• Tidak ada hasil yang ditemukan

KALKULUS MATERI UAS TPB IPB BAB I INTEGRAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KALKULUS MATERI UAS TPB IPB BAB I INTEGRAL"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 1

KALKULUS MATERI UAS TPB IPB

Pokok Bahasan:

BAB I INTEGRAL

BAB II FUNGSI TRANSENDEN

BAB III TEKNIK PENGINTEGRALAN

BAB IV PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

BAB I INTEGRAL

A. Integral Tak Tentu

Aturan

1. π‘Ž 𝑑π‘₯ = π‘Žπ‘₯ + 𝐢, dengan a adalah konstanta 2.

π‘₯

π‘Ÿ

𝑑π‘₯ =

π‘₯ π‘Ÿ+1 π‘Ÿ+1

+ 𝐢,

dengan π‘Ÿ β‰  βˆ’1 3. [𝑓 π‘₯ Β± 𝑔 π‘₯ ] 𝑑π‘₯ = 𝑓(π‘₯) 𝑑π‘₯ Β± 𝑔(π‘₯) 𝑑π‘₯ 4. sin π‘₯ 𝑑π‘₯ = βˆ’ cos π‘₯ + 𝐢 5. cos π‘₯ 𝑑π‘₯ = sin π‘₯ + 𝐢 6. sec2π‘₯ 𝑑π‘₯ = tan π‘₯ + 𝐢 7. csc2π‘₯ 𝑑π‘₯ = βˆ’cot π‘₯ + 𝐢 Contoh 1.1: 3π‘₯5βˆ’1 2π‘₯ 4+ 7π‘₯2+ π‘₯ βˆ’ 3 𝑑π‘₯ = 3 π‘₯6 6 βˆ’ 1 2 π‘₯5 5 + 7 π‘₯3 3 + π‘₯2 2 βˆ’ 3π‘₯ + 𝐢 =π‘₯ 6 2 βˆ’ π‘₯5 10+ 7 3π‘₯ 3+π‘₯2 2 βˆ’ 3π‘₯ + 𝐢 Latihan 1.1 1. π‘₯3 βˆ’ 5π‘₯2 𝑑π‘₯

(2)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 2 2. 4𝑦 + 5𝑦 βˆ’ 2 𝑑𝑦 3. 2 𝑑+3𝑑 2 𝑑

𝑑𝑑

4. 𝑒2βˆ’ sec2𝑒 𝑑𝑒 Latihan 1.2

Gunakan metode substitusi untuk menyelesaikan soal-soal berikut. 1. sin π‘₯

π‘₯

𝑑π‘₯

, misalkan u= π‘₯

2. 𝑧 sec2(3𝑧2βˆ’ 1) 𝑑π‘₯ , misalkan u=3𝑧2βˆ’ 1 3. π‘Ÿ3 2βˆ’ 2π‘Ÿ + 1π‘‘π‘Ÿ 4. cos 3πœƒ sin23πœƒ

π‘‘πœƒ

5. sin(1𝛾) cos(1𝛾) 𝛾2 𝑑𝛾 B. Integral Tentu Aturan

1. Jika f kontinu pada [a,b], maka f terintegralkan pada [a,b] 2. 𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘Ž 𝑑π‘₯ = 0

3. 𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ = βˆ’ 𝑓(π‘₯)π‘π‘Ž 𝑑π‘₯

4. π‘˜π‘“(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ = π‘˜ 𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯, dengan k adalah konstanta 5. [𝑓 π‘₯ Β± 𝑔 π‘₯ ]π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ = 𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ Β± 𝑔(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯

6. 𝑓 π‘₯ π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ = 𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ + 𝑓(π‘₯)𝑐𝑏 𝑑π‘₯, dengan a < c < b 7. Jika 𝑓(π‘₯) β‰₯ 0 untuk π‘Ž ≀ π‘₯ ≀ 𝑏, maka 𝑓 π‘₯ π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ β‰₯ 0

8. Jika 𝑓(π‘₯) β‰₯ 𝑔(π‘₯) untuk π‘Ž ≀ π‘₯ ≀ 𝑏, maka 𝑓 π‘₯ π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ β‰₯ 𝑔 π‘₯ π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯

9. Jika π‘š ≀ 𝑓(π‘₯) ≀ 𝑀 untuk π‘Ž ≀ π‘₯ ≀ 𝑏, maka π‘š(𝑏 βˆ’ π‘Ž) ≀ 𝑓 π‘₯ π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ ≀ 𝑀(𝑏 βˆ’ π‘Ž) 10. 𝑓(π‘₯)βˆ’π‘Žπ‘Ž 𝑑π‘₯ = 2 𝑓(π‘₯)0π‘Ž 𝑑π‘₯, untuk f fungsi genap [𝑓 βˆ’π‘₯ = 𝑓(π‘₯)]

11. 𝑓(π‘₯)βˆ’π‘Žπ‘Ž 𝑑π‘₯ = 0, untuk f fungsi ganjil [𝑓 βˆ’π‘₯ = βˆ’π‘“(π‘₯)] 12. π‘Ž +𝑝𝑏+𝑝𝑓(π‘₯)𝑑π‘₯ = 𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯, jika f periodik dengan periode p

(3)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 3 Latihan 1.3 1. (3π‘₯ + 1)3 3 0 𝑑π‘₯ 2. π‘₯ + 2 (π‘₯2+ 4π‘₯ + 1)2 1 0 𝑑π‘₯ 3. sin πœƒ cos3πœƒ πœ‹/6 0 π‘‘πœƒ 4. 1 +1 𝑦 2 1 𝑦2 2 1 𝑑𝑦 5. sin πœƒ + cos πœƒ π‘‘πœƒ πœ‹ βˆ’πœ‹ 6. π‘₯ 3 (1 + π‘₯2)4𝑑π‘₯ 1 βˆ’1

7. Hitung tiap integral berikut. a) π‘₯ βˆ’ 1 04 𝑑π‘₯

b) π‘₯ 04 𝑑π‘₯ c) (π‘₯ βˆ’ π‘₯ )04 𝑑π‘₯

Petunjuk: pertama sketsa grafiknya

8. Andaikan 𝑓 π‘₯ = 𝑓(βˆ’π‘₯), 𝑓(π‘₯) ≀ 0, 𝑔 βˆ’π‘₯ = βˆ’π‘”(π‘₯), 𝑓(π‘₯)02 𝑑π‘₯ = βˆ’4 dan 𝑔(π‘₯)02 𝑑π‘₯ = 5. Hitung tiap integral berikut.

a) 𝑓(π‘₯)βˆ’22 𝑑π‘₯ b) 𝑓(π‘₯) βˆ’22 𝑑π‘₯ c) 𝑔(π‘₯)βˆ’22 𝑑π‘₯ d) [𝑓 π‘₯ βˆ’ 𝑓 βˆ’π‘₯ ]βˆ’22 𝑑π‘₯ e) [2𝑔 π‘₯ + 3𝑓 π‘₯ ]02 𝑑π‘₯ f) 𝑔(π‘₯)βˆ’20 𝑑π‘₯

9. Jika f kontinu dan 𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯04 = 10, carilah 𝑓 2π‘₯ 𝑑π‘₯02 . 10. Jika f kontinu dan 𝑓 π‘₯ 𝑑π‘₯09 = 4, carilah π‘₯𝑓 π‘₯3 2 𝑑π‘₯

