• Tidak ada hasil yang ditemukan

NIKAH DI PASAR SEBAGAI KONTROL SOSIAL DALAM MENGATASI HAMIL DI LUAR NIKAH DI NAGARI KOTO LAMO KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NIKAH DI PASAR SEBAGAI KONTROL SOSIAL DALAM MENGATASI HAMIL DI LUAR NIKAH DI NAGARI KOTO LAMO KECAMATAN KAPUR IX KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SKRIPSI"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Dimunaqasahkan Pada Prodi Sosiologi Agama

Oleh :

RAHMI SAFITRI NIM : 4616.018

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA (S1)

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH (FUAD)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI

TA. 2020M/1441H

(2)
(3)

i

KATA PENGANTAR

ِمۡسِب َِللّٱ ِن َٰ م ۡحَرلٱ ِمي ِحَرلٱ

Alhamdulillahirabbil’alamiin. Disini segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Nikah Di Pasar Sebagai Kontrol Sosial Dalam Mengatasi Hamil Di Luar Nikah Di Nagari Koto Lamo Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota ”. Shalawat serta salam penulis kirimkan kepada Nabi junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberi contoh teladan yang baik bagi umat manusia. Sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih penulis atas terwujudnya penyelesaian skripsi ini. Sebagai suatu keharusan dan syarat bagi mahasiswa program strata satu (S1) IAIN Bukittinggi dalam menyelesaiakan studi untuk mencapai Gelar Sarjana Sosiologi nantinya.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak halangan dan

rintangan, yang tidak mampu penulis lakukan tanpa adanya bantuan, bimbingan

serta dorongan yang penuh ketulusan dan keikhlasan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga, terkhusus kepada

Ibunda Asmawati yang telah membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang

dan pengorbanan yang begitu besar, yang tidak akan mampu penulis untuk

membayar semua jasa-jasa dan pengorbanan yang telah ibu berikan kesabaran

dengan selalu mendorong dan mengirimkan untaian do’a- do’a terbaik dalam

setiap aktifitas penulis selama menuntut ilmu, semoga Allah memberikan

kesembuhan ibu dan ayahanda Ondra yang selalu bersusah payah dalam mencari

(4)

ii

rezki untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga dan untuk anak-ankanya agar tetap bisa melanjutkan pendidikan sampai penulis bisa menyelesaiakan skripsi ini.

Penulis bangga dengan sosok seorang abah yang tidak kenal lelah dan menjadi salah satu motivator penulis untuk tetap tegar dan tersenyum dalam keadaan apapun. Dan tak lupa juga kepada kakak Weri Nofrianti dan abang Rendi Anggriawan beserta adik-adik penulis Resna Oktavia dan Mutia Fadila yang telah membantu dan memberi semangat kepada penulis. Serta atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Ibunda Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

2. Bapak Dr. H. Nunu Burhanuddin, Lc, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

3. Ibunda Vivi Yulia Nora, M.Si selaku ketua program studi Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

4. Ibunda Dr. Silfia Hanani, S,Ag,S.Sos,M.Si selaku dosen Pembimbing

Akademik (PA) sekaligus pembimbing skripsi yang telah memberikan

dorongan dan motivasi luar biasa dan selalu sabar dalam memberikan

arahan, bimbingan serta meluangkan waktu hingga akhir penulisan

skripsi ini.

(5)

iii

5. Bapak/Ibu Dosen dan Staff Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah yang telah memberikan ilmu kepada penulis yang menambah pengetahuan dan wawasan penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh teman-teman seperjuangan Program Sosiologi Agama angkatan 2016 terkhusus lokal Sosiologi Agama A angkatan 2016 yang mensupport dan selalu memberikan motivasi dan sama-sama berjuang dalam penyelesaian skripsi.

7. Terkhusus pada teman-teman seperjuangan dalam menuntut ilmu, Nisa Julianti, Erlina Fitri Rahmdahani, Ulvi Rohmatun Nafi’ah, Indri Sri Rahayu, yang selalu memberikan support, dukungan dan menemani perjuangan menyelesaikan skripsi ini. Franciski Nuzal Putra, Nur Aziyah, Uswatul Hasanah, Santika Putri, Voni Yuni Anggita, yang telah memberikan masukan dan bantuan yang begitu besar kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini yang selalu memberikan motivasi dan sahabat yang selalu berlomba-lomba dalam hal kebaikan.

