1
2
Fiqih Wanita 1
30601. Pengantar Fiqih Wanita 30602. Usia, Sifat, dan Durasi Haid 30603. Masa Suci Dari Haid & Nifas 30604. Sifat, Ciri dan Durasi Masa Nifas
30605. Hukum Darah Keguguran Dan Kehamilan 30606. Istihadhah Bagi Mubtada`ah dan Mu`taadah 30607. Istihadhah Dari Haid Bagi Mutahayyirah
30608. Istihadhah Dari Nifas Bagi Mubtada`ah dan Mu`taadah 30609. Istihadhah Dari Nifas Bagi Mutahayyirah
30610. Larangan Shalat, Puasa dan Thawaf
30611. Larangan Tilawah, Menyentuh Mushaf dan Membawanya 30612. Larangan Masuk Masjid dan Diceraikan
30613. Larangan Jima` dan Batas Bolehnya Interaksi Fisik 30614. Kewajiban & Tuntunan Ibadah Bagi Mustahadhah 30615. Mandi Janabah Usai Haid dan Nifas
30616. Kewajiban Qadha Pasca Haid dan Nifas
3
Daftar Isi
Daftar Isi ... 3
Bab 1 : Masa Suci Dari Haid ... 5
A. Durasi Masa Suci ... 5
1. Durasi Minimal ... 5
2. Durasi Maksimal ... 10
B. Tanda Suci Dari Haid ... 11
C. Bersih Di Tengah Periode Haid (Naqa’) ... 16
1. Contoh naqa’ yang dihukumi haid ... 17
2. Contoh naqa’ yang dihukumi suci ... 19
Bab 2 : Masa Suci Dari Nifas ... 21
A. Masa Suci Nifas ... 21
B. Masa Suci Antara Nifas dan Haid ... 22
1. Bersih tapi dihukumi nifas. ... 22
2. Bersih dan dihukumi suci ... 23
4
C. Darah Keluar Melewati 60 Hari ... 24
Contoh Kasus: ... 25
5
Bab 1 : Masa Suci Dari Haid A. Durasi Masa Suci
Masa suci adalah jeda waktu antara dua periode haid yang dialami oleh seorang wanita. Para ulama memberikan batasan durasi suci yang diapit oleh dua periode haidh ini. Mereka berbeda pendapat terkait tehnis penetapan hitungan harinya mereka justru berbeda pendapat.
1. Durasi Minimal
Durasi minimal masa suci dari haid adalah masa yang menjeda di antara 2 periode/masa haid. Seorang wanita tak bisa mengalami 2 masa haid kecuali sudah terjeda durasi minimal masa suci. Jika ada darah yang keluar dalam masa minimal masa suci, maka darah tersebut tak bisa dihukumi sebagai haid.
Dalam hal batasan durasinya, ada dua pendapat yang berkembang, yaitu
6
versi 13 hari dan 15 hari.
a. Al-Hanabilah : Tiga Belas Hari
Ulama dari mazhab Al-Hanabilah mengatakan bahwa minimal durasi masa suci dari haidh itu tiga belas hari. Sehingga bila seorang wanita menjalani masa suci dari haidh, maka masa suci itu harus berjalan dulu selama tiga belas hari.
Apabila sebelum tiga belas hari ada darah yang keluar, maka tidak dihukumi sebagai darah haidh, tapi darah istihadhah.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Al-Buhuti dalam Kasysyaf Al- Qinna’sebagai berikut:
لق أ رهطلا ينب ينتضيلحا ةثلاث
اًموي شرع
7
”Durasi minimal masa suci di antara 2 haid adalah 13 hari.” 1 b. Jumhur : Lima Belas Hari
Mayoritas ulama atau Jumhur dari mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'iyah mengatakan bahwa minimal durasi masa suci dari haidh itu lima belas hari. Sehingga bila seorang wanita menjalani masa suci dari haidh, maka masa suci itu harus berjalan dulu selama lima belas hari ke depan sebelum datang fase haid berikutnya.
