• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BAKTERI Coliform PADA AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE Most Probable Number (MPN)

TUGAS AKHIR

OLEH :

ELISABETH SERIE ANAKAMPUN NIM 142410028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

ANALISIS BAKTERI Coliform PADA AIR LIMBAH DENGAN

MENGGUNAKAN METODE Most Probable Number (MPN)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi Dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

OLEH :

ELISABETH SERIE ANAKAMPUN NIM 142410028

Medan, Juli 2017 Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing,

Denny Satria, S.Farm., M.Si., Apt.

NIK 89072816041001

Disahkan Oleh:

Dekan,

(4)

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Elisabeth Serie Anakampun

Nomor Induk Mahasiswa : 142410028

Program Studi : D III Analis Farmasi dan Makanan

Judul Tugas Akhir : Analisis Bakteri Coliform pada Air Limbah dengan Menggunakan Metode Most Probable Number (MPN) dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini ditulis berdasarkan data dari hasil pekerjaan yang saya lakukan sendiri, dan belum pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar ahli madya di perguruan tinggi lain, dan bukan plagiat karena kutipan yang ditulis telah menyebutkan atau mencantumkan sumbernya di dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ada pengaduan dari pihak lain karena di dalam tugas akhir ini ditemukan plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi apapun oleh Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, dan bukan menjadi tanggung jawab pembimbing.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat digunakan jika diperlukan sebagaimana mestinya.

Medan, Juli 2017 Yang Menyatakan,

Elisabeth Serie Anakampun NIM 142410028

Materai Rp 6.000

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Bakteri Coliform Pada Air Limbah Dengan Menggunakan Metode Most Probable Number (MPN)”. Tugas Akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar ahlimadya analis farmasi dan makanan pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

Salah satu parameter mutu air limbah adalah adanya bakteri Coliform.

Tujuan penelitian ini adalah untuk tujuan mengetahui jumlah bakteri Coliform dari air limbah domestik yang akan dianalisa melalui metode MPN (Most Probably Number) memenuhi persyaratan atau tidak. Ternyata bahwa air limbah

domestik yang diteliti memenuhi syarat dari kadar maksimum bakteri Coliform.

Penulis juga banyak mendapat bimbingan, arahan dan motivasi dari berbagai pihak yang mendukung penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis berterima kasih kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Masfria, M.S., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Popi Patilaya, S. Si., M. Sc., Apt. Selaku Ketua Program Studi D III Analis Farmasi dan Makanan Universitas Sumatera Utara

3. Bapak Denny Satria, S. Farm., M. Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing penulis. Terima kasih yang sebesar-besarnya atas pembelajaran, bimbingan, motivasi kepada penulis selama penyelesaian tugas akhir ini.

4. Terima kasih untuk kedua orangtua penulis Ir. Samen Anakampun dan

(6)

mengiringi setiap langkah penulis dalam pencapaian hidup. Untuk adik- adik penulis Christina, Paula, Erli, John Christo dan Naomi terima kasih untuk doa, semangat, candaan dan motivasi. Semoga penulis dapat menjadi teladan kakak yang baik untuk kalian.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini jauh dari sempurna dan memiliki banyak kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan dan peningkatan mutu tugas akhir dimasa yang akan datang.

Akhir kata terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah mendukung proses penyelesaian tugas akhir ini. Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Juli 2017 Penulis

Elisabeth Serie Anakampun NIM 142410028

(7)

ANALISIS BAKTERI Coliform PADA AIR LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE Most Probable Number (MPN)

ABSTRAK

Air limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui air limbah yang dianalisis mengandung bakteri Coliform memenuhi persyaratan yang sesuai dengan baku mutu yang telah ditetapkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Sampel yang dianalisa adalah sampel dari Laboratorium Mikrobiologi Balai Riset dan Standarisasi Medan dengan kode PA 0164. Pemeriksaan sampel dilakukan dengan metode MPN di Laboratorium Mikrobiologi Balai Riset dan Standarisasi Medan.

Analisis bakteri Coliform dilakukan dengan metode MPN yang memperoleh hasil 1600, dimana menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik nilai maksimum untuk parameter bakteri Coliform di dalam air limbah Domestik adalah 3.000 MPN/100ml.

