• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN ETIKA SISWA DALAM BERTEMAN MELALUI METODE PEMBIASAAN MENAATI TATA TERTIB DI KELAS V SD NEGERI 104204 SAMBIREJO TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN ETIKA SISWA DALAM BERTEMAN MELALUI METODE PEMBIASAAN MENAATI TATA TERTIB DI KELAS V SD NEGERI 104204 SAMBIREJO TIMUR."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN ETIKA SISWA DALAM BERTEMAN MELALUI METODE PEMBIASAAN DI KELAS V

SD NEGERI 104204 SAMBIREJO TIMUR T.A 2012-2013

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Peendidikan Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH

ELISA ARYANI HARAHAP 071211920645

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

ABSTRAK

Elisa Aryani Harahap, 071211920645. “Meningkatkan Etika Siswa Dalam Berteman Melalui Metode Pembiasaan Menaati Tata Tertib di Kelas V SD Negeri 104204 Sambirejo Timur”. Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri 104204 Sambirejo Timur bertujuan untuk meningkatkan etika siswa dalam berteman dan meningkatkan kemampuan guru dalam mengidentifikasi kesulitan beretika siswa.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan selama dua siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi berupa daftar check-list hasil etika berteman.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 104204 Sambirejo Timur tahun ajaran 2012 dengan jumlah siswa 31 orang. Penentuan objek diperoleh berdasarkan hasil rujukan dari kepala sekolah.

Hasil penelitian diperoleh persentase hasil siswa pada kondisi awal sebesar 51,72 %. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 89,85 %. Pada siklus II diperoleh etika berteman siswa sebesar 87,81 %. Setelah dilakukan siklus II, secara keseluruhan etika berteman telah mencapai standar ketuntasan diatas 70 %.

(3)
(4)
(5)

BAB I

A.

LATAR BELAKANG MASALAH

Etika merupakan refleksi ilmiah tentang tingkah laku manusia dari sudut

norma-norma dan sudut baik buruk. Seorang siswa akan dapt beretika interinsik

(etika yang timbul di dalam dirinya) seperti ingin memporeleh etika yang baik,

dan etika ekstrinsik (etika yang datang dari luar dirinya) seperti berteman karena

takut tidak memiliki teman, ingin memperoleh nilai sikap yang baik, dan lain-lain.

Siswa yang mempunyai etika dalam berteman, akan terdorong terus untuk

berperilaku baik, sebaliknya siswa tanpa etika, ia hanya tergerak untuk mau

beeteman tetapi sulit untuk bisa terus tekun karena memang tidak ada etika dalam

dirinya.

Pemberian etika dalam berteman tidak hanya dari guru saja, tetapi peran

orang tua dalam memberi etika berteman sangat berpengaruh besar dalam

membangkitkan semangat berteman siswa. Apalagi mengingat rendahnya etika

berteman siswa akan membuat mereka lebih terbiasa untuk berperilaku sopan di

dalam kelas maupun diluar kelas dibandingkan berteman disekolah dan dirumah.

(6)

tidak kondusif secara psikologis dan kesehatan dari berbagi kesulitan yang dihadapi siswa dalam berteman yang mendesak untuk dipecahkan adalah etika siswa dalam berteman jika tidak segera di perbaiki maka jumlah siswa yang gagal dalam memilih berteman semakin memberatkan orang tua.

Berdasarkan pada pendapat di atas etika yang dimaksud penulis adalah

masalah etika siswa merupakan masalah yang dapat di perbaiki oleh guru kelas

melalui optimalisasi kemampuan guru dalam membantu berbagai masalah yang

terkait dengan perkembangan siswa. Di Sekolah Dasar Negeri Sambirejo Timur

ditemukan bahwa keterampilan guru meetika siswa dalam etika yang berupa

pendekatan individu pemberian reinforcement, memantau siswa dan pengguna

teknik bertanya masih rendah.

Dari pernyataan di atas dapat kita simpulkan bahwa siswa yang kurang

beretika dalam berteman dalam berteman akan mengalami kegagalan dalam

beretika. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian guru dalam membimbing siswa.

Jika ini terus berlanjut, maka sikap yang diperoleh siswa tersebut pasti akan tidak

baik dan hal ini menyebabkan siswa tersebut tidak berkelakuan baik.

