• Tidak ada hasil yang ditemukan

HAM DEMOKRASI DAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HAM DEMOKRASI DAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PEMBAHASAN

A. Pengertian hak asasi manusia dan Sejarahnya

Menurut Mahfud M.D., Pengertian hak asasi manusia atau HAM adalah hak yang melekat pada martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan hak tersebut dibawah sejak lahir ke permukaan bumi sehingga hak tersebut bersifat ftri (kodrati), bukan merupakan pemberian manusia atau negara.

Menurut John Locke, pengertian HAM adalah hak hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak kodrati atau dari lahir. Oleh karena itu, tidak ada kekuasaan (power) apapun di dunia yang dapat mencabutnya. HAM bersifat sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehiduan manusia dan merupakan hak kodrat yang tidak bisa dilepaskan dari dalam kehidupan manusia.

Hak – hak asasi manusia sebagai paradigma, serta kerangka konseptual tidak lahir mendadak sebagaimana kita lihat dalan ‘ Universal Delcaration Of Human Right ‘ pada 10 desember 1948, namun melalui suatu proses yang cukup panjang dalam peradaban sejarah manusia. Upaya konseptualis hak –hak asasi manusia jauh sebelumnya telah muncul di tengah – tengah masyarakat umat manusia, baik di timur amupun di barat meskipun upaya tersebut masih bersifat local, partial, dan sporadikal.

Pada zaman Yunani kuno Plato1 ( 428 – 348 SM ) telah

memaklumkan kepada warga, bahwa kesejahteraan bersama akan tercapai manakala setiap warganya melaksanakan hak dan kewajibannya masing – masing.

Dalam akar kebudayaan Indonesia pengakuan serta penghormatan tentang hak asasi manusia telah mulai berkembang, misalnya pada masyarakt Jawa telah mengenal istilah “ Hak Pepe “ yaitu hak warga desa yang diakui dan di hormati oleh penguasa, seperti hak mengemukakan pendapat, walaupun hak tersebut bertentangan dengan kemauaun penguasa ( Baut & Beny,1988:3 ).

Puncak perkembangan perjuangan hak asasi tersebut yaitu ketika “ Human Right “ tersebut dirumuskan untuk pertama kalinya secara resmi pada “ Declaration Of Independence “ di Amerika Serikat tertanggal 4 juli 1776. Dinyatakan bahwa seluruh umat manusia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa beberapa hak yang tetap dan melekat padanya. Perumusan hak – hak asasi manusia secara resmi kemudian menjadi pokok konstitusi negara Amerika

1 Seorang ahli Filsuf serta seorang ahli pikir dan sastrawan yang terkenal pada

(2)

Serikat ( tahun 1981 ) yang mulai berlaku pada 4 maret 1789 ( Hardjowinorogo, 1977:43 )

Perjuangan hak – hak asasi ini sebenarnya telah diawali perancis pada era Rousseau, dan perjuangan ini memuncak dalm revolusi perancis tahun 1780, yang berhasil menetapkan hak – hak asasi manusia dalam

Declaration Des Droits L’Homme Et Du Citoyen“2yang seterusnya

dimasukkan ke dalam Constitution. ( Van Asbek dalam Purbopranoto, 1976:18 ). Semboyan perancis yang terkenal yaitu :

1.Liberte ( Kemerdekaan )

2. Egalite ( Kesamarataan ) 3. Fraternite ( Kerukunan ).

Maka menurut konstitusi perancis, Hak – hak asasi adalah :

Hak – hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tak dapat dipisahkan dengan hakikatnya.

Franklin Droosevelt, seorang Presiden Amerika Serikat pada permulaan abad ke-20, memformasikan empat macam hak – hak asasi yang kemudian dikenal dengan “ The Four Fear “ Yaitu :

1. Freedom Of Speech ( Kebebasan berbicara dan mengemukakan pendapat )

2. Freedom Of Rligion ( Kebebasan beragama )

3. Freedom From Fear ( Kebebasan dari rasa ketakutan ) 4. Freedom From Want ( Kebebasan dari kemelaratan )3

Hal inilah yang kemudian menjadi inspirasi dari “ Declaration Of Human Right 1948 “. Terhadap deklarasi sedunia tentang hak – hak asasi manusia. Didalam Sidang PBB, bangsa – bangsa sedunia melalui wakilnya memberikan pengakuan dan perlindungan secara Yuridis formal walaupun dalam realisasinya jga disesuaikan dengan kondisi serta peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sejumlah hak universal atau yang umum dimiliki oleh setiap manusia yaitu diantaranya hak hidup, kebebasan dan keamanan. Hak-hak tadi dimilki oleh setiap manusia tanpa memandang ras, suku, budaya, agama, warna kulit, jenis kelamin, pendapat politik, asal kebangsaan, status sosial, atau latar belakang lainnya.