Sehingga hasil yang diperoleh dari sampel PA 0164 memenuhi persyaratan sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

Kata kunci: Air Limbah, Bakteri Colifrom, Metode MPN.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL PENGUJIAN ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang. ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Air ... 3

2.2 Pencemaran ... 4

2.2.1 Pencemaran Air ... 4

2.3 Limbah ... 5

2.3.1 Limbah Domestik ... 7

2.3.2 Limbah Industri ... 8

2.3.3 Limbah Pertanian ... 9

2.3.4 Sedimen/Lumpur ... 9

(9)

2.4 Bakteri Coliform ... 10

2.5Analisis Coliform dengan Metode MPN.. ... 12

BAB III METODE PENGUJIAN ... 14

3.1 Tempat dan Waktu ... 14

3.2 Sampel... 14

3.2.1 Sampel yang Diteliti ... 14

3.3 Alat ... 14

3.4 Bahan ... 14

3.4.1 Pembuatan Media ... 14

3.4.1.1 Media Lactose Broth Double ... 14

3.4.1.2 Media Lactose Broth Single ... 15

3.4.1.3 Media Brilliant Bile Lactose Broth ... 15

3.4.2 Tahap Pengujian ... 15

3.4.2.1 Preparasi Sampel ... 15

3.4.2.2 Uji Sangkaan ... 15

3.4.2.3 Uji Penegasan (Confirmed Test) ... 16

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 19

5.1. Kesimpulan ... 19

5.2. Saran ... 19

DAFTAR PUSTAKA ... 20

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 2.1 Daftar APM coliform menggunakan 5 tabung ... 20

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Sampel Air Limbah ... 22

1.2 Pengencer (LB) ... 22

1.3 Media (BGLB) ... 22

1.4 Lactose Broth ... 22

1.5 BGLB 1 ml (+ 5) ... 22

1.6 BGLB 1 ml (+ 5) ... 22

1.7 BGLB 0,1 ml (+ 4) ... 22

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup ... 22

(13)
(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air adalah sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya. Manusia memerlukan air baik untuk proses kimia fisika maupun untuk aktivitas kehidupan lainnya (Supardi, 2003).

Air merupakan materi esensial yang sangat dibutuhkan makhluk hidup bagi kelangsungan hidupnya. Tidak ada satu pun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan, sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuh – tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan tersusun oleh air. Dari sejumlah 40 juta m3 air yang berada di permukaan bumi, tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta m3) yang secara langsung dapat digunakan untuk kepentingan manusia. Karena dari jumlah 40 juta air yang ada di bumi, 97% terdiri dari air laut dan jenis air lain yang berkadar garam tinggi, 2.5% berbentuk salju dan es-abadi yang di dalam keadaan mencair baru dapat dipergunakan secara langsung oleh manusia (Suriawiria, 1996).

Menurunnya kualitas air dapat disebabkan oleh kandungan sedimen yang bersumber dari kandungan bahan-bahan atau senyawa limbah rumah tangga(limbah domestik), limbah industri atau limbah petanian. Peristiwa ini dikenal dengan polusi atau pencemaran air (Suripin, 2001).

Salah satu penyebab pencemaran air disebabkan oleh limbah domestik.

Dimana air limbah domestik adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri, ataupun tempat-tempat umum lainnya, serta pada umumnya

(15)

mengandung zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia memengaruhi aktivitas makhluk hidup lainnya, dan dapat merusak lingkungan hidup (Zulkifli, 2014).

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk memilih judul

“Analisis Bakteri Coliform pada Air Limbah Domestik”. Agar dapat menilai kualitas air limbah domestik memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari analisa bakteri pada air limbah domestik adalah untuk mengetahui jumlah bakteri Coliform dari air limbah domestik yang akan dianalisa melalui metode MPN (Most Probable Number) memenuhi persyaratan atau tidak.

