• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT DIWAKILI OLEH THE MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AMERIKA SERIKAT DIWAKILI OLEH THE MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

OFFICIAL TRANSLATION

PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE

ANTARA

REPUBLIK INDONESIA

DAN

AMERIKA SERIKAT DIWAKILI OLEH

(2)

PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE DAFTAR ISI

Halaman

Pasal 1.  Sasaran Dan Tujuan ... 1 

Bagian 1.1  Sasaran Perjanjian ... 1 

Bagian 1.2  Tujuan Proyek ... 1 

Pasal 2.  Pendanaan Dan Sumber Daya ... 2 

Bagian 2.1  Pendanaan Program ... 2 

Bagian 2.2  Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian ... 2 

Bagian 2.3  Pendanaan MCC ... 3 

Bagian 2.4  Pembayaran ... 3 

Bagian 2.5  Bunga ... 3 

Bagian 2.6  Sumber Daya Pemerintah; Anggaran ... 3 

Bagian 2.7  Pembatasan terhadap Penggunaan Pendanaan MCC ... 4 

Bagian 2.8  Pajak ... 4 

Pasal 3.  Pelaksanaan ... 6 

Bagian 3.1  Persetujuan Pelaksanaan Program ... 6 

Bagian 3.2  Tanggung Jawab Pemerintah ... 6 

Bagian 3.3  Kinerja Kebijakan ... 7 

Bagian 3.4  Keakuratan Informasi... 7 

Bagian 3.5  Surat Pelaksanaan ... 7 

Bagian 3.6  Pembelian dan Hibah ... 7 

Bagian 3.7  Catatan; Akunting; Pemasok Terkover; Akses ... 8 

Bagian 3.8  Audit, Tinjauan ... 9 

Pasal 4.  Komunikasi ... 9 

Bagian 4.1  Komunikasi ... 9 

Bagian 4.2  Wakil-Wakil ... 10 

Bagian 4.3  Tanda Tangan... 10 

Pasal 5.  Pengakhiran; Penghentian; Kadaluwarsa ... 11 

Bagian 5.1  Pengakhiran; Penghentian ... 11 

Bagian 5.2  Konsekuensi Pengakhiran, Penghentian atau Kadaluwarsa ... 12 

Bagian 5.3  Penggantian Uang; Pelanggaran ... 12 

Bagian 5.4  Kelangsungan ... 12 

Pasal 6.  Lampiran Perjanjian; Amandemen; Hukum Yang Mengatur ... 12 

Bagian 6.1  Lampiran ... 12 

Bagian 6.2  Amandemen ... 12 

Bagian 6.3  Ketidak Konsistenan ... 13 

(3)

TOC -ii

Bagian 6.5  Instrumen Tambahan ... 13 

Bagian 6.6  Acuan ke Situs MCC ... 13 

Bagian 6.7  Acuan ke Hukum, Peraturan, Kebijakan dan Pedoman ... 13 

Bagian 6.8  Status MCC ... 14 

Bagian 6.9  Konsultasi ... 14 

Pasal 7.  Pemberlakuan ... 14 

Bagian 7.1  Persyaratan Domestik ... 14 

Bagian 7.2  Persyaratan-Persyaratan Sebelum Pemberlakuan ... 14 

Bagian 7.3  Tanggal Pemberlakuan ... 15 

Bagian 7.4  Kurun Waktu Perjanjian ... 15 

Bagian 7.5  Penerapan Sementara ... 15 

Lampiran I: Uraian Program

Jadwal 1 – Proyek Kemakmuran Hijau

Jadwal 2 – Proyek Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat untuk Mengurangi Kekerdilan Anak

Jadwal 3 – Proyek Modernisasi Pembelian Lampiran II: Ikhtisar Rencana Finansial Multi Tahun Lampiran III: Uraian Rencana Pemantauan dan Evaluasi

Lampiran IV: Persyaratan untuk Pembayaran Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian Lampiran V: Definisi-Definisi

(4)

PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE PENDAHULUAN

PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE INI (“PERJANJIAN” ini) adalah antara Republik Indonesia, diwakili oleh kementerian dan entitas pemerintah lain sesuai keperluan (“Pemerintah”) dan Amerika Serikat, diwakili Millenium Challenge Corporation, sebuah perusahaan pemerintah Amerika Serikat (“MCC”) (MCC dan “Pemerintah” diacu dalam Persetujuan ini secara individu sebagai “Pihak” dan secara kolektif “Para Pihak”). Istilah dengan huruf kapital dalam Perjanjian ini akan memiliki makna sebagaimana diuraikan dalam Lampiran V.

Menyadari bahwa Para Pihak berkomitmen pada pencapaian sasaran bersama berupa penggalakkan pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan ekstrim di Indonesia serta bahwa bantuan MCC berdasarkan Perjanjian ini mendukung komitmen Indonesia yang nyata terhadap penguatan pemerintahan yang baik, kebebasan ekonomi dan investasi dalam sumber daya manusia;

Mengingat bahwa Pemerintah berkonsultasi dengan sektor swasta dan masyarakat madani Indonesia untuk menentukan prioritas pemanfaatan bantuan Millenium Challenge Corporation serta mengembangkan dan menyerahkan kepada MCC sebuah usulan bagi bantuan seperti itu guna mencapai pertumbuhan ekonomi berkesinambungan dan pengurangan

kemiskinan; serta

Menyadari bahwa MCC berniat membantu Indonesia melaksanakan program yang diuraikan disini untuk mencapai sasaran dan tujuan yang diuraikan disini (uraian dan tujuan program bisa diamandemen dari waktu ke waktu sesuai dengan syarat-syaratnya, “Program”);

Para Pihak dengan ini setuju sebagai berikut:

PASAL 1.

SASARAN DAN TUJUAN

Bagian 1.1 Sasaran Perjanjian. Sasaran dari Perjanjian ini adalah mengurangi kemiskinan di Indonesia lewat pertumbuhan ekonomi di Indonesia (“Sasaran Perjanjian”)

Bagian 1.2 Tujuan Proyek. Program terdiri dari proyek-proyek yang diuraikan dalam Lampiran I (masing-masing sebuah “Proyek” dan secara kolektif, “Proyek-Proyek”). Tujuan dari setiap Proyek (masing-masing sebuah “Tujuan Proyek” dan secara kolektif, “Tujuan

Proyek-Proyek”) adalah:

(a) (i) menaikkan produktivitas dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil lewat perluasan energi terbarukan; dan (ii) meningkatkan produktivitas dan mengurangi emisi gas rumah kaca berbasis tanah lewat penyempurnaan praktik-praktik pemanfaatan tanah dan pengelolaan sumber daya alam (“Tujuan GP”);

(b) mengurangi dan mencegah berat bayi rendah waktu lahir serta mengurangi kekerdilan anak dan kekurangan gizi anak-anak di daerah proyek, dan menaikkan pendapatan

(5)

2 rumah tangga lewat penghematan biaya, pertumbuhan produktivitas dan pendapatan seumur hidup lebih tinggi (“Tujuan Gizi”); dan

(c) mencapai penghematan biaya pemerintah yang signifikan dari barang dan jasa yang dibeli, sementara menjamin bahwa kualitasnya memenuhi kebutuhan publik, serta mencapai penyelenggaraan jasa publik sesuai rencana (“Tujuan Modernisasi Pembelian”).

PASAL 2.

PENDANAAN DAN SUMBER DAYA

Bagian 2.1 Pendanaan Program.

Saat diberlakukannya Perjanjian ini sesuai dengan Bagian 7.3, MCC akan memberi Pemerintah berdasarkan syarat-syarat Perjanjian ini, dana yang tidak melebihi Limaratus Delapanpuluh Delapan Juta Dolar Amerika (US$588,000,000) (“Pendanaan Program”) untuk dipakai oleh Pemerintah guna melaksanakan Program. Alokasi Pendanaan Program umumnya diuraikan dalam Lampiran II.

Bagian 2.2 Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian.

(a) Setelah ditandatanganinya Perjanjian ini, MCC akan memberi kepada Pemerintah, berdasarkan syarat-syarat dari Perjanjian ini dan disamping Pendanaan Program sebagaimana diuraikan dalam Bagian 2.1, sebuah dana yang tidak melebihi Duabelas Juta Dolar Amerika (US$12,000,000) (“Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian”) berdasarkan Bagian 609(g) dari Undang-Undang Millenium Challenge 2003, sebagaimana diamandemen (“Undang-Undang

MCA”), guna dipakai pemerintah untuk memfasilitasi pelaksanaan Perjanjian, termasuk

maksud-maksud berikut:

(i) manajemen finansial dan kegiatan pembelian (termasuk biaya terkait standby agents yang diadakan oleh MCC);

(ii) kegiatan administratif (termasuk biaya awal seperti gaji staf) dan biaya dukungan administratif seperti sewa, komputer dan peralatan teknologi informasi atau peralatan modal lainnya.

(iii) kegiatan pemantauan dan evaluasi (iv) studi kelayakan dan penilaian; serta

(v) kegiatan lain untuk memfasilitasi pelaksanaan Perjanjian sebagaimana disetujui oleh MCC.

Alokasi Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian pada mumnya diuraikan dalam Lampiran II.

(b) Sesuai dengan Bagian 7.5, Bagian 2.2 ini dan peraturan lainnya dari Perjanjian ini yang berlaku untuk Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian ini akan efektif, untuk maksud dari Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian saja, pada tanggal Perjanjian ini ditandatangani oleh MCC dan Pemerintah.

(6)

3 (c) Setiap Pembayaran Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian akan bergantung pada pemenuhan persyaratan sebelum pembayaran tersebut sebagaimana diuraikan dalam

Lampiran IV.

(d) Kalau MCC menetapkan bahwa seluruh dana dari Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian yang tersedia berdasarkan Bagian 2.2(a) melampaui jumlah yang secara wajar bisa dimanfaatkan untuk maksud-maksud yang diuraikan dalam Bagian 2.2(a), MCC, lewat pemberitahuan tertulis kepada Pemerintah, bisa menarik jumlah yang berlebih, sehingga

mengurangi jumlah Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian yang tersedia berdasarkan Bagian 2.2(a) (kelebihan seperti itu, “Jumlah CIF Kelebihan”). Dalam kasus seperti itu, jumlah Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian yang diberikan kepada Pemerintah berdasarkan Bagian 2.2(a) akan dikurangi sebesar Jumlah CIF Kelebihan, dan MCC tidak akan punya kewajiban lebih jauh sehubungan dengan Jumlah CIF Kelebihan seperti itu.

(e) MCC, bisa memutuskan, lewat pemberitahuan tertulis kepada Pemerintah, untuk memberi Pemerintah sebuah jumlah yang sama dengan seluruh atau sebagian dari Jumlah CIF Kelebihan sebagai sebuah kenaikan dalam Pendanaan Program, dan tambahan Pendanaan Program seperti itu akan bergantung pada syarat-syarat dan kondisi-kondisi dari Perjanjian ini yang berlaku terhadap Pendanaan Program.