(4)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 4 Aturan (Lanjutan)

13. (Pendiferensialan suatu Integral Tentu / TDK 1). Andaikan f kontinu pada selang tertutup [a,b] dan andaikan x sebuah (peubah) titik dalam [a,b], maka

𝐷π‘₯ 𝑓(𝑑) π‘₯ π‘Ž

𝑑𝑑 = 𝑓(π‘₯)

Latihan 1.4

Untuk soal no.1 s/d 4, carilah G’(x) 1. 𝐺 π‘₯ = (2𝑑 + 1)βˆ’6π‘₯ 𝑑𝑑 2. 𝐺 π‘₯ = π‘₯πœ‹/4𝑒 tan 𝑒 𝑑𝑒, βˆ’πœ‹/2 < π‘₯ < πœ‹/2 3. 𝐺 π‘₯ = π‘₯ 2 + sin 𝑣 2+1 1 𝑑𝑣 4. 𝐺 π‘₯ = 1 + 𝑑π‘₯3 4 π‘₯ 𝑑𝑑 5. Carilah 𝑑 2 𝑑 π‘₯2 1 + 𝑧 4𝑑𝑧 sin 𝑦 1 𝑑𝑦 π‘₯ 0

C. Penggunaan Integral (Luas Daerah Bidang Rata dan Nilai Rata-rata fungsi )

1. Luas Daerah Bidang Rata (i) Daerah di atas sumbu x

𝐴 = 𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘ 𝑑π‘₯ , missal u=

(ii) Daerah di kanan sumbu y

Jika 𝑔(𝑦) berada di kanan sumbu y untuk selang [a,b], maka luas antara 𝑔(𝑦) dan sumbu y

𝐴 = 𝑔(𝑦)

𝑏 π‘Ž

𝑑𝑦 (iii) Daerah antara dua kurva

𝐴 = [𝑓(π‘₯)π‘Žπ‘ βˆ’ 𝑔(π‘₯)]𝑑π‘₯ y = f(x) y = f(x) y = g(x) y x b a a b x y

(5)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 5 𝐴 = [𝑓(𝑦)𝑐𝑑 βˆ’ 𝑔(𝑦)]𝑑𝑦

Latihan 1.5

1. Carilah luas daerah yang di batasi oleh kurva 𝑦 = π‘₯3, 𝑦 = 0, π‘₯ = βˆ’1, π‘₯ = 2

2. Dengan menggunakan integral, tentukan luas segitiga yang titik-titik sudutya adalah (-1, 4), (2, -2), dan (5, 1)

3. Carilah bilangan a sedemikian sehingga garis 𝑦 = π‘Ž membagi daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = π‘₯2 dan 𝑦 = 4 menjadi 2 daerah dengan luas sama.

2. Nilai Rata-rata fungsi

(i) Nilai rata-rata f pada interval [a,b] diberika oleh, π‘“π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž = 1

𝑏 βˆ’ π‘Ž 𝑓(π‘₯)

𝑏 π‘Ž

𝑑π‘₯

(ii) Teorema Nilai Rata-rata untuk Integral.

Jika f kontinu pada, maka terdapat suatu bilangan c antara a dan b sedemikian sehingga 𝑓 𝑑 𝑏 π‘Ž 𝑑𝑑 = 𝑓 𝑐 (𝑏 βˆ’ π‘Ž) Latihan 1.6

1. Tentukan nilai rata-rata fungsi 𝑓 π‘₯ = π‘₯ βˆ’ π‘₯2, pada selang [0,2]

(6)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 6

D. Jumlah Riemann (definisi integral tentu)

Pandang sebuah fungsi f yang didefinisikan pada selang tertutup [a,b]. untuk menghitung integralnya, dapat dihampiri dengan memilah luasan di bawah kurva menjadi poligon-poligon. Terdapat tiga cara untuk menghitung luasan tersebut.

(i) Menggunakan titik ujung kanan pada tiap poligon

𝐴 = lim 𝑛 β†’βˆž 𝑓(π‘₯𝑖) 𝑛 𝑖=1 βˆ†π‘₯, dengan βˆ†π‘₯ =𝑏 βˆ’ π‘Ž 𝑛 dan π‘₯𝑖 = π‘Ž + π‘–βˆ†π‘₯ (ii) Menggunakan titik ujung kiri pada tiap poligon

𝐴 = lim

𝑛 β†’βˆž 𝑓(π‘₯π‘–βˆ’1) 𝑛

𝑖=1

βˆ†π‘₯

(iii) Menggunakan titik tengah pada tiap poligon

𝐴 = lim 𝑛 β†’βˆž 𝑓(π‘₯𝑖 βˆ—) 𝑛 𝑖=1 βˆ†π‘₯, dengan π‘₯π‘–βˆ— =π‘₯𝑖+1βˆ’ π‘₯𝑖 2

(7)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 7 Beberapa jumlah khusus:

𝑐 𝑛 𝑖=1 = 𝑛𝑐 𝑖 𝑛 𝑖=1 = 𝑛(𝑛 + 1) 2 𝑖2 𝑛 𝑖=1 =𝑛 𝑛 + 1 (2𝑛 + 1) 6 𝑖3 𝑛 𝑖=1 = 𝑛(𝑛 + 1) 2 2 𝑖4 𝑛 𝑖=1 =𝑛 𝑛 + 1 (6𝑛 3+ 9𝑛2+ 𝑛 βˆ’ 1) 30 Latihan 1.7

1. Gunakan definisi integral tentu untuk menghitung nilai integral berikut. π‘Ž) (π‘₯2βˆ’ π‘₯) 2 0 𝑑π‘₯ 𝑏) (2π‘₯2+ 1) 2 βˆ’1 𝑑π‘₯

2. Hitung tiap limit berikut dengan mengenalinya sebagai integral tentu. π‘Ž) lim 𝑛 β†’βˆž 4𝑖 𝑛 𝑛 𝑖=1 βˆ™4 𝑛 𝑏) lim 𝑛 β†’βˆž 1 + 2𝑖 𝑛 2 𝑛 𝑖=1 2 𝑛

(8)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 8

BAB II FUNGSI TRANSENDEN

A. Logaritma Natural danEksponen

Aturan 1) ln π‘₯ = 1 𝑑 π‘₯ 1 𝑑𝑑, π‘₯ > 0 2) 𝑑 𝑑π‘₯ ln π‘₯ = 1 π‘₯ , atau 𝑑 𝑑π‘₯ ln 𝑓(π‘₯) = 𝑓′(π‘₯) 𝑓(π‘₯) 3) sifat logaritma: a) ln π‘₯𝑦 = ln π‘₯ + ln 𝑦 b) lnπ‘₯ 𝑦= ln π‘₯ βˆ’ ln 𝑦 c) ln π‘₯π‘Ÿ = π‘Ÿ ln π‘₯

4) ln e = 1, dengan e adalah bilangan riil positif 5) 𝑒ln π‘₯ = π‘₯, π‘₯ > 0 6) 𝑑 𝑑π‘₯ 𝑒 π‘₯ = 𝑒π‘₯ , atau 𝑑 𝑑π‘₯ 𝑒 𝑓(π‘₯) = 𝑒𝑓(π‘₯)βˆ™ 𝑓′(π‘₯)

