Nomor Daftar: 002/UN40.7.D1/LT/2014
PENGARUH KEADILAN DAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA
PENGGELAPAN PAJAK
(STUDI PADA WAJIB PAJAK BADAN DI KPP SUKABUMI)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi pada Program StudiAkuntansi
Disusun Oleh: Resa Ginanjar
0901775
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Resa Ginanjar
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Resa Ginanjar 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH KEADILAN DAN SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK TERHADAP PERSEPSI WAJIB PAJAK MENGENAI ETIKA
PENGGELAPAN PAJAK
(STUDI PADA WAJIB PAJAK BADAN DI KPP SUKABUMI)
Disusun oleh: Resa Ginanjar
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si., Ak., CA R. Nelly Nur Apandi, SE, M.Si.,Ak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh keadilan terhadap Persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak dan bagaimana pengaruh sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak (Studi kasus pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode asosiatif.
Populasi pada penelitian ini adalah Wajib Pajak Badan yang berada di wilayah kerja kantor pajak pratama kota sukabumi. Pengambilan sampel menggunakan
convenient/judgement/insidential. Data yang digunakan data primer yang
dikumpulkan dari hasil kuesioner. Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis statistik yang bernama korelasi product moment.
Dari hasil pengujian didapatkan pengaruh sebesar 15%. Hasil ini menunjukan bahwa keadilan mempengaruhi persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak sebesar 15%. Dan sebesar 48% pengaruh Sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE EFFECT OF FAIRNESS AND TAX SYSTEM AGAINT TAXPAYER PERCEPTION ABOUT ETHICAL OF TAX EVASION
(STUDIED ON OFFICE TAXPAYER ON TAX SERVICE OFFICE SUKABUMI)
Proposed by:
Resa Ginanjar
Supervised:
Dr. H. Memen Kustiawan, SE, M.Si., Ak., CA R. Nelly Nur Apandi, SE, M.Si.,Ak
The purpose of this study was to determine fairness how to influence against the taxpayer perceptions about the ethical of tax evasion and tax system how to influence against the taxpayer perceptions about the ethical of tax evasion. Case studies on KPP Sukabumi.The method used in this study is associative method.
The population in this study is taxpayer in KPP Sukabumi. Using a convenient sampling / judgment / insidential. The data used primary data collected from the questionnaire. In analyzing the data, this study uses statistical analysis called product moment correlation.
From the test results effect of 15%. These results indicate that is fairness affect the taxpayer perceptions about the ethical of tax evasion by 15%. Amounted to 48% and the effect tax system affect the taxpayer perceptions about the ethical of tax evasion
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Halaman
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian 7 1.4Kegunaan Penelitian 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 10 2.1.1 Syarat Pemungutan Pajak 10 2.1.2 Keadilan Pajak 14 2.1.3 Pengertian Pajak ... 18
2.1.4 Fungsi Pajak ... 20
2.1.5 Subjek Pajak ... 20
2.1.6 Objek Pajak ... 22
2.1.7 Wajib Pajak 23 2.1.8 Sistem Pemungutan Pajak ... 24
2.1.9 Pengertian Etika ... 29
2.1.10 Penggelapan Pajak ... 32
2.1.11 Indikator Persepsi Etika Penggelapan Pajak ... 35
2.1.12 Penyebab Penggelapan Pajak ... 35
v
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.14 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi ... 39
2.1.15 Macam-Macam Persepsi ... 41
2.1.16 Prinsip-Prinsip Persepsi ... 42
2.1.17 Dimensi Persepsi Terhadap Perpajakan ... 42
2.1.18 Persepsi Wajib Pajak ... 43
2.2 Penelitian Terdahulu ... 44
2.3 Kerangka Teoritis ... 45
2.4 Hipotesis ... 48
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 50 3.2 Metode Penelitian 51 3.2.1 Desain Penelitian 51 3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 52
3.2.2.1 Definisi Variabel 52
3.2.2.2 Operasional Variabel ...54
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 55
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.2.5 Instrumen Penelitian ... 59
3.2.6 Teknik Analitis Data 60
3.2.6.1 Uji Validitas 62
3.2.6.2 Uji Reabilitas 63
3.2.7 Teknik Analitis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis 64
3.2.7.1 Uji Normalitas 62
3.2.7.2 Korelasi Product Moment ... 65
3.2.7.1 Koefisien Determinasi 66
3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.1.1 Sejarah Singkat Kantor Pajak Pratama Sukabumi ... 69
4.1.1.2 Struktur Organisasi Kantor Pajak Pratama Sukabumi ... 70
4.1.1.3 Deskripsi Jabatan Kantor Pajak Pratama Sukabumi ... 71
4.1.1.4 Aspek Kegiatan Kantor Pajak Pratama Sukabumi ... 77
4.1.1.5 Visi dan Misi Kantor Pajak Pratama Sukabumi ... 78
4.1.1.6 Jenis Pelayanan Kantor Pajak Pratama Sukabumi ... 79
4.1.2 Karakteristik Responden ... 80
4.1.3 Hasil Pengujian Alat Ukur Penelitian ... 82
4.1.3.1 Hasil Uji Validitas ... 82
4.1.3.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 85
4.1.3.3 Uji Normalitas Data ... 86
4.1.4 Gambaran Hasil Penelitian ... 87
4.1.4.1 Gambaran Variabel Keadilan ... 87
4.1.4.2 Gambaran Variabel Sistem Pemungutan Pajak ... 89
4.1.4.3 Gambaran Variabel Persepsi Etis Wajib Pajak ... 91
4.1.5 Korelasi Product Moment ... 94
4.1.6 Koefisien Determinasi ... 97
4.2 Pembahasan ... 98
vii
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.2 Pengaruh Sistem Pemungutan Pajak terhadap Persepsi Etis Wajib
Pajak ... 101
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 103
5.1 Simpulan ... 103
5.2 Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 105
Lampiran-lampiran DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 44
