• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh: Mei Sulis Setyowati Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Mei Sulis Setyowati

1410100031

Dosen Pembimbing:

Dr. Ir. Endah Mutiara Marhaeni Putri, M.Si

Kinetika Degradasi Fotokatalitik Pewarna Azoic

dalam Limbah Industri Batik dengan Katalis TiO

2

(2)
(3)

Lebih dari 15% pewarna tekstil lolos kedalam aliran limbah

cair selama proses pewarnaan dan mencemari lingkungan

(4)

Zat warna tekstil yang sering

digunakan

Rhodamin-B (Lodha dkk, 2011)

Metilen Blue (Yang dkk, 2004)

C.I. Solvent Yellow 14(Hunger, 2003)

Zat warna tekstil sulit

untuk didegradasi karena

memiliki struktur molekul

kompleks aromatik yang

stabil (Fewson, 1988 dan

Seshadri dkk, 1994).

(5)

Batik Pamekasan

Sangat Cerah

Tajam

(6)

Metode degradasi yang telah dilakukan untuk

mendegradasi beberapa pewarna tekstil komersial

Referensi ZatWarna yang didegradasi

Metode yang digunakan

Houas dkk, (2001) Metilen biru (Methylene

blue)

Fotokatalitik degradasi menggunakan fotokatalis TiO2 P25

Lachheb dkk, (2002) C.I. Acid yellow 17 Fotodegradasi

menggunakan proses UV/TiO2

Sivalingam dkk, (2003) Metilen Biru (Methylene

blue), Alizarin S, Metil

merah (Methyl red), Congo merah (Congo red) dan Oranye G (Orange G)

Fotokatalitik degradasi menggunakan fotokatalis TiO2 nano anatase

(7)

Metode degradasi yang telah dilakukan untuk

mendegradasi beberapa pewarna tekstil komersial

Referensi ZatWarna yang didegradasi

Metode yang digunakan

Liu dkk, (2006) C.I. Acid yellow 17 Fotodegradasi

menggunakan proses UV/TiO2

Ibhadon dkk, (2008) Metil oranye (Methyl

orange)

Fotokatalitik degradasi menggunakan fotokatalis Porous Foam TiO2

Mirkhani dkk, (2009) Congo merah (Congo red), Metil oranye (Methyl

orange), C.I. Direct red 80

(DR), C.I. Reactive red 17 (RR), C.I. Direct yellow 50 (DY), Solofenil merah (Solophenyl red 3BL (SR),

Coperoxon navy blue RL

(CN), Nylosan black 2-BC.S,

Acid black 42 (NB)

Fotokatalitik degradasi menggunakan fotokatalis TiO2 yang didoping dengan Ag.

(8)

Metode degradasi menggunakan H2O2 dan fotokatalis TiO2 dengan penyinaran

UV

Zat warna azoic dalam limbah batik

Diperlukan model kinetika yang tepat untuk mengetahui kondisi optimum dari proses degradasi zat

(9)
(10)

Bagaimana kinetika degradasi pewarna

azoic yang meliputi kecepatan reaksi,

orde dan konstanta laju reaksi secara

oksidasi fotokatalitik menggunakan

katalis semikonduktor TiO

2

dan sinar

UV.

Bagaimana mengetahui kondisi

optimum degradasi fotokatalitik

pewarna azoic dalam limbah cair

industri batik.

(11)
(12)

Menentukan kinetika degradasi pewarna azoic

yang meliputi kecepatan reaksi, orde dan

konstanta laju reaksi secara oksidasi

fotokatalitik menggunakan katalis

semikonduktor TiO

2

dan sinar UV.

Mengetahui kondisi optimum degradasi

fotokatalitik pewarna azoic dalam limbah cair

industri batik.

(13)
(14)

Pewarna azoic yang digunakan pada penelitian ini

merupakan limbah zat warna merah yang berasal dari

sentra batik yang dikelola oleh departemen

perindustrian Jawa Timur di Pamekasan, Madura.

Sedangkan

oksidator

yang

digunakan

adalah

hidrogen peroksida (H

2

O

2

) dengan konsentrasi 0,1%

(v/v), 0,2% (v/v), 0,3% (v/v), 0,4% (v/v) dan 0,5%

(v/v).

