• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Sistem Temu Kembali Informasi Si (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Sistem Temu Kembali Informasi Si (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah

Sistem Temu Kembali Informasi

Sistem Rekomender

Oleh :

Sigit Purnomo 14.01.53.0061 Ali Imron 14.01.53.0066

Dosen Pengampu : Dr.Drs. Eri Zuliarso, M.Kom

FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS STIKUBANK

(2)

Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang Tokenisasi, Stopword Removal, dan Stemming.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Dr.Drs. Eri Zuliarso, M.Kom. selaku Dosen Mata Kuliah Sistem Temu Kembali Informasi.

2. Serta semua pihak yang turut serta memberikan semangat dan motivasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Semarang, Januari 2017

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peningkatan jumlah dokumen ilmiah yang ada menimbulkan kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memberikan rekomendasi dokumen ilmiah yang baik. Recommendation system merupakan model aplikasi yang dibangun dari hasil pengamatan terhadap keadaan dan keinginan pengguna. Sistem ini memanfaatkan opini pengguna terhadap suatu item dalam domain atau kategori tertentu. Karena itu sistem ini memerlukan model rekomendasi yang tepat agar apa yang direkomendasikan sesuai dengan keinginan pengguna, serta mempermudah pengguna mengambil keputusan yang tepat (McGinty dan Smyth, 2006).

Recommendation system atau disebut pula recommender system mulai diperhatikan sejak kemunculan penelitian tentang collaborative filtering pada pertengahan 90‟an (Goldberg, dkk., 1992), (Resnick, dkk., 1994). Selama dekade terakhir ini, recommendation system telah banyak diterapkan dengan berbagai pendekatan baru, baik oleh dunia industri maupun akademis. Pada dunia industri,

recommendation system sangat diperlukan terutama pada e-commerce web sites. Ini ditunjukkan dengan penggunaan recommendation system pada sebagian besar

e-commerce web sites yang dimiliki oleh industri. Selain membantu pengguna dalam mencari item yang diinginkan, recommendation system juga dapat meningkatkan penjualan, ketertarikan maupun loyalitas pengguna terhadap suatu

item dan juga perusahaan (Godfrey, 2007). Amazone.com merupakan contoh industri yang menerapkan sistem rekomendasi dalam e-commerce web sites

mereka (Linden, dkk., 2003). Penerapan recommendation system berbasis

collaborative filtering juga diterapkan pada jejaring sosial seperti Facebook, MySpace, dan LinkedIn (Ricci, dkk., 2011)

Berbagai metode pendekatan telah diterapkan dan dikembangkan dalam implementasi recommendation system. Berdasarkan object filtering, metode tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis umum, yaitu metode collaborative

(4)

filtering, content-based filtering, dan hybrid filtering (Hsieh, dkk., 2004). Metode yang banyak digunakan adalah collaborative filtering dan content-based filtering. Masing-masing metode tersebut memiliki sejumlah kelebihan. Umpan balik yang digunakan pada metode collaborative filtering mengakibatkan sistem dapat memprediksi keinginan pengguna. Sedangkan metode content-based filtering menggunakan konten dari item

sehingga dapat memberikan rekomendasi tanpa adanya umpan balik dari pengguna.

1.2.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu menghasilkan recommendation system dokumen ilmiah bahasa Indonesia yang berfokus pada pemanfaatan algoritma penggalian frequent itemset

(5)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Information Retrieval

Information Retrieval (IR) sering sekali dikaitkan dengan pencarian data, merupakan teknologi yang mencakup crawling, processing dan indexing konten, serta querying untuk konten. Crawling adalah tindakan mengakses web server dan file system untuk mendapatkan informasi. Dengan mengikuti link yang ada, pengguna dapat melintasi hirarki konten web berdasarkan sebuah URL (Uniform Resource Locator). Pada tahapan processing memungkinkan pengguna untuk melakukan penambahan, menghapus, dan mengubah informasi menjadi sebuah dokumen, seperti menambah informasi meta baru untuk laguange processing atau menggali informasi tentang bahasa yang tertulis pada dokumen tersebut. Indexing sendiri merupakan proses untuk memeriksa konten yang telah diperiksa pada tahap processing dan membuat sebuah struktur data yang dicari, disebut dengan index, dimana index berisi tentang referensi konten. Querying adalah tahapan untuk melakukan request informasi. IR memperbolehkan pengguna untuk menulis query

dalam bentuk keyword yang menggambarkan informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Disini pengguna dapat berinteraksi dengan query interface, lalu sebuah query-processor

akan menggunakan index untuk mencari referensi informasi berdasarkan keyword dan kemudian menampilkan referensi yang ada. Tujuannya adalah untuk menganalisa dan mengidentifikasi tujuan dari penggunaan query dan memberikan hasil yang paling relevan.

