• Tidak ada hasil yang ditemukan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEPUTUSAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR -'/B-3/kE:,P/ot.O// TENTANG

EVALUASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL TENTANG RETRIBUSI PERIZINAN TERTENTU

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA,

Menimbang : a. bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang Retribusi Perizinan T ertentu perlu dievaluasi agar tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, peraturan perundangan lainnya dan kepentingan umum;

Mengingat :

b. bahwa Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul sebagaimana dimaksud dalam huruf a, telah dikonsultasikan kepada Menteri Keuangan Cq. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dengan hasil konsultasi sesuai Surat Nomor S.-213/MK.7/2011, perihal Hasil Evaluasi Raperda Kabupaten Bantul dengan rekomendasi bahwa terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantu! sebagaimana tersebut butir a perlu disesuaikan dan disempumakan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Gubemur tentang Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang Retribusi Perizinan Tertentu;

1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah lstimewa Y ogyakarta (Serita Negara Republik Indonesia T ahun 1950 Nomor 3) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1955 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1955 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 827);

2. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang­ Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1950 tentang Ber1akunya Undang-Undang Nomor 2, 3, 10 dan 11 Tahun 1950 (Serita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 58);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 T ahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4592);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2007 tentang Pengawasan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;

(2)

\

Menetapkan : KESATU :

8. Peraturan Gubemur Dae rah lstimewa Yogyakarta Norn or 69 T ahun 2008 tentang Mekanisme Pengawasan Produk Hukum Kabupaten/ Kota (Berita Daerah Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta Tahun 2008 Nomor 70) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubemur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 43 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubemur Dae rah lstimewa Y ogyakarta Nomor 69 T ahun 2008 tentang Mekanisme Pengawasan Produk Hukum Kabupaten/ Kota (Berita Daerah Provinsi Daerah lstimewa Yogyakarta Tahun 2009 Nomor 43);

MEMUTUSKAN:

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul tentang Retribusi Perizinan T ertentu sebagai berikut :

A. Kewenangan terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul sebagaimana dimaksud telah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota. B. Substansi materi terhadap Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul

sebagaimana dimaksud di atas perlu dilakukan penyempumaan sebagai berikut:

1) Pasal 1 angka 3 pengertian Bupati diubah menjadi "Bupati adalah Bupati Bantu!";

2) Pasal 4 ayat (2) huruf a angka 3 huruf b) agar ditinjau kembali, apakah bangunan yang sudah jadi dapat dijadikan objek retribusi;

3) Pasal 4 ayat (2) huruf a angka 7 dihapus, karena perubahan kepemilikan bangunan bukan merupakan objek Retribusi lzin mendirikan Bangunan; 4) Pasal 16 rumusannya disempumakan menjadi "Tingkat penggunaan jasa

diukur berdasarkan jenis dan jumlah tempat penjualan minuman beralkohol;

5) Pasal 18 Struktur T arif Retribusi harus dapat digambarkan sesuai dengan cara mengukur tingkat penggunaan jasa yang bersangkutan, besamya retribusi atas penerbitan izinnya harus dapat dibedakan antara jenis usaha atau jumlah tempat usaha atau jauhnya lokasi tempat usaha agar transparan dan akuntabel, jadi besamya tarif retribusi agar ditinjau ulang; 6) Pasal 26 ayat (2) pada rumus Retribusi Terutang ditambah frase

"per ... ( ... ) tahun", karena jangka waktu pemanfaatan pelayanan penerbitan perizinan harus dicantumkan secara jelas dalam struktur dan besaran tarif;

7) Pasal 29 diubah menjadi "Subjek Retribusi lzin Trayek adalah Badan yang memperoleh lzin Trayek". sesuai dengan Pasal 139 Undang­ Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Untas dan Angkutan Jalan; 8) Pasal 33 ayat (1) setelah frase "retribusi" ditambah frase "per ... ( ... )

tahun", karena jangka waktu pemanfaatan pelayanan penerbitan periz.inan harus dicantumkan secara jelas dalam struktur dan besaran tarif;

9) Pasal 34 ayat (2) dihapus;

10) Pasal 35 rumusannya disempumakan menjadi :

(1) Objek Retribusi lzin Usaha Perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 adalah pelayanan pemberian izin untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan dan pembudidayaan ikan, meliputi a. Surat lz.in Usaha Perikanan (SIUP);

b. Surat lzin Penangkapan lkan (SIPI); dan c. Surat lzin Kapal Pengangkut lkan (SIKPI).

(3)

(2) Tidak termasuk objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah usaha/kegiatan di bidang perikanan yang tidak wajib izin berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor perikanan dan tempat usaha perikanan yang dimiliki dan dikelola Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa.

Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2007 tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan lkan, dan Nomor PER.05/MEN/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap.

11) Formulasi Pasal 40 agar disempumakan dengan menambah lndek Jenis Alat Tangkap ( IJAT );

12) Pasal 41, Pasal 42, Pasal 43, dan Pasal 44 dirumuskan kembali menjadi:

Pasal 41

(1) Besamya tarif dasar retribusi SIUP Pembudidayaan dan Penangkapan ditetapkan sebesar Rp. 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah).

(2) Retribusi yang terutang dikalikan tarif dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) dengan rumus sebagai berikut a. retribusi SIUP Pembudidayaan terutang = IM x IL x ITK x IJIB x

IGL x Rp 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) per... ( .... ) tahun;

b. retribusi SIUP Penangkapan terutang = IM x IL x ITK x IJAT x IGL x Rp. 75.000,00 (tujuh puluh lima ribu rupiah) per... ( .... ) tahun;

( IJAT: lndek Jenis Alat Tangkap ) Pasal 42

(1) Besamya tarif dasar retribusi SIPI ditetapkan sebesar Rp.100.000,00 (seratus ribu rupiah}.

(2) Retribusi yang terutang dikalikan tarif dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tingkat penggunaan jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) dengan rumus sebagai berikut Retribusi terutang = IM x TK x IGT x Z x Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah) per ... ( .... ) tahun.

Pasal 43

lzin Usaha Perikanan yang rusak atau hilang wajib dilaporkan dan akan diterbitkan lzin Pengganti dengan dikenakan biaya sebesar 100 % (seratus persen) dari biaya retribusi.

13) Pasal 45 lama (Pasal 44 baru) diubah menjadi : Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah;

14) BAB XI diubah, selengkapnya berbunyi : BAB XV

TATA CARA PEMUNGUTAN, PEMBAYARAN DAN PENAGIHAN RETRIBUSI

Bagian Kesatu Tata Cara Pemungutan

Pasal 48

(1) Retribusi perizinan tertentu dipungut dengan menggunakan SKRD.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata cara pelaksanaan pemungutan

(4)

Bagian Kedua Tata Cara Pembayaran

Pasal 49

(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.

(2) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secara bruto ke Kas Oaerah.

(3) Pembayaran retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan selambat-lambatnya ... ( ... ) hari sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

(4) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen) setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata cara pembayaran retribusi terrnasuk penentuan pembayaran, tempat pembayaran, angsuran, dan penundaan pembayaran diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga Tata Cara Penagihan

Pasal 50

(1) Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar ditagih dengan menggunakan STRD.

(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului dengan Surat Teguran.

(3) Pengeluaran Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagai tindakan awal pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan setelah ... ( ... ) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran. (4) Dalam jangka waktu ... ( ... ) hari setelah tanggal Surat

Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis Wajib Retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

(5) Surat Teguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tata cara penagihan dan

penerbitan Surat T eguran/Peringatan/Surat lain yang sejenis diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

15) Pasal 51 ayat (2) agar disesuaikan dengan Pasal 161 ayat (2) Undang­ Undang Nomor 28 T ahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

16) Pasal 57 ayat (1) agar menyesuaikan dengan Pasal 167 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 T ahun 2009 tentang Pajak Dae rah dan Retribusi Daerah, yakni " .... Setelah melampaui waktu 3 (tiga) tahun ... ";

17) Pasal 58 ayat (1) sebelum frase uRetribusi" ditambah frase "Piutang", sehingga berbunyi "Piutang retribusi yang ... ."

18) Pasal 63 ditambah ayat (4) baru yang berbunyi "(4) Denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penerimaan Negara, sesuai dengan Pasal 178 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

19) BAB XXI agar ditinjau kembali;

20) Pada Lampiran I Tabel Komponen Retribusi untuk Penghitungan

Besamya Retribusi 1MB angka 1 huruf a.7) Perubahan kepemilikan dihapus;

21) Pada Lampiran II lndeks sebagai faktor pengali harga satuan Retribusi

(5)

KEDUA :

KETIGA :

KEEMPAT :

C. Terhadap Legal drafting Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantu! sebagaimana dimaksud di atas agar menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang­ undangan.

Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Bantu! sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESA TU agar segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kabupaten Bantu! paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak diterimanya Keputusan ini.

Bupati agar menyampaikan Peraturan Daerah tersebut kepada Gubemur dan Menteri Keuangan Cq. Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan.

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth. : 1. Menteri Dalam Negeri di Jakarta.

2. Bupati Bantu! di Bantu!.

3. Ketua DPRD Kabupaten Bantu! di Bantul.

Referensi

Dokumen terkait

Dana alokasi umum adalah semua pengeluaran Negara yang dialokasikan kepada daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah, sebagaimana dimaksud dalam

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang / Jasa untuk pelaksanaan kegiatan Tahun anggaran 2013, seperti tersebut dibawah ini :. SUMBER DANA

Aplikasi perkantoran memiliki paket lengkap dengan pemroses kata-kata (word processing), pengolah data/ lembar kerja (spreadsheet) dan presentasi.K. LCD 15,6” (merk sama

Many Americans feel that Marijuana is helping fund the war on terror, but making a war on drugs and keeping Marijuana illegal has not stopped millions of Americans from smoking

Berdasarkan hasil Evaluasi dan Pembuktian Kualifikasi serta Penetapan Hasil Kualifikasi, Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pokja Non Konstruksi II Kabupaten Sukamara Tahun 2014,

Sistem Pemberian Nama Orang dalam Budaya Sunda: Sebuah Kajian Diakronis.. Bandung:

Dimana mutu tempe yang diamati adalah kandungan protein, sifat organoleptik (aroma, warna, tekstur, dan rasa), dan jenis substrat yang digunakan adalah kacang buncis

Berdasarkan berita acara hasil evaluasi dokumen penawaran nomor KU.03.10.93.11.11.5103 dan berita acara hasil pelelangan (BAHP) nomor KU.03.10.93.11.11.5104, kami