• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Akhir Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten sekadau KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Akhir Penyusunan Pencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang Cipta Karya Kabupaten sekadau KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-1

BAB VI

KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN

PENDAPATAN

6.1 Umum

Dengan diberlakukannya Peraturan Peraturan Pemerintah nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah antar pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerntahan daerah kabupaten/kota, maka pemerintah kabupaten mempunyai kewajiban untuk menyelengarakan dan melaksanakan urusan perintah daerah yang menjadi kewenangannya. urusan pemerintah daerah tersebut meliputi: Urusan Wajib dan Urusan Pilihan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Birokrasi dalam melaksanakan urusan pemerintah daerah tersebut secara umum berperan menjalankan 3 (tiga) fungsi utama, yaitu:fungsi pelayanman, fungsi pembangunan dan fungsi pemerintahan umum. fungsi pelayanan berhubungan dengan unit organisasi pemertah yang pada hakikatnya merupakan bagian atau berhubungan dengan masyarakat. Fungsi utamanya adalah pelayanan publik (public service) langsung kepada masyarakat. fungsi pembangunan berhubungan dengan organisasi pemerintah yang menjalankan salah satu urusan pemerintah daerah guna mencapai tujuan pembangunan. Fungsi ketiga adalah pemerintah umum yang berhubungan dengan rangkaian organiasain pemerintah yang menjalankan tugas-tugas pemerintah umum termasuk memelihara ketertiban dan keamanan . Fungsinya lebih kepada fungsi pengaturan (regulative function).

Guna melaksanakan ketiga fungsi utama tersebut secara optimal diperlukan dukungan anggaran yang memadai yang tertuang dalam anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APD) untuk melaksanakan semua urusan pemerintah daerah yang menjadi kewenangan pemerintah daerah Kabupaten Sekadau, angaran Pendapatandaerah (APBD) meruupakan rencana keuangan tahunan pemerintah Daerah yang mengambarrkan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah Daerah dalam kurun waktu satu tahun. APBD selain itu juga merupakan instrrumen dalam rangka mewujudkan pelayanan dan peningkatan kesejahteraan

(2)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-2

masyarakat. berkaitan dengan hal tersebut maka pengalokasian anggaran belanja yang secara rutin merupakan kebutuhan dalam rangka pelaksanaan setiap urusan pemerintah daerah menjadi tolah ukur bagi tercapainya keseimbangan serta konsistensi pembangunan daerah secara keseluruhan menuju tercapainya sasaran yang telah disepakati bersama.

Bertitik tolak dari target kinerja pembangunan daerah yang dicapai dan dengan memperhatikan keterbatasan sumber daya yang ada, maka dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan daerah perlu mengarahkan dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara berdaya guna dan berhasil guna dengan disertai pengawasan dan pengadilan yang ketat sesuai ketentuan perundabg-undangan yang berlaku. Hal ini dimaksudkan agar target kinerja pembangunan daerah yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengolahan Keuangan Daerah, maka Prioritas dan Plafon Angaran (PPA) yang telah disepakati bersama antara Pemerintah Daerah dan DPRD. Kebijakan Umum APBD (KUA)dimaksudkan sebagaui pijakan dan dasar bagi perintah daerah dan DPRDdalam membahas dan menyepakati PPA yang selanjutnya menjadi bahan utama penyusunan RAPBD, oleh karena itu KUA tersebut juga memberikan landasan dan pedoman bagi setiap satuian kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun program dan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengantugas pkok dan fungsinya masing-masing.

Anggaran pendapat dan belanja daerah (APBD)pada hakikatnya merupakan perwujudan amanat rakyat kepada eksekutif dan legislative untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan umum kepada masyarakat dalam batas otonomi daerah yang dimiliki. bertitik tolak pada hal tersebut, maka setiap penyusunan APBD Kabupaten Sekadau disusun dengan memperhatikan prinsip-prinsip:

1. Partisipasi Masyarakat

Hal ini mengandung makna bahwa mengambil keputusan dalam proses penyusunan dan penetapan APBD sedapat memungkinkan partisipasi masyarakat sehingga masyarakat mengetahui akan hak dan kewajibannya dalam pelaksanaan APBD.

