FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN DI MASA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS WILAYAH PENGADILAN AGAMA SRAGEN)
SKRIPSI
Diajukan kepada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Oleh:
ANNISSA NUR AINI ISTIKOMAH NIM : I000170206
NIRM : 17/X/02.1.2/1011
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2021
v MOTTO
“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambahkan (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas rahmat-Nya selalu memudahkan langkah saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih ya Allah, Engkau selalu mendengarkan segala keluh kesah hamba. Setiap kesulitan yang saya hadapi, selalu Engkau mudahkan dengan cara yang tak pernah saya duga sebelumnya. Perjalanan hidup ini melatih saya menjadi pribadi yang kuat, sabar, dan lebih bersyukur dalam menjalani setiap bagian hidup saya. Limpahan rahmat-Mu begitu sempurna bagi hamba, nikmat kesehatan, pendidikan serta memiliki keluarga yang utuh. Dalam hidup, saya banyak belajar mengenai arti kehidupan, pentingnya berbagi serta pentingnya menuntut ilmu sebagai bekal sorang muslim. Keberhasilan saya ini diraih dengan pengorbanan dan air mata. Semoga dengan selesainya skripsi ini menjadi langkah awal bagi saya untuk dapat meraih cita-cita di masa depan. Adanya doa dan dukungan dari orang-orang terkasih membuat saya lebih mudah dalam menjalani setiap ujian dalam hidup. Skripsi ini adalah persembahan rasa terima kasih saya kepada:
1. Kampus Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Kedua orang tua saya yang selalu memanjatkan doa dan memberikan dukungan yang luar biasa.
3. Hemi Dian Sasmita yang selalu mendukung dan menemani saya ketika penelitian.
vii
5. Serta teman-teman yang selalu menemani saya dalam keadaan suka dan duka (Siti Mardhiyah, Nia Nilamsari, Reka Devi, Noor Laila dan Zahrotun Nafisah).
viii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomer 158/1987 dan 0543b/U/1987, tanggal 22 januari 1988.
1. Konsonan Tunggal Huruf
Arab
Nama Huruf Latin Keterangan
ﺍ Alif Tidak dilambangkan Tidak dilambangkan
ﺏ ba’ B Be
ﺕ ta’ T Te
ﺙ sa’ Ś Es (dengan titik di atas)
ﺝ Jim J Je
ﺡ ḥa’ ḥ Ha (dengan titik di bawah) ﺥ kha’ Kh Ka dan Ha
ﺩ Dal D De
ﺫ Żal Ż Zet (dengan titik di atas)
ﺭ Ra’ R Er
ﺯ Zai Z Zet
ﺲ Sin S Es
ﺵ Syin Sy Es dan Ye
ﺹ Șād Ṣ Es (dengan titik di bawah) ﺽ ḍaḍ ḍ De (dengan titik di bawah)
ﻁ ṭa’ ṭ Te (dengan titik di bawah) ﻅ ẓa ẓ Zet (dengan titik di bawah) ﻉ ’ain ‘ Koma terbalik ke atas
ﻍ Gain G Ge
ix ﻕ Qaf Q Qi ﻙ Kaf K Ka ﻝ Lam L El ﻡ Mim M Em ﻥ Nun N En ﻩ Ha’ H Ha ﺀ Hamzah . Apostrof ﻱ Ya’ Y Ye
2. Konsonan rangkap karena Syaddah ditulis rangkap
ﺓﹶﺪﻋ Ditulis ‘iddah
3. Ta’ marbūṭah
a. Bila dimatikan ditulis h
ﺔﺑﻫ Ditulis Hibah
ﺔﻳﺯﺠ Ditulis Jizyah
(ketentuan ini tidak diberlakukan terhadap kata-kata Arab yang sudah terserap ke dalam bahasa Indonesia, seperti shalat, zakat, dan sebagaina, kecuali bila dikehendaki lafal aslinya).
Bila didikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua itu terpisah, maka ditulis dengan “h”.
