BAB III
PEMBAHASAN TEKNIS GANGGUAN SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR PADA MESIN KUBOTA RD 65 H DAN CARA MENGATASINYA 3.1. Fungsi sistem bahan bakar
Salah satu komponen motor diesel yang memegang peran penting adalah sistem bahan bakar. Peranan pokoknya adalah menyediakan kebutuhan bahan bakar sebagai salah satu unsur proses pembakaran, agar terjadi proses pembekaran. Seperti telah diketahui motor diesel merupakan bagian dari mesin pembangkit tenaga, dan masuk dalam kelompok mesin pembakaran dalam. Dalam proses pembangkitan tenaga, motor diesel melakukan proses pembakaran didalam silinder. Salah satu unsur yang diperlukan agar proses pembakaran terjadi, adalah tersedianya bahan bakar yang diperlukan.
Tugas dan fungsi sistem bahan bakar adalah menyediakan bahan bakar dan dapat dijabarkan secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Mengukur jumlah bahan bakar 2. Mengabutkan bahan bakar 3. Mengatur timing injection 4. Mengatur awal dan akhir injeksi
Fungsi pertama sistem bahan bakar adalah mengukur jumlah bahan bakar. Kebutuhan jumlah bahan bakar pada mesin sangat bervariasi, mulai dari tanpa bahan bakar hingga untuk beban maksimum. Kebutuhan tanpa bahan bakar pada motor diesel diperlukan saat mesin dimatikan. Cara ini untuk menghilangkan salah satu unsur dari proses pembakaran, yaitu bahan bakar untuk mematikan mesin. Sementara kalau pada motor bensin, untuk mematikan mesin juga menghilangkan salah satu unsur proses pembakaran yaitu bunga api pada busi, maka yang dihilangkan adalah unsur bahan bakarnya. Dengan menghentikan pengiriman bahan bakar, maka didalam mesin tidak akan ada proses pembakaran atau mesin tidak akan beroperasi.
Gambar 3.1. Proses injeksi bahan bakar
Sumber : Teknologi Motor Diesel. Sukoco, M.pd. Zainal Arifin, MT : Alfabeta, 2008
Kebutuhan bahan bakar yang lainnya mulai dari mesin saat putaran idle, hingga putaran tinggi, akselerasi, variasi beban saat kecepatan tetap karena kondisi yang tak terkendali oleh handle gas. Semua itu dilakukan oleh pompa injeksi melalui komponen utamanya dan komponen pendukung. Pengaturan jumlah bahan bakar pada pompa injeksi ada dua macam yaitu menggunakan
sistem helix dan slip ring. Untuk mengatasi beban yang tak terduga variasinya, menggunakan fungsi governor.
Fungsi ke-dua adalah mengabutkan bahan bakar (solar) kedalam silinder. Pengkabutan adalah proses memecah bahan bakar menjadi butiran kecil-kecil atau sering di-istilahkan sebagai proses atomisasi. Proses ini dimaksudkan agar bahan bakar mudah menjadi uap, atau berubah bentuk dari bentuk cair menjadi bentuk gas. Perubahan ini untuk membantu agar bahan bakar dapat bereaksi dengan udara (O2) yang menjadi syarat untuk bisa terjadi proses pembakaran yang baik. Di
samping itu, persyaratan proses pembakaran adalah terjadinya homogentitas campuran udara bahan bakar. Homogentitas berarti kerataan campuran diseluruh ruangan didalam silinder. Sementara proses pemasukan bahan bakar hanya terjadi pada satu tempat yaitu diujung pengabut. Oleh karena itu, proses penekanan bahan bakar harus dapat mencapai dua kondisi yaitu kabutan yang memungkinkan siap berubah menjadi uap, sedangkan kondisi yang lainnya adalah bahan bakar harus dapat dilempar hingga menyebar keseluruh ruangan didalam silinder.
