oleh Kementer ian ter kait atau dapat juga diusulkan oleh Pemer i ntah Pr opinsi.

3. Penanggung Jawab :

a. Kement er i an Kesehatan; a. Guber nur ;

Untuk skala nasional , penanggung jaw abnya adal ah Menter i sedangkan untuk tingkat pr opinsi di pegang oleh

Guber nur .

4. Lingkup Proyek :

a. Melakukan per bai kan dan r enovasi; b. Memper bai ki fasilitas r umah sakit dan

puskesmas;

c. Melakukan pemelihar aan ter hadap fasil itas r umah sakit dan puskesmas.

Li ngkup pr oyek dapat

di sesuaikan dengan kebutuhan dan keper luan masi ng-masing r umah saki t dan puskesmas.

5. Bentuk Kerjasama :

Renovasi dan Pemelihar aan Investor ber tanggung jawab

untuk melakukan per bai kan dan pemelihar aan fasi litas r umah sakit dan puskesmas selama jangka waktu ker jasama yang di sepakati .

6. Jangka Waktu Kerjasama :

10 tahun Lamanya jangka waktu per janjian

(12)

mar gin atas biaya yang di keluar kan oleh invest r or .

7. Model Pembayaran

a. Pembayar an Keter sedi aan Layanan (Availabilit y Payment) dengan car a pembayar an secar a ber kala (r et ainer fee).

b. Servi ce payment.

Tabel 5.Model Desain, Build, Finance and Maintenence/ DBFM Pendidikan

PENDIDIKAN KETERANGAN

1. Judul :

Pembangunan Gedung dan Fasili tas Pendidi kan Dasar dan Menengah

2. Lokasi :

Selur uh Indonesia Per encanaan ini dapat di lakukan

oleh Kementer ian ter kait atau dapat juga diusulkan oleh Pemer i ntah Pr opinsi.

3. Penanggung Jawab :

a. Kement er i an Pendidikan Nasional; b. Guber nur ;

Untuk skala nasional , penanggung jaw abnya adal ah Menter i sedangkan untuk tingkat pr opinsi di pegang oleh

Guber nur .

4. Lingkup Proyek :

a. Membuat gambar r ancangan gedung sekol ah dan fasili tas pendukung;

b. Membangun gedung dan fasil itas pendukung yang telah disepakati dengan penanggung jawab pr oyek;

c. Menyedi akan sar ana dan pr asar ana belajar ; d. Ber tanggung jawab ter hadap pemelihar aan

gedung dan fasilitas pendukung sel ama ber l akunya per janjian ker jasama.

5. Bentuk Kerjasama :

(13)

6. Jangka Waktu Kerjasama :

15 tahun Lamanya jangka waktu per janjian

ker jasama dilakukan ber dasar kan per hitungan pengembalian dan mar gin atas biaya yang di keluar kan oleh invest r or .

7. Model Pembayaran

a. Pembayar an Keter sedi aan Layanan (Availabilit y Payment) dengan car a pembayar an secar a ber kala (r et ainer fee).

b. Servi ce payment.

Tabel 6. Model Desain, Build, Finance and Maintenence/ DBFM Lembaga Pemasyarakatan

LEMBAGA PEMASYARAKATAN KETERANGAN

1. Judul :

Pembangunan Gedung Lembaga Pemasyar akat an dan Rumah Tahanan

2. Lokasi :

Selur uh Indonesia Per encanaan ini dapat di lakukan

oleh Kementer ian ter kait atau dapat juga diusulkan oleh Pemer i ntah Pr opinsi.

3. Penanggung Jawab :

Dir ektor at Jender al Lembaga Pemasyar akatan, Kementer ian Hukum dan Hak Azazi Manusia

4. Lingkup Proyek :

a. Membuat gambar r ancangan lapas dan r utan ser ta fasilitas pendukung;

b. Membangun gedung lapas dan r utan ser ta fasili tas pendukung yang telah di sepakat i dengan penanggung jaw ab pr oyek;

c. Menyedi akan sar ana dan pr asar ana l apas dan r utan;

d. Ber tanggung jawab ter hadap pemelihar aan gedung dan fasilitas pendukung sel ama ber l akunya per janjian ker jasama.

5. Bentuk Kerjasama :

(14)

jangka waktu ker jasama yang di sepakati .

6. Jangka Waktu Kerjasama :

15 tahun Lamanya jangka waktu per janjian

ker jasama dilakukan ber dasar kan per hitungan pengembalian dan mar gin atas biaya yang di keluar kan oleh invest r or .