(3)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-3

2. Transparansi

Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) yang disusun harus dapat menyajikan informasi secara terbuka dan mudah diaskes oleh masyarakat yang meliputi: tujuan, sasaran, sumber pendanaan pada setiap jenis/ objek belanja serta kolerasi antara besaran anggaran dengan manfaat dan hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang dianggarkan oleh karena itu, setiap pengguna anggaran harus bertanggung jawab terhadap penggunaan sumber daya yang dikelola untuk mencapai hasil yang ditetapkan

Tranparasi dan akuntabilisasi anggaran, baik dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan, maupun akuntasinya merupakan wujud pertanggungjawaban pemerintah Derah dan DPRD kepada rakyat.

3. disiplin Anggaran

Anggaran daerah disusun berdasarkan kebutuhan rill dan prioritas masyarakat didaerah sesuai dengan target dan sasaran pembangunan daerah. dengan demikian dapat dihindari adanya kebiasaan alokasi anggaran pembangunan keseluruh sektor yang kurang efisien dan efektif.

Anggaran yang tersedia pada setiappos/ rekening merupakan batas tertinggi belanja/pengeluaran. oleh karena itu, tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan melampaui batas kredit anggaran yang ditetapkan.

4. Keadilan anggaran

Pajak daerah, retribusi daerah dan punggutan daerah lainnya yang dibebankan kepada masyarakat harus mempertimbangkan kemampuan unytuk membayar, masyarakat yang memiliki kemampuan pendapatan rendah secara proporsionaldiberi beban yang sama , sedangkan masyarakat yang memampuan untuk membayar tinggi diberi beban yang tinggi pula.untuk menyeimbangkan kedua kebijakan tersebut pemerintah daerah dapat memberikan deskriminasi tariff secara rasionalguna menghilanhgkan rasa ketidak adilan. selain daripada itu dalam mengalokasikan belanja daerah, harus mempertimbangkan keadilan dan pemerataan agar dapat dinikmati oleh seluruh lkapisan ,masyararkat tama dikriminasi pemberian pelayanan.

Pemerintah daerah didalam menetapkan besaran pajak dan retribusi harus mampu mengambarkan nilai-nilai rasional dan transparan terkait dengan penentuan hak-hak dan tingkat pelayanan yang diterima oleh masyarakat di daerah. Mengingat, adanya beban pembiayaan yang dipikul langsung maupun tidak langsung oleh kelompok masyarakat melalui mekanisme pajak/retribusi, serta adanya keharusan untuk

(4)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-4

merasionalkan anggaran yang lebih menguntungkan bagi kepentingan masyaraka dan mampu merangsang pertumbuhan ekonomi daerah sesuai mekanisme pasar.

5. Efesiensi dan Efektifitas Anggaran

dana yang tersedia harus dimanfatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat menghasilkan peningkatan pelayanan dan kesejahteraan yang maksimal guna kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, untuk dapat mengendalikan tingkat efisien dan efektivitas anggaran, maka dalam perencanaan anggaran perlu diperhatikan: a. Pendapatan secara jelas tujuan dan sasaran, hasil dan manfaat, serta indikator kinerja yang ingin dicapai;

b. penetapan prioritas kegiatan dan perhitungan beban kerja serta penetapan harrga satuan yang rasional;

c. Taat azas

anggaran pendapatan dan Belanjja Daerah (APBD) sebagai kebijakan daerah yang ditetapkan dengan Peraturan daerah didalam p[enyusunannyatidak boleh bertebtangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, kepentingan unum dan peraturan daerah lainnya.

6.2 Profil Keuangan Kabupaten Sekadau 6.2.1. Komponen Penerimaan Pendapatan

Pendapatan daerah merupakan penerimaan uang dari kas rekening kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancer sebagai hak pemerintah daerah dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali ke daerah. Pendapatan daerah Kabupaten Sekadau terdiri dari pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan lain-lain PAD. Kondisi umum masing-masing masing sumber pendapatan daerah Kabupaten sekadau adalah sebagai berikut:

a. Pendapatan asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli Daerah (PAD) Kabupaten Sekadau terdiri dari; 1) Pajak daerah;

2) Retribusi daerah;

3) Hasil pengelolaan PERUSDA dan kekayaan daerah yang dipisahkan; 4) Lain-lain PAD.

b. Dana pertimbangan

(5)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-5

1) Bagi hasilPajak dan Bukan pajak 2) Dana Alokasi Umum (DAU); 3) Dana Alokasi Khusus ( DAK); c. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari:

1) pendapata Hibah; 2) dana darurat

3) Bagi hasil pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya; 4) Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus;

5) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya.

Perkembangan pendapatan asli daerah kbupaten Sekadau disajikan pada tabel berikut ini.

Belum ada data.

6.2.1 Komponen Pengeluaran Belanja

Belanja daerah meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum yang mengurangi ekuitas dana lancer, yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. belanja dalam rangka urusanwajib yang digunakan untuk melindungidanm neningkatkan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.

Sedangkan pelaksanaan urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintah yang secara nyata ada dan berpotensi untukmeningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan dan potensi keungulan daerah, seperti: perikanan,pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata.

Belanja menurut kelompok belanja teriri dari Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung. Belanja tidak langsung merupakan belanja yang diangarkan tidak terkait secara langsung dengan pelakaksanaanprogram kegiatan, seperti:

a. Belanja Pegawai; b. bungga;

(6)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-6

d. Hibah;

e. Bantuan Sosial; f. Belanja Bagi Hasil; g. Bantuan Keuangan; h. Bantuan Tak Terduga

Sedangkan Belanja Langsung merupakan belanja yang anggarannya terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, seperti:

a. Belanja Pegawai;

b. Belanja Barang dan Jasa; c. Belanja Modal.

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Sekadau dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut ini.

Belum ada data.

6.3. Permasalahan dan Analisis Keuangan

6.3.1. Kondisi Keuangan Pemerintah Kabupaten Sekadau

Permasalahan utama pada kegiatan keuangan Pemerintah Kabupaten Sekadau adalah pada upaya optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD), permasalahn yang masih dijumpai adalah:

a. Kecilnya potensi PAD, yang menyebabkan ketergantungan pemerintah daerah kepada Dana Pertimbangan;

b. Secara teknis penentuan target PAD oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah(SKPD) belum didasarkan pada potensi pendapatan yang ada;

c. Keterlambatan informasi dan penyaluran dana perimbangan dan bagi hasil sehingga belum dapat di tempatinnyapencarian dana perimbangan dan bagi hasil; d. Beberapa target PAD utamanya Pada Lain-lain PAD tidak dapat terrealisasi

karena terkait dengan permasalahan yang melingkupi dan memerlukan langkah-langkah pemecahan masalah secara komperehensip;

e. Beberapa perusahaan daerah masih memerlukan peningkatan manajemen pengelolaan sehingga memberikan kontribusi kepada PAD;

f. Perlu upaya intensifikasi dan ekstensifikasi pajak dan retribusi daerah dengan memperhatikan keseimbangan dengan potensi yang ada;

g. Perlu adanya upaya pengendalian sumber-sumber pendapatan derah yang baru dengan tetap memperhatikan kemampuan masyarakat dan potensi yang ada serta tidak memberatkan dunia usaha masyarakat;

(7)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-7

h. Dalam hal pelayanan yang perlu ditempuh melalui penyederhanaan sistem dan prosedur administrasi pajak dan retribusi daerah serta meningkatkan ketaatan wajib pajak dan pembayaran retribusi daerah.

Permasalahan lain adalah di perencanaan masih dijumpai beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun rencana kerja dan angaran SKPD belum sesuai dengan tugas pokokdan fungsi SKPD dan perencanaan strategis daerah serta masih ditemukan adanya ketidaksesuaian antara target kinerja yang akan dicapai dengan perincian kegiatan dan anggaran yang akan dilaksanakan. Demikian juga dalam hal penetapan kegiatan target kinerja keluar (output) dan hasil (output) tidak jelas indicator capaian kinerjanya. sedangkan pada tahap pelaksanaan, umumnya terkendala pada ketersediaan waktu pelaksanaan khususnya pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditetapkan pada APBD perubahan.

6.3.2. Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Sekadau Belum ada data.

6.4 Analisis Tingkat Ketersediaan Dana

6.4.1.Analiasis Kemampuan Keuangan Daerah

Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sekadau untuk mendukung pembangunan didasarkan pada sekala proritas pembangunan yang mendesak untuk meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan kepada masyarakat. Dukungan dana melalui berbagai sumber pendanaan, seperti: DAU dan DAK masih sangat dibutuhkan Kabupaten Sekadau. Selain itu peningkatan PAD perlu ditingkatkan melalui optimalisasi pendapatan yang ada selama ini dan pengawasan, seperti:retribusi parker, kebersihan dan lainnya, serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

Untuk mendukung kemampuan keuangan daerah, setiap kegiatan pembangunan daerah setiap kegiatan pembangunan dapat melibatkan partisipasi dan swadaya masyarakat, swasta. Para investioryang akan masuk ke Kabupaten Sekadau perlu didukung dengan memberikan insentif seperti kemudahan perizinan yang teap sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada.

Pengunaan tabungan masyarakat (public saving) juga dapat digunakan untuk mendukungpeningkatan kemampuan keuangan daerah kabupaten Sekadau atau bahkan melalui pinjaman bila mendesak perlu dilakukan.

(8)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-8 6.4.2.Aspek Keuangan Perusahaan

Salah satu dukungan keuangan perusahaan yang ada antara lain dari PDAM Kabupaten Sekadau. Pelayanan PDAM ini sangat mendukung penyediaan prasarana dan sarana air minum di Kabupaten Sekadau yang sangat dibutuhkan karena sebagian dari penduduk belum terlayani air minum dengan baik.

6.5 Rencana Pembiayaan Program 6.5.1 Rencana Pembiayaan

Sumber-sumber pembiayaan pembanguan di Kabupaten Sekadau didukung oleh banyak sumber baik dari pemerintah Pusat, Provinsi Kalimantan barat dan Pemerintah Kabupaten Sekadau melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat dan swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan strategi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan bantuan teknis (Bantek) serta bimbingan teknis (Bintek). Diharapkan Dengan dukungan ini , pembangunan di Kabupaten Sekadau menjadi terpacu dan mampu meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih sejahtera.

6.5.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM

Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kbupaten Sekadau Tahun 2012-2017, direncanakan didukung oleh banyak sumber, baik pemerintah Pusat, Provinsi, Pemerintah Kabupaten Sekadau, perusahaan daerah serta partisipasi masyarakat/ pihak swasta dan investor.

Pola pemberdayaan masyarakat juga ditetapkan dalam pembangunan di kabupaten Sekadau serta kepedulian dan rasa memiliki setiap kegiatan pembangunan dirasakan karena masyarakat sebagai pelaku pembangun.

Diharapkan dengan adanya kesepakatan pelaksanaan program (project memorandum) didalam pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya di Kabupaten Sekadau, program/kegiatan yang direncanakan dapat dapat dilaksanakan dan dapat dukungan dari semua pihak. Dukungan ini selain dukungan pembiayaan, juga dalam pelaksanaan dan pengawasan dilapangan sehingga setiap program/ kegiatan tetap sesuai dengan rencana awal.

(9)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-9 6.6 Peningkatan Kemampuan Pendanaan

Peningkatan kemampuan Pendanaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kbupaten Sekadau Tahun 2012-2017dengan mengoptimalkan pendapatan APBD Kabupaten Sekadau yang telah ada dan didukung oleh semua komponen masyarakat.

Partisipasi masyarak/swasta, transparansi dalam perencanaan dan akuntabilitas anggaran sera disiplin anggaran sangat dibutuhkan sehingga pembangunan menjadi lebih efisien dan efektif. diharapkan dengan keterlibatan semua komponen masyarakat dan didukung dalam pembiayaan akan meningkatkan kemampuan pendanaan pelaksanaan RPIJM Bidang Cipta Karya di lapangan.

6.7 Peningkatan Kapasitas Pembiayaan

Untuk meningkatkan kapasitas pembiayaan ini, Pemerintah Kabupaten sekadau mencari alternative sumber-sumber pembiayaan yang dapat digunakan untuk menutup anggaran deficit. alternative sumber pembiayaan antara lain dari sisa Lebih Anggaran Tahun Lalu (SiLPA) tahun sebelumnnya, penerimaan dana cadangan , penerimaan obligasi, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan dan penerimaan pembiayaan lain-lain.

Beberapa upaya dalam meningkatkan sumber-sumber penerimaan daerah (potensi Penerimaan daerah) adalah meliputi:

1. Meningkatkan sumber penerimaan daerah melalui identifikasi dan ekstensifikasi Pendapatan Asli daerah, bagi Hasil Pajak dan mengoptimalkan perolehan dana Perimbangan yang lebih adil dan proposional, melalui penyederhanaan proses administrasi pemungutan dan penyempurnaan sistem pelayanan, optimalisasi pelaksanaan landasan hokum yang terkait dengan penerimaan daerah, sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat baik secara langsung maupun media massa mengenai ketentuan pajak daerah dan retribusi daerah, peningkatan koordinasi dan kerjasama dengan unit SKPD yang terkait agar penerimaan yang bersumber dari PAD dan dana Perimbangan diperolh secara optimal.

2. Upaya peningkatan dan realisai PAD (khususnya dari pajak daerah) merupakan konsep atau berkesinambungan. pada satu sisi, tahap perencanaan dan pengendalian oprasional harus mampu meningkatkan kualitas sistem dan prosedur yang ada sehingga total biaya administratif dapat diminimalisir. Pada

(10)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-10

sisi yang lain, tahap perencanaan dan pengendalian oprasional harus mampu pula mengidentifikasi jenis-jenis pajak baru untuk ekstensifikasi selaras dengan perkembangan dinamis perekonomian.

3. Meningkatkan kinerja dan ektefitas SKPD yang bertangung jawab menangani penerimaan daerah melalui pelayanan birokrasi secara profesiaonal dan transparan serta menciptakan kondisi yang kondusif bagi kegiatan uasaha dan investasi. dalam upaya meningkatkan pendapatan asli daerah, pemerintah daerah dilarang menetapkan perda tentang pendapatan yang menyebabkan ekonomi biaya tinggi dan yang menghambat mobilitas penduduk, lalulintas barang dan jasa antar daerah, dan kegiatan inpor/ ekspoR.

4. Sumber-sumber pendanaan pelaksanaan pemerintah daerah terdiri atas pendapatan asli daerah , Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah , dan Lain-lain Pendapatan Yang Sah.

5. Pendapatan Daerah merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yag dipisahkan, dan lain-lain hasil pendapatan daerah yang sah, yang bertujuan untuk memberikan keleluasan kepada daerah untuk menggali pendanaan dalam pelaksanaan dalam otonomi daerah sebagai perwujudan asas deentralisai.

6. Dana perimbangan merupakan pendanaan daerah yang bersumber dari APBN yang terdirin atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum(DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Dana Perimbangan Selain dimaksud untuk membantu daerah dalam mendanai kewenangan, juga bertujuan untuk mengurangi ketimpangan sumber pendannaan pemerintah antar pusat dan daerah. ketiga komponen dana perimbangan ini merupakan transfer dana dari pemerintah serta merupakan satu kesatuan yang utuh.

7. DBH adalah dana sumber dari pendapatan APBD yang dibagihasilkan kepada daerah berdasarkan angka persentase terentu. pengaturan DPH dalam undan-undang ini merupak penyelarasan dengan Undang-undan-undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang pajak penghasil sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhirdengan UU No. 17 Tahun 2000. Dalam Undang-undang ini dimuat pengaturan mengenai bagi hasil Penerimaan Pajak Penghasil (PPh) pada pasal 25 dan psl 29 Wajib Pajak Dalam Negeri dan PPh pasal 21 serta sektor pertambanan panas bumi

(11)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-11

sebagaimana dimaksudkan dalam UU No. 27 Tahun 2003 tentang Panas Bumi. selain itu, dana reboisasi yang semula termasuk bagian dari DAK, dialihkan menjadi DBH.

8. DAU bertujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah yang dimaksudkan untuk mengurangi ketimpangan kemampuan keuangan antara daerah melalui penerapan formula yang mempertimbangkan kebutuhan dan potensi daerah. DAU suatu daerah ditentukan atas besar kecilnya daerah fisikal (fiscal gap) suatu daerah yang merupakan selisih antara kebutuhan daerah dan potensi daerah.daerah yang potensi fiscalnya besar tetapi kebutuhan kecil akan memperoleh alokasi DAU kecil dan sebaliknya, terkandung maksud sebagai pemerataan kapasitas fiscal.

9. DAK dimaksudkan untuk membantu membiayaai kegiatan-kegiatan khusus didaerah tertentu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang belum mencapai standartertentu atau unuk mendorong percepatan pembangunan daerah.

10. Pinjaman daerah merupakan salah satu sumber pembiayaan yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Pembiaayaan yang bersumber dari pinjaman harus dikelola secara benar agar tidak menimbulkan dampak negative bagi keuangan daerah sendiri serta stabilitas ekonomi dan moneter secara nasional. Oleh karena itu pinjaman daerah perlu mengikuti criteria, persyaratan, mekanisme, dan saksi pinjaman daerah yang diatur dalam undang-undang termasuk larangan melakukan pinjaman langsung keluar negeri. Pinjaman dari luar negeri hanya dapat dilakukan oleh pemerintah dengan mekanisme penerusan pinjaman. dilain pihak, pinjaman daerah tidak hanya dibatasi untuk membiayai prasarana dan sarana yang menghasilkan penerimaan tetapi juga dapat untuk membiayai proyek pembangunan prasarana dasar masyarakat maupun dapat untuk membiayai prasarana dan sarana yang menghasilkan penerimaan, tetapi juga dapat untuk membiayai proyek pembangunan prasarana dasar masyarakat walaupun tidak menghasilkan penerimaan. selain itu dilakukan pembatasan pinjaman dalam rangka pengendalian deficit APBD dan batas kumulatif pinjaman pemerintah daerah.

(12)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-12

11. Selain itu daerah juga dimungkinkan untuk menerbitkan obligasi daerah dengan persyaratan tertentu serta mengikuti peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal dan memenuhi ketentuan nilai bersih maksimal Obigasi Daerah yang mendapatkan persetujuan Pemerintah. Segala bentuk akibat atau resiko yang timbul dari penerbitan Obigasi Daerah menjadi tangung jawab daerah sepenuhnya.

12. Dalam lain-lain pendapatan yang sah termasuk dana hibah yang berasal dari pemerintah, Negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga internasional, Pemerintah,badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun dalam bentuk barang dan/jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali.

13. Selain dana Hibah, dalam lain-lain yang sah memungkinkan pencantuman pemberian dana darurat kepada karena bencana nasional dan/atau peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditangulangi dengan dana APBD. Di samping itu, Pemerintah juga dapat memberikan dana darurat pada daerah yang mengalami krisis solvabilitas, yaitu daerah yang mengalami krisis keuangan berkaepanjangan. Untuk menghindari penurunannya pelayanan kepada masyarakat setempat, pemerintah dapat memberikan Dana Darurat kepada daerah tersebut setelah dikonsultasikan terlebih dahulu dengan DPR.

14. Meningkatkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam rangka peningkatan Dana Bagi Hasil yang bersumber dari pajak dengan peningkatan pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea perolehan atas Hak Tanah dan Bangunan (BPHTB),dan mengoptimalkan potensi Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29, sehingga akan diperoleh secara maksimal sesuai dengan potensi daerah yangada berupa 64,8% dari 90% dan 65% dari 10%total penerimaan PBB, 64% dari 80% dan pemerataan 20% Total seluruh penerimaan BPHT, 60% dari 20% total penerimaan PPh pasal 21, Pasal 25, dan Pasal 29.

15. Melakukan kerjasama dengan pihak terkait dalam rangka peningkatan Iuran Pengusahaan Hutan (IHPH) dan Provinsi Sumber Daya Hutan (PSDH) dan dana Reboisasi, sehingga 64% dari 80% IHPH dan 32% dari 80% penerimaan PSDH serta pemerataan 32%dari pemerataan PSDH dengan Kabupaten Dalam Provinsi, dana Reboisasi yaitu sebesar 40% dari seluruh dana Reboisasi dapat diperoleh secara maksimal sesuai dengan potensi daerah yang ada, demikian pula

(13)

Peningkatan Pendapatan Keuangan dan Rencana VI-13

pendapatan dari sumber-sumber pertambangan umum yang ada di Kabupaten sekadau.

16. Meghitung secara cermat Celah Fiskal berupa kebutuhan fiscal dikurangidengan kapasitas fiscal daerah berupa kebutuhan pendanaan daerah untuk melaksanakan fungsi layanan dasar umum yang diukur secara berturut-turut dengan jumlah penduduk, luas wilayah, indeks kemahalan kontruksi, PDRB per kapita dan indek pembangunan manusia(IPM), demikian pula dengan alokasi dasar yang dihitung berdasarkan jumlah gaji Pegawai Negri Sipil Daerah untuk memperoleh Dana Alokasi Umum (DAU) secara optimal dan tepat.

17. Secara Maksimal memperjuangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan mempertimbangkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis yang sesuai dengan kemampuan keuangan daerah dan standar kuantitas kontruksi yang dibutuhkan daerah.

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan yang dinyatakan dalam Kod Pematuhan memberikan garis panduan untuk tatatertib pekerja Würth Group.Dalam situasi tertentu semasa kerja seharian kita, kita sering

Auger mining adalah sebuah metode penambangan untuk permukaan dengan dinding yang tinggi atau penemuan singkapan (outcrop recovery) dari batubara

antara volume pembelian dan volume penjualan transaksi short selling yang terjadi di Bursa Efek Indonesia terhadap fenomena naik turunnya return weekend effect IHSG dan Indeks

Program pembinaan etika dan moral di sekolah dinilai oleh banyak orang belum sepenuhnya berhasil dalam membentuk pribadi siswa yang sesuai dengan norma-norma agama. Walaupun

Untuk megetahui pengaruh simultan Return on Assets (ROA), Net Profit Margin (NPM), Cash Ratio (CR), dan Quick Ratio (QR) variabel terhadap harga saham perusahaan makanan dan

Terjadi kenaikan persentase nilai ekspor kelompok industri komoditi kayu lapis, kertas/pulp sebesar 8,79 persen dan 42,93 persen, sedangkan komoditi penyusun

Dari hasil simulasi terhadap model ini dapat disimpulkan bahwa peningkatkan efisiensi pemanfaatan knowledge merupakan cara yang lebih efektif untuk meningkatkan

Dalam hal terdapat perbedaan data antara DIPA Petikan dengan database RKA-K/L-DIPA Kementerian Keuangan maka yang berlaku adalah data yang terdapat di dalam database