25 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian membahas tentang bagaimana cara mengembangkan media komik edukasi dengan desain pengembangan ADDIE, kevalidan media, serta keefektifan media. Selanjutnya akan dijelaskan mengenai pembahasan. Hasil penelitian dan pembahasan secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut.
4.1 HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada pengembangan media pembelajaran ini dilakukan berdasarkan prosedur pengembangan pada model ADDIE yang telah ditetapkan pada bab sebelumnya yaitu analysis, design, development, implementation and evaluation.
4.1.1 Analisis
Dalam tahap analisis ada dua analisis yang dilakukan yaitu : 1. Analisis Kurikulum dan Materi
Kurikulum yang digunakan dalam pengembangan komik edukasi adalah kurikulum KTSP. Dalam kurikulum ini terdapat Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator (Osman, 2006) dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 4.1 Standart Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
3. Menggunakan pecahan dalam pemecahan
Pemetaan yang dilakukan dalam analisis standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator menjadi dasar untuk merancang materi dan kegiatan yang ada di dalam komik edukasi.
2. Analisis Kebutuhan
26
sulit memahami materi matematika, salah satunya adalah perbandingan. Seperti kita ketahui bahwa perbandingan adalah salah satu dasar yang harus dikuasai siswa untuk memahami materi-materi yang lebih lanjut.
Kendala yang masih sering ditemui oleh guru dalam pembelajran diantaranya ialah kurangnya ketersediaan waktu untuk membuat pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Akan menjadi lebih baik jika pembelajaran bisa dikemas dengan menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak merasa monoton belajar matematika yang hanya berfokus pada materi dan angka. Kendala lain adalah pandangan siswa yang menganggap matematika itu merupakan mata pelajaran yang sulit dan membosankan.
Kondisi penggunaan media dalam pembelajaran juga masih minim. Guru perlu menyediakan media pembelajaran yang dapat membantu dan memotivasi siswa dalam belajar. Misalnya media-media yang dapat membantu siswa dalam memahami materi. Media yang biasanya digunakan adalah benda-benda disekitar siswa, dalam pembagian misalnya pensil, kelereng, stick es krim dan lain sebagainya. Selain itu ada juga yang hanya menyampaikan perumpamaan secara lisan maupun tertulis di papan tulis.
Menanggapi situasi tersebut, maka perlu adanya pengembangan media pembelajaran, khusunya untuk mata pelajaran matematika. Media yang dikembangkan merupakan komik yang berisi muatan materi pembelajaran khusunya perbandingan. Komik yang dikembangkan ini didesain untuk memberikan efek rileks pada anak dalam belajar memahami perbandingan. Selain menyenangkan karena seperti membaca buku komik pada umumnya namun ada muatan materi yang dimasukkan dalam komik tersebut, sehinnga materi lebih mudah dipahami serta mendorong motivasi belajar siswa.
4.1.2 Design
Dalam perancangan media pembelajaran komik edukasi dilakukan tahapan yang akan di uraikan sebagai berikut.
27
Setelah menentukan kompetensi khusus ditentukan pula pengalaman belajar yang akan diciptakan lewat media komik edukasi. Pengalaman belajar tersebut adalah siswa mampu memahami bahwa perbandingan merupakan bentuk sederhana dari pecahan. Sehingga pengalaman tersebut bisa digunakan untuk memecahkan masalah sehari-hari berkaitan dengan perbandingan maupun dasar untuk memahami materi matematika di kelas lanjut.
Media komik edukasi yang dikembangkan ini didesain agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar tersebut dengan menyenangkan.
4.1.3 Development
Pada tahap pengembangan dilakukan produksi produk berupa media komik edukasi
dengan materi perbandingan. Komponen-komponen komik edukasi akan diuraikan sebagai berikut.