Tabel 3.1 Operasionalisasi Varibel ... 54
Tabel 3.2 Populasi Penelitian ... 55
Tabel 3.3 Sample Penelitian ... 56
Tabel 3.4 Interpretasi Skor ... 61
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Determinasi ... 67
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 80
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ...81
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Kerja. ...82
Tabel 4.4 Validitas Variable Keadilan ...83
Tabel 4.5 Validitas Variabel Sistem Pemungutan Pajak ...84
Tabel 4.6 Validitas Variabel Persepsi Etis Wajib Pajak ...84
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.9 Frekuensi Jawaban Keadilan ...87
Tabel 4.10 Frekuensi Jawaban Sistem Pemungutan Pajak ...89
Tabel 4.11 Frekuensi Jawaban Persepsi Etis Wajib Pajak ...92
Tabel 4.12 Correlations ...95
Tabel 4.13 Correlations ...96
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Teoritis ... 48
Gambar 4.1 Struktur Organisasi KPP Sukabumi ... 68
Gambar 4.2 Garis Kontinum Keadilan ... 85
Gambar 4.3 Garis Kontinum Sistem Pemungutan Pajak ... 88
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB 1
PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
Seiring dengan perubahan zaman dan dengan adanya dampak dari
globalisasi membawa pengaruh besar terhadap segala bidang dalam
kehidupan, terutama dalam dunia ekonomi dan industri, salah satunya yaitu
menyebabkan munculnya persaingan di bidang industri yang berdampak pada
keinginan perusahaan, yang berlomba-lomba untuk mencapai laba
semaksimal mungkin, agar terlihat kondisi perusahaan itu dalam keadaan
baik, meskipun terkadang usaha yang dilakukan oleh perusahaan ini tidak
sesuai dengan etika dan menjurus pada pelanggaran hukum.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan
melakukan creative accounting melalui penggelapan pajak (tax evasion),
dalam praktiknya membayar pajak dianggap suatu yang memberatkan oleh
Wajib Pajak, sering terjadi konflik dimana perusahaan sebagai wajib pajak
ingin membayar pajak yang relatif kecil, ini berbanding terbalik dengan
keinginan pemerintah selaku pembuat keputusan dan penarik pajak yang
berkeinginan memugut pajak setinggi mungkin (merupakan penghasilan yang
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi Pajak sendiri menurut Prof. Dr.Rochmat Soemitro SH yang
dikutip dalam buku Perpajakan Mardiasmo (2009:1), pajak adalah iuran
kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi
kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk
membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara
yang menyelenggarakan pemerintahan, dari definisi tersebut dapat
disimpulkan bahwa pajak sendiri sifatnya wajib dan memaksa, dan juga pajak
itu sendiri merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar negara,
dan bahwa pajak adalah salah satu alat utama untuk membiayai kegiatan
Pemerintah, sehingga pemerintah akan memungut pajak kepada wajib pajak
sebesar mungkin, sedangkan wajib pajak sendiri akan menganggap bahwa
pajak merupakan suatu beban bagi mereka, sehingga mereka akan melakukan
usaha creative accounting salah satunya yaitu skema penggelapan pajak (Tax
Evasion).
Tax evasion adalah suatu skema memperkecil pajak yang terhutang
dengan cara melanggar ketentuan perpajakan (illegal) perbuatan melanggar
Undang-Undang Perpajakan (UUP), misalnya menyampaikan di dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) jumlah penghasilan yang lebih rendah
daripada yang sebenarnya (understatement of income) di satu pihak dan atau
3
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
of the deductions) di lain pihak. Bentuk tax evasion yang lebih parah adalah
apabila Wajib Pajak (WP) sama sekali tidak melaporkan penghasilannya
(non-reporting of income).Adanya perlakuan tax evasion dipengaruhi oleh
berbagai hal seperti tarif pajak terlalu tinggi, kurang informasinya fiskus
kepada WP tentang hak dan kewajibannya dalam membayar pajak, kurangnya
ketegasan pemerintah dalam menanggapi kecurangan dalam pembayaran
pajak sehingga WP mempunyai peluang untuk melakukan tax evasion.
Fenomena yang terkait dengan penggelapan pajak salah satunya yaitu
kasus penggelapan pajak oleh PT.Asian Agri Group, perusahaan tersebut
melalui pemiliknya terindikasi melakukan penggelapan pajak yang merugikan
negara sekitar Rp.1,3 Trilliun, modus Asian Agri dalam melakukan kejahatan
pajak secara garis besar yaitu manipulasi pajak dilakukan lewat transfer profit
ke perusahaan afiliasi Asian Agri di luar negeri, seperti Hong Kong, British
Virgin Islands, Macau, dan Mauritius. Ada tiga pola yang digunakan, yaitu
pembuatan biaya fiktif, transaksi hedging fiktif, dan transfer pricing.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam penerapan pajak di suatu
negara adalah adanya keadilan bagi wajib pajak, hal ini dikarenakan secara
psikologis masyarakat menganggap bahwa pajak merupakan beban. Oleh
karena itu masyarakat tentunya ingin mendapat sebuah kepastian bahwa
mereka selaku wajib pajak dapat diperlakukan adil dalam pengenaan dan
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang dan
pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-undangan
diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta disesuaikan
dengan kemampuan masing-masing. Sedangkan adil dalam pelaksanaannya
yakni dengan memberikan hak kepada wajib pajak untuk mengajukan
keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan banding kepada
Majelis Pertimbangan Pajak. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat selaku
wajib pajak menginginkan sebuah kepastian bahwa pajak yang dikenakan
kepada mereka telah dikenakan secara adil sesuai dengan prinsip atau syarat
keadilan.
