• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT OPERASIONAL PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT OPERASIONAL PT."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

135 - Volume 4, No. 1, Februari 2015

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN STRES KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA SERTA DAMPAKNYA

PADA KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT OPERASIONAL PT. BANK ACEH

Yusnimar1, Mukhlis Yunus2, Mahdani3

1) Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

2,3)

Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract The purpose of this study was to determine (1) the state of organizational culture, job stress, job satisfaction and employee performance Operational Headquarters PT. Bank of Aceh, (2) determine the effect of organizational culture, work stress either simultaneously or partially on the job satisfaction of employees, (3) determine the effect of the influence of organizational culture, work stress either simultaneously or partially on the performance of employees and (4) determine the effect of the influence of satisfaction work on the performance of employees and (5) the indirect effect of organizational culture, job stress on employee performance through employee satisfaction. This research was conducted at the Operational Headquarters of PT. Bank of Aceh, while the object of research on organizational culture, job stress and job satisfaction and employee performance Operational Headquarters PT. Bank of Aceh. The results of this study indicate that organizational culture and work stress both simultaneously affect the job satisfaction of employees, then the results of the study also showed that organizational culture and job stress simultaneously affect the performance of employees, and job satisfaction also directly affects employee performance. While the results of the study also showed that organizational culture and job stress influence on the performance of employees through employee satisfaction. This indirectly indicates that these two variables can also affect employee performance improvement through employee satisfaction PT. Bank of Aceh

Keywords: Organizational Culture, Job Stress, Job Satisfaction, Employee Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) keadaan budaya organisasi, stres kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh, (2) mengetahui pengaruh budaya organisasi, stres kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap kepuasan kerja karyawan, (3) mengetahui pengaruh pengaruh budaya organisasi, stres kerja baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja karyawan dan (4) mengetahui pengaruh pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan (5) pengaruh tidak langsung budaya organisasi, stres kerja terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian mengenai budaya organisasi, stres kerja dan kepuasan kerja serta kinerja karyawan Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dan stres kerja baik secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, kemudian hasil penelitian juga menunjukkan bahwa budaya organisasi dan stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, serta kepuasan kerja juga berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan. Sedangkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa budaya organisasi dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan. Hal ini mengindikasikan bahwa secara tidak langsung kedua variabel tersebut juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan PT. Bank Aceh Kata kunci : Budaya Organisasi, Stres Kerja, Kepuasan Kerja, Kinerja Karyawan

(2)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 136 PENDAHULUAN

Fenomena yang terjadi adalah karyawan PT. Bank Aceh memiliki budaya organisasi yang dapat mempengaruhi terhadap kepuasan kerjanya dan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari adanya kepatuhan karyawan terhadap organisasi, budaya dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan atau telah menjadi tugas dan tanggung jawabnya, serta adanya pola komunikasi yang terjadi antara pimpinan dengan karyawan maupun karyawan dengan karyawan.

Sedangkan stres kerja yang dimiliki oleh karyawan PT. Bank Aceh juga berdampak terhadap peningkatan kepuasan kerja dan kinerja karyawan, dimana stres kerja karyawan disebabkan oleh adanya beban kerja, tekanan dalam menyelesaikan pekerjaan yang cukup banyak dan rumit, interaksi antara rekan kerja yang relatif kurang baik yang dapat menimbulkan stres kerja serta adanya sikap karyawan dalam menunda-nunda pekerjaan.

Secara umum fenomena berkenaan dengan tingkat kepuasan kerja karyawan dapat dilihat bahwa karyawan ada yang belum merasa puas, hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor lingkungan kerja, hubungan kerja antar karyawan maupun dengan pimpinan maupun faktor kejenuhan karena melakukan pekerjaan yang sama dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan kebosanan dan berakibat pada menurunnya kepuasan kerja karyawan Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh.