(a) (b) Gambar 3.2. (a) Bentuk kabutan bahan bakar kasar, (b) kabutan halus. Sumber : Teknologi Motor Diesel. Sukoco, M.pd. Zainal Arifin, MT : Alfabeta,
2008
Kedua kondisi tersebut sebenarnya secara alami saling bertentangan. Apabila bentuk kabutan diperhalus agar cepat/mudah berubah menjadi uap, namun kondisi ini akan menghambat proses penetrasi. Semakin halus kabutan, maka daya jangkau penetrasi bahan bakar akan semakin lemah. Sebaiknya semakin kasar kabutan, maka daya jangkau penetrasi akan semakin jauh. Kondisi kabutan yang halus akan menyebabkan bahan bakar terlalu banyak berkumpul disekitar ujung pengabut, hal ini berarti homogenitas tidak tercapai (seperti gambar 3.2b). bila ini terjadi maka, uap bahan bakar ada yang tidak mendapatkan oksigen yang memadai, dampaknya gas buang akan semakin banyak mengandung asap hitam. Dan ini merupakan kerugian proses pembakaran, sebab terdapat karbon yang tidak memproduksi panas.
Sementara bila pengabutan kasar, penyebaran bahan bakar akan baik namun proses penguapan akan terhambat. Dampaknya hasil pembakaran akan terdapat barupa asap hitam pekat. Inipun kerugian proses pembakaran karena terdapat karbon yang tidak menghasilkan kalor. Oleh karena itu, setiap motor diesel akan berbeda-beda tekanan pengabutannya, hal ini karena beberapa pertimbangan, diantaranya jenis pengabut, tekanan kompresi, turbolensi, kecepatan mesin, dan kapasitas mesin. Melalui sebuah pengamatan atau penelitian yang cermat, akhirnya ditentukan besarnya tekanan pengabutan dari mesin tersebut. Tekanan inilah yang terbaik untuk mesin tersebut seperti terlihat pada (gambar 3.2a). Tekanan bahan bakar diatur pada injector/pengabut, yaitu dengan mengatur besarnya tegangan pegas pengabut.
Fungsi ke-tiga mengatur timing injeksi. Timing injection diatur melalui ikatan baut antara body pompa injeksi dengan blok mesin. Cara ini mirip dengan yang digunakan pada motor bensin, yaitu dengan mengatur posisi distributor. Timing injeksi yang lebih awal akan menyebabkan terjadinya detonasi, yaitu tekanan yang melonjak sebelum waktunya. Kondisi ini disebabkan karena saat bahan bakar di-injeksikan, temperatur udara hasil kompresi belum memenuhi syarat untuk membakar bahan bakar. Sehingga saat bahan bakar mulai terbakar sudah terjadi jumlah yang lebih banyak. Hal ini yang menyebabkan tekanan didalam silinder mendadak tinggi.
Fungsi ke-empat, mengatur awal dan akhir injeksi, atau bahan bakar diinjeksikan dalam periode waktu tertentu . Hal ini karena untuk mempersiapkan bahan bakar agar dapat terbakar dengan baik, dimana waktunya sangat singkat, yaitu diakhir langkah kompresi.
Apabila bahan bakar diinjeksikan kedalam silinder sekaligus, maka akan terjadi detonitasi, dan ini sangat tidak menguntungkan. Oleh karena itu, proses penginjeksian secara periodik ini agar proses pembakaran dapat terjadi secara bertahap, namun tentunya tidak boleh melebihi batas yang ditentukan. Batas tersebut adalah terjadinya kecepatan ekspansi ruang oleh gerakan piston ke-TMB. Bila ini terjadi, maka proses pembakaran tidak akan dapat menaikkan tekanan tersebut piston. Kondisi ini tentunya merupakan kerugian yang harus dihindarkan. Oleh karena itu, pada proses penginjeksian bahan bakar pada motor diesel dibatasi akhir injeksinya.
3.2. Penyemprotan bahan bakar
Penyemprotan bahan bakar kedalam silinder dilaksanakan dengan menggunakan sebuah alat yang dinamai penyemprotan bahan bakar. Disamping beberapa persyaratan lain yang dilakukan, bahan bakar yang disemprotkan itu harus habis terbakar sesuai dengan prestasi yang diharapkan. Dapat dkatakan fungsi penyemprot bahan bakar adalah :
1. Memasukan bahan bakar kedalam silinder sesuai dengan kebutuhan. 2. Mengabutkan bahan bakar sesuai dengan derajat pengabutan yang diminta. 3. Mendistribusikan bahan bakar untuk memperoleh pembakaran sempurna
dalam waktu yang ditetapkan.
Tekanan udara didalam silinder sudah sangat tinggi ketika bahan bakar di semprotkan. Dengan sendirinya tekanan penyemprotan haruslah lebih tinggi dari tekanan udara tersebut.
