BAB II
PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA
A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan
Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup
urutan–urutan pengertian, diawali dengan mendirikan, menumbuhkan,
memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai usaha–usaha perbaikan,
menyempurnakan, dan mengembangkannya.28
Pembinaan (coaching) adalah upaya berharga untuk membantu orang lain mencapai kinerja puncak.
Secara umum pembinaan disebut sebagai sebuah perbaikan terhadap pola
kehidupan yang direncanakan. Setiap manusia memiliki tujuan hidup tertentu dan
ia memiliki keinginan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Apabila tujuan hidup
tersebut tidak tercapai maka manusia akan berusaha untuk menata ulang pola
kehidupannya.
29
28
Hardianto, Makalah Yang di Kutip dari Internet dengan Judul, Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil, diakses tanggal 20 Oktober 2014
29
Minor, Marianne, Coaching and Counseling, (terjemahan), Jakarta: PPM, 2003, hal 3
Membina adalah proses mengarahkan yang dilakukan
oleh seorang manajer untuk melatih dan memberikan orientasi kepada seorang
karyawan tentang realitas di tempat kerja dan membantunya mengatasi hambatan
dalam mencapai prestasi optimum erat kaitannya dengan kata membina adalah
atau masalah yang muncul akibat perubahan organisasi yang berdampak pada
prestasi kerja.30
Dalam definisi tersebut secara implisit mengandung suatu interpretasi
bahwa pembinaan adalah segala usaha dan kegiatan mengenai perencanaan,
pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan suatu
pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Untuk
menghindari bias kepentingan individu dengan kepentingan organisasi, maka
diperlukan pembinaan yang bermuatan suatu tugas, yakni meningkatkan disiplin
dan motivasi. Masyarakat mengartikan peningkatan kepedulian untuk turut
berpartisipasi dalam pembangunan sehingga pembinaan berfungsi untuk
meningkatkan rasa kebangsaan dan disiplin kerja yang tinggi untuk mencapai
tujuan pembangunan nasional.
Pembinaan seringkali
Sistem pembinaan karir pegawai harus disusun sedemikian rupa, sehingga
menjamin terciptanya kondisi objektif yang dapat mendorong peningkatan
prestasi pegawai. Hal tersebut dapat dimungkinkan apabila penempatan pegawai
negeri sipil didasarkan atas tingkat keserasian antara persyaratan jabatan dengan
kinerja pegawai yang bersangkutan. Sistem pembinaan karir pegawai sebagai diartikan sebagai upaya memelihara dan membawa
suatu keadaan yang seharusnya terjadi atau menjaga keadaan sebagaimana
seharusnya. Pembinaan dilakukan dengan maksud agar kegiatan atau program
yang sedang dilaksanakan selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang
dari hal yang telah direncanakan.
berikut: Sistem pembinaan karir pegawai pada hakekatnya adalah suatu upaya
sistematik, terencana yang mencakup struktur dan proses yang menghasilkan
keselarasan kompetensi pegawai dengan kebutuhan organisasi.31
Pegawai Negeri harus dibedakan dengan Pegawai Non Negeri (private employees) dan juga harus dibedakan dengan Militer, maka Pegawai Negeri Sipil seharusnya terdiri atas PNS, PPPK Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014.
B. Prinsip Dasar dan Jenis Pembinaan Pegawai
Pelaksanaan tugas pegawai berdaya agar guna dan berhasil guna perlu
dilakukan pembinaan secara terarah. Dengan demikian pelaksanaan tugas dapt
dilakukan dengan profesional. Profesionalisme pelaksanaan pekerjaan dapat
tercapai jika pembinaan dimulai dari saat seorang pegawai diterima di instansi
dimana ia bekerja, oleh karena itu, sistem pembinaan pegawai berkaitan erat
dengan sistem pengangkatan pegawai.
32
Walaupun keduanya memang mengabdi untuk kepentingan pemerintah
dan digaji oleh pemerintah, tetapi keduanya harus dibedakan baik sifat, hak dan
kewajiban. Bahwa pegawai pemerintah bukanlah aparatur Negara sebagaimana PNS
adalah pegawai pemerintah (government employement) sebagaimana disebut di Amerika dan dapat pula disebut the civil service, sebagaimana di kenal di Inggris. TNI adalah pegawai pemerintah di bidang militer, yang mempunyai karakteristik
tersendiri.
31
Hardianto, Makalah Yang di Kutip dari Internet, Pembinaan Karier Pegawai Negeri Sipil, 2008, hal. 1, 2.