Bukittinggi, Juli 2020 Penulis

RAHMI SAFITRI

NIM: 4616.018

(6)

iv

DAFTAR ISI

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ...

SURAT PERNYATAAN ... ...

KATA PENGANTAR ... ... i

DAFTAR ISI ... ... iv

DAFTAR DiAGRAM ... ... vi

DAFTAR TABEL ... ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ... viii

ABSTRAK ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian... 10

E. Kegunaan Penelitian ... 10

F. Penjelasan Judul ... 11

G. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nikah Di Pasar ... 13

B. Kontol Sosial ... 17

C. Hamil Di Luar Nikah ... 26

D. Teori Kontrol Sosial ... 30

E. Penelitian Relevan ... 33

F. Kerangka Berfikir ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Lokasi Penelitian ... 37

C. Informan Penelitian ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Teknik Analisis Data ... 40

F. Teknik Keabsahan Data ... 42

(7)

v

BAB IV

A. Temuan Umum ... 44 B. Temuan Khusus ... 58 C. Pembahasan ... 74 BAB V

A. Kesimpulan ... 77 B. Saran ... 78 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

vi

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1. Kerangka Berfikir ... 35

(9)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Remaja Hamil Di Luar Nikah Di Nagari Koto Lamo ... 4

Tabel 1.2 Jumlah Remaja Hamil di Luar Nikah setelah ada sanksi Di nagari Koto Lamo ... 8

Tabel 4.1 Data Masyarakat Nagari Koto Lamo Berdasarkan Mata Pencaharian ... 49

Tabel 4.2 Data Jumlah Penduduk Nagari Koto Lamo ... 51

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Nagari Koto Lamo Menurut Tingkat Pendidikan ... 52

Tabel 4.4 Jumlah Bidang Pendidikan Di Nagari Koto Lamo ... 54

Tabel 4.5 Jumlah Puskemas Nagari Koto Lamo ... 56

Tabel 4. 6 Jumlah Tempat Beribadah Di Nagari Koto Lamo ... 57

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Masyarakat Yang Menyaksikan Pelaksanaan Nikah di Pasar ... 68

Gambar 4.2 Pemuda Memberi Sorakan dan Merekam Video Pelaksanaan

Nikah di Pasar ... 70

Gambar 4.3 Pelaksanaan Nikah di Pasar Juga Menggunakan Mahar ... 70

(11)

ix

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul : “Nikah Di Pasar Sebagai Kontrol Sosial Dalam Mengatasi Hamil Diluar Nikah Pada Remaja Di Nagari Koto Lamo Kecamatan Kapur IX Kabupaten Lima Puluh Kota ” yang disusun oleh Rahmi Safitri, dengan NIM : 4616.018 Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, IAIN Bukittinggi.

Latar belakang pemilihan judul ini adalah berangkat dari suatu fenomena sosial dimana tingginya kejadian hamil diluar nikah pada Remaja di Nagari Koto Lamo. Sehingga ditetapkan aturan dan hukum bagi yang mengalami kejadian hamil diluar nikah dengan diberikan sanksi pelaksanaan nikah dipasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fenomena pelaksanaan nikah di pasar sehingga dapat menjadi alat kontrol sosial bagi masyarakat dalam mengatasi hamil diluar nikah pada remaja. Teori yang digunakan adalah tentang teori kontrol sosial yang dipelopori oleh Travis Hirschi.

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah para remaja yang ada di Nagari Koto Lamo. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data, wawancara, observasi dan dokumentasi, lokasi penelitian ini di Nagari Koto Lamo Kabupaten Lima Puluh Kota.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sanksi nikah di pasar dibentuk atas dasar tingginya angka kehamilan diluar nikah pada remaja di Nagari Koto Lamo, proses pelaksanaan nikah dipasar dengan beberapa tahapan, musyawarah niniak mamak bersama kedua belah pihak pasangan untuk penyusunan jadwal pernikahan di pasar, gambaran pelaksanaan nikah di pasar, pelaksanaan nikah dipasar menjadi alat kontrol sosial dalam mengatasi hamil di luar nikah pada remaja di Nagari Koto Lamo.