7. Model Pembayaran

a. Pembayar an Keter sedi aan Layanan (Availabilit y Payment) dengan car a pembayar an secar a ber kala (r et ainer fee).

b. Servi ce payment.

5.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpul an dapat di sampaikan sebagai ber ikut:

1. Infr astr ukt ur sosial adalah jenis infr astr ukt ur yang ber tujuan untuk meningkat kan kuali tas hidup dan kuali tas sumber daya manusi a.

2. Ker jasama Pemer int ah dengan Badan Usaha pada infr astr ukt ur sosial mer upakan model ker jasama yang bar u mau di ter apkan di Indonesia, walaupun untuk i nfr astr uktur fisik sudah l ama dilakukan. Hal ini menyebabkan banyak sektor yang t er kait dengan infr ast r uktur sosial belum si ap dal am membuat daftar at au memi liki pr oyek yang siap di ker jasamakan dengan badan usaha.

3. Pada umumnya, infr astr ukt ur sosial sebagai mana public goods yang lain mempunyai ti ngkat kelayakan ekonomis yang t inggi, namun memi liki ti ngkat kelayakan finansial yang mi ni m. Hal i ni di kar enakan tar i f yang dibayar kan pengguna l ayanan tidak cukup untuk memenuhi ti ngkat ekspektasi keuntungan investor . Ol eh kar enanya, infr astr uktur sosial seper ti sar ana pendi dikan dan kesehat an, dalam pembangunan dan pengoper asiannya membutuhkan subsidi atau bant uan dal am bentuk lain yang ber sumber dar i pemer i ntah.

4. Pengalaman dar i beber apa negar a menunjukkan bahwa pel aksanaan infr astr uktur sosial sangat sulit unt uk dil aksanakan tanpa adanya dukungan kuat dar i Pemer i nt ah dalam menjamin ter l aksananya pr oyek. Hal ini ter kait dengan tingkat pengembalian modal dan keuntungan yang ti dak menar i k bagi sektor swasta untuk menanamkan modal pada i nfr astr uktur sosi al.

5. Hal utama yang menjadi per masal ahan pada pelaksanaan ker jasama Pemer intah dengan badan usaha untuk infr ast r uktur sosial, antar a l ai n :

a. Penyiapan pr oyek yang memiliki potensi unt uk di ker jasamakan dengan badan usaha belum dilakukan atau diper siapkan dengan bai k.

b. Bel um semua Kementer ian/ Lembaga/ Daer ah memil iki Unit KPBU di masi ng-masing K/ L/ D atau kalau sudah ada, ti dak ber fungsi dengan bai k.

c. Adanya kesenjangan per atur an ant ar sektor seper t i atur an keuangan dan kewenangan Pusat/ Daer ah ter kait mekanisme pembiayaan;

(15)

7. Diter apkannya ber bagai skema pendanaan kr eatif seper ti mekani sme pembayar an t ahunan jangka panjang (l ong-t erm annuit y payment), pembayar an ber basis kiner ja (per for mance based payment) dan berbasis ket er sedi aan (availabilit y based payment).

Hasil kajian ini juga memberi kan r ekomendasi dan sar an sebagai ber i kut :

1. Model ker jasama Pemer i nt ah dengan Badan Usaha pada infr astr ukt ur sosi al har us memper t i mbangkan keunikan masing-masing sektor , ter utama kendala, r isi ko dan kondisi makr o, ter masuk kebi jakan dan komitmen fiskal untuk t ujuan masing-masi ng sektor . Sehi ngga per lu dibuat kan mekani sme ker jasama Pemer intah dengan Badan Usaha di bidang infr ast r uktur sosial dengan melakukan penyesuaian dengan kondisi dan ket er bat asan di bidang infr ast r uktur sosial.

2. Per lu di bentuk unit KPBU di setiap K/ L/ D atau apabil a sudah ada per lu di lakukan capaci t y building agar per encanaan pr oyek ker jasama Pemer intah dangan badan usaha dapat diper siapkan dengan baik ter utama ter kait dengan dokumen per encanaan, alokasi anggar an dan koor di nasi antar K/ L/ D dapat ber jalan dengan baik.

3. Per lu lebih ditingkat kan lagi koor dinasi penyiapan daftar pr oyek ker jasama Pemer int ah dengan badan usaha dengan BKPM dan BKPMD guna keper luan pr omosi dan per i zi nan sehi ngga akan ter bentuk kesamaan infor masi pr oyek.