Bagian 2.3 Pendanaan MCC.

Pendanaan Program dan Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian secara kolektif disebut dalam Perjanjian ini sebagai “Pendanaan MCC,” dan termasuk setiap pembayaran kembali atau penggantian dari Pendanaan Program atau Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian yang dibayar oleh Pemerintah sesuai dengan Perjanjian ini.

Bagian 2.4 Pembayaran.

Sesuai dengan Perjanjian ini dan Persetujuan Pelaksanaan Program, MCC akan membayarkan Pendanaan MCC untuk biaya-biaya yang timbul akibat usaha memajukan Program (dalam setiap kasus, sebuah “Pembayaran”). Bergantung pada pemenuhan semua persyaratan sebelumnya, dana dari Pembayaran akan disediakan untuk Pemerintah, berdasarkan pilihan MCC semata, lewat (a) deposito di satu atau lebih rekening bank yang dibuat Pemerintah dan disetujui oleh MCC (masing-masing, sebuah “Rekening Diijinkan”) atau (b) pembayaran langsung kepada pemasok barang, pekerjaan atau jasa untuk pelaksanaan Program. Pendanaan MCC hanya bisa dipakai untuk biaya-biaya Program.

Bagian 2.5 Bunga. Pemerintah akan membayar atau mentransfer ke MCC, sesuai dengan Persetujuan Pelaksanaan Program, setiap bunga atau pendapatan lain yang bertambah pada Pendanaan MCC sebelum pendanaan itu dipergunakan untuk sebuah maksud Program. Bagian 2.6 Sumber Daya Pemerintah; Anggaran.

(a) Pemerintah wajib menyediakan semua dana dan sumber daya lain, serta wajib mengambil semua tindakan yang perlu untuk melaksanakan tanggung jawab Pemerintah berdasarkan Perjanjian ini.

(7)

4 (b) Pemerintah akan mengusahakan sebaik-baiknya untuk menjamin bahwa semua Pendanaan MCC yang diterimanya atau diproyeksikan akan diterima dalam setiap tahun fiskal dipertanggung jawabkan secara penuh dalam anggaran tahunannya berbasis multi-tahun.

(c) Pemerintah tidak akan mengurangi sumber daya baik normal maupun

diperkirakan yang akan diterimanya atau dianggarkannya dari sumber-sumber bukan MCC untuk kegiatan yang dipertimbangkan berdasarkan Perjanjian dan Program ini.

(d) Kecuali Pemerintah memberitahu lain secara tertulis kepada MCC, Pendanaan MCC akan merupakan tambahan pada sumber-sumber daya yang akan diterima atau yang dianggarkan Pemerintah bagi kegiatan yang dipertimbangkan berdasarkan Perjanjian dan Program ini.

Bagian 2.7 Pembatasan terhadap Penggunaan Pendanaan MCC. Pemerintah akan menjamin bahwa Pendanaan MCC tidak akan dipakai untuk maksud yang melanggar hukum atau kebijakan Amerika Serikat, sebagaimana diperinci dalam Perjanjian ini atau sebagaimana diberitahukan lebih lanjut kepada Pemerintah secara tertulis atau lewat posting dari waktu ke waktu di Situs MCC, di www.mcc.gov (“Situs MCC”), termasuk tetapi tidak terbatas pada maksud-maksud berikut:

(a) untuk bantuan, atau pelatihan terhadap, militer, polisi, milisi, garda nasional atau organisasi atau unit mirip militer lain;

(b) untuk kegiatan yang kemungkinan akan menyebabkan kerugian substantif pada lapangan pekerjaan Amerika Serika atau penghilangan substantif dari produksi Amerika Serikat;

(c) untuk menyelenggarakan, mendanai atau mendukung kegiatan yang kemungkinan menyebabkan sebuah ancaman lingkungan, kesehatan atau keselamatan yang signifikan,

sebagaimana diuraikan lebih jauh dalam Pedoman Lingkungan MCC dan dokumen pedoman yang diterbitkan berkaitan dengan pedoman-pedoman yang diposting dari waktu ke waktu di Situs MCC atau diberikan kepada Pemerintah (secara kolektif, “Pedoman Lingkungan MCC”); atau

(d) untuk membayar pelaksanaan pengguguran kandungan sebagai metode keluarga berencana atau membujuk atau memaksa orang mempraktikkan pengguguran kandungan, membayar penyelenggaraan sterilisasi tidak sukarela sebagai metode keluarga berencana atau memaksa atau menyediakan insentif finansial kepada orang untuk disterilisasi atau membayar penelitian bio-medis yang terkait, baik secara keseluruhan maupun sebagian, untuk metode, atau penyelenggaraan, pengguguran kandungan atau sterilisasi tidak sukarela sebagai cara keluarga berencana.

Bagian 2.8 Pajak.

(a) Kecuali Para Pihak secara khusus menyetujui lain dalam bentuk tertulis, Pemerintah akan menjamin bahwa semua Pendanaan MCC bebas dari pembayaran atau pembebanan pajak, cukai, pungutan, sumbangan atau biaya mirip lainnya baik yang sudah ada maupun yang akan dibuat di masa depan (tetapi tidak untuk pungutan atau biaya untuk jasa-jasa yang umumnya berlaku di Indonesia, yang jumlahnya wajar dan diberlakukan secara non-diskriminatif) (“Pajak”) di Indonesia (termasuk Pajak-Pajak yang diberlakukan oleh pemerintahan nasional, regional, lokal atau lainnya atau penguasa perpajakan dari atau di

(8)

5 Indonesia) sesuai dengan hukum perpajakan dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Disamping itu, kalau Pajak dibebankan dan dibayar dengan Pendanaan MCC sesuai dengan hukum perpajakan dan peraturan yang berlaku di Indnesia, Pajak-Pajak seperti itu akan diganti sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan yang diacu dalam sub-bagian (b) dibawah.

Khususnya, dan tanpa membatasi sifat umum dari yang sebelumnya, Pendanaan MCC harus bebas dari pembayaran:

(i) tarif, cukai, pajak impor dan pungutan serupa lainnya terhadap barang atau jasa yang dibawa ke Indonesia berkaitan dengan Program;

(ii) pajak nilai tambah, pajak penjualan barang mewah, pajak cukai, pajak pengalihan properti dan pungutan mirip lainnya terhadap setiap transaksi yang melibatkan barang, pekerjaan atau jasa berkaitan dengan Program;

(iii) pajak dan pembebanan mirip lainnya, kepemilikan, atau pemakaian properti berkaitan dengan Program; dan

(iv) pajak dan pungutan mirip lainnya atas pendapatan, keuntungan atau penerimaan kotor berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukan sehubungan dengan Program dan terkait pajak social security dan pembebanan mirip lainnya terhadap semua orang naturalisasi atau sah yang melakukan pekerjaan berkaitan dengan Program kecuali: (1) orang-orang naturalisasi yang adalah warganegara atau penduduk tetap Indonesia; dan (2) orang-orang sah berdasarkan hukum Indonesia (tetapi mengecualikan MCA-Indonesia; yang dibentuk dengan maksud melaksanakan kewajiban-kewajiban Pemerintah di bawah ini).

(b) (i) Mekanisme yang akan dipakai Pemerintah untuk melaksanakan pengecualian pajak yang diwajibkan oleh Bagian 2.8(a) diuraikan dalam Persetujuan Pelaksanaan Program. Mekanisme seperti itu harus termasuk pengecualian dari pembayaran Pajak yang telah diijinkan sesuai dengan hukum yang berlaku, penggantian atas Pajak oleh Pemerintah kepada MCA-Indonesia atau kepada pembayar Pajak. Dalam kasus penggantian, Menteri Keuangan wajib menerbitkan sebuah peraturan yang mengatur bagaimana penggantian seperti itu akan dilaksanakan.

(ii) Untuk Pajak-Pajak yang metode pelaksanaannya akan dibayar kembali, kalau suatu Pajak telah dibayar sesuai dengan hukum dan peraturan Pajak yang berlaku,

Pemerintah akan membayar kembali kepada MCA-Indonesia atau kepada yang membayar pajak sejumlah sama dengan Pajak yang dibayar dalam mata uang Indonesia dalam kurun waktu tigapuluh (30) hari kerja (atau kurun waktu lain yang disepakati secara tertulis oleh para Pihak) setelah semua dokumentasi yang perlu dipenuhi oleh MCA-Indonesia.

(c) Kalau Pajak telah dibayarkan bertentangan dengan persyaratan Bagian 2.8(a) atau (b) atau Persetujuan Pelaksanaan Program, atau kalau sebuah penggantian belum diterbitkan secara tepat sesuai dengan Bagian 2.8(b)(ii) atau Persetujuan Pelaksanaan Program, Pemerintah wajib segera menggantinya kepada MCC (atau kalau diarahkan oleh MCC, kepada MCA-Indonesia) nilai dari Pajak seperti itu dalam dolar Amerika Serikat atau mata uang Indonesia dalam tigapuluh (30) hari (atau kurun waktu sebagaimana disetujui secara tertulis oleh Para Pihak) setelah Pemerintah diberitahu secara tertulis (baik oleh MCC atau MCA-Indonesia) dengan melampirkan dokumen relevan yang membuktikan bahwa Pajak itu telah dibayarkan.

(9)

6

(d) Tak ada Pendanaan MCC, hasil dari itu atau Aset Program yang bisa dipakai oleh Pemerintah guna memenuhi kewajibannya berdasarkan Bagian 2.8(c).

PASAL 3. PELAKSANAAN

Bagian 3.1 Persetujuan Pelaksanaan Program. Para Pihak akan mengadakan sebuah

perjanjian yang menyajikan perincian lebih jauh tentang pengaturan pelaksanaan, akuntabilitas fiskal dan pembayaran serta penggunaan Pendanaan MCC, antara lain (“Perjanjian

Pelaksanaan Program” atau “PIA”); dan Pemerintah akan melaksanakan Program sesuai

dengan Perjanjian ini, PIA, Perjanjian Pelengkap dan Surat Pelaksanaan lainnya. Bagian 3.2 Tanggung Jawab Pemerintah.

(a) Pemerintah punya tanggung jawab utama untuk mengawasi dan mengelola pelaksanaan Program.

