• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM USAHA TANI Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM USAHA TANI Indonesia"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM USAHA TANI ACARA 1

ANALISIS UNSUR – UNSUR PEMBENTUKAN USAHA TANI

DISUSUN OLEH

HENDRA GINTING (2014010038)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA

YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan usahatani.

Adapun laporan usahatani ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada bapak Ari Kusyadi dan semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan laporan ini.

Penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis butuhkan demi perbaikan di masa mendatang.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan usahatani ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca pada umumnya dan pada penulis sendiri pada khususnya.

Yogyakarta, 23 Oktober 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

1.1 Latarbelakang...1

1.2 Tujuan...2

BAB II...3

LANDASAN TEORI...3

2.1 Pengrtian Usaha Tani...3

2.2 Pengertian Cabai...5

2.3 Pengertian Semangka...6

BAB III...7

PELAKSANAAN DAN HASIL PRATIKUM...7

BAB IV...9

ANALISIS DAN PEMBAHASAN...9

4.1 Analisis...9

4.2 Pembahasan...10

BAB V...14

PENUTUP...14

5.1 Kesimpulan...14

5.2 Saran...14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

Indonesia adalah Negara agraris yang sebagaian besar penduduknya terdiri dari petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting. Sektor pertanian sebagai sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk terutama bagi mereka yang memiliki mata pencaharian utama sebagai petani. Selain itu sektor pertanian, salah satu hal penting yang harus diperhatikan sebagai penyedia pangan bagi masyarakat. Peningkatan produksi yang harus seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk dapat dicapai melalui peningkatan pengelolaan usaha tani secara intensif. Oleh karena itu, pengetahuan tentang cara pengusahaan suatu usahatani mutlak dibutuhkan agar dapat meningkatkan produktifitas serta dapat meningkatkan pendapatan sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.

Pengorganisir usaha tani adalah petani sendiri dibantu oleh keluarganya dan tenaga luar. Penggunaan tenaga luar dikhususkan untuk kegiatan atau pekerjaan yang membutuhkan tenaga yang lebih dari potensi tenaga kerja yang dimiliki petani sedangkan yang diorganisir sendiri adalah faktor-faktor produksi yang dikuasai atau yang dapat dikuasai. Selain itu usahatani ini hanya dilaksanakan pada areal sempit, hal ini dikarenakan terbatasnya faktor modal dan kebanyakan petani sudah merasa puas apabila hasilnya sudah dapat memenuhi kebutuhan keluarga sehingga didalam Ilmu Usaha tani ini, analisis biaya dirasa cukup penting, karena tiap petani dapat menguasai pengaturan biaya produksi dalam usahataninya tetapi tidak mampu mengatur harga komoditi yang dijualnya atau memberi nilai kepada komoditi tersebut. Harga-harga ditentukan oleh berbagai faktor yang ada didalam usahatani termasuk pula faktor-faktor diluar usaha tani.

(5)

Cabai atau lombok (bahasa Jawa) adalah sayuran buah semusim yang termasuk dalam anggota genus Capsicum yang banyak diperlukan oleh masyarakat sebagai penyedap rasa masakan. Salah satu tanaman cabai yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah tanaman cabai merah. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak digemari oleh masyarakat. Ciri dari jenis sayuran ini adalah rasanya yang pedas dan aromanya yang khas, sehingga bagi orang-orang tertentu dapat membangkitkan selera makan. Karena merupakan sayuran yang dikonsumsi setiap saat, maka cabai akan terus dibutuhkan dengan jumlah yang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan perekonomian nasional .

Semangka (citrullus lanatus) merupakan tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanamanan ini masih sekerabat dengan labu – labuan melon dan ketimun. Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan disegar atau dibuat jus. Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik – larik hijau tua. Tanaman semangka bersifat semusim dan tergolong cepat berproduksi ( Sunarjono, 2006). Daya tarik budidaya semangka bagi petani terletak pada nilai ekonomiknya yang tinggi.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui dan memahami macam – macam unsur pembentukan usaha tani

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengrtian Usaha Tani

Menurut soekartiwi (1995) bahwa ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efesien untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki sebaik baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut mengeluarkan output yang melebih input.