(15)
(16)
(17)

Peralatan yang digunakan:

Lampu UV 6 W

Magnetik

Botol Semprot

Kertas saring

(18)

Peralatan gelas yang digunakan:

Gelas beaker 3000 mL (reaktor)

Erlenmeyer

Labu ukur

Corong gelas

Gelas ukur

Pipet volume

Pipet ukur

Pipet tetes

Pengaduk kaca

Botol timbang

Kaca arloji

(19)

Peralatan instrumen yang digunakan:

Hot plate dengan magnetic stirrer

Neraca analitik

Spektrofotometer Genesys 10S UV-vis

Spektrofotometer Fourier Transform Infrared

(20)

Bahan-bahan yang digunakan:

Limbah tekstil berwarna merah yang mengandung pewarna

azoic yang didapatkan dari sentra batik yang dikelola oleh

departemen perindustrian Jawa Timur di Pamekasan,

Madura.

Naphtol AS (3-Hidroksi-2-naphtoic anilida)

Garam merah R (2-Metoksi-5-nitrobenzendiazonium

tetraklorozinkat)

NaOH pellet

Benang wol bebas lemak

Asam asetat (CH

3

COOH) 10% (v/v)

Amonia (NH

4

OH) 10% (v/v)

Na

2

SO

4

anhidrat

Titanium dioksida (TiO

2

) Degussa P25

Hidrogen peroksida (H

2

O

2

) 35% (v/v)

Aqua Demineralisasi (Aqua DM)

(21)

Prosedur Kerja

dan

(22)

Sintesis pewarna azoic sebagai

larutan standar

(23)

Naphtol AS

NaOH (aq) NaOH (s)

Larutan Natrium naphtolat

Garam merah R

Larutan garam merah R

Larutan Standar

Diambil 0,3 gram

Dilarutkan dengan aqua

DM hingga volume total larutan 100 mLDipanaskanDiambil 0,5 gramDiambil 0,3 gramDilarutkan dengan aqua DM hingga volume total larutan 100 mL

(24)

Identifikasi pewarna azoic

dalam limbah industri batik

(25)

Larutan standar dan Sampel limbah batik

Benang wol Larutan sisa

Filtrat Residu

Ditambah 10 mL asam asetat 10%

(v/v)

Ditambah benang wol bebas lemakDididihkan selama 10 menit

Dicuci dengan aqua DM Dimasukkan kedalam 10 mL

amonia 10% (v/v)

DididihkanDisaring

(26)

Spektra IR larutan standar

dan sampel

Ditambahkan Na

2

SO

4

anhidrat

Didiamkan selama 10 menit

Disaring dengan kertas

Whatman no.42

Filtrat Residu

Dianalisis dengan

spektrofotometer FTIR

Shimadzu

Hasil

(27)

Penentuan panjang gelombang

maksimum dari pewarna azoic

(28)

Larutan standar

Residu Filtrat

Panjang gelombang maksimum pewarna azoic

Disaring dengan kertas Whatman no.42

Diambil 10 mL

Dimasukkan labu ukur 100 mL

Ditambahkan aqua demineralisasi hingga tanda batas

Dianalisis panjang gelombang maksimum dengan spektrofotometer UV-vis

(29)

Degradasi fotokatalitik pewarna

azoic dengan pengenceran 5 kali

(30)

Sampel Zat Warna Azoic Residu Filtrat Campuran TiO2 H2O2 35% (v/v) Sampel Hasil pengenceran

Disaring dengan kertas Whatman no.42

Diambil 200 mL

Dimasukkan labu ukur 1000 mL Ditambahkan aqua DM hingga

tanda batas

Dicampur sesuai variasi pada tabel 1

hingga volume total campuran 1000 mL

(31)

Data Absorbansi

Diaduk dengan magnetic stirrer hingga

homogen

Didegradasi dibawah lampu UV 6 W selama 10

jam dengan catatan setiap dua jam sekali diambil sampel sebanyak 10 mL untuk dianalisis absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-vis

(32)

Degradasi fotokatalitik pewarna

azoic dengan pengenceran 10 kali

(33)

Sampel Zat Warna Azoic Residu Filtrat Campuran TiO2 H2O2 35% (v/v) Sampel Hasil pengenceran

Disaring dengan kertas Whatman no.42

Diambil 100 mL

Dimasukkan labu ukur 1000 mL Ditambahkan aqua DM hingga

tanda batas

Dicampur sesuai variasi pada tabel 1

hingga volume total campuran 1000 mL

(34)

