• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Melecehkan Agama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hukum Melecehkan Agama"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)Hukum Melecehkan Agama.      

(2)     

(3)           

(4) !"

(5) #$ %&' )( * +, %( -  %( 67 8  (  . $ )( 9 

(6) :$ ; (  )( <( = " (;   > +( 

(7) (34). /0 *( +1 (  )( +!(" (33)C  ? < D ( ? 

(8) " )( * , AE = /

(9) B F ( >G   )( 9 !(? A@ = /

(10) B "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami mema`afkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa" (At Taubah : 65-66). MAKNA & HUKUM ISTIHZA' Istihza' secara lughah artinya sukhriyah, yaitu melecehkan, secara syar'i Istihza' adalah suatu bentuk pelecehan atau memperolok-olok agama. Ayat diatas menjelaskan tentang hukum istihza' atau memperolok-olok Allah , rasul-Nya , Ayat-ayat-Nya, Agama-Nya dan syi'ar-syi'ar agama. Dan pelakunya dihukumi sebagai kafir. Barangsiapa yang ,memperolok Rasul-Nya , berarti ia telah memperolok Allah . Barangsiapa yang memperolok ayat-ayat-Nya, berarti ia telah memperolok Rasul-Nya . Barangsiapa yang memperolok sebagiannya maka ia telah memperolok seluruhnya. Ayat diatas turun pada saat Rasulullah  hendak berangkat ke perang Tabuk. Ada sekelompok orang yang memperolok beliau beserta para shahabatnya. Dengan alas an bercanda, mereka memperolok Rasul  dan para Shahabatnya  sebagai pengecut dan berperut besar. Akhirnya turunlah ayat diatas yang memutuskan kedudukan mereka. Sikap memperolok syi'ar agama bertentangan dengan keimanan. Dua sikap ini tidak akan bertemu dalam diri seseorang. Karena pengagungan terhadap syi'ar-syi'ar agama hanya berasal dari ketaqwaan hati. Allah  berfirman:. F  &  H&  %( ?

(11) *IJ   < /

(12) K )( LG   %( ?  M  N "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi`arsyi`ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati" (Al Hajj: 32) 1 | P a ge.

(13) Yang dimaksud syi'ar agama adalah syari'at-syari'at agama itu sendiri. Bukan dalam bentuk seremonial atau hal-hal yang tidak dituntunkan oleh syar'i. Karena syi'ar merupakan bentuk jamak dari syar'I yang berarti hukum-hukum. Yaitu hukum hukum syar'I yang ditetapkan Allah  dan Rasul-Nya, bukan sesuatu yang dibuat sendiri.. ISTIHZA' DAHULU & SEKARANG Perbuatan Memperolok agama (istihza') telah terjadi sejak jaman dahulu hingga sekarang, diantara bentuk-bentuknya adalah 1. Dalam Bentuk Plesetan-Plesetan Yang Menghina Agama Bisa dikatakan bahwa Yahudilah pelopornya dalam hal ini. Sikap mereka ini telah disebutkan dalam firman Allah :. % <J

(14) 69   # 6(

(15) <( L (  

(16) !7  & 

(17)  !?  % >

(18) *O 

(19)  )P ' F P >7 "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada Muhammad): "Raa`ina", tetapi katakanlah : "Unzhurna", dan "dengarlah". Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih"(Al Baqarah: 104) Raa'ina artinya sudilah kiranya kamu memperhatikan kami. Dikala para shahabat  menggunakan kata-kata ini kepada Rasulullah , orangorang Yahudi pun ikut memakainya, tetapi mereka memlesetkannya. Mereka mengatakan Ru'unah, yang artinya ketololan yang sangat. Ini sebagai ejekan terhadap Rasulullah . Oleh karena itulah Allah  menyuruh para shahabat  agar menukar perkataan Raa'ina dengan unzurna, yang semakna artinya. Orang-orang yahudi juga memelesetkan ucapan salam menjadi As Saamu'alaikum Yang artinya semoga kematianlah atas kamu. Yang ditujukan kepada Rasulullah . Mereka juga memelesetkan firman Allah "Wa laa taqrabuu zina" (jangan dekati zina) yang diartikan oleh mereka "Jangan berzina hari rabu". Demikian pula saat ini banyak kita saksikan orang-orang yang nota bene ber-KTP muslim juga ikut memelesetkan lafadz adzan. Mereka memelesetkan lafadz "Hayya 'Alal Falaah" menjadi "Hayalan saja'. Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk plesetan yang hakikatnya adalah bentuk pelecehan terhadap agama atau istihza'. Hendaklah orang yang melakukannya segera bertaubat dengan taubatan nashuhaa. Dan hendaknya juga segera menyadari bahwa hal itu merupakan perbuatan orang-orang Yahudi, dan pelakunya bisa diancam kafir dan keluar dari Islam. 2. Dalam bentuk Ejekan & Sindiran Terhadap Syari'at & Terhadap Orang Yang Mengamalkannya. 2.