Selain dari faktor budaya organisasi, faktor lain yang turut berpengaruh terhadap peningkatan kepuasan kerja dan kinerja karyawan adalah masalah stres kerja yang dialami oleh karyawan karena adanya tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab dari pimpinan dalam penyelesaian pekerjaan. Stres kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terhadap tingkat kepuasan kerja karyawan dan juga terhadap peningkatan kinerja karyawan. Stres kerja yang dialami oleh karyawan juga disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal, seperti persaingan dan tuntutan profesionalitas yang semakin tinggi yang menimbulkan banyaknya tekanan-tekanan yang harus dihadapi oleh karyawan dalam lingkungan kerja.

Stres kerja merupakan aspek yang penting bagi suatu organisasi terutama keterkaitannya dengan kinerja karyawan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Organisasi harus memiliki kinerja, kinerja yang baik/tinggi dapat membantu organisasi meningkatkan kinerjanya. Sebaliknya, bila kinerja menurun dapat merugikan organisasi yaitu turunnya kinerja organisasi dan hilangnya kepercayaan masyarakat. Oleh karenanya kinerja karyawan perlu memperoleh perhatian antara lain dengan jalan melaksanakan kajian berkaitan dengan variabel stres kerja.

Bahaya stres diakibatkan karena kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam waktu yang lama dengan situasi yang menuntut secara emosional. Proses berlangsung

(3)

137 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 secara bertahap, akumulatif, dan lama kelamaan menjadi semakin memburuk. Oleh karena itu, pihak Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh perlu meminimalisir terjadi stres kerja yang bersifat negatif, sehingga kepuasan kerja karyawan akan tercipta dengan baik dan diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kinerja karyawan terutama dalam peningkatan kualitas pelayanan dan peningkatan kinerja perusahaan.

.

KAJIAN KEPUSTAKAAN Kinerja Karyawan

Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance) karyawan, untuk itu setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawannya dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Budaya organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi ke arah perkembangan yang lebih baik. Di sisi lain, kemampuan pemimpin dalam menggerakkan dan memberdayakan karyawan akan mempengaruhi kinerja.

Menurut Waldman (2006:55) kinerja merupakan gabungan perilaku dengan prestasi dari apa yang diharapkan dan pilihannya atau bagian syarat-syarat tugas yang ada pada masing-masing individu dalam organisasi.

Pengertian kinerja Mangkunegara (2005:103) adalah sebagai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dapat dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

kepadanya.

Pengertian kinerja menurut Rivai, (2006:141), merupakan hasil atau tingkatan keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Lebih lanjut Rivai menyatakan bahwa kinerja tidak berdiri sendiri tapi berhubungan dengan kepuasan kerja dan kompensasi, dipengaruhi oleh ketrampilan, kemampuan dan sifat–sifat individu. Dengan kata lain kinerja ditentukan oleh kemampuan, keinginan dan lingkungan. Oleh karena itu agar mempunyai kinerja yang baik, seseorang harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk mengerjakan dan mengetahui pekerjaannya serta dapat ditingkatkan apabila ada kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan.

Kepuasan Kerja

Pegawai akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan dan aspek-aspek dirinya menyokong dan sebaliknya jika aspek-aspek tersebut tidak menyokong, pegawai akan merasa tidak puas.

Menurut Allen (2006:146), mengatakan bahwa : “Unsur manusia memegang peranan penting dalam proses suatu pekerjaan, ia menyatakan bahwa betapapun sempurnanya rencana-rencana, organisasi, dan pengawasan serta penelitiannya, bila mereka tidak dapat menjalankan tugasnya dengan minat dan gembira maka suatu perusahaan tidak akan mencapai hasil sebanyak yang sebenarnya dapat

(4)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 138 dicapai”.

Pada dasarnya kepuasan kerja bersifat individual, setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku pada dirinya.

Hal ini ada karena perbedaan masing-masing individu tersebut, semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, semakin tinggi pula tingkat kepuasan yang diperoleh, dan akan memperoleh tingkat kepuasan yang rendah jika terjadi sebaliknya.