(b) Dengan ijin sebelumnya dari MCC, Pemerintah boleh menujuk sebuah entitas untuk dibentuk lewat pemberlakuan sebuah dekrit menteri atau instrumen hukum lain yang bisa diterima oleh MCC dan peraturan pelaksanaannya (bersama-sama, “Dekrit Pembentukan”), sebagai entitas yang akuntabel untuk melaksanakan Program, serta melaksanakan dan

menunjukkan hak dan kewajiban Pemerintah untuk mengawasi, mengelola dan melaksanakan Program, termasuk tanpa pembatasan, pengelolaan pelaksanaan Proyek-Proyek dan Kegiatan-Kegiatannya, alokasi sumber daya dan pengelolaan pembelian. Entitas seperti itu diacu disini sebagai “MCA-Indonesia,” dan akan punya wewenang untuk mengikat Pemerintah sehubungan dengan semua kegiatan Program. Penunjukan yang dipertimbangkan oleh Bagian 3.2(b) ini tidak akan membebaskan Pemerintah dari kewajiban dan tanggung jawab dibawah ini atau

berdasarkan perjanjian terkait, untuk mana Pemerintah tetap bertanggung jawab penuh. MCC dengan ini mengakui dan patuh pada penunjukan dalam Bagian 3.2(b) ini.

(c) Pemerintah akan menjamin bahwa setiap Aset Program atau jasa yang didanai secara keseluruhan atau sebagian (langsung atau tidak langsung) oleh Pendanaan MCC dipakai semata-mata untuk memajukan Perjanjian dan Program ini kecuali MCC sepakat lain dalam bentuk tertulis.

(d) Pemerintah akan melakukan semua langkah perlu atau tepat untuk mencapai Tujuan Proyek selama Kurun Waktu Perjanjian (termasuk, tanpa membatasi Bagian 2.6(a), pendanaan semua biaya yang melampaui Pendanaan MCC dan wajib melaksanakan syarat-syarat ini dan mencapai tujuan seperti itu, kecuali kalau MCC sepakat lain dalam bentuk tertulis).

(e) Pemerintah akan mematuhi sepenuhnya Pedoman Program, sejauh itu berlaku, dalam Pelaksanaan Program.

(f) Pemerintah akan mengijinkan MCC sebuah hak dan lisensi abadi, yang tidak dapat ditarik kembali, bebas royalty, berlaku di seluruh dunia, di bayar penuh, bisa diwakilkan untuk mempraktikkan atau telah dipraktikkan mewakilinya (termasuk hak memproduksi,

reproduksi, menerbitkan, memperbaharui maksud, memakai, menyimpan, melakukan modifikasi, atau menyediakan) setiap bagian atau bagian-bagian dari Properti Intelektual sebagaimana

(10)

7 dirasakan tepat oleh MCC dalam media apa saja, yang kini dikenal atau yang dikembangkan sesudahnya, untuk maksud apa saja.

Bagian 3.3 Kinerja Kebijakan. Disamping melaksanakan komitmen reformasi hukum dan regulasi terhadap kebijakan tertentu seperti yang diidentifikasi dalam Lampiran I (kalau ada), Pemerintah akan berusaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat kinerjanya berdasarkan kriteria kebijakan yang diidentifikasi dalam Bagian 607 dari UU MCA serta pemilihan kriteria dan metodologi yang dipergunakan oleh MCC.

Bagian 3.4 Keakuratan Informasi. Pemerintah menjamin kepada MCC bahwa, mulai dari tanggal Perjanjian ini ditandatangani oleh Pemerintah, informasi yang disediakan oleh

Pemerintah atau mewakili Pemerintah ketika mencapai persetujuan dengan MCC tentang Perjanjian adalah benar, tepat dan lengkap dari semua segi materinya.

Bagian 3.5 Surat Pelaksanaan. Dari waktu ke waktu, MCC bisa menyediakan pedoman kepada Pemerintah secara tertulis tentang hal-hal yang berkaitan dengan Perjanjian, Pendanaan MCC atau pelaksanaan Program ini (masing-masing, sebuah “Surat Pelaksanaan”). Pemerintah wajib memberlakukan pedoman seperti itu dalam pelaksanaan Program. Para Pihak juga bisa menerbitkan sebuah Surat Pelaksanaan yang disepakati bersama untuk memberi konfirmasi dan mencatat pemahaman bersama mereka terhadap aspek-aspek terkait pelaksanaan Perjanjian ini, PIA atau perjanjian terkait lainnya.

Bagian 3.6 Pembelian dan Hibah.

(a) Meskipun ada komitmen Pemerintah terhadap reformasi pembelian sebagaimana diperagakan oleh hukum Indonesia, Pemerintah akan menjamin bahwa pembelian semua barang, pekerjaan dan jasa oleh Pemerintah atau Pemasok untuk melaksanakan Program akan konsisten dengan “Pedoman Pembelian Program MCC” yang diposting dari waktu ke waktu di Situs MCC (“Pedoman Pembelian Program MCC”). Pedoman Pembelian Program MCC termasuk

persyaratan-persyaratan berikut, antara lain:

(i) prosedur terbuka, adil dan bersaing harus dipergunakan secara transparan untuk minta, memberi dan mengelola kontrak-kontrak dan untuk membeli barang, pekerjaan dan jasa;

(ii) permintaan akan barang, pekerjaan dan jasa harus didasarkan pada sebuah uraian yang jelas dan akurat tentang barang, pekerjaan dan jasa yang dikehendaki;

(iii) kontrak-kontrak harus diberikan hanya kepada kontraktor yang memenuhi syarat, yang memiliki kemampuan dan bersedia menyelenggarakan kontrak sesuai dengan syarat-syaratnya berdasarkan prinsip efektif biaya dan tepat waktu; serta

(iv) seharga tidak lebih dari harga komersial yang wajar, sebagaimana

ditentukan, misalnya, lewat perbandingan penawaran harga dan harga pasar, akan dibayar untuk membeli barang, pekerjaan dan jasa.

(b) Pemerintah akan menjamin bahwa setiap hibah yang diberikan pada entitas non-pemerintah dalam rangka memajukan Program (“Hibah”) dipilih, dilaksanakan dan dikelola lewat prosedur terbuka, adil dan bersaing serta dikelola lewat cara yang transparan. Dalam rangka memenuhi persyaratan ini dan sebelum diterbitkannya Hibah, Pemerintah dan MCC akan

(11)

8 menyetujui prosedur tertulis untuk mengatur identifikasi, pemilihan penerima dan pemberian Hibah kepada penerima. Prosedur-prosedur seperti itu akan diposting di Situs MCA-Indonesia. Bagian 3.7 Catatan; Akunting; Pemasok Terkover; Akses.

(a) Pembukuan dan Catatan Pemerintah. Pemerintah akan memelihara dan mengusahakan sebaik-baiknya untuk menjamin bahwa semua Pemasok Terkover memelihara buku, catatan, dokumen akunting dan bukti-bukti lain terkait dengan Program secara baik untuk memperlihatkan, kepada MCC secara memuaskan, penggunaan semua Pendanaan MCC dan pelaksanaan serta hasil-hasil dari Program (“Catatan Perjanjian”). Selain itu, Pemerintah akan menyiapkan atau mengusahakan disiapkannya untuk MCC, kalau diminta, Catatan Perjanjian seperti itu baik asli maupun fotokopi.

(b) Akunting. Pemerintah akan memelihara dan mengusahakan sebaik-baiknya untuk menjamin bahwa semua Pemasok Terkover memelihara Catatan Perjanjian sesuai dengan

prinsip-prinsip akunting umum yang berlaku di Amerika Serikat, atau berdasarkan pilihan Pemerintah dan dengan persetujuan tertulis MCC sebelumnya, prinsip-prinsip akunting lain, seperti: (i) yang ditetapkan oleh International Accounting Standard Boards; atau (ii) yang berlaku di Indonesia. Catatan Perjanjian harus dipertahankan selama paling sedikit lima (5) tahun setelah berakhirnya Kurun Waktu Perjanjian atau untuk kurun waktu lebih panjang, kalau diperlukan untuk menyelesaikan penuntutan, klaim atau temuan audit atau persyaratan legal yang berlaku lainnya.

(c) Pemasok dan Pemasok Terkover. Kecuali kalau Para Pihak setuju lain secara tertulis, sebuah “Pemasok” adalah (i) badan Pemerintah yang menerima atau mempergunakan Pendanaan MCC atau Aset Program lain dalam melaksanakan kegiatan untuk memajukan Perjanjian ini atau (ii) Pihak ketiga yang menerima paling sedikit US$50,000 keseluruhannya dari Pendanaan MCC (diluar gaji atau kompensasi sebagai pegawai dari sebuah entitas

Pemerintah) selama Kurun Waktu Perjanjian. Sebuah “Pemasok Terkover” adalah: (i) sebuah Pemasok bukan Amerika Serikat yang menerima (diluar sebuah kontrak atau perjanjian langsung dengan MCC) US$300,000 atau lebih dari Pendanaan MCC dalam tahun fiskal Pemerintah atau orang bukan warganegara atau entitas Amerika Serikat yang menerima, baik langsung maupun tidak langsung US$300,000 atau lebih Pendanaan MCC dari Pemasok dalam tahun fiskal Pemerintah; atau (ii) Pemasok Amerika Serikat yang menerima (diluar kontrak atau persetujuan langsung dengan MCC) US$500,000 atau lebih Pendanaan MCC pada tahun fiskal atau orang atau entitas Amerika Serikat lain yang menerima, langsung atau tidak langsung, US$500,000 atau lebih Pendanaan MCC dari Pemasok untuk tahun fiskal tersebut.

(d) Akses. Berdasarkan permintaan MCC, Pemerintah, pada waktu yang wajar, akan mengijinkan wakil-wakil yang berwenang dari MCC, seorang Inspektur Jenderal yang

berwenang dari MCC (“Inspektur Jenderal”), Kantor Akuntabilitas Pemerintah Amerika Serikat, auditor yang bertanggung jawab atas audit yang sedang dipertimbangkan disini atau sedang dilakukan untuk memajukan Perjanjian ini, dan setiap agen atau wakil yang dilibatkan oleh MCC atau Pemerintah untuk melakukan penilaian, tinjauan atau evaluasi dari Program, kesempatan untuk melakukan audit, tinjauan, evaluasi atau inspeksi fasilitas, aset dan kegiatan yang didanai baik secara keseluruhan maupun sebagian oleh Pendanaan MCC.

(12)

9 Bagian 3.8 Audit, Tinjauan.

(a) Audit Pemerintah. Kecuali kalau Para Pihak setuju lain secara tertulis, Pemerintah wajib, paling sedikit setiap setengah tahun, melakukan atau menyebabkan

dilakukannya, audit finansial dari semua pembayaran Pendanaan MCC meliputi periode mulai ditandatanganinya Perjanjian ini sampai mana yang terlebih dulu antara 31 Desember atau 30 Juni serta meliput setiap periode enam bulan sesudahnya yang berakhir pada 31 Desember dan 30 Juni, sampai akhir dari Kurun Waktu Perjanjian. Disamping itu, berdasarkan permintaan MCC, Pemerintah akan menjamin bahwa audit seperti itu dilaksanakan oleh auditor independen yang disetujui oleh MCC dan masuk dalam daftar auditor lokal yang disetujui oleh Inspektur Jenderal atau sebuah perusahaan akunting publik yang disertifikasi Amerika Serikat yang dipilih sesuai dengan “Pedoman untuk Audit Finansial Yang Dikontrak MCA (“Pedoman Audit”) yang diterbitkan dan diperbaharui dari waktu ke waktu oleh Inspektur Jenderal, yang diposting di Situs MCC. Audit harus dilakukan sesuai dengan Pedoman Audit dan dihadapkan pada pengawasan jaminan kualitas oleh Inspektur Jenderal. Setiap audit akan diselesaikan dan laporan audit diserahkan kepada MCC tidak lewat dari 90 hari setelah periode audit pertama dan tidak lebih dari 90 hari setelah setiap 30 Juni dan 31 Desember sesudahnya, atau periode lain yang disepakati Para Pihak dalam bentuk tertulis.