Namun kenyataan yang terjadi dilapangan di SD Negeri 104204

Sambirejo Timur 50% siswa Kelas V tidak memperoleh bimbingan dari guru agar

siswa terbiasa melakukan khususnya etika yang diberikan seorang guru di sekolah

masih sangat rendah akibat kurangnya bimbingan dari guru yang menghiraukan

anak didiknya. Guru sangatlah diperlukan untuk memberikan pembiasaan dengan

beretika siswa dalam berteman, pembiasaan ini akan berperan jika anak sudah di

bimbing dengan baik. Perlu kita ketahui bahwa pertama kali anak memperoleh

(7)

Inilah yang tidak disadari oleh guru di SD Negeri 104204 Sambirejo Timur.

Untuk anak beretika dalam berteman, meluangkan waktu untuk menanyakan anak

mengapa berperilaku tidak bak dan tidak sopan.

Melihat kenyataan di atas peneliti sebagai calon pendidik di Sekolah

Dasar, merasa segera mengambil tindakan, mengingat siswa yang beretika dan

yang tidak beretika agar memiliki perubahan yang baik. Dengan kata lain beretika

merupakan dasar pokok yang dapat meningkatkan perilaku baik yang terhadap

temannya.

Rendahnya etika siswa kelas V dalam berteman disebabkan oleh beberapa

faktor: 1) tidak adanya berkelakuan yang sopan kepada teman, 2) tidak memiliki

saling menghargai sesama teman, 3) tidak menanamkan sikap jujur kepada teman,

4) selalu mengganggu teman sewaktu berteman, 5) mengejek sesama teman, 6)

tidak memberikan pertolongan kepada teman yang lagi kesusahan.

Berdasarkan masalah-masalah di atas maka peneliti memberikan beberapa

solusi agar siswa beretika dalam berteman yaitu : 1) memilih cara dan sikap

berteman yang tepat termasuk memperhatikan penampilannya, 2) memberikan

pengarahan bagaiman beretika dalam berteman 3) memberikan sikap beretika

(8)

Dari solusi di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa Salah satu faktor

yang dapat meningkatkan kemauan siswa beretika itu adalah pemberian contoh

beretika, maka dari itu guru harus memiliki pembiasaan beretika dalam berteman

baik disekolah maupun dirumah. Untuk menghasilkan kolaborasi dalam rangka

mencapai tujuan yang baik maka pola perilaku yang diberikan harus dirancang

sedemikian rupa. Kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh seorang guru harus

teridentifikasi dengan jelas. Karena dengan memahami kekuatan dan kelemahan

seorang dapat membuat rancangan yang tepat untuk menumbuhkan etikan siswa.

Etika yang diberikan oleh seorang guru sangat menentukan keberhasilan

anak untuk mengikuti sikap seorang guru tersebut, terutama beretika siswa harus

sopan santun kepada seorang guru.

Melihat persoalan di atas, dari keseluruhan uraian di atas maka penulis

tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul : MENINGKATKAN

ETIKA SISWA DALAM BERTEMAN MELALUI METODE PEMBIASAAN

DI SDN 104204 SAMBIREJO TIMUR.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dan hasil observasi terhadap siswa dapat

dipahami ada beberapa keadaan yang menyebabkan siswa belum memiki etika

yang benarantara lain :

1. Belum ada guru yang bertugas sebagai pembimbing yang dapat

(9)

2. Kesulitan bagi guru untuk mencari informasi tentang etika berteman

3. Belum maksimalnya guru kelas di SD dalam membimbing tumbuhnya

etika berteman yang benar kepada siswa.

4. Kurang interaksi kepada guru dan siswa dikelas lebih banyak duduk,

dengar, diam.

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang muncul peneliti membatasi masalah

meningkatkan etika siswa dalam berteman melalui metode pembiasaan di kelas V

SD Negeri 102404 Sambirejo Timur.

D. Perumusan Masalah

Apakah dengan metode pembiasaan dapat meningkatkan etika siswa

dalam berteman di kelas V SD Negeri 102404 Sambirejo Timur.