Syarat Keadilan sendiri menurut early suandy (2005:22) dalam
bukunya yang berjudul “Hukum Pajak” mengatakan bahwa Syarat
pemungutan pajak pada umumnya harus adil dan merata, yaitu dikenakan
pada orang-orang pribadi sebanding dengan kemampuannya untuk membayar
(ability to pay) pajak tersebut, dan sesuai dengan manfaat yang diterimanya.
Keadilan disini baik keadilan dalam prinsip mengenai prinsip peraturan
perundang-undangan maupun dalam praktik sehari-hari.
Penelitian yang dilakukan oleh Nickerson et al., (2009) membahas
tentang dimensionalitas skala etika tentang penggelapan pajak.Temuannya
menunjukkan bahwa penggelapan pajak (tax evasion) secara keseluruhan
5
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keadilan, yang terkait dengan kegunaan positif dari uang. Selain itu,
penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penggelapan pajak dianggap sebagai
yang paling dibenarkan dalam kasus dimana sistem pajak dilihat tidak adil,
dana pajak yang terkumpul terbuang sia-sia dan di mana pemerintah
mendiskriminasikan beberapa segmen penduduk. Budaya yang berbeda,
perspektif sejarah dan agama semua memiliki pengaruh terhadap pandangan
etis terhadap penggelapan pajak.
Hal lain yang mempengaruhi persepsi Wajib pajak mengenai
penggelapan pajak yaitu sistem pemungutan pajak.Sistem pemungutan pajak
merupakan salah satu elemen penting yang menunjang keberhasilan
pemungutan pajak suatu negara. Secara umum terdapat tiga sistem
pemungutan pajak, yaitu official assessment system, self assessment system,
dan withholding system. Dalam sistem self assessment system, wajib pajak
dituntut untuk berperan aktif, mulai dari mendaftar diri sebagai wajib pajak,
mengisi SPT (Surat Pemberitahuan), menghitung besarnya pajak yang
terutang, dan menyetorkan kewajibannya. Nyatanya dengan adanya self
assessment sistem ini tugas WP menjadi lebih banyak selain mereka harus
mendaftar mereka juga harus mengisi dan memperhitungkan sendiri pajak
mereka, disinilah masalah muncul, wajib pajak banyak yang kurang paham
bagaimana cara mereka menghitung pajak mereka sehingga timbul keinginan
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemilik perusahaan yang ingin membayar pajaknya dengan rendah,
perusahaan terkadang berpikir idealnya membayar pajak maksimal
separuhnya, karena perusahaan berfikir lebih baik yang separuhnya untuk
kemajuan perusahaan demi kemakmuran para karyawannya daripada
dinikmati oleh segelintir oknum, hal ini menjadikan wajib pajak melakukan
perilaku tidak etis.
Sedangkan pada official assessment system aparatur perpajakan
berperan sebagai pembina, pembimbing, dan pengawas pelaksanaan
kewajiban yang dilakukan oleh wajib pajak, pada sistem ini petugas
perpajakan juga bertugas sebagai pemeriksa surat pemberitahuan atau SPT
yang telah dilaporkan oleh WP,disini petugas menetapkan apakah memang
pajak yang dibayarkan oleh WP tersebut Lebih bayar, kurang bayar, atau
NIHIL, seperti kasus yang terjadi pada gayus tambunan yang terjadi pada
level ini,berdasarkan pengakuannya di pengadilan di persidangan PN Jaksel
tahun lalu. Ia mengaku telah mendapatkan fee dari tiga perusahaan grup
Bakrie sebesar $ 2.500.000 atau sekitar Rp. 25 Milyar lebih, ini berarti ada
motivasi oknum fiskus untuk mendapatkan komisi yang besar, jika bisa
memberikan jasa dalam merekayasa pembayaran pajak yang dilakukan oleh
wajib pajak.
Penelitian yang telah dilakukan oleh wahyu suminarsasi dan supriyadi
7
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terkadang dipandang sebagai sesuatu yang etis dan juga tidak etis. Selain itu,
hasil dalam penelitian ini ada yang berbeda dengan penelitian-penelitian
sebelumnya. Nickerson et al., (2009) mengemukakan tiga dimensi yang
mempengaruhi perilaku penggelapan pajak, yaitu keadilan, sistem
perpajakan, dan diskriminasi. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
wahyu suminarsasi hanya mendukung dua dimensi saja, yaitu sistem
perpajakan dan diskriminasi. Sedangkan dimensi keadilan belum bisa
dibuktikan.