1.3 Manfaat

Analisa bakteri Coliform pada air limbah domestik agar dapat mengetahui jumlah bakteri Coliform dari air limbah domestik yang akan dianalisa melalui metode MPN (Most Probable Number) memenuhi persyaratan atau tidak.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air

Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65-75% dari berat badan manusia dewasa terdiri dari air. Setiap orang memerlukan air minum sebanyak 2,5-3 liter setiap hari termasuk air yang berada dalam makanan. Secara global kuantitas sumberdaya tanah dan air di bumi relatif tetap, sedangkan kualitasnya makin hari semakin menurun (Suripin, 2001).

Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia mulai dari air untuk memenuhi kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci, air irigasi atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air mencakup tiga karakteristik yaitu fisik, kimia dan biologi.

Adapun karakteristik fisik yang terpenting mempengaruhi kualitas air ditentukan oleh:

a. Bahan padat keseluruhan b. Kandungan sedimen c. Kekeruhan

d. Warna e. Bau dan rasa f. Temperatur

(17)

a. pH

b. Alkalinitas c. Kesadahan

2.2 Pencemaran

Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No. 02/MENKLH/1988, yang dimaksud dengan pencemaran adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan/atau kompoen lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara/air menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Kristanto, 2002).

2.2.1 Pencemaan Air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi lagi sesuai peruntukannya (Mulia, 2005).

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organisme perairan seperti bentos atau zona bentik adalah organisme yang tinggal di dasar laut, perifiton adalah campuran kompleks dari alga, mikroba heterotrofik yang melekat pada dasar ekosistem perairan, dan plankton. Pencemaran air selain menyebabkan dampak lingkungan yang buruk, seperti timbulnya bau, menurunnya keanekaragaman dan mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena didalam air

(18)

tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak komponen-komponen beracun (Nugroho, 2006).

Salah satu sumber pencemaran terbesar sungai-sungai di indonesia adalah limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga ringan berasal dari air bekas cucian rumah tangga, seperti peralatan makan, pakaian dan sebagainya (Zulkifli, 2014).

2.3 Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri, ataupun tempat- tempat umum lainnya, serta pada umumnya mengandung zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia memengaruhi aktivitas makhluk hidup lainnya, dan dapat merusak lingkungan hidup (Zulkifli, 2014).

Meskipun dinamakan air sisa, volume besar karena kurang lebih 80% dari air yang digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi dalam bentuk yang sudah kotor (tercemar). Selanjutnya, air limbah akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut dan akan digunakan oleh manusia lagi (Zulkifli, 2014).

Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air merupakan penyebab utama polusi air. Polusi air didefenisikan sebagai pembuangan substansi dengan karakteristikdan jumlah yang menyebabkan estetika, bau, dan rasa menjadi terganggu dan/atau menimbulkan potensi kontaminasi.

(19)

Dewasa ini air telah menjadi masalah di sebagian besar belahan bumi dan perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat. Untuk memperoleh air yang baik, memenuhi standar mutu yang diperlukan, sudah menjadi barang mahal karena air sudah banyak yang terkena polusi (tercemar) oleh bermacam-macam kegiatan manusia. Air permukaan terkena polusi oleh kegiatan manusia selama mengalir di atas permukaan tanah dan oleh pembangunan limbah ke dalam badan- badan air. Badan air merupakan keseimbangan sebuah sistem kehidupan yang kompleks. Ekosistem dalam badan air ini mempunyai kapasitas pemurnian tetentu. Dalam aliran alamiah terjadi siklus yang seimbang antara kehidupan flora dan fauna air. Polusi akibat pembuangan limbah industri maupun limbah domestik akan mengganggu siklus yang ada. Jika limbah yang mengandung polutan dibuang ke dalam badan air yang airnya bersih jernih, kualitas air akan berubah.

Air menjadi keruh, sinar matahari terhalang menembus ke dalam air, dan tumbuhan hijau yang menyerap karbondioksida dan melepas oksigen dalam kegiatan fotosintesisnya akan mati. Kandungan oksigen dalam air menurun, dan daya dukung air terhadap kehidupan menurun. Polusi dari limbah domestik, industri dan pertanian banyak mengandung bahan organik tidak stabil yang secara normal tidak dapt dijaga mekanisme keseimbangannya oleh organisme, suplai oksigen dan sinar matahari, sebagai akibatnya kemurnian, kejernihan, kandungan air teranggu. Air mempunyai kemampuan untuk memurnikan dirinya sendiri secara biologis selama beban yang diterimanya tidak melebihi batas.

