• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES dan PENGERTIAN INDUSTRI MIGAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSES dan PENGERTIAN INDUSTRI MIGAS"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PROSES INDUSTRI

Dosen Pengampu: Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep.,M.KKK

Disusun Oleh : M. IBNU ASHARI

M. SURYA WAHYU NUGROHO M. NUR ALFIAN

PRODI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN

(2)

PENGERTIAN INDUSTRI MIGAS

Industri migas merupakan industri yang luas keterkaitannya dengan industri lainnya, untuk mempermudah memetakan end to end bisnis mulai dari pencarian minyak hingga penjualan migas, berikut ini paparannya:

Klasifikasi Aktivitas Industri Migas

Terdapat 2 jenis kegiatan usaha di industri migas yakni usaha inti (core business) dan usaha penunjang (non core business). Usaha inti terdiri dari kegiatan hulu dan hilir, sementara usaha penunjang terdiri dari jasa

penunjang/services dan industri penunjang.

Kegiatan Hulu

Kegiatan eksplorasi adalah kegiatan yang bertujuan memperoleh informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan memperoleh perkiraan

cadangan migas di Wilayah Kerja yang ditentukan, sedangkan kegiatan

(3)

Kegiatan hulu migas merupakan bagian terpenting karena pada bagian tersebut merupakan cikal-bakal alur bisnis migas. Tahap explorasi pada kegiatan hulu meliputi survei seismik, studi geologi, studi geofisika serta

pengeboran explorasi (sering juga disebut pengeboran pembuktian) merupakan titik awal kegian hulu migas. Seluruh tahapan tadi bertujuan untuk menemukan area baru yang mengandung cadangan migas. Ketika tahap explorasi berhasil menemukan cadangan migas yang sesuai dengan standar yang diinginkan, maka selanjutnya akan dilakukan tahap produksi.

Alur bisnis hulu migas pada tahap produksi tujuannya yaitu mengangkat kandungan migas di bawah tanah ke atas permukaan. Aliran migas akan memasuki sumur yang telah dibuat, selanjutnya akan diangkat ke atas

permukaan menggunakan tubing. Biasanya, sumur yang tergolong baru masih bertekanan sehingga dapat mengalirkan minyak dengan sendirinya (biasanya disebut natural flow), namun bila tekanannya tidak cukup, maka akan

diterapkan metode pengangkatan buatan.

(4)

Kegiatan Hilir

Skema Kegiatan Hilir

Kegiatan usaha hilir terdiri atas kegiatan usaha Pengolahan (Refinery), Pengangkutan, Penyimpanan dan/atau Niaga.

Pengolahan/Pengilangan (Refinery)

Pengolahan/Pengilangan adalah kegiatan memurnikan, memperoleh bagian-bagian, mempertinggi mutu dan mempertinggi nilai tambah minyak bumi dan/atau gas bumi, tapi tidak termasuk pengolahan lapangan. Pengolahan minyak mentah dilakukan pada kilang minyak bumi sebagai sistem peralatan untuk mengolah minyak mentah / crude oil (minyak bumi) menjadi berbagai produk kilang. Produk hasil pengolahan minyak bumi berupa berbagai jenis BBM dan produk-produk non-BBM. Sebagai ilustrasi, berbagai produk yang dihasilkan dari suatu kilang minyak bumi.

1.Pengolahan

Tahap pertama pada bisnis hilir migas ialah tahap pengolahan, pada dasarnya proses pengolahan bertujuan untuk memurnikan menyak mentah, mendapatkan bagian-bagian yang diinginkan dan mempertinggi mutu serta nilai tambah fraksi minyak bumi maupun gas alam. Proses pengolahan minyak mentah dilakukan pada area yang sering disebut dengan kilang (Refinery Unit) yang terdiri dari berbagai macam jenis peralatan pengolahan serta teknologi di dalamnya. Proses pengolahan akan menghasilkan berbagai jenis produk bahan bakar maupun produk setengah jadi, berikut contohnya:

(5)

2. Produk setengah jadi atau sering juga disebut produk antara adalah bahan-bahan hasil olahan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pada industri lain, misalnya saja industri petrokimia. Contoh produk antara tersebut seperti propilena, etilena, benzena, toluena, methanol dan sebagainya.

Peralatan utama pada proses ini yaitu kolom destilasi yang berfungsi untuk memisahkan fraksi-fraksi minyak mentah. kemudian proses pemurnian yang bertujuan untuk menghilangkan komponen-komponen yang tidak diinginkan seperti mineral (garam), sulfur dan air, selanjutnya proses konversi yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas produk hasil olahan. Untuk lebih jelasnya silahkan anda baca pada artikel-artikel sebelumya.

