• Tidak ada hasil yang ditemukan

Vol. 8, No. 3, Juni 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Vol. 8, No. 3, Juni 2020"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

409

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas XII IPA 5 SMA Negeri

1 Syamtalira Bayu Tahun Pelajaran 2018/2019

Sahfitri

Guru SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu Aceh Utara Email: sahfitri.bayu@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Biologi dan kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran serta rendahnya rendahnya kualitas pembelajaran yang dilakukan peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar Biologi siswa melalui penerapan model pembelajaran discovery learning di kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (genap) yang akan dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan Januari sampai dengan Maret 2019. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu tahun pelajaran 2018/2019. Jumlah subjek penelitian adalah sebanyak 27 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data dalam penelitian ini berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes siklus, hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 74,1% dan pada siklus II sebesar 100%, mengalami peningkatan sebesar 25,9%. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I rata-rata persentase yang diperoleh sebesar 68,75% dan pada siklus meningkat menjadi 93,75%, mengalami peningkatan sebesar 25%. Rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 59,72% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,7% dan mengalami peningkatan sebesar 27,98%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran

discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa di kelas XII

IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu tahun pelajaran 2018/2019. Kata Kunci : Hasil Belajar Siswa, Discovery Learning, Biologi PENDAHULUAN

Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kepribadian manusia, yang memungkinkan tumbuh dan berkembangnya semua potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh seseorang. Proses pendidikan yang berlangsung di sekolah khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah kegiatan belajar mengajar, yaitu suatu kegiatan yang melibatkan guru dan siswa secara bersama-sama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Belajar mengajar pada dasarnya adalah hubungan timbal balik antara siswa

(2)

410

dan seorang guru dalam suatu proses pendidikan, oleh karena itu seorang guru diwajibkan memiliki karakter yang sabar, ulet dan sikap saling terbuka terhadap siswanya. Demikian pula dari siswa dituntut untuk memiliki dorongan dan semangat belajar yang tinggi, karena dalam suatu pembelajaran pasti memiliki sebuah kelemahan yang harus diselesaikan.

Salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa di sekolah menengah dtingkat atas adalah mata pelajaran Biologi . Biologi merupakan salah satu cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif dalam memacu ilmu pengetahuan dan teknologi, selain itu biologi juga mempunyai peranan yang sangat essensial untuk ilmu lain yaitu sains dan teknologi, sehingga biologi menjadi sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Maka dari itu para siswa dituntut untuk menguasai ilmu biologi. Mata pelajaran Biologi di SMA merupakan perluasan dan pendalaman pelajaran IPA biologi di SMP yang bertujuan untuk mempelajari pola interaksi komponen-komponen yang ada di dalam bumi serta upaya manusia untuk mempertahankan keberadaannya di bumi. Tujuan belajar biologi di sekolah khususnya pada jenjang SMA adalah untuk mengetahui dan mempelajari kehidupan makhluk hidup yang berada di bumi. Sehingga mempelajari biologi harapannya dapat digunakan untuk kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini diharapkan siswa mendapatkan hasil prestasi yang tinggi guna menjaga kelestarian hidup di muka bumi ini.

Mata pelajaran Biologi banyak dianggap sebagai ilmu hafalan, karena isi materi pelajaran yang banyak berisikan konsep-konsep yang harus dihafal (Nurlena Andalia, Ridhwan, Roslina, Afni, & AG, 2019). Sehingga dalam belajar biologi siswa merasa malas dan enggan membaca. Tidak semua siswa mempunyai kemampuan menghafal yang tinggi, begitu pula dengan minat dalam membaca. Minat baca harus diusahakan ada pada diri tiap siswa. Minat baca siswa dapat berkembang apabila mereka mempunyai kesempatan dan ada fasilitas yang mendukung terdorongnya keinginan untuk membaca. Salah satu bentuk usaha yang dilakukan sekolah adalah menyediakan fasilitas pembelajaran. Namun kenyataan yang ada tidak semua sekolah mempunyai fasilitas yang memadai, sekalipun di sekolah yang sudah mempunyai nama besar.