Menurut mosher (1968), usaha tani merupakan pertanian rakyat dari perkataan farm

dalam bahasa Inggris. Mosher memberikan defenisi farm sebagai suatu tempat atau sebagai dari permukaan bumi di mana pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu, apakah ia seorang pemilik, penyakap atau manajer yang digaji. Usaha tani adalah himpunan ddari sumber – sumber alam yang terdapat pada tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tanah dan air, perbaikan – perbaikan yang dilakukan atas tanah itu,sinar matahari, bangunan – bangunan yang didiriakan di atas tanah. Sehingga dapat dismpulkan bahwa ilmu usaha tani adalah ilmu terapatan yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakansumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil yang maksimum.

Soekartawi ( 1987) menjelaskan bahwa tersedianya sarana atau faktor produksin (input) belum berarti produktifitas yang diperoleh petaninaakan tinggi. Namun bagaimana petani melakukan usahanya secara efisien adalah upaya yang sangat penting. Efisien teknis akan tercapai bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa sehingga produksi tinggi dapat tercapai. Bila petani mendapat keuntungan besar dalam usahataninya dikatakan bahwa alokasi faktor produksi efisien secara alokatif.

(7)

Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas tanaman, misal tumpangsari dan tumpang gilir). Ada pula yang disebut dengan “Mix Farming” yaitu manakala pilihannya antara dua komoditas yang berbeda polanya, misalnya hortikultura dan sapi perah.

Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh: • Kondisi lahan

• Musim/iklim setempat • Pengairan

• Kemiringan lahan • Kedalaman lahan

Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut kelangsungan produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus dilakukan oleh petani karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki, misalnya bila petani memiliki sawah, tanah kering dan kolam, maka pilihan komoditi yang terbaik adalah yang menyebabkan kenaikan produk dari yang satu diikuti oleh kenaikan produk cabang yang lainnya.

Dalam kehidupan petani di Indonesia ada beberapa unsur yang mempengaruhi Sosial budaya, unsur ini mempunyai pengaruh yang sangat besar, tetapi juga merupakan unsur utama yang menghalangi, menekan dan mematikan semangat dinamis untuk maju.

1. Alam, merupakan unsur asli dalam bidang pertanian yang mempunyai sifat otoriter, kurang/tidak adil, kirir dan menghambat kemajuan manusia.

2. Iklim, dalam bidang pertanian lebih banyak ditentukan oleh sifat curah hujan. Daerah hujan dibagi menjadi 3 yaitu daerah basah, setengah basah dan daerah kering. Perbedaan daerah itu sangat berpengaruh terhadap jenis tanaman.

3. Air dan pengairan, banyak sedikitnya kebutuhan air untuk tanaman dipengaruh oleh jenis tanaman, umur tanaman, jenis tanah dan cara pengolahan.

(8)

5. Tenaga kerja, tenaga kerja di bidang pertanian terdiri dari tenaga kerja manusia, ternak dan mesin. Usahatani swasembada tenaga kerja manusia sebagaian besar dipenuhi dari tenaga kerja keluarga. Berbeda dengan perusahaan pertanian peran tenaga kerja keluarga sengat keceil atau bahkan tidak sama sekali. Satuan pencurahan tenaga kerja dinyatakan dalam JKO (jam kerja orang) atau HKO ( hari kerja orang). Sistem upah di petani bermacam – macam antara lain dengan sistem borong,bawon,dan dibayar dengan uang berdasarkan pada JKO/HKO tenaga kerja.

