LAPORAN RESMI
RADIOGRAFI TEST
Disusun Oleh :
Akhmad Haris Zulkhamdi 6207030002
PRODI BANGUNAN KAPAL
JURUSAN TEKNIK BANGUNA KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2009
I.
TUJUANTujuan dari uji Radiografi adalah untuk mengetahui macam-macam diskontinuity di dalam bahan seperti diskontinuity akibat tuangan, pengelasan dan lain- lain. Selain itu bertujuan juga untuk mengetahui desitivity setiap film.
II. DASAR TEORI
Pengujian radiografi pada dasarnya adalah penyinaran contoh uji dengan sinar bertenaga tinggi seperti sinar – χ dan sinar – γ yang dapat menembus logam. Pengujian ini bertujuan untuk mendeteksi indikasi-indikasi didalam bahan seperti indikasi akibat tuangan, pengelasan, dan lain–lain.
Metode pengujian las yaitu sinar – sinar elektromagnetik ( sinar – χ atau sinar - γ) ditembuskan kepada bahan lalu direkam dalam film khusus. Dari hasil rekaman film akan dapat diamati diskontinuiti bahan juga dapat diperoleh hasil rekaman yang permanen.
Sumber Radiografi : a. Sinar – χ ( χ - ray)
Sinar χ dapat dihasilkan dengan menumbukkan elektron yang dilepaskan oleh katoda pada anoda di dalam suatu tabung hampa udara. Sifat – sifat sinar - χ yang dihasilkan sangat tergantung pada tegangan dan arus dari tabung, makin tinggi tegangannya makin besar daya tembus dari sinar – χ yang dihasilkan. Sedangkan arus tabung yang besar akan mempertinggi intensitas sinar – χ. Spektrum sinar – χ yang dihasilkan akan mampu mempunyai intensitas seperi yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini :
Spektra dengan intensitas melonjak yang diberi tanda Ka dan Kb dinamakan radiasi monokromatik atau radiasi karakteristik.Sinar yang dihasilkan dengan tegangan rendah biasanya tidak mempunyai radiasi karakteristik yang disebut radiasi putih.
b. Sinar - γ (γ - ray)
Unsur – unsur tidak stabil yang juga disebut radioisotop dalam proses menuju kestabilanya akan memancarkan gelombang elektromagnet yang dinamakan sinar – γ. Karena pemancarannya ini maka radioisotop makin lama makin lemah. Waktu yang dijalani sehingga kekuatan penyinarannya menjadi setengahnya disebut waktu setengah umur. Untuk keperluan pengujian tidak merusak dengan sendirinya harus menggunakan radioisotop yang mempunyai waktu setengah umur beberapa hari. Dalam hal ini bIasanya digunakan isotop – isotop Cesium ( Cs ), Iridium ( Ir ) atau Tulium ( Tm ).Karena radioisotop selalu memancarkan sinar - γ maka apabila tidak dipakai harus di simpan dalam tabung pelindung yang terbuat dari timbal dan paduan wolfram.
Pemancaran sinar - γ dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pemancaran satu arah yang dilakukan dengan membuka tutup tabung pelindung, pemancaran silinder yang dilakukan dengan membuka pelindung dinding tabung, dan pancaran ke segala arah dengan meletakkan radioisotop pada tempat yang telah dipilih tanpa memakai tabung pelindung.
Salah satu alat yang digunakan dalam pengujian radiografi adalah film. Film berfungsi untuk merekam gambar benda uji yang diperiksa. Bahan dasar film terbuat dari bahan sejenis plastik transparan yaitu Cellulosa Acetat , yang mempunyai sifat fleksibel, ringan, tidak mudah pecah, dan tembus cahaya. Kedua permukaannya dilapisi suatu emulsi gelatin yang mengandung persenyawaan AgBr ( Perak Bromida ), untuk melindungi lapisan emulsi agar tidak cepat rusak maka di atasnya dilapisi lagi dengan gelatin.