(20) Seringkali kita mendengar orang-orang yang jahil dan tidak bermoral mengejek terhadap muslimah yang berjilbab besar dan bercadar dengan ejekan: "Ninja!", atau mengejek seorang muslim yang berjenggot dengan ejekan "Kambing". Dan seorang muslim yang berpakaian diatas mata kaki diejek dengan "Pakaian Kebanjiran", dan masih banyak lagi. Saat ini seorang muslim yang taat dan teguh mengamalkan sunnah acapkali dituduh dan diejek dengan kata "Teroris". Yang sangat memprihatinkan lagi adalah yang melakukan semua itu adalah dari kalangan kaum muslimin sendiri. 3. Dalam Bentuk Sindiran Terhadap Hukum-Hukum Islam. Banyak sekali ucapan-ucapan yang menyudutkan dan mengejek hukumhukum Islam pada saat ini. Mereka mengatakan bahwa :"Jilbab hanyalah budaya Arab, bukan ajaran Islam", "Syari'at Islam tidak sesuai lagi dengan kondisi jaman", atau "Poligami merupakan bentuk kedzaliman terhadap kaum wannita", dan masih banyak lagi. 4. Dalam bentuk Gambar,Perbuatan, Atau Bahasa Tubuh. Ejekan seperti ini dengan cara melakukan isyarat-isyarat yang bertujuan untuk melecehkan syari'at Islam, dan pembuatan gambar-gambar atau karikatur yang menyudutkan Islam. Seperti pembuatan karikatur Nabi Muhammad  beberapa waktu lalu. Tak ayal lagi itu merupakan bentuk pelecehan terhadap Nabi  dan Syari'at Islam.. HUKUM ISTIHZA' Istihza' merupakan salah satu dari pembatal-pembatal keislaman. Dalam Kitab Syarh Aqidah Ath Thahawiyah, Syeikh Shalih Al Fauzan mengatakan; "Pembatal-pembatal Keislaman sangat banyak. Diantaranya adalah juhud (pengingkaran), syirik, atau mengolok-olok agama atau sebagian dari syi'ar agama, meskipun ia tidak mengingkarinya." Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, ketika mengomentari Surat At taubah : 64-65, mengatakan;" Ayat ini merupakan nash bahwasanya memperolok-olok Allah, Ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya hukumnya Kafir" (Majmu' Fatawa XV/48) Syeikh 'Abdurrahman As Sa'di Rahimahullah menjelaskan dalam tafsirnya;"Sesungguhnya memperolok-olok Allah dan Rasul-Nya hukumnya kafir, dan dapat mengeluarkan pelakunya dari Islam. Karena dasar agama ini dibangun atas sikap Ta'zhim terhadap Allah dan pengagunggan atas Agama dan Rasul-rasul-Nya. Dan memperolok sesuatu dari padanya, (berarti) menafikan dasar tersebut dan sangat bertentangan dengannya" (Tafsir As Sa'di III/259) Ditambah lagi istihza' pada hakikatnya bertentangan dengan keimanan. Karena hakikat keimanan adalah pembenaran terhadap Allah  dan tunduk serta patuh kepada-Nya. Orang yang memperolok-olok Allah, 3.

(21) sesungguhnya ia menolak tunduk kepadanya, karena ketundukan itu merupakan komposisi dari pengagungan dan memuliakan. Sementara itu olok-olokan adalah penghinaan dan pelecehan. Kedua perkara tersebut sangat berlawanan. Apabila salah satu ada dalam hati seseorang, maka yang lain akan hilang. Maka dapatlah diketahui bahwa istihza' penghinaan dan pelecehan terhadap Allah, Rasul-Nya, dan ayat-ayatNya menafikan keimanan.. SIKAP TERHADAP PELAKU ISTIHZA'. < = 9    Q 

(22)   )( +( #  N$ .  F 

(23) +9  RJ )( 9 '(7 S 0 ;(   T @ ;U RJ V W+U )( *  ?  ; & 

(24) J

(25) * 0 *( +1 (  

(26) * RJ % < J

(27) 9 C  & J

(28) !#  X ?