Berdasarkan hasil observasi awal peneliti sebagai guru yang mengajar Biologi di kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu diketahui bahwa dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran biologi ditemukan beberapa permasalahan yaitu, partisipasi siswa masih rendah dalam proses pembelajaran, dikarenakan peranan guru yang masih dominan untuk menyampaikan materi. Siswa juga cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran dan belum ada peran aktif siswa dalam interaksi edukatif di kelas. Rendahya hasil belajar siswa yang belum mencapai target Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 80. Selain itu sebagian besar siswa kurang termotivasi dan tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran. Menurut Mc. Donald yang di kutip oleh Sardiman (2003: 198), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Motivasi yang ada pada diri siswa sangat penting dalam kegiatan belajar. Ada tidaknya motivasi seseorang individu untuk belajar sangat berpengaruh dalam proses aktivitas belajar itu sendiri. Motivasi berhubungan erat dengan suatu tujuan. Dengan demikian motivasi dapat mempengaruhi adanya kegiatan. Dalam kaitannya dengan belajar motivasi merupakan

(3)

411 daya penggerak untuk melakukan belajar. Purwanto (2006 : 70-71) berpendapat bahwa setiap motif itu bertalian erat dengan suatu tujuan dan cita-cita. Makin berharga tujuan itu bagi yang bersangkutan, makin kuat pula motifnya sehinggamotif itu sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang.

Dari masalah-masalah yang ada di atas, masalah yang paling mendasar adalah rendahnya kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa di kelas. Faktor penyebab permasalahan yang terjadi adalah strategi pembelajaran yang digunakan peneliti dalam mengajar kurang bervariasi. Permasalahan yang ada dalam kelas tersebut harus diselesaikan peneliti sebagai guru yang mengajar mata pelajaran Biologi. Dari hasil observasi yang telah dilakukan, maka upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa harus dilakukan. Sehingga dalam hal ini peneliti akan memfokuskan siswa untuk belajar memperoleh pengetahuan dengan pembelajaran penemuan yang akan menuntut aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran yang akan dipelajari. Dalam hal ini siswa akan dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa harus dilatih melalui pemberian stimulus yang akan menumbuhkan aktivitas siswa.

Pembelajaran Biologi dapat dilakukan sedemikian rupa sehingga siswa dapat memiliki pengalaman bagaimana menemukan suatu konsep. Untuk itu peneliti mencoba menerapkan salah satu model pembelajaran yang dapat memberikan peluang bagi siswa untuk memiliki pengalaman dalam menemukan konsep serta meningkatkan aktivitas siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran discovery learning. Model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran (Daryanto dan Raharjo, 2012: 241). Sedangkan menurut Budiningsih (2005:43) Model discovery learning adalah cara belajar memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan Model discovery learning didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila guru menyajikan materi pembelajaran tidak dalam bentuk finalnya, tetapi siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mengorganisasikan bahan serta membuat simpulan. Sehingga hasil yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tidak akan mudah dilupakan siswa.

Rusman (2012:35) menjelaskan bahwa model pembelajaran discovery adalah hasil temuan yang memang sebetulnya sudah ada. Pembelajaran dengan menggunakan model

discovery learning ini selalu mengusahakan agar siswa terlibat dalam masalah-masalah

yang dibahas. Model discovery sebagai model belajar mengajar yang memberikan peluang diperhatikannya proses dan hasil belajar siswa, dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Hamalik (Illahi, 2012:29) menjelaskan discovery adalah proses pembelajaran yang menitik beratkan pada mental intelektual para siswa dalam memecahkan berbagai persoalan dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan.

Dengan model pembelajaran penemuan (discovery) siswa akan lebih memunculkan aktivitas dalam memecahkan untuk menemukan sedangkan guru berperan sebagai pembimbing atau memberikan petunjuk cara memecahkan masalah, membantu siswa

(4)