(b) Audit terhadap Entitas Lain. Pemerintah wajib memastikan bahwa perjanjian yang didanai MCC antara Pemerintah atau Pemasok, di satu pihak, dan (i) sebuah organisasi nir-laba Amerika Serikat, di pihak lainnya, menyatakan bahwa organisasi nir-nir-laba Amerika Serikat itu dihadapkan pada persyaratan audit yang berlaku yang termuat dalam OMB Circular A-133, “Audits of States, Local Governments and Non-Profit Organizations,” yang diterbitkan oleh Kantor Manajemen dan Anggaran Amerika Serikat; (ii) sebuah Pemasok Terkover untuk laba Amerika Serikat, dipihak lainnya, menyatakan bahwa organisasi untuk laba Amerika Serikat dihadapkan pada audit yang berlaku untuk badan Pemerintah Amerika Serikat, kecuali kalau Pemerintah dan MCC sepakat lain dalam bentuk tertulis; dan (iii) sebuah Pemasok Terkover bukan Amerika Serikat, dipihak lainnya, menyatakan bahwa Pemasok Terkover bukan Amerika Serikat dihadapkan pada audit sesuai dengan Pedoman Audit.

(c) Tindakan Korektif. Pemerintah akan berusaha sebaik-baiknya untuk menjamin bahwa setiap Pemasok Terkover: (i) mengambil, kalau diperlukan, tindakan korektif yang tepat dan tepat waktu sebagai tanggapan terhadap audit; (ii) mempertimbangkan apakah hasil dari audit Pemasok Terkover membutuhkan penyesuaian catatan Pemerintah; dan (iii) mengijinkan auditor independen punya akses ke catatan dan laporan keuangannya sesuai kebutuhan.

(d) Audit oleh MCC. MCC akan punya hak untuk mengadakan audit terhadap penggunaan oleh Pemerintah dari Pendanaan MCC.

(e) Biaya Audit, Tinjauan atau Evaluasi. Pendanaan MCC bisa dipakai untuk mendanai biaya dari audit, tinjauan atau evaluasi yang disyaratkan berdasarkan Perjanjian ini.

PASAL 4. KOMUNIKASI

Bagian 4.1 Komunikasi. Setiap dokumen atau komunikasi yang diperlukan atau diserahkan oleh salah satu Pihak kepada Pihak lainnya berdasarkan Perjanjian ini akan berlangsung dalam

(13)

10 bentuk tertulis dan, kecuali kalau disepakati lain dengan MCC, dalam bahasa Inggris. Untuk maksud ini, alamat dari masing-masing Pihak dituliskan dibawah.

Kepada Pemerintah:

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS

Attention: Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Jl. Taman Suropati 2, Jakarta Pusat 10310

Republik Indonesia

Facsimile: +62(21) 3103314 Telepon: +62(21) 336207, 3905650 Kepada MCC:

Millennium Challenge Corporation

Attention: Vice President, Department of Compact Operations

(dengan sebuah kopi kepada Vice President dan General Counsel) 875 Fifteenth Street, N.W.

Washington, DC 20005 United States of America

Facsimile: +1(202) 521-3700 Telephone: +1(202) 521-3600

Email: VPOperations@mcc.gov (Vice President, Compact Operations) VPGeneralCounsel@mcc.gov (Vice President and General Counsel)

Kepada MCA-Indonesia:

Setelah pembentukan MCA-Indonesia, MCA-Indonesia akan memberitahu Para Pihak tentang perincian kontaknya.

Bagian 4.2 Wakil-Wakil. Untuk semua maksud dari Perjanjian ini, Pemerintah akan diwakili oleh seseorang yang memegang jabatan atau berperan sebagai, Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Republik Indonesia, dan MCC akan diwakili oleh seseorang yang memegang jabatan atau berperan sebagai Wakil Presiden, Departemen Operasi Perjanjian (masing-masing, “Wakil Utama”). Setiap Pihak, lewat pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya, bisa menunjuk satu atau lebih wakil tambahan (masing-masing, “Wakil

Tambahan”) untuk semua maksud kecuali penandatanganan amandemen dari Perjanjian ini.

Pemerintah dengan ini menunjuk Ketua dari MCA-Indonesia sebagai Wakil Tambahan. MCC dengan ini menunjuk Deputi Wakil Presiden, Departemen Operasi Perjanjian, Eropa, Asia, Pasifik dan Amerika Latin, sebagai Wakil Tambahan. Suatu Pihak bisa mengganti Wakil Utamanya dengan wakil baru yang menduduki jabatan dengan wewenang sama atau lebih tinggi lewat pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya.

Bagian 4.3 Tanda Tangan. Tanda tangan untuk Perjanjian ini dan untuk setiap amandemen dari Perjanjian ini akan berupa tanda tangan asli yang muncul pada halaman yang sama atau dalam pertukaran surat atau catatan diplomatik. Sehubungan dengan semua dokumen yang dihasilkan dari Perjanjian ini (selain Perjanjian Pelaksanaan Program) dan

(14)

11 amandemennya, tanda tangan bisa diserahkan lewat fax atau surat elektronik dan secara rekan setara yang berpasangan dan akan mengikat Pihak yang menyerahkan tanda tangan secara sama seperti layaknya sebuah tanda tangan asli.

PASAL 5.

PENGAKHIRAN; PENGHENTIAN; KADALUWARSA

Bagian 5.1 Pengakhiran; Penghentian.

(a) Masing-masing Pihak boleh mengakhiri Perjanjian ini tanpa sebab keseluruhan lewat pemberitahuan tertulis kepada Pihak lainnya tigapuluh (30) hari sebelumnya. MCC juga bisa mengakhiri Perjanjian ini atau Pendanaan MCC tanpa sebab sebagian lewat pemberitahuan tertulis kepada Pemerintah tigapuluh (30) hari sebelumnya.

(b) MCC bisa segera, setelah pemberitahuan tertulis kepada Pemerintah,

menghentikan atau mengakhiri Perjanjian atau Pendanaan MCC ini, secara keseluruhan atau sebagian, dan setiap kewajiban yang terkait, kalau MCC memutuskan bahwa situasi yang diidentifikasi MCC yang merupakan alasan bagi penghentian atau pengakhiran (baik secara tertulis kepada Pemerintah atau lewat posting di situs Internet MCC) telah terjadi, dimana situasi itu termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut ini:

(i) Pemerintah gagal mematuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini atau perjanjian atau pengaturan lain yang dimasukkan Pemerintah sehubungan dengan Perjanjian ini atau Program;

(ii) sebuah kejadian atau serangkaian kejadian terjadi sehingga kemungkinan Tujuan Proyek tidak akan tercapai selama Kurun Waktu Perjanjian atau Pemerintah tidak’akan mampu melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini;

(iii) sebuah penggunaan Pendanaan MCC atau penerusan pelaksanaan

Perjanjian ini atau Program melanggar hukum yang berlaku atau kebijakan Pemerintah Amerika Serikat;

(iv) Pemerintah atau orang atau entitas lain menerima Pendanaan MCC atau mempergunakan Aset Program terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan keamanan nasional Amerika Serikat;

(v) sebuah tindakan dilakukan atau sebuah kelalaian atau sebuah kejadian telah terjadi yang menyebabkan Indonesia tidak berhak menerima bantuan ekonomi Amerika Serikat berdasarkan Bagian I dari UU Bantuan Luar Negeri 1961, sebagaimana diamandemen (22 U.S.C. 2151 et seq.), lewat alasan penerapan peraturan dari undang-undang itu atau peraturan hukum lainnya;

(vi) Pemerintah terlibat dalam pola tindakan yang tidak konsisten dengan kriteria yang dipakai untuk menentukan terpilihnya Indonesia untuk menerima bantuan berdasarkan UU MCA; dan

(15)

12 (vii) Pemerintah atau orang atau entitas lain yang menerima Pendanaan MCC atau mempergunakan Aset Program ternyata telah dikenakan hukuman karena pelanggaran narkoba atau terlibat dalam perdagangan narkoba.

Bagian 5.2 Konsekuensi Pengakhiran, Penghentian atau Kadaluwarsa.

(a) Saat penghentian atau pengakhiran, secara keseluruhan atau sebagian, dari Perjanjian ini atau Pendanaan MCC, atau saat kadaluwarsanya Perjanjian ini, peraturan dari Bagian 4.2 dari Persetujuan Pelaksanaan Program akan mengatur perlakuan Pendanaan MCC, Pembayaran terkait dan Aset Program penghentian, pengakhiran atau pasca-kadaluwarsa. Setiap bagian dari Perjanjian ini, Pendanaan MCC, Persetujuan Pelaksanaan Program atau setiap Perjanjian Pelengkap lain yang tidak dihentikan atau diakhiri akan tetap berlaku dengan kekuatan dan efek penuh.

(b) MCC bisa memberlakukan kembali Pendanaan MCC yang dihentikan atau diakhiri berdasarkan Perjanjian ini kalau MCC menetapkan bahwa Pemerintah atau orang atau entitas lain yang relevan telah mengkoreksi setiap kondisi penyebab penghentian dan

pengakhiran Pendanaan MCC itu.

Bagian 5.3 Penggantian Uang; Pelanggaran.

(a) Kalau Pendanaan MCC, bunga dan pendapatan darinya, atau Aset Program dipakai untuk maksud yang melanggar syarat-syarat Perjanjian ini, maka MCC akan mewajibkan Pemerintah membayar kembali MCC dalam Dolar Amerika Serikat nilai dari Pendanaan MCC yang disalah gunakan itu, bunga, pendapatan, atau aset, ditambah bunga dalam waktu tigapuluh (30) hari setelah Pemerintah menerima permintaan MCC bagi penggantian uang itu. Pemerintah tidak akan mempergunakan Pendanaan MCC, penerimaan dari padanya atau Aset Program untuk pembayaran tersebut.