Berbagai macam kegiatan manusia menghasilkan produk sampingan atau buangan yang biasa disebut limbah, baik yang berupa limbah padat, cair, maupun

(20)

limbah panas. Bentuk limbah dapat dikelompokkan menjadi limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, sedimen, polusi laut, dan pembangkit nuklir.

2.3.1 Limbah domestik

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik yang dimaksud air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air.

Buangan saniter meliputi semua air dari toilet, dapur, restoran, hotel, rumah sakit, laundry, dan lain-lain, yang dibuang ke sistem drainase dan/atau sungai. Air buangan ini terutama terdiri dari bahan organik, termasuk bakteri yang berbahaya, serta detergen. Bahan organik pada umunya berupa limbah yang dapat membentuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme. Pembuangan bahan organik ke badan air dapat meningkatkan populasi mikroorganisme sehingga tidak tertutup kemungkinan meningkatnya kategori bakteri patogen. Adanya bahan detergen dan sejenisnya (sabun, sampho, dan bahan pembersih lainnya) yang berlebihan di dalam air ditandai dengan adanya buih-buih di permukaan air. Kehadiran detergen dan sejenisnya di dalam air akan (1) menaikkan pH air sehingga mengganggu kehidupan mikroorganisme air, (2) mematikan kehidupan organisme air, khususnya detergen atau sabun yang mengandung antiseptik, (3) merusak lingkungan, mengingat ada bahan sabun atau detergen yang tidak dapat di degradasi oleh mikroorganisme.

Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting :

1. Tinja (faeces), berpotensi mengundang mikroba patogen

(21)

2. Air seni (urine) umumnya mengandung nitrogen dan posfor, serta kemungkinan kecil mikro-organisme

3. Grey water, merupakan air bekas cucian dapur, mesin cuci dan kamar mandi. Grey water sering juga disebut dengan istilah sullage.

Campuran feses dan urine (air seni) disebut sebagai excreta, sedangkan campuran excreta dengan air bilasan toilet disebut black water. Mikroba patogen banyak terdapat pada excreta. Excreta ini merupakan salah satu jalan utama bagi penyakit bawaan air.

2.3.2 Limbah Industri

Industrialisasi telah menyebabkan polusi udara dan air. Limbah industri sering mengandung bahan-bahan kimia yang berlebihan seperti asam, alkali, minyak, vaselin, phenol, dan mercury (bahan radioaktif) yang dapat masuk/diserap ke dalam rantai makanan tumbuhan dan hewan air dan dapat sampai ke tubuh manusia.

2.3.3 Limbah Pertanian

Aliran permukaan dari lahan pertanian dapat menyebabkan polusi air karena pemakaian pupuk, pestisida, dan herbisida pada tanaman. Bahan pestisida di dalam air sulit untuk dipecah oleh mikroorganisme, kalaupun bisa hal itu akan memakan waktu yang cukup lama. Waktu degradasi oleh mikroorganisme dapat berlangsung dari beberapa minggu sampai beberapa tahun. Polusi dari kegiatan pertanian juga berupa kotoran hewan, sisa makanan ternak.

2.3.4 Sedimen/Lumpur

Lumpur yang berasal dari erosi tanah yang terbawa aliran permukaan

(22)

kemurnian air berkurang dan air menjadi keruh. Kekeruhan ini akan menghalangi penetrasi sinar matahari ke dalam air. Akibatnya proses fotosintesis tumbuhan di dalam air tidak dapat berlangsung. Kandunga karbondoiksida dalam air tidak dapat meningkat, dan sebaliknya kandungan oksigennya menurun. Penurunan kandungan oksigen akan mempengaruhi kehidupan hewan air (Suripin, 2001).

Pencemaran air dapat menyebabkan berkurangnya keanekaragaman atau punahnya populasi organisme perairan seperti bentos atau zona bentik adalah organisme yang tinggal di dasar laut, perifiton adalah campuran kompleks dari alga, mikroba heterotrofik yang melekat pada dasar ekosistem perairan, dan plankton. Pencemaran air selain menyebabkan dampak lingkungan yang buruk, seperti timbulnya bau, menurunnya keanekaragaman dan mengganggu estetika juga berdampak negatif bagi kesehatan makhluk hidup, karena didalam air tercemar selain mengandung mikroorganisme patogen, juga mengandung banyak komponen-komponen beracun (Nugroho, 2006).

