• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 kerajaan besar islam (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "3 kerajaan besar islam (1)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PERADABAN TIGA KERAJAAN BESAR ISLAM

(TURKI USMANI, SAFAWI, MUGHAL)

Disusun Oleh:

Muhammada Yuga Purnama

(NIM: 14360018)

JURUSAN PERBANDINGAN MADZHAB

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i

BAB I PENDAHULUAN... ii

1. Latar Belakang... ii

2. Rumusan Masalah... ii

3. Tujuan... ii

BAB II PEMBAHASAN... ii 1. Turki Usmani...

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Kerajaan Turki Usmani

a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Turki Usmani

Nama kerajaan usmaniyah diambil dari dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani ibn Sauji ibn Artoghol ibn

Sulaiman Syah ibn Kia Alp, kepala kabilah kab di Asia Tengah.1 Dinasti usmani

berkuasa kurang lebih selama tujuh abad. Adapun sultan-sultannya adalah ebagai berikut:2

1 Prof. Dr. Hamka, Sejarah Umat Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1981) hlm, 205 2 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

(5)

22. Ahmad II 1691-1695 23. Musthafa III 1695-1703 24. Ahamad III 1703-1730

25. Mahmud I 1730-1754

26. Ustman III 1754- 1757 27. Mustafa IV 1757-1773 28. Abdul Hamid II 1773-1789 29. Salim III 1789-1807 30. Mustafa V 1807-1808 31. Mahmud II 1808-1839 32. Abdul Majid 1839-1861 33. Abdul Aziz 1861-1876 34. Abdul Hamid II 1976-1909 35. Muhammad V 1909-1918 36. Muhammad VI 1918-1923

b. Kemajuan Peradaban 1) Bidang Militer

Kekuatan militer kerajaan Turki Usmani mulai diorganisasi dengan baik dan teratur ketika terjadi kontak senjata dengan Eropa.3Pecahnya perang dengan

Bizantium mengilhami Sultan Orkhan untuk mendirikan pusat pendidikan dan pelatihan militer sehingga terbentuklah suatu kesatuan militer yang disebut Janissari.4 Bangsa-bangsa non-Turki dimasukkan sebagai anggota, bahkan

anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing dalam suasana islam untuk dijadikan prajurit.5 Kebijakan kemiliteran ini lebih dikembangkan oleh

penggantinya, yaitu Sultan Murad dengan membentuk korps atau cabang-cabang Janissari. Seluruh pasukan dididik dan dilatih dalam sarana militer dengan pembekalan semangat perjuangan islam. Kekuatan militer Janissari ini berhasil mengubah dinasti Utsmani yang baru lahir menjadi mesin perang yang paling

3 Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

Persada, 2013) hlm, 134

4 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 192

5 Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

(6)

kuat, dan memberikan dorongan semangat besa bagi peneklukan negara-negara non-Muslim.6

Disamping Jenissari, ada lagi prajurit dari tentara kaum feodalyang dikirim kepada pemerintah pusat. Kelompok ini disebut tentara atau kelompok militer Thauijah. Angkatan laut pun dibenahi, karena mempunyai peranan yang besar dalam perjalan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke 16, angkatan laut Turki Usmani mencapai masa kejayaannya. Kekuatan militer Turki Usmani yang tangguh itu dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas, baik Asia, Afrika, maupun Eropa.7

2) Bidang Pemerintahan

Struktur pemerintakan kerajaan Turki Utsmani menempatkan Sultan menjadi penguasa tertinggi baik dalam bidang agama, politik, pemerintahan bahkan maslah-masalah perekonomian. Orang keduan yang berkuasa adalah Wazir besar. Ia adalah ketua badan penasihat kesultanan yang membawahi semua Wazir dan Amir. Sebagai symbol kekuasaannya, ia diangkat sebagi wakil sultan. Disamping itu, di setiap daerah terdapat seorang qadli yang merupakan pemimpin agama didaerah tersebut. Qadli memiliki kekuasaan untuk menjalankan hokum pidana dan perdata menurut syari’at islam berdasarka Al-Qur’an dan Al-Hadist.8