32
dipahami selama ini (Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur
Sipil Negara), melainkan aparatur pemerintah, oleh karena itu, implikasi
kebijakan dan prinsip dasar pembinaan juga berbeda antara keduanya.33
Pembinaan pegawai pemerintah bisa dilakukan dengan memperhatikan
tiga prinsip dasar kepegawaian, yaitu : penggunaan kepegawaian secara efektif,
dijamin pengembangan karir semaksimal mungkin dan diperoleh jaminan
kesejahteraan hidup yang layak.34
Dalam perspektif landasan normatif kepegawaian, pembinaan difokuskan
pada beberapa hal, yaitu : pembinaan prestasi kerja dan sistem karir yang
dititikberatkan pada sistem prestasi kerja Pasal 72 Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014, yang dinyatakan sebagai berikut :
Pembinan pegawai secara efektif memerlukan perencanaan kebutuhan
pegawai yang matang. Formasi pegawai harus ditetapkan secara matang,
terencana dan sesuai dengan kebutuhan riil di lapangan. Setiap tahun harus
dilakukan evaluasi baik melalui penelitian maupun pengawasan terhadap terhadap
kebutuhan dan efektivitas pelaksanaan kerja pegawai pemerintah. Jaminan
pengembangan karir pegawai harus direncanakan secara baik. Hingga saat ini
yang terjadi adalah seorang pegawai mengetahui masuknya dan kapan
pensiunnya, tetapi tidak mengetahui secara pasti nasib pengembangannya setelah
masuk menjadi pegawai pemerintah. Demikian pula dengan kesejahteraan
pegawai harus betul-betul dijaga, jangan sampai gaji dan tunjangan yang diterima
tidak menentu apalagi tidak pantas untuk hidup layak.
33Ibid
., hal 4
34Ibid
(1) Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara
kompetensi, kualifikasi, dan persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan,
penilaian atas prestasi kerja, kepemimpinan, kerja sama, kreativitas, dan
pertimbangan dari tim penilai kinerja PNS pada Instansi Pemerintah, tanpa
membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
(2) Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
(3) Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian setelah mendapat pertimbangan tim penilai
kinerja PNS pada Instansi Pemerintah.
(4) Tim penilai kinerja PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibentuk
oleh Pejabat yang Berwenang.
Pembinaan PNS dalam konteks kepegawaian di atas paling tidak meliputi
tiga aspek ruang lingkup, yaitu aspek pembinaan sikap, pembinaan mental dan
pembinaan perilaku. Untuk mendukung kebijakan pokok dan arah pembinaan
PNS, tentu harus ditopang oleh sistem kebijakan kepegawaian yang handal sesuai
dengan fakta realitas otonom daerah.
C. Hubungan Pembinaan dengan Perilaku Pegawai
Perilaku pegawai, pada hakikatnya adalah membahas perilaku individu
organisasi. Unsur pokok perilaku organisasi ditentukan oleh tiga hal, yaitu orang,
keorganisasian dapat dibagi dua, yaitu pertama, adalah permasalahan pokok
individu dalam organisasi, misalnya: karakteristik biografis, seperti: usia, jenis
kelamin, status keluarga, dan masa kerja; kemampuan intelektual dan kesehatan
fisik; kepribadian, seperti: kesadaran diri dan sikap berbudaya; belajar; persepsi
dan inisiatif dalam pengambilan keputusan; nilai, sikap, dan keputusan kerja; dan
motivasi. Kedua, adalah permasalahan pokok kelompok dalam organisasi,
misalnya: interaksi kelompok, perilaku kelompok, sumber daya anggota
kelompok, struktur kelompok, kondisi eksternal kelompok, proses kelompok,
tugas kelompok, pengambilan keputusan kelompok, tim kerja, komunikasi,
kepemimpinan, keleluasaan dan politik, konflik, perundingan dan perilaku antar
kelompok.35
Struktur menentukan hubungan yang resmi antar orang-orang dalam
organisasi. Beberapa hal pokok mengenai struktur, menyangkut struktur
organisasi; teknologi, desain kerja, dan stres; kebijakan sumber daya manusia; dan
budaya organisasi. Sedangkan lingkungan, khususnya lingkungan luar akan
mempengaruhi sikap orang-orang, mempengaruhi kondisi kerja, dan
menimbulkan persaingan untuk memperoleh sumberdaya dan kekuasaan. Oleh
karena itu, lingkungan luar harus dipertimbangkan untuk menelaah perilaku
manusia dalam organisasi. Ada tiga kriteria kualitatif dalam mendiagnosis
perilaku pegawai, yaitu apakah perilaku tersebut memenuhi, melebihi, atau tidak
memenuhi harapan. Perilaku yang tidak memenuhi harapan, sehingga bersifat
defisien, dan hal ini berarti mengindikasikan adanya suatu masalah.
35
Defisiensi adalah perilaku pegawai yang tidak sesuai dengan harapan
organisasi. Jika dalam suatu organisasi terjadi defisiensi, maka diperlukan upaya
pembinaan secara sistematis dan berkesinambungan oleh pimpinan organisasi
agar, perilaku setiap pegawai sesuai dengan harapan organisasi. Membentuk
perilaku pegawai agar selaras dengan tuntutan organisasi, harus dilakukan secara
berkesinambungan dan terarah dengan melalui pembinaan perilaku secara utuh.
Dalam kenyataannya, setiap individu pegawai memiliki karakteristik, keinginan,
harapan dan cita-cita yang berbeda-beda antara individu satu dengan individu
lainnya. Dalam hal ini, peranan pembinaan organisasi mempunyai posisi dan
peranan yang sangat penting serta menentukan, dalam mengarahkan perilaku
individu pegawai yang berbeda-beda tersebut, agar selaras dan mendukung
tercapainya tujuan organisasi. Dengan kata lain, bila ditemukan sebuah kasus
yang dapat mengganggu jalannya organisasi, pihak pimpinan organisasi
mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam upaya menciptakan suatu
iklim atau suasana kerja yang kondusif dalam suatu sistem nilai, norma dan
peraturan-peraturan yang mendukung semangat dan kepuasan kerja para pegawai.
36
36