Apabila sebelum lima belas hari ada darah yang keluar, maka secara hukum bukan darah haidh, tetapi darah istihadhah. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Wahbah Azzuhaily :
1 Al-Buhuti, Kasysyaf Al-Qinna’, jilid 1 hlm 234
8
لاق روهلجما يرغ لةبانلحا : ن ا لق أ رهطلا لصافلا ينب ينتضيلحا :
ةسخم شرع
؛اًموي ن ل رهشلا
اًبلاغ وليخلا نع ضيح
،رهطو اذ او
نكا ثرك أ ضيلحا ةسخم
،شرع مزل ن أ نوكي لق أ رهطلا
لكذك ةسخم اًموي شرع
.
Jumhur ulama selain dari madzhab Hambali mengatakan : durasi minimal masa suci yang menjeda antara 2 haid adalah 15 hari. Hal ini disebabkan karena dalam 1 bulan biasanya wanita mengalami haid dan juga masa suci. Maka bila durasi maksimal masa haid adalah 15 hari, maka durasi minimal masa suci juga haruslah 15 hari. 1
Dalam pembahasan kajian ini kita merujuk pada pendapat madzhab Syafii.
Ulama madzhab Syafii sepakat dengan mayoritas ulama (jumhur) yang
1 Wahbah Az-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuhu, jilid 1 hlm 618
9
menyatakan bahwa durasi minimal masa suci adalah 15 hari, dan inilah yang akan menjadi patokan ini di bab-bab berikutnya.
c. Darah Dalam Durasi Minimal Masa Suci
Bila ada darah yang keluar sebelum durasi minimal masa suci, maka darah tersebut disebut sebagai istihadhah. Kasus ini disebut sebagai al- mar’ah alaiha baqiyyatut thuhr, yakni wanita yang harus menggenapkan durasi minial masa sucinya sebelum mendapat siklus baik berikutnya.
Contoh kasus:
Tanggal 1 hingga tanggal 7 : keluar darah haid Tanggal 8 : suci
Tanggal 20 – 27 : keluar darah lagi. Darah apakah ini?
Tanggal 20-22 : suci/istihadhah.
10
Tanggal 23-27 : haid.
Mengapa demikian?
Darah yang keluar tanggal 20, 21 dan 22 dihukumi darah istihadhah, sebab ia harus menggenapkan durasi masa suci 15 hari terlebih dahulu sebelum datang fase haid berikutnya. Maka, tanggal 8 hingga tanggal 22 (total 15 hari) dihukumi suci sebab ia berada dalam durasi minimal masa suci.
Kemudian tanggal 23-27 barulah dihukumi sebagai fase haid berikutnya.
2. Durasi Maksimal
Sedangkan dalam menentukan durasi maksimal, seluruh ulama sepakat bahwa tidak ada batasan maksimal untuk masa suci dari haidh ini.
Artinya selama ia tidak mendapatkan darah haidh, maka selama itu pula dia berada dalam status suci dari haidh. Bahkan meskipun hingga beberapa tahun lamanya.
11
Sebagaimana disebutkan oleh Syeikh Wahbah Az-Zuhaily:
لاو دح
؛هثرك ل هن ل
دق دتيم ةن س و أ
،ينتن س دقو
لا ضيتح ة أرلما
، ًلاص أ دقو
ضيتح في
ةن سلا ةرم ةدحاو
Adapun masa suci ini tak ada batasan. Bisa saja, masa suci itu dialami oleh seorang wanita sampai setahun atau dua tahun, dan bahkan ada yang setelahnya tak lagi mengalami haid. Ada pula yang kadang mengalami haid hanya sekali dalam setahun1
B. Tanda Suci Dari Haid
Seperti apa tanda wanita suci dari haidnya?
1 Wahbah Az-Zuhaily, Al-Fiqh Al-Islamy wa Adillatuhu, jilid 1 hlm 618
12
Seorang wanita dihukumi suci jika darah sudah terhenti dan tidak melihat warna salah satu dari 5 darah haid yang keluar dari kemaluannya.