Untuk mengatur urusan pemerintahan negara, pada masa Sultan Sulaiman I, disusun sebuah kitab undang-undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama

Multaqad al-Abhur, yang menjadi pegangan hokum bagi kerajaan Turki Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena jasa Sultan Sulaiman I yang amat berharga ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni.9

3) Bidang Agama dan Budaya

6 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 192

7 Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

Persada, 2013) hlm, 134-135

8 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 194

9 Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

(7)

Kebudayaan Turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tata kramadalam kehidupan istana. Organisasi

pemerintahan dan prinsip-prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari kebudayaan Bizantium. Sedangkan kebudayaan Arab, mereka mereka mendapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan dan ilmu pengetahuan. Selama pemerintahan Turki Usmani, kemajuan di bidang militer lebih menonjol dibandingakan dengan bidang yang lain. Hal ini karena kondisi objektif dan potensi dasar etnik Turki serta sesuatu yang dihadapi kerajaan Turki Usmani sejak proses awal beririnya sampai pada perkembangannya, yang selalu membutuhkan kekuatan militer yang sangat kuat untuk menghadapi musuh-musuh yang selalu megintai kelemahannya.10

Kehidupan keagamaan merupakan bagian sistem sosial dan politik Turki Usmani. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam kehidaupan negara dan masyarakat. Tanpa legitimasi mufti sebagai pejabat tinggi agama, keputusan hokum kerajaan tidak dapat berjalan. Pada masa ini kehidupan tarekat

berkembang pesat, seperti Bektasyi (Bektasia) dan Maulawi (Molevis),11 kedua

tarekat ini adalah yang paling berkembang dan banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer. Tarekat Bektasyi mempunyai pengaruh yang amat dominan di kalangan tentara Jenassir, sehingga mereka sering disebut Tentara Bektasyi, sementara tarekat Maulawi mendapat dukungan dari para penguasa dalam mengimbangi Jenassir Bektasyi.12Salah satu pengaruh ajaran tarekat Bektasyi

adalah seni penisanan. Orang yang terhormat dan berstrata tinggi, nisan pada kuburannya diukir dan diwarnai, jika laki-laki ditutup dengan surban diatasnya, jika perempuan didekorasi dengan bunga-bunga. Untuk anak-anak dibuat nisan

10 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 194-195

11 Lihat: Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

Persada, 2013) hlm, 137 dan Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 194-195

12 Lihat: Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:

(8)

yang lebih kecil. Seni penisanan ini diterapkan pada abad XVI dan berlaku di Afrika Barat, Cina, Indonesia, dan Turki sampai saat ini.13

4) Bidang Intelektual dan Pengetahuan

Pada bidang pendidikan, dinasti Turki Usmani melakukan pengorganisasian dengan dibangunnya madrasah-madrasah serta perguruan tinggi oleh para sultan. Madrasah Usmani pertama didirikan di Izmir pada tahun 1331 M. Pada masa ini pemberian pelajaran diorganisir sesuai dengan tingkat pendidikannya.Madrasah (perguruan) tingkat terendahh mengajarkan Ilm Nahw dan Ilm al-Sharf, Ilm Mantiq, Astronomi, dan Geoetri. Perguruan tingkat tertingi mengajarkan Hukum dan Teologi.14

Terdapat tiga buah surat kabar yang muncul pada masa ini, yaitu Harian Takvini Veka (1831 M), Jurnal Tasviri Efkyar (1862 M) dan Terjumani Ahval (1860 M.)15