E. Tujuan Penelitian

Untuk meningkatkan etika siswa dalam berteman melalui metode

Pembiasaan di kelas V SD Negeri 102404 Sambirejo Timur.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Melalui penerapan siswa diharapkan dapat meningkatkan etika siswa

dalam berteman

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan etika siswa dalam

(10)

3. Bagi Kepala Sekolah

Dapat memberikan masukan yang berharga pada Kepala Sekolah dalam

rangka meningkatkan etika siswa dalam berteman

4. Bagi Peneliti

(11)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri No 104204 Sambirejo Timur di

Kelas V. Pada Ruangan kelas V ini, Luas ruangan kelas 7 x 7 , lantai terbuat

dari semen sedangkan dindingnya dari tembok, pentilasi ruangan terbuat dari

kawat sehingga udara bisa masuk kedalam ruangan, jumlah siswanya 29 orang,

siswa laki-laki 8 orang dan jumlah siswa perempuan 21 orang. Penelitian ini

dilaksanakan pada hari Kamis Jam 08.00 – 12.15 Wib dan hari Sabtu Jam 07.30

Wib . Sarana dan Prasarana pembertemanan yang ada didalam kelas terdiri dari

papan tulis, Kapur, Lemari untuk tempat buku tugas siswa, Meja Siswa 20 buah

dan kursi 40 buah, dengan posisi duduk anak 1 - 2 orang 1 meja, serta 1 buah

bangku dan meja untuk guru. Sedangkan Penelitian untuk melihat bagaimana

orangtua membimbing dan moetika anak berteman dilakukan setelah pulang

Sekolah.

Laporan penelitian ini di sajikan berdasarkan hasil analisis kualitatif dan

analisis persentase (BAB III). Analisis ini digunakan untuk memperoleh hasil

penelitian yang dilakukan untuk melihat etika siswa pada saat berteman di dalam

kelas, dengan meningkatkan etika siswa dalam berteman.

B. HASIL PENELITIAN

Pada tanggal 29 Juli 2012 Pukul 09.00 Wib, Langkah pertama yang

dilakukan oleh peneliti adalah mengidentifikasi masalah ke lokasi penelitian.

Penelitian terlebih dahulu menemui Kepala Sekolah SD Negeri 104204 Sambirejo

Timur diruangan Kepala Sekolah untuk meminta izin melakukan observasi di

kelas V guna mengidentifikasi masalah pembertemanan yang akan diteliti

nantinya.

Pada tanggal 30 Juli 2012 Pukul 09.30 Wib pada jam istirahat peneliti

menjumpai guru kelas V untuk menanyakan masalah-masalah yang timbul pada

saat proses pembertemanan di Kelas V SD Negeri 104204 Sambirejo Timur,

(12)

masalah ini lah yang akan di atasi oleh peneliti. Maka untuk meningkatkan etika

anak didalam kelas maupun diluar kelas, Peneliti mengambil solusi yaitu

meningkatkan etika siswa dalam berteman melalui metode pembiasaan.

Pada tanggal 04 Agustus 2012 Pukul 07.30 Wib, Peneliti terlebih dahulu

melihat bagaimana cara guru kelas V mengajar didalam kelas dan bagaimana cara

guru memberikan pengarahan beretika yang baik, setelah itu peneliti peneliti

membuat rencana kegiatan dalam 2 Siklus. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan penelitian tindakan kelas model Kemmis yang dikemukakan dalam

Dewi (2009)

Sebelum melakukan tindakan pertama peneliti melihat kondisi awal

melalui lembar observasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada siswa

yang tidak teretika dalam berteman.

Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal siswa sama sekali tidak

memiliki etika yang baik, pada saat guru mengajar siswa banyak sekali yang tidak

semangat, tidak berminat dalam berteman, tidak mau beretika, tidak kreatif dan

malas mendengarkan guru di depan kelas, karena etika yang diberikan guru masih

sangat rendah.

Berdasarkan hasil observasi pada kondisi awal dapat dilihat pada lampiran

I bahwa etika berteman anak di kelas V masih sangat rendah, dimana jumlah anak

yang beretika dalam berteman hanya 4 orang dari 29 siswa, jumlah anak yang

memiliki etika berteman rendah hampir 25 orang dari 29 siswa, dalam hal ini

dapat kita lihat bahwa etika berteman anak belum tercapai sesuai dengan kriteria

dalam penelitian ini siswa yang teretika dalam berteman harus mencapai 75 %

sementara pada kondisi awal ini hanya tercapai 13,79 %. Maka untuk itu peneliti

akan melakukan perbaikan pada siklus I.

Siklus I

1. Perencanaan

Tahap hasil perencanaan tindakan dilakukan setelah melakukan observasi

pada kondisi awal, tujuan dilakukannya observasi pada kondisi awal adalah :

(1) untuk mengetahui sejauhmana etika yang diberikan guru dan orang tua

(13)

di SD Negeri 104204 Sambirejo Timur dalam etika anak berteman, (3) untuk

meningkatkan etika anak dalam berteman baik disekolah maupun dirumah.