7) fungsi eksponen umum π‘Ž) π‘Žπ‘₯ = 𝑒π‘₯ ln π‘Ž 𝑏) 𝑑 𝑑π‘₯ π‘Ž π‘₯ = π‘Žπ‘₯ln π‘Ž 𝑐) π‘Žπ‘₯𝑑π‘₯ = π‘Ž π‘₯ ln π‘₯+ 𝐢 Latihan 2.1 1. Hitunglah: a) 𝐷π‘₯ ln(π‘₯3βˆ’ 2π‘₯) b) 𝐷π‘₯ ln sin π‘₯ c) 𝐷π‘₯𝑦 untuk 𝑦 = π‘₯π‘₯ 2 ,dan 𝑒π‘₯𝑦 + 𝑦 = 2 2. Hitunglah : π‘Ž) 1 3π‘₯𝑑π‘₯ 𝑏) 1 7π‘₯ βˆ’ 2𝑑π‘₯

(9)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 9 𝑐) 𝑑 3 𝑑4βˆ’ 1𝑑𝑑 𝑑) 1 𝑦(1 βˆ’ 𝑦)𝑑𝑦 B. Invers Trigonometri Aturan 1. 𝐷π‘₯ sinβˆ’1π‘₯ = 1 1 βˆ’ π‘₯2, atau 1 1 βˆ’ π‘₯2𝑑π‘₯ = sin βˆ’1π‘₯ + 𝐢 2. 𝐷π‘₯ cosβˆ’1π‘₯ = βˆ’ 1 1 βˆ’ π‘₯2, atau 1 1 βˆ’ π‘₯2𝑑π‘₯ = βˆ’ cos βˆ’1π‘₯ + 𝐢 3. 𝐷π‘₯ tanβˆ’1π‘₯ = 1 1 + π‘₯2, atau 1 1 + π‘₯2𝑑π‘₯ = tanβˆ’1π‘₯ + 𝐢 Latihan 2.2

1. Carilah dy/dx untuk soal-soal berikut. a) 𝑦 = sinβˆ’1(π‘₯2)

b) 𝑦 =1

2tan

βˆ’1(𝑒π‘₯)

2. Hitung integral berikut.

π‘Ž) sin π‘₯ 1 + cos2π‘₯ πœ‹ /2 0 𝑑π‘₯ 𝑏) 1 1 + 4π‘₯2𝑑π‘₯ 𝑐) 𝑒 π‘₯ 1 + 𝑒2π‘₯𝑑π‘₯

(10)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 10

BAB III TEKNIK PENGINTEGRALAN A. Integral Parsial

Aturan

𝑒 𝑑𝑣 = 𝑒𝑣 βˆ’ 𝑣 𝑑𝑒, pengintegralan parsial integral taktentu 𝑒 𝑏 π‘Ž 𝑑𝑣 = 𝑒𝑣 π‘Žπ‘ βˆ’ 𝑣 𝑏 π‘Ž

𝑑𝑒, pengintegralan parsial integral tentu Contoh 3.1:

Tentukan π‘₯ cos π‘₯ 𝑑π‘₯.

Penyelesaian Missal 𝑒 = π‘₯ dan 𝑑𝑣 = cos π‘₯ 𝑑π‘₯. Jadi 𝑑𝑒 = 𝑑π‘₯ dan 𝑣 = cos π‘₯ 𝑑π‘₯ = sin π‘₯, sehingga π‘₯ 𝑒 cos π‘₯ 𝑑π‘₯ 𝑑𝑣 = π‘₯ 𝑒 sin π‘₯ 𝑣 βˆ’ sin π‘₯ 𝑣 𝑑π‘₯ 𝑑𝑒 = π‘₯ sin π‘₯ + cos π‘₯ + 𝐢 Latihan 3.1 1. π‘₯ ln π‘₯ 𝑑π‘₯ 2. π‘₯ 𝑒2π‘₯𝑑π‘₯ 3. sinβˆ’1π‘₯ 𝑑π‘₯ B. Substitusi Trigonometri

Bentuk Substitusi Kesamaan

π‘Ž2βˆ’ π‘₯2 π‘₯ = π‘Ž sin πœƒ , βˆ’ πœ‹ 2≀ πœƒ ≀ πœ‹ 2 1 βˆ’ sin2πœƒ = cos2πœƒ π‘Ž2+ π‘₯2 π‘₯ = π‘Ž tan πœƒ , βˆ’ πœ‹ 2< πœƒ < πœ‹ 2 1 + tan2πœƒ = sec2πœƒ π‘₯2βˆ’ π‘Ž2 π‘₯ = π‘Ž sec πœƒ , 0 ≀ πœƒ β‰€πœ‹ 2 atau πœ‹ ≀ πœƒ ≀3πœ‹ 2 sec2πœƒ βˆ’ 1 = tan2πœƒ Latihan 3.2

Dengan menggunakan substitusi trigonometri, selesaikan integral berikut.

1. 1

(11)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 11 2. π‘₯3 9 βˆ’ π‘₯2𝑑π‘₯

3. π‘₯

3

π‘₯2+ 9𝑑π‘₯

C. Pengintegralan Fungsi Rasional

(i) Jika 𝑓 π‘₯ = 𝑝(π‘₯)/π‘ž(π‘₯) dan derajat 𝑝(π‘₯) β‰₯ derajat π‘ž(π‘₯), maka bagilah terlebih dahulu 𝑝(π‘₯) dengan π‘ž(π‘₯), sehingga

𝑓 π‘₯ =𝑝(π‘₯)

π‘ž(π‘₯)= 𝑠 π‘₯ + π‘Ÿ(π‘₯) π‘ž(π‘₯) dengan p, q, s dan r adalah polinom.

Contoh 3.2: π‘₯3+ π‘₯ π‘₯ βˆ’ 1 𝑑π‘₯ = π‘₯ 2+ π‘₯ + 2 + 2 π‘₯ βˆ’ 1 𝑑π‘₯ =π‘₯ 3 3 + π‘₯2 2 + 2π‘₯ + 2 ln π‘₯ βˆ’ 1 + 𝐢

(ii) Jika π‘ž(π‘₯) hasil kali faktor linier yang berdeda tanpa ada faktor yang berulang π‘ž π‘₯ = π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1 π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2 β‹― (π‘Žπ‘˜π‘₯ + π‘π‘˜) maka π‘Ÿ(π‘₯) π‘ž(π‘₯) = 𝐴1 π‘Ž1π‘₯ + 𝑏1+ 𝐴2 π‘Ž2π‘₯ + 𝑏2+ β‹― + π΄π‘˜ π‘Žπ‘˜π‘₯ + π‘π‘˜ Contoh 3.3: Carilah 5π‘₯ + 3 π‘₯3βˆ’ 2π‘₯2βˆ’ 3π‘₯𝑑π‘₯

Penyelesaian Uraikan penyebut π‘₯ π‘₯ + 1 (π‘₯ βˆ’ 3), sehingga 5π‘₯ + 3 π‘₯3βˆ’ 2π‘₯2βˆ’ 3π‘₯= 𝐴 π‘₯+ 𝐡 π‘₯ + 1+ 𝐢 π‘₯ βˆ’ 3 Kita berusaha menemukan A, B, C. kita hilangkan pecahan