Kelebihan tekanan itu juga diperlukan untuk memperoleh kecepatan penyemprotan (kecepatan bahan bakar ke-luar dari penyemprotan) tertentu, yaitu sesuai dengan derajat pengabutan yang di-inginkan.
Dengan sendirinya kontruksi dan harga sistem penyemprotan bertambah mahal, sesuai dengan tekanan penyemprotan yang digunakan. Ada beberapa macam penyemprotan (nozzle) : dua diantaranya, yang banyak digunakan pada motor diesel modern adalah nozzle katup jarum dan nozzle pasak, seperti pada gambar 3.3)
(a) (b)
Gambar 3.3. (a) Jenis nozzle katup jarum, (b) nozzle pasak.
Sumber : Motor Bakar Torak. Wiranto Arismunandar : ITB Bandung, 1988
Kedua jenis nozzle ini berbeda bentuk ujung katupnya. Kabut bahan bakar yang keluar dari nozzle katup jarum berbentuk kerucut sedangkan dari nozzle pasak berbentuk selubung kerucut. Nozzle katup jarum dapat berlubang satu atau lebih, berdiameter sangat kecil kira-kira 0,25 mm /lebih sedikit.
Diameter lubang nozzle pasak bisa sampai 3mm. Boleh dikatakan, nozzle katup jarum pada umumnya digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar terbuka sedangkan nozzle pasak banyak digunakan pada motor diesel dengan ruang bakar kamar muka.
Tekanan penyemprotan dihasilkan oleh pompa bahan bakar tekanan tinggi. Melalui pipa tekanan tinggi yang berdiameter antara 1,5 – 4 mm (bergantung pada jumlah bahan bakar yang harus disemprotkan) bahan bakar mengalir ke-penyemprot dan akhirnya masuk ke ruang tekanan didalam nozzle. Didalam nozzle, katup menutup lubang nozzle karena adanya gaya pegas yang besarnya dapat diatur sesuai dengan tekanan penyemprotan yang dikehendaki. Apabila gaya bahan bakar yang ada didalam ruang tekanan tersebut lebih besar daripada gaya pegas, katup nozzle akan terangkat sehingga lubang nozzle terbuka. Dengan kecepatan tinggi mengalirlah bahan bakar kedalam silinder melalui lubang nozzle. Jadi, bahan bakar barulah dapat masuk kedalam ruang bakar apabila tekanannya cukup besar untuk melawan gaya pegas yang menekan katup nozzle itu.
3.3. Spesifikasi Kubota RD 65 H No Model RD 65 H 1 Jumlah Silinder 1 2 Isi Silinder cc 376 3 Tenaga Kontinyu HP/rpm 5.5/2200 4 Tenaga Maksimum HP/rpm 6.5/2200
5 Sistem Pembakaran Pengakabutan Langsung
( Direct Injection )
6 Sistem Starting Manual Engkol
7 Jenis Bahan Bakar Solar
8 Sistem Pelumasan Oli Diedarkan Dengan
Pompa Trochoid
9 Jenis Minyak Pelumas SAE 40
10 Sistem Pendingin Hopper
11 Isi Air Pendingin Lt 8.5
12 Isi Tangki Bahan Bakar Lt 7.5
13 Isi Minyak Pelumas Lt 2
3.4. Analisa Gangguan Sistem Injeksi Dan Cara Mengatasinya
1. Pengecekan permulaan
Sebeleum melekukan perbaikan atas gangguan (trouble shooting) periksalah hal-hal tersebut :
a. Periksalah semua saluran bahan bakar dari kemungkinan bocor atau cacat.
b. Periksalah saat penginjeksian.
c. Periksalah penyemprotan nozzle. Kendorkan fitting antara pemegang katup delivery dan pipa tekanan tinggi dan kemudian setiap pemegang katup dari kemungkinan bocor. Jika bocor, katup pemberi tidak berfungsi sebagaimana mustinya.
d. Periksalah pompa pengisi bahan bakar. Longgarkan fitting terhadap rumah pompa, jalankan pompa priming. Bahan bakar harus mengalir dalam jumlah berlebihan melalui selang.
e. Periksalah apakah control rack bergerak dengan halus. Bukalah tutup control rack, kemudian doronglah control rack kedalam pompa dan lepaskan. Control rack harus kembali lembut.
f. Periksalah ruangan eleman pompa dari kemungkinan berkarat atau cacat.