Karyawan melewatkan sebagian besar waktunya untuk bekerja dan bagian dari hidupnya ini harus dibuat sedemikian rupa sehingga menyenangkan dan memuaskan.

Kepuasan kerja juga merupakan perasaan seseorang terhadap pekerjaan yang ditekuninya.

Jadi kepuasan kerja itu sendiri berkaitan antara harapan karyawan dan apa yang diperoleh dari

Sedangkan menurut Handoko (2006:193), menyebutkan bahwa : “Kepuasan kerja (Job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang pekerjaan mereka”

Pendapat tersebut dipahami bahwa karyawan harus ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan latar belakang keterampilannya. Praktek semacam ini tentu dimaksudkan agar tercapainya kepuasan kerja karyawan dalam pekerjaannya.

Budaya Organisasi

Budaya merupakan sejumlah pemahaman penting seperti norma, nilai, sikap,

dan keyakinan yang dimiliki bersama oleh anggota organisasi. Budaya sebagai suatu pola asumsi dasar yang dimiliki bersama yang didapat oleh kelompok ketika memecahkan masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal yang telah berhasil dengan cukup baik untuk dianggap sah dan oleh karena itu, diharapkan untuk diajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang tepat untuk menerima, berpikir, dan merasa berhubungan dengan masalah tersebut.

Jadi, budaya organisasi adalah bagaimana organisasi belajar berhubungan dengan lingkungan yang merupakan penggabungan dari asumsi, perilaku, cerita, mitos, ide, metafora, dan ide lain untuk menentukan apa arti bekerja dalam suatu organisasi (Rivai, 2006:88).

Susanto (2006:45) memberikan definisi budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi kedalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku.

Budaya organisasi menurut Peter dan Watermen (2006:41), Budaya organisasi sebagai suatu pola dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi masalah- masalah yang timbul akibat adaptasi eksternal

(5)

139 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga, perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut.

Stres Kerja

Definisi stres menurut Handoko (2006:

200) adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Hasilnya, stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan, yang akhirnya mengganggu pelaksanaan tugas-tugasnya, berarti mengganggu prestasi kerjanya.

Pada umumnya orang menganggap bahwa stres merupakan suatu kondisi yang negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik maupun mental, atau mengarah ke perilaku yang tidak wajar.

Munandar, 2008: 374) membedakan antara distress, yang destruktif dan eustress yang merupakan kekuatan yang positif dimana stres kadangkala dapat diperlukan untuk menghasilkan prestasi yang tinggi.

Ditinjau dari gejala psikologis, stres dapat menyebabkan ketidakpuasan. Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan. Itulah “dampak psikologis yang paling sederhana dan paling jelas” dari stres.

Stres juga dapat muncul dalam keadaan psikologis lain, misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan, dan suka menunda-nunda. Terbukti bahwa bila orang

ditempatkan dalam pekerjaan yang mempunyai tuntutan ganda dan berkonflik atau di tempat yang tidak ada kejelasan mengenai tugas, wewenang, dan tanggungjawab pemikul pekerjaan, stres dan ketidakpuasan kerja akan meningkat. Semakin sedikit kendali yang dipegang orang atas kecepatan kerja mereka, makin besar stres dan ketidakpuasan.

Menurut Hasibuan (2006:203) “Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang”. Orang yang mengalami stres menjadi kekuatiran kronis, mereka sering menjadi marah-marah, agresif, tidak dapat rileks atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif.

METODE PENELITIAN Lokasi dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan pada Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian mengenai budaya organisasi, stres kerja dan kepuasan kerja serta kinerja karyawan Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh.

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh. Populasi karyawan pada bank pemerintah ini tahun 2013 berjumlah sebanyak 150 orang.

