• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : April 2014

Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan Ringkasan

Berdasarkan laporan sampai dengan tanggal 31 Maret 2014, ada 625 kasus ISPA Berat yang teridentifikasi oleh SIBI dengan proporsi positif influenza sebesar 16% (N = 94 kasus).

I. Pendahuluan

Kegiatan ini merupakan kegiatan surveilans epidemiologi dan virologi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) Berat termasuk influenza musiman, kasus baru influenza seperti H5, H7, dan Middle-East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV) yang dilaksanakan di enam rumah sakit di enam provinsi di Indonesia. Kegiatan SIBI bertujuan untuk mendapatkan informasi epidemiologi dan virologi ISPA Berat sebagai dasar pengambilan keputusan dalam pengendalian penyakit dalam kondisi rutin maupun pandemi.

Rumah sakit sentinel SIBI tersebut adalah:

1. RSUD Wonosari, DI Yogyakarta 4. RSUD Deli Serdang, Sumatera Utara 2. RS Kanujoso, Kalimantan Timur 5. RSUD dr. M. Haulussy, Maluku

3. RSUD Bitung, Sulawesi Utara 6. RSU Provinsi NTB, Mataram, Nusa Tenggara Barat Definisi kasus ISPA Berat

Demam ≥ 38 °C atau riwayat demam; dan disertai dengan semua gejala atau kondisi dibawah ini: • Batuk;

• Gejala timbul tidak lebih dari 7 hari; • Memerlukan perawatan rumah sakit;

Laboratorium: Uji real time RT-PCR dilakukan terhadap semua spesimen yang dikirimkan ke Laboratorium Nasional Balitbangkes Jakarta. Spesimen diuji untuk influenza A dan influenza B. Spesimen dengan positif influenza A, akan dilakukan uji subtipe virus influenza A. Isolasi virus dilakukan untuk semua spesimen yang positif influenza. Hasil laboratorium juga dilaporkan ke FluNet.

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

1. Diketahuinya gambaran epidemiologi ISPA Berat dan influenza menurut waktu, tempat, dan orang – Tabel 1.

2. Diketahuinya proporsi pneumonia dari kasus ISPA Berat – Tabel 1.

3. Diketahuinya proporsi kasus influenza positif di antara kasus ISPA Berat – Tabel 2 dan Grafik 1. 4. Diketahuinya karakteristik virus influenza yang beredar – Tabel 2 dan Grafik 1.

5. Diketahuinya angka fatalitas kasus (CFR) ISPA Berat dan pneumonia – Tabel 1. 6. Diketahuinya gambaran klinis ISPA Berat – Tabel 1.

7. Diketahuinya riwayat perjalanan kasus ISPA Berat – Tabel 3. 8. Memantau kinerja surveilans setiap site sentinel – Tabel 4.

(2)

2 II. Hasil analisa data kegiatan SIBI (sampai dengan 31 Maret 2014)

Dari 625 kasus ISPA Berat, 56% adalah laki-laki dan 44% adalah perempuan. Sedangkan dari 94 kasus yang ditemukan positif influenza, proporsi laki-laki sebesar 54% dan perempuan 46%. Sebagian besar proporsi kasus ISPA Berat (39%) dan kasus positif influenza (44%) ditemukan pada kelompok umur 1 – 4 tahun (Tabel 1).

Berdasarkan gejala saat masuk, sesuai dengan kriteria definisi kasus ISPA Berat, mayoritas penderita ISPA Berat memiliki riwayat panas (99%) dan batuk (99%).

Pneumonia ditemukan pada 18% kasus ISPA Berat dan 11% pada kasus positif influenza. Pada anak-anak di bawah 5 tahun yang positif influenza, 26% teridentifikasi dengan gejala kejang. Tidak ada kasus influenza yang meninggal dunia.