Keterangan:
Proses Kerja Radiografi :
Radiasi film AgBr Interaksi elektron yang dihasilkan screen mempengaruhi emulsi dan terionisasi logam AgBr bayangan catent proses film di developer bayangan hitam.Fixer adalah larutan asam yang berfungsi untuk melarutkan senyawa AgBr yang belum terkena cahaya dan untuk memperkuat dan mempertajam gambar hasil proses developer.
III. METODOLOGI
2.1 Peralatan dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada praktikum radiografi adalah :. 1. Viewer.
2. Densitometer. 3. Film Standart
2.2 Prosedur Percobaan
Dalam prosedur percobaan, yang pertama kali dilakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum uji radiografi. Setelah semuanya disiapkan, maka yang dilakukan selanjutnya adalah mengevaluasi beberapa film standart hasil dari penembakan dengan viewer apakah ada cacat atau tidak, dengan cara:
1. Menyalahkan lampu viewer dan mengukur density cahayanya dengan menggunakan densitometer,
2. Menaruh film standart di tempat yang tersedia pada viewer dan mengukur density cahanya kembali pada base metal dan weld metal,
3. Dengan cara itu cacat yang ada dalam film hasil penembakan tersebut akan kelihatan. Dan kita dapat mengevaluasi cacat apa saja yang terdapat dalam film tersebut.
2.3 Evaluasi Film :
Dalam praktek kali ini kelompok kami hanya mengevaluasi hasil dari penembakan plat dengan menggunakan Radiografi test. Disini pertama kali yang kami lakukan adalah :
1. Menyalakan Viewer
Untuk melihat hasil film yang telah disediakan.
3. Selanjutnya Evaluasi film. . Syarat.
1. Density 1,6 ~ 3,5 Pada Weld Metal. 2. Sensitivity 2 %.
Jika tidak masuk di Tembak Ulang.
2.4 Accaptence Criteria.
Welder and welding operator performance tests by radiografi of welds in test assemblies shall be judge unacceptable when the radiography exhibits any imperfection in access of the limits spesified below.
a.Linear Indication.
~ Any type of crack or zone of incomplete fusion or penetration. ~ Any elongated slag inclusion which has a length greater than :
a. 1/18 “ (3,2) for t up to 3/8” (10 mm), inclusive.
b. 1/3 t for t over 3/8” (10 mm) to 2¼” (57 mm), inclusive. c. ¾” (19 mm) for t over 2¼” (57 mm).
~ Any group of slag inclusion in line that have an aggregate length greater that t in a length of 12t, except when the distance between the successive imperfection exceeds 6L where L is the length of the longest imperfection in the group.
b.Rounded Indication.
~ The maximum permesibble dimension for rounded indications shall be 20% of t or 1/8” (3,2 mm), which ever is smaller.
~ For welds in material less than 1/8” (3,2 mm) in thickness, the maximum number of acceptable rounded indication shall not exceed 12” a 6” (152 mm) length of weld. A proportionately fewer number of rounded indication shall be permitted in welds less than 6” (152 mm) in length.
~ For welds in material 1/8” (3,2 mm) or greater in thickness, the charts in appendix I represent the maximum acceptable types of rounded indications illusrated in typically clustered, assorted and randomly dispersed configurations, rounded indications less than 1/32” (0,8 mm) in maximum diameter shall not be considered in the radiographic acceptance of welders and welding operators in these ranges of material thickness.