ﺔمﺍرك ءايلولأﺍ Ditulis karāmah al-auliyā’
b. Bila ta’ marbūṭah hidup atau dengan harakat fathah, kasrah, dan dammah ditulis “t”
رﻄﻔ ﺓﺍﻜﺯلﺍ Ditulis zakātul fitri
4. Vokal Pendek
ࣲ Kasrah Ditulis I
ࣵ fatḥah Ditulis A
x 5. Vokal Panjang
fatḥah + alif → contoh: يلﻫﺍﺠﺔ Ditulis ã → jãhiliyah fatḥah + alif layyinah → contoh:
ﻰﻌﺴي
Ditulis ã → yas’ ã
kasrah + ya’ mati → contoh: يرﻜﻢ Ditulis ȋ → karȋm ḍhammah + wãwu mati →
contoh: ﺾورﻔ
Ditulis ȗ → furȗḍ
6. Vokal Rangkap
fatḥah + ya’ mati → contoh: ﻢﻜﻧﻳﺑ Ditulis ai → bainakum fatḥah + wãwu mati → contoh: ﻞوﻘ Ditulis au → qaulum
7. Huruf Sandang “ﻞﺍ”
Kata sandang “ﻞﺍ” ditransliterasikan dengan “al” diikuti dengan tanda penghubung “-“, baik ketika bertemu dengan huruf qamariyyah maupun huruf syamsiyyah; contoh:
ﻢﻘلﺍ Ditulis al- qalamu ﺲﺸلﺍ Ditulis al- syamsu 8. Huruf Kapital
Meskipun tulisan Arab tidak mengenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital digunakan untuk awal kalimat, nama diri, dan sebagainya seperti ketentuan EYD. Awal kata sandang pada nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital, contoh:
xi ABSTRAK
JUDUL :
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN SELAMA PANDEMI COVID-19
(STUDI KASUS WILAYAH PENGADILAN AGAMA SRAGEN) Oleh :
ANNISSA NUR AINI ISTIKOMAH I000170206
Perkawinan adalah hubungan rumah tangga untuk memperoleh kedamaian dan kebahagiaan. Faktanya, masih banyak pasangan dalam suatu rumah tangga tidak menemukan tujuan perkawinan. Karena dalam kondisi tertentu ada berbagai faktor yang menjadi penyebab putusnya perkawinan. Apabila pasangan suami istri tidak dapat mengendalikan diri, permasalahan yang terjadi akan mengakibatkan rumah tangga menjadi kacau. Jika perselisihan ini terjadi secara terus-menerus dan tidak bisa didamaikan, maka pasangan memilih untuk bercerai sebagai jalan keluar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perceraian selama pandemi Covid-19 di Pengadilan Agama Sragen, dan apakah terjadi peningkatan pada angka perceraian. Jenis penelitian merupakan studi kasus dengan metode deskriptif kualitatif. Tehnik pengumpulan data dengan melakukan wawancara terhadap 5 responden perkara perceraian dan Hakim Agama. Kemudian dianalisis secara dekriptif dilengkapi dengan diagram lingkaran. Berdasarkan hasil penelitian, faktor-faktor penyebab terjadinya perceraian adalah perselisihan, ekonomi, salah satu pihak meninggalkan pihak lain, kekerasan, murtad, kurangnya perhatian, zina dan kawin paksa. Dengan faktor perselisihan sebagai penyumbang faktor terbesar penyebab terjadinya cerai gugat. Selama pandemi Covid-19 tidak terjadi peningkatan angka perceraian di Pengadilan Agama Sragen.
xii ABSTRACT
TITLE :
FACTORS CAUSING DIVORCE DURING THE COVID-19 PANDEMIC
(CASE STUDY AT THE PENGADILAN AGAMA SRAGEN) By :
ANNISSA NUR AINI ISTIKOMAH I000170206
Marriage is a household relationship to obtain peace and happiness. In fact, there are still many couples in a household who do not find the purpose of marriage. Because under certain conditions there are various factors that cause a marriage to break up. If a husband and wife cannot control themselves, the problems that occur will result in a chaotic household. If this dispute occurs continuously and cannot be reconciled, then the couple chooses to divorce as a way out. The purpose of this study was to determine the factors that led to divorce during the Covid-19 pandemic at the Pengadilan Agama Sragen and what is the increase in the divorce rate. This type of research is a case study with a qualitative descriptive method. Data interview techniques by interviewing 5 respondents in divorce cases and religious judges. Then analyzed descriptively with a pie chart. Based on the research results, the factors that cause divorce are disputes, economy, one party leaving the other party, violence, apostasy, lack of attention, adultery and forced marriage. With the disputes as the biggest contributor to the causes of a divorce. During the Covid-19 pandemic there was no increase in the divorce rate at the Pengadilan Agama Sragen.