Cukup banyak kasus ISPA Berat yang memiliki kondisi/penyakit penyerta seperti perokok (9%), asma (8%), penyakit kardiovaskular (1%), dan kelainan neurologis (1%). Sedangkan untuk pasien positif influenza, asma (11%) dan perokok (11%) merupakan kondisi penyerta yang paling banyak terdeteksi. Berdasarkan informasi dari WHO, kondisi penyerta seperti penyakit kronis dapat memperparah penyakit influenza yang diderita (referensi: Vaccines against influenza WHO position paper –November 2012. Weekly Epidemiological Record, No. 47, 2012, 87, 461–476, www.who.int/wer).

(3)

3 Tabel 1. Karakteristik demografi, gejala, riwayat medis, dan kondisi saat keluar kasus ISPA Berat dan kasus positif influenza (sampai dengan 31 Maret 2014)

ISPA Berat (N=625) n (%) Positif Influenza (N=94) n (%) Jenis Kelamin Laki-laki 351 (56) 51 (54) Perempuan 274 (44) 43 (46) Kelompok Umur < 1 tahun 134 (21) 9 (10) 1 – 4 tahun 243 (39) 41 (44) 5 – 14 tahun 98 (16) 14 (15) 15 – 49 tahun 75 (12) 10 (11) 50 – 64 tahun 53 (9) 14 (15) >65 tahun 22 (4) 6 (6)

Gejala saat masuk*

Riwayat panas 624 (99) 94 (100) Panas ≥ 38°C 404 (65) 65 (69) Batuk 621 (99) 94 (100) Sakit tenggorokan 203 (33) 42 (45) Sesak napas 286 (46) 35 (37) Muntah 275 (44) 38 (40)

Nyeri dada pleuritik 118 (19) 17 (18)

Ronki 195 (31) 30 (32) Diare 138 (22) 17 (18) Riwayat medis* Perokok 53 (9) 10 (11) Asma 47 (8) 10 (11) Penyakit kardiovaskular 6 (1) 1 (1) Kelainan neurologis 4 (1) 1(1)

Kondisi saat keluar

Meninggal 10 (2) 0 (0)

Pemeriksaan X-Ray

Dilakukan rontgen X-Ray 199 (32) 25 (27)

Pneumonia pada hasil rontgen X-Ray 114 (18) 10 (11)

Gejala Berat untuk anak di bawah 5 tahun*

ISPA Berat (N=377) n (%)

Positif Influenza (N=50) n (%)

Tarikan dinding dada 73 (19) 2 (4)

Tidak bisa minum 23 (6) 1 (2)

Kejang 77 (20) 13 (26)

Stridor 22 (6) 3 (6)

Kesadaran menurun 6 (2) 0 (0)

(4)

4 Tabel 2. Data surveilans ISPA Berat (sampai dengan 31 Maret 2014)

Surveilans ISPA Berat Mar-14 Feb-14 Kumulatif Sampai Maret 2014

Total rawat inap* 4,993 5,183 64,472

Total kasus ISPA Berat* 60 (1) 48 (1) 625 (1)

Total spesimen ISPA Berat diperiksa 57 41 577

Total spesimen ISPA Berat positif influenza 7 (12) 13 (32) 94 (16) Subtipe Influenza A(H3N2) 4 (57) 10 (77) 46 (49) A(H1N1)pdm09 1 (14) 1 (8) 20 (21) B 2 (29) 2 (15) 28 (30) A(H1N1) 0 0 0 A(H5N1) 0 0 0 Not Subtyped 0 0 0

*Laporan mingguan dari site sentinel masih ada yang belum diterima

Tabel 2 menunjukkan bahwa proporsi ISPA Berat dari total rawat inap pada bulan Maret 2014 adalah 1%. Proporsi positif influenza pada bulan tersebut adalah 12%, lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Februari 2014. 0% 20% 40% 60% 80% 100% 0 5 10 15 20 25 30 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 42 44 46 48 50 52 2 4 6 8 10 12 2013 2014 % P o si ti f In fl u e n za Ju m la h Ka su s Minggu Epidemiologi

Grafik 1. Jumlah Kasus ISPA Berat dan Proporsi spesimen ISPA Berat positif influenza berdasarkan subtipe virus,

Surveilans ISPA Berat (SIBI): Minggu ke 18 (2013) s.d. 13 (2014)

(5)

5 Berdasarkan Grafik 1 terlihat bahwa proporsi kasus positif influenza tertinggi ditemukan pada minggu ke 2 dan 3 tahun 2014. Influenza B, A(H3N2), dan A(H1N1)pdm09 merupakan virus influenza yang terdeteksi melalui sistem ini. Pada bulan Maret 2014, influenza A (H3N2) yang paling banyak terdeteksi.