Daftar Pustaka

Peraturan Terkait Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Untuk Infrastruktur Sosial 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyar akatan.

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penel itian, Pengembangan, dan Pener apan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi .

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. 6. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Par i wisata.

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Per l indungan dan Pengelolaan Lingkungan. 8. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.

9. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit .

10. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 tent ang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum.

11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi .

12. Per atur an Pemer i ntah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Ker ja Pemer int ah.

13. Per atur an Pemer i ntah Nomor 40 Tahun 2006 t entang Tata Car a Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional.

14. Per atur an Pemer int ah Nomor 50 Tahun 2007 tent ang Tata Car a Pelaksanaan Ker ja Sama Daer ah.

15. Per atur an Pemer i ntah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemer intah.

16. Per atur an Pemer i ntah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wil ayah Nasional. 17. Per atur an Pemer i ntah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.

18. Per atur an Pemeri nt ah Nomor 27 Tahun 2014 t entang Pengelolaan Bar ang Mili k Negar a/ Daer ah.

19. Per atur an Pr esi den Nomor 82 Tahun 2007 t entang Badan Per encanaan Pembangunan Nasi onal.

(16)

Negar a sebagai mana telah beber apa kali diubah ter akhir dengan Per atur an Pr esiden Nomor 80 Tahun 2014.

21. Per atur an Pr esiden Nomor 78 Tahun 2010 t entang Penjami nan Infr ast r uktur Dalam Pr oyek Ker jasama Pemer i ntah Dengan Badan Usaha Yang Di lakukan Melalui Badan Usaha Penjamin I nfr astr uktur .

22. Per atur an Pr esiden Nomor 71 Tahun 2012 t entang Penyelenggar aan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum sebagaimana telah beber apa kali di ubah ter akhi r dengan Per atur an Pr esiden Nomor 30 Tahun 2015.

23. Per atur an Pr esiden Nomor 75 Tahun 2014 t entang Per cepatan Penyedi aan Infr ast ruktur Pr ior itas.

24. Per atur an Pr esiden Nomor 2 Tahun 2015 tent ang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasi onal Tahun 2015-2019.

25. Per atur an Pr esi den Nomor 7 Tahun 2015 tentang Or ganisasi Kementer ian Negar a.

26. Per atur an Pr esiden Nomor 38 Tahun 2015 tent ang Ker jasama Pemer intah dengan Badan Usaha dalam Penyedi aan Infr astr ukt ur.

27. Per atur an Ment er i Negar a Li ngkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Ker ja Komisi Penilai Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan Hi dup.

28. Per atur an Menter i Dalam Neger i Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tat a Car a Ker ja Sama Daer ah.

29. Per atur an Ment er i Keuangan Nomor 260/ PMK.011 Tahun 2010 t entang Pet unjuk Pel aksanaan Penjaminan Infr astr ukt ur Dalam Pr oyek Ker jasama Pemer intah dengan Badan Usaha.

30. Per atur an Menter i Negar a Lingkungan Hi dup Nomor 7 Tahun 2010 tentang Ser tifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen AMDAL dan Per syar at an LPK Penyusun Dokumen AMDAL. 31. Per atur an Ment er i Negar a Li ngkungan Hi dup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jeni s Rencana

Usaha dan/ at au Kegiatan Yang Wajib Memil iki Anal isis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. 32. Per atur an Menter i Negar a Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman

Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Pikir dan Metode Penelitian
Tabel 1. Rancangan Pedoman Matriks Analisa Multi Kriteria  (AMK)
Tabel 2.Model Build and Maintenance Sektor Pendidikan
Tabel 3.Model Build and Maintenance Lembaga Pemasyarakatan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Basically, even on minimal budgets you could be able to hire an event planner owning to the deals an event planner can provide.. For instance,

[r]

People are really committing to two things: reading the book, and coming to the ˆmeeting.˜ After all, if no one comes to the meeting, (or comes without having read much of the

However, search engines like Google do not check just the amount of links leading to your website but the relevancy.. Therefore FFA sites with bundles of irrelevant links usually

Professional industry-trained recruitment consultants can help you fill your to offer a fully-integrated approach to the recruitment process who have a wealth of skills to offer

bahwa dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2005 tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Tahun Anggaran 2005, telah ditetapkan Rincian Anggaran Belanja Pemerintah

[r]

Sehubungan telah dilaksanakannya evaluasi terhadap data kualifikasi yang masuk pada paket Pekerjaan Belanja Pakaian Kerja Lapangan dengan ini Kami mengundang Saudara