Hasil observasi ini kemudian digunakan untuk identifikasi awal terhadap

tindakan yang akan dilakukan. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah

merencanakan kegiatan.

Setelah ditemukan faktor – faktor yang menyebabkan rendahnya etika

berteman siswa, maka peneliti membuat alternatif pemecahan (perencanaan

tindakan) terhadap faktor penyebab rendahnya etika berteman siswa yakni

berupa bentuk buku penghubung yang dapat meningkatkan pembiasaan antara

siswa dalam etika berteman.

kunjungan kerumah peserta didik untuk melihat bagaimana orangtua

membimbing anak beretika dirumah.

2. Tindakan I

Pada bagian tindakan ini peneliti melakukan tindakan dengan tiga kali

pertemuan, dimana pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Juli

2012 jam 07.30 WIB peneliti bersama guru kelas V memasuki ruangan kelas

V untuk melaksanakan Proses Berteman mengajar, mata pelajaran yang akan

diajarkan oleh guru kelas V adalah Pelajaran IPS dengan materi Kemajuan

Teknologi media yang digunakan guru kelas V adalah media langsung yaitu

Handphon metode yang digunakan guru adalah metode ceramah dan

demonstrasi , adapun kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan

pertama ini adalah : (1) pada saat guru dan peneliti masuk ke dalam kelas,

guru dan peneliti mengajak siswa menata kelas sambil merapikan tempat

duduk siswa dan mengutip sampah – sampah yang ada di dalam kelas, (2)

guru juga mengakrabkan hubungannya dengan siswa, mengajak siswa

(14)

appresepsi dengan mengulangi pelajaran yang sudah lewat guna untuk

memancing sejauh mana siswa memahami pelajaran, sebagian siswa hanya

diam saja pada saat ditanya oleh guru, setelah appresepsi selasai dilakukan

guru kelas V, maka guru melanjutkan pelajaran, (3) peneliti duduk dibelakang

sambil memperhatikan guru yang mengajar dan mengidentifikasi siswa-siswa

yang memiliki etika berteman yang rendah, ada sebagian siswa tidak mau

bertanya, dan ada sebagian siswa sangat tekun dalam mengerjakan tugas yang

diberikan guru, (4) peneliti juga mengidentifikasi bagaimana cara guru

memberikan etika kepada siswa agar siswa berminat untuk berteman seperti

contohnya guru memberikan perhatian dan dorongan kepada siswa misalnya

pujian yang membuat siswa semakin semangat dalam berteman, (5) setelah

pembertemanan selesai berlangsung siswa sudah mulai semangat berteman,

siswa juga mulai tekun dalam mengerjakan tugsas. Pada tanggal 30 Juli 2012

pukul 07.30 WIB Peneliti kembali melakukan pertemuan ke dua, kegiatan

yang dilakukan oleh peneliti pada pertemuan kedua ini tidak jauh beda

dengan kegiatan pada pertemuan pertama, hanya disini peneliti dan guru

mengumpulkan buku penghubung guru dan siswa untuk melihat apakah anak

beretika dirumah dengan bimbingan dari orangtua siswa, ternyata masih

banyak siswa yang belum di bimbing oleh orangtuanya belajar beretika

dirumah, sehingga siswa kurang beretika dalam berteman dan pada tanggal 1

Agustus 2012 Peneliti kembali lagi mengadakan pertemuan ke tiga, kegiatan

pada pertemuan tiga sama pelaksanaanya sama seperti pada pertemuan

pertama dan kedua, berdasarkan data yang diperoleh pada pertemuan pertama

dan kedua masih banyak siswa yang belum beretika dalam berteman akibat

kurangnya bimbingan dari gurunya, maka peneliti mengambil solusi setelah

pulang sekolah peneliti mengadakan kunjungan kerumah siswa khususnya

siswa yang memiliki etika berteman rendah untuk melihat bagaimana cara

(15)

3. Observasi

Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung dengan 3 kali

pertemuan, Observer : saat pelaksanaan kegiatan pembertemanan adalah Guru

kelas V SD Negeri 104204 Sambirejo Timur dan Mahasiswa UNIMED

Setelah mengobservasi semua kegiatan pada siklus I, maka ditemukan

beberapa hal berdasarkan hasil dari data kualitatif yaitu : a) siswa beretika

dalam berteman karena perhatian yang diberikan guru dan orangtua semakin

meningkat, b) ada siswa yang belum beretika untuk berteman, tetapi guru

tetap berusaha membangkitkan etika anak itu, c) ada juga siswa yang sudah

beretika dalam berteman, tetapi perilaku anak belum lengkap, d) dengan

adanya buku penghubung antara guru dan siswa dalam meningkan siswa

untuk beretika anak berteman, guru merasa terbantu dalam memberi etika

anak berteman, e) guru masih ada yang belum meluangkan waktunya untuk

membimbing anak berteman.