2 yang ditetapkan oleh ‘ Assemblee Nationale ‘diperancis pada 26 Agustus 1789

(3)

Menurut Thomas Hobbes, manusia selalu berada dalam situasi hommo homini luppus bellum omnium comtra omnes (manusia adalah serigala bagi manusia lain)dengan dalih bahwa untuk menggambarkan situasi masyarakat yang diwarnai oleh persaingan dan peperangan. Siapa pun bisa menjadi musuh. Manusia yang satu bisa “memakan” dan mengorbankan manusia lain demi tujuan yang ingin dicapai. “Bellum omnium contra omnes” (perang semua melawan semua).

Sementara John Lock memandang masyarakat benegara merupakan kehendak manusia yang diwujudkan dalam dua bentuk perjanjian, yakni pactum unionis, perjanjian antar anggota masyarakat untuk membentuk masyarakat politik dan negara, dan pactum subjectionis, perjanjian antara rakyat dengan penguasa untuk melindungi hak-hak rakyat yang tetap melekat ketika berhadapan dengan kekuasaan sang penguasa.

Selain Hobbes dan Locke, flsuf Prancis Montesqieu sangat mempengaruhi perkembangan perlindungan hak asasi di Prancis. Bersama-sama dengan Rousseau ia melahirkan Deklarasi Hak Manusia dan Warganegara pada tahun 1789. Deklarasi inilah yang kemudian melahirakan hak atas kebebasan (Liberty), harta (Property), keamanan (Safety), dan perlawanan terhadap penindasan (Resistence to Oppression).

B. Sejarah Perkembangan Hukum yang Mengatur HAM

Sejarah membuktikan bahwa kesadaran manusia terhadap hak-hak asasi akan meningkat bila terjadi pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan seperti adanya perbudakan, penjajahan, dan ketidakadilan. Perjuangan atas pengakuan dan usaha menegakkan hak-hak asasi manusia dari berbagai bangsa banyak dituangkan dalam berbagai konvensi, konstitusi, perundang-undangan, teori dan hasil pemikiran yang pernah hadir di muka bumi ini. Sejarah hak asasi manusia secara khusus dapat ditelusuri sejak adanya Magna Charta di Inggris (1215), Habeas Corpus Act (1679), Petition of Rights (1689), dan Bill of Rights (1689).

Setelah Perang Dunia II4 yang memakan banyak korban dan banyak menimbulkan pelanggaran hak-hak asasi manusia, Franklin D Roosevelt (Presiden AS) mencetuskan The Four Freedom yakni kebebasan untuk berbicara dan mencetuskan pendapat, kebebasan untuk beragama, kebebasan dari ketakutan, dan kebebasan dari kemelaratan. Setelah Universal Declaration of Human Rights diterima PBB pada 10 November 1948 di Paris kemudian diterima pula Convenants of Human Rights pada sidang PBB tanggal 16

(4)

Desember 1966, hingga sekarang masalah hak asasi manusia telah diakui dalam hukum internasional.

Pengakuan dan penghargaan HAM tidak diperoleh secara tiba-tiba, tetapi melalui sejarah panjang. Berdasarkan sejarah perkembangannya, ada tiga generasi hak asasi manusia, sebagai berikut:

1. Generasi pertama adalah Hak Sipil dan Politik yang bermula di dunia Barat (Eropa), contohnya hak atas hidup, hak atas kebebasan dan kemananan, hak atas kesamaan di muka peradilan, hak kebebasan berpikir dan berpendapat, hak beragama, hak berkumoul dan hak untuk berserikat.

2. Generasi kedua adalah Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya yang diperjuangkan oleh negara Sosialis di Eropa Timur, misalnya hak atas pekerjaan, hak atas penghasilan yang layak, hak membentuk serikat pekerja, hak atas pangan, kesehatan, hak atas perumahan, pendidikan dan hak atas jaminan sosial.

3. Generasi ketiga adalah Hak Perdamaian dan Pembangunan yang diperjuangkan oleh negara-negara berkembang ( Asia-Afrika), misalnya hak bebas dari ancaman musuh, hak setiap bangsa untuk merdeka, hak sederajat dengan bangsa lain, dan hak mendapatkan kedamaian.

Perkembangan berikutnya yaitu muncul generasi keempat hak asasi manusia (TIM ICCE UIN, 2003). Hak asasi manusia generasi keempat ini mengkritik peranan negara yang sangat dominan dalam proses pembangunan yang berfokus pembangunan ekonomisehingga menimbulkan dampak negatif bagi keadilan rakyat. Program pembangunan dijalankan tidak memenuhi kebutuhan rakyat banyak tetapi untuk sekelompok atau elite penguasa saja. Pemikiran hak asasi manusia generasi keempat dipelopori oleh negara-negara Asia pada tahun 1983 yang melahirkan deklarasi Hak Asasi Manusia yang disebut Declaration of The Basic Duties of Asian People and Government. Pemikiran generasi keempat ini lebih maju dari generasi ketiga, karena tidak saja mencakup struktural, tetpai juga berpijak pada terciptanya tataan sosial yang berkeadilan. Deklarasi Hak Asasi Manusia Asia selain berbicara tentang Hak Asasi juga berbicara tentang kewajiban asasi.