Dari perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti,
maka peneliti semakin tertarik untuk mencoba meneliti kembali tentang
adanya pengaruh keadilan, dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi
wajib pajak mengenai penggelapan pajak pada Wajib pajak PPH badan di
KPP Pratama Sukabumi, dikarenakan PPH adalah sumber pemasukan
terbesar dalam pajak dan penelitian ini lebih spesifik ke Wajib Pajak Badan
dikarenakan penelitian sebelumnya meneliti persepsi etis dari pandangan
wajib pajak orang pribadi, peneliti memilih Wajib Pajak Badan dengan
spesifikasi wajib pajak badan menengah sampai besar sebagai responden
diharapkan wajib pajak badan dapat mewakili persepsi etis wajib pajak
tentang penggelapan dari perspektif pelaku usaha, dan juga penelitian ini
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki jumlah WP badan yang cukup banyak sehingga memiliki potensi
untuk mendapatkan pendapatan pajak yang besar.
Berdasarkan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
“Pengaruh Keadilan dan Sistem Pemungutan Pajak Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Studi Pada Wajib Pajak Badan di KPP Sukabumi)“
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana Keadilan mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak mengenai
Etika Penggelapan Pajak
2. Bagaimana Sistem Pemungutan Pajak mempengaruhi Persepsi Wajib
Pajak mengenai Etika Penggelapan Pajak
1.3.Maksud dan Tujuan Penelitian 1.1.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan
pengetahuan dan data dianalisis berdasarkan teori sehingga disebut
dengan penelitian deduktif. Penelitian deduktif adalah tipe
penelitian dengan melakukan uji hipotesis berdasarkan teori
sebagai pedoman atau arah untuk memilih, mengumpulkan, dan
9
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1.1.2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu menjawab rumusan masalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana Keadilan mempengaruhi Persepsi
Wajib Pajak mengenai Etika Penggelapan Pajak
2. Untuk mengetahui bagaimana Sistem Pemungutan Pajak
mempengaruhi Persepsi Wajib Pajak mengenai Etika
Penggelapan Pajak
1.4.Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfat bagi
pengembangan teori khususnya di Hukum Pajak dan juga
Akuntansi Perpajakan.Juga penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya wawasan berpikir dari segi keilmuan, terutama dalam
memperluas dan memperdalam pengetahuan tentang persepsi etis
atau tidaknya sebuah penggelapan pajak menurut wajib pajak yang
dipandang dari sudut keadilan dan sistem pemungutan yang
dijalankan
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Memberikan gambaran bagi pemerintah khsusunya
direktorat jenderal pajak selaku pelaksana di bidang pajak
(Fiskus) tentang persepsi penggelapan pajak yang dilihat
dari sudut keadilan dan sistem pemungutan .
2) Memberikan gambaran bagi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak dari sudut keadilan dn sistem
pemungutan
3) Menjadi kajian bagi peneliti selanjutnya yang berhubungan
dengan penelitian ini sehingga hasilnya lebih luas dan
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1Objek Penelitian
Dalam melakukan penelitian setiap peneliti harus mempelajari objek yang
akan diteliti dan menentukan langkah-langkah penelitian, agar penelitian yang
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Suharsimi Arikunto (2010)
menyatakan bahwa “Objek penelitian (variabel penelitian) adalah suatu yang
merupakan inti dari problema penelitian.”
Objek penelitian yang dianalisis dalam penelitian ini adalah pengaruh
keadilan, dan sistem perpajakan terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika
penggelapan pajak di wilayah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi.
Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan cara menyebarkan
kuesioner kepada Wajib Pajak di wilayah KPP Pratama Sukabumi. Sampel dalam
penelitian ini adalah para wajib pajak PPh Badan yang sudah mempunyai NPWP
yang berada di wilayah KPP Pratama Sukabumi. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik convenience nonprobability sampling yang
artinya mengambil sampel menurut kemudahan untuk mengakses sampel tersebut
dan anggota populasi tersebut tidak mempunyai peluang yang sama untuk terpilih
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
analitis dengan pendekatan survey, karena adanya variabel-variabel yang akan
ditelaah hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara
terstruktur, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar variabel
yang diteliti (Masri Singarimbun, 1995).
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,
gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Nazir (1999).
Sedangkan menurut Indriantoro (1999), penelitian deskriptif digunakan untuk
menjawab hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current
status dari subjek yang diteliti. Tipe dari penelitian deskriptif ini umumnya
berkaitan dengan opini (individu, kelompok, atau organisasional), kejadian, atau
prosedur.
Menurut Nazir, penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari
suatu kelompok ataupun suatu daerah.Ada dua cara dalam metode survey, yaitu
52
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
langsung dikomunikasikan kepada dan dikumpulkan dari responden (secara
perorangan) atau dapat juga dikomunikasikan dan dikumpulkan melalui pos.
Wawancara dapat dilakukan dengan komunikasi tatap muka atau telepon
(Indriantoro, 1999).
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel 3.2.2.1Definisi Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut dan kemudian ditarik kesimpulan. Menurut Sugiyono dalam
buku “Statistik Untuk Penelitian” (2002) yaitu “Secara teoritis, variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut sebuah objek, mempunyai variasi antara satu objek
dengan objek lainnya. ”. Sesuai dengan judul penelitian ini yaitu “Pengaruh
Keadilan dan Sistem Pemungutan Pajak Persepsi Wajib Pajak Mengenai etika
Penggelapan Pajak”, terdapat 2 variabel, yaitu:
a. Variabel Independen (X)
Variabel Independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel
lainnya. Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti, dalam penelitian ini.