1. Cover komik
Gambar 4.1 Tampilan Cover Komik 2. Kata Pengantar
28 3. Petunjuk Penggunaan
Gambar 4.3 Tampilan Petunjuk Penggunaan 4. Daftar Isi
Gambar 4.4 Tampilan Daftar Isi 5. Pengenalan Tokoh
29 6. Pembuka
Gambar 4.6 Pembuka 7. Materi Perbandingan
Gambar 4.7 Materi Perbandingan 8. Penutup
30 4.1.4 Implementation
Pada tahap implementasi dilakukan realisasi desain dan pengembangan dengan melaksanakan program pembelajaran dengan media yang telah dibuat kepada responden. Pada tahap ini media komik edukasi diuji dalam tiga tahap :
1. Uji Pakar (expert judgement)
Uji pakar ini merupakan tahap untuk memvalidasi media komik edukasi oleh validator. Proses validasi menggunakan instrumen yang sudah disiapkan dan disetujui oleh dosen pembimbing. Validasi dilakukan kepada validator/pakar media dan valiator/pakar materi. Validasi dilakukan dengan tujuan agar media komik edukasi yang telah dikembangkan mendapat masukan dari validator yang ahli dalam bidangnya dan sebagai bukti bahwa media ini valid untuk digunakan dalam penelitian. Daftar validator media komik edukasi ini terdapat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Nama Validator
No Nama Validator Keterangan
1. Martin Setyawan.,M.I.Kom. Media Dosen Progdi DKV UKSW
2. Sri Sugiyarti., S.Pd. Materi Guru SD N 1 Ngagrong
Kritik dan saran yang diberikan validator menjadi landasan dalam revisi media
komik edukasi . Kritik dan saran yang diberikan oleh validator diuraikan pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3
Daftar Kritik dan Saran
Pemberi Saran Kritik dan Saran
Validator 1 1. Pada halaman cover tidak semua tokoh harus dimasukkan
2. Perlu adanya petunjuk yang lebih jelas 3. Tampilan komik dibuat berpetak. Validator 2 1. Perlu adanya pengembangan materi
Revisi produk disesuaikan dengan kritik dan saran yang diberikan oleh validator. Kritik, saran dan tindak lanjut diuraikan pada Tabel 4.4
Tabel 4.4
Kritik, Saran dan Tindak Lanjut
Kritik dan Saran Tindak Lanjut
Pada halaman cover tidak semua tokoh harus dimasukkan
31
Perlu adanya petunjuk yang lebih jelas Menambahkan petunjuk yang lebih jelas Tampilan komik dibuat berpetak Mengubah tampilan komik menjadi
berpetak.
Perlu adanya pengembangan materi. Menambahkan materi perbandingan dengan bentuk yang berbeda.
Kritik dan saran yang telah diberikan validator telah direvisi. Revisi media
komik edukasi ini meliputi revisi cover komik, petunjuk penggunaan, tampilan komik dan pengembangan materi. Perubahan tampilan cover komik dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5
Tabel 4.5
Perubahan Tampilan Cover
Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
Pada media komik edukasi belum memuat petunjuk penggunaan secara jelas, perubahannya dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Perubahan Penambahan Petunjuk Penggunaan
Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
32
Tampilan komik seperti cerita bergambar. Sesuai dengan saran tersebut maka tampilan komik edukasi di ubah menjadi berpetak. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Perubahan Layout
Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
Ada bagian dalam komik edukasi akan lebih baik jika diberi pengembangan materi. Perubahan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8
Tabel 4.8
Perubahan Pengembangan Materi
Sebelum Direvisi Setelah Direvisi
Tidak ada pengembangan materi
2. Uji Coba Terbatas (preliminary field testing)
33
Data yang diperoleh yaitu berupa angket respon guru, angket respon siswa, lembar observasi guru selama mengajar dan hasil tes siswa kelas 5.
3. Uji Coba Luas (main field testing)
Uji coba luas dilakukan setelah uji coba terbatas. Uji coba ini dilakukan kepada siswa kelas V SDN 1 Ngagrong Ampel dalam 1 kelas dengan jumlah 23 siswa. Media komik edukasi direvisi terlebih dahulu sesuai kritik dan saran pada uji coba terbatas. Media komik edukasi dibagikan kepada siswa. Setelah semua siswa mendapat komik siswa kelas V SD diminta untuk menempati tempatnya masing-masing. Sebelum pembelajaran menggunakan media komik edukasi dilakukan siswa diberikan preetest terlebih dahulu. Setelah mengerjakan preetest siswa melakukan pembelajaran dengan menggunakan media komik edukasi. Setelah selesai menggunakan media komik edukasi siswa diminta mengerjakan soal evaluasi berupa posttest dan mengisi angket respon siswa. Pelaksanaan uji coba luas yaitu pada hari Selasa 25 April 2017.
Data yang diperoleh dalam uji coba luas meliputi angket respon gurua, angket respon siswa, lembar observasi ketika mengajar, dan hasil tes siswa kelas V.