IV. ANALISA DATA
Dari pengamatan yang telah kami lakukan, kami mendapatkan data – data sebagai berikut :
1. Film tipe W 11 2G
Area of Interest 0 – 1
J umlah kawat : 7 buah
Density pada kawat : 2,26
Density sebelah kanan : 2,35
Density sebelah kiri : 2,25
Jenis discontinuity : incomplete penetrant, wormhole 2. Film tipe W 08 4G
Area of Interest 0 - 1
J umlah kawat : 6 buah
Density pada kawat : 2,10
Density sebelah kanan : 2,16
Density sebelah kiri : 2,36
Jenis discontinuity : porosity, wormhole 3. Film tipe w 10 1G
Area of Interest 0 - 1
J umlah kawat : 7 buah
Density pada kawat : 1,76
Density sebelah kanan : 1,58
Density sebelah kiri : 1,78
Jenis discontinuity : porosity, wormhole 4. Film tipe W 11 3G
Area of Interest 0 - 1
J umlah kawat : 6 buah
Density pada kawat : 2,00
Density sebelah kiri : 2,99
Jenis discontinuity : undercut, porosity 5. Film tipe W 09 2G
Area of Interest 0 - 1
J umlah kawat : 7 buah
Density pada kawat : 2,37
Density sebelah kanan : 2,32
Density sebelah kiri : 2,48
Jenis discontinuity : undercut, porosity ASME V,Persyaratan Density:
γ-RAY = 2-4 X-RAY =1,8-4 Variasi Density= -15% + 30 % Apabila D IQI = 1,78 maka : 1,78 x 0,85 = 1,513
1,78 x 1,3 = 2,314
NB : 1,513 tidak dipakai karena x-Ray minimal 1,8 maka diganti dari 1,513 menjadi 1,8 sehingga density (1,8 - 2,314)
V. PEMBAHASAN
Berdasar data yang diperoleh dari pengujian radiografi yang telah dilakukan dapat ditentukan kualitas atau mutu dari penembakan radiografi tersebut yang sangat berpengaruh pada hasil identifikasi cacat yang dianalisa. Pengujian radiografi yang telah dilakukan,benar-benar dilakukan sesuai prosedur kerja yang ada.
Saat pengamatan film untuk identifikasi cacat yang ada dilakukan pengamatan terhadap sensitivitas film, yaitu dapat diketahui dengan berapa wire IQI yang muncul ? Ternyata didapatkan lima wire IQI yang muncul., ini berarti sensitivitas film yang ada adalah 0,33 mm. Sedangkan untuk ketebalan benda uji adalah 10 mm sehingga didapatkan essential wire pada film side adalah minimal wire no.6 yang muncul, yaitu 0,25 mm. Karena sensitivitas film yang diperoleh dari hasil pengujian radiografi adalah rendah, yaitu apabila ada cacat sebesar 0,25 mm maka cacat tidak akan teridentifikasi padahal seharusnya paling tidak cacat sebesar 0,25 mm dapat tidentifikasi atau tampak maka film yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi cacat dengan baik. Sensitivitas yang buruk ini terjadi karena kecilnya energi aktivasi dari sumber radiasi itu sendiri. Karena dengan kecilnya energi aktivasi yang dimiliki oleh sumber radiasi maka semakin rendah pula sensitivitas yang dihasilkan. Maka seharusnya dilakukan penembakan ulang untuk memperoleh sensitivitas yang lebih baik.
Selain itu density dari hasil pengujian radiografi juga berpengaruh terhadap baik atau tidaknya film yang dihasilkan untuk mengidentifikasi cacat yang ada pada material uji. Ini berarti densitas yang dihasilkan oleh film hasil pengujian radiografi sesuai dengan tingkat density yang dihasilkan pada pengujian radiografi dengan menggunakan sinar γ.
Gambar macam cacat hasil pengelasan, dalam film sebagai berikut :
1. Incomplete penetration 4. Long. Cracks
2. undercut 5. Tungsten inclusion
7. linear misalignment (HiLo) 10. Linear inclusion
8. Lack of penetration 11. Lack of side fusion
IV. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari pengujian radiografi dan pembahasan yang telah dilakukan adalah: bahwa film hasil pengujian radiografi tidak memenuhi syarat kualitas dari film yang dihasilkan. Hal itu disebabkan karena rendahnya sensitivitas pada film hasil pengujian radiografi yang disebabkan karena rendahnya energi aktivasi sumber radiasi yang digunakan. Sehingga film hasil pengujian radiografi tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi cacat yang ada dengan tepat, maka seharusnya dilakukan penembakan ulang (Re-shoot).