5π‘₯ + 3 = 𝐴 π‘₯ + 1 π‘₯ βˆ’ 3 + 𝐡 π‘₯ π‘₯ + 1 + 𝐢 π‘₯ (π‘₯ + 1) Substitusi nilai x = 0, x = -1, x = 3, kita peroleh

3 = 𝐴 βˆ’3 , βˆ’ 2 = 𝐡 4 , 18 = 𝐢(12) atau A = -1, B = -1/2, C = 3/2, sehingga

(12)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 12 5π‘₯ + 3 π‘₯3βˆ’ 2π‘₯2βˆ’ 3π‘₯𝑑π‘₯ = βˆ’ 1 π‘₯𝑑π‘₯ βˆ’ 1 2 1 π‘₯ + 1𝑑π‘₯ + 3 2 1 π‘₯ βˆ’ 3𝑑π‘₯ = βˆ’ ln π‘₯ βˆ’1 2ln π‘₯ + 1 + 3 2ln π‘₯ βˆ’ 3 + 𝐢

(iii) Penyebut π‘ž(π‘₯) adalah hasil kali faktor linier, beberapa diantaranya berulang Untuk tiap faktor π‘Žπ‘₯ + 𝑏 π‘˜ dalam penyebut, penjabarannya adalah

𝐴1 π‘Žπ‘₯ + 𝑏+ 𝐴2 π‘Žπ‘₯ + 𝑏 2+ 𝐴3 π‘Žπ‘₯ + 𝑏 3+ β‹― + π΄π‘˜ π‘Žπ‘₯ + 𝑏 π‘˜ Contoh 3.4 : Hitunglah π‘₯ π‘₯ βˆ’ 3 2𝑑π‘₯

Penyelesaian Penjabaran pecahan parsialnya π‘₯ π‘₯ βˆ’ 3 2 = 𝐴 π‘₯ βˆ’ 3+ 𝐡 π‘₯ βˆ’ 3 2

Setelah penyebut-penyebut dihilangkan

π‘₯ = 𝐴 π‘₯ βˆ’ 3 + 𝐡

Jika kitta substitusi dengan nilai x = 3 dan nilai x lain sebarangg, misal x = 0, kita peroleh B = 3 dan A = 1 sehingga

π‘₯ π‘₯ βˆ’ 3 2𝑑π‘₯ = 1 π‘₯ βˆ’ 3𝑑π‘₯ + 3 1 π‘₯ βˆ’ 3 2𝑑π‘₯ = ln π‘₯ βˆ’ 3 βˆ’ 3 π‘₯+3+ 𝐢 Contoh 3.5:

Hitunglah integral berikut.

3π‘₯2βˆ’ 8π‘₯ + 13

π‘₯ + 3 (π‘₯ βˆ’ 1)2𝑑π‘₯

Penyelesaian Kita jabarkan 3π‘₯2βˆ’ 8π‘₯ + 13 π‘₯ + 3 (π‘₯ βˆ’ 1)2 = 𝐴 π‘₯ + 3+ 𝐡 π‘₯ βˆ’ 1+ 𝐢 π‘₯ βˆ’ 1 2

Setelah pecahan-pecahan dihilangkan

3π‘₯2βˆ’ 8π‘₯ + 13 = 𝐴 π‘₯ βˆ’ 1 2+ 𝐡 π‘₯ + 3 π‘₯ βˆ’ 1 + 𝐢(π‘₯ + 3)

Dengan substitusi x = 1, x = 3, dan x = 0 kita peroleh C = 2, A = 4 dan B = -1, sehingga 3π‘₯2βˆ’ 8π‘₯ + 13 π‘₯ + 3 (π‘₯ βˆ’ 1)2𝑑π‘₯ = 4 𝑑π‘₯ π‘₯ + 3βˆ’ 𝑑π‘₯ π‘₯ βˆ’ 1+ 2 𝑑π‘₯ π‘₯ βˆ’ 1 2

(13)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 13 = 4 ln π‘₯ + 3 βˆ’ ln π‘₯ βˆ’ 1 βˆ’ 2

π‘₯βˆ’1+ 𝐾

(iv) Jika π‘ž(π‘₯) mengandung faktor kuadratik yang tak dapat diuraikan, tak ada yang berulang

Misalkan salah satu fakto π‘ž(π‘₯) adalah π‘Žπ‘₯2+ 𝑏π‘₯ + 𝑐, dengan 𝑏2βˆ’ 4π‘Žπ‘ < 0, maka akan terdapat suku

𝐴π‘₯ + 𝐡 π‘Žπ‘₯2+ 𝑏π‘₯ + 𝑐 Contoh 3.6: Hitunglah 2π‘₯ 2βˆ’ π‘₯ + 4 π‘₯3+ 4π‘₯ 𝑑π‘₯

Penyelesaian Karena π‘₯3+ 4π‘₯ = π‘₯(π‘₯2+ 4) tidak dapat difaktorkan lebih jauh,

kita tuliskan, 2π‘₯2βˆ’ π‘₯ + 4 π‘₯3+ 4π‘₯ = 𝐴 π‘₯+ 𝐡π‘₯ + 𝐢 π‘₯2+ 4

Setelah pecahan-pecahan dihilangkan

2π‘₯2βˆ’ π‘₯ + 4 = 𝐴 π‘₯2+ 4 + (𝐡π‘₯ + 𝐢)π‘₯

= (𝐴 + 𝐡)π‘₯2+ 𝐢π‘₯ dengan menyamakan koefisien

A + B = 2, C = -1, 4A = 4 atau A = 1, B = 1, dan C = -1 Sehingga 2π‘₯2βˆ’ π‘₯ + 4 π‘₯3+ 4π‘₯ 𝑑π‘₯ = 1 π‘₯𝑑π‘₯ + π‘₯ βˆ’ 1 π‘₯2+ 4𝑑π‘₯ = ln π‘₯ +1 2ln(π‘₯ 2+ 4) βˆ’1 2tan βˆ’1(π‘₯ 2) + 𝐾 Latihan 3.3 1. π‘₯ 2 π‘₯ + 1𝑑π‘₯ 2. 𝑦 𝑦 + 1𝑑𝑦 3. π‘₯ 2+ 1 π‘₯2βˆ’ 1𝑑π‘₯ 4. π‘₯ 2βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 (π‘₯ βˆ’ 1)2(π‘₯2+ 1)𝑑π‘₯

(14)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 14

SOAL LATIHAN

(BAB I, BAB II, DAN BAB III)

1. Gunakan definisi integral tentu untuk menghitung integral berikut. a) 2π‘₯ + 3 04 𝑑π‘₯ b) π‘₯βˆ’12 2βˆ’ 1 𝑑π‘₯ c) π‘₯βˆ’12 2+ π‘₯ + 1 𝑑π‘₯ 2. Hitunglah π‘Ž) lim 𝑛 β†’βˆž 1 𝑛 1 𝑛 9 + 2 𝑛 9 + 3 𝑛 9 + β‹― + 𝑛 𝑛 9 𝑏) lim 𝑛 β†’βˆž πœ‹ 𝑛 sin πœ‹π‘– 𝑛 𝑛 𝑖=1 𝑐) lim π‘›β†’βˆž 1 + 2𝑖 𝑛 + 2𝑖 𝑛 2 2 𝑛 𝑛 𝑖=1

3. Hitunglah integral berikut jika ada. π‘Ž) 𝑦2+ 1 𝑦3 𝑑π‘₯ βˆ’2 βˆ’4 𝑏) π‘₯ π‘₯2βˆ’ 1 2𝑑π‘₯ 2 0 𝑐) 𝑦2+ 1 10(2𝑦)𝑑𝑦 1 0 𝑑) cos(1/π‘₯) π‘₯2 𝑑π‘₯ 𝑒) sin π‘₯ cos(cos π‘₯) 𝑑π‘₯ 𝑓) cos(1/π‘₯) π‘₯2 𝑑π‘₯ 𝑔) π‘₯ π‘₯2+ π‘Ž2 π‘Ž βˆ’π‘Ž 𝑑π‘₯ 𝑕) π‘₯5+ sin π‘₯ πœ‹ βˆ’πœ‹ 𝑑π‘₯ 𝑖) π‘₯2βˆ’ 6π‘₯ + 8 8 0 𝑑π‘₯

(15)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 15 𝑗) π‘₯

2 0

𝑑π‘₯

4. Jika f kontinu pada [0, 1], buktikan 𝑓(π‘₯) 1 0 𝑑π‘₯ = 𝑓(1 βˆ’ π‘₯) 1 0 𝑑π‘₯

5. Jika f terdiferensialkan sedemikian sehingga 𝑓(𝑑)𝑑𝑑 π‘₯ 0 = π‘₯ sin π‘₯ + 𝑓(𝑑) 1 + 𝑑2𝑑𝑑 π‘₯ 0

untuk semua x, carilah rumus eksplisit untuk f(x)

6. Jika 𝑓 π‘₯ = 0𝑔(π‘₯) 1+𝑑1 2𝑑𝑑 dengan 𝑔 π‘₯ = cos π‘₯ 1 + sin 𝑑2 𝑑𝑑

0 , carilah 𝑓′(πœ‹/2).

7. Jika 𝑓 𝑦 = 𝑦0𝑦 2sin 𝑑2 𝑑𝑑, carilah 𝑑𝑓(𝑦)/𝑑𝑦. 8. Jika 𝑦 = π‘₯π‘₯ cos πœƒπœƒ π‘‘πœƒ, carilah dy/dΞΈ.

9. Sebuah daerah R dibatasi oleh garis 𝑦 = 3π‘₯ dan parabola 𝑦 = π‘₯2. Tentukan luas daerah R dengan cara:

a) Memakai x sebagai peubah pengintegralan b) Memakai y sebagai peubah pengintegralan

10. Jika f kontinu dan 𝑓(π‘₯)13 𝑑π‘₯ = 8, perlihatkan bahwa f akan bernilai 4 paling sedikit satu kali pada interval [1, 3] tersebut.

11. Tentukan bilangan b sedemikian sehingga nilai rata-rata 𝑓 π‘₯ = 2 + 6π‘₯ βˆ’ 3π‘₯2 pada

interval [0, b] sama dengan 3.

12. Di kota tertentu suhu (dalam oF), t dalam setelah pukul 9.00 dihampiri oleh fungsi 𝑇 𝑑 = 50 + 14 sinπœ‹π‘‘

12

Tentukan suhu rata-rata selama periode mulai dari pukul 9.00 sampai 21.00.

13. Suhu batang logam sepanjang 5 m pada jarak x m dari salah satu sisi batang adalah 4x (oC). Berapa rata-rata suhu batang tersebut.

14. Kerapatan linier batang sepanjang 8 m adalah 12/ π‘₯ + 1 kg/m, dengan x diukur dalam meter dari salah satu ujung batang. Tentukan rata-rata kerapatan batang tersebut.

15. Jika π‘“π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Ž, 𝑏 adalah nilai rata-rata f pada selang [a, b] dan a < c < b, tunjukkan

bahwa

π‘“π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Ž, 𝑏 = 𝑐 βˆ’ π‘Ž

𝑏 βˆ’ π‘Žπ‘“π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž π‘Ž, 𝑐 + 𝑏 βˆ’ 𝑐

(16)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 16 16. Jika sebuah benda jatuh bebas mulai bergerak dari keadaan diam, maka simpangannya

dapat dinyatakan sbagai 𝑠 =1

2𝑔𝑑

2. Misalkan kecepatan setelah waktu T adalah v T.

Tunjukkan bahwa jika menghitung rata-rata kecepatan terhadap t akan kita peroleh π‘£π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž = 1

2𝑣𝑇, akan tetapi jika menghitung rata-rata kecepatan terhadap s maka akan

diperoleh π‘£π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž βˆ’π‘Ÿπ‘Žπ‘‘π‘Ž = 2 3𝑣𝑇.

17. Carilah dy/dx dari fungsi berikut. π‘Ž) 𝑦 = 𝑒 3π‘₯ 1 + 𝑒π‘₯ 𝑏) 𝑦 = cos(π‘’πœ‹π‘₯) 𝑐) 𝑦 = cos(ln π‘₯) 𝑑) 𝑦 = log3(π‘₯2βˆ’ 4) 𝑒) 𝑦 = 10tan π‘₯ 𝑓) 𝑦 = 23π‘₯2 𝑔) π‘₯𝑦 = 𝑦π‘₯ 𝑕) 𝑦 = arccos 𝑏 + π‘Ž cos π‘₯ π‘Ž + 𝑏 cos π‘₯ , 0 ≀ π‘₯ ≀ πœ‹, π‘Ž > 𝑏 > 0 𝑖) 𝑦 = π‘₯ 2βˆ’ 4 2π‘₯ + 5

18. Hitung integral berikut. π‘Ž) π‘₯5+ 5π‘₯ +log10π‘₯ π‘₯ + π‘₯2 π‘₯2 𝑑π‘₯ 𝑏) 𝑑π‘₯ π‘₯[4 + ln π‘₯ 2] 𝑐) tan π‘₯ ln(cos π‘₯) 𝑑π‘₯ 𝑑) 𝑒 π‘₯ 𝑒π‘₯+ 1 ln(𝑒π‘₯ + 1)𝑑π‘₯ 𝑒) π‘₯5π‘₯𝑑π‘₯ 𝑓) cos π‘₯ ln(sin π‘₯) 𝑑π‘₯ 𝑔) π‘₯ tanβˆ’1π‘₯ 𝑑π‘₯ 𝑕) sin π‘₯ 𝑑π‘₯

(17)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 17 𝑖) π‘₯5𝑒π‘₯2𝑑π‘₯

19. Hitung integral berikut dengan substitusi trigonometri.

π‘Ž) 𝑑𝑒 𝑒 5 βˆ’ 𝑒2 𝑏) 𝑦 2𝑑𝑦 (π‘Ž2βˆ’ 𝑦2)3 𝑐) 𝑑𝑒 9𝑒2+ 6𝑒 βˆ’ 8 𝑑) 𝑒 2𝑑𝑒 4𝑒 βˆ’ 𝑒2

20. Hitung integral berikut dengan metode fraksi parsial. π‘Ž) π‘₯ 3βˆ’ 4π‘₯ βˆ’ 10 π‘₯2βˆ’ π‘₯ βˆ’ 6 𝑑π‘₯ 1 0 𝑏) 1 π‘₯ + 5 2(π‘₯ βˆ’ 1)𝑑π‘₯ 𝑐) π‘₯ 2+ 3 π‘₯3+ 2π‘₯𝑑π‘₯ 2 1 𝑑) π‘₯ 2βˆ’ 2π‘₯ βˆ’ 1 π‘₯ βˆ’ 1 2(π‘₯2+ 1)𝑑π‘₯ 𝑒) 2π‘₯ 3+ 5π‘₯ π‘₯4+ 5π‘₯2+ 4𝑑π‘₯ 𝑓) π‘₯ βˆ’ 3 π‘₯2+ 2π‘₯ + 4 2𝑑π‘₯ 𝑔) 1 π‘₯ π‘₯ + 1𝑑π‘₯ 𝑕) 𝑒 2π‘₯ 𝑒2π‘₯ + 3𝑒π‘₯+ 2𝑑π‘₯

21. Buktikan integral berikut. π‘Ž) 𝑓 𝑦 𝑑𝑦 𝑏 0 = 𝑓 𝑏 βˆ’ 𝑦 𝑑𝑦 𝑏 0 𝑏) sin 𝑛𝑦 sin𝑛𝑦 + cos𝑛𝑦 πœ‹ /2 0 𝑑𝑦 =πœ‹

(18)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 18

BAB IV PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA

Pada bab ini hanya akan dibahas persamaan diferensial terpisahkan orde satu. Orde suatu persamaan diferensial adalah turunan tertinggi dalam persamaan.

A. Persamaan Diferensial Terpisahkan

Bentuk umum 𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = 𝑔 π‘₯ 𝑓 𝑦 atau 1

𝑓(𝑦)𝑑𝑦 = 𝑔 π‘₯ 𝑑π‘₯ atau 𝑕 𝑦 𝑑𝑦 = 𝑔 π‘₯ 𝑑π‘₯

Contoh 4.1:

Carilah penyelesaian dari PD berikut. π‘Ž) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = 3π‘₯ 2βˆ’ 6π‘₯ + 5 𝑏) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯+ 1 + 𝑦3 π‘₯𝑦2(1 + π‘₯2)= 0 𝑐) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯βˆ’ π‘₯𝑦 = π‘₯ 𝑑) 𝑦 1 βˆ’ π‘₯ 𝑑π‘₯ + π‘₯2 1 βˆ’ 𝑦 𝑑𝑦 = 0 Penyelesaian π‘Ž) 𝑑𝑦 = 3π‘₯2βˆ’ 6π‘₯ + 5 𝑑π‘₯ β†’ sudah terpisahkan 𝑑𝑦 = (3π‘₯2βˆ’ 6π‘₯ + 5) 𝑑π‘₯ 𝑦 = π‘₯3βˆ’ 3π‘₯2+ 5 + 𝐢 𝑏) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯= βˆ’ 1 + 𝑦3 π‘₯𝑦2(1 + π‘₯2) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = βˆ’ 1 + 𝑦3 𝑦2 1 π‘₯(1 + π‘₯2) 𝑦2 1 + 𝑦3𝑑𝑦 = βˆ’ 1 π‘₯(1 + π‘₯2)𝑑π‘₯ β†’ sudah terpisahkan 𝑦2 1 + 𝑦3𝑑𝑦 = βˆ’ 1 π‘₯(1 + π‘₯2)𝑑π‘₯ 1 3 1 1 + 𝑦3𝑑(1 + 𝑦3) = βˆ’ 1 π‘₯+ π‘₯ 1 + π‘₯2 𝑑π‘₯ 1 3ln 1 + 𝑦 3 = βˆ’ ln π‘₯ +1 2ln(1 + π‘₯ 2) + 𝑐 2 ln 1 + 𝑦3 + 6 ln π‘₯ βˆ’ 3 ln(1 + π‘₯2) = 6𝑐

(19)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 19 ln 1 + 𝑦 3 2π‘₯6 (1 + π‘₯2)3 = 6𝑐 1 + 𝑦3 2π‘₯6 (1 + π‘₯2)3 = 𝑒6𝑐 1 + 𝑦3 2π‘₯6 (1 + π‘₯2)3 = 𝐢 𝑐) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = π‘₯𝑦 + π‘₯ 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = π‘₯(𝑦 + 1) 𝑑𝑦 𝑦 + 1= π‘₯𝑑π‘₯ β†’ sudah terpisahkan 𝑑𝑦 𝑦 + 1= π‘₯𝑑π‘₯ ln 𝑦 + 1 =1 2π‘₯ 2+ 𝐢 𝑑) 𝑦 1 βˆ’ π‘₯ 𝑑π‘₯ + π‘₯2 1 βˆ’ 𝑦 𝑑𝑦 = 0 𝑦 1 βˆ’ π‘₯ 𝑑π‘₯ = βˆ’π‘₯2 1 βˆ’ 𝑦 𝑑𝑦 1 βˆ’ π‘₯ βˆ’π‘₯2 𝑑π‘₯ = 1 βˆ’ 𝑦 𝑦 𝑑𝑦 βˆ’ 1 π‘₯2+ 1 π‘₯ 𝑑π‘₯ = 1 π‘¦βˆ’ 1 𝑑𝑦 1 π‘₯+ ln π‘₯ + 𝑐 = ln 𝑦 βˆ’ 𝑦 1 π‘₯+ 𝑦 + 𝑐 = ln 𝑦 βˆ’ ln π‘₯ 1 π‘₯+ 𝑦 + 𝑐 = ln 𝑦 π‘₯ 𝑦 π‘₯ = 𝐢𝑒 1 π‘₯𝑦𝑦 Latihan 4.1

1. Carilah solusi umum dari persamaan diferensial berikut. π‘Ž) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = 1 + 𝑦 2 + π‘₯ 𝑏) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = 𝑦2+ π‘₯𝑦2 π‘₯2𝑦 βˆ’ π‘₯2

(20)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 20 𝑐) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = βˆ’ sin π‘₯ cos 𝑦 tan 𝑦 cos π‘₯ 𝑑) 𝑑𝑒 𝑑𝑑 = 2 + 2𝑒 + 𝑑 + 𝑑𝑒 𝑒) 𝑑𝑧 𝑑𝑑+ 𝑒 𝑑+𝑧 = 0

2. Carilah solusi khusus dari persamaan diferensial berikut. π‘Ž) 𝑑𝑦 𝑑π‘₯ = 𝑦 2+ 1, 𝑦 1 = 0 𝑏) 𝑑𝑃 𝑑𝑑 = 𝑃𝑑, 𝑃 1 = 2 𝑐) 𝑦′tan π‘₯ = π‘Ž + 𝑦, 𝑦 πœ‹/3 = π‘Ž, 0 < π‘₯ < πœ‹/2

B. Penerapan Persamaan Diferensial

Pada bab ini akan dibahas tiga permasalahan yang menggunakan pemecahan persamaan diferensial, yaitu: Hukum Pendinginan Newton, peluruhan radioaktif, dan dinamika populasi.

1. Hukum Pendinginan Newton

Dari pengamatan eksperimen diketahui laju perubahan suhu permukaan suatu objek sebanding dengan suhu relatifnya (perbedaan antara suhu objek dan suhu lingkungan sekitarnya). Hal ini dikenal sebagai hukum Pendinginan Newton. Jika πœƒ(𝑑) adalah suhu objek pada waktu t, maka kita mempunyai

π‘‘πœƒ

𝑑𝑑 = βˆ’π‘˜(πœƒ βˆ’ 𝑆)

dimana S adalah suhu lingkungan sekitar. Persamaan di atas adalah persamaan diferensial orde satu. Jika pada kondisi awal πœƒ 0 = πœƒ0, maka solusi diberikan oleh

πœƒ 𝑑 = 𝑆 + (πœƒ0βˆ’ 𝑆)π‘’βˆ’π‘˜π‘‘

Oleh karena itu, kita dapat mencari k jika diketahui dua keadaan. Misalkan pada saat t1 suhu benda ΞΈ(t1) dan pada saat t2 suhu benda ΞΈ(t2), sehingga

πœƒ 𝑑1 βˆ’ 𝑆

(21)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 21 yang berarti

π‘˜ 𝑑1βˆ’ 𝑑2 = βˆ’ ln

πœƒ 𝑑1 βˆ’ 𝑆

πœƒ 𝑑2 βˆ’ 𝑆 , dengan πœƒ(𝑑) > 𝑆

Persamaan ini memungkinkan untuk menemukan k jika interval waktu 𝑑1βˆ’ 𝑑2

diketahui.

Contoh 4.2:

Waktu Kematian Misalkan mayat ditemukan di sebuah kamar motel di tengah

malam dan suhunya adalah 800𝐹. Suhu ruangan dijaga konstan pada 600𝐹. Dua jam kemudian suhu mayat itu turun ke 750𝐹. Carilah waktu kematiannya.

Penyelesaian :

Pertama kita menggunakan suhu pengamatan mayat itu untuk menemukan konstanta k. kita punya

π‘˜ = βˆ’1 2ln

75 βˆ’ 60

80 βˆ’ 60 = 0,1438

Untuk menemukan waktu kematian kita perlu ingat bahwa suhu mayat pada saat tepat sebelum meninggal adalah 98,60𝐹 (dengan asumsi bahwa orang yang meninggal itu

tidak sakit! [98,60F = 370C]). Lalu kita punya

𝑑𝑑 = βˆ’1 π‘˜ln

98,6 βˆ’ 60

80 βˆ’ 60 = βˆ’4,57 Jam

yang berarti bahwa kematian terjadi sekitar pukul 07:26 malam [asumsikan tengah malam pukul 00:00 (untuk mempermudah perhitungan, gunakan 24:00)]

2. Peluruhan Radioaktif

Banyak bahan radioaktif meluruh sebanding dengan jumlah radioaktif. Sebagai contoh, jika X adalah bahan radioaktif dan N(t) adalah jumlah yang tersisa pada waktu t, maka laju perubahan N(t) terhadap waktu t diberikan oleh

𝑑𝑁

𝑑𝑑 = βˆ’πœ†π‘

(22)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 22 Jika 𝑁 0 = 𝑁0 adalah kuantitas awal bahan X, maka kita mempunyai

𝑁 𝑑 = 𝑁0π‘’βˆ’πœ†π‘‘

Jelas, untuk menentukan N(t), kita perlu menemukan konstanta Ξ». Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan apa yang disebut waktu paruh 𝑇1

2 dari bahan X. Waktu paruh adalah rentang waktu yang diperlukan untuk meluruhkan setengah dari materi. Jadi, kita mempunyai 𝑁 𝑇1

2 = 1

2𝑁0 dan dari perhitungan diperoleh πœ†π‘‡12 = ln 2. Oleh karena itu, jika kita tahu 𝑇1

2, kita bisa mendapatkan Ξ» dan sebaliknya. Banyak pada buku kimia yang menjelaskan waktu paruh dari beberapa bahan radioaktif. Sebagai contoh, waktu paruh Karbon-14 adalah 5568 Β± 30 tahun. Oleh karena itu, konstanta Ξ» yang terkait dengan Karbon-14 adalah 1,244 π‘₯ 10βˆ’4. Sebagai

catatan, Carbon-14 adalah alat penting dalam penelitian arkeologi yang dikenal sebagai radiokarbon.

Contoh 4.3:

Sebuah isotop radioaktif memiliki waktu paruh 16 hari. Anda ingin memiliki 30 g setelah 30 hari. Berapa banyak radioisotop mula-mula?

Penyelesaian:

Ketika waktu paruh diberikan dalam satuan hari, kita akan mengukur waktu dalam hari. Misal N(t) adalah jumlah radioaktif pada waktu t dan jumlah radioaktif mula-mula adalah 𝑁0. Maka kita punya

𝑁 𝑑 = 𝑁0π‘’βˆ’πœ†π‘‘

dimana Ξ» adalah konstanta. Kita menggunakan waktu paruh 𝑇1

2 untuk menentukan Ξ». Kita memiliki πœ† = 1 𝑇1 2 ln 2 = 1 16ln 2 Oleh karena itu,

𝑁 30 = 30 = 𝑁0π‘’βˆ’πœ†(30)

Kita peroleh

𝑁0 = 30π‘’πœ†(30) = 30𝑒3016ln 2

(23)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 23

3. Dinamika Populasi

Berikut adalah beberapa pertanyaan alam yang terkait dengan masalah populasi: β€’ Bagaimana populasi penduduk suatu negara tertentu dalam sepuluh tahun?

β€’ Bagaimana kita melindungi sumber daya dari kepunahan?

Untuk menggambarkan penggunaan persamaan diferensial sehubungan dengan masalah ini kita mempertimbangkan model matematika termudah yang ditawarkan untuk mengatur dinamika populasi dari suatu spesies tertentu. Hal ini biasa disebut model eksponensial, yaitu tingkat perubahan penduduk sebanding dengan populasi yang ada. Dengan kata lain, jika P(t) adalah tingkat populasi, kita tuliskan

𝑑𝑃 𝑑𝑑 = π‘˜π‘ƒ

dimana k adalah konstanta. Hal ini cukup mudah untuk melihat bahwa jika k > 0, maka terdapat pertumbuhan, dan sebaliknya jika k < 0. Ini adalah persamaan linier yang mempunyai pemecahan

𝑃 𝑑 = 𝑃0π‘’βˆ’π‘˜π‘‘

dimana 𝑃0 adalah populasi awal, misalkan 𝑃 0 = 𝑃0. Oleh karena itu, kita simpulkan sebagai berikut:

β€’ jika k > 0, maka populasi bertambah dan terus berkembang hingga tak terbatas, yaitu lim

π‘‘β†’βˆžπ‘ƒ(𝑑) = +∞

β€’ jika k < 0, maka penduduk akan menyusut dan cenderung 0. Dengan kata lain kita sedang menghadapi kepunahan.