4.1.5 Evaluation
Tahap terakhir pengembangan media komik edukasi dengan materi perbandingan adalah evaluasi media komik edukasi yang sudah dihasilkan dan diujicobakan.
4.1.5.1 Analisi Data Kevalidan
Analisis data kevalidan didapat melalui hasil penilaian validator.Analisis data kevalidan media komik edukasi meliputi hasil validasi pakar media dan pakar materi. Penilaian validator tersebut akan dijelaskan masing-masing sebagai berikut.
1. Validasi Media
Lembar penilaian media meliputi 10 butir penilaian. Hasil validasi pakar media dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9
Hasil Validasi Pakar Media
No Indikator Rata-rata Kategori
1 Media 4,2 Baik
34
Berdasarkan validator pada aspek media diperoleh skor rata-rata 4,2 dengan presentase 84 %, menurut kriteria menunjukkan kategori sangat baik. Media komik edukasi menarik dan merangsang siswa untuk belajar ditunjukkan dengan skor 5. Pemilihan jenis dan ukuran huruf mendukung media menjadi lebih menarik ditunjukkan dengan skor 5. Kemudahan membaca teks atau tulisan ditunjukkan dengan skor 3. Pemilihan tokoh ditunjukkan dengan skor 5. Pemillihan warna ditunjukkan dengan skor 5. Penekanan untuk petunjuk khusus ditunjukkan dengan skor 1. Kemudahan penggunaan ditunjukkan dengan skor 3. Kejelasan gambar, tokoh maupun ilustrasi ditunjukkan dengan skor 5. Kemampuan media untuk menambah motivasi ditunjukkan dengan skor 5 dan kemampuan media menambah keterampilan siswa ditunjukkan dengan skor 5.
Gambar 4.9 Grafik Validasi Media
2. Validasi Materi
Lembar penilaian mteri meliputi 10 butir penilaian. Hasil validasi pakar materi dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10
Hasil Validasi Pakar Materi
No Indikator Rata-rata Kategori
1 Materi 4,3 Baik
Rata-rata keseluruhan 4,3 Baik
35
Berdasarkan penilaian validator pada aspek materi diperoleh skor 4,3 dengan presentase 86 %, kriteria menunjukkan kategori baik. Kesesuaian dengan kurikulum sekolah dasar ditunjukkan dengan skor 4. Kesesuaian isi dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan dan indikator ditunjukkan dengan skor 4. Kesesuaian tingkat kesulitan dan konsep materi dengan perkembangan kognitif siswa ditunjukkan dengan skor 5. Keterkaitan contoh materi dengan yang ada di lingkungan ditunjukkan dengan skor 5. Cakupan materi ditunjukkan dengan skor 4. Kualitas situasi atau masalah pada contoh dan evaluasi ditumjukkan dengan skor 4. Penggunaan kalimat yang jelas dan tepat, serta interaktif ditunjukkan dengan skor 5. Penggunaan bahasa baku ditunjukkan dengan skor 4. Sistematika pembahasan materi ditunjukkan dengan skor 4. Sistematika isi secara keseluruhan ditunjukkan dengan skor 4.
Gambar 4.10 Grafik Validasi Materi
3. Validasi Soal
Sebelum digunakan dalam penelitian soal berupa preetest dan posttest harus divalidasi terlebih dahulu. Pakar soal yang memvalidasi soal preetest dan posttest adalah Sri Sugiyarti.,S.Pd
1) Validasi Pretest
Validasi soal pretest terdiri dari 10 item soal. Dari 10 item soal yang
divalidasi, terdapat 10 item soal yang valid, dengan demikian dapat digunakan dalam penelitian.
0 1 2 3 4 5 6
Hasil validasi materi
36
Tabel 4.11
Hasil Validasi Pakar Soal Pretest
Kompetensi Dasar
Indikator Jumlah Soal
Validasi soal postest terdiri dari 10 item soal. Dari 10 item soal yang
divalidasi, terdaat 10 item soal yang valid, dengan demikian dapat digunakan sebagai
posttest dalam penelitian.
Tabel 4.12
Hasil Validasi Pakar Soal Posttest
Kompetensi Dasar
Indikator Jumlah Soal
4.1.5.2 Analisis Data Keefektifan
37
1. Analisis Data Pretest dan Posttest , Angket Respon Guru dan Angket Respon Siswa
a. Data Uji Coba Terbatas
Data berupa hasil pretest dan posttest disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mempermudah dalam membuat interval kelas. Cara menghitung interval kelas dapat dilihat di bawah ini.