2. Trouble shooting
3.4.1. Engine Tidak Dapat Dihidupkan
Tabel.3.1. Trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Gangguan pada injection pump a. Plunger macet/aus b. Control rack macet c. Delivery valve macet d. Tapet aus (roll) e. Camshaft aus Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti 2 Gangguan pada injection nozzle
a. Needle valve macet/ lubang jarum nozzle tersumbat
b. Valve opening pressure terlalu rendah
c. Injection orifice tersumbat
Perbaiki/ganti (penjelasan dibawah tabel trouble shooting). Perbaiki/ganti (penjelasan dibawah tabel trouble shooting). Bersihkan.
d. Nozzle bocor Perbaiki/ganti (penjelasan
dibawah tabel
trouble shooting).
3 Fuel tank kosong Isi bahan bakar
4 Fuel pipa tersumbat (bocor pada
sambungan)
Perbaiki/ganti
5 Udara /air terperangkap dalam fuel sistem Keluarkan
udara/air yang
terperangkap (penjelasan
dibawah tabel
trouble shooting).
6 Fuel filter kotor Perbaiki/ganti
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan dalam pengetesan ini yaitu :
Gangguan yang terjadi pada injection nozzle memiliki beberapa kemungkinan yang sudah dijelaskan dalam tabel trouble shooting diatas. Perbaikan yang dilakukan jika terjadi permasalahan pada salah satu bagian dalam injection nozzle diperlukan proses pemeriksaan.
Proses pemeriksaan yang harus dilakukan dari masing-masing bagian dalam injection nozzle yaitu :
1. Pemeriksaan needle valve/jarum nozzle
Gambar.3.4. memeriksa needle valve Sumber : < http://images.google.co.id >
Apabila terjadi gangguan pada needle valve, harus dilakukan beberapa langkah pemeriksaan, yaitu :
a. Bersihkan dan rendam nozzle dengan bensin
b. Geser needle untuk memastikan bahwa pergerakannya cukup halus c. Tarik vertikal ke-atas needle valve sekitar 1/3 langkah atau 1,5 mm
dan apakah valve tersebut terjatuh akibat beratnya sendiri. d. Bila tidak kembali, maka injection nozzle harus diganti.
2. Pengujian dan penyetelan injection pressure
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menguji nozzle adalah :
a. Pada saat menguji nozzle, janganlah mengarahkan pengabutan bahan bakar ke-arah orang yang sedang memeriksa atau melihat proses penyetelan, akan tetapi nozzle diarahkan ke-bawah.
b. Saat terjadi pengabutan bahan bakar pada nozzle, jangan menahan lubang nozzle dengan jari tangan karena tekanan pengabutan sangat kuat.
Sebelum mengadakan pengujian dan penyetelan injection preassure, nozzle dipasang pada nozzle tester dan dioperasikan beberapa kali untuk mengeluarkan udara yang ada dalam nozzle tester tersebut. Langkah selanjutnya yaitu :
a. Operasi nozzle tester dengan tekanan manual yang telah ditentukan untuk mencapai standar injection pressure (300 kg/cm2).
b. Jika injection pressure belum memenuhi standar yang dibutuhkan, maka perlu menambah atau mengurangi shim dalam nozzle. Perubahan ketebalan shim 0,05 mm, akan merubah injection pressure 5 kg/cm2. Setelah memasang shim pada nozzle, periksa kembali injection pressure pada nozzle tersebut hingga mencapai angka yang dibutuhkan.
Gambar.3.5. Alat penyetelan injeksi (pressure gauge) Sumber : < http://images.google.co.id > 3. Pengujian kebocoran nozzle
Setelah nozzle terpasang pada nozzle tester, stel nozzle tester dengan tekanan yang telah ditentukan. Tekanan kemudian dinaikkan secara perlahan-lahan sampai mencapai tekanan pengujian. Setelah mencapai tekanan pengujian, periksa kebocoran bahan bakar pada ujung nozzle. Bila tidak ada kebocoran berarti nozzle dalam kondisi baik, akan tetapi kalau ada kebocoran berarti perlu diganti komponen didalam nozzle yang mengalami kerusakan.
