• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sentiment Classification menggunakan Machine Learning: Metode Naïve-Bayes dan Support Vector Machines (Studi kasus: movie reviews imdb.com )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sentiment Classification menggunakan Machine Learning: Metode Naïve-Bayes dan Support Vector Machines (Studi kasus: movie reviews imdb.com )"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Penelitian

Sentiment Classification menggunakan Machine

Learning: Metode Naïve-Bayes dan Support Vector

Machines (Studi kasus: movie reviews imdb.com )

Tjatur Kandaga, S.Si., M.T. Hendra Bunyamin, S.Si., M.T. Diana Trivena Yulianti, S. Kom., M.T.

(2)

Daftar Isi

1. LATAR BELAKANG ... 3

2. PENELITIAN-PENELITIAN SEBELUMNYA ... 3

3. MOVIE REVIEW DATASET ... 4

4. MASALAH KLASIFIKASI TEKS ... 6

4.1 Klasifikasi teks Naïve Bayes ... 7

4.2 Contoh klasifikasi teks Naïve Bayes ... 9

4.3 Klasifikasi dengan Support Vector Machines (SVM)... 9

4.4 N-fold cross validation ... 11

5. INSTALASI LIBSVM UNTUK PYTHON 2.7 ... 12

6. TUTORIAL SINGKAT MENGGUNAKAN LIBSVM... 13

7. DESAIN CLASS DIAGRAM ... 14

8. IMPLEMENTASI ALGORITMA NAIVE BAYES ... 17

9. HASIL ALGORITMA NAIVE BAYES ... 18

10. HASIL ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINES ... 19

11. SIMPULAN ... 20

12. DESKRIPSI PEKERJAAN ... 20

(3)

1.

LATAR BELAKANG

Saat ini banyak sekali informasi tersedia dalam bentuk dokumen on-line. Para peneliti

berusaha menyelidiki masalah automatic text categorization sebagai bagian untuk

mengorganisir informasi untuk pengguna [1].

Banyak hasil penelitian berfokus pada topical categorization dengan cara mengurutkan

dokumen-dokumen menurut subjeknya (contoh: sports vs politics). Akan tetapi, belakangan

ini muncul fokus baru yaitu bagaimana mengurutkan atau mengklasifikasikan

dokumen-dokumen menurut sentiment-nya atau opini keseluruhan terhadap objek pembicaraan (contoh:

apakah sebuah product review positif atau negatif). Product review-product review yang

diberi label (positif atau negatif) mampu memberikan rangkuman yang cukup kepada

pembaca untuk membantu mereka dalam memilih produk. Sentiment classification juga

bermanfaat di dalam aplikasi business intelligence (contoh: sistem MindfulEye’s Lexant1)

dan recommender systems (contoh: Terveen et al. [2], Tatemura [3]) dengan input dan

feedback dari user dapat dirangkum secara cepat. Problem lainnya yang dapat diselesaikan

dengan sentiment categorization adalah memproses response dari sebuah survey pengisian

form dalam bentuk natural language. Lebih lanjut, aplikasi-aplikasi untuk message filtering

dapat memanfaatkan informasi sentimentuntuk mengenali dan membuang ’flames’ [4].

Penelitian ini bermaksud untuk menyelidiki keefektifan penggunaan teknik machine learning

untuk menyelesaikan masalah sentiment classification. Aspek yang membedakan masalah ini

dengan topic-based classification tradisional adalah topik-topik diidentifikasi hanya dengan

keywords, sedangkan sentiment dapat diekspresikan dalam bentuk yang tidak langsung kelihatan. Contohnya, kalimat ”How could anyone sit through this movie?” mengandung kata-kata yang jelas-jelas tidak negatif namun arti dari kalimat tersebut adalah negatif; film

yang dimaksud sangat membosankan [1].

2.

PENELITIAN-PENELITIAN SEBELUMNYA

Bab ini membahas survey tentang penelitian-penelitian text categorization sebelumnya yang

berdasar non-topic.

1

(4)

Biber [5] membahas mengenai bagaimana mengklasifikasikan dokumen berdasarkan source

-nya atau source style, dengan statistically-detected stylistic variation sebagai cue. Contohnya,

pengklasifikasian berdasarkan penulis, penerbit (contoh: the New York Times vs. The Daily

News), dan latar belakang bahasa [6 – 9].