K = 1+3,3 log n
Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1 Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
Keterangan
K = Jumlah kelas interval n = banyaknya data 1. Data Hasil Pretest
Data hasil pretest yang didapatkan diolah berdasarkan rumus yang telah dijelaskan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 10 = 1+3,3 x 1 = 1+3,3 = 4,3 = 4
Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut. Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
= 80 - 40 + 1 = 41
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 41 : 4
= 10,25 = 10
38 0
1 2 3 4 5 6
40-50 51-61 62-72 73-83
Pretest
Tabel 4.13Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Uji Coba Terbatas
Kelas Interval Frekuensi (f) Persentase
40-50 5 50%
51-61 2 20%
62-72 2 20%
73-83 1 10%
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik dalam kelas interval 40-50 sebanyak 5 anak dengan persentase 50%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 51-61 sebanyak 2 anak dengan persentase 20%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 62-72 sebanyak 2 anak dengan persentase 20%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 73-83 sebanyak 1 anak dengan persentase 10%.
Berdasarkan distribusi hasil pretest di atas, dapat disajikan persebaran data hasil pretest pada grafik di bawah ini.
Gambar 4.11 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Uji Coba Terbatas 2. Data Hasil Posttest
Data hasil posttest yang didapatkan diolah berdasarkan rumus yang telah dijelaskan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
39
Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut. Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
= 100 - 60 + 1 = 41
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 41 : 4
= 10,25 = 10
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi menggunakan 4 kelas dengan panjang kelas 10. Tabel distribusi frekuensi hasil posttest dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut.
Tabel 4.14
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Uji Coba Terbatas
Kelas Interval Frekuensi (f) Persentase
60-70 4 40%
71-81 3 30%
82-92 2 20%
93-100 1 10%
Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik dalam kelas interval 60-70 sebanyak 4 anak dengan persentase 40%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 71-81 sebanyak 3 anak dengan persentase 30%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 82-92 sebanyak 2 anak dengan persentase 20%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 93-100 sebanyak 1 anak dengan persentase 10%.
Berdasarkan distribusi hasil posttest di atas, dapat disajikan persebaran data hasil
40
Gambar 4.12 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Uji Coba Terbatas
Data rata-rata hasil angket respon guru dalam uji coba terbatas dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.
Tabel 4.15
Rata-rata Angket Respon Guru Uji Coba Terbatas
No Indikator Skor Kategori
1 Pembelajaran menggunakan media komik
edukasi menjadi lebih mudah 4 Baik
2 Media komik edukasi sangat membantu dalam
proses pembelajaran 4 Baik
3 Siswa menjadi antusias dalam pembelajaran 4 Baik
4
Pembelajaran menggunakan media komik edukasi
Media komik edukasi dapat memudahkan siswa memahami materi
4 Baik
5 Kejelasan kalimat dalam penjelasan, petunjuk
dapat dipahami siswa 4 Baik
6 Penggunaan gambar, animasi dan lainnya
memudahkan siswa dalam belajar 4 Baik
7 Pembelajaran menggunakan media komik
edukasi membuat siswa lebih mandiri 4 Baik
8 Media komik edukasi cocok dipadukan
dengan materi perbandingan 4 Baik
9 Media komik edukasi cocok sebagai media
pembelajaran 4 Baik
10 Hasil belajar siswa menggunakan media
komik edukasi meningkat 4 Baik
Rata-rata 4 Baik
41
respon guru media komik edukasi baik digunakan dalam proses pembelajaran. Pemberian skor pada tiap indikator akan diuraikan sebagai berikut. Pembelajaran menggunakan media komik edukasi menjadi lebih mudah ditunjukkan dengan skor4. Media komik edukasi sangat membantu dalam proses pembelajaran ditunjukkan dengan skor 4. Siswa menjadi antusias dalam pembelajaran ditunjukkan dengan skor 4. Pembelajaran menggunakan media komik edukasi dapat memudahkan siswa memahami materi ditunjukkan dengan skor 4. Kejelasan kalimat dalam penjelasan, petunjuk dapat dipahami siswa ditunjukkan dengan skor 4. Penggunaan gambar, animasi dan lainnya memudahkan siswa dalam belajar ditunjukkan dengan skor 4. Pembelajaran menggunakan media komik edukasi membuat siswa lebih mandiri ditunjukkan dengan skor 4. Media komik edukasi cocok dipadukan dengan materi perbandingan 4. Media komik edukasi cocok sebagai media pembelajaran ditunjukkan dengan skor 4. Hasil belajar siswa menggunakan media komik edukasi meningkat ditunjukkan dengan skor 4.