C. Implementasi Ham di Indonesia

(5)

indinvidu dan makhluk sosial. Dalam pengertian inilah maka hak – hak asasi manusia tidak dapat dipisahkan dengan hakikat kodrat manusia tersebut. Konsekuesinya dalam realisasinya maka hak asasi manusia senantiasa memiliki hubungan yang korelatif dengan hak asasi manusia karena sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan sosial. indonesia telah lebih dulu dirumuskan dalam Deklarasi Universal Ham PBB, karena pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasalnya diundangkan pada 18 agustus 1945, adapun deklarasi PBB pada 1948. Hal ini merupakan fakta pada dunia bahwa bangsa indonesia sebelum tercapainya pernyataan Ham sedunia PBB, telah mengangkat Ham dan melindunginya dalam kehidupan negara yang tertuang dalam UUD 1945.

Hal itu juga telah ditekankan oleh para pendiri negara misalnya pernyataan Moh.Hatta dalm sidang BPUPKI yang berbunyi :

“ Walaupun yang dibentuk itu negara kekeluargaan, tetapi masih perlu ditetapkan beberapa hak dari warga negara, agar jangan sampai timbul negara kekuasaan ( machtsstaat atau negara penindas )”.5

Deklarasi bangsa Indonesia pada prinsipnya termuat dalam naskah pembukaan UUD 1945, dan pembukaan inilah yang merupakan sumber normatif bagi hukum positif Indonesia terutama panjabaran dalam pasal UUD 1945.

Dalam perjalanan sejarah kenegaraan Indonesia pelaksanaan perlindungan terhadap hak – hak asasi manusia Indonesia mengalami kemajuan. Antara lain sejak kekuasaan Rezim Soeharto telah dibentuk KOMNAS HAM, walaupun pelaksanaannya belum optimal.

Dalam proses reformasi dewasa ini terutama akan perlindungan hak – hak asasi manusia semakin kuat bahkan merupakan tema sentral. Oleh karena itu jaminan hak – hak asasi manusia sebagaimana terkandung dalam UUD 1945, menjadi semakin efektif terutama dengan di wujudkannya Undang – undang Republik Indonesia No. 39 tahun 1999, tentang Hak asasi manusia. Selain hak asasi juga dalam UU No 39 tahun 1999. Terkandung kewajiban dasar manusia, yaitu seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya Hak asasi manusia.

UU No 39 tahun 1999 terdiri atas 105 pasal yang meliputi macam Hukum asasi, perlindungan hak asasi, pembatasan terhadap kewenangan, pemerintah serta KOMNAS HAM yang

(6)

merupakan lembaga pelaksana atas perlindungan Hak – hak asasi manusia, meliputi :

1. Hak untuk hidup

2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan 3. Hak mengembangkan diri

4. Hak memperoleh keadilan 5. Hak atas kebebasan pribadi 6. Hak atas rasa aman

7. Hak atas kesejahteraan

8. Hak turut serta dalam pemerintahan 9. Hak wanita

10. Hak anak

Sejak era reformasi berbagai produk hukum dilahirkan untuk memperbaiki kondisi hak asasi manusia di Indonesia, khususnya hak sipil dan politik. Antara lain, UUD 1945 pasal 28A sampai pasal 28J, Ketetapan MPR Nomor XVII/ MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU Pers, UU tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat (UU Unjuk rasa), UU HAM (UU No. 39 Tahun 1999), UU Pemilu, UU Parpol, UU Otonomi Daerah, perlakuan atau hukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat, dan UU ratifkasi Konvensi Anti Diskriminasi Rasial. Dari sisi politik, rakyat Indonesia telah menikmati kebebasan politik yang luas. Empat kebebasan dasar, yaitu hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas kebebasan berorganisasi, dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan, yang vital bagi bekerjanya sistem politik dan pemerintahan demokratis telah dinikmati oleh sebagian besar rakyat Indonesia.

Melalui berbagai media hampir semua lapisan rakyat Indonesia sudah dapat mengekspresikan perasaan dan pendapatnya tanpa rasa takut atau was-was seperti pada zaman Orde Baru. Rakyat Indonesia relatif bebas mengkomunikasikan gagasan dan informasi yang dimilikinya. Rakyat menikmati pula hak atas kebebasan berkumpul. Pertemuan-pertemuan rakyat, seperti, seminar, rapat-rapat akbar tidak lagi mengharuskan meminta izin penguasa seperti di masa Orde Baru. Kelompok-kelompok masyarakat, seperti, buruh, petani, seniman, dan lain sebagainya yang ingin melakukan demonstrasi atau unjuk rasa di depan kantor atau pejabat publik tidak memerlukan izin, tapi sebelum menjalankan unjuk rasa diwajibkan untuk memberitahu polisi.