2.4 Bakteri Coliform

Bakteri Coliform merupakan mikroba yang paling sering ditemukan di badan air yang telah tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri Coliform dikeluarkan dari dalam tubuh setiap hari dan bakteri yang paling dominan ditemukan adalah Escherichia coli. Sehingga pencemaran limbah domestik dapat dideteksi dengan cara menghitung kepadatan Coliform yang terbawa oleh tinja manusia dan masuk ke dalam perairan (Khotimah, 2013).

Bakteri Coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri Coliform merupakan bakteri indikator

(23)

keberadaan bakteri patogenik dan masuk dalam golongan mikroorganisme yang lazim digunakan sebagai indikator, di mana bakteri ini dapat menjadi sinyal untuk menentukan suatu sumber air telah terkontaminasi oleh patogen atau tidak. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri bentuk batang, gram

negatif, tidak membentuk spora, aerobik dan anaerobik fakultatif yang mengfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC.

Bakteri golongan Coliform dinyatakan sebagai bakteri indikator pencemaran air. Kehadirannya dalam air terutama air sumber MCK sangat tidak diharapkan. Dalam pemeriksaan bakteri golongan Coliform ada dua macam, yaitu bakteri golongan Coliform non fekal dan bakteri Coliform fekal. Coliform non fekal berasal dari hewan atau tanaman sudah mati, misalnya Enterobacter aerogenes. Sedangkan Coliform fekal berasal dari kotoran manusia dan hewan,

misalnya Escherichia coli. Untuk mengetahui jumlah Coliform dalam suatu sampel dapat digunakan metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) bakteri Coliform. Prinsip dari metode ini adalah fermentasi laktosa selama 24 jam oleh

bakteri Coliform yang akan menghasilkan asam dan gas yang tertangkap oleh tabung durham dalam tabung uji (Siregar, 2013).

Untuk persyaratan hygienis kadar coli yang diperkenankan tergantung pada media cairan, grup Colifrom ini pada umumnya aerobic, dan hanya sedikit secara fakultatif anaerobic. Merupakan gram negatif serta tidak membentuk spora.

Berbentuk lonjong, dan mengadakan fermentasi dengan laktosa dalam waktu 48 jam pada temperature 35 derajat.

(24)

Sifat-sifat bakteri Coliform adalah: (1) Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat dan dapat mempergunakan berbagai jenis karbohidrat dan komponen organik lain sebagai sumber energi dan beberapa komponen nitrogen sederhana sebagai sumber nitrogen; (2) Dapat menghilangkan rasa pada bahan pangan (Suriawiria, 1996).

Untuk mengetahui jumlah sel bakteri golongan Coliform yang terdapat dalam sampel air dilakukan Metode Jumlah Perkiraan Terdekat (JPT) atau Most Probable Number (MPN).

2.5 Analisis Kolifom dengan Metode MPN ( Most Probable Number ) Dalam metode MPN untuk uji kualitas mikrobiologi air digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaerobik fakultatif. Kelompok Coliform dipilihkan menjadi Coliform asal tinja dan bukan tinja (misalnya tanah). . Kelompok Coliform fekal mampu menghasilkan gas dalam kaldu E.C dalam waktu 24 jam

pada suhu 44.5˚C. Metod e MPN merupakan uji deretan yang menyuburkan pertumbuhan Coliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah Coliform dalam sampel yang diuji. Jumlah Coliform ini bukan penghitungan yang tepat namun merupakan angka yang sebenarnya. Uji ini diawali dengan memasukkan 10 ml cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth (Lay, 1994).