5) Bidang Sastra dan Budaya

Pada masa ini muncul sastrawan-sastrawan dengan hasil karya-karyanya setelah menamatkan studi di luar negeri. Diantaranya Ibrahim Shinasi pendiri Surat Kabar Tasvir Efkyar (komedi). Salah satu pengikutnya adalah Namik Kemal dengankaryanya Fatrerland atau Silistria. Di samping itu, terdapat Ahmad Midhat dengan Entertaining Tales dan Mahmed Taufiq dengan Year in Istambul.16

Syair merupakan ekpresi utama kesenian raja Turki Usmani. Pujangga Usmani yang terbesar pada periode klasik adalah Baki (1526-1600 M); Nef’i (1582-1636 M), seorang tokoh syair puji-pujian yang syair-syairnya mengingatkan pada

13 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 195

14 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 196

15 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 195

16 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

(9)

kekuasan dan peperangan; Yahya Efendi (1552-1644 M), mengembangkan tema yang didasarkan pada pengamatan langsung terhadap kehidupan alam dan mengekpresikan perasaan yang bersifat pribadi.17

6) BidangSeni dan Arsitektur

Bidang-bidang seni dan arsitektur yang muncul pada masa dinasti Usmani sangatlah beragam, seperti bentuk kubah masjid, seni bagunan bangunan, kaligrafi, interior design, painting, dan cover buku. Salah satu kebiasaan yang dilakukan oleh Sultan Dinasti Usmani adalah membangun masjid untuk menandai wilayah yang telah ditaklukkannya, seperti masjid Muhammad al-Fatih, masjid Agung Sulaiman, masjid Ayub al-Anshari dan masjid Aya Sophia yang asalnya gereja St. Sophia (pada masa konstatinompel) merupakan peninggalan arsitek Usmani yang sangat dikagumi dunia sampai saaat ini.18

c. Kemunduran dan Keruntuhan

Proses kemunduran hingga runtuhnya Turki Usmani berlangsung sangat lama, yaitu selama tiga abad, mulai berakhirnya masa Sulaiman II al-Qanuni (1520 M) hingga masa keruntuhannya (1924 M). Kemunduranya ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut:19

1) Melemahnya semangat prajurit Usmani hingga menyebabkan berbagai berbagai kekalahan. Misalnya, pasukan Sultan Salim II menderita kekalahan dari serangan pasukan gabungan armada Spanyol, Bandulia, dan armada Sri Paus; di tahun 1663 M. Pasukan Usmani menderita kakalahan dalam penyerbuan ke Hungaria; di tahun 1676 M; mereka mengalami kekalahan dalam perempuran Mohakez, sehingga dipaksa untuk menandatangani perjanjian Karlowitz pada 1699 M; yang isinya Usmani harus menyerahkan seluruh wilayah Hungaria. Dan pada 1770 M

17 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 195

18 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 197

19 Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)

(10)

pasukan Rusia mengalahkan pasukan Usmani di sepanjang pantai Asia Kecil.

2) Menyadari akan kelemahan-kelemahan Usmani, mulailah sebagia wilayah di timur mengadakan pemberontakan untuk melepaskan diri dari

kekhalifahan Usmani. Di Mesiar Yennisary bersekutu dengan dinasti Bani Mamalik berhasil memberontak pada tahun 1772 M. Dinasti Mamalik berhasil menguasai Mesir hingga datangnya Napoleon pada 1789 M. Di Syiria pemberontakan dipimpin oleh Druz, Fahruddin, namun ia

mengalami kegagalan. Di Saudi Arabia mencul gerakan yang dipimin Muhammad bin Abdul Wahhab yang berkolaborasi dengan Raja Ibn Sa’ud yang akhirnya berhasil meguasai wilayah di sekitar Jazirah Arab.

Adapun penyebab kemunduran Dinasti Turki Usmani adalah sebagai berikut:20

1) Tidak mampunya pemerintah pusat untuk mengatur wilayahnya yang luas karena sistem pemerintah yang tidak lagi efektif.

2) Pemberontakan yang berkali-kali dilakukan oleh pasukan Yennisary. 3) Penguasa yang tidak cakap setelah Sulaiman II al-Qanuni disebabkan

masuknya sikap hedonisme di kalangan istana.