(6)

mereka cari dengan cara yang kompatibel dengan mendeskripsi konten yang diciptakan selama indexing (Mortensen, Magnus. 2007).

2.2Information Filtering

Information Filtering (IF) berfokus pada penyaringan informasi berdasarkan profil dari user. Profil user dapat dibentuk dengan membiarkan pengguna menentukan dan menggabungkan minat secara eksplisit, atau dengan membiarkan sistem implisit memonitor prilaku pengguna. Keuntungan IF adalah kemampuannya beradaptasi dengan minat jangka panjang dari pengguna. Sistem ini dibangun atas gagasan untuk memiliki sistem yang mampu memberikan panduan kepada pengguna untuk memilih sesuatu informasi yang bersifat personal atau sesuai dengan selera pengguna. Sistem yang merealisasikan ide ini disebut dengan recommender system Mortensen, Magnus. 2007).

2.3Recommender System (Sistem Rekomendasi)

(7)

untuk menarik lebih banyak perhatian pengguna dan meningkatkan kepuasan industri di bidang teknologi informasi dan e-commerce saat ini yang secara bertahap mendatangkan keuntungan dari segi popularitas di berbagai aplikasi, misalnya proyek Netflix, Google news, dan Amazon.

Sistem rekomendasi dibangun dengan tujuan membantu user untuk memilih

item-item yang disukainya dari sekian banyak item yang tersedia. Teknik pencari item

yang akan direkomendasikan dapat dilakukan berdasarkan kemiripan, bisa berupa kemiripan suatu item dengan item lainnya, berdasarkan konten atau kemiripan selera suatu user dengan user lain berdasarkan rating yang diberikan pada item.

2.3.1Teknik Pengumpulan Data Recommender System

Dalam pengumpulan data yang akan digunakan dalam sistem rekomendasi dapat dilakukan dengan dua cara (Sanjung, Ariyani. 2011) yaitu secara eksplisit dan implisit :

1. Secara eksplisit dapat dilakukan misalnya dengan meminta user untuk merating sebuah item dari range tertentu, memberikan ranking berdasarkan dari item yang disukai dan yang tidak disukai oleh user, ataupun dengan meminta user untuk melakukan list terhadap item-item yang disukai.

2. Implisit dilakukan dengan mengamati pola kecenderungan user (behavior user) melalui observasi social network atau dengan mengamati item-item yang sering dilihat atau didengar oleh user. Dengan kata lain, jika secara eksplisit

(8)

2.3.2Metode – Metode Recommender System

Berdasarkan pendekatan yang digunakan untuk menghasilkan rekomendasi,

recommender system dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok utama (Leimstoll, U., Stormer, H. 2007) adalah sebagai berikut :

1. Content Based Recommender System.

Metode content based membuat rekomendasi dengan menganalisa deskripsi setiap item untuk mengidentifikasi item mana yang mempunyai hubungan ketertarikan khusus dari seorang user. Deskripsi ketertarikan user diperoleh dari profil user yang didasarkan atas penilaian menarik atau tidaknya suatu

item yang ada pada recommender system ini (Pazzani, Michael J. & Billsus, Daniel. 2007). Pada data item film misalnya, deskripsi konten bisa berupa

genre, aktor yang berpartisipasi, sutradara, dan sebagainya.

2. Collaborative Filtering Recommender System.

Pendekatan collaborative filtering merekomendasikan item kepada user

berdasarkan korelasi antara rating user yang berbeda terhadap item atau transaksi user di dalam sistem. Sementara user merating item, sistem akan menggunakan data rating user tertentu untuk melakukan perhitungan prediksi dan memberikan rekomendasi item yang belum pernah dirating oleh user

tersebut.

3. Hybrid Recommender System.

Secara umum pendekatan hybrid recommendations adalah dengan menggabungkan lebih dari satu metode yang ada pada recommender system, kombinasi yang ada pada teknik ini misalnya dengan menggabungkan metode

(9)

2.4Metode Collaborative Filtering

Collaborative filtering (CF) adalah teknologi recommender system yang paling sukses dan populer saat ini, serta penggunaan CF sangat sukses untuk berbagai recommender system yang ada di internet. Teknik ini menggunakan teknik statistik untuk menemukan satu set user yang dikenal sebagai neighbors, dimana setiap user

memiliki kesamaan minat dan pendapat dengan target user (yaitu, mereka memiliki beberapa rating item yang sama atau kecenderungan user menyukai item yang sama). Setelah lingkungan neighbors terbentuk, sistem ini akan menggunakan beberapa algoritma untuk menghasilkan rekomendasi.