Ada 2 tahap pengujian yang dilakukan dalam pengujian total bakteri Coliform yaitu:

1. Tahap Pertama Uji Dugaan (Presumtive Test)

(25)

Tabung reaksi berisi 10 ml medium cair yang dicampuri laktosa diisi dengan 1-5 ml dari sampel air. Volume inokulum ini bergantung pada asal – usul sampel air tersebut. Jika diduga air contoh tersebut banyak mengandung kotoran, maka cukuplah diambil 1 ml saja untuk diinokulasi kedalam tabung reaksi tersebut. Di dalam medium cair tersebut lebih dahulu diletakkan tabung durham dalam posisi terbalik jika dalam waktu 48 jam tabung – tabung durham mengandung gas, test dinyatakan positif. Sebaliknya, jika setelah 48 jam tidak ada gas, test dikatakan negatif dan ini berarti bahwa air aman diminum.

Mungkin sekali gas yang tertampung dalam tabung durham itu berasal dari sel-sel ragi atau dari mikroorganisme yang lain yang gram positif, untuk menghilangkan keragu-raguan ini perlulah dilakukan test berikutnya, yaitu “uji kepastian”

2. Tahap Kedua Uji Kepastian (Confirmed Test)

Ada dua cara untuk melakukan test ini a. Uji dapat dikerjakan seperti pada keterangan pertama, hanya di dalam medium perlu ditambahkan zat warna hijau berlian. Kepada medium ini kemudian diinokulasikan sejumlah ml air yang mengandung bakteri yang menghasilkan gas. Hijau berlian berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan meningkatkan pertumbuhan bakteri golongan biru metilen, atau laktosa dan endo biru metilen. Jika dalam 24 jam tumbuh koloni – koloni yag berinti dan mengkilap seperti logam. Test ini berarti positif kolon. Jika timbul gas sebelum 48 jam berakhir, test ini disebut positif. (Dwidjoseputro,1990) b. Cara yang kedua ialah dengan menginokulasikan

(26)

BAB III

METODE PENGUJIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan Jalan Sisingamangaraja No 24, Medan yang dilakukan pada bulan Maret-April 2017.

3.2 Sampel

3.2.1 Sampel Yang Diteliti

Sampel dengan kode: PA 0164 adalah contoh dari Laboratorium Mikrobiologi Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan.

3.3 Alat

Alat-alat yang digunakan adalah autoklaf, bola hisap, beaker glass, bunsen, gelas ukur, inkubator suhu 36 ± 1°C, jarum ose, oven, pipet ukur, tabung durham.

3.4 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah air limbah domestik, alkohol 96%, aquades netral, Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLB), Buffered Peptone Water (BPW), Lactose Broth (LB).

(27)

3.4.1 Pembuatan Media

3.4.1.1 Media Lactose Broth Double

Ditimbang seksama media Lactose Broth sebanyak 26 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas, dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Diaduk hingga larut kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing- masing 10 ml dalam 5 tabung. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan atm 1 pada suhu 121˚C selama ±20 menit, setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.

3.4.1.2 Media Lactose Broth Single

Ditimbang seksama media Lactose Broth sebanyak 13 gr. Dimasukkan ke dalam beaker gelas, dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Diaduk hingga larut kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing- masing 10 ml dalam 5 tabung. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan atm 1 pada suhu 121˚C selama ±20 menit, setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.

3.4.1.3 Media Brilliant Bile Lactose Broth (BGLB)

Ditimbang seksama media Brilliant Green Lactose Broth sebanyak 40 gr.

Dimasukkan ke dalam beker gelas, dilarutkan dalam 1 liter aquadest. Dimasukkan magnetic stirrer. Dipanaskan diatas hot plate sampai larut. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi tabung durham masing-masing 10 ml. Disterilkan di dalam autoklaf dengan tekanan atm 1 pada suhu 121˚C selama ±20 menit, setelah dingin di simpan di tempat yang bersih dan kering.

(28)

3.4.2 Tahap Pengujian 3.4.2.1 Preparasi Sampel

Untuk sampel cair tidak diperlukan preparasi, sedangkan sampel padat dan setengah padat diperlukan preparasi terlebih dahulu.

3.4.2.2 Uji Sangkaan

Pipet masing-masing 10 ml cuplikan ke dalam 5 tabung yang berisi 10 ml lactose broth double strength, yang di dalamnya terdapat tabung durham terbalik.

Pipet masing-masing 1 ml dan 0,1 ml cuplikan ke dalam 5 tabung yang kedua dan ketiga yang berisi 5 ml perbenihan yang sama tetapi yang berisi single strength.

Simpan semua tabung dalam lemari pengeram (inkubator) pada suhu 36 ± 1 °C selama 24 dan 48 jam. Setelah 24 jam kemudian catat jumlah tabung yang membentuk gas pada masing-masing pengenceran dan simpan lagi tabung yang tidak membentuk gas dalam inkubator pada suhu 36 ± 1 °C selama 24 jam, kemudian catat jumlah tabung yang membentuk gas.

3.4.2.3 Uji Penegasan (confirmed test)

Pindahkan sebanyak 1 sengkelit dari tiap tabung yang membentuk gas pada media Lactose broth ke tabung yang berisi 10 ml Briliant Green Lactose Bile Broth. Masukkan semua tabung ke dalam lemari pengemas (inkubator) pada suhu 36 ± 1 °C selama 24 – 48 jam. Adanya gas pada tabung BGLB memperkuat adanya bakteri koliform dalam contoh. Catat jumlah tabung yang positif gas pada uji penegasan.

(29)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Tabel 1. Hasil Uji Bakteri Coliform pada air limbah domestik

Sampel Volume

sampel Tabung LB BGLB Hasil APM/100 ml

Air Limbah Domestik

PA 0164

10 ml

1 + +

5

1600

2 + +

3 + +

4 + +

5 + +

1 ml

1 + +

5

2 + +

3 + +

4 + +

5 + +

0,1 ml

1 + +

4

2 + +

3 + +

4 + +

5 - -

4.2 Pembahasan

Berdasarkan analisa bakteri Coliform pada contoh PA 0164 tersebut memperoleh nilai APM yaitu sebesar 1600 APM/100 ml yang berarti memenuhi persyaratan dan tidak melebihi batas baku mutu limbah domestik yaitu 3000

APM/100 ml.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik

(30)

Coliform pada air limbah domestik adalah 3000 APM/100 ml sehingga pada sampel air limbah yang diuji masih memenuhi syarat.

Adanya bakteri Coliform pada limbah domestik dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu pengaruh limbah rumah tangga seperti feses atau sisa makanan lainnya yang masih mendominasi sebagai faktor penyebab pencemaran lingkungan air, lokasi pemukiman padat penduduk dengan kerapatan penduduk yang tinggi, jarak antara satu rumah dengan rumah yang lain sangat dekat, jarak antara pembuangan limbah rumah tangga dan septic tank dengan sumber air cenderung berdekatan serta kebiasaan penduduk di tepian sungai membuang urine dan feses secara langsung ke sungai menyebabkan terjadinya pencemaran bakteri Coliform(Khotimah, 2013).

Menurut Khotimah terdapat beberapa penyakit yang ditularkan melalui air diantaranya diare. Penyebab utama penyakit tersebut adalah buangan air limbah domestik, limbah industri dan limbah pertanian adalah penyebab berikutnya.

Buangan cair rumah tangga banyak mengandung bahan-bahan organik yang mudah terurai, sehingga limbah rumah tangga ini berpotensi tinggi mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/20 bahwa bahwa air limbah domestik yang dihasilkan dari skala rumah tangga dan usaha dan/atau kegiatan berpotensi mencemari lingkungan, sehingga perlu dilakukan pengolahan air limbah sebelum dibuang ke media lingkungan.

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 kadar maksimum total untuk bakteri Coliform pada air limbah domestik adalah 3000 APM/100 ml. Dari hasil yang diperoleh adalah untuk bakteri Coliform pada air limbah dengan angka MPN 1600

APM/100 ml masih memenuhi syarat.

5.2 Saran

Sebelum melakukan analisa, sebaiknya harus memahami metode, prinsip kerja dan prosedur analisa serta pengerjaan secara aseptis sangat dibutuhkan. Ini dikarenakan supaya tidak terjadi kesalahan saat melakukan analisis dan meminimalisir tumbuhnya mikroorganisme lain akibat kekurang sterilan dalam pengerjaan.

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. ( 1990). Dasar – Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Halaman 187-192.

Khotimah, S. (2013). Kepadatan Bakteri Coliform di Sungai Kapuas Kota Pontianak. Prosiding Semirata. FMIPA Universitas Lampung. Halaman 340.