(b) Meskipun ada peraturan lain dalam Perjanjian ini atau perjanjian lain yang bertentangan, hak MCC berdasarkan Bagian 5.3(a) untuk memperoleh sebuah pengembalian dana akan terus berlaku selama Kurun Waktu Perjanjian dan untuk sebuah periode (i) lima (5) tahun sesudahnya atau (ii) satu (1) tahun setelah MCC menerima pengetahuan sebenarnya tentang pelanggaran seperti itu, berdasarkan mana yang lebih belakangan.

Bagian 5.4 Kelangsungan. Tanggung jawab pemerintah berdasarkan Bagian 2.7, 3.7, 3.8, 5.2, 5.3, dan 6.4 akan tetap berlangsung setelah kadaluwarsa, penghentian atau pengakhiran dari Perjanjian ini.

PASAL 6.

LAMPIRAN PERJANJIAN; AMANDEMEN; HUKUM YANG MENGATUR

Bagian 6.1 Lampiran. Setiap lampiran dari Perjanjian ini merupakan sebuah bagian integral, dan acuan ke “Lampiran” berarti sebuah lampiran ke Perjanjian ini kecuali kalau dinyatakan lain. Bagian 6.2 Amandemen.

(a) Para Pihak bisa melakukan amandemen terhadap Perjanjian ini hanya lewat persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh Wakil-Wakil Utama (atau pejabat pemerintah lain

(16)

13 yang secara resmi ditunjuk oleh Wakil Utama, asalkan pemberitahuan sebelumnya diberikan kepada Pihak lainnya).

(b) Meskipun ada Bagian 6.2(a), Para Pihak bisa sepakat secara tertulis,

ditandatangani oleh Wakil Utama (atau pejabat pemerintah lain yang ditunjuk oleh Wakil Utama, asalkan pemberitahuan sebelumnya diberikan kepada Pihak lainnya) atau Wakil Tambahan lain, untuk melakukan modifikasi terhadap Lampiran guna: (i) menghentikan, mengakhiri atau memodifikasi Proyek atau Kegiatan, atau menciptakan sebuah proyek baru; (ii) mengubah alokasi dana sebagaimana diuraikan dalam Lampiran II mulai tanggalnya (termasuk alokasi dana ke sebuah proyek baru); (iii) memodifikasi Kerangka Pelaksanaan yang diuraikan dalam

Lampiran I; atau (iv) menambah, menghapus atau membebaskan kondisi sebelumnya

sebagaimana diuraikan dalam Lampiran IV; asalkan, dalam setiap kasus, modifikasi seperti itu: (1) konsisten dari semua segi materi dengan Tujuan Proyek; (2) tidak menyebabkan jumlah dana dari Pendanaan Program melampaui nilai keseluruhan sebagaimana diperinci dalam Bagian 2.1 (sebagaimana bisa dimodifikasi oleh operasi dari Bagian 2.2(e)); (3) tidak menyebabkan jumlah dari Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian melampaui jumlah keseluruhan sebagaimana diperinci dalam Bagian 2.2(a); (4) tidak mengurangi tanggung jawab atau sumbangan sumber daya Pemerintah yang disyaratkan berdasarkan Bagian 2.6; dan (5) tidak memperpanjang Kurun Waktu Perjanjian.

Bagian 6.3 Ketidak Konsistenan. Kalau terjadi konflik atau ketidak konsistenan antara: (a) Lampiran dan Pasal - Pasal 1 sampai 7, pasal-pasal 1 sampai 7, sebagaimana berlakunya, yang akan berlaku; atau

(b) Perjanjian ini dan perjanjian lainnya diantara Para Pihak sehubungan Program maka Perjanjian ini yang akan berlaku.

Bagian 6.4 Hukum Yang Mengatur. Perjanjian ini merupakan sebuah persetujuan internasional dan oleh karena itu akan diatur oleh prinsip-prinsip hukum internasional. Bagian 6.5 Instrumen Tambahan. Setiap acuan ke kegiatan, kewajiban atau hak yang dilakukan atau eksis berdasarkan atau dalam rangka memajukan Perjanjian ini atau bahasa yang mirip wajib mengikut sertakan kegiatan, kewajiban dan hak yang dilakukan oleh, atau eksis berdasarkan atau dalam rangka memajukan perjanjian, dokumen atau instrumen terkait dengan Pejanjian dan Program ini.

Bagian 6.6 Acuan ke Situs MCC. Setiap acuan dalam Perjanjian ini, PIA atau perjanjian lain yang diberlakukan dalam kaitannya dengan Perjanjian ini, ke sebuah dokumen atau informasi yang tersedia di, atau diberitahu lewat posting pada Situs MCC akan dianggap sebagai acuan ke dokumen atau informasi seperti itu sebagaimana diperbaharui atau digantikan dalam Situs MCC dari waktu ke waktu.

Bagian 6.7 Acuan ke Hukum, Peraturan, Kebijakan dan Pedoman. Setiap acuan dalam Perjanjian ini, PIA atau persetujuan lain yang diberlakukan dalam hubungannya dengan Perjanjian ini, ke sebuah hukum, peraturan, kebijakan, pedoman atau dokumen mirip akan dianggap sebagai sebuah acuan ke hukum, peraturan, kebijakan tersebut atau dokumen yang mirip sebagaimana dari waktu ke waktu bisa diamandemen, diubah, digantikan atau

(17)

14 yang mirip yang diterbitkan berdasarkan atau berlaku atau terkait ke hukum, peraturan, kebijakan, pedoman demikian atau dokumen yang serupa.

Bagian 6.8 Status MCC. MCC adalah sebuah perusahaan pemerintah Amerika Serikat yang bertindak mewakili Pemerintah Amerika Serikat dalam melaksanakan Perjanjian ini. MCC dan Pemerintah Amerika Serikat tidak bertanggung jawab atas klaim atau kerugian yang diakibatkan kegiatan atau kelalaian berdasarkan Perjanjian ini. Pemerintah membebaskan setiap dan semua klaim terhadap MCC atau Pemerintah Amerika Serikat atau setiap pejabat atau karyawan atau mantan pejabat atau mantan karyawan MCC atau Pemerintah Amerika Serikat atas semua kerugian, kerusakan, cedera atau kematian akibat kegiatan atau kelalaian berdasarkan Perjanjian ini, dan setuju bahwa tidak akan mengajukan klaim atau penuntutan hukum dari jenis apa saja terhadap salah satu entitas atau orang diatas atas kerugian, kerusakan, cedera atau kematian. Pemerintah setuju bahwa MCC dan Pemerintah Amerika Serikat atau setiap pejabat atau karyawan atau mantan pejabat atau mantan karyawan MCC atau Pemerintah Amerika Serikat akan kebal dari jurisdiksi semua pengadilan Indonesia atas klaim atau kerugian yang timbul akibat kegiatan atau kelalaian berdasarkan Perjanjian ini.

Bagian 6.9 Konsultasi. Setiap Pihak bisa, kapan saja, minta konsultasi sehubungan dengan interpretasi atau pelaksanaan Perjanjian ini. Konsultasi seperti itu akan dimulai pada tanggal yang sedini mungkin.

PASAL 7. PEMBERLAKUAN

Bagian 7.1 Persyaratan Domestik. Sebelum Perjanjian ini diberlakukan, Pemerintah akan melangkah maju secara tepat waktu untuk menyelesaikan semua persyaratan domestik yang perlu untuk Perjanjian dan PIA ini guna diberlakukan sebagai sebuah perjanjian internasional. Bagian 7.2 Persyaratan-Persyaratan Sebelum Pemberlakuan. Sebelum Perjanjian ini diberlakukan:

(a) PIA wajib ditandatangani oleh para pihak; (b) Pemerintah wajib menyerahkan kepada MCC:

(i) sebuah surat yang ditandatangani dan diberi tanggal oleh Wakil Utama dari Pemerintah, atau wakil berwenang seperti itu dari Pemerintah yang disetujui MCC, yang mengkonfirmasikan bahwa Pemerintah telah menyelesaikan persyaratan domestik yang perlu bagi pemberlakuan Perjanjian ini dan bahwa kondisi-kondisi lainnya sebelum pemberlakuan dalam Bagian 7.2 telah dipenuhi;

(ii) sebuah opini hukum yang ditandatangani oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (atau wakil legal lain dari Pemerintah yang disetujui MCC), dalam bentuk dan isi memuaskan untuk MCC; dan

(iii) lengkap, kopi yang disertifikasi dari semua dekrit, undang-undang,

regulasi atau dokumen pemerintah lainnya terkait dengan persyaratan domestic Pemerintah yang perlu bagi Perjanjian ini untuk diberlakukan dan memuaskan Bagian 7.1, yang bisa diposting MCC di situsnya atau disebar luaskan kepada publik;

(18)

15 (c) MCC tidak akan memutuskan bahwa setelah penandatanganan Perjanjian ini, Pemerintah terlibat dalam sebuah pola tindakan yang tidak konsisten dengan kriteria kelayakan untuk Pendanaan MCC;

(d) Lampiran III akan dimodifikasi oleh Para Pihak untuk mencerminkan Indikator dan Sasaran akhir (sebagaimana didefinisikan dalam Lampiran III) untuk setiap Proyek; dan

(e) Pemerintah akan menjamin salah satu dari berikut ini: (i) bahwa PSF

(sebagaimana didefinisikan dalam Jadwal 2 pada Lampiran I) diperpanjang sampai akhir dari Kurun Waktu Perjanjian; atau (ii) Pemerintah menyediakan sebuah struktur pelaksanaan

alternatif kepada MCC, bersama dengan sebuah jadwal bagi transisi dari manajemen Proyek Gizi Berbasis Masyarakat.

Bagian 7.3 Tanggal Pemberlakuan. Perjanjian ini akan diberlakukan pada tanggal surat dari MCC kepada Pemerintah dalam sebuah pertukaran surat yang mengkonfirmasi bahwa MCC telah menyelesaikan persyaratan domestiknya untuk pembelakuan dari Perjanjian ini dan bahwa kondisi-kondisi sebelum permberlakuan seperti dalam Bagian 7.2 telah dipenuhi.

Bagian 7.4 Kurun Waktu Perjanjian. Perjanjian ini akan diberlakukan selama lima (5) tahun setelah pemberlakuannya, kecuali kalau diakhiri sebelumnya berdasarkan Bagian 5.1 (“Kurun

Waktu Perjanjian”).

Bagian 7.5 Penerapan Sementara. Setelah Perjanjian ini ditandatangani dan sampai Perjanjian ini diberlakukan sesuai dengan Bagian 7.3, Para Pihak untuk sementara wajib

memberlakukan persyaratan Perjanjian ini; asalkan, tak ada Pendanaan MCC, selain Pendanaan Pelaksanaan Perjanjian, dibuat tersedia atau disalurkan sebelum Perjanjian ini mulai berlaku.

(19)

HALAMAN TANDA TANGAN PERJANJIAN MILLENIUM CHALLENGE ANTARA REPUBLIK INDONESIA

DAN AMERIKA SERIKAT YANG DIWAKILI OLEH THE MILLENIUM CHALLENGE CORPORATION

SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, dengan diberikan kuasa oleh

pemerintah masing-masing, telah menandatangani Perjanjian ini.