412

untuk mengembangkan dan memperbanyak penguasaan keterampilan dalam proses kognitif siswa, mampu mengarahkan siswa belajar, sehingga siswa lebih memiliki motivasi yang kuat. Hosnan (2014: 280) menyatakan, bahwa penemuan (discovery) merupakan suatu model pembelajaran yang dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktivisme. Model ini menekankan pentingnya pemahaman struktur atau ide-ide penting terhadap suatu disiplin ilmu, melalui keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran (Nulena Andalia, Armi, Akmal, & Ridhwan, 2019).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakna di SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu yang beralamat di Jln. Banda Aceh-Medan KM. 284 Cot Plieng Bayu, Mns Beunot, Kecamatan Syamtalira Bayu Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh. Penelitian ini dilakukan pada awal semester genap, bulan Januari sampai Maret tahun 20198. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu tahun pelajaran 2018/2019. Jumlah subjek penelitian adalah sebanyak 27 siswa. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus Setiap siklus meliputi planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Data dalam penelitian ini berupa data hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes siklus, hasil observasi aktivitas guru dan siswa. Setelah data penelitian diperoleh, selanjutnya data dianalisis untuk mengetahui hasil belajar siswa, aktivitas guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal berdasarkan fakta di SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu kelas XII IPA 5 menunjukkan motivasi dan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Biologi masih rendah, dikarenakan dalam proses pembelajaran peneliti lebih dominan dibandingkan siswa. Kemudian siswa terlihat pasif dalam kegiatan pembelajaran dan belum ada peran aktif siswa dalam interaksi edukatif di kelas. Kegiatan pembelajaran yang demikian berdampak pada hasil belajar Biologi siswa yang rendah. Strategi pembelajaran yang digunakan peneliti dalam mengajar yang kurang bervariasi dan lebih didominasi oleh peneliti menjadikan faktor penyebab permasalahan ini.

Oleh karena itu, peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran yang dapat memberikan peluang bagi siswa untuk memiliki pengalaman dalam menemukan konsep dan meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Model pembelajaran yang gunakan peneliti yaitu model pembelajaran discover learning. Melalui penerpan model pembelajaran discovery learning siswa akan lebih memunculkan aktivitas dalam memecahkan untuk menemukan, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator yang memberikan petunjuk cara memecahkan masalah, mengarahkan siswa belajar, sehingga siswa memiliki motivasi kuat yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(5)

413

Deskripsi Hasil Siklus I Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian. Peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran discovery learning. Menyediakan lembaran kerja siswa yang akan digunakan untuk menuliskan permasalahan/pertanyaan dan penyelesaiannya. Kemudian menyiapkan instrument tes berupa soal-soal yang akan dibagikan kepada pada tes siklus. Selanjutnya menyediakan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti juga membuat lembar observasi aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery

learning.

Pelaksanaan Tindakan

Pada pelaksanaan tindakan ini peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan sesuai dengan perencanaan. Pada siklus I terjadi tiga kali pertemuan, dua pertemuan pertama merupakan pelaksanaan proses pembelajaran dan pada pertemuan ketiga pelaksanaan tes siklus.. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I

No. Uraian Hasil pada Siklus I

1 .

Jumlah Skor yang Tercapai 2160

2 .

Jumlah siswa yang tuntas 20

3 .

Jumlah Siswa Tidak Tuntas 7

4 .

Persentase Ketuntasan 74,1%

5 Nilai rata-rata 80

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa dengan menerapkan model pembelajaran

discovery learning dalam pembelajaran Biologi pada siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil

belajar siswa sebesar 80. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang tercapai adalah 74,1% atau sebanyak 20 orang siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas adalah sebanyak 7 orang siswa dengan persentase sebesar 25,9%. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus pertama hasil belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan penelitian, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 80 adalah hanya sebesar 74,1% dari 85% yang ditetapkan.

(6)

414

Observasi

Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Observer melakukan observasi terhadap aktivitas peneliti (guru) dalam proses pembelajaran. Observasi yang dilakukan oleh observer menggunakan lembar observasi. Hasil observasi terhadap aktivitas guru pada siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Aktivitas Guru Siklus I