Tabel 3. Riwayat perjalanan kasus ISPA Berat pada bulan Maret 2014 Rumah Sakit Jumlah

Kasus SARI

Ada Riwayat Perjalanan

Negara Tidak Ada

Riwayat Perjalanan Riwayat Perjalanan yang Tidak Tercatat RSUD Wonosari 4 0 (0) - 4 (100) 0 (0)

RS Kanujoso 28 2 (7) Arab Saudi (2) 26 (93) 0 (0)

RSUD Bitung 6 0 (0) - 6 (100) 0 (0)

RSUD Deli Serdang 6 1(17) Tidak disebutkan 5 (83) 0 (0)

RSU Prov NTB 11 2 (18) Jepang (1), Malaysia (1) 9 (82) 0 (0)

RSUD dr. M. Haulussy 5 0 (0) - 5 (100) 0 (0)

Tabel 3 menunjukkan ada beberapa kasus ISPA Berat yang memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri, kasus-kasus tersebut ditemukan di RS Kanujoso (7%), RSUD Deli Serdang (17%), dan RSU Prov NTB (18%), tetapi tidak ada yang positif MERS CoV atau influenza A(H7N9).

Setiap site harus memastikan bahwa semua formulir kasus mendokumentasikan riwayat perjalanan. Kolom Riwayat Perjalanan yang Tidak tercatatpada Tabel 3 menyediakan informasi proporsi kasus ISPA Berat yang tidak tercatat riwayat perjalanannya. Pada bulan Maret 2014, semua site sudah mendokumentasikan riwayat perjalanan semua kasus ISPA Berat. Akan tetapi, ada satu kasus dari RSUD Deli Serdang yang tidak tercantum informasi negara yang dikunjungi.

Informasi Data Global

Berdasarkan data WHO sampai dengan 17 April 2014:

 Hingga saat ini WHO mengumumkan adanya 243 kasus konfirmasi MERS-CoV dengan 93 di antaranya meninggal dunia.

 Sedangkan kasus influenza A(H7N9) hingga saat ini telah tercatat sebanyak 422 kasus dengan 147 kasus meninggal dunia.

 Kasus A(H5N1) di dunia sampai dengan saat ini adalah 650 kasus dengan 386 kematian.

(6)

6 Tabel 4. Indikator kinerja SIBI per rumah sakit sentinel (sampai dengan 31 Maret 2014)

Rumah Sakit Rawat Inap A B C D E Kasus ISPA Berat (%) Kasus ISPA Berat dengan Spesimen (%) Positif Influenza (%) Positif Flu B Positif Flu A A (H1N1) pdm09 A (H3N2) Negatif Pending RSUD Wonosari 7,353 71 (1) 68 (96) 13 (19) 3 10 4 6 52 0 RS Kanujoso 15,605 175 (1) 170 (97) 37(22) 13 24 9 15 133 0 RSUD Bitung 6,386 98 (1.5) 80 (82) 10 (12.5) 2 8 2 6 70 0

RSUD Deli Serdang 9,087 79 (1) 59 (75) 7 (12) 6 1 1 0 52 0

RSU Prov NTB 13,219 137 (1) 136 (99) 22 (16) 3 19 3 16 114 0

RSUD dr. M. Haulussy 12,822 65 (0.5) 64 (98) 5 (8) 1 4 1 3 59 0

Total 64,472 625 (1) 577 (92) 94 (16) 28 66 20 46 483 0

A. Sampai dengan 31 Maret 2014, proposi kasus ISPA Berat paling banyak (1.5%) ditemukan di RSUD Bitung. Sedangkan proporsi kasus ISPA Berat paling sedikit (0.5%) ditemukan di RSUD dr.M. Haulussy. Indikator yang penting untuk kinerja deteksi kasus adalah proporsi (%) kasus ISPA Berat dari jumlah rawat inap. Secara umum, hal ini seharusnya ≥ 1% dan dapat meningkat menjadi 5% saat puncak musim influenza atau penyakit pernapasan lainnya.

B. Indikator kelengkapan data adalah proporsi kasus dengan spesimen, yang menandakan bahwa (a) kapasitas petugas dalam meyakinkan pasien supaya bersedia diambil spesimennya, dan (b) kapasitas untuk mengumpulkan, mengambil, dan menyimpan spesimen secara benar ke laboratorium. RSUD Deli Serdang mempunyai proporsi kasus dengan spesimen yang paling rendah (75%).

C. Proporsi positif influenza dari kasus dengan spesimen memberikan informasi tentang kegiatan influenza di daerah tersebut. Hal ini juga dapat menjadi indikator kualitas spesimen dimana jika proporsi positif influenza tetap rendah dalam periode waktu yang lama, hal tersebut dapat menandakan bahwa kualitas spesimen kurang baik. Kualitas spesimen dipengaruhi oleh teknik pengambilan spesimen, penyimpanan spesimen (lama dan suhu), pengiriman spesimen (lama dan suhu) dan juga teknik PCR dan reagent yang digunakan.

D. Tipe virus yang terdeteksi di setiap site memberikan informasi tentang variasi kegiatan virus per wilayah. Informasi ini bermanfaat untuk pengenalan vaksinasi di kemudian hari.

E. Kolom hasil laboratorium tentang pending bermanfaat untuk memberitahukan ke site tentang jumlah kasus yang seharusnya sudah mempunyai hasil laboratorium. Setiap site harus mendokumentasikan hasil laboratorium untuk setiap kasus ISPA Berat di dalam log book. Kategori pending akan membantu site untuk memeriksa jumlah hasil laboratorium yang akan diterima.

Gambar

Grafik 1. Jumlah Kasus ISPA Berat dan Proporsi spesimen ISPA  Berat positif influenza berdasarkan subtipe virus,
Tabel 3. Riwayat perjalanan kasus ISPA Berat pada bulan Maret 2014  Rumah Sakit  Jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesa penelitian ini adalah, kemampuan siswa dalam kemahiran Menulis meningkat setelah menggunakan media pembelajaran yang berbasis Memory Game, dan penggunaan Memory Game

Sentra Indologis Utama Manado dalam prakteknya dikenakan PPN atas harga jual produk jasa sebesar 10% dari jumlah tagihan atau seharusnya ditagih, begitu juga dengan pajak

Sekolah Luar Biasa (SLB) atau Sekolah Khusus adalah sekolah yang memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus (PDBK) yang memiliki tingkat kesulitan

Berdasarkan hasil penelitian Rahmat Rizal (2012) yang mengemukakan bahwa model ID lebih efektif daripada model DL dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa, maka

Konfusianisme sebagai suatu ide filsafat yang menekankan pada keteraturan sosial dan etika selama ribuan tahun telah mengakar dan melebur menjadi satu dalam pranata

Kelenjar pituitari sanat pentin karena menyampaikan pesan dari otak denan &#34;ara yan disebut kelenjar hipotalamus dan memanfaatkan pesan#pesan ini untuk memproduksi

Saat ini pengembangan ilmu dan teknologi komputer tidak hanya terbatas pada aspek hardware dan softwarenya saja, akan tetapi sudah sampai pada taraf brainware

Berdasarkan hasil respon sistem pada referensi tetap pada Gambar 8 dapat dilihat bahwa kontrol PI mampu mencapai dan mempertahankan output suhu sesuai dengan referensi 43oC