Karena ukuran populasi tersebut mencukupi dan terjangkau untuk diteliti maka sampel penelitian adalah seluruh populasi karyawan Kantor Pusat Operasional (KPO) PT. Bank Aceh.

(6)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 140 Peralatan Analisis Data

Peralatan analisis data yang digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah analisis jalur (path analysis). Asumsi- asumsi standar yang harus dipenuhi sebelum membangun model path analysis antara lain:

(1) berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah;

(3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi normal; (5) tidak ada multikolinieriti; dan (6) semua variable terukur, minimal dalam skala interval, seperti dijelaskan berikut ini:

Gambar .1. Metode Pengujian Peranan Variabel Mediating. (Baron dan Kenny, 1986, dalam Ma’ruf, 2005).

HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Secara Simultan Budaya Organisasi, Stres Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian dapata dijelaskan bahwa hasil pengujian secara simultan (bersama-sama) variabel budaya organisasi dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (63,145 >

3,065) pada tingkat signifikansi 1 persen.

 Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi pada Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh mempunyai

pengaruh positif terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,492, artinya setiap kenaikan terhadap variabel stres kerja sebanyak 1 persen, maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebanyak 0,492% pada satuan skala likert.

 Pengaruh Stres kerja Terhadap Kepuasan kerja karyawan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja mempunyai pengaruh parsial terhadap kepuasan kerja karyawan Kantor Pusat Operasional PT. Bank Aceh dengan nilai koefisien sebesar 0,365, artinya setiap terjadinya peningkatan stres kerja sebesar 1%, maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan sebanyak 0,365% pada satuan skala likert.

Pengaruh Secara Simultan Budaya Organisasi, Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Aceh

Hasil penelitian secara simultan menunjukan bahwa variabel budaya organisasi dan stres kerja serta kepuasan kerja karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (44,381 > 3,065) pada tingkat signifikansi 1 persen.

Pengaruh Budaya organisasi Terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Aceh

Hasil penelitian terhadap budaya organisasi diperoleh nilai koefisien sebesar 0,465, artinya setiap perubahan terhadap variabel budaya organisasi sebanyak 1 persen, maka akan meningkatkan kinerja organisasi

(7)

141 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 sebanyak 0,465% pada satuan skala likert.

Pengaruh Stres kerja Terhadap Kinerja karyawan PT. Bank Aceh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja yang ada dalam diri karyawan mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Bank Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,309, artinya setiap perubahan terhadap variabel stres kerja sebanyak 1 persen, maka akan meningkatkan kinerja organisasi sebanyak 0,309% pada satuan skala likert.

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Bank Aceh

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja karyawan mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan PT. Bank Aceh dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,913, artinya setiap kenaikan terhadap variabel kepuasan kerja karyawan sebanyak 1 persen, maka akan meningkatkan kinerja organisasi sebanyak 0,913% pada satuan skala likert.

Pengaruh Tidak Langsung Budaya Organisasi, Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Melalui Kepuasan Kerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi dan stres kerja mempunyai pengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan PT. Bank Aceh melalui kepuasan kerja karyawan dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,913, artinya setiap perubahan terhadap variabel kinerja karyawan sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan kinerja karyawan sebanyak 91,3% pada satuan skala likert.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi diperoleh nilai rerata 4,21, variabel stres kerja diperoleh nilai rerata sebesar 4,13, variabel kepuasan kerja diperoleh nilai rerata sebesar 4,11 dan variabel kinerja karyawan diperoleh nilai rerata sebesar 4,18, sehingga semua variabel dalam penelitian dipersepsikan secara baik oleh responden.

2. Budaya organisasi dan stres kerja baik secara simultan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Bank Aceh.

Hal ini mengindikaskan bahwa variabel budaya organisasi dan stres kerja berpengaruh positif terhadap peningkatan kepuasan kerja karyawan.

3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa budaya organisasi dan stres kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT. Bank Aceh, hal ini mengindikasikan bahwa budaya organisasi dan stres kerja dapat meningkatkan kinerja karyawan pada PT. Bank Aceh.

