DRUG DELIVERY SYSTEM
Dhadhang Wahyu Kurniawan @Dhadhang_WK
Laboratorium Farmasetika Unsoed
3/2
6/2
01
5
R
UTE PENGHANTARAN OBAT YANG UMUM DIGUNAKAN 3/2 6/2 01 5 2T
EKNOLOGIM
IKROENKAPSULASI--
PENDAHULUAN Teknologi mikroenkapsulasi telah digunakan
sejak tahun 1930 dalam pengemasan flavour dan vitamin.
Sejak produk komersial pertama (kertas fotokopi
tanpa karbon) dikenalkan, teknologi ini terus mengalami perkembangan.
Berbagai macam teknik mikroenkapsulasi sudah
tersedia sekarang, dan produk mikroenkapsulasi digunakan secara luas di bidang farmasi,
biomedis, pertanian, makanan, produk konsumen, dan industri kosmetik.
3/2
6/2
01
5
T
EKNOLOGI MIKROENKAPSULASI--
PENDAHULUAN Aplikasi mikropartikel dalam industri farmasi
dan biomedis antara lain:
Menutupi rasa dan bau
Melindungi obat dari lingkungan
Mengurangi ukuran partikel untuk meningkatkan
kelarutan obat-obat yang kelarutannya kurang bagus
Penghantaran obat terkendali atau berkelanjuta Enkapsulasi sel
Seiring berkembangnya bioteknologi dan kimia
polimer, penggunaan sistem mikropartikel akan terus tumbuh untuk berbagai macam aplikasi.
3/2
6/2
01
5
M
IKROENKAPSULASI--
TERMINOLOGI Proses mikroenkapsulasi menghasilkan partikel
kecil dalam rentang ukuran dari 1 hingga 1000 μm.
Terdapat beberapa nama berbeda untuk
partikel-partikel ini: microparticle, microsphere, microcapsule, dan micromatrix.
Mikrokapsul dibuat dari substansi inti tunggal atau
ganda (solid atau likuid) yang dikelilingi oleh dinding kapsul yang berbeda.
Mikromatriks merupakan matriks polimer yang di
dalamnya dienkapsulasi substansi yang terdispersi secara homogen. 3/2 6/2 01 5 5
M
IKROENKAPSULASI--
TERMINOLOGI Secara umum, dikenal dua tipe mikropartikel,
yaitu mikrosfer dan mikrokapsul.
Mikrosfer merupakan mikropartikel berbentuk
bola dan mikrokapsul adalah mikropartikel yang memiliki inti yang dikelilingi oleh bahan yang jelas berbeda dari inti. Inti dapat berupa
padatan, cairan, atau bahkan gas (Shamad et al., 2010). 3/2 6/2 01 5 6
3/2
6/2
01
5
M
IKROPARTIKEL SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN OBAT Sistem pembawa mikropartikel penting untuk
penghantaran obat per oral, terutama untuk:
meningkatkan bioavailabilitas, meningkatkan absorbsi obat,
spesifik mentarget organ tertentu dan mengurangi
toksisitas,
meningkatkan toleransi lambung terhadap suatu zat
iritan lambung, dan
beraksi sebagai pembawa untuk antigen (Shamad et
al., 2010). 3/2 6/2 01 5 8
B
AHAN UNTUK MIKROPARTIKEL Bahan yang digunakan untuk pembuatan sistem
mikropartikulat harus memenuhi persyaratan berikut:
durasi aksi yang lebih lama,
dapat mengendalikan pelepasan kandungan, dapat meningkatkan efikasi terapeutik,
memiliki sifat dapat melindungi obat, dapat mengurangi toksisitas,
memiliki sifat biokompatibel, relatif stabil, dan
sifat kelarutan dalam air atau redispersibilitasnya
baik. 3/2 6/2 01 5 9
B
AHAN UNTUK MIKROPARTIKEL Polimer Alam
Karbohidrat: pati, agarosa, kitosan, gellan gum, dan
alginat.
Karbohidrat yang dimodifikasi secara kimia: hidroksi
propil metil selulosa (HPMC), hidroksipropil etil selulosa, etil selulosa, pati poliakril, dan dekstran polialkil.
Protein: albumin, gelatin, dan kolagen Polimer sintetik
Biodegradabel: poliasam laktat (PLA), polilaktida G,
poliasam laktat-co-glikolat (PLGA), polikaprolakton, dan polianhidrida.
Nonbiodegradabel: Eudragit L, Eudragit RS, Eudragit
RL, poli (metil metakrilat), dan polimer epoksi.
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL Pembuatan mikropartikel dapat dilakukan
dengan beberapa teknik pembuatan.