Selain angket respon guru, ada juga angket respon siswa. Hasil dari angket respon siswa pada uji coba terbatas ini dapat dilihat pada Tabel 4.16.
Tabel 4.16
Angket Respon Siswa Uji Coba Terbatas
No Indikator YA TIDAK
1 Media komik edukasi mempunyai
tampilan yang menarik
2 Media komik edukasi membuatku lebih
mudah untuk belajar
3 Kegiatan pembelajaran yang menggunakan media komik edukasi
membuatku semakin aktif dalam belajar
4 Media komik edukasi membuatku menyukai materi dan lebih semangat belajar
5 Petunjuk – petunjuk yang terdapat dalam
media ini mudah dipahami
Dari angket yang diberikan kepada siswa terdiri dari 5 indikator. Rata-rata setiap siswa diperoleh isian “YA” dari indikator 1 sampai dengan 5. Dengan demikian menurut hasil angket respon siswa, siswa menyatakan setuju media komik edukasi
sesuai digunakan dalam proses pembelajaran. Media komik edukasi mempunyai tampilan yang menarik ditunjukkan dengan jawaban IYA. Media komik edukasi
42
pembelajaran yang menggunakan media komik edukasi membuatku semakin aktif dalam belajar ditunjukkan dengan jawaban IYA. Media komik edukasi membuatku menyukai materi dan lebih semangat belajar ditunjukkan dengan jawaban IYA. Petunjuk – petunjuk yang terdapat dalam media ini mudah dipahami ditunjukkan dengan jawaban IYA.
b. Data Uji Coba Luas
Data hasil tes disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan tujuan untuk mempermudah dalam membuat interval kelas. Cara menghitung interval kelas dapat dilihat di bawah ini.
K = 1+3,3 log n
Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1 Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
Keterangan
K = Jumlah kelas interval n = banyaknya data 1. Data Hasil Pretest
Data hasil pretest yang didapatkan diolah berdasarkan rumus yang telah dijelaskan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 23 = 1+3,3 x 1,36 = 1+4,488 = 5,488 = 5
Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut. Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
= 80 - 30 + 1 = 51
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 51 : 5
43
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi menggunakan 5 kelas dengan panjang kelas 10. Tabel distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut.
Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Uji Coba Luas Kelas
Interval
Frekuensi (f) Persentase
40-50 7 30,43%
51-61 4 17,4%
62-72 7 30,43%
73-83 4 17,4%
84-94 1 4,34%
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik dalam kelas interval 40-50 sebanyak 7 anak dengan persentase 30,43 %. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 51-61 sebanyak 4 anak dengan persentase 17,4%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 62-72 sebanyak 7 anak dengan persentase 30,43%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 73-83 sebanyak 4 anak dengan persentase 17,4%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 84-94 sebanyak 1 anak dengan persentase 4,34 %.
Berdasarkan distribusi hasil pretest di atas, dapat disajikan persebaran data hasil
44 0
1 2 3 4 5 6 7 8
40-50 51-61 62-72 73-83 84-94
Pretest
Gambar 4.13 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Uji Coba Luas 2. Data Hasil Posttest
Data hasil posttest yang didapatkan diolah berdasarkan rumus yang telah dijelaskan, sehingga didapatkan hasil perhitungan sebagai berikut.
K = 1+3,3 log n = 1+3,3 log 23 = 1+3,3 x 1,36 = 1+4,488 = 5,488 = 5
Sedangkan rentang data dihitung dengan rumus sebagai berikut. Rentang data = data terbesar - data terkecil + 1
= 100 - 50 + 1 = 51
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas = 51 : 5
= 10,2 = 10
45
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Uji Coba Luas Kelas
Interval
Frekuensi (f) Persentase
50-60 4 17,4%
61-71 3 13%
72-82 8 34,8%
83-93 6 26,1%
94-100 2 8,7%
Dari tabel 4.18 dapat diketahui bahwa jumlah peserta didik dalam kelas interval 50-60 sebanyak 4 anak dengan persentase 17,4%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 61-71 sebanyak 3 anak dengan persentase 13 %. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 72-82 sebanyak 8 anak dengan persentase 34,8 %. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 83-93 sebanyak 6 anak dengan persentase 26,1%. Jumlah peserta didik dalam kelas interval 94-100 sebanyak 2 anak dengan persentase 8,7%.