4. Kepuasan kerja juga berpengaruh langsung terhadap kinerja karyawan PT. Bank Aceh.

5. Budaya organisasi dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan, Hal ini mengindikasikan bahwa secara tidak langsung kedua variabel tersebut juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan melalui kepuasan kerja karyawan PT. Bank Aceh

(8)

Volume 4, No. 1, Februari 2015 - 142 Saran

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel secara bersama-sama mempunyai pengaruh baik secara langsung dan tidak langsung dalam meningkatkan kepuasan kerja maupun kinerja karyawan, sehingga keberadaan kedua variabel tersebut perlu dipertahankan terutama dalam meningkatkan kinerja karyawan PT. Bank Aceh.

2. Budaya organisasi dan stres kerja dapat menjadi referensi bagi pimpinan dalam pengambilan kebijaksanaan organisasi berkaitan dengan peningkatan kepuasan kerja dan peningkatan kinerja karyawan.

3. Budaya organisasi dan stres kerja menjadi salah satu faktor yang dapat dijadikan indikator bagi pimpinan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap peningkatan kepuasan kerja, sehingga dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam menilai tingkat keberhasilan organisasi dalam meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

4. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi PT. Bank Aceh, berkaitan dengan faktor budaya organisasi, stres kerja dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja dan peningkatan kinerja karyawan di masa yang akan datang.

5. Untuk penelitian selanjutnya hendaknya peneliti dapat memberikan batasan tentang tingkat stres kerja yang dialami oleh karyawan, sehingga stres kerja dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan

kinerja organisasi di masa yang akan datang.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Allen (2006), Penilaian Kinerja dan Pengembangan Karyawan, BPFE, Yogyakarta.

Fuad Mas’ud, (2006), Pemimpin dan Kepemimpinan, CV. Rajawali, Jakarta.

Handoko T. Hani, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia, Bina Aksara, Jakarta.

Hasibuan Malayu, SP. (2006), Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara, Jakarta.

Ma’ruf, Jasman (2005) Riset Perilaku Konsumen : Niat Membeli Melalui Internet, Program Magister Manajemen Program Pasca Sarjana Universitas Syiah Kuala.

Mangkunegara Anwar Prabu. (2005). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia.

Bandung: PT. Refika Aditama.

Munandar (2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta STIE YKPN.

Watermen dan Peter (2006), Culture Organization, Rineka Cipta, Jakarta.

Rivai, Veithzal, (2006), Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi: PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Robbins, Stephen P, dan Mary Coulter, (2007), Perilaku Organisasi. PT. Indeks Jakarta.

Schermerhorn John R. (2008) Manajemen.

Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Simanjuntak Payaman J. (2005), Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

(9)

143 - Volume 4, No. 1, Februari 2015 Soedjono (2005), Manajemen Tenaga Kerja,

Penerbit Liberty, Yogyakarta.

Sutanto (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Bandung, Penerbit Andi Offset.

Waldman Paul, (2006), The Press Effect, Oxford University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

(3) Mekanisme pemberian bantuan kepada satuan pendidikan diatur lebih lanjut dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal atau pejabat yang

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas

Seiring dengan perkembangan teknologi, semakin berkembang pula hardware komputer dengan spesifikasi yang beragam dan menggunakan teknologi yang baru. Penggunaan internet pada

Dari perhJtungan metode pendekatan biaya dan metode pendekatan pendapatan, dilakukan rekonsiliasi indikasi nilai properti dengan melakukan pembobotan sehingga

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa melalui pendekatan investigasi pada siswa kelas VII E MTsN Kauman Ponorogo tahun pelajaran 2012/2013 dapat

Indikator yang akan dicapai. Indikotor yang dicapai dalam workshop dan pelaithan implementasi Kurikulum 2013 adalah para.. guru memahami dan mengimplemantasikan Kurikulum 2013,