(29) Y   . $ )( *Z? EN$ )( 9 $ [ < '(\

(30) ]'#Y ) !*Y "Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan (oleh orang-orang kafir), maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam,"(An Nisa': 140) berkaitan dengan ayat ini Syeikh 'Abdurrahman As Sa'di berkata;"Allah telah menjelaskan kepada kamu -dari apa yang telah Allah turunkan kepadamu- hukum syar'i berkaitan dengan majelis-majelis kufur dan maksiat. Allah  mengatakan:" apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan" yaitu dilecehkan maka sesungguhnya kewajiban atas setiap mukallaf (orang yang telah baligh dan berakal sehat) apabila mendengar ayat-ayat Allah adalah mengimaninya, mengagungkan, dan memuliakannya itulah maksud diturunkannya ayat-ayat Allah. Dialah Allah yang karenanya telah menciptaklan makhluk. Lawan dari iman adalah kufur, lawan dari pengagungan adalah melecehkan dan merendahkannya. Termasuk didalamnya perdebatan dengan orang kafir dan munafik untuk membatalkan ayat-ayat Allah dan mendukung kekafiran mereka. Demikian pula dengan ahli bid'ah dengan berbagai jenisnya. Argumentasi untuk mendukung kebathilan mereka, termasuk pelecehan terhadap ayat-ayat Allah; karena ayat-ayat tersebut tidak menunjukan kecuali Al Haq, dan tidak memiliki konsekuensi lain kecuali kebenaran. Dan juga termasuk didalamnya; larangan menghadiri majelis-majelis 4.

(31) maksiat dan kefasikan. (karena) dalam majelis tersebut perintah dan larangan Allah dilecehkan, hukum-hukum-Nya dilanggar. Dan batasan larangan ini adalah;" sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain", yaitu mereka tidak lagi mengingkari dan melecehkan ayat-ayat Allah. Firman Allah;" Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka" Yaitu jika kamu duduk bersama mereka dalam kondisi seperti itu, maka kalian serupa dengan mereka, karena kalian ridha dengan kekufuran dan pelecehan mereka. Orang yang ridho dengan perbuatan maksiat, sama seperti orang yang melakukan maksiat itu sendiri. Walhasil barangsiapa yang menghadiri majelis maksiat, yang disitu Allah didurhakai dalam majelis tersebut, maka wajib atas setiap orang yang tahu untuk mengingkarinya apabila mampu dan meninggalkannya bila tidak mampu" (Tafsir Karimirrahman hal 228) Anehnya saat ini justru sebagian kaum muslimin menikmati dan tertawa terbahak-bahak mendengar celotehan para pelawak yang membuat guyonan dengan mempermainkan dan melecehkan syi'ar-syi'ar agama. (Wal iyadzu billah) Akhirnya, semoga kita terhindar dari dosa tersebut. Sungguh ini merupakan dosa besar yang bisa mengeluarkan pelakunya dari keislaman. Wallahu A'lam,…… Kontribusi: Mas Heru Yulias Wibowo – Redaktur Buletin Da’wah An Nashihah Cikarang Baru, - Bekasi. Untuk berlangganan bulletin An Nashihah hubungi bag. Sirkulasi: Mas Arifin 08156094080. 5.

(32)

Referensi

Dokumen terkait

Dari keterangan diatas maka akan dikembangkan sebuah aplikasi P2P Lending yang diharapkan dapat mempertemukan secara digital peminjam (UKM) yang membutuhkan modal

Hasil validasi LKS dikategorikan sangat tinggi dan valid segingga layak digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah; Hasil tanggapan guru terhadap LKS yang

berhasil maka langsung ketemu dewa, tetapi ketika jenis skenario lebih dari dari satu (dalam hal ini digunakan skenario dengan 3 jenis soal matematika tipe

Melalui kegiatan pembelajaran daring menggunakan wa grup peserta didik dapat menerapkan ukuran pemusatan data berupa rataan data tunggal dan data kelompok 2.. Melalui

Yang mungkin unik--- atau paling tidak sangat khas-- dari buku teks ini adalah pembagian bahasannya sesuai dengan hadis Jibril: Islam, Iman dan Ihsan. iii

Kepala Instalasi Laboratorium klinik ( Dokter Spesialis Patologi Klinik) mengusulkan alat Kepala Instalasi Laboratorium klinik ( Dokter Spesialis

Pada hari ini, Rabu tanggal 4 Februari 20L5, saya yang dengan Keputusan Rektor Universitas Negeri Malang Nomor 2.2.39lUN}2lKPl2OL5 tanggal 2 Februari 20t5, dosen yang

Secara keseluruhan Manajemen Pengembangan Pariwisata Kabupaten Semarang di Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang sudah baik, disini