Pengangkutan

Adalah kegiatan pemindahan Minyak Bumi, Gas Bumi, dan/atau hasil

olahannya dari Wilayah Kerja atau dari tempat penampungan dan Pengolahan, termasuk pengangkutan Gas Bumi melalui pipa transmisi dan distribusi.

Penyimpanan

Adalah kegiatan penerimaan, pengumpulan, penampungan, dan pengeluaran Minyak Bumi dan/atau Gas Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas, dan atau hasil olahan pada lokasi diatas/dibawah tanah untuk tujuan komersial, misalnya depot dan tangki timbun terapung (floating storage).

Niaga

meliputi kegiatan pembelian, penjualan, ekspor, impor Minyak Bumi, Bahan Bakar Minyak, Bahan Bakar Gas dan/atau Hasil Olahan, termasuk gas melalui pipa. Untuk Kegiatan Usaha Niaga dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Usaha Niaga Umum (Wholesale) yaitu suatu kegiatan usaha

(6)

2. Usaha Niaga Terbatas (Trading) merupakan usaha

penjualan (Trading) produk-produk niaga migas dalam hal ini adalah Minyak Bumi, BBM, BBG, BBL, Hasil Olahan, Niaga gas bumi yang tidak memiliki fasilitas dan Niaga terbatas LNG.

Jasa Penunjang (Services)

Adalah kegiatan usaha jasa layanan dalam kegiatan usaha hulu dan kegiatan usaha usaha hilir. Kegiatan Jasa Penunjang meliputi Jasa Konstruksi Migas dan Jasa Non-Konstruksi Migas. Pada Jasa Konstruksi Migas terdiri dari Jasa

Perencanaan (design engineering), Pelaksanaan (EPC, Instalasi dan

Komisioning) dan Pengawasan Konstruksi. Sedangkan Jasa Non-Konstruksi Migas adalah usaha jasa layanan pekerjaan selain jasa kontruksi dalam

menunjang kegiatan migas seperti : survei seismik & non seismik, pemboran, inspeksi dan jasa lainnya.

Industri Penunjang

Adalah kegiatan usaha industri yang menghasilkan barang, material dan/atau peralatan yang digunakan terkait sebagai penunjang langsung dalam kegiatan usaha Migas. Kegiatan Industri Penunjang meliputi Industri Material, Peralatan Migas dan Industri Pemanfaat Migas.

Platform

(7)

Casing

Tubing

K3 di Industri Migas

Industri minyak bumi dan gas atau sering disingkat menjadi migas adalah salah satu industri yang paling penting karena industri inilah yang menghasilkan energi untuk memenuhi konsumsi energi dunia yang terus meningkat. Industri migas terutama industri hulu migas (upstream) sangat menarik karena

karakteristiknya cukup berbeda dengan jenis industri lainnya seperti industri manufaktur atau industri pertambangan. Beberapa karakteristik industri migas antara lain:

 Industri ini memiliki risiko ekonomi yang tinggi. Pada saat eksplorasi memiliki risiko kegagalan yang tinggi untuk mencapai tahap produksi dan besarnya peluang hilangnya modal dalam jumlah besar. Pada tahap produksi, waktu yang diperlukan untuk mencapai break even point atau balik modal sangat lama walaupun keuntungan yang diraih bisa besar

 Tingginya isu bahaya kerja risiko kerja baik pada tahap eksplorasi

(8)

 Tenaga kerja di industri migas banyak menggunakan kontraktor Karena itu tidak aneh jika bagi perusahaan migas ada dua hal yang menjadi perhatian utama yakni keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan etika kerja.

K3 di industri migas sangat kompleks, hampir semua aspek K3 diterapkan di industri migas, hal ini karena industri migas berhubungan dengan bahan berbahaya (minyak bumi itu sendiri mengandung substansi berbahaya),

menggunakan proses yang berisiko tinggi, biasanya ada di remote area, masih menggunakan banyak manpower (minim otomasi), banyaknya pekerjaan

lapangan, serta menggunakan peralatan, fasilitas atau konstruksi yang besar dan kompleks.

Karena itu semua aspek K3 dimulai dari keselamatan proses, keselamatan pekerjaan listrik, keselamatan pekerjaan di ketinggian, keselamatan pekerjaan di area yang mungkin terbakar atau meledak, keselamatan berkendara (karena area yang remote dan luas), higiene industri, ergonomi perkantoran dan industri, keselamatan bahan kimia, keselamatan konstruksi atau alat berat, kebugaran kerja (untuk kerja berat), dan bahkan keselamatan pangan bagi pekerja pun (pekerja di remote area) diterapkan di industri migas.