Teknik pembuatan yang dipilih didasarkan pada
beberapa parameter seperti:
polimer,
obat (protein, peptida, atau nonprotein), lama terapi, dan
tujuan penggunaan. 3/2 6/2 01 5 11
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL Pemilihan metode pembuatan mikrosfer juga
ditentukan oleh beberapa faktor formulasi dan teknologi yang terkait, antara lain:
rentang ukuran partikel yang diinginkan,
proses yang tidak boleh mempengaruhi stabilitas
bahan aktif farmasi,
profil pelepasan harus reprodusibel, dan
tidak ada bahan beracun dalam produk final
(Shamad et al., 2010). 3/2 6/2 01 5 12
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL Beberapa teknik pembuatan mikrosfer, yaitu: Teknik emulsi emulsi tunggal emulsi ganda Teknik polimerisasi polimerisasi bulk, polimerisasi suspensi, polimerisasi emulsi, polimerisasi antarmuka),
teknik koaservasi pemisahan fasa, spray drying dan spray congealing, gelasi ionik, dan
ekstraksi pelarut atau penguapan pelarut (Shamad et
al., 2010). 3/2 6/2 01 5 13
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
TEKNIK EMULSI TUNGGAL Teknik emulsi tunggal adalah proses dua
langkah yang menerapkan polimer alam
(misalnya, protein dan karbohidrat) sebagai bahan pembawa.
Langkah pertama adalah pelarutan atau dispersi
polimer alam di dalam media air diikuti dengan dispersi dalam media non-air.
Langkah kedua adalah tautan silang dari globul
yang terdispersi, yang dicapai dengan cara fisik (pemanasan) atau cara kimia.
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
TEKNIK EMULSI TUNGGAL Tautan silang secara fisik dicapai dengan
mendispersikan larutan polimer atau suspensi dalam media non-air yang sudah dipanaskan sebelumnya, tetapi cara ini tidak cocok untuk obat termolabil (yaitu, protein, peptida, dan lain-lain).
Tautan silang secara kimia menggunakan agen
pentaut silang kimia seperti formaldehida, glutaraldehid (GA), dan diacid klorida.
Namun, teknik ini memiliki kelemahan dari
pemaparan yang berlebihan bahan aktif
terhadap bahan kimia jika ditambahkan pada saat pembuatan (Shamad et al., 2010).
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK EMULSI TUNGGAL 3/2 6/2 01 5 17 Mikroenkapsulasi berdasarkan emulsi m/a dan cross-linking in situ 3/2 6/2 01 5 18
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
TEKNIK EMULSI GANDA Teknik emulsifikasi ganda melibatkan
pembentukan emulsi ganda atau multi [air-dalam-minyak-dalam-air (W/O/W)].
Merupakan metode pilihan untuk obat larut air,
peptida, dan vaksin.
Pembawa yang digunakan dapat berupa polimer
alami dan sintetik.
Stabilitas emulsi primer tergantung pada ukuran
tetesan.
Emulsi primer lebih stabil apabila ukuran
tetesannya lebih halus.
Stabilitas emulsi primer berpengaruh terhadap
loading obat. 3/2 6/2 01 5 19
T
EKNIK EMULSI GANDA Suatu agen pengemulsi yang cocok digunakan
apabila selama penguapan pelarut tetesan awal menyusut dalam ukuran, yang menyebabkan
peleburan/koalesensi dan aglomerasi dari emulsi skunder.
Penghilangan pelarut dilakukan dengan
penguapan pelarut atau ekstraksi pelarut.
Ekstraksi pelarut melibatkan penambahan air
dalam jumlah banyak ke dalam pelarut organik yang berdifusi keluar, kemudian filtrasi, dicuci, dan pengeringan dilakukan untuk memperoleh mikrosfer (Shamad et al., 2010).
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK EMULSI GANDA 3/2 6/2 01 5 21T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
TEKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA Teknik koaservasi pemisahan fasa
dikembangkan untuk sistem pembawa jenis-mikroreservoir (yaitu, mikrokapsul bukan mikrosfer) jika obat hidrofilik.
Namun, teknik yang sama digunakan untuk
sistem pembawa jenis-matriks jika obat hidrofobik di alam.
Pembentukan mikrosfer atau mikrokapsul
melibatkan pembentukan koaservat.
Koaservasi dipengaruhi oleh penurunan
kelarutan polimer dalam pelarut organik.
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK KOASERVASI PEMISAHAN FASA
Berbagai metode digunakan untuk
mengurangi kelarutan polimer.
Pemilihan metode didasarkan pada
polimer dan kondisi proses.
Metodenya adalah
penambahan garam,
penambahan nonpelarut,
penambahan polimer inkompatibel, dan
perubahan pH (Shamad et al., 2010).