No Aspek yang diamati Per-1 Per-2 Rata-rata

1 Memberikan apersepsi 2 3 2,5

2 Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran dengan

baik 2 3 2,5

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 3 3

4 menyampaikan langkah model pembelajaran Discovery

Learning 3 3 3

5 Membagikan siswa ke dalam kelompok 3 4 3,5

6 menjelaskan materi 2 3 2,5

7 Mengajukan pertanyaan yang menginpirasi siswa

untuk melakukan penyelidikan 2 3 2,5

8 Membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas 2 3 2,5

9 Memberikan penjelasan akhir terhadap materi 3 3 3

10 Memberikan penguatan bagi siswa 2 3 2,5

11 Memberikan penghargaan 3 3 3

12 Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran 2 3 2,5

13 Pengelolaan waktu 2 3 2,5

14 Guru melakukan penilaian 3 3 3

Jumlah 38,5

Rata-rata skor keseluruhan (%) 68,75%

Kategori Cukup

Berdasarkan tabel di atas diketahui rata-rata persentase aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning adalah 68,75% dan berada pada kriteria cukup. Dari persentase yang diperoleh menunjukkan aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran masih memiliki kekurangan. Kemudian persentase ini belum mencapai indikator yang ditetapkan dimana aktivitas guru mengelola pembelajaran minimal harus berada pada katagori baik.

Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Observasi terhadap aktivitas siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut.

(7)

415

Tabel 3. Aktivitas Siswa Siklus I N

o Aspek yang diamati Per-1 Per-2 Rata-rata

1 Memperhatikan/ mendengarkan penjelasan guru 2 3 2,5

2 Bekerja dalam kelompok 2 3 2,5

3 Berdiskusi dalam kelompok 2 3 2,5

4 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 2 3 2,5 5 Mengajukan pertanyaan pada diskusi kelas 2 3 2,5

6 Menjawab pertanyaan pada diskusi kelas 2 2 2

7 Memperbaiki jawaban yang salah 2 2 2

8 Memberikan tanggapan 2 2 2

9 Ikut merangkum materi pelajaran 3 3 3

Total 21,5

Rata-rata aktivitas siswa keseluruhan (%) 59,72%

Kategori Cukup

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa pada pertemuan pertama hampir seluruh aspek pengamatan mendapat skor 2, kecuali pada merangkum materi pelajaran. Sedangkan pada pertemuan kedua, aspek yang mendapat 2 yaitu menjawab pertanyaan pada diskusi kelas, memperbaiki jawaban yang salah dan memberikan tanggapan. Rata-rata keseluruhan aktivitas siswa adalah sebesar 59,72%, berada pada kriteria cukup. Dalam proses pembelajaran siklus I, memang sebagian siswa belum aktif dalam pembelajaran. Ada siswa yang tidak mau memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru, ada juga siswa yang diam tidak memberikan tanggapan/bertanya. Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang juga belum memenuhi indikator keberhasilan penelitian.

Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus I, sudah dapat diketahui di atas bahwa ketuntasan hasil belajar siswa masih belum mencapai indikator keberhasilan penelitian. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang tercapai adalah sebesar 74,1% atau sebanyak 20 orang siswa. Dari hasil observasi diketahui pada bahwa hasil observasi aktivitas guru diperoleh presentase sebesar 68,75%, berada pada kriteri cukup. Sedangkan pada observasi aktivitas siswa diperoleh pressentase sebesar 59,72, berada pada kriteri cukup. Hasil yang telah diperoleh ini menunjukkan belum ada yang mencapai indikator keberhasilan penelitian. Sehingga penelitian ini harus dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Dari hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, masih terdapat kekurangan. Sehingga peneliti sebagai guru yang mengajar harus melakukan beberapa rencana perbaikan untuk pelaksanaan siklus II nantinya sebagai berikut:

1. Peneliti harus memotivasi siswa dengan baik agar siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran.

2. Peneliti harus membimbing dan mengawasi siswa serta memberikan teguran bila diperlukan dalam proses pembelajaran.

(8)

416

3. Peneliti harus mengarahkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok, mendorong siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat atau menjawab pertanyaan agar siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

4. Peneliti harus lebih lebih baik lagi dalam menjelaskan materi, memberikan penguatan dan mengereksi pemahaman siswa serta dalam membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran, agar siswa bisa memahami materi dengan baik proses pembelajaran. Diskripsi Hasil Siklus II

Perencanaan

Perencanaan siklus II sama dengan yang dilakukan pada siklus I, namun terdapat beberapa perbaikan yang harus dilakukan peneliti dalam pembelajaran sesuai dengan refleksi siklus I. Perencanaan yang dipersiapkan peneliti berupa membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran discovery learning. Menyediakan lembar kerja siswa yang akan digunakan siswa dalam pembelajaran untuk menuliskan pertanyaan/permasalahan dan jawaban dari pertanyaan yang dibuatnya. Perencanaan selanjutnya membuat instrument tes siklus II berupa soal tertulis. Kemudian peneliti menyediakan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Untuk melihat aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran discovery learning peneliti membuat lembar pengamatan.

Pelaksanaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan peneliti bertindak sebagai guru yang mengajar sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II sebanyak 3 kali pertemuan. Dua pertemuan pertama merupakan pelaksanaan proses pembelajaran dan pada pertemuan ketiga pelaksanaan tes siklus II. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti adalah menggunakan model pembelajaran discovery learning yang dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Hasil tes II yang telah dianalisis oleh peneliti dapat dilihat pada lampiran. Hasil rekapitulasi dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II

No. Uraian Hasil pada Siklus I

1 .

Jumlah Skor yang Tercapai 2430

2 .

Jumlah siswa yang tuntas 27

3 .

Jumlah Siswa Tidak Tuntas 0

4 .

Persentase Ketuntasan 100%

5 Nilai rata-rata 90

Berdasarkan tabel di atas, diketahui pembelajaran dengan menggunkan model pembelajaran discovery learning pada pelajaran Biologi mengalami peningkatan. Nilai rata-rata hasil belajar siswa sebesar 90 dan persentase ketuntasan klasikal yang tercapai

(9)

417 adalah 100%. Seluruh siswa telah tuntas pada siklus II ini. Persentase ketuntasan ini menunjukkan bahwa pada siklus II hasil belajar siswa telah mencapi indikator keberhasilan penelitian, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 80 adalah sebesar 100%. Observasi

Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Observasi yang dilakukan observer dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembaran observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Hasil observasi yang dilakukan observer dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5. Aktivitas Guru Siklus II

No Aspek yang diamati Per-1 Per-2 Rata-rata

1 Memberikan apersepsi 3 4 3,5

2 Memotivasi siswa untuk mengikuti pelajaran

dengan baik 4 4 4

3 Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4

4 menyampaikan langkah model pembelajaran Discovery Learning 4 4 4

5 Membagikan siswa ke dalam kelompok 4 4 4

6 menjelaskan materi 3 4 3,5

7 Mengajukan pertanyaan yang menginpirasi siswa

untuk melakukan penyelidikan 3 4 3,5

8 Membimbing siswa dalam menyelesaikan tugas 3 4 3,5 9 Memberikan penjelasan akhir terhadap materi 4 4 4

10 Memberikan penguatan bagi siswa 3 4 3,5

11 Memberikan penghargaan 4 4 4

12 Membimbing siswa menyimpulkan pembelajaran 3 4 3,5

13 Pengelolaan waktu 3 4 3,5

14 Guru melakukan penilaian 4 4 4

Jumlah 52,5

Rata-rata skor keseluruhan (%) 93,75%

Kategori SB

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa terjadi peningkatan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Biologi pada Siklus II menggunakan model pembelajaran

discovery learning. Guru telah melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana

pembelajaran. Nilai rata-rata persentase aktivitas guru adalah 93,75% dan berada pada kriteria sangat baik. Persentase yang diperoleh ini telah mencapai indicator keberhasilan penelitian yang ditetapkan.

Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

Observasi terhadap aktivitas siswa siklus II dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. hasilnya observasinya dapat dilihat pada tabel berikut.

(10)

418

Tabel 6. Aktivitas Siswa Siklus II N

o Aspek yang diamati Per-1 Per-2 Rata-rata

1 Memperhatikan/ mendengarkan penjelasan guru 4 4 4

2 Bekerja dalam kelompok 3 4 3,5

3 Berdiskusi dalam kelompok 3 4 3,5

4 Mempresentasikan hasil diskusi kelompok 3 4 3,5 5 Mengajukan pertanyaan pada diskusi kelas 3 4 3,5

6 Menjawab pertanyaan pada diskusi kelas 3 3 3

7 Memperbaiki jawaban yang salah 3 4 3,5

8 Memberikan tanggapan 3 3 3

9 Ikut merangkum materi pelajaran 4 4 4

Total 31,5

Rata-rata aktivitas siswa keseluruhan (%) 87,7%

Kategori SB

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran telah mengalami peningkatan. Dari hasil tabel juga diketahui tidak ada lagi skor 2 yang diperoleh. Rata-rata aktivitas siswa keseluruhan adalah 87,7% dan berada pada kriteria sangat baik. Hasil persentase aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus II yang diperoleh ini menunjukkan bahwa telah mencapai inidikator keberhasilan penelitian.