Gambar.3.6. alat pengetesan kebocoran nozzle (pressure gauge) Sumber : < http://images.google.co.id >
Gangguan lain yang terjadi pada trouble shooting ini yaitu udara yang terperangkap dalam fuel sistem. Cara mengeluarkan udara dalam sistem bahan bakar (air bleeding) yaitu :
1. Putar injection priming pump ke-arah kiri hingga kendor 2. Kendorkan air plug pada fuel filter
3. Gerakkan priming pump ke-atas dan ke-bawah (dipompakan) dengan tangan, untuk memasukkan bahan bakar hingga gelembung udara tidak lagi terdapat pada air plug.
4. Bila sudah tidak terdapat gelembung udara pada air plug, tekan priming pump ke-bawah dan putar searah jarum jam sampai benar-benar kembali pada posisi semula, kemudian kencangan air plug.
5. Setelah selesai melakukan air bleeding, bersihkan bahan bakar disekitar air plug pada fuel filter.
3.4.2. Mesin Dapat Dihidupkan Tetapi Kemudian Mati
Tabel 3.2. Trouble shooting mesin dapat dihidupkan tetapi kemudian mati Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Fuel pipe tersumbat Perbaiki/ganti
2 Udara/air terperangkap dalam fuel sistem Keluarkan udara/air yang terperangkap
didalam (seperti
trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan)
3.4.3. Engine Knock (Pembakaran tidak normal)
Tabel 3.3 Trouble shooting engine knock
Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Injection timing terlalu maju Setel
2 Gangguan pada injection nozzle
1. Valve opening pressure terlalu tinggi
2. Injection orifice tersumbat 3. Nozzle bocor
Setel (penjelasan pada
trouble shooting
engine tidak dapat dihidupkan).
Bersihkan. Perbaiki/ganti
(penjelasan pada
trouble shooting
engine tidak dapat dihidupkan)
Salah satu kemungkinan penyebab terjadinya engine knock adalah injection timming yang terlalu maju. Injection timming harus di-stel sesuai urutan pengapian. Berikut cara penyetelan injection timming yang harus dilakukan :
Gambar.3.7. Penampang pompa injeksi Sumber : < http://images.google.co.id >
Posisi mulai disalurkannya bahan bakar (yakni posisi lubang tertutup) pada silinder adalah titik permulaan pengecekan tertutupnya lubang pada interval spesifikasi. Jika penambahan jarak plunger akan bergerak dari TMB ke-posisi lubang tertutup (yakni langkah awal) dan celah tapet berkurang. Menutupnya lubang untuk silinder tersebut terjadi apabila :
a. Kedua tanda timming pada bagian drive (penggerak) dan bagian pompa dalam posisi sejajar.
b. Plunger distel menurut langkah awal spesifikasi dari TMB. Penyetelan langkah awal dilakukan dengan cara menambah atau mengurangi shim dengan menggunakan sepasang pemuntir.
Gambar.3.8. Tappet injector Sumber : < http://images.google.co.id >
3.4.4. Engine Exhaust Ber-asap Dan Knocking
Gangguan yang terjadi dari gejala ini memiliki kemungkinan penyebab yang hampir sama dengan gejala engine knock.
Tabel 3.4. Trouble shooting engine exhaust berasap dan knocking Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Gangguan pada injection pump 1. Injection timing tidak tepat
2. Plunger aus
3. Kerusakan delivery valve
Stel (penjelasan pada trouble shooting engine knock)
Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti
3 Gangguan pada injection nozzle
1. Valve opening pressure terlalu rendah
2. Spring patah
3. Injection orifice tersumbat
Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) Ganti
Bersihkan
3.4.5. Engine Out-put Tidak Stabil
Tabel 3.5. Trouble shooting engine output tidak stabil Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Gangguan pada injection pump
1. Jangkauan gerak plunger tidak cukup
2. Plunger spring patah
3. Gerakan control rack tidak sempurna
4. Tapet aus gerakanya tidak sempurna
5. Delivery valve spring patah 6. Delivery valve holder kendor
7. Delivery valve tidak berfungsi dengan baik Ganti Ganti Periksa/ganti Ganti Ganti Kencangkan Ganti
2 Gangguan pada injection nozzle
1. Gerakan needle valve tidak sempurna
2. Spring patah
3. Valve opening pressure tidak tepat
Periksa/ganti
(penjelasan pada
trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) Ganti
Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 3 Udara/ air terperangkap dalam fuel sistem Keluarkan udara/ air
yang terperangkap
(penjelasan pada
trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan)
4 Fuel filter kotor Bersihkan
5 Injection timming tidak tepat Stel (penjelasan pada
trouble shooting engine knock)
Salah satu gangguan yang terjadi pada injection pump adalah gerakan control rack yang tidak sempurna. Langkah control rack harus diperiksa untuk mengetahui kondisi rack masih baik/ tidak. Pemeriksaan langkah control rack yang harus dilakukan yaitu :
1. Lepaskan delivery valve spring dan stopper (dudukan per-spring) delivery valve holder
a b
Gambar.3.9. (a) melepas untuk pengecekan delivery valve. (b) penampang delivery valve