3/2
6/2
01
5
D
IAGRAM FASA UNTUK KOASERVASI KOMPLEKS 3/2 6/2 01 5 24S
KEMA PEMBUATAN MIKROPARTIKEL DENGAN METODE KOASERVASI PEMISAHAN FASA3/2
6/2
01
5
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
S
PRAY DRYING&
SPRAY CONGEALING Spray drying dan spray congealing adalah proses
serupa namun berbeda dalam pemadatan material polimer.
Spray drying melibatkan dispersi obat ke dalam
larutan polimer.
Suatu pelarut dipilih di mana polimer larut tetapi obat
tidak larut.
Obat didispersikan dengan bantuan homogenizer
kecepatan tinggi, dan kemudian dispersi dikabutkan di udara panas.
Pelarut segera menguap dari tetesan yang dikabutkan,
yang mengarah pada pembentukan mikropartikel pada rentang ukuran 1-100 µm. 3/2 6/2 01 5 27
S
PRAY DRYING&
SPRAY CONGEALING Separator cyclone digunakan untuk memisahkan
mikropartikel dari udara panas.
Metode spray congealing menggunakan dispersi
obat ke dalam lelehan bukan larutan polimer.
Pembentukan mikrosfer dicapai dengan
penyemprotan dispersi panas ke aliran udara dingin.
Beberapa bahan yang padat pada suhu ruang
tetapi dapat meleleh pada suhu normal, seperti lilin, alkohol, dan polimer, digunakan dalam
teknik spray congealing (Shamad et al., 2010).
3/2
6/2
01
5
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
METODE GELASI IONIK Pembuatan mikrosfer dengan metode gelasi ionik
dibuat dari polimer jenis-gel, seperti alginat, diproduksi dengan melarutkan polimer dalam larutan berair, mensuspensikan bahan aktif ke dalam campuran, dan ekstrusi melalui perangkat presisi, menghasilkan mikrotetes yang jatuh ke dalam bak pengerasan yang diaduk perlahan.
Bak pengerasan biasanya berisi larutan kalsium
klorida, dimana ion-ion kalsium divalen mentaut silang polimer dan membentuk mikrosfer gel.
3/2
6/2
01
5
M
ETODE GELASI IONIK Permukaan mikrosfer dapat dimodifikasi lebih
lanjut dengan pelapisan menggunakan polimer polikationik, seperti polilisin atau kitosan setelah pembuatan.
Kelebihan proses ini adalah sederhana dan
ringan dan tautan silang bersifat reversibel secara fisik yang dilakukan dengan interaksi elektrostatik, bukan tautan silang kimia untuk menghindari kemungkinan toksisitas pereaksi dan efek yang tidak dikehendaki (Shamad et al., 2010). 3/2 6/2 01 5 30
T
EKNIK PEMBUATAN MIKROPARTIKEL
METODE EKSTRAKSI PELARUT/
PENGUAPAN PELARUT Metode ekstraksi pelarut melibatkan penghilangan
pelarut organik dengan ekstraksi pelarut organik bercampur-air seperti isopropanol, yang
mengakibatkan pengerasan mikrosfer.
Teknik ini juga disebut sebagai "pengeringan dalam
air".
Teknik ini pada dasarnya digunakan untuk
enkapsulasi obat-obatan tidak larut air.
Suatu larutan polimer pembentuk dinding dibuat
dalam pelarut organik bercampur-air ke mana obat itu langsung dilarutkan atau dengan bantuan
sebuah kosolven atau terdispersi (Shamad et al., 2010). 3/2 6/2 01 5 31
M
ETODE EKSTRAKSI PELARUT/
PENGUAPAN PELARUT 3/2 6/2 01 5 32M
ETODE EKSTRAKSI PELARUT/
PENGUAPAN PELARUT 3/2 6/2 01 5 33K
ARAKTERISASI SISTEM MIKROPARTIKULAT 3/2 6/2 01 5 34A
PLIKASI MIKROSFER 3/2 6/2 01 5 35 Scanning electron micrographs of PLGA encapsulating
poly[(1,6-bis-carboxyphenoxy)hexane] (PCPH) (A), PCPH encapsulating PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 2 : 1) (B), and PCPH
encapsulating PLGA (PCPH :PLGA mass ratio ¼ 3 : 1) (C). Scale bar ¼ 25 mm. 3/2 6/2 01 5 36
Scanning electron micrograph of polylactic acid microspheres
containing phenolphthalein prepared by the solvent evaporation method. Magnification 4000. 3/2 6/2 01 5 37
R
ISET DI FARMASI UNSOEDDHADHANG WAHYU KURNIAWAN
(2011)
3/2
6/2
01
5