Jelas, kasus pertama, k > 0, tidak memadai. Alasan utama untuk ini ada hubungannya dengan keterbatasan lingkungan. Pertumbuhan penduduk dibatasi oleh beberapa faktor. Ketika suatu populasi jauh dari batas, pertumbuhan itu dapat tumbuh dengan pesat. Namun, ketika mendekati batas-batasnya, ukuran populasi dapat berfluktuasi, bahkan berantakan. Model lain adalah diusulkan untuk memperbaiki cacat dalam model eksponensial. Hal ini disebut model logistik (disebut juga model Verhulst-Pearl). Persamaan diferensial untuk model ini adalah

𝑑𝑃

𝑑𝑑 = π‘˜π‘ƒ 1 βˆ’ 𝑃 𝑀

(24)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 24 di mana M adalah ukuran pembatas populasi (juga disebut daya dukung). Jelas, bila P lebih kecil dibandingkan dengan M. Solusi konstan diperoleh jika P = 0 dan P = M. Solusi dapat diperoleh dengan memisahkan variabel

𝑑𝑃 𝑃 1 βˆ’π‘€ 𝑃 = π‘˜π‘‘π‘‘ dan integralkan 𝑑𝑃 𝑃 1 βˆ’π‘€ 𝑃 = π‘˜π‘‘π‘‘

teknik fraksi parsial memberikan 𝑑𝑃 𝑃 1 βˆ’π‘€ 𝑃 = 1 𝑃+ 1/𝑀 1 βˆ’ 𝑃 𝑀 𝑑𝑃 yang memberikan ln |𝑃| βˆ’ ln 1 βˆ’ 𝑃 𝑀 = π‘˜π‘‘ + 𝐢 dengan manipulasi aljabar diperoleh

𝑃

1 βˆ’ 𝑃 𝑀 = 𝐢𝑒

π‘˜π‘‘, karena 𝑃 > 0 dan 𝑃/𝑀 < 1

di mana C adalah konstanta. Penyelesaian untuk P, kita dapatkan

𝑃 = 𝑀𝐢𝑒

π‘˜π‘‘

𝑀 + πΆπ‘’π‘˜π‘‘

Jika kita mempertimbangkan kondisi awal 𝑃 0 = 𝑃0 (dengan asumsi bahwa 𝑃0 tidak sama dengan baik 0 atau M), kita dapatkan

𝐢 = 𝑃0𝑀 𝑀 βˆ’ 𝑃0

yang, setelah diganti ke ekspresi untuk P(t) dan disederhanakan, kita peroleh

𝑃(𝑑) = 𝑀𝑃0

𝑃0+ (𝑀 βˆ’ 𝑃0)π‘’βˆ’π‘˜π‘‘

Sangat mudah untuk melihat bahwa lim

(25)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 25 Namun, hal ini masih belum memuaskan karena model ini tidak memberitahu kita ketika suatu populasi menghadapi kepunahan. Bahkan dimulai dengan populasi kecil akan selalu cenderung daya dukung M.

Latihan 4.2

1. Suatu populasi dimodelkan dengan persamaan diferensial 𝑑𝑃

𝑑𝑑 = 1,2𝑃 1 βˆ’ 𝑃 4200 a) Untuk nilai P berapakah populasi bertambah? b) Untuk nilai P berapakah populasi berkurang? c) Bagaimana solusi kesetimbangannya?

2. Suatu larutan glukosa disalurkan ke dalam aliran darah dengan laju konstan r. pada saat glukosa ditambahkan, glukosa tersebut diubah menjadi zat lain dan dibuang dari aliran darah dengan laju sebanding dengan konsentrasinya pada saat itu. Jadi, model untuk konsentrasi larutan glukosa C = C(t) dalam aliran darah adalah

𝑑𝐢

𝑑𝑑 = π‘Ÿ βˆ’ π‘˜πΆ

dengan k konstanta positif. Misalkan konsentrasi pada saat t = 0 adalah C0.

Tentukan konsentrasi pada waktu t dengan menyelesaikan persamaan diferensial di atas.

3. Hukum Pendinginan Newton menyatakan bahwa laju pendinginan suatu benda sebanding dengan selisih suhu benda dan suhu sekitarnya. Misalkan seekor ayam panggang dikeluarkan dari oven ketika suhunya telah mencapai 185 oF dan ditempatkan di atas meja dalam ruang bersuhu 75 oF. Jika u(t) adalah suhu ayam setelah t menit, maka Hukum Pendinginan Newton mengimplikasikan

𝑑𝑒

𝑑𝑑 = π‘˜(𝑒 βˆ’ 75)

a) Carilah penyelesaian dari persamaan diferensial tersebut.

b) Jika suhu ayam adalah 150 oF setelah setengah jam, berapakah suhunya setelah 45 menit?

(26)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 26 4. Percobaan kimia menunjukaan bahwa jika reaksi kimia

N2O5 β†’ 2NO2+1 2O2

berlangsung pada 45 oC, laju reaksi dinitrogen pentoksida sebanding dengan konsentrasinya sebagai berikut:

βˆ’π‘‘[N2O5]

𝑑𝑑 = 0,0005[N2O5]

a) Tentukan rumus untuk konsentrasi [N2O5] setelah t detik jika konsentrasi awalnya adalah C.

b) Berapa lama reaksi akan berlangsung untuk mereduksi konsentrasi N2O5 hingga menjadi 90% dari nilai awalnya?

5. Laju perubahan tekanan atmosfer P terhadap ketinggian h sebanding dengan P, selama suhunya konstan. Pada suhu 15 oC tekanannya adalah 101,3 kPa pada permukaan laut dan 87,14 kPa pada h = 1000 m.

a) Berapa tekanan pada ketinggian 3000 m?

b) Berapa tekanan di puncak gunung McKinley, pada ketinggian 6187 m?

6. Setelah 3 hari suatu sampel radon-222 meluruh hingga 58% dari massa awalnya. a) Berapa waktu-paruh radon-222 ?

b) Berapa lama diperlukan oleh sampel tersebut untuk meluruh hingga 10% dan massa awalnya?

7. Ilmuan dapat menentukan umur benda kuno dengan metode yang disebut penentu waktu radiokarbon. Penghantaman atmosfer bagian atas oleh sinar kosmik mengubah nitrogen menjadi isotop radioaktif karbon, 14C, dengan waktu-paruh sekitar 5730 tahun. Sayuran menyerap karbon dioksida melalui atmosfer dan hewan mengasimilasi 14C melalui rantai makanan. Ketika tanaman atau hewan mati, ia berhenti mengganti karbonnya dan banyaknya 14C mulai menurun melalui peluruhan radioaktif. Jadi, tingkat keradioaktifan pun akan meluruh secara eksponensial. Suatu tragmen naskah kuno ditemukan mempunyai sekitar 74% dari keradioaktifan 14C yang dimiliki tanaman di bumi saat ini. Perkirakan umur naskah tersebut.

(27)

Disusun oleh Ainul Yaqin/G74080001 27 8. Tinjau populasi P = P(t) dengan laju kelahiran dan kematian relatif berturut-turut

Ξ± dan Ξ², dan laju emigrasi konstan sebesar m, dengan Ξ±, Ξ², dan m konstanta positif. Asumsikan bahwa Ξ± > Ξ². Maka laju perubahan populasi pada saat t dimodelkan oleh persamaan diferensial

𝑑𝑃

𝑑𝑑 = π‘˜π‘ƒ βˆ’ π‘š di mana π‘˜ = 𝛼 βˆ’ 𝛽

a) Tentukan solusi dari persamaan ini yang memenuhi syarat awal P(0) = P0.

b) Apa syarat untuk m yang akan menyebabkan: (i) populasi konstan? (ii) penurunan populasi?

c) Pada tahun 1847, populasi Irlandia adalah sekitar 8 juta dan selisih antara laju kelahiran dan kematian relatif adalah 1,6% dari populasi. Karena kelaparan kentang pada tahun 1840-an dan 1850-an, sekitar 210.000 penduduk per tahun beremigrasi dari Irlandia. Apakah populasi bertambah atau berkurang pada saat itu?

Referensi

Dokumen terkait