6. Modal, modal dibidang pertanian adalah uang dan barang dipengaruhi untuk memproduksi. Modal dalam usahatani merupakan modal privat yang terbagi menjadi modal implisit dan modal ekspelisit. Pembentukan modal untuk usahatani kelurga lebih banyak ditentukan faktor subyektif, sedangkan pembentukan modal untuk perusahaan pertanian ditentukan oleh faktor obyektif.

2.2 Pengertian Cabai

Cabai merupakan salah satu komoditas yang tak pernah ditinggalkan masyarakat Indonesia. Bisa dibilang cabai sudah menjadi bagian dari budaya orang – orang Indonesia. Cabai merupakan bumbu dapur yang keberadaannya wajib ada. Karena itu, saat harga cabai mahal pun, masyarakat tetap mengkonsumsi cabai meski secara kuantitas lebih kecil ( Alex S, 2015).

Cabai (Capsicum annum varlongum ) merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekomoni penting di Indonesia. Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terong – terongan yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabai berasal dari benua Amerika tepatnya daerah Peru dan menyebar ke negara – negara benua Amerika, Eropa, dan Asia termasuk negara Indonesia.

(9)

pada pH basa, jumlah unsur bikarbonat cukup banyak untuk merintangi penyerapan ion lain, sehingga dapat menghalangi pertumbuhan tanaman secara optimum.

2.3 Pengertian Semangka

Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah setengah gurun di Afrika

bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon

(Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci. Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus tanaman ini merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan meter.

Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya. Bunganya sempurna, berwarna kuning, kecil (diameter 3cm). Semangka adalah andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik (pistillum). Bunga banci dapat dikenali dari adanya bakal buah (ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval.

Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning.Tanaman semangka termasuk dalam keluarga labu – labuan yang banyak mengandung air. Semangka banyak dibudidayakan di negara – negara seperti Cina, Jepang, India, dan negara – negara sekitarnya. Sentra penamaman di Indonesia terdapat di Jawa Tengah, D.I Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur dan Lampung.

(10)

BAB III

PELAKSANAAN DAN HASIL PRATIKUM

Pratikum ini di laksanakan oleh mahasiswa secara individu dengan mengamati dan memwawancara petani untuk mengetahui dan memahami unsur – unsur pembentukan usahatani. Tempat pelaksanaan pratikum dan Hasil pengamatan sebagai berikut :

 Lokasi Pengamatan : Desa Ngarongan, kec. Panjatan, kab. Kulonprogo DIY

 Nama Petani : Ari Kusyadi

 Komoditas utama yang diusahakan : Cabai, Luas Lahan: 1000 M2  Produksi yang dihasilkan : 100kg, Harga/sat : Rp. 9000/kg.

 Komoditas lain yang dihasilkan diusahakan : Semangka, Luas lahan 1000M2  Produksi yang dihasilkan : 2000kg, Harga/sat : Rp. 1500.

Hal – hal yang diamati dan ditanyakan pada perani meliputi :

1. Budaya/adat – istiadat yang masih ada di petani keterkaitan dengan usahatani, misal : wiwitan. Hasil wawancara saya : jadi petani desa ngarongan masih menggunakan wiwitan atau syukuran ketika panen raya.

2. Penerapan bagi waris untuk tanah pertanian dan alih fungsi lahan. Hasil wawancara : lahan yang didapatkan pak ari dari warisan orang tua beliau dan lahan tersebut di jadikan lahan pertanian.

3. Keturunan, apakah orang tua juga seorang petani, hasil wawancara : jadi orang tua pak ari juga seorang petani.

4. Gambar lingkungan dimana usahatani berada, apakah termasuk lingkungan pertanian atau tidak, hasil wawancara : jadi lingkungan lahan pak ari masih termasuk lahan pertanian.

(11)

Iklim : memcari data curah tentang curah hujan yang terkait dengan jumlah bulan hujan dan bulan kering. Apakah petani menggunakan pranatamangsa? Jawaban : ya, jadi pak ari masih menggunakan pranatamangsa. Alasannya : karena dari orang tua – orang tua nya pak ari dulu masih menggunakan pranatamangsa untuk mengetahui tanaman apa yang cocok untuk ditanam sehingga pak ari masih menggunakannya. Air/pengairan : perhatikan sistem air, asal air pengairan : sistem pengairannya menggunakan sistem irigasi dan asal airnya memlalui sumur yang di buat oleh petani. Tanah : amati mengenai jenis tanahnya apakah latosol,podsolik,allvuital atau yang lain dengan melihat ciri – ciri tanah. Amati pula vegetasi/jasad hidup yang ada selain komoditas usahatani. Hasil pengamatan : jadi hasil pengamatan saya tanah disana lahan yang berpasir karena lahan tersebut dekat dengan pantai jadi lahannya adalah lahan pasir. Vegetasi/jasad hidup yang ada selain komoditas usahatani yaitu saya mengamati banyak hidup gulma teki – tekian di lahan pertanian.

6. Tenaga kerja, data yang dicari adalah pencurahan tenaga kerja untuk :

 Persiapan/pengolahan lahan : 3 HKO luar kel, 7 HKO dalam kel.

 Penanaman : 1 HKO luar kel, 1 HKO dalam kel.

7. Modal/pembentukan modal, data yang diperlukan untuk acara praktikum ini adalah

 Asal benih yang digunakan : membeli.

 Pupuk yang digunakan : membeli dan ternak sendiri

 Pestisida yang digunakan : membeli.

 Peralatan yang dipakai : cangkol,traktor,pompa air,

 Asal dana untuk membeli sarana produksi : dari hasil panen. 8. Harga tanah tahun kemarin Rp. 150.000/M2

Harga tanah sekarang Rp 200.000/M2

(12)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis

Budaya sangat berpengaruh dalam usahatani untuk mengucapkan rasa syukur kepada tuhan dengan cara syukuran atau wiwitan. Wiwitan adalah kepercayaan pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah leluhur (animisme dan dinamisme) yang dianut oleh masyarakat tradisional untuk mengucapkan syukur ketika saat petani saat panen raya. Pada pengamatan saya di desa Ngarongan kec. Panjatan, kab. Kulonprogo para petani melaksankan pemujaan atau yasinan ketika saat panen rasa.

Adapun kegiatannya sebagai berikut (1). Yasinan, masyakarat berkumpul di balai desa untuk melaksanakan yasinan dan berdoa bersama untuk mengucapkan rasa syukur kepada tahun. (2). Masyakarat juga melaksanakan wiwitan. Wiwitan adalah ritual persembahan tradisional Jawa sebagai wujud terima kasih dan rasa syukur kepada bumi sebagai sedulur sikep dan Dewi Sri (dewi padi) yang telah menumbuhkan padi yang ditanam sebelum panen. Disebut sebagai ‘wiwitan’ karena arti ‘wiwit’ adalah ‘mulai’, jadi memulai memotong padi sebelum panen diselenggarakan. Yang disebut bumi adalah sedulur sikep bagi orang Jawa karena bumi dianggap sebagai saudara manusia yang harus dihormati dan dijaga kelestariannya untuk kehidupan. Dalam tradisi Jawa, konsep meminta kepada sedulur sikep

tidak ada atau tidak sopan, kepada sedulur sikep kita harus memberi sekaligus menerima, bukan meminta. Jika hormat kita berkurang kepada bumi, atau kita tidak menjaga kelestarian alam, maka bumi akan memberi balasan dengan situasi yang buruk yang disebut pagebluk,

ditandai dengan hasil panen yang buruk, kekeringan, cuaca tak menentu pada saat ini.

 Perhitungan

Untuk menentukan kapasitas ekonomis tanah, efisiensi ekonomis tanah, dan perkiraan harga tanah berdasarkan data yang diperoleh.

(13)

Tenaga kerja :160 HKO` Produksi : 100 kg ( cabai ) Produksi : 2000 kg ( semangka)

Untuk luas lahan tanaman cabai dan semangka sama yaitu 1000 M2

 Kapasitas ekonomi tanah pada tanaman cabai = 1600,1HKOHa =1600HKO/Ha

 Efisiensi tanah pada tanaman cabai = 1600100HKOkg/Ha = 0,0625 Kg/HKO

 Kapasitas tanah pada tanaman semangka = 1600,1HKOHa =1600H KO/Ha

 Efisiensi tanah pada tanaman semangka =16002000HKOkg

/Ha=1,25kg/HKO

Perkiraan harga tanah untuk cabai : V = a/r + i/r2

(14)

melaksanakan wiwitan untuk mengucapkan rasa syukur walaupun ada sebagian penduduk yang tidak ikut melaksanakan wiwitan yang sesuai dengan tradisi. Penduduk yang tidak ikut melaksanakan wiwitan itu lebih memilih untuk mengadakan syukuran seperti memanjatkan doa-doa kepada Tuhan dengan cara mengadakan kenduri atau yasinan. Selain mengucapkan rasa syukur petani juga saling membantu dari segi pengolahan tanah, dan pemupukan atau sering disebut dengan gotong-royong.

Pak Ari mendapatkan lahan pertaniannya sebagai warisan dari orang tuanya, dan digunakan untuk bercocok tanam demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Dalam pembagian warisan, orang tua Pak Ari membagi tanah yang dimilikinya dengan sama rata. Dari 3 orang anak yang dimiliki orang tua Pak Ari, masing-masing anak mendapatkan tanah seluas 1000 m2 dari total luas lahan keseluruhan yaitu 3000 m2. Dikarenakan orang tua Pak

Ari adalah seorang petani, maka beliau berpesan kepada seluruh anak-anaknya untuk memanfaatkan warisannya tersebut sebagai lahan pertanian. Di samping itu, daerah dimana tanah warisan tersebut berada juga merupakan lahan pertanian yang subur.

Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain. Iklim merupakan salah satu faktor pembatas dalam proses pertumbuhan dan produksi tanaman. Jenis-jenis dan sifat-sifat iklim bisa menentukkan jenis-jenis tanaman yang tumbuh pada suatu daerah serta produksinya. oleh karena itu kajian klimatologi dalam bidang pertanian sangat diperlukan.Dampak perubahan iklim bukan hanya soal naiknya permukaan laut atau perubahan suhu permukaan Bumi. Lebih penting lagi dampak perubahan iklim yang dapat dirasakan secara dekat dan nyata adalah dapat menyebabkan kerentanan pangan. Perubahan iklim merupakan tantangan dan ancaman nyata sektor pertanian dalam menjaga keberlansungan produksi pangan.

(15)

menggunakan data dari BPTP dan Pranatamangsa untuk memulai bercocok tanam. Biasanya petani menanam komoditas cabai dan semangka pada bulan september atau bulan kering.bulan kering adalah jumlah curah hujan kurang dari 60 mm/bulan. Pada bulan september tingkat curah hujan yang sangat rendah atau masyarakat sering menyebut bulan kemarau dan petani memilih untuk menanam cabai dan semangka.

Klasifikasi tipe iklim Oldeman merupan tipe iklim yang dikembangkan berdasarkan kriteria bulan-bulan basah dan bulan-bulan kering yang terjadi secara berturut-turut. Klasifikasi tipe iklim Oldeman sangat relevan untuk klasifikasi lahan pertanian tanaman pangan terlebih untuk Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara agraris yang sangat dipengaruhi oleh curah hujan. Kriteria bulan basah dan bulan kering dalam pengklasifikasian tipe iklim Oldeman adalah apabila jumlah curah hujan dalam satu bulan > 200 mm maka dinyatakan sebagai bulan bulan basah dan apabila curah hujan dalam satu bulan < 100 mm maka dinyatakan sebagai bulan kering. Adapun klasifikasi tipe iklim Oldeman dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

sumber: BMKG

Jadi dapat disimpulkan bahwa pada musim bulan kering para petani akan menanam cabai dan semangka karena tanaman tersebut tidak membutuhkan air yang banyak. Sebaliknya, pada musim bulan hujan para petani akan menanam sayur-sayuran dan sebagainya tetapi pada saat ini iklim yang tidak menentu sehingga petani tidak bisa memprediksi cuaca atau iklim.

Sistem pengairan yang digunakan oleh para petani di desa Ngarongan adalah dengan sistem irigasi. Air pada simstem irigasi tersebut berasal dari sumur yang dibuat oleh petani untuk mencukupi kebutuhan penyiraman tanaman.

(16)

glagah. Selain komoditas cabai dan semangka, dilahan tersebut juga banyak gulma – gulma disekitar tanaman cabai dan semangka. Gulma tersebut sangat merugikan pada hasil produksi tanaman karena adanya persaingan unsur hara antara gulma dengan tanaman utama.

Untuk persiapan lahan pak ari menggunkaan tenaga orang lain untuk mengolah lahan, dalam 1000 M2 pak ari membutuhkan tenaga selama 3 HKO luar keluarga dan 7 HKO dalam

keluarga. Untuk penanaman dibutuhkan tenaga selama 1 HKO luar keluarga dan 1 HKO dalam keluarga. Kemudian, untuk pemupukan Pak Ari melakukannya seorang diri. Untuk pengairan dibutuhkan tenaga selama 90 HKO dalam keluarga, dan setiap harinya Pak Ari menyirami tanamannya untuk memenuhi kebutuhan air pada tanaman. Dalam perawatan dibutuhkan tenaga selama 50 HKO dalam keluarga. Pada saat panen dibutuhkan tenaga selama 1 HKO luar keluarga dan 1 HKO dalam keluarga. Selain menggunakan tenaga orang lain, Pak Ari juga menggunakan alat bantu seperti cangkul, mesin pompa air, dan traktor untuk mendukung kegiatan bercocok tanam.

Benih yang digunakan Pak Ari didapat dari membelinya di toko-toko pertanian. Pupuk yang digunakan Pak Ari berupa pupuk kimia yang Ia beli di toko dan pupuk kandang dari kotoran ternak. Untuk mengurangi hama dan gulma-gulma pada tanaman cabai dan semangka Pak Ari menggunakan pestisida yang dibelinya di toko. Dana untuk membeli semua kebutuhan bercocok tanam tersebut berasal dari penjualan hasil panen.

Harga tanah pada tahun kemarin (2015) adalah sebesar Rp150.000/m2. Dan meningkat

pada tahun sekarang menjadi sebesar Rp200.000/m2. Tetapi harga tersebut harnya berlaku

(17)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dapat disimpulkan bahwa usahatani yang dilakukan oleh Pak Ari merupakan usahatani yang setengah modern, karena dari segi alat Pak Ari telah menggunakan mesin pompa air dan traktor, tetapi Pak Ari juga masih menggunakan cangkul dan selengi yang merupakan alat bantu tradisional.

Usaha tani merupakan bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya dan untuk memenuhi kebutuhan hidup petani dan kebutuhan pasar.

5.2 Saran

(18)

DAFTAR PUSTAKA

https://teteto.wordpress.com/2012/09/07/laporan-kegiatan-analisa-usaha-tani/

http://shinta.lecture.ub.ac.id/files/2012/11/Ilmu-Usaha-Tani.pdf

http://leily21.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tanaman-cabai.html

S, Alex. 2015. Kreatif Bertanam Cabai dalam Pot. Yogyakarta: pustaka baru press

http://e-jurnal.balitbangnovdalampung.org/user/files/7819455658.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Semangka

https://killtheblog.com/2013/10/01/ritual-wiwitan/

Referensi

Dokumen terkait