Hasil observasi pada siklus I dengan alat bantu lembar daftar checklist

dapat dilihat pada lampiran I, II dan III, untuk hasil dari observasi pada siklus

I ini dengan menggunakan data kuantitatif dapat dilihat pada tabel berikut

ini :

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus I dengan 3

kali pertemuan, bahwa tindakan yang dilakukan peneliti belum optimal, dimana

hasil persentase pada pertemuan I 15,04 dari 29 siswa , pada pertemuan ke dua

17,66 dari 29 siswa dan pada pertemuan ke tiga 19,21 dari 29 siswa. Terdapat 14

orang siswa (48,27%) yang tidak beretika dalam berteman dan 15 orang siswa

(51,72%) masuk dalam kategori beretika.

Berdasarkan rumus etika berteman siswa secara klasikal dapat diperoleh :

x 100 % = 51,72 %

Jika dibandingkan dengan observasi pada kondisi awal yang dilakukan

peneliti, maka pada siklus I dapat dikatakan terjadi peningkatan etika berteman

(16)

sesuai dengan target nilai yang ingin dicapai yaitu 75 % siswa harus beretika

dalam berteman.

Untuk itu peneliti tetap melakukan penelitian sampai etika berteman siswa

mengalami perubahan. Sehingga perlu diadakan kembali perbaikan dalam etika

berteman siswa, maka dilanjutkan pelaksanaan pada siklus II.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi diperoleh refleksi observer sebagai berikut :

a) etika yang diberikan guru masih kurang, b) perhatian guru dalam

membimbing anak berteman masih rendah, c) siswa masih kurang beretika

dalam berteman, d) pembiasaan antara guru dan siswa masih belum terlihat.

Dari hasil analisis masalah yang terjadi pada siklus I tersebut maka dalam

hal ini peneliti merasa perlu untuk melakukan perbaikan pada siklus II dengan

melibatkan seluruh siswa, dan guru kelas V untuk lebih beretika anak dalam

berteman serta mengaktifkan terus buku penghubung antara guru dan siswa

untuk meningkatkan metode pembiasaan dalam beretika anak berteman baik di

sekolah maupun dirumah.

5. Evaluasi

Hasil perubahan yang diperoleh sebagai indikator keberhasilan tindakan I.

Dapat dilihat pada tabel 1 dengan 3 pertemuan. Pada pertemuan pertama siswa

yang beretika berteman hanya 7 orang dari 29 Siswa ( 24,13 %), pada

pertemuan kedua siswa yang beretika hanya 8 orang dari 29 siswa ( 27,58% ),

dan pada pertemuan ke tiga jumlah siswa yang beretika dalam berteman

meningkat menjadi 15 orang dari 29 siswa ( 51,72% ).

Berdasarkan data di atas dapat diperoleh kesimpulan, bahwa

pembertemanan yang dapat meningkatkan etika anak berteman adalah dengan

adanya pembiasaan antara guru dan siswa dalam beretika anak berteman

disekolah dan dirumah.

Berdasarkan tabel I dengan 3 pertemuan maka dapat diketahuai ada

perubahan yang terjadi setelah tindakan dilakukan pada siklus I namum

(17)

berteman hanya 15 orang dari 29 siswa (51,72% ), sedangakan siswa yang

belum teretika dalam berteman 14 orang dari 29 siswa ( 48,27%).

Berdasarkan hasil evaluasi ini peneliti melanjutkan penelitian pada siklus

II.

Siklus II

Berdasarkan hasil observasi, refleksi, evaluasi dan analisis data pada

siklus I dan ditemukan faktor – foktor yang menyebabkan rendahnya etika

berteman, maka yang menjadi perencanaan pada siklus II adalah melaksanakan

tindakan perbaikan dengan memfokuskan pada faktor – faktor yang menyebabkan

rendahnya etika berteman anak yaitu pada indikator – indikatornya.