Dilaksanakan di Bali, Indonesia, pada hari ini 19 November 2011, dalam Bahasa Inggris saja.

UNTUK REPUBLIK INDONESIA UNTUK AMERIKA SERIKAT

/ s /

Nama: Agus D.W. Martowardojo Jabatan: Menteri Keuangan

/ s /

Nama: Hillary Rodham Clinton

Jabatan: Menteri Luar Negeri dan Ketua, Dewan Direktur, Millenium Challenge Corporation.

(20)

LAMPIRAN I URAIAN PROGRAM

Lampiran I ini menguraikan Program yang akan didukung oleh Pendanaan MCC di Indonesia selama Kurun Waktu Perjanjian.

A. TINJAUAN PROGRAM

1. Latar Belakang dan Proses Konsultatif.

(a) Latar Belakang.

Indonesia dipilih oleh Dewan Direktur MCC telah memenuhi syarat bagi sebuah compact atau perjanjian pada Desember 2008. MCC sadar bahwa meskipun terdapat sebuah lapangan yang sudah padat dengan mitra-mitra pembangunan yang lain, model bisnis MCC menawarkan pada Pemerintah peluang-peluang baru dalam mendekati masalah pembangunan yang laten dengan mempergunakan pendekatan baru. Pemerintah lewat Perencanaan Pembangunan

Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (“BAPPENAS”), menunjuk seorang koordinator program nasional pada Juni 2009. Temuan dari sebuah analisa kendala sementara yang didanai Bank Pembangunan Asia, Organisasi Buruh Internasional dan Bank Pembangunan Islam tersedia pada November 2009, dan laporan akhir diterbitkan pada Agustus 2010.

Pada pertengahan September 2009, BAPPENAS menerbitkan dua dekrit menteri yang

membentuk Tim Pengarah atau Steering Committee (“SC”), terdiri dari pejabat tinggi Indonesia dan anggota masyarakat madani, akademisi dan sektor swasta yang akan mengkoordinir proses pengembangan perjanjian MCC, didukung oleh dua tim koordinasi lainnya. BAPPENAS kemudian merekrut tim keempat, Tim Ahli, untuk melakukan pekerjaan yang menurut MCC mirip dengan tim inti di negara-negara lain, membimbing dan membantu dengan pengembangan makalah konseptual dan due diligence. SC, dengan dukungan Tim Ahli, menghasilkan sebuah dokumen mendasar yang menguraikan bidang-bidang prioritas untuk investasi MCC.

(b) Proses Konsultatif.

Untuk menyusun proposal konsep proyek awal, BAPPENAS terlibat dalam sebuah proses konsultatif yang partisipatif, dan menyelenggarakan konsultasi di beberapa kawasan di seluruh Indonesia dan menimbulkan pujian dalam masyarakat donor di Indonesia. SC memimpin sebuah proses mengumpulkan dan kemudian memilih dari hampir 400 makalah konsep serta

BAPPENAS secara resmi menyerahkan 13 makalah konsep kepada MCC pada Juni 2010.

2. Uraian dari Program dan Penerima Manfaat.

(a) Uraian.

Program terdiri dari tiga Proyek: Kesehatan Berbasis Masyarakat dan Gizi untuk Mengurangi Pengerdilan, Kemakmuran Hijau dan Modernisasi Pembelian. Proyek-proyek ini menanggapi kendala-kendala pertumbuhan ekonomi dan ditekankan sebagai prioritas dalam strategi

(21)

LAMPIRAN I-2

Setiap Proyek pada umumnya diuraikan dalam Jadwal pada Lampiran I. Jadwal pada Lampiran I juga mengidentifikasi satu atau lebih kegiatan yang akan diselenggarakan guna memajukan setiap Proyek (masing-masing, sebuah “Kegiatan”) serta juga berbagai sub-kegiatan dalam setiap Kegiatan Proyek.

(b) Penerima Manfaat.

Walaupun Indonesia adalah sebuah demokrasi yang relatif baru, banyak yang telah dicapai dalam dasawarsa terakhir. Negara ini mengalami pertumbuhan ekonomi yang positif,

menyaksikan pengurangan kemiskinan yang besar serta membuat kemajuan berkesinambungan ke arah pencapaian Tujuan Pembangunan Millenium untuk 2015. Tetapi, meskipun mencapai kemajuan ini, lebih dari 32 juta warga Indonesia hidup di dekat garis kemiskinan nasional dan kira-kira setengah dari semua rumah tangga masih berada di sekitar garis kemiskinan nasional yang ditentukan sebagai 200,262 rupiah per orang per bulan (US$23 sejak Agustus 2011). Laju pengurangan kemiskinan melambat dan tingkat kemiskinan pada 2009 hanya 3.5 persen lebih rendah dibandingkan 1996. Sementara itu, banyak dari tantangan kelembagaan penting dari reformasi belum ditanggapi. Desentralisasi dimaksudkan mendekatkan pemerintah kepada rakyat, tetapi di banyak tempat pemimpin lokal memberi prioritas rendah pada pengerahan jasa-jasa sosial dan investasi dalam infrastruktur penting, keduanya muncul sebagai kendala penting dari pertumbuhan ekonomi berkesinambungan di negara ini.

Setiap proyek dari Perjanjian dimaksudkan untuk mempercepat pengurangan kemiskinan lewat pertumbuhan ekonomi. Penerima manfaat spesifik diidentifikasi sebagai bagian dari uraian Proyek dalam masing-masing Jadwal pada Lampiran I.

3. Pengamanan Lingkungan dan Sosial.

Semua Proyek akan dilaksanakan mematuhi Pedoman Lingkungan MCC dan Kebijakan Jenis Kelamin (Gender) MCC, serta setiap transmigrasi akan dilakukan sesuai dengan Kebijakan Operasional tentang Transmigrasi Tidak Sukarela dari Bank Dunia yang berlaku sejak Juli 2007 (“OP 4.12”) dengan cara yang bisa diterima oleh MCC. Sesuai dengan kebijakannya,

Pemerintah akan menjamin bahwa Proyek-Proyek mematuhi semua hukum dan peraturan, lisensi dan ijin lingkungan nasional, kecuali sejauh kepatuhan seperti itu akan jadi tidak konsisten dengan Perjanjian ini. Khususnya, Pemerintah akan: (a) bekerja sama dengan atau

menyelesaikan, tergantung kasusnya, setiap penilaian lingkungan berkesinambungan, atau kalau perlu menyelenggarakan dan menyelesaikan penilaian lingkungan, penilaian sosial, rencana pengelolaan lingkungan, audit lingkungan dan sosial, kerangka kebijakan transmigrasi dan rencana tindakan transmigrasi tambahan yang disyaratkan oleh hukum Indonesia, Pedoman Lingkungan MCC, Perjanjian ini, PIA atau setiap Perjanjian Pelengkap, atau sebagaimana disyaratkan oleh MCC, masing-masing dalam bentuk dan isinya memuaskan untuk MCC (b) menjamin lingkungan khusus dan rencana pengelolaan sosial Proyek dikembangkan dan semua langkah relevan yang termuat dalam rencana seperti itu diintegrasikan kedalam rancangan

proyek, dokumen pembelian yang berlaku dan kontrak akhir terkait, dalam masing-masing kasus, dalam bentuk dan isi memuaskan untuk MCC; dan (c) melaksanakan langkah-langkah mitigasi lingkungan dan sosial yang diidentifikasi dalam penilaian atau rencana seperti itu yang

memenuhi kepuasan MCC. Kecuali kalau MCC sepakat lain dalam bentuk tertulis, Pemerintah akan mendanai semua biaya langkah mitigasi lingkungan dan sosial yang perlu (termasuk, tanpa pembatasan, biaya transmigrasi) yang tidak disediakan secara khusus, atau yang melampaui

(22)

LAMPIRAN I-3

Pendanaan MCC yang khusus dialokasikan untuk biaya-biaya seperti itu dalam Rencana Finansial Terperinci untuk Proyek.

Untuk memaksimalkan dampak sosial positif Proyek, menanggapi isu-isu lintas sosial dan gender, seperti perdagangan manusia, buruh anak dan paksa, dan HIV/AIDS, serta untuk menjamin kepatuhan dengan Kebijakan Gender MCC, Pemerintah akan: (x) mengembangkan sebuah rencana integrasi sosial dan gender menyeluruh yang, minimum, mengidentifikasi pendekatan konsultasi teratur, bermakna dan partisipatif dengan perempuan dan kelompok rentan/kurang terwakili, mengkonsolidasikan temuan dan merekomendasikan analsia sosial dan gender yang spesifik untuk Proyek dan menguraikan strategi-strategi untuk memasukkan

temuan-temuan analisa sosial dan gender kedalam rancangan Proyek akhir (“Rencana Integrasi

Sosial dan Gender”); dan (y) menjamin, lewat pemantauan dan koordinasi selama pelaksanaan,

bahwa rancangan Kegiatan akhir, dokumen tender konstruksi dan rencana pelaksanaan yang konsisten dengan dan memasukkan hasil dari analisa sosial dan gender serta rencana integrasi sosial dan gender.

Untuk menanggapi keprihatinan gender yang berdampak pada kemampuan perempuan untuk berpartisipasi lintas Proyek, MCA-Indonesia akan menyusun sebuah rencana kerja terperinci, setelah disetujui MCC, untuk pekerjaan gender yang akan dilakukan pada tingkat kebijakan, pembangunan kapasitas kelembagaan dan masyarakat.(“Kegiatan Gender Yang Ditargetkan”). Lampiran II menguraikan Pendanaan MCC yang dialokasikan untuk kinerja dari Kegiatan Gender Tersasarkan. Sebelum pembayaran kedua dari Pendanaan MCC untuk Kegiatan Gender Yang Ditargetkan, MCA-Indonesia wajib menyelesaikan rencana tindakan terperinci dan

menyajikan bukti dari komitmen stakeholder yang relevan dalam menanggapi keterbatasan kebijakan yang diidentifikasi dalam rencana kerja.

B. URAIAN PROYEK-PROYEK

Dalam Jadwal yang dilampirkan ada uraian dari setiap Proyek yang akan dilaksanakan Pemerintah, atau mengusahakan pelaksanaannya, mempergunakan Pendanaan MCC untuk mencapai Tujuan Proyek yang berlaku. Disamping itu, kegiatan khusus yang akan dilakukan dalam setiap Proyek (masing-masing, sebuah “Kegiatan”), termasuk sub-kegiatan, juga diuraikan.