(7)

Rakyat bebas pula untuk mendirikian organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti serikat petani, serikat buruh, perkumpulan masyarakat adat, dan lain sebagainya. Selain itu, tumbuhnya organisasi-organisasi rakyat dari bawah ini akan memperkuat masyarakat sipil yang diperlukan bagi berlangsungnya sistem politik dan pemerintahan yang demokratis.Rakyat Indonesia telah pula menikmati hak politiknya, yaitu hak untuk turut serta dalam pemerintahan di mana rakyat berperan serta memilih secara langsung para anggota DPR dan DPRD pada tahun 1999 dan tahun 2004. Pada tahun 2004 untuk pertama kali rakyat memilih langsung Presiden dan Wakil Presiden. Selanjutnya pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kotamadya, rakyat dapat memilih langsung Gubernur, Bupati, dan Walikota. Sebelum ini belum pernah ada presiden perwujudan hak atas kebebasan politik dalam sejarah Indonesia.

Selain itu, kebebasan politik yang membuka jalan bagi terpenuhinya empat kebebasan dasar yang mencakup hak atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, hak atas kebebasan berkumpul, hak atas kebebasan berorganisasi, dan hak untuk turut serta dalam pemerintahan, belum dinikmati oleh kelompok minoritas agama. Sejumlah daerah juga memberlakukan perda bermuatan syariah yang sangat bertentangan dengan konsep penghormatan kepada hak asasi manusia dan UUD 1945 pasal 29 yang menjamin kebebasan. warga negara dalam memeluk agama dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu.

Demikian pula kelompok minoritas dalam agama, misalnya muhammadiyah terus mengalami diskriminasi dan pengawasan oleh negara. Bukan hanya itu, sebagian penganut muhammadiyah juga sempat menjadi korban dari tindakan anarkis yang dilakukan oleh sejumlah oknum dari organisasi masyarakat tertentu. Kebebasan politik yang dinikmati oleh masyarakat Indonesia ternyata juga tak diimbangi dengan perlindungan hukum yang semestinya bagi hak-hak sipil.

(8)

tempat-tempat lain di Indonesia, dilaporkan masih terjadi kekerasan horisontal yang melibatkan unsur-unsur polisi dan militer.

Begitu pula dengan kejahatan terorisme yang dilakukan oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai Jemaah Islamiyah telah menimbulkan korban, berupa hilangnya nyawa manusia, dan hancurnya harta benda miliknya. Kejahatan terorisme telah menimbulkan rasa takut dan tidak aman yang relatif luas di kalangan masyarakat sipil. Pada sisi yang lain kejahatan terorisme di Indonesia telah mengundang lahirnya UU Anti-Kejahatan Terorisme yang mengesampingkan UU Hukum Acara Pidana biasa.

Di bawah UU Anti Kejahatan Terorisme itu, polisi dengan mengesampingkan perlindungan hak sipil yang diatur di bawah hukum acara pidana biasa, dengan mudah dapat melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan pemeriksaan terhadap siapa saja yang diduga menjadi bagian dari jaringan aktivitas terorisme. Pelaksanaan UU baru ini telah memberikan dampak buruk bagi hak-hak sipil meskipun belum tentu berdosa, namun karena dicurigai mempunyai hubungan dengan pelaku kejahatan terorisme, bisa mengalami penangkapan, penahanan, kekerasan, penyiksaan, dan pemeriksaan. Keadaan ini jelas memperburuk kondisi hak sipil dan politik. Karena itu, Komnas HAM bersama Komnas-HAM se Asia Pasifk, mendesak agar negara-negara Asia Pasifk tetap tegas dalam memberantas kejahatan terorisme, namun pemberantasan kejahatan itu harus dilakukan dengan mengindahkan hukum HAM.

(9)

oleh pemerintah negara. Dibawah ini salah satu contoh penegakan Ham :

a) Penegakan Ham oleh Masyarakat

1. Menyampaikan laporan pelanggaran Ham yang terjadi kepada Komnas Ham ataupun lembaga yang

berwenang dalam rangka

perlindungan dan kemajuan Ham

2. Mengajukan usulan mengenai perumusan dan kebijakan yang berkaitan dengan Ham kepada Komnas Ham ataupun lembaga lain yang berwenang

b) Penegakan Ham oleh Mahasiswa

1. Mengendalikan diri agar tidak

melakukan perbuatan yang

melanggar Ham

2. Ber-orasi ataupun menyampaikan aspirasi rakyat melalui demo, jika terjadi pelanggaran Ham yang dilakukan oleh aparat Negara

c) Pemegakan Ham oleh Pemerintah

1. Memasukkan Ham kedalam berbagai perundang-undangan nasional sesuai yang tercantum dalam instrument nasional. Dengan demikian Eksistensi

Ham didalam sistem

hukum,politik,maupun ketatanegaraan indonesia memiliki landasan hukum yang kuat.