Bidang penelitian lain yang berhubungan adalah penelitian mengenai genre dari teks;

subjective genre [9 – 11]. Penelitian lain berusaha mencari features yang menunjukkan

bahwa subjective language digunakan di dalam teks [12, 13]. Meskipun teknik-teknik untuk

genre categorization dan subjectivity detection dapat menyelesaikan masalah klasifikasi,

teknik-teknik tersebut tidak dapat menentukan isi dari opini-opini tersebut

Penelitian-penelitian sebelumnya tentang sentiment-based classification umumnya

menerapkan knowledge-based yang parsial. Beberapa hasil penelitian berfokus pada

bagaimana mengklasifikasikan semantic orientation dari setiap kata atau frase dengan

menggunakan linguistic heuristics atau himpunan seed words yang sudah disiapkan terlebih

dahulu [14, 15]. Penelitian tentang sentiment-based classification yang dikenakan pada

seluruh dokumen umumnya menggunakan model cognitive linguistics [16, 17] atau lexicons

discriminant-word yang dibuat secara manual atau semi-manual [18, 19, 20].

Penelitian tentang klasifikasi review yang dilakukan oleh Turney [21] juga menggunakan

teknik machine learning tetapi beliau menggunakan teknik unsupervised learning yang

khusus. Teknik yang digunakan berdasarkan pada nilai mutual information antara document

phrases dan kata-kata ”excellent” dan ”poor”. Nilai mutual information dihitung berdasarkan data statistik yang diperoleh dari search engine.

3.

MOVIE REVIEW DATASET

Dataset yang digunakan dalam penelitian ini diunduh dari website pribadi Prof. Lillian Lee2.

Dataset terdiri dari 2000 movie reviews3 yang dibagi dua yaitu review positif dan negatif.

Selain movie reviews, dataset juga memuat daftar stop word yang dapat digunakan untuk

proses preprocessing. Tabel 1 dan tabel 2 menggambarkan masing-masing satu contoh

movie review yang positif dan negatif.

2

(5)

you've got mail works alot better than it deserves to .

in order to make the film a success , all they had to do was cast two extremely popular and attractive stars , have them share the screen for about two hours and then collect the profits . no real acting was involved and there is not an original or inventive bone in it's body ( it's basically a complete re-shoot of the shop around the corner , only adding a few modern twists ) .

essentially , it goes against and defies all concepts of good contemporary filmmaking . it's overly sentimental and at times terribly mushy , not to mention very manipulative . but oh , how enjoyable that manipulation is .

but there must be something other than the casting and manipulation that makes the movie work as well as it does , because i absolutely hated the previous ryan/hanks teaming , sleepless in seattle .

it couldn't have been the directing , because both films were helmed by the same woman . i haven't quite yet figured out what i liked so much about you've got mail , but then again , is that really important ?

if you like something so much , why even question it ? again , the storyline is as cliched as they come .

tom hanks plays joe fox , the insanely likeable owner of a discount book chain and meg ryan plays kathleen kelley , the even more insanely likeable proprietor of a family-run children's book shop called , in a nice homage , the shop around the corner .

fox and kelley soon become bitter rivals because the new fox books store is opening up right across the block from the small business .

little do they know , they are already in love with each other over the internet , only neither party knows the other person's true identity .

the rest of the story isn't important because all it does is serve as a mere backdrop for the two stars to share the screen .

sure , there are some mildly interesting subplots , but they all fail in comparison to the utter cuteness of the main relationship .

all of this , of course , leads up to the predictable climax .

but as foreseeable as the ending is , it's so damn cute and well-done that i doubt any movie in the entire year contains a scene the evokes as much pure joy as this part does .

when ryan discovers the true identity of her online love , i was filled with such , for lack of a better word , happiness that for the first time all year , i actually left the theater smiling .

Tabel 1 Contoh movie review yang positif

the happy bastard's quick movie review damn that y2k bug .

it's got a head start in this movie starring jamie lee curtis and another baldwin brother ( william this time ) in a story regarding a crew of a tugboat that comes across a deserted russian tech ship that has a strangeness to it when they kick the power back on .

little do they know the power within . . .

going for the gore and bringing on a few action sequences here and there , virus still feels very empty , like a movie going for all flash and no substance .

we don't know why the crew was really out in the middle of nowhere , we don't know the origin of what took over the ship ( just that a big pink flashy thing hit the mir ) , and , of course , we don't know why donald sutherland is stumbling around drunkenly throughout .