Karena itu tidak heran jika K3 menjadi aspek yang sangat krusial di industri ini.

KEGIATAN DI INDUSTRI MIGAS

(9)

sedimen (seperti lumpur) yang terbawa oleh aliran sungai. Akibat pengendapam yang terjadi, bahan organik yang terdapat pada lapisan sedimen tersebut mengalami proses tekanan dan pemanasan yang berlangsung selama jutaan tahun dan beralih menjadi minyak dan gas.

Setelah terbentuknya migas ini, selanjutnya dilakukan berbagai kegiatan untuk dapat mengambil cadangan migas tersebut. Kegiatan Industri migas, dibagi menjadi sektor hulu (upstream), midstream dan downstream. Disini akan dibahas mengenai gambaran kegiatan industri migas pada ketiga sektor tersebut.

Kegiatan sektor hulu migas (upstream) terdiri atas pencarian (eksplorasi) migas. Setelah menenemukan adanya migas, dilanjutkan dengan usaha memproduksikannya. Pencarian migas dimulai dengan survey geologi (pemetaan) dan geofisika, termasuk survey seismik dan survey gravitasi untuk mencari jebakan cadangan migas tersebut. Untuk memastikan jebakan tersebut terisi migas atau tidak, perlu dilakukan pemboran eksplorasi. Bila eksplorasi berhasil, maka dapat dikonfirmasi adanya hidrokarbon (minyak dan gas bumi), sifat batuan, serta kandungannya. Dari data tersebut, nantinya dapat diperkirakan cadangan migas secara kasarnya. Selanjutnya, untuk memproduksikan migas dari prospeknya, dilakukan pengembangan lapangan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan dibornya banyak sumur produksi. Produksi dibagi atas primary recovery, secondary recovery, dan tertiary recovery.

Primary recovery adalah cara memproduksikan sumur secara alamiah dengan tekanan reservoir yang ada dan juga dapat dilakukan dengan pompa ( baik pompa angguk maupun pompa submersible) atau dengan gas lift ( supaya kolom fluidanya lebih ringan sehingga minyak dapat mengalir). Secondary recovery dilakukan dengan pendorongan air (water flood) atau pendorongan gas (gas flood). Yang terakhir adalah, Tertiary Recovery dengan menambahkan zat kimia (polimer) pada air yang diinjeksikan, injeksi gas yang miscible (larut dalam minyak), injeksi uap air ( untuk menurunkan viskositas), atau injeksi mikroba. Secondary dan Tertiary Recovery biasa disebut dengan Enhanced Oil Recovery (EOR).

(10)

Daftar Pustaka :

Partowidagdo, Widjajono. (2002). Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi. Seri Studi Pembangunan 2, Program Studi Pembangunan Pascasarjana ITB.

http://kupasiana.psikologiup45.com/2013/11/apa-saja-kegiatan-di-industri-migas.html. Diakses pada tgl 1 januari 2017 jam 10;49

Sumber: Kementerian ESDM

https://lpmblackpost.wordpress.com/2013/04/23/memahami-industri-migas-indonesia. Diakses pada tgl 1 januari 2017 jam 10;49

Referensi

Dokumen terkait

2.5.1 Pengaruh Ukuran Komite Audit terhadap Financial Distress Di Indonesia, pedoman pembentukan komite audit yang efektif (KNKG, 2002) menjelaskan bahwa anggota komite audit

Dari hasil perhitungan dan analisa terhadap pengujian turbin Pelton skala laboratorium dengan menggunakan variasi diameter nosel, maka diperoleh kesimpulan

berangkat ke balai bangsawan muda diiringkan juknya yang muda-muda membawa kuatan mana yang ada. Akan Putri Akal jauhari setelah siang sudahlah hari duduk

Hasil wawancara dengan para santri juga mengatakan hal yang demikian, seperti yang dikatakan Khairuddin bahwa toleransi beragama telah terbina di Aceh Singkil,

insider ownership dan kebijakan dividen mempunyai fungsi yang sama yakni sama- sama dapat mengurangi masalah agensi. Oleh karena itu, ketiga mekanisme tersebut

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Universitas Negeri Yogyakarta merupakan program yang disusun dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa pada bidang yang

Persentase jumlah rumah tangga pertanian dengan petani utama laki-laki terbesar berada pada kelompok umur 35-44 tahun sebesar 30,58 persen dan terendah berada pada kelompok umur

untuk memenuhi gelar sarjana S.Sos di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Kajian penelitian ini adalah mengenai anak jalanan di UPTD Kampung Anak