Sumber : < http://images.google.co.id >. Workshop manual-sarana teknik, 1991
2. Berilah oli pada injection pump dan keluarkanlah semua angin dalam fuel sistem (air blending).
3. Tekan control rack ke-arah governor dengan penuh, kemudian lepaskan. Rack dalam keadaan baik jika dapat kembali dengan baik dan lancar.
3.4.6. Engine Out-put Terlalu Kecil
Tabel 3.6. Trouble shooting engine output terlalu kecil Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Gangguan pada injection nozzle
2. Spring patah
3. Injection orifice /lubang injeksi tersumbat
(penjelasan pada
trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) Ganti
Bersihkan
2 Gangguan pada injection pump 1. Plunger aus
2. Delivery valve rusak
3. Kerusakan delivery valve seat 4. Delivery valve holder kendor
Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti Perbaiki/ganti 3 Gangguan pada governor
1. Timming control bekerja pada
putaran rendah menandakan
governor spring lemah
2. Kesalahan posisi full load stopper
3. Control lever/tuas kontrol tidak tepat
Stel governor spring dengan mengencangkan adjusting nut.
Stel fuul load stopper hingga mencapai nilai injection rate yang telah ditentukan dari
masing-masing kecepatan.
(gambar.3.9)
Stel control lever yang
berhubungan dengan
perantara shackle dan arm. Rubahlah posisi control rack melalui
control lever pada
posisi yang
mengakibatkan bahan
bakar yang akan
diinjeksikan menjadi bertambah.
4 Injection timming tidak tepat Stel (penjelasan pada
trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan)
3.4.7. Engine Tidak Mencapai Putaran Maksimum
Tabel 3.7. Trouble shooting engine tidak mencapai putaran maksimum Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Gangguan pada governor
1. Tegangan governor spring terlalu lemah
2. Posisi control lever tidak tepat
Stel governor spring dengan mengencangkan adjusting nut.
Stel (penjelasan seperti trouble shooting engine output terlalu kecil). 2 Gangguan pada injection nozzle
1. Injection orifice /lubang injeksi tersumbat
2. Nozzle bocor
Bersihkan
Stel (penjelasan pada trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan) 3 Valve opening pressure terlalu rendah Stel (penjelasan pada
trouble shooting engine tidak dapat dihidupkan)
3.4.8. Putaran Maksimum Terlalu Tinggi
Tabel 3.8. Trouble shooting putaran maksimum terlalu tinggi Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Gerakan injection pump rack tidak sempurna
Periksalah/ ganti
(penjelasan pada
trouble shooting
engine output tidak stabil)
2 Gangguan pada governor
1. Tegangan governor spring terlalu kuat
Stel governor spring dengan mengendorkan adjusting nut.
3.4.9. Tidak Normalnya Injection Pump
Tabel 3.9. Trouble shooting injection pump tidak normal Sumber : Workshop manual-sarana teknik, 1991
No Kemungkinan penyebab Perbaikan
1 Gangguan pada injection pump 1. Plunger macet, bengkok/ aus 2. Control pinion kendor
3. Dudukan plunger spring tidak tepat
4. Delivery valve holder terlalu kencang
Perbaiki/ganti Perbaiki Perbaiki/ganti
5. Banyaknya injection kedalam silinder tidak tepat
6. Plunger spring patah
7. Udara/ air terperangkap dalam fuel sistem
kekencangannya Stel
Ganti
Keluarkan udara/ air yang terperangkap
(penjelasan pada
trouble shooting
engine tidak dapat
dihidupkan). 2 Gangguan pada governor
1. Tegangan idling spring terlalu lemah
2. Round nut kendor
3. Idling set bolt tidak tepat
Stel tegangan idling
spring dengan
mengencangkan adjusting nut.