(6)

you're more likely to get a kick out of her work in halloween h20 .

sutherland is wasted and baldwin , well , he's acting like a baldwin , of course .

the real star here are stan winston's robot design , some schnazzy cgi , and the occasional good gore shot , like picking into someone's brain .

so , if robots and body parts really turn you on , here's your movie . otherwise , it's pretty much a sunken ship of a movie .

Tabel 2 Contoh movie review yang negative

4.

MASALAH KLASIFIKASI TEKS

Dalam klasifikasi teks, kita mempunyai deskripsi dokumen, , dengan adalah

document space, dan himpunan dari kelas-kelas, . Kelas-kelas ini disebut

juga sebagai kategori atau label. Selanjutnya, kita definisikan himpunan dokumen latih

yang berisi dokumen dan labelnya 〈 〉, dengan 〈 〉 [22]. Contoh: 〈 〉 〈 〉

untuk dokumen berisi satu kalimat, dan

labelnya .

Dengan menggunakan metode atau algoritma pembelajaran, kita ingin membentuk sebuah

classifier atau classification function yang memetakan dokumen-dokumen menjadi

kelas-kelas, sebagai berikut:

Jenis pembelajaran ini disebut supervised learning karena teknik ini seperti seorang

supervisor (manusia yang mendefinisikan kelas-kelas dan label-label untuk dokumen latih)

yang memegang peran untuk mengarahkan proses pembelajaran; ciri supervised learning

juga adalah data latihnya yang memiliki label atau kelas. Kita memberikan notasi metode

pembelajaran dengan simbol dan menulis ( ) . Metode pembelajaran menerima

training data sebagai input dan mengembalikan output berupa fungsi klasifikasi .

Gambar 1 memperlihatkan contoh klasifikasi teks dari koleksi artikel Reuters-RCV1.

Reuters-RCV1 mempunyai 6 (enam) kelas (UK, China, ..., sports) dan setiap kelas memiliki data latihnya masing-masing. Apabila kita mempunyai classifier , kita dapat menggunakan

classifier tersebut pada data uji tersebut untuk menentukan labelnya, first private Chinese

(7)

Gambar 1 Kelas, data latih (training set), dan data uji (test set) dalam klasifikasi teks [22].

Classifier di Gambar 1 memberikan label China kepada dokumen first private Chinese

airline. Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini metode Naive Bayes dan

Support Vector Machines.

4.1 Klasifikasi teks Naïve Bayes

Metode klasifikasi teks Naive Bayes menggunakan model multinomial Naive Bayes (NB) yang merupakan metode pembelajaran probabilistik [22]. Probabilitas sebuah dokumen

berada di kelas dihitung dengan formula

( | ) ( ) ∏ ( | ) (1)

dengan ( | ) adalah conditional probability dari term berada di dalam sebuah dokumen

yang memiliki kelas . 〈 〉 adalah token-token di dalam . Contohnya,

〈 〉 untuk dokumen Beijing and Taipei join the WTO adalah 〈 〉 dengan , jika kita menganggap and dan the sebagai stop words.

Dalam klasifikasi teks, tujuan kita adalah mencari kelas terbaik untuk suatu dokumen. Kelas terbaik dalam klasifikasi teks NB adalah kelas maximum a posteriori (MAP) :

(8)

Kita menulis ̂ untuk karena kita tidak mengetahui nilai sebenarnya (true value) dari

parameter-parameter ( ) dan ( | ); meskipun demikian, kita dapat menaksir semua

parameter tersebut dari data latih (training set). Di persamaan (2) terdapat banyak conditional

probabilities yang dikalikan satu dengan yang lainnya; hal ini dapat mengakibatkan hasil

perkalian adalah bilangan yang kecil sekali dan lebih kecil daripada yang komputer dapat

simpan di memori. Oleh karena itu, komputasi lebih baik dilakukan dengan menambahkan

logaritma dari probability daripada mengalikan probability. Kelas dengan skor log

probability tertinggi masih merupakan kelas yang paling mungkin karena sifat ( )

( ) ( ) dan fungsi logaritma adalah monotonik. Persamaan (2) dapat ditulis menjadi

[ ̂( ) ∑ ̂( | )] (3)

Persamaan (3) mempunyai interpretasi yang sederhana. Setiap conditional parameter

̂( | ) adalah bobot yang mengatakan seberapa baik indikator untuk kelas . Demikian juga, prior ̂( ) adalah bobot yang merupakan frekuensi relatif dari . Jumlah

dari log prior dan bobot-bobot dari term adalah ukuran seberapa banyak bukti atau evidence

untuk dokumen tersebut berada di kelas dan persamaan (3) memilih kelas yang memiliki

China, penaksir MLE untuk kelas-kelas lainnya, contohnya UK, adalah nol:

̂( | ) . (6)

Nilai nol ini dapat dieliminasi dengan menggunakan add-one atau Laplace smoothing:

̂( | ) ∑ ́ ( ́ )

(∑ ́ ́) ́ (7)

(9)

4.2 Contoh klasifikasi teks Naïve Bayes

Diberikan data latih dan data uji pada Tabel 3.

docID Kata-kata dokumen = China?