4) Sering terjadi kekalahan dalam perang yang berimbas pada perekonomian. 5) Ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang berkaitan dengan

kebutuhan militer yang tidak terlalu berkembang. 6) Tumbuhnya gerakan nasionalisme.

2. Kerajan Shafawi di Persia

a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Shafawi

Kata safawi brasal dari kata “shafi”, suatu gelar bagi nenek moyang Sulatan Shafawi yaitu Shafawi al-Din Ishaq al-Ardabili (650-735 H/ 1252-1334 M), pendiri dan pemimpin thariqah Shafawiyah. Thariqh ini didirikan pada waktu yang hampir bersamaan dengan berdirinya Dinasti Ustmani. Shafawi al-Din Ishaq al-Ardabili adalah kakek kelima bagi Syaikh Ismail al-Shafawi, pendiri Dinasti

20 Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)

(11)

Shafawi. Dari nama Shafai al-Din ini diambil nama silsialh nasabnya

dengansebutan Shafawi. Dilihat dari silsilah nasab, menurut Ustmani, Shafawi al-Din adalah keturunan Muusa al-Kazhim, imam ketujuh dari Syi’ah Imamiyah yang kedua belas.21 Penguasa Dinasti Shafawi adalah sebagai berikut:22

No. Nama Masa Pemerintahan

1. Ismail I (1501-1524 M.)

2. Tahmasp I (1524-1476 M.)

3. Ismail II (1576-1577 M.)

4. Muhammad Khudabanda (1577-1587 M.)

5. Abbas I (1587-1628 M.)

6. Shafi Mirza (1628-1642M.)

7. Abbas II (1642-1667 M.)

8. Sulaiman (1667-1694 M.)

9. Husein (1694-1722 M.)

10. Tahmasp II (1722-1732 M.)

11. Abbas III (1732.1736

Masa kekuasaan Abbas I merupakan masa kejayaan Kerajaan Shafawi. Secara politik, ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu stabilitas negara dan berhasil merebut wilayah-wilayah yang pernah direbut oleh kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.23

b. Kemajuan Peradaban 1) Bidang Ekonomi

Stabilitas politik Dinasti Shafawi pada masa Abbas I ternyata telah memacu perkembangan perekonomian Shafawi, lebih-lebih setalah kepulauan Hurmuz dikuasai dan pelabuhan Gumrun diubah menjadi pelabuhan Abbas. Dengan dikuasainya pelabuhan ini, maka salah satu jalur dagang laut antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris, dan Perancis

sepenuhnya menjadi milik Kerajaan Shafawi. Di samping itu, sektor perdagangan

21 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 214

22 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 219

23 Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

(12)

Dinasti Shafawi juga mengalami kemajuan disektor pertanian, terutama di derah bulan sabit subur (Fortile Crescent).24

2) Bidang Filsafat dan Sains

Pada masa Dinasti Shafawi ada dua aliran keilmuan yang berkembangg. Pertama, aliran filsafat peripatetik sebagaimana yang dikemukakan oleh

Aristoteles dan Al-Farabi. Kedua, filsafat isyraqi yang dibawa oleh Suhrawadi. Dua aliran ini banyak dikembangkan di Perguruan Tinggi Isfahan dan Syiraz. Di bidang filsafat ini muncul bebrapa nama filsuf, diantaranya, Mir Damad alias Muhammad Baqir Damad yang dianggap sebagai guru ketiga setelah Aristoteles dan Al-Farabi. Mir Damad memiliki karya dalam berbagai bidang, seperti fiqih, teologi dan filsafat yang ditulis dengan dua bahasa, yaitu Arab dan Persia. Di antaranya yang terkenal adalah Qabasat dan Taqdisat, dua bukunya di bidang filsafat.25