Berdasarkan distribusi hasil posttest di atas, dapat disajikan persebaran data hasil posttest pada grafik di bawah inI.
Gambar 4.14 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Uji Coba Luas 3. Data Hasil Pretest dan Posttest
Data pada tabel 4.19 berikut ini menyajikan nilai terendah (minimum), nilai tertinggi (maksimum), jumlah (sum), rata-rata (mean), dan skor hasil pretest dan
posttest. Data ini diolah dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistics 23. 0
2 4 6 8 10
50-60 61-71 72-82 83-93 94-100
46
Tabel 4.19
Deskriptif Statistik Hasil Pretest dan Posttest
Descriptive Statistics posttest adalah 50 dan nilai tertinggi dari posttest adalah 100 dengan rata-rata 79,13. Grafik skor rata-rata hasil pretest dan posttest disajikan pada grafik dibawah ini.
Gambar 4.15 Grafik Rata-rata Pretest dan Posttest 4. Analisis Hasil Pretest dan Posttest
Analisis hasil dari pretest dan posttest diuji secara statistik dengan melakukan uji beda rerata. Langkah sebelum melakukan uji beda rerata adalah dengan melakukan uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 4.20
Uji Normalitas Hasil Pretest
47 a. Lilliefors Significance Correction
Tabel 4.21
Uji Normalitas Hasil Posttest
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
postest ,222 23 ,005 ,927 23 ,092
a. Lilliefors Significance Correction
Pada data uji normalitas hasil pretest nilai signifikansi Shapiro-Wilk
menunjukkan angka 0,121. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal karena nilai signifikansinya >0,05. Pada data uji normalitas hasil posttest nilai signifikansi
Sahpiro-Wilk menunjukkan angka 0,092 . Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal karena nilai signifikansinya >0,05. Setelah diketahui bahwa hasil uji pretest dan posttest normal, maka langkah selanjutnya dapat dilakukan uji T berpasangan
48
Data rata-rata hasil angket respon guru dalam uji coba luas dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut.
Tabel 4.23
Angket Respon Guru Uji Coba Luas
No Indikator Skor kategori
1 Pembelajaran menggunakan media komik
edukasi menjadi lebih mudah 5
Sangat Baik 2 Media komik edukasi sangat membantu dalam
proses pembelajaran 4 Baik
3 Siswa menjadi antusias dalam pembelajaran 4 Baik
4
menggunakan media komik edukasi Media komik edukasi dapat memudahkan siswa memahami materi
4 Baik
5 Kejelasan kalimat dalam penjelasan, petunjuk
dapat dipahami siswa 4 Baik
6 Penggunaan gambar, animasi dan lainnya
memudahkan siswa dalam belajar 5
Sangat Baik 7 Pembelajaran menggunakan media komik
edukasi membuat siswa lebih mandiri 4 Baik
8 Media komik edukasi cocok dipadukan
dengan materi perbandingan 4 Baik
9 Media komik edukasi cocok sebagai media
pembelajaran 4 Baik
10 Hasil belajar siswa menggunakan komik
edukasimeningkat 4 Baik
Rata-rata 42 Baik
49
pembelajaran ditunjukkan dengan skor 4. Hasil belajar siswa menggunakan media
komik edukasi meningkat ditunjukkan dengan skor 4.
Selain angket respon guru, ada juga angket respon siswa. Hasil dari angket respon siswa pada uji coba luas ini dapat dilihat pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24
Angket Respon Siswa Uji Coba Luas
No Indikator YA TIDAK
1 Media komik edukasi mempunyai tampilan
yang menarik
2 Media komik edukasi membuatku lebih
mudah untuk belajar
3 Kegiatan pembelajaran yang menggunakan media komik edukasi
membuatku semakin aktif dalam belajar
4 Media komik edukasi membuatku menyukai materi dan lebih semangat belajar
5 Petunjuk – petunjuk yang terdapat dalam
media ini mudah dipahami
Dari angket yang diberikan kepada siswa terdiri dari 5 indikator. Rata-rata setiap siswa diperoleh isian “YA” dari indikator 1 sampai dengan 5. Dengan demikian menurut hasil angket respon siswa, siswa menyatakan setuju media komik edukasi
sesuai digunakan dalam proses pembelajaran. Media komik edukasi mempunyai tampilan yang menarik ditunjukkan dengan jawaban IYA. Media komik edukasi
membuatku lebih mudah untuk belajar ditunjukkan dengan jawaban IYA. Kegiatan pembelajaran yang menggunakan media komik edukasi membuatku semakin aktif dalam belajar ditunjukkan dengan jawaban IYA. Media komik edukasi membuatku menyukai materi dan lebih semangat belajar ditunjukkan dengan jawaban IYA. Petunjuk – petunjuk yang terdapat dalam media ini mudah dipahami ditunjukkan dnegan jawban IYA.