Pada sebagian wanita, sucinya ditandai dengan keluarnya qashhah baidha. Hal ini pernah terjadi di masa Rasulullah SAW, dimana para shahabiyah pernah berkonsultasi pada Sayyidah Aisyah RA terkait apa yang mereka alami. Ketika ada yang membawa kapas berwarna kekuningan, Sayyidah Aisyah RA mengatakan:
لا نلجعت تىح نيرت ةصقلا ءاضيبلا
Jangan tergesa untuk bersuci sampai keluar qashshah baidha’. (HR.
Bukhari)
Dalam lafadz yang lain ddisebutkan:
13
لاو نْل ِسَتْغَت نم
ضيلمحا َتىَح
َنْيَرَت ةصقلا ءاضيبلا
Jangan mandi janabah dari haid dahulu sampai kalian melihat qashshah baidha’.
Apa yang dimaksud sebagai al-Qashshah al-Baidha’ dalam penjelasan Aisyah RA di atas?
Para ulama menafsirkannya menjadi 2 :
Pertama, al-qashshah al-baidha’ ditafsirkan sebagai lendir berwarna putih bening yang lengket, yang biasa keluar di akhir masa haid sebagai penanda bahwa rahim sudah bersih dari darah haid.
Hal ini sebagaimana yang disampaikan Abdullah At-Thayyar dalam Al- Fiqh al-Muyassar:
14
ةصقلا ءاضيبلا هي
ءام جريخ نم جرف ة أرلما تي أي في رخ أ ضيلحا
Al-qashshah al-baidha’ adalah cairan yang keluar dari vagina di akhir masa haidnya.1
Kedua, al-qashshah al-baidha’ difahami sebagai kapas yang dicolek ke bagian dalam vagina dan menyebabkan kapas tersebut terkena cairan putih lengket sebagai penanda habisnya masa haid. Pendapat kedua ini sebagaimana disampaikan oleh ad-Damiri dalam an-Najmul Wahhaj :
( ةصقلا ءاضيبلا ) هي،
: ةنطقلا و أ ةقرلخا ءاضيبلا تيلا
شيتتح ابه
ة أرلما دنع
ضيلحا
.Al-qashshah al-baidha’ adalah kapas atau kertas putih setelah dicolek ke
1 Abdullah At-Thayyar, Al-Fiqh Al-Muyassar, jilid hlm 149
15
bagian dalam wanita.1
ن أ ةصقلا ءاضيبلا هي
ةنطقلا تيلا اهوشتح ة أرلما
اذ ا تجرخ ءاضيب
Al-qashshah al-baidha’ itu adalah kapas yang usai dicolek ke bagian dalam wanita dan berwarna putih.2
Keluar dan berhentinya darah dihukumi dengan menempelkan kapas ke bagian dalam kemaluann. Jika ada bercak darah maka dihukumi haid meski tidak menetes di celana dalam atau di pembalut. Jika tidak ada bercak darah maupun warna kuning ataupun keruh maka dihukumi suci.
Yang dimaksud dengan ‘bagian dalam kemaluan’ (bathin al-farj) adalah
1 Ad-Damiri, An-Najmul Wahhaj fi Syarh al-Minhaj, jilid 1 hlm 499
2 Abdurrahman al-Maqdisi, Asy-Syarh al-Kabir ala Matnil Muqni’, jilid 1 hlm 346
16
bagian yang tidak terlihat ketika sedang jongkok buang air. Sedangkan
‘bagian luar kemaluan’ (dzahir al-farj) adalah bagian yang terlihat saat jongkok dan wajib dibasuh saat buang air.
Sebaiknya, pengecekan dilakukan dengan menggunakan kapas yang dibasahi dan dilakukan dalam posisi jongkok. Jika ragu karena darah sangat sedikit atau mendekati masa berhentinya darah, sebaiknya pengecekan setiap kala selama ia mampu. Jika tidak, maka pengecekan dilakukan minimal di setiap menjelang waktu akhir shalat (sehari 5x).