Yang merupakan variabel independen adalah Faktor-Faktor yang dapat
mempengaruhi persepsi wajib pajak terhadap penggelapan pajak yaitu keadilan
dan sistem pemungutan pajak
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Siahaan (2010) Keadilan dibagi dalam tiga pendekatan yaitu:
Prinsip Manfaat, Prinsip Kemampuan Membayar, dan Keadilan Vertikal
dan Horizontal.
b. Variabel X2
Menurut (M Zain :2008) sistem pemugutan pajak itu dibagi menjadi 3:
Self Assessment System,Official assessment system, dan witholding
assessment system.
b. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen (Y) adalah variabel yang dipengaruhi variabel lainnya.
Dalam kaitannya dengan masalah yang diteliti. Variabel dependen juga disebut
sebagai variabel akibat dari adanya variabel independen yang menjadi variabel ini
adalah Persepsi Wajib Pajak terhadap Etika Penggelapan Pajak, Mardiasmo
(2009) mendefinisikan penggelapan pajak (tax evasion) Adalah usaha yang
dilakukan oleh wajib pajak untuk meringankan beban pajak dengan cara
melanggar undang-undang. Dikarenakan melanggar undang-undang, penggelapan
pajak ini dilakukan dengan menggunakan cara yang tidak legal. Para wajib pajak
sama sekali mengabaikan ketentuan formal perpajakan yang menjadi
kewajibannya, memalsukan dokumen, atau mengisi data dengan tidak lengkap
54
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Etika pajak adalah peraturan dalam lingkup dimana orang per orang atau
kelompok orang yang menjalani kehidupan dalam lingkup perpajakan, bagaimana
mereka melaksanakan kewajiban perpajakannya, apakah sudah benar, salah, baik
ataukah jahat. Etika penggelapan pajak dalam hal ini menjelaskan konteks
pengaruh terhadap variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini.
Pengukuran variabel ini menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh
Suminarsasi (2011) dan Nickerson, et al (2009).
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional menurut Husein Umar (2003) adalah
“penentuan suatu construct sehingga ia menjadi variabel atau
variabel-variabel yang dapat diukur.” Untuk memahami penggunaan variabel-variabel dalam
penelitian ini, penulis memberikan batasan-batasan atas variabel yang teliti
dengan operasional sebagai berikut :
TABEL 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator No.Quisioner Skala
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
56
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiono (2002) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas; objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Wajib Pajak Badan yang
berada di wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukabumi yang
berjumlah 390 perusahaan dengan pengelompokan
Tabel 3.2
Perusahaan Kecil Perusahaan Menengah Perusahaan Besar
278 81 31
Sumber:Dinas Koperasi,Perindustrian dan Perdagangan
Menurut Sugiono (2002) sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sample dalam penelitian ini
adalah Wajib Pajak Badan dengan spesifikasi usaha menengah sampai besar
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik convenience
nonprobability sampling yang artinya mengambil sampel menurut kemudahan
untuk mengakses sampel tersebut dan anggota populasi tersebut tidak mempunyai
peluang yang sama untuk terpilih menjadi sampel.
Adapun Jumlah sampel dari penelitian ini terdiri dari 42 responden dari 50
kuesioner yang disebar pada wajib pajak Badan di KPP pratama Sukabumi:
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
NO PERUSAHAAN
1 PD.Alam Aneka Aroma
2 PD.GAN
3 PT.Isopanel
4 PT.Radio Sinar Megasuara
5 Pangan Sejahtera
6 CV.Rhodas
7 CV.Maharani Citra Mandiri
8 PD.Barokah
9 PT.Matahari Dept Store
10 PT.Win Karya Perkasa
11 PT.Indomarco
12 CV.Intan Teknik
13 PT.Ramayana Dept Store
14 Radar Sukabumi
15 PT.Putri Daya Usahatama
16 PT.Sinar Sosro
17 PT.Radio Galaksi Media Utama
18 PD.Sejahtera Abadi
19 PT.Supra Natami Utama
58
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
21 PT. Esham Dima Mandiri
22 PT.Sukabumi Televisi Utama
23 PT.Subi TV
24 Multi Guna
25 PT. Sumber Alfaria Trijaya
26 PT.Taman Sari Cempaka
27 PT.Gas Alam Putra
28 CV.Budi Bakti
29 PT.Karya Patra Mandiri
30 PT.Gas Alam Putra
31 PT.Sekar Arum Gemilang
32 PT.Aldjaidi Putra Perkasa
33 CV. Agung
34 PT. Lion Superindo
35 PT.Robinson Putra Perkasa
36 PT. Great Apparel Indonesia
37 PD. Barokah
38 Perusahaan Keripik “SEHI”
39 BPMPT
40 PT.Radio SMS FM
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42 PT.Radio Galaksi
Sumber: Data Diolah
3.2.4Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis berusaha mengumpulkan data primer
maupun data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut :
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan terutama dimaksudkan untuk memperoleh data primer.
Dalam hal ini peneliti berusaha mengumpulkan data yang akurat dengan
cara menyebarkan kuisioner. Penulis memberikan suatu daftar pertanyaan
(kuisioner) yang harus diisi dan diserahkan kembali ke peneliti. Pengisian
kuisioner ini berdasarkan atas pengalaman dan pengetahuan pihak yang
bersangkutan sesuai dengan penelitian yang dibutuhkan. Jenis kuisioner
yang digunakan adalah kuisioner tertutup, yaitu seperangkat daftar
pertanyaan dengan alternatif jawaban yang telah tersedia, dimana
responden hanya memilih satu dari alternatif jawaban tersebut.