1. Hasil Perencanaan

Hasil perencanaan yang dilakukan peneliti adalah merancang buku

penghubung antara guru dan siswa agar lebih aktif supaya tindakan yang

dilakukan dapat terlaksana seoptimal mungkin, sudah ada lembar observasi

untuk guru yang digandakan untuk 3 kali pertemuan , lembar observasi untuk

siswa dan lembar daftar cekck yang digandakan 3 kali pertemuan, peneliti juga

merencanakan untuk lebih meningkatkan pembiasaan antara guru maka peneliti

akan megadakan rapat untuk membicarakan bagaimana cara etika anak

berteman, observasi dilaksanakan pada tanggal 28 Juli s/d 10 Agustus 2012.

2. Tindakan II

Berdasarkan hasil evaluasi tindakan I, bahwa ada beberapa siswa belum

memiliki etika dalam berteman disebabkan oleh : a) etika yang diberikan guru

masih kurang misalnya dalam memberikan penguatan dan dorongan kepada

anak, b) perhatian guru dalam membimbing anak beretika masih rendah seperti

mengajari anak beretika dirumah, c) siswa masih kurang beretika dalam

berteman contohnya siswa masih ada yang tidak memperoleh etika tinggi yang

diberikan guru, d) pembiasaan antara guru dan orangtua masih belum terlihat

buku penghubung antara guru dan siswa masih ada yang belum diisi siswanya,

maka pada tindakan Siklus II ini peneliti kembali mengadakan pertemuan

dengan 3 kali pertemuan, pada tanggal 29 Juli 2012 peneliti mengadakan

pertemuan pertama pelaksanaan pertemuan ini tidak jauh beda dengan

(18)

beretika dalam berteman dengan adanya perubahan yang terlihat seperti siswa

sudah mulai dapat etika yang tinggi, siswa sudah mulai aktif dalam beretika,

siswa sudah lebih semangat dalam beretika, tetapi penelitian ini belum juga

optimal, maka peneliti menyarankan kepada Kepala Sekolah SD Negeri

104204 Sambirejo Timur agar orangtua siswa diundang kesekolah dalam

rangka meningkatkan metode pembiasaan orangtua dan guru dalam beretika

anak berteman, pada tanggal 30 Juli 2012 guru mengadakan rapat untuk

membicarakan bagaimana cara membimbing anak dalam berteman, keputusan

rapat yang diadakan guru dan untuk meningkatkan etika anak dalam berteman

ada 2 kesimpulan yang pertama adalah guru akan terus membimbing anak

beretika dan meluangkan waktunya untuk mengajari anak beretika dirumah ,

yang kedua adalah guru menekankan jika anak memperoleh etika tinggi maka

guru akan memberikan hadiah kepada anak. Untuk pertemuan ke II

dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus 2012 pada pertemuan ini anak – anak

sudah mulai beretika untuk berteman tetapi masih ada sebagian anak belum

beretika dalam berteman seperti : etika yang diperoleh masih rendah, tidak mau

menjawab kalau ditanya guru, tidak memiliki semangat berteman, cepat bosan

dalam berteman, dan tidak mengisi buku penghubung antara guru dan siswa.

Maka pada pertemuan ke III ini yang dilaksanakan pada Tanggal 3 Agustus

201 selain tindakan yang dilakukan pada siklus I dan Siklus II pertemuan I dan

II pada Pertemuan ke III ini dilakukan tindakan baru sesuai dengan hasil rapat

pada kesimpulan 2 yaitu ’’guru dan siswa dalam memberi etika anak jika anak

memperoleh etika tinggi maka guru maupun orang tua akan memberikan

hadiah kepada anak .’’ pada pertemuan III ini etika anak meningkat, dimana

siswa sudah lebih semangat dalam berteman siswa juga sudah mendapatkan

etika yang tinggi, siswa sudah lebih aktif dalam berteman, rajin dalam

memecahkan masalah soal- soal dan tidak lekas putus asa dalam beretika,

hampir seluruh siswa kelas V beretika untuk lebih giat dalam berteman karena

perhatian dan bimbingan yang diberikan guru dan kepada siswa membuat anak

(19)

3. Observasi

Dari hasil observasi terhadap kegiatan pemberian etika kepada siswa

melalui pembiasaan orangtua dan guru pada Siklus II berdasarkan hasil data

kualitatif maka dapat diketahui : a) etika yang diberikan guru dan membuat

siswa lebih semangat berteman, b) guru sudah meluangkan waktunya untuk

membimbing anak beretika dirumah, c) pembiasaan antara siswa dan temannya

sudah terlihat seperti buku penghubung antara guru dan siswa sudah aktif, juga

memenuhi undangan sekolah untuk mengadakan rapat dalam membicarakan

bagaimana membimbing anak beretika, d) orangtua siswa sudah mulai

memberikan les tambahan kepada anaknya/menyuruh anak untuk les prVat.