C. Bersih Di Tengah Periode Haid (Naqa’)
Bila dalam satu periode haid ternyata darah berhenti di pertengahan, lalu kemudian darah keluar lagi, maka hari-hari dimana darah berhenti itu disebut dengan istilah naqa’.
Naqa’ ini bisa dihukumi sebagai haid dengan syarat:
17
Pertama, Seluruh darah yang keluar tidak kurang dari durasi minimal haid, yakni sehari semalam atau total 24 jam. Jika kurang, maka itu bukan haid. Melainkan dam fasad atau istihadhah. Seluruh darah yang keluar beserta naqa’ tidak melampaui 15 hari.
Kedua, Jika darah keluar melewati 15 hari, dan bersambung pada hari berikutnya (hari ke 16 dst), maka disini terdapat kasus ‘bercampurnya darah haid dengan istihadhah’.1 Dari seluruh darah yang keluar lebih dari total 15 hari ini harus dipilah mana yang haid dan mana yang dihukumi istihadhah.
1. Contoh naqa’ yang dihukumi haid
Ada wanita yang mengalami keluar darah yang terputus-putus. Namun darah yang keluar sejak hari pertama sampai darah berhenti sepenuhnya itu
1 Al-Imam an-Nawawi, Nihayatul Muhtaj, jilid 1 hlm 350
18
berjumlah 15 hari. Ilustrasinya sebagai berikut:
▪ Tanggal 1 - 9 = keluar darah lancar,
▪ Tanggal 10 - 13 = darah berhenti (naqa’),
▪ Tanggal 14 - 15 = darah keluar lagi,
▪ Tanggal 16 = darah berhenti total
Tanggal 1 hingga 15 dihukumi Haid semuanya. Walau sempat terputus pada tanggal 10-13. Saat ia melihat darah berhenti di tanggal 10, ia wajib segera mandi dan shalat seperti biasa sebab secara dzahir darah sudah tak terlihat, dan ia juga tak yakin akan keluar lagi nantinya.
Kecuali, jika ia punya kebiasaan haid lebih dari 10 hari. Ia boleh menunda mandi sampai datang masa adatnya (durasi kebiasaannya yang 10 hari itu), sebab ia punya keyakinan darah akan datang lagi. Jika ia meninggalkan shalat
19
pada tanggal 10-13 karena dia yakin darah akan keluar lagi, maka ia tidak wajib mengqadha’nya. Sebab pada dasarnya tanggal-tanggal tersebut dihukumi Haid.
2. Contoh naqa’ yang dihukumi suci Ilustrasinya sebagai berikut:
▪ Tanggal 1 - 10= keluar darah hitam lancar.
▪ Tanggal 11-13 = darah berhenti (naqa’),
▪ Tanggal 14- 18= keluar darah flek kecokelatan
▪ Tanggal 19 = darah berhenti total
Dari ilustrasi di atas hanya darah tanggal 1 hingga 10 saja yang dihukumi haid. Sedangkan tanggal 11 keatas semuanya dihukumi suci. Adapun flek kecokelatan yang keluar pada tanggal 14 sampai 18 masuk kategori
20
istihadhah. Sebabnya adalah:
▪ Total darah yang keluar dari tanggal 1 sampai 18 itu sudah melampaui durasi maksimal haid, yakni lebih dari total 15 hari.
▪ Darah yang keluar berikutnya berwarna dhaif atau lemah dibanding darah yang keluar tanggal 1-10. Hal ini terjadi dalam kasus wanita mumayyizah (wanita yang bisa membedakan warna darah).
▪ Karena darah yang keluar tanggal 14 hingga 18 dihukumi suci (istihadhah), maka naqa’ yang terjadi pada tanggal 11 sampai 13 otomatis juga dihukumi suci.
21
Bab 2 : Masa Suci Dari Nifas
Durasi minimal masa nifas itu sekejap saja. Dan maksimalnya adalah 60 hari dalam madzhab Syafi’i. adapun durasi 40 hari adalah durasi nifas yang dialami oleh kebanyakan wanita.