C. KERANGKA KERJA PELAKSANAAN

1. Entitas Akuntabel: Umum.

Kecuali disepakati lain oleh MCC, MCA-Indonesia akan merupakan sebuah entitas dana perwalian (trust fund) yang dibentuk berdasarkan wewenang yang dipertimbangkan dalam Peraturan Presiden yang akan datang sehubungan pembentukan dana perwalian dan sebuah Peraturan Menteri Negara yang menyusul bagi pembentukan MCA-Indonesia. MCA-Indonesia dimaksudkan terutama untuk berperan sebagai agen utama Pemerintah untuk melaksanakan Program dan melaksanakan hak dan kewajiban Pemerintah dalam mengawasi, mengelola dan melaksanakan Program.

2. Dewan Pengawas.

MCA-Indonesia akan diatur oleh sebuah Dewan Pengawas (“Dewan”). Dewan akan punya wewenang mengambil keputusan independen dan akan punya wewenang dan tanggung jawab

(23)

LAMPIRAN I-4

akhir untuk pengawasan, pengarahan dan keputusan MCA-Indonesia, dan untuk pelaksanaan keseluruhan dari Program sesuai dengan Perjanjian ini, Perjanjian Pelaksanaan Program dan semua Perjanjian Pelengkap. Dewan akan terdiri dari anggota yang punya hak suara dan anggota tanpa hak suara sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Pelaksanaan dari MCA-Indonesia (“Peraturan Pelaksanaan”).

3. Tim Pelaksana.

Sebuah tim pelaksana (“Tim Pelaksana”) akan punya tanggung jawab utama (bergantung pada pengarahan dan pengawasan dari Dewan dan persetujuan dari atau hak-hak lain MCC) bagi pengelolaan sehari-hari dari Program, termasuk peran dan tanggung jawab yang secara khusus diuraikan dalam Persetujuan Pelaksanaan Program. Tugas-tugas khusus dari Tim Pelaksana diuraikan dalam Peraturan Pelaksanaan.

4. Kelompok Stakeholder.

MCA-Indonesia akan mengikut sertakan satu (1) atau lebih kelompok stakeholder (masing-masing sebuah “Stakeholder Group” dan bersama-sama “Kelompok-Kelompok Stakeholder”) guna menyediakan saran dan masukan kepada MCA-Indonesia dan menyebar luaskan informasi tentang pelaksanaan Perjanjian kepada publik. Masing-masing Kelompok Stakeholder wajib mewakili konstituen dari berbagai Proyek. Peran dan tanggung jawab dari Kelompok

Stakeholder diuraikan dalam Peraturan Pelaksanaan.

5. Entitas Pelaksana.

Tergantung pada syarat dan kondisi Perjanjian ini dan setiap perjanjian terkait yang diberlakukan terkait dengan Perjanjian ini, Pemerintah bisa terlibat dengan satu atau lebih entitas Pemerintah guna melaksanakan Proyek atau Kegiatan (atau salah satu komponennya) untuk dilaksanakan dalam rangka memajukan Perjanjian (masing-masing, sebuah “Entitas Pelaksana”).

Penunjukan sebuah Entitas Pelaksana akan membutuhkan tinjauan dan persetujuan MCC. Pemerintah akan menjamin bahwa peran dan tanggung jawab dari masing-masing Entitas Pelaksana dan istilah tepat lainnya diuraikan dalam perjanjian, dalam bentuk dan isi yang memuaskan MCC (masing-masing sebuah “Perjanjian Entitas Pelaksana”).

6. Agen Fiskal.

Kecuali kalau MCC sepakat lain dalam bentuk tertulis, Pemerintah akan melibatkan seorang agen fiskal (“Agen Fiskal”), yang akan bertanggung jawab untuk membantu Pemerintah dengan pengelolaan fiskal dan memastikan akuntabilitas fiskal yang tepat dari Pendanaan MCC dan tugas-tugasnya sebagaimana diuraikan dalam Perjanjian Pelaksanaan Program.

7. Agen Pembelian.

Kecuali kalau MCC sepakat lain dalam bentuk tertulis, Pemerintah akan melibatkan satu atau lebih agen pembelian (masing-masing, “Agen Pembelian”) untuk melaksanakan dan

mensertifikasi kegiatan pembelian tertentu dalam rangka memajukan Perjanjian ini. Peran dan tanggung jawab dari setiap Agen Pembelian akan diuraikan dalam Perjanjian Pelaksanaan Program atau perjanjian seperti itu yang diselenggarakan Pemerintah dengan setiap Agen Pembelian, dimana perjanjiannya baik dari segi bentuk maupun isi memuaskan MCC. Setiap Agen Pembelian akan patuh pada standar pembelian yang diuraikan dalam Pedoman Pembelian

(24)

LAMPIRAN I-5

Program dan menjamin pembelian konsisten dengan rencana pembelian Pemerintah yang sesuai dengan Perjanjian Pelaksanaan Program, kecuali MCC menyepakati lain dalam bentuk tertulis.

(25)

JADWAL 1 dari LAMPIRAN I PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

Jadwal 1 ini umumnya menguraikan dan mengikhtisarkan unsur-unsur kunci dari proyek yang hendak dilaksanakan Para Pihak dalam memajukan Tujuan Proyek Kemakmuran Hijau (“Proyek

GP”).

1. Ikhtisar Proyek dan Kegiatan.

Mayoritas warga Indonesia miskin tinggal di daerah pedesaan yang kaya sumber daya alam namun penambangan berlebihan dan pengelolaan yang tidak memadai dari sumber daya alam ini merugikan kemampuan Indonesia untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pengurangan kemiskinan. Pada saat bersamaan, ditaksir lebih dari 10.000 desa di Indonesia tidak memiliki akses ke listrik yang memadai dan terjangkau, serta banyak lainnya bergantung pada generator diesel yang mahal. Penebangan hutan ilegal, alih fungsi tanah untuk pertanian, pencemaran air dan praktik-praktik pemakaian tanah yang tidak bisa dipertahankan berpengaruh negatif pada aset-aset alam yang menjadi sumber mata pencaharian dan kemakmuran rakyat. Indonesia merupakan satu diantara negara penghasil terbesar emisi gas rumah rumah kaca di dunia. Sebagian besar emisi gas rumah kaca diakibatkan oleh penebangan hutan dan

pengubahan pemanfaatan tanah, tetapi emisi dari energi dan sumber-sumber industri tumbuh pesat. Tidak adanya data jelas tentang pemakaian sumber daya tanah dan batas-batas jurisdiksi di antara desa dan kabupaten secara signifikan menghambat badan-badan Pemerintah dan perencana penggunaan tanah mengelola sumber daya penting ini secara efektif. Pada akhirnya, melindungi sumber daya alam Indonesia ditengah-tengah kekuatan demografis, sosial dan ekonomi membutuhkan alternatif ekonomi yang berkesinambungan dan adil.

Pemerintah berkomitmen pada masa depan yang berkesinambungan dan berkarbon rendah. Pemerintah telah membuat sebuah komitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26 persen pada 2020 sementara mempertahankan sasaran pertumbuhan ekonomi tujuh (7) persen per tahun. Meningkatkan akses ke energi bersih dan handal di daerah pedesaan dan

meningkatkan penjagaan aset-aset alamiah merupakan prioritas penting bagi pencapaian sasaran tersebut.

Proyek GP akan menggalakkan pertumbuhan ekonomi dengan lingkungan yang berkelanjutan, berkarbon rendah sebagaimana diuraikan dalam rencana pembangunan jangka panjang dan menengah (RPJP dan RPJM) Pemerintah, Rencana Aksi Nasional - Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), serta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) (masing-masing sebuah “Rencana”). Proyek GP akan menyediakan sebuah kombinasi bantuan teknis dan finansial untuk mendukung pembangunan ekonomi pedesaan yang menaikkan pendapatan warga Indonesia lewat

pengurangan ketergantungan pada bahan bakar fosil, memperbaiki praktik pengelolaan tanah, melindungi modal alam dan membantu usaha mengurangi emisi akibat penebangan hutan dan degradasi lingkungan. Proyek GP akan melibatkan masyarakat setempat dan pemerintah daerah dalam kegiatan-kegiatan untuk memperbaiki kejelasan dan penerapan kebijakan dan regulasi pemerintah yang mendukung pengembangan karbon rendah, serta juga membangun kemampuan masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan, serta akan dibimbing oleh sebuah pendekatan pengelolaan daerah aliran sungai terintegrasi.

(26)

JADWAL 1-2

Hal yang terpenting dari Proyek GP adalah sebuah fasilitas pendanaan (“Fasilitas GP”) yang akan mendukung investasi di dua bidang tematik: energi terbarukan dan pengelolaan

berkesinambungan dari sumber daya alam. Investasi-investasi ini dimaksudkan punya manfaat yang saling menguntungkan, memperbaiki pertumbuhan ekonomi dan kondisi sosial serta juga mengurangi jejak karbon Indonesia dan menyesuaikan insentif dan praktik yang mendorong penjagaan lingkungan yang lebih baik.

Proyek GP terdiri dari empat Kegiatan:

 Investasi dalam penetapan batas administratif, pembaharuan dan integrasi inventarisasi penggunaan tanah dan meningkatkan rencana tata ruang di tingkat kabupaten dan provinsi (“Kegiatan Perencanaan Partisipatif dari Penggunaan Tanah”);

 Penyediaan bantuan teknis dan pengawasan proyek (“Bantuan Teknis dan Kegiatan

Pengawasan”);

 Pendanaan proyek pembangunan karbon-rendah lewat pembentukan sebuah fasilitas pendanaan (“Kegiatan Fasilitas GP”); dan

 Pengadaan bantuan teknis dan dukungan untuk memperkuat kapasitas lokal, provinsi dan nasional dalam mendorong strategi pembangunan rendah karbon Indonesia di seluruh negara dalam konteks Proyek GP (“Kegiatan Pengetahuan Hijau”).

Proyek GP akan dikonsentrasikan di provinsi dan kabupaten yang punya potensi tertinggi mencapai pengentasan kemiskinan dan tujuan lingkungan. Provinsi-provinsi ini termasuk Riau, Jambi, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bengkulu, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Para Pihak setuju bahwa Proyek GP akan dimulai di dua kabupaten, di masing-masing Provinsi Jambi dan Provinsi Sulawesi Barat. Penyertaan provinsi-provinsi dan kabupaten-kabupaten lain dalam Proyek GP setelah diberlakukan akan bergantung pada persetujuan bersama antara para Pihak.