Kristanto, P. (2002). Ekologi Industri. Yogyakarta. Penerbit Andi. Halaman 71.

Lay, W. B. (1994). Analisa Mikroba di Laboratorium, Edisi I. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada. Halaman

Mulia, R. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Halaman 57- 58, 63.

Nugroho, A. (2006). Bioindikator Kualitas Air. Jakarta: Universitas Trisakti.

Halaman 18-20.

Siregar, A. (2013). Pengujian Angka Lempeng Total (ALT) Dan Coliform Di Laboratorium Mikrobiologi Balai Riset Dan Standarisasi Industri Medan.

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Halaman 15-16.

Sunarti, R. N. (2013). Uji Kualitas Air Sumur Dengan Menggunakan Metode MPN (Most Probable Numbers). Vol 1. No.1. Halaman 31.

Suriawiria, U. (1996). Microbiologi Air. Bandung: Alumni Halaman

Supardi, I. (2003). Lingkungan Hidup dan Kelestariannya. Bandung: PT.

ALUMNI. Halaman 174.

Suripin. (2001). Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta. Penerbit Andi. Halaman 158-159.

Zulkifli, A. (2014). Dasar-Dasar Ilmu Lingkungan. Jakarta. Penerbit Salemba Teknika. Halaman 53.

(33)

Tabel Daftar APM coliform menggunakan 5 tabung Kombinasi/jumlah

tabung yang positif

APM/100 ml Kombinasi/jumlah tabung yang positif

APM/100 ml

0-0-0 <2 4-2-0 22

0-0-1 2 4-2-1 26

0-1-0 2 4-3-0 27

0-2-0 4 4-3-1 33

1-0-0 2 4-4-0 34

1-0-1 4 5-0-0 23

1-1-0 4 5-0-1 30

1-1-1 6 5-0-2 40

1-2-0 6 5-1-0 30

2-0-0 4 5-1-2 60

2-1-0 7 5-2-0 50

2-1-1 9 5-2-1 70

2-2-0 9 5-2-2 90

2-3-0 12 5-3-0 80

3-0-0 8 5-3-2 140

3-1-0 11 5-3-3 170

3-1-1 14 5-4-0 130

3-2-0 14 5-4-1 170

3-2-1 17 5-4-2 220

4-0-0 13 5-4-4 350

4-1-0 17 5-5-0 240

4-1-1 21 5-5-1 300

4-1-2 26 5-5-2 500

5-5-3 900

5-5-4 1600

5-5-5 ≥1600

(34)

LAMPIRAN GAMBAR Uji Coliform pada Air Limbah domestik

Sampel Air Limbah Pengencer (LB) Media (BGLB)

Lactose Broth BGLB 1 ml (+ 5)

Gambar

Tabel 1. Hasil Uji Bakteri Coliform pada air limbah domestik
Tabel Daftar APM coliform menggunakan 5 tabung  Kombinasi/jumlah

Referensi

Dokumen terkait

Agar upaya peningkatan mutu di unit pelayanan farmasi puskesmas dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa tentang

Mekanisme penanganan air permukaan yang berpotensi masuk kedalam pit harus dilakukan secara benar dan memadai sesuai dengan design dan layout yang

Analisis Data Simpulan dan saran Sampel Pengujian Instrumen Desain Eksperimen Populasi Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data Identifikasi dan Perumusan

Judul : Sosialisasi Senam Bugar sebagai Upaya Pengendalial Kolesterol Darah pada Lanjut Usia di Kota Semarang. Program : DIPA Tahun : 2010 Status :

Air limbah merupakan sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang

penuh untuk menanamkan pengetahuan dan menentukan teknik evaluasi yang tepat serta membuat instruksi budaya religius dalam bait-bait kalimat atau unit-unit/bab-bab modul,

Dalam tugas akhir ini akan dibahas program X-Plane untuk menganalisa prestasi terbang BOEING 747-400 dalam melakukan penerbangan pada fasa lepas landas ( Take-Off ) dan fasa

Perkembangan bangsa kambing di dunia mengarah kepada tiga produk utama yaitu daging, susu dan bulu ( mohair ). Di Indonesia, daging kambing dihasilkan terutama oleh jenis