Tokoh filsafat lainnya adalah Mulla Shadra atau Shadr al-Din Al-Syirazi. Mulla Shadra adalah seorang dialektikus yang paling cakap di zamannya. Salah satu karya terbesar Mulla Shadra menurut Sayyid Husein Nasr adlah Asfar al-Arba’ah. Buku tersebut oleh Nasr disamakan dengan Shifa’ Ibnu Sina dan Futuhat Makkiyah Ibnu Arabi. Mulla Shadra dianggap memiliki kemampuan untuk mengambil jalan tengah antara filsafat peripatetik Ibnu Sina dengan filsafat esoterik Ibnu Arabi, sehingga karyanya dipandang monumental sebagai tingkat perjalanan agnostik yang sistematis dengan baju logika.26

1) Bidang Pembangunan Fisik Tata Kota dan Seni

Para penguasa kerajan ini telah berhasil menciptakan Isfahan, ibu kota kerajaan, menjadi kota yang sangat indah. Di kota tersebut, berdiri

bangunan-24 Lihat: : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:

Rajagrafndo Persada, 2013) hlm, 144 dan Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 220-221

25 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 221

26 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

(13)

bangunan besar lagi indah seperti masjid-masjid, rumah-rumah sakit, sekolah-sekolah, jebatan raksasa diatas Zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata secara apik. Ketika Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademik, 1802 penginapan, dan 273 pemandian umum.27

Di bidang seni, kemajuan nampak begitu kentara dalam gaya arsitektur bangunan-bangunannya, seperti terlihat pada masjid Shah yang dibangun tahun 1611 M dan masjid Syaikh Lutf Allah dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani, pakaian dan tenun, mode, tembikar, dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai dirintis sejak zaman Tahmasp I. Raja Ismail I pada tahun 1522 M membawa seorang pelukis timur ke Tabriz. Pelukis ini bernama Bizhad.28

c. Kemunduran dan Runtuhnya

Sepeningggal abbas I Safawi dipimpin oleh sultan-sultan yang tidak mampu mempertahankan kemajuan safawi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang antara lain sebagai berikut:29

1) Ketegangan dan konflik dengan Turki Usmani. Ketegangan itu lebih disebabkan oleh rivalitas politik antara keduanya sejak awal serta perbedaan antara aliran Syia’ah (Safawi) dan aliran Sunni (Usmani). 3. Kerajaan Mughal di India

a. Sejarah Berdirinya Kerajaan Mughal

b. Kemajuan Peradaban 1. Bidang Militer

27 Lihat: : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:

Rajagrafndo Persada, 2013) hlm, 144-145 dan Machfud Syaefudin, dkk,

Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 222

28 Lihat: : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta:

Rajagrafndo Persada, 2013) hlm, 145 dan Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 222-223

29 Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)

(14)

Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal sebagai pasukan yang kuat. Mereka terdiri dari pasukan gajah, berkuda dan meriam.30 Pada masa Raja Akbar

pemerintahan bersifat militeristik, sultan sebagai peguasa dikator. Pemerintah daerah/distrik dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan), sedangkan subdistrik dipegang oleh faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu memang diharuskan mengikuti latihan militer.31

2. Bidang Ekonomi

Dalam bidang ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan perdagangan. Akan tetapi, sumber keuntungan negara banyak bertumpu pada sektor pertanian. Unit lahan pertanian terkecil dinamakan deh. Beberapa deh tergabung dalam pargana (desa). Komunitas petani dipimpin oleh seorang mukaddimah. Melalui para mukaddamah itulah

pemerintahan berhubungan dengan petani. Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu. Hasil pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan. Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersamaan dengan hasil kerajinan, seperti pakaian tenun dan kapas tipis bahan gordiyn yang banyak diproduksi di Gujarat dan Benngal.32

Perdagangan dan pengolahan industry pertanian mulai berkembang. Pada masa Raja Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India

Company (EIC), sebuah perusahan Inggris-India Timur, untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600 M. Merkalah yang mengekspor katun dan

30 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 237

31 : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

Persada, 2013) hlm, 149

32 : Dr. Badrin Yatim, M.A., Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: Rajagrafndo

(15)

busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.33

3. Bidang Seni dan Arsitektur

Perkembangan di bidang sastra tak kalah menonjol. Banyak karya sastra yag diubah dari bahasa Persia ke bahasa India. Pada masa Raja Akbar berkembang bahasa Urdu, yang merupakan perpaduan dari berbagai bahasa yang ada di India. Bahasa Urdu kemudian banyak dipakai di India dan di Pakistan sekarang.