Untuk memfasilitasi pelaksanaan Proyek, beberapa kegiatan tertentu yang dinyatakan dalam sub-bagian (a) dan (b) dibawah ini akan diuji di Jambi dan Sulawesi Barat sebelum diberlakukan, bergantung pada persyaratan-persyaratan dalam Bagian 2.2 dari Perjanjian ini. Setelah

diberlakukan, pendekatan yang ditetapkan dalam sub-bagian (a) dan (b) bisa dimodifikasi, sesuai kebutuhan atau yang tepat, untuk mencerminkan pelajaran yang diperoleh dari lokasi pengujian. Kecuali Kegiatan Pengetahuan Hijau, yang lingkupnya nasional, Proyek GP akan menyediakan pendanaan pada tingkat kabupaten, dimana mungkin lebih disukai, kabupaten-kabupaten berdekatan di daerah aliran sungai yang sama. Proyek GP akan difokuskan pada pendanaan di kabupaten-kabupaten yang diprioritaskan lewat penilaian kesiapan. Indikator pemilihan

kabupaten dalam penilaian seperti itu akan termasuk tingkat kemiskinan (tingkat pendapatan dan indikator lain), potensi energi terbarukan, potensi pertumbuhan ekonomi, wilayah hutan dan lahan gambut yang terancam degradasi atau penghancuran. Proyek GP hanya akan membantu kabupaten-kabupaten yang (i) punya rencana tata ruang pada tingkat kabupaten atau provinsi yang telah diberi persetujuan substansi oleh Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN), (ii) setuju memberi akses ke informasi dari lokasi pemukiman desa kepada publik, (iii) setuju memberi akses ke informasi terkait dengan penggunaan sumber daya alam (ijin yang

(27)

JADWAL 1-3

diterbitkan secara legal dan yang sedang dalam proses) kepada publik, dan (iv) sepakat untuk membuat proses perijinan yang transparan dan dapat diakses. MCA-Indonesia akan memasuki perjanjian dengan kabupaten masing-masing dengan memperinci hal-hal ini dan yang lainnya, serta menjelaskan bahwa kegagalan kabupaten untuk mematuhi komitmennya berdasarkan persetujuan seperti itu akan mengarah pada pemutusan investasi Proyek GP untuk kabupaten tersebut setiap saat dari Kurun Waktu Perjanjian. Perjanjian-perjanjian ini akan memperinci unsur-unsur penting dari pelaksanaan Kegiatan (a) sampai (c) dibawah ini.

Mitra pelaksana utama dan sponsor proyek diperkirakan melibatkan pemerintah dan lembaga setempat; bisnis swasta dalam bidang pertanian, kehutanan, sektor air dan energi; lembaga finansial; petani kecil, serta organisasi kemasyarakatan setempat dan internasional.

(a) Kegiatan Perencanaan Partisipatif Penggunaan Tanah.

Maksud dari Kegiatan Perencanaan Pemakaian Tanah Partisipatif adalah untuk memastikan bahwa proyek-proyek yang didanai oleh Fasilitas GP dirancang berdasarkan data tata ruang dan pemakaian tanah yang akurat dan tepat, serta patuh dan memperkuat hukum-hukum, peraturan dan Rencana yang ada. Kegiatan Perencanaan Partisipatif Penggunaan Tanah juga akan membantu memperkuat kemampuan masyarakat setempat dan lembaga tingkat

kabupaten/kabupaten untuk mengelola tanah dan sumber daya mereka sendiri. Khususnya, Pendanaan MCC akan mendukung pengadaan perusahaan atau unsur yang melakukan:

(i) Penetapan perbatasan administratif, termasuk (1) lokasi pemukiman besar dan kecil dalam desa-desa, (2) pengembangan pedoman yang tepat untuk penetapan perbatasan desa partisipatif mempergunakan proses Pemerintah yang sudah ditetapkan dan praktik terbaik internasional, termasuk keterlibatan yang berarti dari perempuan dan kelompok-kelompok terpinggirkan, dan (3) pemetaan dan demarkasi perbatasan desa dalam sub-kabupaten sasaran;

(ii) Pembaharuan dan integrasi dari pengunaan tanah dan sumber daya alam lain, termasuk (1) inventaris dari perijinan/lisensi yang sudah ada dan yang menunggu untuk penggunaan tanah dan sumber daya alam, klaim masyarakat dan data bio-fisik tertentu, dan (2) bantuan teknis untuk badan-badan Pemerintah yang relevan guna membantu mengintegrasikan dan administrasi data tata ruang, termasuk data yang diperoleh dari (i) dan (ii)(1), dalam rangka meningkatkan kemampuan mereka melakukan proses perijinan yang transparan, menentukan penggunaan tanah dan investasi yang paling efektif, serta membuat inventaris tersedia secara mudah untuk publik; dan

(iii) Peningkatan rencana tata ruang kabupaten dan provinsi, termasuk cerminan dari informasi tanah dan sumber daya alam yang ditingkatkan dalam komponen inventaris penggunaan tanah dan penetapan perbatasan diatas.

(b) Bantuan Teknis dan Kegiatan Pengawasan.

Bantuan teknis akan disediakan oleh kontraktor kepada Manajer Fasilitas GP (dirumuskan di bawah), pemerintah kabupaten, sponsor proyek, kelompok masyarakat, dan lembaga-lembaga keuangan guna mempersiapkan rencana kerja pengembangan karbon rendah, terdiri dari proyek-proyek berpotensi untuk didanai oleh Fasilitas GP atau sumber daya lainnya. Para kontraktor akan memfasilitasi proses identifikasi dan membantu para sponsor proyek mempersiapkan permohonan pendanaan untuk diserahkan kepada Fasilitas GP. Bantuan teknis semacam itu akan termasuk, sesuai kebutuhan, bantuan dengan analisa, studi persiapan proyek (misalnya, studi

(28)

JADWAL 1-4

kelayakan, penilaian lingkungan dan sosial, penilaian gender, analisa ekonomi dan koordinasi dengan PLN dan badan-badan lain sesuai kebutuhan) dan saran sehubungan kepatuhan dengan Kriteria Investasi (sebagaimana dirumuskan dalam sub-bagian (c) dibawah). Identifikasi Proyek GP dan proses pembangunan akan melibatkan konsultasi stakeholder yang signifikan, khususnya dengan calon penerima manfaat proyek (termasuk perempuan dan kelompok yang terpinggirkan) dan sponsor, untuk menjamin bahwa proyek yang diusulkan konsisten dengan visi Pemerintah untuk pembangunan yang dipimpin masyarakat dan prinsip dasar MCC yang mendukung pengentasan kemiskinan lewat pertumbuhan ekonomi. Bantuan teknis juga akan memperluas pembangunan kemampuan yang perlu bagi pelaksanaan proyek-proyek yang diusulkan.

Sponsor proyek berdasarkan Bantuan Teknis dan Kegiatan Pengawasan yang menerima bantuan lewat persiapan proposal bisa menyerahkan prosoposal itu untuk dipertimbangkan, tetapi, permohonan dukungan investasi juga bisa diserahkan oleh kandidat yang tidak menerima bantuan semacam itu.

(c) Kegiatan Fasilitas GP.

Kegiatan Fasilitas GP dirancang untuk mendanai proyek-proyek di sektor energi terbarukan dan pengelolaan sumber daya alam. MCA-Indonesia lewat satu atau lebih manajer fasilitas

independen (“Manajer Fasilitas GP”) yang disetujui MCC, akan melaksanakan Fasilitas GP. Manajer Fasilitas GP akan punya sebuah komite investasi atau yang setara yang akan terdiri dari para wakil Manajer Fasilitas GP atau MCA-Indonesia. Wakil-wakil MCA-Indonesia termasuk wakil-wakil pakar lingkungan dan sosial yang terlibat dalam pengawasan Proyek GP (Disiplin ESMS yang diuraikan dibawah).

Kecuali Para Pihak setuju lain, Fasilitas GP akan memuat dua jendela pendanaan: (i) sebuah cara untuk mendanai investasi energi terbarukan pada skala komersial yang mencerminkan prioritas dari Proyek GP dan investasi sektor swasta dalam pengelolaan sumber daya alam; dan (ii) sebuah cara hibah untuk mendukung proyek energi terbarukan skala kecil dan berbasisi masyarakat serta proyek lain untuk menggalakkan pengelolaan sumber daya alam

berkesinambungan dan memperbaiki praktik-praktik penggunaan tanah.

MCA-Indonesia wajib mengembangkan kriteria investasi terperinci, yang akan disetujui MCC, dan mengatur pemilihan proyek yang didanai berdasarkan Fasilitas GP (“Kriteria Investasi”) Kriteria investasi akhir akan diuraikan selama pengembangan Pedoman Operasi (yang

didefinisikan di bawah).

MCA-Indonesia akan mengembangkan sebuah pedoman operasi atau pedoman (“Pedoman

Operasi”) dalam bentuk dan isi memuaskan MCC, menguraikan peraturan yang mengatur

operasi finansial dan program, termasuk Kriteria Investasi, dari Fasilitas GP. Pedoman Operasi akan menguraikan prosedur pemantauan dan pelaporan untuk menjamin tujuan investasi tercapai dan memverifikasi kepatuhan dengan kriteria relevan lainnya, termasuk persyaratan pengamanan lingkungan dan sosial. Para Pihak selanjutnya sepakat bahwa kendali finansial Fasilitas GP akan dihadapkan pada audit eksternal.

Proposal akan ditinjau, diberi peringkat dan direkomendasikan untuk disetujui sesuai dengan Pedoman Operasi. Pedoman Operasi akan memuat kriteria persyaratan yang mencerminkan: (i) sebuah tingkat pengembalian ekonomi (ERR) minimum sebagaimana dirumuskan oleh tingkat rintangan (hurdle rate) MCC, (ii) sebuah tujuan inti peningkatan pelayanan lingkungan (yang

Gambar

Tabel 1: Proyek Gizi Berbasis Masyarakat
Tabel 1: Proyek Gizi Berbasis Masyarakat
Tabel 2: Proyek Kemakmuran Hijau 3
Tabel 2: Proyek Kemakmuran Hijau 3
+2

Referensi

Dokumen terkait

Keberadaan Ambon Card juga dapat ditemui di kota Makassar, istilah yang mirip dengan Ambon Card ini adalah ATL singkatan dari Ambon Tembak Langsung, dalam artian mereka yang lahir

Setiap anggota KPPS/KPPSLN yang dengan sengaja tidak memberikan surat suara pengganti hanya 1 (satu) kali kepada Pemilih yang menerima surat suara yang rusak dan tidak mencatat

Hasil analisis terhadap data penilaian media pembelajaran oleh ahli materi dan ahli media, pendidik, dan teman sejawat serta respon peserta didik menunjukkan bahwa

Atas dasar hipotesa di atas maka pada penelitian ini dilaksanakan pengukuran posisi (koordinat X,Y) dari serangkaian titik-titik yang terletak di jaringan jalan

Untuk memahami dinamika perburuhan di Jepang sebelum Perang Dunia II, pertama-tama perlu dibahas kerangka konsep dalam penelitian ini berupa definisi dari istilah-istilah utama

Jasa Raharja (Persero) Perwakilan Jember dengan tujuan meringankan beban penderitaan masyarakat yang tertimpa musibah kecelakaan akibat dari penggunaan alat angkutan

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu hal yang sangat fundamental dari hukum perseroan adalah terkait dengan prinsip tanggung jawaban terbatas atau limited liability atau

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah