PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI, DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU
SMP MUHAMMADIYAH 7 PADANG
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)
Oleh : NOVERA DILLA
NPM: 12090280
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU SMP
MUHAMMADIYAH 7 PADANG Oleh :
Novera Dilla
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP-PGRI Sumbar Jl. Gunung Pangilun No. 1, Padang Sumatera Barat
Email :noveradilla09@gmail.com
Mareta Kemala Sari, SE, MM, Sumarni, M.Pd maretakemalasari@gmail.com sumarni11982@yahoo.com
Dosen Program Studi Pendidikan EkonomiSTKIP-PGRI Sumbar Jl. Gunung Pangilun No. 1, Padang Sumatera Barat
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, budaya organisasi dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,503 dan thitung3,439 > ttabel 1,70. Kedua
budaya organisasi berpengaruh terhadap motivasi kerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,301 dan thitung2,059 < ttabel 1,70. Ketiga kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,390 dan thitung3,065 > ttabel 1,70. Keempat budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP
Muhammadiyah 7 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,379 dan thitung3,297 > ttabel 1,70. Kelima
motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang, dimana diperoleh nilai koefisien jalur 0,296 dan thitung2,176 > ttabel1,70.
Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi, Motivasi Kerja Guru, dan Kinerja Guru .
ABSTRACT
This study aims to analyze the impact of school leadership, organizational culture and work motivation of teachers on teacher performance SMP Muhammadiyah 7 Padang. The results showed that: First of school leadership have a significant effect on work motivation of teachers SMP Muhammadiyah 7 Padang, which gained value and tvaluepath coefficient 0.503 3.439> 1.70 ttable. Both organizational culture influence on
job motivation of teachers SMP Muhammadiyah 7 Padang, which gained value and tvaluepath coefficient 0.301
2.059 <ttable 1.70. The third school leadership have a significant effect on teacher performance SMP
Muhammadiyah 7 Padang, which gained value and tvalue path coefficient 0.390 3.065> 1.70 ttable. Fourth
organizational culture significantly influence the performance of teachers of SMP Muhammadiyah 7 Padang, which gained value and tvalue path coefficient 0.379 3.297> 1.70 ttable. The fifth work motivation have a
significant effect on teacher performance SMP Muhammadiyah 7 Padang, where the path coefficient values obtained 0,296 and 2,176 tvalue> ttable1.70.
2
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tidak dapat di pungkiri bahwa kemajuan di bidang ekonomi, politik, hukum, sosial dan budaya, militer, ilmu pengetahuan dan teknologi hanya dapat dicapai melalui proses pendidikan. Melalui proses pendidikan, suatu bangsa dapat mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan, baik untuk menumbuh kembangkan watak kepribadian bangsa, memajukan kehidupan dan kesejahteraan bangsa dalam berbagai kehidupan.
Pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, efektif, efisien dan ada interaksi antara komponen- komponen yang terkandung dalam sistem pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik , tenaga kependidikan, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi pengajaran.
Guru merupakan salah satu SDM yang berada disekolah. Kinerja guru disekolah mempunyai peran penting dalam pencapaian tujuan sekolah. Dalam undang-undang republik Indonesia no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 1, ayat
(1) menjelaskan bahwa: “guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah”. Sehingga, guru
yang semakin bemutu semakin besar sumbangannya bagi pekembangan diri siswanya dan perkembangan masyarakatnya. Tugas utama guru tersebut merupakan indikator yang akan dijadikan untuk mengukur kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya.
Guru yang bermutu mampu mampu berperan sebagai pemimpin diantara kelompok siswanya dan juga diantara
sesamanya, ia juga mampu berperan sebagai pendukung serta penyebar nilai-nilai luhur yang diyakininya dan sekaligus sebagai teladan bagi siswa serta lingkungan sosialnya, dan secara lebih mendasar guru yang bermutu tersebut juga giat mencari kemajuan dalam peningkatan kecakapan diri dalam karya dan dalam pengabdian sosialnya. Jelas bahwa guru yang bermutu dalam tugas dan kewajibannya yang terkait langsung dengan proses belajar mengajar maupun tidak terkait langsung, sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar mengajar. Guru dipandang sebagai faktor kunci, karena guru yang berinteraksi secara langsung dengan murid dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Kinerja guru menjadi patokan untuk menilai SDM yang baik di dalam dunia pendidikan, pada SMP Muhammdiyah 7 Padang kinerja dari total 32 orang guru dapat dilihat pada table 1 dibawah ini:
Tabel 1.
Data guru sertifikasi SMP Muhammadiyah 7 Padang No Tahun Jumlah 1 2 3 4 2008 2009 2010 2014 1 orang 3 orang 7 orang 1 orang Jumlah 12 orang
Sumber: Tata Usaha SMP Muhammadiyah 7 Padang, tahun 2016
Terlihat dari tabel masih pada SMP Muhammadiyah 7 Padang masih sedikit guru yang bersertifikasi. Dari total 32 orang guru SMP Muhammadiyah 7 Padang hanya 12 orang yang terdaftar sebagai guru sertifikasi dan angka ini menunjukan rendahnya kinerja yang dimiliki 20 orang guru lainnya sehingga belum lulus uji sertifikasi guru.
Sertifikasi Guru menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai Pemegang peranan Penting dalam pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, Guru yang sudah mendapat Sertifikat Pendidik berarti guru tersebut sudah di anggap profesional
dalam menciptakan sistem dan praktik pendidikan yang berkualitas, jadi guru yang sudah bersertifikasi dapat dikatakan guru dengan kinerja yang baik.
Kinerja guru tidak lepas dari pengaruh kepemimpinan kepala sekolah. Pengertian kepemimpinan. Kepemimpinan kepala sekolah diduga memiliki pengaruh terhadap kinerja guru. Peran dan fungsi yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin. Kepemimpinan pembelajaran merupakan kemampuan dalam mempengaruhi mereka untuk mempengaruhi mereka untuk memberi motivasi dan menyadarkan supaya guru-guru bekerja dengan sepenuh kapasitas kemampuan.
Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 7 Padang bahwa secara kedinasan dalam arti sesuai dengan tugasnya sebagai kepala sekolah, para kepala sekolah SMP Muhammadiyah 7 Padang telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Supervisi yang dilakukan kepala sekolah baru sampai pada tataran pelaksanaan tugas saja,misalnya kepal sekolah masih kurang dalam melakukan kunjungan diberbagai kelas. Kegiatan supervisi ini belum mencapai apa yang diharapkan, yaitu bahwa supevisi merupakan pengawasan terhadap terhadap kegiatan akademik yang berupa proses belajar mengajar pengawasan terhadap guru dalam mengajar, pengawasan terhadap murid yang belajar dan pengawasan terhadap situasi yang menyebabkannya.
Budaya organisasi yang ada di dalam lingkungan suatu sekolah akan berbeda dengan sekolah lainnya, perbedaan ini akibat adanya lingkungan yang mempengaruhi organisasi berbeda pula, baik lingkungan eksternal maupun internal organisasi. Perbedaan antara satu organisasi dengan organisasi lain khususnya secara internal, dibentuk oleh pimpinan beserta anggota organisasi dalam mencapai tujuannya, begitu juga dengan adanya pergantian pimpinan, akan mempengaruhi budaya suatu organisasi. Persepsi yang negatif terhadap budaya
organisasi akan menciptakan iklim sekolah yang kurang kondusif. Iklim sekolah tersebut berkaitan dengan bagaimana hubungan kerja antara teman sejawat, antara guru dengan kepala sekolah, antara guru dengan tenagakependidikan lainnya serta antar dinas dilingkungannya.
Pada SMP Muhammadiyah 7 Padang, budaya organisasi terlihat dari visi dan misi sekolah yang diterapkan di SMP Muhammadiyah 7 Padang. Dapat dilihat dari tujuan organisasi sekolah, yang dituangkan dalam visi dan misi SMP Muhammadiyah 7 Padang, sebagai berikut:
a. Visi.
Menyiapkan kader umat dan bangsa yang berkualitas (bertaqwa, cerdas, berakhlak mulia dan terampil).
b. Misi.
1. Terlaksananya sekolah sebagai tempat pengamalan nilai-nilai islam (moral dan akhla mulia)
2. Terciptanya proses belajar mengajar yang berkualitas ilmu
pengetahuan dengan
mengutamakan mutu.
3. Melaksanakan pembinaan perilaku-perilaku siswa untuk mengikuti norma dan nilai kehidupan di masyarakat.
4. Meingkatkan kemampuan atau keterampilan berbahasa yang santun, berbudaya dan seni.
Selain itu, Motivasi kerja diduga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru, hal tersebut berarti bahwa motivasi dapat mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja seorang guru. Sebagai tenaga professional pendidikan guru memiliki motivasi kerja yang berbeda antara guru yang satu dengan yang lainnya. Hal ini kelak akan berakibat adanya perbedaan kinerja guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. Motivasi kerja guru merupakan faktor penting dalam peningkatan kinerja guru karna sebagai pendorong utama setiap guru melaksakan tugas profesinya sesuai ketentuan yang berlaku.
4
KAJIAN PUSTAKA Teori Kinerja Guru
Guru merupakan profesi professional dimana ia dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin menjalankan profesinya sebaik mungkin. Sebagai seorang professional, maka tugas guru sebagai pendidik, pengajar dan pelatih hendaknya dapat berimbas pada siswanya. Dalam hal ini guru hendaknya dapat meningkatkan terus kinerjanya yang merupakan modal bagi kebeberhasilan pendidikan. Dalam fathurrohman dan Suryana 2012:27) menuliskan kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan jabatan atau tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Menurut Wahyudi (2012:8) kinerja guru merupakan prestasi kerja guru sebagai dorongan atau motivasi yang diperlihatkan dalam bentuk perilaku.
Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya yaitu :
1. Kepemimpinan kepala sekolah, 2. Fasilitas kerja,
3. Harapan-harapan, dan
4. Kepercayaan personalia sekolah.
Menurut (Wahyudi, 2012:87) indikator kinerja guru yaitu:
a. menguasai karakteristik peserta didik. b. menguasai teori belajar dan
prinsip-prinsip belajar yang mendidik. c. pengembangan kurikulum.
d. kegiatan pembelajaran yang mendidik. e. pengembangan potensi peserta didik. f. komunikasi dengan peserta didik. g. penilaian dan evaluasi.
h. bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional i. menunjukkan pribadi yang dewasa dan
teladan.
j. etos kerja, tangung jawab yang tinggi, rasa banga menjadi guru.
k. bersikap inkluisif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif.
l. komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyakat.
m. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang dimampu.
n. mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.
Teori Budaya Organisasi
Menurut Wahjosumidjo dalam (Manik & Bustomi, 2011) Kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan kepala sekolah untuk menggerakkan, mengerahkan, membimbing, melindungi, memberi teladan, memberi dorongan, dan memberi bantuan terhadap sumber daya manusia yang ada di suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kinerja guru tidak lepas daripengaruh kepemimpinan kepala sekolah. Pengertian kepemimpinan menurut Gary Yulk (1994) dalam (Roslena Septiana, Ngadiman, 2013)“Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi, memerintah secara persuasif, memberi contoh, dan bimbingan kepada orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Fungsi manajemen menurut Skinner (dalam Anoraga 2004: 114) yang sekaligus dapat dijadikan indikator kinerja guru dalam penelitian ini meliputi: a. Perencaaan b. Pengorganisasian c. Susunan kepegawaian d. Pengarahan e. Pengendalian
Teori Budaya Organisasi
Menurut Hadayani (2015:267) Budaya organisasi sekolah yang kon-dusif merupakan persyaratan bagi terse-lenggaranya proses belajar mengajar yang
efektif. Budaya organisasi sekolah adalah karakteristik khas sekolah yang dapat di-identifikasi melalui nilai yang dianutnya, sikap yang dimilikinya, kebiasaan-kebiasa-an ykebiasaan-kebiasa-ang ditampilkkebiasaan-kebiasa-annya, dkebiasaan-kebiasa-an tindakkebiasaan-kebiasa-an yang ditunjukkan oleh seluruh personel sekolah yang membentuk satu kesatuan khusus dari sistem sekolah. Menurut Tika (2010:114) indikator budaya organisasi adalah:
a. Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan b. Penyebarluasan niali-nilai dan keyakinan c. Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti
Teori Motivasi Kerja Guru
Menurut Bafadal dalam Sukendar (2013:78) mengemukakan bahwa motivasi kerja adalah keinginan (desire) dan kemauan (willingness) seseorang untuk mengambil keputusan, bertindak dan menggunakan seluruh kemampuan psikis, sosial dan kekuatanfisiknya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut Pujiyanti (2012:189) Motivasi Kerja Guru adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan dan mengarahkan perilaku atau keinginan guru untuk melakukan pekerjaan atau kegiatan di sekolah. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan proses pembelajaran, mengelola kelas, mengarahkan peserta didik, dan lain sebagainya.Menurut Sinaga (2012:24)indikator fasilitas belajar yaitu: a. Motivasi internal
b. Motivasi eksternal
Hipotesis
Berdasarkan dari uraian landasan teori dan kerangka konseptual maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga kepemimpinan kepala sekolah tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru.
Diduga kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru.
2. Diduga budaya organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru.
Diduga budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru.
3. Diduga kepemimpinan kepala sekolah tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
Diduga kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
4. Diduga budaya organisasi tidak berpengaruh positif daan signifikan terhadap kinerja guru
Diduga budaya organnisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
5. Diduga motivasi kerja tidak berpengaruh positif daan signifikan terhadap kinerja guru.
Diduga motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dan asosiatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 7 Padang yaitu pada seluruh guru. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2016. Adapun yang menjadi populasi yang akan diteliti adalah seluruh guru yang berjumlah 32 orang. Mengingat jumlah populasi yang kurang dari 100, maka pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan menjadikan seluruh populasi menjadi sampel maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 32 orang siswa.
6
Tabel 2: Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
No Variabel Indikator Sumber
1. Kinerja
Guru (Y)
a. menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip belajar yang mendidik.
b. pengembangan kurikulum.
c. kegiatan pembelajaran yang mendidik. d. pengembangan potensi peserta didik. e. komunikasi dengan peserta didik. f. penilaian dan evaluasi.
g. bertindak sesuai dengan norma agama h. hukum, sosial, dan kebudayaan nasional i. menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan.
j. etos kerja, tangung jawab yang tinggi, rasa banga menjadi guru.
k. bersikap inkluisif, bertindak obyektif, serta tidak
diskriminatif.
l. komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua, peserta didik, dan masyakat.
m. penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang dimampu.
n. mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif. (Wahyudi, 2012:87). 2. Kepemimp inan Kepala Sekolah (X1) a. Perencaaan b. Pengorganisasian c. Susunan kepegawaian d. Pengarahan e. Pengendalian Anoraga (2004:11) 3. Budaya organisasi (X2)
a. Kejelasan nilai-nilai dan keyakinan b. Penyebarluasan niali-nilai dan keyakinan c. Intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti
Tika (2010:11) 4. Motivasi Kerja (X3) a. Motivasi internal b. Motivasi eksternal Sinaga (2012:24)
Sebelum angket diedarkan kepada responden, terlebih dahulu dilakukan uji coba. Uji coba ini dimaksudkan untuk
mengetahui validitas dan
reliabilitas.Validitas adalah Suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahitan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2010:213).Kriteria untuk
menentukan valid atau tidaknya angket tersebut adalah dengan membandingkan dengan koefisien korelasi yang dihasilkan dengan kriteria kritis pada = 0,05 dari = 0,361. Jika ≤ maka angket dikatakan valid.Menurut Nunnally (Ghozali, 2011:48) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,70.
Tabel 3: Hasil Uji Validitas
Variabel Keterangan
Valid Tidak Valid
X1 13 2
X2 11 2
X3 27 6
Dari tabel di atas, variabel kinerja guru (Y) diketahui terdapat 39 pernyataan yang valid dan 9 butir pernyataan yang tidak valid, variabel kepemimpinan kepalan sekolah (X1) diketahui terdapat 13 pernyataan yang valid dan 2 pernyataan
yang tidak valid, variabel budaya organisasi (X2) diketahui terdapat 11 pernyataan yang valid dan 2 pernyataan yang tidak valid, variabel motivasi kerja (X3) diketahui terdapat 27 pernyataan yang valid dan 6 pernyataan yang tidak valid.
Tabel 4: Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Jumlah Item Pernyata an Cronbac h’s Alpha Nilai Kritis Kesimpula n
Kinerja Guru (Y) 48 0,932 0,70 Reliabel
Kepemimpinan
Kepala Sekolah (X1) 15 0,877 0,70 Reliabel
Budaya Organisasi
(X2) 13 0,866 0,70 Reliabel
Motivasi Kerja (X3) 33 0,921 0,70 Reliabel
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Tingkat capaian responden (TCR) variabel
Berdasarkan TCR dari masing-masing varibael bahwa skor rata-rata variabel kinerja guru adalah sebesar 3,79 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 75,73% dengan kategori cukup baik. Skor rata-rata variabel kepemimpinan kepala sekolah adalah sebesar 3,81 dengan tingkai capaian responden (TCR) sebesar 76,23% dengan kategori cukup baik. Skor rata-rata budaya organisasi adalah sebesar 3,73 dengan tingkat capaian responde (TCR) sebesar 74,63% dengan kategori cukup baik. Skor rata-rata motivasi kerja adalah sebesar 3,64 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 72,89% dengan kategori cukup baik.
Koefesien Determinasi (R2)
Dari hasil penelitian, maka dapat diperoleh nilai R square pada sub struktur I sebesar 0,431 dan nilai R square pada sub struktur II sebesar 0,705.
Hasil Uji Hipotesis
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama adalah
“kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru SMP Muhammadiyah 7
Padang”. Berdasarkan analisis data untuk
pengujian hipotesis pertama diketahui koefisien jalur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja (Px3x1) adalah 0,503 dengan nilai t hitung adalah 3,439 dan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,002< 0,05). Hal ini berarti hipotesis diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis penelitian adalah “budaya
organisasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru SMP Muhammadiyah
7 Padang”. Berdasarkan analisis data untuk
pengujian hipotesis kedua diketahui koefisien jaluer pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja (Px3x2)
8 adalah 0,301 dengan nilai t hitung adalah 2,059 dan nilai signifikansi 0,049. Nilai signifikansi lebih besar dari alpha (0,049< 0,05). Hal ini berarti hipotesis kedua diterima pada tingkat kepercayaan 5%.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga
Hipotesis penelitian adalah
“kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru SMP Muhammadiyah 7
Padang”. Berdasarkan analisis data untuk
hipotesis ketiga diketahui koefisien jalur pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru (Pyx1) adalah 0,390 dengan nilai t hitung adalah 3,065 dan nilai signifikansi 0,005. Nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,005< 0,05). Hal ini berarti hipotesis ketiga diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
4. Pengujian Hipotesis Keempat
Hipotesis penelitian adalah “budaya
organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis keempat diketahui koefisien jalur pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja guru (Pyx2) adalah 0,379 dengan nilai t hitung adalah 3,297 dan nilai signifikansi 0,003. Nilai nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,003 <0,05). Hal ini berarti hipotesis keempat diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
5. Pengujian Hipotesis Kelima
Hipotesis penelitian adalah “motivasi
kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru guru SMP Muhammadiyah 7 Padang”. Berdasarkan analisis data untuk pengujian hipotesis kelima diketahui koefisien jalur pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru(Pyx3) adalah 0,296 dengan nilai t hitung adalah 2,176 dan nilai signifikansi 0,038. Nilai nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0,038<0,05). Hal ini
berarti hipotesis kelima diterima pada tingkat kepercayaan 95%.