Kuisioner dipilih sebagai instrumen pengumpulan data karena :
a. Data yang diperlukan bersifat kualitatif.
b. Dapat disusun dengan cermat sesuai dengan permasalahan yang
diteliti.
60
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Relatif lebih efisien dari segi waktu dan tenaga, mengingat responden
yang cukup banyak.
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan terutama dimaksudkan untuk memperoleh data
sekunder guna mendukung data primer yang diperoleh selama penelitian.
Penulis mempelajari, mengkaji, dan menelaah literatur-literatur yang ada
kaitannya dengan objek penelitian ini, sehingga diharapkan data yang
diperoleh didukung dengan dasar-dasar teori yang relevan.
3.2.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian diperlukan instrumen yang akan digunakan untuk
memperoleh data dari lapangan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
kuesioner. Menurut Sugiyono (2002) “Instrumen penelitian digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang
akan digunakan untuk penelitian akan bergantung pada jumlah varaibel.
3.2.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan teknik pengolahan dan analisis
data secara kuantitatif dimana data mentah diperoleh dari jawaban responden
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baku, instrumen penelitian yang dibuat bertujuan untuk mentransformasikan data
kuantitatif agar dapat dianalisis dengan metode statistik yang diterapkan.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka pemberian skor untuk setiap
item digunakan skala Untuk mengukur kedua variabel tersebut dilakukan
penyebaran kuisioner kepada responden. Setiap variabel dijabarkan kedalam sub
variabel dan selanjutnya kedalam indikator yang kemudian dituangkan kedalam
pertanyaan-pertanyaan tertutup yang disusun dalam suatu daftar pertanyaan.
Setiap indikator dijabarkan kedalam sebuah pertanyaan dan menuangkannya
dalam daftar pertanyaan dengan menetapkan Skala Numerical scale pada alternatif
jawaban sebagai berikut :
1) Skor 5 untuk jawaban Selalu.
2) Skor 4 untuk jawaban Sering.
3) Skor 3 untuk jawaban kadang-kadang.
4) Skor 2 untuk jawaban jarang.
5) Skor 1 untuk jawaban Tidak pernah.
Teknik pengukuran yang dilakukan untuk mengubah data-data kualitatif
dari kuisioner menjadi suatu urutan data kuantitatif adalah numerical Scale, yang
merupakan suatu pengukuran dengan skala interval. Skala interval digunakan
untuk mengukur sifat, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini ditetapkan oleh
62
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut sugiyono (2010:133) kriteria interpretasi skor berdasarkan
jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, “skor maksimum setiap
kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai
100%, maka jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%. ((100%-20%)/5).”
Sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi Skor
Hasil Kategori
20%-35,99% Tidak Baik / Tidak Efektif
36%-51,99% Kurang Baik/Efektif
52%-67,99% Cukup Baik/Efektif
68%-83,99% Baik/Efektif
84%-100% Sangat Baik/Sangat Efektif
Sumber: data diolah
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang
diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban
kemudian dikalikan 100%.
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala pertanyaan
dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor
tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan
dengan jumlah responden secara keseluruhan. Dalam penelitian ini, nilai skala
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sehingga skor tertinggi adalah 42 x 5 = 210 untuk masing-masing item
pertanyaan.
Setelah adanya analisis data antara hasil kuesioner dan wawancara,
kemudian diadakan perhitungan dari hasil kuesioner agar hasil analisis dapat teruji
dan diandalkan. Data primer digunakan dalam penelitian ini perlu diuji validitas
dan reliabilitasnya karena data tersebut berasal dari jawaban responden yang
mungkin dapat menimbulkan bias. Hal ini sangat penting karena kualitas data
akan mempengaruhi kualitas kesimpulan.
3.2.6.1 Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010) validitas adalah “Suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu
instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya,
instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah”.
Sebagaimana dikemukakan dimuka, bahwa validitas adalah ukuran yang
menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang
diukur. Menurut Ghozali (2011:52) uji validitas digunakan untuk mengukur sah
atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kusioner tersebut. Pengujian menggunakan dua sisi dengan taraf
64
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Jika rhitung ≥ rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan berkolerasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan valid)
2. Jika rhitung < rtabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrumen atau
item-item pertanyaan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total
(dinyatakan tidak valid). (Priyatno, 2010:94)
3.2.6.2 Uji Reliabilitas
Untuk dapat memenuhi instrumen penelitian yang sifatnya selalu dapat
dipercaya (reliabel), maka digunakan uji reliabilitas yaitu untuk mengetahui
ketepatan nilai angket, artinya instrumen penelitian reliabel bila diujikan pada
kelompok yang sama walaupun pada waktu yang berbeda hasilnya akan sama atau
dengan kata lain mempunyai konsistensi dan stabilitas. Konsistensi menunjukkan
seberapa baik item-item yang mengukur sebuah konsep bersatu menjadi sebuah
kumpulan.
Menurut Sugiyono (2002) “Reliabilitas menunjukan keakuratan suatu alat
ukur”. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Pengujian reliabilitas instrumen dengan rentang skor 1-5 menggunakan rumus
Alpha Cronbach. Alpha Cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan
seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama
lain.
Adapun rumus yang dipakai dalam uji reliabilitas ini adalah:
�
11=
��−11− ��
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Arikunto, 2010)
Keterangan
11 = reliabilitas instrumen
= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
= jumlah varians butir
= varians total.