c. Analisis Data Lembar Observasi Guru
50 Tabel 4.25
Hasil Observasi Uji Coba Terbatas
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan SK, KD,Tujuan dan Indikator
2 Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media yang dikembangkan
3 Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran
4 Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan yang ada didalam media komik edukasi
5 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
6 Guru meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi 7 Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias
8 Guru memberikan umpan balik
Total 31 Rata-Rata 3,87 Kategori Baik
Dalam tabel 4.25 ada 8 item yang digunakan untuk pedoman observasi. Dari 8 item yang disajikan terdapat 1 item yang mendapatkan skor 3 dan 7 item mendapatkan nilai 4 dengan total 31 dari maksimal 40 didapatkan rata-rata 3,87 dengan kategori baik dengan demikian pembelajaran yang dilakukan peneliti sesuai dan media komik edukasi bisa dilanjutkan untuk uji coba luas. Hasil lembar observasi uji coba luas dapat dilihat pada tabel 4.26.
Tabel 4.26
Hasil Observasi Uji Coba Luas
No Indikator Skor
1 2 3 4 5
1 Menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan SK, KD,Tujuan dan Indikator
2 Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media yang dikembangkan
3 Siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran
4 Guru memfasilitasi siswa untuk melakukan kegiatan yang ada didalam media komik edukasi
5 Guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari
6 Guru meminta siswa untuk mengerjakan evaluasi 7 Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan antusias
8 Guru memberikan umpan balik
Total 33 Rata-Rata 4,1
51
Dalam tabel 4.26 ada 8 item yang digunakan untuk pedoman observasi. Dari 8 item yang disajikan terdapat 1 item yang mendapatkan skor 5 dan 7 item mendapatkan nilai 4 dengan total 33 dari maksimal 40 didapatkan rata-rata 4,1 dengan kategori sangat baik dengan demikian media komik edukasi sesuai untuk digunakan dalam pembelajaran.
4.2 PEMBAHASAN
4.2.1 Kevalidan Pengembangan Komik Edukasi
Penelitian pengembangan ini mengembangkan media pembelajaran berupa komik edukasi materi perbandingan. Proses pengembangan media pembelajaran komik edukasi ini dilakukan sesuai dengan alur desain pengembangan ADDIE. Media komik edukasi yang dikembangkan terdiri dari 23 halaman dengan isi : cover, kata pengantar, daftar isi, pengenalan tokoh dan isi cerita komik. Produk yang dikembangkan sudah melalui uji dan disetujui oleh validator. Hasil dari validasi ahli atau pakar media dengan skor rata-rata keseluruhan 4,2 dengan kategori sangat baik. Hasil dari validasi atau pakar materi dengan skor rata-rata keseluruhan 4,3 dengan kategori sangat baik.
4.2.2 Keefektivan Komik Edukasi
Keefektifan dari pengembangan media komik edukasi ini dapat dilihat dari peningkatan hasil pretest dan posttest, dengan rata-rata 63,48 untuk pretest dan 79,13 untuk postest. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada pretest dan posttest, menunjukkan media komik edukasi yang dikembangkan efektif digunakan sebagai media pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian yang dilakukan, penelitian ini mendukung penelitian yang relevan oleh Ary Nur Wahyuningsih (2012).
4.3 TEMUAN PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengamatan proses belajar dengan menggunakan media komik edukasididapatkan beberapa hal yang dapat dijadikan temuan penelitian, antara lain:
1. Siswa menyukai media komik edukasi, sebelumnya siswa belajar tidak menggunakan media.
2. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya siswa yang membaca komik edukasi secara berulang-ulang.