PENUTUP Kesimpulan
Berdasarkan kepada permasalahan dan pertanyaan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,503 dan thitung sebesar 3,493> ttabel sebesar 1,70 dengan nilai signifikan 0,002 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya apabila kepemimpinan kepala sekolah meningkat sebesar satu-satuan, maka motivasi kerja akan meningkat sebesar 0,503 satuan dengan asumsi variabel budaya organisasi tetap. 2. Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,301 dan thitungsebesar 2,059 < ttabel sebesar 1,70 dengan nilai signifikan 0,049 < 0,05 berarti Ha diterima dan Hoditolak. Artinya apabila budaya organisasi meningkat sebesar satu-satuan, maka motivasi kerja akan meningkat sebesar 0,301 satuan dengan asumsi variabel kepemimpinan kepala sekolah tetap.
3. Kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang . Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,390 dan thitung sebesar 3,065> ttabel sebesar 1,70 dengan nilai signifikan 0,005 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya kepemimpinan kepala sekolah meningkat sebesar satu-satuan, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,390 satuan dengan asumsi variabel
budaya organisasi dan motivasi kerja tetap.
4. Budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,379 dan thitung sebesar 3,297> ttabel sebesar 1,70 dengan nilai signifikan 0,003 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya apabila budaya organisasi meningkat sebesar satu-satuan, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,379 satuan dengan asumsi variabel kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja tetap.
5. Motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang. Dimana diperoleh nilai koefisien jalur sebesar 0,296 dan thitung sebesar 2,176 > ttabel sebesar 1,70 dengan nilai signifikan 0,006 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Artinya apabila motivasi kerja meningkat sebesar satu-satuan, maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,296 satuan dengan asumsi variabel kepemimpinan kepala sekolahdan budaya organisasi kepuasan kerja belajar tetap.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka kinerja guru SMP Muhammadiyah 7 Padang menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang penulis menyarankan: 1. Kepemimpinan kepala sekolah,
sebaiknya kepala sekolah memberikan peringatan kepada guru yang kurang baikdalam melaksanakan tugasnyadan kepala sekolah meningkatkan sosialisai keruang guru, perpustakaan dan tempat lain untuk berdialog
2. Budaya organisasi, sebaiknya sekolah meningkatkan intensitas pelaksanaan sekolah harus meningkatkan penyelenggaraan acara pertemuan keluarga besar staf sekolah, dengan suasana yang akraban penuh canda.
3. Motivasi kerja, sebaiknya memiliki perasaan senang saat kita bekerja dan tidak mempunyai perasaan iri ketika rekan kerja dalam melaksanakan tugasnya dan guru harus selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek-Revisi Ke X. Rineka Cipta. Jakarta. Pujianti. (2012). Pengaruh Motivasi Kerja
Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Sma Negeri 1 Ciamis. Kajian Pendidikan Akuntansi Indonesia, 208–225.
Sukendar, Nur Cahaya. (2013). Pengaruh Keterampilan Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Smp Negeri Di Sub Rayon 03 Kabupaten Jepara. Pps Manajemen Pendidikan Ikip Pgri Semarang.
Sumaryanto. (2013). Pengaruh Motivasi , Lingkungan Kerja, Kesejahteraan, Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sekolah Menengah Pertama. Journal Of Chemical Information And Modeling,
53(9), 1689–1699.
Http://Doi.Org/10.1017/Cbo9781107 415324.004
Sunanik. (2015). Penngaruh Sertifikasi Guru Terhadap Kinerja Guru Smpn 1 Durenan. Dosen Kopertis Dpk Pada Stkip Pgri Tulungagung.
Titik Handayani, A. A. R. (2015). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Guru Sma Negeri Wonosobo. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3(2).