Hasil observasi pada Siklus II menggunakan alat bantu lembar observasi,

buku penghubung antara guru, camera handphon, dapat dilihat pada Lampiran

I, II, III, V, V, dan VI

Hasil penelitian pada siklus II dengan 3 x pertemuan dan hasil observasi

yang ditinjau dari data kuantitatif dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada siklus II dengan

3 pertemuan, bahwa tindakan yang dilakukan peneliti sudah optimal, dimana hasil

persentase pada pertemuan satu 20.67% dari 29 siswa , pada pertemuan ke dua

25.44 dari 29 siswa dan pada pertemuan ke tiga 29.92 dari 29 siswa. Terdapat 3

orang siswa (10.34%) siswa yang tidak beretika dalam berteman dan 26 orang

siswa (89.65%) masuk dalam kategori beretika

Berdasarkan rumus etika berteman siswa secara klasikal dapat diperoleh :

x 100 % = 89,65 %

Sesuai dengan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II ini siswa sudah

beretika dalam berteman, maka dari itu observasi pada siklus II sudah berhasil

dimana pada siklus I kriteria keberhasil masih 51,72% sementara pada Siklus II

berubah menjadi 89,65 %. Maka target penelitian pada siklus II sudah tercapai.

(20)

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, maka diperoleh

refleksi observer sebagai berikut : Peneliti harus mampu meningkatkan

metode pembiasaan dalam beretika anak berteman agar siswa tetap semangat

dan mau beretika baik dirumah dan disekolah.

5. Evaluasi

Dari data pada tabel 2 di atas dapat kita simpulkan bahwa pada siklus Ke

II ini etika anak dalam berteman sudah meningkat dimana siswa memiliki

etika berteman dari 15 orang dari 29 siswa pada siklus I, sedangkan pada

Siklus II berubah menjadi 26 orang dari 29 siswa, dari perubahan ini sudah

terlihat jelas bahwa etika anak dalam berteman sudah meningkat, dimana

kriteria keberhasilan pada Siklus I 51,72 % pada siklus II berubah menjadi

89,65%.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil observasi pada Siklus I dan Siklus II yang telah

dilakukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan. Hasil penelitian, pada saat

melihat kondisi awal diberikan tindakan diperoleh nilai persentasi sebesar

13,79 % hanya ada 4 orang yang beretika dalam berteman. Setelah pemberian

tindakan melalui metode pembiasaan guru dalam beretika anak dalam

berteman siswa dari 29 orang hanya 15 orang yang memiliki etika hasil

persentase sebesar 51.72 berdasarkan analisis data siklus I diperoleh

kesimpulan sementara bahwa metode pembiasaan dalam meetika anak dalam

berteman belum dapat meningkat, sehingga perlu pebaikan pada siklus II.

Pada tindakan siklus II, merupakan perbaikan pemberian etika kepada

siswa yang akan dilaksanakan pada siklus I. Metode pembiasaan dalam etika

anak berteman pada siklus II, peneliti menekankan bahwa pemberian etika

kepada anak sangat penting,

Dari hasil lembar observasi melalui lembar observasi etika berteman siswa

meningkat dari 29 siswa 26 orang siswa beretika untuk berteman, tingkat

persentasi etika meningkat menjadi 89,65 %.

Dalam hal ini dapat kita simpulkan bahwa pemberian etika berteman

(21)

pembiasaan dalam etika anak berteman dapat membuat anak lebih giat

berteman karena disekolah guru dapat membimbing anak berteman setelah

pulang sekolah orangtua kembali membimbing anak berteman dirumah, jadi

waktu yang digunakan anak dalam bermain – main menjadi berkurang dan

waktu anak belajar beretika akan lebih banyak karena perhatian yang diberikan

orangtua dan guru.