Kencangkan dengan menggunakan round
nut wrench. Saat
mengencangkan round nut, camshaft jangan sampai ikut berputar. Stel.
3 Fuel filter kotor Bersihkan
trouble shooting
engine tidak dapat
dihidupkan). 5 Gangguan pada injection nozzle
1. Injection orifice /lubang injeksi tersumbat 2. Spring rusak 3. Nozzle bocor Bersihkan Ganti Perbaiki/ganti (penjelasan pada trouble shooting
engine tidak dapat
dihidupkan).
Salah satu gangguan pada injection pump adalah jumlah injeksi yang masuk kedalam ruang bakar tidak tepat. Perbaikan yang harus dilakukan adalah menyetel injeksi (yaitu plunger). Langkah-langkah penyetelannya yaitu :
1. Plunger dalam kondisi standar apabila mampu memompa sampai tekanan 300 kg/cm2.
2. Tekanan akan berangsur turun dalam waktu lebih dari 6 detik, maka kondisi delivery valve bagus.
3. Jika plunger tidak mampu memompa sampai 150 kg/cm2, maka plunger perlu dilakukan pengecekan.
4. Apabila plunger mampu memompa sampai 300 kg/cm2, tapi tekanan langsung turun dalam waktu singkat (kurang dari 3 detik),
maka perlu di-cek delivery valve dan jika bocor bisa dilakukan laping atau pemeriksaan pada gesket delivery.
Gangguan yang terjadi pada governor juga memiliki kemungkinan terjadi masalah engine yang tidak stabil, Penyetelan yang harus dilakukan yaitu :
1. Plunger dikendalikan oleh mekanikal governor dan dibatasi oleh fuel limiter untuk setting power, maka jika terjadi sedikit ke-ausan pada plunger. Maka power engine akan drop kemudian apabila tidak ada biaya untuk penggantian plunger, maka bisa dilakukan adjust fuel limiter mundur 1 putaran. Hal ini hanya boleh dilakukan oleh mekanik yang ber-pengalaman biasanya pemakaian lebih dari 2 tahun.
Gambar.3.10. Sekema sistem pompa bahan bakar Sumber : < http://www.hiday-asyik.blogspot.com >
Tangki
BBM
Filter
Pompa injeksi Delivery valveS
ili
n
d
er
3.4.10. Perhitungaan gangguan sistem injeksi pada injektor nozzle normal
Dik : P = 300 kgf/m2
D = 5 mm (diameter badan jarum, normal) 0,8 mm (diameter ujung jarum, normal) R = 8,314 (kJ/kmol.K)
T = 500oC = 773oK Massa 1kgmol
Mencari kecepatan aliran bahan bakar :
v1 = 0,916 m/s
Diameter badan jarum = 5 mm A1 = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 52 = 19,63 mm2 = 0,1963 m A1 . v1= A2 . v2
Diameter ujung jarum = 0,8 mm A2 = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 0,82 = 0,5 mm = 0,0005 m 0,1963 x 0,916 = 0,0005 x v2 Jadi, v2 = 2191,62 m/s
3.4.11. Perhitungaan gangguan sistem injeksi pada injektor nozzle abnormal
Dik : P = 150 kgf/m2
D = 4,9 mm (diameter badan jarum, normal) 0,4 mm (diameter ujung jarum, normal) R = 8,314 (kJ/kmol.K)
T = 500oC = 773oK Massa 1kgmol
A1 . v1= A2 .
Mencari kecepatan aliran bahan bakar :
v1 = 0,44 m/s
Diameter badan jarum = 5 mm A1 = ¼ . π . D2
= ¼ . π . 4,92
= 18,85 mm2 = 0,1885 m
Diameter ujung jarum = 0,4 mm A2 = ¼ . π . D2 = ¼ . π . 0,42 = 0,12 mm = 0,0012 m 0,1963 x 0,916 = 0,0005 x v2 Jadi, v2 = 69,11 m/s A1 . v1= A2 . v2 A1 . v1= A2 . v2