Sastrawan Mughal yang terkenal adalah Malik Muhammad Jayashi, dengan karya menumentalnya Padmavat, sebuah karya alergoris yang mengandung kebajaikan manusia. Sastrawan lain adlah Abu Fadhl yang juga seorang sejarawan. Karyanya berjudul Akbar Nama dan Ain-i-Akhbar, yang mengupas sejarah Mughal

berdasarkan figur pimpinannya.34

Hasil karya seni dan arsitektur Mughalsangat terkenal dan bisa dinikmati sampai sekarang. Ciri yang menonjol dari arsitektur Mughal adalah pemakaian ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Bangunan yang menunjukan ciri ini antara lain: Benteng Merah (Lah Qellah), istana-istana, makam kerajaan dan yang paling mengagumkan adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu dari tujuh jeajaiban dunia yang dibangun oleh Syeh Jehan khusus untuk istrinya Momtaj Mahal yang cantik jelita. Bangunan lain yang bermotif sama adalah Masjid Raya Delhi yang berlapis marmer dan sebuah istana di Lahore. Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Pesia, Timur Tengah, dan lokal.35

4. Bidang Agama

Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kesultanan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamsikan sebuah

33 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 238

34 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 238

35 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

(16)

cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Karena aliran ini, Akbar memdapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India. Sayangnya, konsepsi tersebut mengesankan kegilaan Akbar terhadap kekeuasaan dengan simbol-simbol agama yang dikedepankan. Umar Asasuddin Sokah36 menyamakan konsep Din-i-Ilahi dengan pancasila di

Indonesia.37

c. Kemunduran dan Runtuhnya

Setelah masa Aranzeb, Mughal mengalami kemunduran secara beransur-ansur dalam waktu sekitar kurang dari setengah abad. Di masa Sultan Bahadur Syah, Mughal mengalami kehancurannya yaitu ketika sultan terakhir, Bahadur Syah diusir dari istana.38

Faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran dan runtuhnya Kerajaan Mughal adalah sebagai berikut:39

1) Perebutan kekuasaan antara keluarga. Misalnya, ketika menjelang kematian Syah Jihan, anak-anaknya: Auranzeb, Dara Siqah, Shujah, dan Murad Bakhs, berebut kekuasaan hinggga berlarut-larut dalam peperangan saudara

2) Pemberontakan oleh umat hindu. Misalnya, di masa Auranzeb terjadi pemberontakan Sikh dipimpin oleh guru Tegh Bahadur.

3) Serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Serangan pihak luar semula dilakukan oleh Kerajaan Safawi di Persia, kemudian serangan dari Afganistan. Pangkal perselisihan antara Mughal dengan Safawi karena rebutan daerah Kandahar.

36 Seorang peneliti dan Guru Besar di Fakultas Adab UIN Sunan Kalijaga 37 Machfud Syaefudin, dkk, Dinamika Peradaban Islam (Yogyakarta: Pustaka

Ilmu Yogyakarta, 2013) hlm, 239

38 Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)

hlm, 165

39 Moh. Nurhakim, Jatuhnya Sebuah Tamadun (Jakarta: Kementrian Agama RI)

(17)

4) Kelemahan ekonomi. Keadaan politik Mughal yang semakin melemah berdampak pada perekonomian. Bangsa-bangsa barat yang sangat

Referensi

Dokumen terkait