A. Masa Suci Nifas
Pada dasarnya tanda wanita sudah suci dan nifas itu mirip dengan suci dari haid, yakni tidak terlihatnya darah setelah melakukan pengecekan dengan kapas di bagian dalam kemaluan.
Pada umumnya, wanita mengalami nifas selama 40 hari. Namun jikapun darahnya sudah berhenti mengalir sebelum 40 hari, maka dia sudah wajib mandi janabah untuk bersuci.
Dan jika setelah lewat 40 hari darahnya masih keluar, ia tetap dihukumi nifas selama itu, dengan syarat darahnya tidak melebihi durasi maksimalnya,
22
yakni 60 hari.
B. Masa Suci Antara Nifas dan Haid
Adapun masa suci antara nifas dan haid itu tidak harus dijeda durasi 15 hari. Sebab durasi 15 hari itu adalah masa suci di antara 2 haid. Sedangkan aturan masa suci antara nifas dan haid itu tidak sama.
Aturan terputusnya darah nifas dapat Penulis jelaskan dalam ilustrasi berikut ini:
1. Bersih tapi dihukumi nifas.
Jika selama masa nifas terjadi naqa’ (darah berhenti sementara) kurang dari 15 hari, maka darah yang keluar berikutnya masih termasuk nifas.
a. Contoh
▪ Wanita melahirkan tanggal 1,
23
▪ Keluar darah nifas sejak tanggal 1 hingga tanggal 10.
▪ Darah berhenti keluar selama 7 hari (tanggal 11 sampai 17).
▪ Darah keluar lagi tanggal 18 sampai 28.
b. Hukumnya
▪ Dalam kasus ini, yang dihukumi nifas adalah dari tanggal 1 hingga 28.
▪ Adapun masa bersih dari darah (naqa’) yang terjadi selama 7 hari dari tanggal 11 sampai 17 itu masih dihukumi bagian dari nifas. Sebab ia terjadi di sela-sela masa nifas dengan durasi bersih kurang dari 15 hari.
2. Bersih dan dihukumi suci
Jika setelah masa nifas darah berhenti hingga 15 hari atau lebih, maka darah yang keluar berikutnya adalah haid. Dan bersih selama 15 hari atau
24
lebih itu dihukumi masa suci.
a. Contoh
▪ Wanita melahirkan tanggal 1,
▪ Keluar darah nifas sejak tanggal 1 hingga tanggal 10.
▪ Darah berhenti keluar selama 16 hari (tanggal 11 sampai 26).
▪ Darah keluar lagi tanggal 27 sampai 31.
b. Hukumnya
▪ Dalam kasus ini, yang dihukumi nifas adalah dari tanggal 1 hingga 10.
▪ Adapun masa bersih dari darah yang terjadi selama 16 hari dari tanggal 11 sampai 26 itu dihukumi masa suci dari nifas.
▪ Darah yang keluar tanggal 27 sampai 31 dihukumi haid.
C. Darah Keluar Melewati 60 Hari
25
Jika mengalami nifas dan darah tetap keluar melewati durasi maksimalnya, yakni lebih dari 60 hari, bagaimana hukumnya?
Wanita ini harus memperhatikan darah yang keluar dari tubuhnya. Jika darah sempat berhenti tepat di hari ke 60, walaupun tidak lama, maka darah yang keluar berikutnya adalah darah haid.
Namun jika darah tidak berhenti atau bersambung dari hari ke 60 dan seterusnya, maka telah terjadi istihadhah( akan dijelaskan di bab istihadhah).
Contoh Kasus:
1. Keluar darah pasca melahirkan 30 hari, lalu bersih 10 hari kemudian keluar darah lagi 10 hari, maka semuanya 50 hari adalah darah nifas.
2. Keluar darah 50 hari pasca melahirkan, lalu bersih 11 hari. Kemudian darah keluar lagi selama 9 hari. Maka: darah 50 hari adalah nifas, bersih sebelas hari adalah suci dan darah 9 hari adalah haid.
26
3. Keluar darah pasca melahirkan selama 40 hari, bersih 10 hari, darah 20 hari, maka wanita ini mengalami istihadhah.