Tahap Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan tindakan siklus II diketahui telah terjadi peningkatan. peningkatan hasil belajar siswa yang telah mencapai inidikator keberhasilan penelitian dengan persentase ketuntasan sebesar 100%. Aktivitas guru dan siswa juga telah mencapai inidikator keberhasilan penelitian. Persentase hasil observasi aktivitas guru diperoleh sebesar 93,75% dan berada pada kriteria sangat baik. Rata-rata aktivitas siswa keseluruhan adalah 87,7% dan juga berada pada kriteria sangat baik. Dari hasil belajar, aktivitas guru dan siswa yang telah diperoleh, maka penelitian yang dilakukan pada siklus II ini telah keberhasilan. Peneliti tidak perlu lagi melakukan penelitian ke siklus berikutnya.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwasanya penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa di kelas XII IPA SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu. Persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar 74,1% dan pada siklus II sebesar 100%, mengalami peningkatan sebesar 25,9%. Aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus I rata-rata persentase yang diperoleh sebesar 68,75% dan pada siklus meningkat menjadi 93,75%, mengalami peningkatan sebesar 25%. Rata-rata keseluruhan aktivitas siswa pada siklus I sebesar 59,72% dan pada siklus II meningkat menjadi 87,7% dan mengalami peningkatan sebesar 27,98%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model

(11)

419 pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar Biologi siswa di kelas XII IPA 5 SMA Negeri 1 Syamtalira Bayu tahun pelajaran 2018/2019.

DAFTAR PUSTAKA

Andalia, Nulena, Armi, A., Akmal, N., & Ridhwan, M. (2019). PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI SMP NEGERI 2 KOTA BANDA ACEH. Bioilmi: Jurnal Pendidikan.

https://doi.org/10.19109/bioilmi.v5i1.3509

Andalia, Nurlena, Ridhwan, M., Roslina, R., Afni, N., & AG, B. (2019). Implementation of Inquiry Method on Students’ Critical Thinking Ability in the Concept of Structure and Function of Plant Networks. International Journal for Educational and

Vocational Studies. https://doi.org/10.29103/ijevs.v1i4.1784

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto dan Raharjo, Muljo. 2012. Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Gava Media.

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran. Abad 21.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Illahi, Mohammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocational

Skill. Jogjakarta: Diva Press.

Purwanto. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja. Grafindo

Gambar

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus I
Tabel 2. Aktivitas Guru Siklus I
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Siklus II
Tabel 5. Aktivitas Guru Siklus II
+2

Referensi

Dokumen terkait

Membuat rangkuman dengan bimbingan guru tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan2.

Puji dan syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yesus Kristus/Tuhan Yang Maha Esa, karna atas berkat dan penyertaan-Nya saja sehingga penulisan tesis dengan judul

Flavonoid biasanya terdapat sebagai flavonoid O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksi flavonoid (atau lebih) terikat pada satu gula (atau lebih) dengan

Apabila semua pompa berkecepatan variabel tidak tersedia dan tekanan sistem menurun di bawah Kisaran Operasional Kecepatan Tetap Saja (27-22) untuk waktu Tunda Staging (27-23),

Oleh karena itu segala tindakan penahanan yang dilakukan oleh Pejabat yang berwenang melakukan penahanan harus sesuai dengan KUHAP, hal ini untuk menghindari terjadinya

Dari pengukuran kinerja ketiga algoritma yang telah dilakukan dengan menggunakan teknik PSO dan berdasarkan jumlah data maka dapat disimpulkan bahwa algoritma C4.5 memiliki kemampuan

Dalam ilmu komputer, khususnya di bidang kecerdasan buatan, dikenal sebuah metode yang disebut dengan jaringan saraf tiruan. Jaringan saraf tiruan merupakan suatu

Membuat sebuah bisnis media online seperti website magazine musik dalam waktu dua bulan ternyata bisa mendapatkan respon yang baik dari audiens, asalkan ide bisnis