Dokumen latih 1 Chinese Beijing Chinese Yes

2 Chinese Chinese Shanghai Yes

3 Chinese Macao Yes

4 Tokyo Japan Chinese No

Dokumen uji 5 Chinese Chinese Chinese Tokyo Japan ?

Tabel 3 Contoh data untuk klasifikasi teks Naïve Bayes

Prior dari contoh di Tabel 3 adalah ̂( ) dan ̂( ̅) . Selanjutnya kita dapat

menghitung conditional probabilities:

̂( | ) ( )( )

̂( | ) ̂( | ) ( )( )

̂( | ̅) ( )( )

̂( | ̅) ̂( | ̅) ( )( )

Penyebut-penyebutnya adalah ( ) dan ( ) karena panjang dan ̅ adalah

masing-masing dan dan konstanta di persamaan 7 sebagai vocabulary adalah enam

terms. Kemudian kita peroleh:

̂( | ) ( ) .

̂( ̅| ) ( ) .

Karena ̂( | ) ̂( ̅| ), classifier memberikan label kepada dokumen uji.

4.3 Klasifikasi dengan Support Vector Machines (SVM)

Support vector machines (SVM) adalah metode machine learning yang popular untuk

menyelesaikan masalah klasifikasi (classification) dan regresi (regression). Penelitian ini

menggunakan library SVM yang bernama LIBSVM4 untuk mengklasifikasikan movie

reviews antara movie review positif dan negatif.

4

(10)

Penggunaan LIBSVM membutuhkan dua langkah sebagai berikut [23]:

1. Melatih data set untuk memperoleh sebuah model.

2. Menggunakan model yang diperoleh di langkah nomor 1 untuk memprediksi

informasi yang berkaitan dengan testing data set.

Formula SVM yang digunakan dalam penelitian ini adalah -Support vector classification.

Diberikan vektor-vektor , , yang masing-masing memiliki atau label 1 atau

label 2, dan sebuah vektor indicator sedemikian sehingga , -SVC

[24–25] menyelesaikan masalah primal optimization.

∑ (8)

subject to ( ( ) ) ,

,

dengan ( ) memetakan ke ruang yang berdimensi lebih tinggi (a higher-dimensional

space) dan adalah regularization parameter. Karena vektor variabel

berkemungkinan memiliki dimensi yang tinggi, masalah primal optimization dapat ditulis

menjadi dual problem berikut:

(9)

subject to ,

, ,

dengan adalah vektor yang semuanya berisi elemen satu, adalah matriks

semidefinite positif berukuran kali , ( ), dan ( ) ( ) ( )

adalah fungsi kernel.

Apabila persamaan (9) diselesaikan, nilai optimum memenuhi

∑ ( ) (10)

dan fungsi keputusan (decision function) adalah

( ( ) ) (∑ ( ) ).

Kita simpan , nama label, vector support, dan informasi lainnya seperti parameter

(11)

4.4 N-fold cross validation

Jumlah data memegang peranan penting di dalam algoritma machine learning. Jumlah data

yang sedikit ( instance) mungkin membuat algoritma machine learning tidak akurat.

Algoritma machine learning merekomendasikan jumlah instance yang banyak (

instance) namun data itu sendiri tidak mudah untuk diperoleh; data memerlukan biaya dan

harga data biasanya mahal.

N-fold cross validation adalah teknik yang dapat digunakan apabila kita memiliki jumlah data

yang terbatas (jumlah instance tidak banyak). Cara kerja N-fold cross validation adalah

sebagai berikut:

1. Total instance dibagi menjadi N bagian.

2. Fold ke-1 adalah ketika bagian ke-1 menjadi data uji (testing data) dan sisanya menjadi

data latih (training data). Selanjutnya, hitung akurasi berdasarkan porsi data tersebut.

3. Fold ke-2 adalah ketika bagian ke-2 menjadi data uji (testing data) dan sisanya menjadi

data latih (training data). Selanjutnya, hitung akurasi berdasarkan porsi data tersebut.