Data Absorbansi

Diaduk dengan magnetic stirrer hingga

homogen

Didegradasi dibawah lampu UV 6 W selama 10

jam (analisis absorbansi hanya dilakukan pada t = 0 jam dan t = 10 jam)

(35)

Ilustrasi Reaktor Degradasi Zat Warna

Lampu UV Reaktor Aluminium Foil Buffle Statif Campuran Magnetik

Hot Plate dan Magnetic Stirrer

(36)

Hasil

dan

(37)

Hasil identifikasi pewarna azoic

dalam limbah batik

(38)
(39)

Hasil penentuan panjang

gelombang maksimum dari

(40)
(41)
(42)

0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 350 370 390 410 430 450 470 490 510 530 Absorbansi Panjang Gelombang (nm) 409 nm

(43)

Aktivitas degradasi fotokatalitik

dari pewarna azoic

(44)

Sampel 1 (pengenceran 5 kali)

Kondisi reaksi: [H2O2] = 0,1%

(45)

Orde reaksi dan konstanta laju

reaksi dari degradasi fotokatalitik

(46)

Sampel 1 (pengenceran 5 kali)

y = 1,0127x - 2,6975 R² = 0,9991 -2,82 -2,819 -2,818 -2,817 -2,816 -2,815 -2,814 -2,813 -2,812 -2,811 -0,12 -0,118 -0,116 -0,114 -0,112 Log v Log[Azoic] Sehingga, Harga Konstanta laju pseudo-orde satu sebesar 2 × 10-3 jam-1 Kondisi reaksi: [H2O2] = 0,1%

(47)
(48)

y = 0,002x - 0,0003 R² = 0,9928 -0,005 0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025 0 2 4 6 8 10 12 ln(A 0 /A t ) t (jam) Sampel 1 Kondisi reaksi: [H2O2] = 0,1%

(49)

Rekapitulasi harga konstanta laju reaksi degradasi

pewarna azoic menggunakan beberapa variasi

konsentrasi hidrogen peroksida

(%v/v) H2O2 k1 × 103 (jam-1) 0,1% 2 0,2% 6,3 0,3% 13 0,4% 19,5 0,5% 31,4 Keterangan:

(50)

Kinetika laju reaksi degradasi

fotokatalitik pewarna azoic

(51)

Tanpa sinar UV dan katalis TiO

2

Sampel 1

(52)

Dengan sinar UV dan katalis TiO

2

Sampel 1

(53)

(%v/v) H2O2 Konversi 1 (%) Konversi 2 (%) 0,1% 1,984 6,218 0,2% 7,805 7,513 0,3% 15,653 15,803 0,4% 22,380 26,425 0,5% 34,455 39,378 Keterangan:

Konversi 1 = Konversi degradasi sampel 1 (pengenceran 5 kali).

Konversi 2 = Konversi degradasi sampel 2 (pengenceran 10 kali).

Perbandingan Konversi Degradasi (%) Antara Sampel 1

(pengenceran 5 kali, [A]0 = 0,773) dan Sampel 2 (pengenceran 10 kali, [A]0 = 0,386) Selama 10 Jam Degradasi dengan Konsentrasi

(54)
(55)
(56)
(57)

Degradasi fotokatalitik pewarna azoic dalam limbah cair

industri batik mengikuti pseudo-orde satu dengan

konstanta laju reaksi yang semakin naik seiring dengan

kenaikan konsentrasi H

2

O

2

.

Kondisi optimum degradasi fotokatalitik pewarna azoic

belum tercapai, sedangkan kondisi maksimum adalah

dengan menggunakan konsentrasi H

2

O

2

sebesar 0,5%

(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)

Persentase

H

2

O

2

dalam

campuran

Komposisi

Volume H

2

O

2

(35% v/v)

dalam campuran

TiO

2

0,1%

3 mL

100 mg

0,2%

6 mL

100 mg

0,3%

9 mL

100 mg

0,4%

12 mL

100 mg

0,5%

15 mL

100 mg

Tabel 1: Variasi konsentrasi H

2

O

2

dalam campuran

1 2

Gambar

Ilustrasi Reaktor Degradasi Zat Warna Lampu UV Reaktor Aluminium Foil Buffle Statif Campuran Magnetik
Tabel 1: Variasi konsentrasi H 2 O 2 dalam campuran

Referensi

Dokumen terkait