(10)

D. Kelembagaan Nasional HAM di Indonesia

Dalam rangka memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia, di samping dibentuk aturan-aturan hukum juga dibentuk kelembagaan yang menangani masalah yang berkaitan dengan penegakkan hak asasi manusia, antara lain :

Komnas HAM

Komisi Nasional HAM pada awalnya dibentuk dengan keppres No. 50 tahun 1993 sebagai respon terhadap tuntutan masyarakat maupun tekanan dunia internasional mengenai perlunya penegakkan hak-hak asasi manusia di Indonesia. Kemudian dengan lahirnya undang-undang No. 39 tahun 1999 tentang hak asasi manusia, Komnas HAM terbentuk dengan keppres tersebut harus sesuai dengan UU No. 39 tahun 1999. Yang bertujuan untuk membantu pengembangan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak-hak asasi manusia dan meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak-hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan

Dibentuk berdasarkan Keppres No. 181 tahun 1998. Dasar pertimbangan pembentukan komisi nasional ini adalah sebagai upaya mencegah terjadinya dan menghapus segala bentuk kekerasan terhadap perempuan. Sifatnya independen dan bertujuan untuk menyebarluaskan pemahaman bentuk kekerasan terhadap perempuan, menegmbangkan kodisi yang kondusif bagi penghapusan bentuk kekerasan terhadap perempuan serta meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan hak asasi perempuan.

LSM Prodemokrasi dan HAM

(11)

E. Undang – undang dasar yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia

Pasal 28 A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya

Pasal 28 B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah

(2) Setiap orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi

Pasal 28 C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya

Pasal 28 D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlidungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum

(2) Setiap orang berhak untuk berkerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalm pemerintahan

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan

Pasal 28 E

(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya serta berhak kembali.

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap sesuai hati nuraninya.

(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

Pasal 28 F

(12)

untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.

Pasal 28 G

(1) Setiap orang berhak atas perlindung diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasinya.

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

Pasal 28 H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan

(3) Setiap orang berhak atas imbalan jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat

(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih sewenang-wenang oleh siapapun.

Pasal 28 I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.

(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yanbg bersifat diskriminatif atas dasar apaun dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban.

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab negara terutama pemerintah

(13)

hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 28 J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (2) Dalam menajlan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimabangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrastis

C. Rule Of Law

Rule of law merupakan suatu doktrin dalam hukum yang mulai muncul pada abad ke 19 bersamaan dengan kelahiran negara konstitusi dan demokrasi, kehadirannya boleh disebut dengan reaksi dan koreksi terhadap negara absolut. Rule of law lahir dengan semangat yang tinggi, bersama-sama dengan demokrasi, parlemen dan lain-lain, kemudian mengambil alih dominasi dari golongan-golongan gereja, ningrat, prajurit dan kerajaan.

a. Pengertian Rule Of Law

Menurut (Sunarjati Hartono,1982) diakui bahwa sulit untuk dapat memberikan pengertian Rule of law, Namun pada intinya tetap sama, bahwa Rule of law ialah harus menjamin apa yang diperoleh masyarakat ataupun bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai keadilan, khususnya pada keadilan sosial .

Menurut Phillips M. Hadjon, Rule Of Law adalah gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun penyelenggara negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu perundang – undangan.

(14)

Pengertian Rule Of Law ialah berdasarkan subtansi ataupun isinya yang sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku didalam suatu negara. Konsekuensinya ialah pada setiap negara akan mengatakan mendasarkan pada Rule Of Law didalam kehidupan negaranya, walaupun negara tersebut ialah negara otoriter. Atas dasar inilah alasannya maka diakui bahwa sulit menentukan apa pengertian pengertian Rule Of Law secara universal, sebab setiap masyarakat melahirkan pengertian yang berbeda-beda. Didalam hubungan ini maka Rule Of Law dalam hal ini munculnya yang bersifat “endogen”, yang berarti “muncul dan juga berkembang dari suatu masyarakat tertentu”6

Prinsip-Prinsip Rule Of Law

Prinsip-prinsip secara formal (in the formal sense) Rule Of Law tercantum pada UUD 1945 dan juga pasal-pasal UUD negara RI tahun 1945. Point utama dari Rule Of Law ialah jaminan adanya suatu keadilan bagi masyarakatnya, khususnya pada keadilan sosial.

Prinsip-prinsip Rule of Law Secara Formal (UUD 1945)

1. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1: 3)

2. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum serta pemerintahan itu tanpa kecuali7

3. Setiap orang berhak atas jaminan, perlindungan ,pengakuan, serta kepastian hukum yang adil serta perlakuan sama di hadapan hukum (pasal 28 D:1)

4. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan juga layak dalam hubungan kerja ( pasal 28 D: 2)

6 Prof.Dr.H.Kaelan, M.S dan Drs.H.Achmad zubaidi,M.Si, Pendidikan

kewarganegaraan, Paradigma, Yogyakarta, 2012, hlm 95.

(15)

Menurut Albert Venn Dicey didalam Introduction to the Law of the Constitution, memperkenalkan istilah the Rule Of Law yang secara sederhana berarti ialah “sebagai suatu keteraturan hukum”.

Menurut Albert Venn Dicey ada 3 unsur yang fundamental pada Rule Of Law, ialah sebagai berikut:

 Supremasi aturan-aturan hukum

 Kedudukan yang sama dimuka hukum

 Terjaminnya hak-hak asasi manusia oleh Undang-undang

serta keputusan pengadilan.

Terdapat Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa didalam hubungan dengan negara ialah hanya berdasarkan prinsip tersebut, maka negara terbatas didalam suatu pengertian negara hukum formal, ialah negara yang tidak bersifat proaktif melainkan bersifat pasif. Sikap negara yang demikian ini disebabkan negara tersebut hanya menjalankan serta taat pada apa yang termaktub didalam suatu konstitusi semata.

Didalam hubungan suatu negara hukum organisasi pakar hukum internasional, atau International Comission of Jurists (ICJ), ini secara intens melakukan kajian pada konsep negara hukum dan juga unsur-unsur esensial yang terkandung didalam Negara tersebut.Pertemuan ICJ di Bangkok pada tahun 1965 ini semakin menguatkan posisi Rule Of Law didalam kehidupan bernegara.

Selain itu dari pertermuan tersebut maka telah digariskan bahwa disamping hak-hak politik bagi rakyat juga harus diakui pula adanya suatu hak-hak sosial serta ekonomi, sehingga perlu dibentuk standar-standar sosial ekonomi.

Komisi ICJ ini merumuskan syarat-syarat pada pemerintahan yang demokratis dibawah Rule Of Law yang dinamis, ialah sebagai berikut:

 Perlindungan konstitusional

 Lembaga kehakiman yang bebas dan juga tidak memihak

 Pemilihan umum yang bebas

 Kebebasan menyatakan pendapat

 Kebebasan berserikat atau berorganisasi serta berposisi

 Pendidikan kewarganegaraan8

(16)

Gambaran tersebut mengukuhkan negara hukum ialah sebagai “welfare state”, Sebab sebenarnya mustahil untuk dapat mewujudkan cita-cita Rule Of Law sementara posisi dan juga peran negara sangat minimal serta lemah. Atas dasar tersebutlah negara diberikan suatu keluasan dan juga kemerdekaan bertindak atas dasar inisiatif parlemen.

Didalam gagasan welfare state tersebut ternyata negara memiliki suatu kewenangan yang relatif lebih besar, dibandingkan dengan format negara yang bersifat negara hukum formal saja. Selain itu juga, didalam welfare state yang terpenting ialah negara semakin bersifat otonomuntuk mengatur dan juga mengarahkan fungsi serta peran suatu negara bagi kesejahteraan hidup masyarakat. Sejalan dengan kemunculan ide demokrasi konstitusional yang tidak terpisahkan dengan konsep negara hukum, baik itu “rechtsstaat” ataupun “Rule of Law”, yang pada prinsipnya ialah memiliki kesamaan yang fundamental serta juga saling mengisi. Pada prinsip negara ini unsur penting adalah dengan pengakuan adanya pembatatasan kekuasaan yang dilakukan secara konstitisional. Oleh karena itu, terlepas dari adanya pemikiran dan praktek konsep negara hukum yang berbeda, konsep rule of law adalah suatu realitas dari cita – cita sebuah negara bangsa,termasuknegaraIndonesia

D. Ham, Demokrasi dan lingkungan hidup serta pengaruhnya terhadap Ketahanan Nasional

(17)

lembaga-lembaga masyarakat yang melakukan tekanan politik terhadap pemerintah Indonesia, sehingga konsekuensinya dapat melemahkan ideologi dan ketahanan nasional.

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas,identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

Ketahanan nasional diberbagai bidang dipengaruhi oleh masalah-masalah yang terkait dengan isu dan aktiftas hidup yang sering diasosiasikan dengan permasalahan HAM, Demokrasi, dan Lingkungan Hidup.

1. Hak Asasi Manusia

Ada beberapa pengertian yang berhubungan dengan HAM, diantaranya yaitu:

a. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi oleh negara, hukum, pemerintahan dan setiap orangdemi kohormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

b. Kewajiban Dasar Manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan menyebabkan tidak mungkin terwujudnya dan tegaknya Hak Asasi Manusia

Ham memiliki peranan penting dalam ketahanan nasional, salah satunya dengan adanya Ham maka penegakan ketahanan nasional mudah untuk dilakukan. Contohnya ketika ada suatu pelanggaran yang membahayakan ketahanan nasional maka setiap orang berhak untuk menegur ataupun mencegah agar hal tersebut tidak terjadi sebab setiap orang sama dengan adanya Ham tersebut, tidak perduli apakah dia pejabat negara ataupun rakyat biasa.

(18)

2. Demokrasi

Secara umum Demokrasi diartikan pemerintahan rakyat ataupun yang lebih sering dikenal dengan istilah dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat. Dalam pemerintahan rakyat sangat memegang peranan dan lebih berfungsi sebagai subjek pemerintahan. Secara singkat demokrasi disimpulkan sebagai seperangkat gagasan dan prinsip kebebasan. Atau dapat juga dimaknakan sebagai penghargaan terhadap harkat martabat manusia dan bertujuan untuk memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan sebagai manusia yang mandiri dan dengan ketentuan tertentu menyampaikan pendapatnya secara bermartabat pula.

Demokrasi mengandung nilai-nilai antara lain:

1. Pengakuan adanya perbedaan-perbedaan di masyarakat baik dalam hal kenyataan obyektif pendapat maupun kepentingan.

2. Adanya cara penyelsaian terhadap kepentingan yang berbeda tersebut dengan cara damai, tertib, adil dan beradab.

Di dalam prakteknya diharapkan jiwa demokrasi akan dapat dilaksanakan selaras dengan jiwa falsafah dan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Oleh karenanya konsepsi demokrasi di Indonesia sering disebut dengan Demokrasi Pancasila. Yaitu wajah demokrasi sebagaimana yang secara umum dipahami tetapi dalam pelaksanaanya tetap dalam kerangka nilai-nilai falsafah bangsa.

Dengan demikian, peranan demokrasi terhadap stabilitas ketahanan nasional di Indonesia akan menuju perubahan yang lebih baik pada Bangsa Indonesianya sendiri, jika sistem yang diterapkannya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Secara umum (universal) demokrasi sering dicirikan dengan adanya unsur-unsur dibawah ini yag disebut soko guru demokrasi: 1. Kedaulatan rakyat

2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah 3. Kekuasaan mayoritas

4. Diakuinya hak-hak minoritas

5. Jaminan terhadap hak asasi manusia 6. Pemelihan yang bebas dan jujur 7. Persamaan didepan hukum

8. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional 9. Pluralisasi sosial, eknomi dan politik

10. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat. Penegakan Demokrasi harus dilakukan, sebab jika tidak ditegakkan akan terjadi pemerintahan yang otoriter(kekuasaan tertinggi berada dipimpinan atau pemerintahan bukan ditangan

rakyat)9 . Jika pemerintahan kita kembali bersifat otoriter makan akan terjadi kembali masa pemerintahan seperti masa pada rezim

soeharto. Dimana pada saat itu kekuasaan berada ditangan soeharto

9 Baskara T. Wardaya. 2007. Menelusuri Akar Otoritarianisme di Indonesia. Lembaga

(19)

dan masyarakat tidak bisa menentang sedikitpun. Pada rezim ini Masyarakat seakan – akan ditakut-takuti dan kebebasan

berpendapatnya dipasung. Masyarakat memang sejahtera pada rezim ini, namun masyarakat seolah seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Harus mengikuti kemana saja arah pengembala. Tidak punya suara dan diperbudak. Siapa saja yang mencoba melawan, esok harinya tidak akan ditemui di warung-warung kopi pagi menikmati hidup sejahtera seperti warga lainnya.

Jika demokrasi ditegakkan, maka kekuasaan tertinggi berada di Tangan rakyatr, dengan demikian semua aspirasi masyarakat akan diterima oleh pemerintah, sehingga tidak akan ada lagi istilah rakyat yang tertindas.

3. Lingkungan Hidup

Pengertian Lingkungan Hidup adalah semua kondisi yang ada disekitar manusia, hewan maupun tumbuhan dan benda lainnya. Lingkungan hidup merupakan suatu ekosistem yang saling berhubungan. Bila terjadi ketidakberesan diantara unsur penyusun ekosistem tersebut maka tidak seimbamg akan terjadi yang selanjutnya akan berakibat terganggunya unsur ekosistem yang lain.

Kegiatan yang dilakukan manusia dapat menyebabkan kerusakan dan penurunan kualitas dan kuantitas lingkungan hidup. Misalnya pengerusakan lingkungan karena nafsu manusia untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis. Oleh karena itu, penataan terhadap kegiatan yang berakibat pada rusaknya lingkungan harus dilakukan. Pembangunan yang berkelanjutan menjadi istilah dan semboyan yang berisi tekad bangsa-bangsa didunia untuk memerangi kerusakan lingkungan.