Alpha Cronbach dihitung dalam rata-rata interkorelasi antar item yang
mengukur konsep. Menurut Uma Sekaran (2006) menyatakan sebagai beriktu:
Semakin dekat Alpha Cronbach dengan 1 (satu), semakin tinggi keandalan konsistensi internal. Adapun pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas ini didasarkan reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 adalah dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.
Adapun Suatu konstruk dikatakan handal atau reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha> 0,70 (Ghozali, 2007).
3.2.7 Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis. 3.2.7.1Uji Normalitas
Uji normalitas menurut Purbayu (2005) adalah “ pengujian tentang
kenormalan distrubusi data”. Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang
sangat penting pada pengujian signifikan koefisien regresi. Model regresi yaang
baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal
sehingga layak untuk dilakukan pengujian secara statistik.
Menurut Imam Ghazali (2007) menjelaskan bahwa”Uji normalitas dengan
66
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
secara statistik dapat sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan untuk melengkapi
dilengkapi dengan uji statistik.
Uji nomalitas dapat dilihat dengan 2 cara:
A. Dengan pendekatan statistik uji kolmogorov-smirnov jika nilai nilai
probabilitas uji Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 5% (0.05) maka
disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal.
B. Dengan Pendekatan grafik jika data menyebar di sekitar garis diagonal
dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.
3.2.7.2Korelasi Product Moment
Analisis korelasi pearson product moment digunakan untuk
menentukan bagaimana kuatnya hubungan suatu variabel dengan variabel
lain yang dalam penelitian ini adalah hubungan antara Keadilan (X1) dan
Sistem Pemungutan Pajak (X2) Terhadap Persepsi Etis Wajib Pajak (Y).
Adapun rumus pearson product moment adalah :
√
Kriteria keputusan:
-rtabel< rhitung< + rtabel , maka H0 diterima
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis dapat dilihat dari hasil
pengujian Korelasi Product Moment dengan melihat nilai signifikansinya
sebagai berikut:
Ha diterima apabila nilai Sig.<0,05 maka ada korelasi signifikan.
Ho diterima apabila nilai Sig,>0,05 maka tidak ada korelasi yang
signifikan.
3.2.7.3Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mencari besarnya pengaruh
variabel independen. Untuk mengetahui besarnya koefisien determinan,
dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
KD = r2x 100
Sudjana (2005:246)
Keterangan:
KD = Koefisien determinan
r2 = Nilai koefisien product moment
Keterangan :
KD = 0%, berarti pengaruh Keadilan (variabel X1) atau Sistem Pemungutan
Pajak (variabel X2) terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika
68
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KD = 100%, berarti pengaruh Keadilan (variabel X1) atau Sistem Pemungutan
Pajak (variabel X2) terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika
Penggelapan Pajak (variabel Y) sangat tinggi.
Berdasarkan rumus di atas maka hasil perhitungan dapat dikategorikan
dalam kriteria besarnya pengaruh berdasarkan tabel sebagai berikut sebagai
berikut:
Tabel 3.5
Kriteria Koefisien Determinasi
Interval Tingkat Pengaruh
0% - 19,9% Sangat rendah
20% - 39,9% Rendah
40% - 59,9% Sedang
60% - 79,9% Kuat
80% - 100% Sangat kuat
(Sumber : Sugiyono 2010)
3.2.7.4Pengujian Hipotesis 3.2.7.4.1 Hipotesis Statistik
Ho1: 1= 0 : Keadilan (X) tidak berpengaruh terhadap Persepsi Wajib
Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Y).
H11: 1≠ 0: Keadilan (X) berpengaruh terhadap Persepsi Wajib Pajak
Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Y).
Ho2: =0 : Sistem Pemungutan Pajak (X) tidak berpengaruh terhadap
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H12: ≠ 0 :Sistem Pemungutan Pajak (X) berpengaruh terhadap Persepsi
Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak (Y)
3.2.7.4.2. Uji – t
Menurut Sugiyono (2008) uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh suatu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi
variabel terikat. Rumusnya adalah :
r √n-2
t =
√1-r2 Sumber : Sugiyono (2006)
Keterangan :
t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan ttabel
r = korelasi parsial yang ditemukan
n = jumlah sampel
Kriteria keputusan:
Jika thitung <t tabel ; maka Ho diterima dan Ha ditolak
Jika thitung > t tabel ; maka Ho ditolak dan Ha diterima
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka
dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji
secara parsial melalui uji signifikansi parsial (uji t), yang bermaksud untuk dapat
70
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif digunakan dengan tujuan
untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel X dan variabel Y,
dan seberapa besar pengaruh tersebut. Pada umumnya, formula hipotesis seperti
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Pengaruh keadilan dan
sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan
pajak (studi pada wajib pajak badan di kpp sukabumi)”, maka dalam bab ini dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh antara keadilan terhadap persepsi etis wajib pajak. Hal ini
menunjukkan bahwa ketika keadilan sudah dirasakan dengan adil oleh wajib
pajak maka tindakan penggelapan pajak dapat dikatakan tidak etis.
2. Terdapat pengaruh antara antara system pemungutan pajak terhadap persepsi
etis wajib pajak. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik sebuah sistem
pemungutan pajak yang dijalankan, persepsi wajib pajak terhadap tindakan
penggelapan pajak tidak etis.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan
104
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk menekan penggelapan pajak, maka pemerintah sebagai pembuat
keputusan harus menyelenggarakan pemungutan dan pengelolaan uang pajak
dengan adil,adil maksudnya menggunakan dana yang dikumpulkan dari pajak
untuk kepentingan umu, sehingga masyarakat percaya bahwa uang pajak yang
telah mereka disetorkan telah digunakan dengan baik.