Sesuai dengan teori yang dikemukakan Hasbullah (2009 : 90 )

mengatakan “ Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga,

masyarakat, dan pemerintah. Sekolah hanyalah pembantu kelanjutan

pendidikan dalam keluarga sebab pendidikan yang utama diperoleh anak

adalah dalam keluarga. Peralihan bentuk pendidikan jalur luar sekolah ke jalur

pendidikan sekolah ( formal) memerlukan “ kerja sama “ antara orangtua dan

sekolah (pendidikan). Maka dapat disimpulkan kerjasama antara guru dan

orangtua sangatlah perlu dalam meningkatkan etika anak dalam berteman.

D. TEMUAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang dilaksanakan peneliti

selama dua siklus dengan siklus I 3 kali pertemuan dan siklus ke II 3 kali

pertemuan, jumlah guru yang mengajar di kelas V ada lima orang (1) guru mata

pelajaran agama, (2) guru mata pelajaran bahasa Inggris, (3) guru mata pelajaran

seni rupa, (4) guru mata pelajaran penjas, dan (5) mata pelajaran yang lainnya di

pegang oleh guru kelas. Ukuran kelas 7 x 7 m2, dalam melaksanaan tindakan

upaya meningkatkan etika berteman pada siswa kelas V munggunakan buku

penghubung antara guru dan orangtua. Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti

mengadakan observasi pada kondisi awal untuk melihat bentuk kerjasama antara

guru dan orangtua dalam etika anak berteman. Dari dari hasil observasi pada

kondisi awal ini diperoleh kerjasama orangtua dan guru dalam meetika anak

berteman masih tergolong rendah karena dapat dilihat dari penilain indikator yang

diperoleh dari lembar observasi pada kondisi awal masih rendah.

Pada siklus I, kegiatan observasi yang dilaksanakan peneliti dalam

(22)

menggunakan buku penghubung masih sedikit yang diisi oleh siswa, setelah

pemberian tindakan maka jumlah siswa yang teretika dalam berteman hanya 15

(51,72) orang dari 29 siswa. Pada siklus II buku penghubung antara guru dan

siswa lebih diaktifkan lagi dan peneliti juga mengadakan rapat untuk

meningkatkan metode pembiasaan, setelah dilaksanakan tindakan maka etika

berteman siswa berubah menjadi 26 (89,65%) orang dari 29 siswa. Dapat

disimpulkan bahwa etika berteman siswa meningkat jika dilihat dari siklus I dan

II. Dalam siklus ke II ini tidak perlu membuat perencanaan siklus III lagi karena

jumlah siswa yang beretika terampil secara keseluruhan sudah jauh lebih baik.

Etika berteman siswa dapat ditingkatkan melalui metode pembiasaan

dengan kondisi kontekstual sebagai berikut :

1. Jumlah siswa 29 Orang

2. Luas rungan 7 x 7 m2

3. Bahan yang digunakan buku penghubung antara guru dan orangtua

4. Bentuk pembiasaan yang dilakukan adalah mengadakan rapat

5. Mengadakan kunjungan kerumah peserta didik

PTK ini berhasil dengan meningkatkan etika berteman siswa dengan

(23)
(24)

Referensi

Dokumen terkait

Dari data pada latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah yang perlu diperbaiki dalam proses pembelajaran IPS, yaitu belum digunakannya model pembelajaran

Agar penelitian tidak terlalu luas cakupannya, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1) Belum semua guru terampil dalam menyusun Rencana Pelaksanaan

Berdasarkan hasil observasi peneliti terhadap delapan RPP yang dibuat guru (khusus pada siklus I), diperoleh informasi/data bahwa masih ada guru yang tidak

Berdasarkan tindakan pada siklus pertama diperoleh ganbaran hasil observasi pada kegiatan guru (peneliti) adalah 2, maka dapat disimpulkan kegiatan guru (peneliti) dalam

Pada siklus 1 pertemuan kedua masih di dapat kekurangan dalam menggunakan model pembelajaran Children Learning In Science kekurangnnya peneliti belum bisa mengelola

dan belum dikatakan berhasil. Sedangkan siklus ke II telah dikatakan berhasil dengan tingkat motivasi 78,8%. Sehingga peningkatan yang terjadi sebesar 28,2%.

Berdasarkan analisis siklus I dan siklus II dengan penerapan model pemecahan masalah terjadi peningkatan hasil belajar matematika dan dalam proses pembelajaran

dari 52 komponen yang harus dikuasai guru. Berdasarkan hasil tersebut kemudian melaksanakan siklus I. Guru melakukan perbaikan RPP dengan pada beberapa hal yang masih