4. Demikian seterusnya hingga mencapai fold ke-N.

5. Hitung rata-rata akurasi dari N buah akurasi di atas. Rata-rata akurasi ini menjadi akurasi

final.

(12)

Gambar 2 mengilustrasikan 3-fold cross validation secara umum [26]. Dalam penelitian ini,

kita membentuk classifier dan tidak mempunyai inducer.

5.

INSTALASI LIBSVM UNTUK PYTHON 2.7

Setelah Python 2.7 sudah terinstall, kita mengunduh libsvm di website libsvm5 seperti di

gambar 2.

Gambar 3 Tampilan download LIBSVM

Selanjutnya, kita mengunduh Python Extension packages khusus untuk LIBSVM6 seperti di

gambar 3. Installer dapat disesuaikan dengan versi Windows yang digunakan; apakah versi

Windows 32 atau 64 bit?

Gambar 4 Tampilan download Python extension untuk LIBSVM

Untuk mengkode bahasa pemrograman Python, kita dapat menginstall code editor, Wing IDE

1017. Wing IDE 101 dapat diunduh seperti di gambar 4 dan gratis.

5

http://www.csie.ntu.edu.tw/~cjlin/libsvm/

6

(13)

Gambar 5 Tampilan download Wing IDE 101 untuk versi Windows

6.

TUTORIAL SINGKAT MENGGUNAKAN LIBSVM

Dalam file yang diunduh (libsvm-3.12.zip), terdapat data set sampel mengenai jantung

yang dapat digunakan untuk uji coba. Data set mempunyai 270 instance; sebagai gambaran,

sampel dideskripsikan oleh tabel 4.

+1 1:0.708333 2:1 3:1 4:-0.320755 5:-0.105023 6:-1 7:1 8:-0.419847 9:-1 10:-0.225806 12:1 13:-1

-1 1:0.583333 2:-1 3:0.333333 4:-0.603774 5:1 6:-1 7:1 8:0.358779 9:-1 10:-0.483871 12:-1 13:1

+1 1:0.166667 2:1 3:-0.333333 4:-0.433962 5:-0.383562 6:-1 7:-1 8:0.0687023 9:-1 10:-0.903226 11:-1 12:-1 13:1

Tabel 4 Contoh tiga buah instance dari data set sampel

Kolom pertama menggambarkan label dari instance; dalam contoh ini hanya ada dua buah

label adalah +1 dan -1. Kolom kedua dan seterusnya memiliki format <angka1>:<angka2>.

Nilai <angka1> adalah nomor attribute dan <angka2> adalah nilai dari attribute tersebut.

Dalam penelitian ini, kita menggunakan fungsi-fungsi utility yang tersedia di svmutil.py.

Contoh penggunaan fungsi-fungsi di modul svmutil.py ini dijabarkan di tabel 5.

1. >>> from svmutil import *

2. # Read data in LIBSVM format

3. >>> y, x = svm_read_problem('../heart_scale') 4. >>> m = svm_train(y[:200], x[:200], '-c 4')

5.>>> p_label, p_acc, p_val = svm_predict(y[200:], x[200:], m)

Tabel 5 Menggunakan fungsi-fungsi di LIBSVM

Baris 1 menjelaskan bahwa kita mesti meng-import module svmutil sebelum kita dapat

menggunakan fungsi-fungsi di dalam svmutil. Baris 3 menjelaskan cara untuk membaca

file data set (heart_scale) yang sudah memiliki format LIBSVM. Hasil baca disimpan

variabel y dan x. Baris 4 menjelaskan bahwa kita menggunakan 200 buah instance dari baris

ke-0 sampai dengan baris ke-199 sebagai data latih. Flag ‘-c 4’ berarti kita menggunakan

formula -Support vector classification dengan . Output dari baris 4 adalah model yang

dapat digunakan untuk memprediksi data uji. Baris 5 menjelaskan cara untuk memprediksi

label dengan menggunakan instance ke-200 sampai dengan instance ke-269. Output dari

(14)

Gambar 6 Output dari pemanggilan fungsi svm_predict

Variabel p_label adalah label-label hasil prediksi berdasarkan model, m. Variabel p_acc

berisi tuple dengan elemen pertama adalah accuracy, elemen kedua adalah mean-squared

error, dan elemen ketiga adalah squared correlation coefficient. Terakhir, p_vals adalah

list yang berisi decision values atau probability estimates.

7.

DESAIN CLASS DIAGRAM

Desain kelas NaiveBayes (NB) dideskripsikan pada gambar 7. Kelas NB juga mempunyai

2 buah inner class (kelas di dalam kelas), yaitu TrainSplit dan Example. Kelas

TrainSplit adalah struktur data untuk menyimpan setiap fold (training data + testing

data). Kemudian kelas Example berfungsi untuk menyimpan setiap instance dari training

data. Sebuah instance terdiri dari words, yaitu list dari words, dan kelasnya (atau positif atau

negatif). Dua kelas ini direpresentasikan pada gambar 8.

Kelas NB, seperti yang dijelaskan oleh gambar 7, memerlukan beberapa kelas dari library

Python, yaitu:

1. defaultdict: struktur data dictionary; struktur data yang memiliki key dan value;

mirip dengan java.util.Map.

2. getopt: kelas untuk mem-parsing argument-argument di command prompt. Kelas ini

dibutuhkan untuk membuat options dan arguments dari eksekusi program di command

prompt.

3. math: kelas matematika; sistem yang dibangun membutuhkan kelas math untuk

menghitung logaritma.

4. sys: kelas untuk mengambil argument-argument di command prompt.

5. os: kelas yang digunakan untuk me-listing file-file di sebuah direktori; kelas ini

(15)

<< library>> defaultdict

+addExample( klass : string, words : list ) : void +buildSplits(args : string) : list

Gambar 7 Diagram kelas Naïve Bayes

+train : list +test : list

TrainSplit

Represents a set of training/testing data. self.train is a list of Examples, as is self.test.

+klass : string

Gambar 8 Dua buah inner class dari kelas Naïve Bayes

No. Nama attributes Tipe data Deskripsi

1. stopList set Daftar stop words yang direpresentasikan

oleh attribute bertipe himpunan (set)

2. FILTER_STOP_WORDS boolean Flag untuk menandai apakah sistem

menggunakan stop words (true) atau tidak

(false).

3. numFolds integer Jumlah fold yang hendak digunakan.

4. kvmap dictionary Dictionary untuk menyimpan semua term

dan frekuensinya.

5. prior dictionary Struktur data untuk menyimpan prior dari

(16)

No. Nama attributes Tipe data Deskripsi

Formula menghitung prior sesuai dengan

persamaan (4)

6. T dictionary of

dictionary

T dibagi menjadi menjadi dua (2), yaitu: T

untuk kelas positif dan T untuk kelas negatif.

Rumus menghitung T sesuai dengan di

8. total dictionary Struktur data untuk menyimpan kelas-kelas

dan frekuensi dari setiap kelasnya.

Tabel 6 Attributes dari kelas Naïve Bayes

No. Nama methods Tipe output Deskripsi

1. addExample void Menambah instance ke dalam training data.

Method ini juga menghitung frekuensi untuk

pembuatan vocabulary, pembuatan prior,

dan membangun T.

5. filterStopWords list dari words Membuang word yang merupakan

stopwords.

6. readFile list dari words Membaca isi file dan mem-parsing-nya

menjadi list dari terms.

7. segmentWords list dari words Memisahkan kalimat menjadi term-term dan

hasil pemisahan ini disimpan dalam list.

(17)

8.

IMPLEMENTASI ALGORITMA NAIVE BAYES

Algoritma Naive Bayes yang diimplementasikan dalam penelitian ini berdasarkan pseudo

code dari buku Introduction to Information Retrieval oleh Christopher Manning, et al [22].

Gambar 9 Pseudo code dari algoritma Naïve Bayes: Training dan Testing

Method extractVocabulary di baris ke-1 berfungsi untuk membangun vocabulary dari

semua dokumen latih (training document) yang ada. Teknik membangun vocabulary-nya

dijelaskan di tabel 8. Implementasi vocabulary ada di dalam variabel kvmap yang bertipe

(18)

# =========================

# membangun Vocabulary

# =========================

for k in words:

self.kvmap[k] = self.kvmap[k] + 1

Tabel 8 Membangun vocabulary untuk setiap term

Vocabulary adalah keys dari kvmap seperti pada tabel 9; di kode, vocabulary

direpresentasikan oleh variabel allVocabs.

allVocabs = self.kvmap.keys()

Tabel 9 allVocabs adalah semua term yang unik

Baris ke-2 menceritakan langkah untuk menghitung semua dokumen latih (training

document) yang ada. Langkah-langkah berikutnya dapat diverifikasi sesuai dengan contoh di

subbab 4.2 dan formula (7).

9.

HASIL ALGORITMA NAIVE BAYES

Setting dataset untuk eksperimen algoritma Naive Bayes (NB) dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Total dataset adalah 2000 buah movie reviews.

2. Teknik pembagian dataset adalah 10-fold cross validation.

Satu fold terdiri 1800 movie reviews sebagai training data dan 200 reviews sebagai testing

data. Keakuratan dari algoritma dihitung dengan formula di persamaan

(11).

(19)

Fold ke- Keakuratan

Tabel 10 Hasil akurasi algoritma NB untuk 10-fold cross validation dan rata-rata akurasinya

Perintah untuk menjalankan eksperimen 10-fold cross validation algoritma Naive Bayes

adalah python mymath.py –f ..\data\imdb1.

Hasil rata-rata akurasi Naïve Bayes sebesar 81.1% menunjukkan bahwa algoritma Naïve

Bayes cukup baik untuk menyelesaikan masalah klasifikasi teks untuk data set movie reviews

imdb.com.

10.

HASIL ALGORITMA SUPPORT VECTOR MACHINES

Dengan menggunakan library LIBSVM pada dataset dan setting yang sama seperti untuk

algoritma Naive Bayes, hasil eksperimen yang diperoleh adalah seperti pada tabel 11.

Fold ke- Keakuratan

Tabel 11 Hasil akurasi algoritma LIBSVM untuk 10-fold cross validation dan rata-rata akurasinya

Rata-rata akurasi LIBSVM sebesar 67.5% menunjukkan bahwa algoritma LIBSVM dengan

setting, yaitu -Support vector classification dan nilai kurang cocok digunakan untuk

(20)

11.

SIMPULAN

Penelitian ini berhasil membandingkan keakuratan algoritma Naïve Bayes dan LIBSVM

untuk dataset movie reviews imdb.com. Dalam penelitian ini, keakuratan algoritma Naïve

Bayes lebih baik daripada algoritma LIBSVM; hal ini bertentangan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Pang, Lee, dan Vaithyanathan [1]. Kami menduga bahwa penyebab

perbedaan ini adalah setting parameter untuk algoritma LIBSVM. Dalam penelitian ini, kami

menggunakan setting default dari LIBSVM, yaitu -Support vector classification dengan

nilai .

Oleh karena itu, saran untuk penelitian berikutnya adalah menyelidiki setting parameter dari

LIBSVM. Penyelidikan mengenai parameter LIBSVM ini akan bersinggungan dengan

bidang convex optimization yang merupakan bidang yang sangat menarik.

12.

DESKRIPSI PEKERJAAN

Deskripsi pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Tjatur Kandaga, S.Si., M.T. sebagai Analis, Desain, dan Dokumentasi.

b. Hendra Bunyamin, S.Si., M.T. sebagai Analis dan Implementasi.

(21)

13.

REFERENCES

[1] Pang, B., Lee, L., dan Vaithyanathan, S. (2002) Thumbs up? Sentiment Classification using Machine Learning Techniques. In Proceedings of EMNLP 2002.

[2] Terveen, L., Hill, W., Amento, B., McDonald, D., dan Creter, J. (1997) PHOAKS: System for sharing recommendations. Communications of the ACM.

[3] Tatemura, J. (2000) Virtual reviewers for collaborative exploration of movie reviews. In Proceedings of the 5th International Conference on Intelligent User Interfaces.

[4] Spertus, E. (1997) Smokey: Automatic recognition of hostile messages. In Proceedings of Innovative Applications of Artificial Intelligence (IAAI).

[5] Biber, D. (1988) Variation across Speech and Writing. Cambridge University Press. [6] Mosteller, F. dan Wallace, D. L. (1984) Applied Bayesian and Classical Inference:

The Case of the Federalist Papers. Springer-Verlag.

[7] Argamon-Engelson, S., Koppel, M., dan Avneri, G. (1998) Style-based text categorization: What newspaper am I reading? In Proceedings of the AAAI Workshop on Text Categorization.

[8] Tomokiyo, L. M. dan Jones, R. (2001) You’re not from round here, are you? Naiv e-Bayes detection of non-native utterance text. In Proceedings of the Second NAACL. [9] Kessler, B, Nunberg, G., dan Schutze, H. (1997) Automatic detection of text genre. In

Proceedings of the 35th ACL/8th EACL.

[10] Karlgren, J. dan Cutting, D. (1994) Recognizing text genres with simple metrics using discriminant analysis. In Proceedings of COLING.

[11] Finn, A., Kushmerick, N., dan Smyth B. (2002) Genre classification and domain transfer for information filtering. In Proceedings of the European Colloquium on Information Retrieval Research, Glasgow.

[12] Hatzivassiloglou, V., dan Wiebe, J. (2000) Effects of adjective orientation and gradability on sentence subjectivity. In Proceedings of COLING.

[13] Wiebe, J.M., Wilson, T., dan Bell, M. (2001) Identifying collocations for recognizing opinions. In Proceedings of the ACL/EACL Workshop on Collocation.

(22)

[15] Turney, P.D. dan Littman, M.L. (2002) Unsupervised learning of semantic orientation from a hundred-billion word corpus. Technical Report EGB-1094, National Research Council Canada.

[16] Heast, M. (1992) Direction-based text interpretation as an information access refinement. In Paul Jacobs, editor, Text-Based Intelligent Systems. Lawrence Erlbaum Associates.

[17] Sack, W. (1994) On the computation of point of view. In Proceedings of the Twelfth AAAI. Student abstract.

[18] Huettner, A. dan Subasic, P. (2000) Fuzzy typing for document management. In ACL 2000 Companion Volume: Tutorial Abstracts and Demonstration Notes.

[19] Das, S. dan Chen, M. (2001) Yahoo! for Amazon: Extracting market sentiment from stock message boards. In Proceedings of the 8th Asia Pasific Finance Association Annual Conference (APFA 2001).

[20] Tong, R. M. (2001) An operational system for detecting and tracking opinions in on-line discussion. Workshop note, SIGIR 2001 Workshop on Operational Text Classification.

[21] Turney, P. (2002) Thumbs up or thumbs down? Semantic orientation applied to unsupervised classification of reviews. In Proceedings of the ACL.

[22] Manning, C.D., Raghavan, P., dan Schutze, H. (2009) Introduction to Information Retrieval. Cambridge UP.

[23] Chang, C.C. dan Lin, C. J. (2011) LIBSVM: a library for support vector machines. ACM Transactions on Intelligent Systems and Technology.

[24] Boser, B.E., Guyon, I., dan Vapnik, V. (1992) A training algorithm for optimal margin classifiers. In Proceedings of the Fifth Annual Workshop on Computational Learning Theory. ACM Press.

[25] Cortes, C. dan Vapnik, V. (1995) Support-vector network. Machine Learning. [26] Silicon Graphics International (SGI) Corp (2011) Chapter 8. MineSet Inducers and

Classifiers. URL address =

http://techpubs.sgi.com/library/tpl/cgi-bin/getdoc.cgi/0530/bks/SGI_EndUser/books/MineSet_UG/sgi_html/ch08.html

Gambar

Gambar 1  Kelas, data latih (training set), dan data uji (test set) dalam klasifikasi teks [22]
Tabel 3  Contoh data untuk klasifikasi teks Naïve Bayes
Gambar 2  Ilustrasi dari 3-fold cross validation
gambar 3. Installer dapat disesuaikan dengan versi Windows yang digunakan; apakah versi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Artinya bahwa dalam pembentukan konsep diri pada peserta didik, penanaman dan pemahaman tentang nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan karakter akan

Pada layer ini masukan bobot fungsi penjumlahan dan sebuah fungsi aktivasi linier penuh/jenuh digunakan pada neuron/jaringan untuk menghitung derajat keanggotaan yang

Penggemukan domba dengan pakan fermentasi merupakan salah satu cara yang sangat baik dalam meningkatkan dan mempercepat pertumbuhan ternak domba, bahan pakan ini

Gaya belajar adalah cara yang ditempuh oleh masing-masing individu untuk memahami atau menguasai informasi melalui persepsi yang berbeda. Gaya kognitif field

• Harga Konstan a dalah nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.. • Pengeluaran konsumsi

Hal ini secara tidak langsung telah mendorong masyarakat Melayu dahulu menggunakan simbol bunga-bungaan yang dekat dengan kehidupan mereka sebagai salah satu

Sebelum pembaiatan, Utsman bin Affan dipilih dan diangkat dari enam calon yang ditunjuk oleh khalifah Umar bin Khattab saat menjelang ajalnya, karena pada saat itu

Penelitian ini menggunakan enam metode untuk klasifikasi yaitu Lexicon-based classifier, Naïve Bayes, Bayesian Network, SVM (Support Vector Machine), C4.5 (Decision