2. Bagi Peneliti selanjutnya peneliti menyarankan agar dapat menambah jumlah
responden dan wilayah penelitian sehingga menambah sebuah penelitian yang
lebih baik dan hasilnya dapat di generalisir, menambahkan jumlah variabel
independen yang dapat mempengaruhi penggelapan pajak, seperti
diskriminasi, ketepatan pengalokasian, teknologi informasi dan budaya yang
berbeda, dan juga metode penelitian yang digunakan tidak hanya
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Daftar Pustaka
Alisuf, Sabri. 1993, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan Pedoman, Pedoman Ilmu,Jakarta
Arikunto, Suharsini.2010.Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Bineka Cipta.
Erly Suandy, 2005, Hukum Pajak, Jakarta : Penerbit Salemba Empat.
Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1997. Organizations : Behavior-Structure-
Processes, 9th edition, Ricahard D. Irwin, Inc.
Ghozali,Imam.2007.Aplikasi Analisis Meultivariate Dengan Program IBM SPSS
19. Edisi Lima. Semarang: Universitas Diponegoro.
Hermansyah, Wawan, Tarjo dan Nuril Herawati. (2009). Persepsi Wajib Pajak
terhadap Sunset Policy. Simposium Nasional Akuntansi (SNA)-XII
Palembang.
http://www.pajak.go.id
Husein Umar, 2003, Metodologi Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis
Bisnis,Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Indiantoro, Nur dan Bambang Supomo.1999.Metode Penelitian Bisinis. Yogyakarta: BPFE.
Izza, Ika Alfi Nur dan Ardi Hamzah. (2009). Etika Penggelapan Pajak Perspektif Agama: Sebuah Studi Interpretatif. Simposium Nasional Akuntansi (SNA)-XII Palembang.
Jalaludin Rakhmat, 2005, Psikologi Komunikasi edisi Revisi, Remaja Rosda Karya Bandung.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi.
106
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
McGee, R.W., Simon dan Annie: 2008, ‟A comparative Study on Perceived
Ethics of Tax Evasion: Hong Kong Vs the United Stated‟, Journal of Business Ethics 2008, pp. 147-158.
Nasir, Mohammad. 1999. Metode Penelitian, Cetakan Ke-4, Jakarta: Ghalia Indonesia.
Niccerson, Inge., Pleshko dan McGee: 2009, „Presenting the Dimensionality of
An Ethics Scale pertaining To Tax Evasion‟, Journal of Legal, Ethical and Regulatory Issues, Volume 12, Number 1. 2009.
Priyatno, Dwi. 2008 . “Mandiri Belajar SPSS”, Cet-1, Jakarta. PT. Buku Kita.
Purbayu Budi Santosa dan Ashari.2005. Analisis Statistik Dengan Microsoft Excel
dan SPSS.Yogyakarta: Andi.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep & Aspek
Formal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan Nomor 545/Kmk.04/2000 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-undang Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan.
Resmi, Siti. 2003. Perpajakan, Teori, dan Kasus. Jakarta : Salemba Empat.
Robbins, Stephen P., (2003). Organizational Behaviour. Tenth Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Siahaan, Marihot Pahala. (2010). Hukum Pajak Elementer: Konsep Dasar Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu
Siahaan, Marihot P. 2010. “Hukum Pajak Elementer”. Yogyakarta, Penerbit
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siahaan, Marihot P. 2010. “Hukum Pajak Material”. Yogyakarta, Penerbit Graha Ilmu.
Singarimbun Masri & Efendi Sofyan, 1995. Metode Penelitian Survey, Edisi
Revisi, Jakarta: LP3ES.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Soemitro, R. (1994). Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan. Bandung: PT.Eresco.
Suandy Erly,Perencanaan Pajak, Edisi 4,Jakarta : Salemba Empat, 2008
Suminarsasi, W (2012). Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan dan Diskriminasi Terhadap Persepsi Wajib Pajak Mengenai Etika Penggelapan Pajak. Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin
Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV.Alfabeta
Sugiyono, 2001. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ke-3, Bandung: CV. Alphabeta.
Sugiyono, 2002. Statistika Untuk Penelitian. Cetakan Ke-4, Bandung: CV. Alphabeta.
Sugiyono (2010). “Metode Penelitian Bisnis”. Bandung : Alfabeta
Syopiansyah Jaya Putra dan DurrachamanYusuf. 2009. “Etika Bisnis dan Hak Kekayaan Intelektual”. Jakarta.
Torgler, Benno, 2008. Introduction to the Special Issue on Tax Compliance and Tax Policy, Economic Analysis and Policy , The School of Economics and Finance, March, 38 (1), Queensland University of Technology,Australia.
Velasquez, Manuel G. 2002. “Business Ethics: Consepts and Cases Fift Edition”. New Jersey, Mc. Pearson Education.
Walgito, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi.
108
Resa Ginanjar, 2014
Pengaruh keadilan dan sistem pemungutan pajak terhadap persepsi wajib pajak mengenai etika penggelapan pajak
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Widyaningsih, Aristanti. (2011). Hukum Pajak dan Perpajakan dengan
Pendakatan Mind Map. Bandung : Alfabeta.