BAB 3

(20)

KESIMPULAN

penghormatan tentang hak asasi manusia telah mulai berkembang, misalnya pada masyarakt Jawa telah mengenal istilah “ Hak Pepe “ yaitu hak warga desa yang diakui dan di hormati oleh penguasa, seperti hak mengemukakan pendapat, walaupun hak tersebut bertentangan dengan kemauaun penguasa ( Baut & Beny,1988:3 ).

3.

Puncak perkembangan perjuangan hak asasi tersebut yaitu ketika “ Human Right “ tersebut dirumuskan untuk pertama kalinya secara resmi pada “ Declaration Of Independence “ di Amerika Serikat tertanggal 4 juli 1776. Dinyatakan bahwa seluruh umat manusia dikaruniai oleh Tuhan Yang Maha Esa beberapa hak yang tetap dan melekat padanya. Perumusan hak – hak asasi manusia secara resmi kemudian menjadi pokok konstitusi negara Amerika Serikat ( tahun 1981 ) yang mulai berlaku pada 4 maret 1789 ( Hardjowinorogo, 1977:43 )

(21)

parlemen dan lain-lain, kemudian mengambil alih dominasi dari golongan-golongan gereja, ningrat, prajurit dan kerajaan.

6.

Pada era reformasi dewasa ini permasalahan HAM, Demokrasi dan Lingkungan Hidup sangat mempengaruhi upaya bangsa Indonesia dalam membina dan mengembangkan ketahanan nasional. Permasalahan tersebut merupakan suatu isu global sehingga semua negara termasuk negara Indonesia tidak bisa melepaskan diri dari persoalan tersebut. Namun kendala bagi negara berkembang seperti Indonesia adalah bagaimana ketiga isu tersebut tidak menjadi alat wacana negara-negara adidaya untuk melakukan tekanan terhadap negara-negara yang tidak sesuai dengan visi negra adidaya terebut. Misalnya isu tentang HAM di Indonesia, banyak negara besar yang oleh karena kepentingan politiknya senantiasa mengadakan tekanan terhadap Indonesia, dengan memberikan bantuan politis maupun dana terhadap lembaga-lembaga masyarakat yang melakukan tekanan politik terhadap pemerintah Indonesia, sehingga konsekuensinya dapat melemahkan ideologi dan ketahanan nasional.

7.

Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

-

Amin, Zainul Ittihad.2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Terbuka

-

Oesman, Oetojo dan Alfan.1993. Pancasila Sebagai Ideologi Dalam Berbagai Bidang Kehidupan Masyarakat, Berbangsa dan Bernegara. Jakarta : BP-7 Pusat

-

Yuliarso, Kurniawan Kunto dan Nunung Prajarto. 2005. HAM di Indonesia: Menuju Democratic Governance.Yogyakarta: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Volume 6 No. 3 Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Gajah Mada.

-

Setiardja, A Gunawan.1993.Hak-hak asasi manusia berdasarkan ideologi pancasil. Yogyakarta : Kanisius

-

M.S, Kaelan.2010.Pendidikan Pancasila. Yogyakarta : Paradigma

-

Kaelan, M.S., dan Ahcmad Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta. : Paradigma

Situs Internet

-

http://id.scribd.com/doc/86216889/Pengaruh-Ham-Demokrasi-Lingkungan-Hidup-Terhadap-Ketahanan-Nasional#scribd

-

http://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia

-

http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup

-

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Suatu negara itu perlu melakukan tindakan untuk mengetahui peningkatan suatu perolehan pendapatan agar masyarakat bisa menyambung hidup khususnya untuk Usaha Kecil,

Satu hal yang harus diperjelas disini adalah ketika anak-anak hanya memikirkan haknya secara pribadi maka mereka akan cenderung jauh dari keadilan, sebaliknya

berani tampil di depan umum. 9 Hasil yang dicapai Anak-anak dapat mengikuti dan antusias pada semua kegiatan ekstrakulikuler. Setiap pertemuan anak di latih tahap per

Kursus ini bersesuaian untuk peserta yang telah bekerja dengan persekitaran atau tugasan penjaga jentera elektrik di industri. Dan juga sesuai bagi mereka yang ingin membuat

Pengaruh Variasi Tekanan Kempa dan Presentase Perekat Terhadap Sifat Fisika-Kimia Briket Arang Dari Limbah Kulit Buah Durian (Durio sp.). Skripsi S1 Fakultas

Sebagaimana terjadi dalam pendekatan metoda Simpson, akurasi hasil perhitungan fungsi integral dengan pendekatan metoda empat persegi panjang akan semakin bertambah jika cacah

Selanjutnya dapat dilihat pemanen yang mengalami tingkat kelelahan kerja ringan banyak dialami pada pekerja dengan masa kerja kurang dari 10 tahun yaitu sebanyak 27 orang

Perhitungan waktu siklus proses packing dilakukan dengan mengukur pekerjaan setiap proses dengan kecepatan pada mesin sebesar 100 dus kecil/menit sehingga waktu siklus