Gambar 2.1 Proses Collaborative Filtering (Sarwar, Badrul. 2001).

Dalam skenario CF terdapat daftar pengguna m user U = {u1, u2,…, um} dan daftar item I = {p1, p2,…, pn}. Setiap ui user mengekspresikan pendapatnya tentang daftar item miliknya. Kumpulan set dari pendapat itu disebut dengan rating dari user

ui dan dilambangkan dengan Iui. Setelah sistem ini menentukan ketetanggaan terdekat, maka sistem akan merepresentasikan item yang mungkin disukai user dalam dua bentuk, yaitu:

(10)

belum pernah dibeli atau dirating oleh active user. Output dari algoritma CF ini juga dikenal sebagai Top-N Recommendation.

Gambar 2.1 menunjukkan diagram skema dari proses collaborative filtering. Algoritma CF merepresentasikan seluruh m x n user-item sebagai matriks rating dimana setiap entri merupakan nilai rating dari user untuk setiap item. Active user (Ua) pada skema ini merupakan user yang akan dicari

(11)

BAB III

IMPLEMENTASI

3.1. Program

install.packages("recommenderlab")

library(datasets)

library(recommenderlab) # package being evaluated

library(ggplot2) # For plots

data(MovieLense)

MovieLense

(12)

qplot(getRatings(MovieLense), binwidth = 1,

main = "Histogram of ratings", xlab = "Rating")

summary(getRatings(MovieLense))

Gambar 3.2 Hasil Dari summary(getRatings(MovieLense))

qplot(rowCounts(MovieLense), binwidth = 10,

(13)

xlab = "# of users",

ylab = "# of movies rated")

recommenderRegistry$get_entries(dataType = "realRatingMatrix")

scheme <- evaluationScheme(MovieLense, method = "split", train = .9,

k = 1, given = 10, goodRating = 4) scheme

Gambar 3.3. Hasil DarirecommenderRegistry$get_entries(dataType = "realRatingMatrix")scheme <- evaluationScheme(MovieLense, method =

"split", train = .9,k = 1, given = 10, goodRating = 4) scheme

algorithms <- list(

"random items" = list(name="RANDOM", param=list(normalize = "Z-score")),

"popular items" = list(name="POPULAR", param=list(normalize = "Z-score")),

"user-based CF" = list(name="UBCF", param=list(normalize = "Z-score",

(14)

results <- evaluate(scheme, algorithms, n=c(1, 3, 5, 10, 15, 20))

plot(results, annotate = 1:4, legend="topleft")

Gambar 3.4. Hasil dari plot(results, annotate = 1:4, legend="topleft")

plot(results, "prec/rec", annotate=3)

(15)

Gambar

Gambar 2.1 Proses Collaborative Filtering (Sarwar, Badrul. 2001).
Gambar 3.1 Hasil Dari image(sample(MovieLense, 500), main = "Raw
Gambar 3.3. Hasil Dari recommenderRegistry$get_entries(dataType =
Gambar 3.4. Hasil dari plot(results, annotate = 1:4, legend="topleft")

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu dalam pencarian informasi menggunakan Sistem Manajemen Basis Data, bila pertanyaan (query) sesuai dengan nilai atribut yang ada dalam basis data maka akan ditemukan

Sementara itu dalam pencarian informasi menggunakan Sistem Manajemen Basis Data, bila pertanyaan (query) sesuai dengan nilai atribut yang ada dalam basis data maka akan

Inti dari sistem temu balik informasi adalah mencari dokumen-dokumen yang relevan sesuai dengan masukan (query) dari pengguna.. Oleh karena itu, perlu dihitung

Inti dari sistem temu balik informasi adalah mencari dokumen-dokumen yang relevan sesuai dengan masukan (query) dari pengguna.. Oleh karena itu, perlu dihitung

Salah satu bagian yang penting dalam pengelolaan data adalah proses pencarian informasi yang diinginkan oleh pengguna atau biasa disebut dengan temu kembali informasi

Collaborative filtering (CF) adalah suatu metode dalam membuat prediksi otomatis untuk memperkirakan ketertarikan atau selera seorang user terhadap

User task terdiri dari dua kegiatan yaitu retrieval dan browsing, ketika reli trieval pengguna merumuskan kata-kata yang mewakili kebutuhannya secara semantik atau

Pada sistem rekomendasi user-based collaborative filtering agar dapat menentukan rekomendasi item untuk pengguna maka akan dilakukan perhitungan prediksi rating dengan