Kata Kunci : Kontrol Sosial, Nikah di Pasar

(12)

x

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat dapat terjadi karena adanya perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang diartikan sebagai tindakan yang melanggar nilai-nilai atau norma-norma sosial akibat dari ketidaksempurnaan proses sosilisasi yang dijalani individu, baik dilingkungan keluarga maupun ditengah masyarakat pada umumnya. Proses sosialisasi yang dijalani individu pada dasarnya tidak selalu berjalan secara positif bisa juga berdampak negatif, yaitu terjadinya kekacauan sosial (social disorder) di tengah-tengah masyarakat, terjadinya prilaku menyimpang di tengah-tengah masyarakat ini bisa disebabkan oleh proses sosialisasi nilai-nilai subkebudayaan yang juga menyimpang.

1

Subkebudayaan menyimpang yang ditemukan dilingkungan masyarakat tersebut menjadi permasalahan sosial contohnya kejadian hamil di luar nikah yang terjadi di Nagari Koto Lamo.

Nagari Koto Lamo merupakan salah satu nagari yang terletak di Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Nagari Koto Lamo memiliki tiga jorong yaitunya, Jorong Koto Tuo, Jorong Koto Tangah, dan Jorong Tanjuang Bungo.

2

1 Zainal Abidin, Agus Ahmad Safei, Sosiosophologi Sosiologi Islam Berbasis Hikmah, (Bandung : CV pustaka setia 2003) 162-163.

2 Profil Nagari Koto Lamo ,data dari kantor wali Nagari Koto Lamo, di Jorong Koto Tuo,17 Februari 2019

(14)

Di Nagari Koto Lamo masyarakat masih memerlukan sistem budaya dan adat istiadat untuk mengatur kehidupan sosial masyarakatnya dan juga untuk mendidik generasi muda di Nagari Koto Lamo. Jika terjadi permasalahan sosial dalam masyarakat tersebut biasanya diselesaikan dengan adat istiadat seperti hamil di luar nikah karena hal tersebut tidak sesuai dengan norma adat dan agama. Masalah hamil di luar nikah di Nagari Koto Lamo biasanya terjadi pada remaja. Hamil di luar nikah tidak hanya terdapat di kota. Namun masalah tersebut juga ditemukan di desa.

Menurut adat hamil di luar nikah merupakan suatu perilaku yang tidak bermoral dan hina yang akan menjadi ejekan oleh masyarakat sehingga membuat malu keluarga dan mamak dari sukunya sendiri.

3

Di dalam kehidupan sehari-hari perilaku dan tindakan seseorang diatur oleh nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat setempat. Norma dan nilai dibentuk oleh masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang aman dan tentram dilingkungan masyarakat. Namun apabila norma-norma yang dibentuk dilanggar maka hal tersebut dapat dikatakan dengan perilaku menyimpang yang akan menjadi suatu permasalahan sosial di dalam masyarakat.

Sedangkan dalam agama Islam perilaku hamil di luar nikah disebut juga dengan zina yang tergolong ke dalam dosa besar dan dalam agama Islam memandang hamil di luar nikah merupakan perbuatan yang kotor dan perilaku yang sangat tercela. Agama Islam sangat melarang umatnya

3 Sunarto Amus dkk,Peranan Lembaga Adat dalam Menangani Kasus Hamil Di Luar Nikah Di Desa Watumaeta Kecamatan Lore Utara, Jurnal Edu Civic Media Publikasi Prodi PPKN, halm 61

(15)

untuk mendekati zina yang terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ Ayat 32.

4

◆

❑⧫⬧



⧫⬧⬧ ⧫ 

◆◆





Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya ia adalah sesuatu perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk.

Tampak jelas di dalam Al-Qur’an bahwa agama Islam sangat melarang dan tidak menginginkan umatnya terjerumus ke dalam perilaku zina yang mengakibatkan hamil di luar nikah. Namun hal tersebut masih juga terdapat di dalam masyarakat tanpa memperdulikan yang dilarang oleh agamanya dan juga norma adat yang berlaku dalam lingkungan masyarakat setempat.

Dengan adanya permasalahan sosial maka perlu diadakan pengendalian sosial dalam mengatasi permasalahan atau perilaku menyimpang yang terdapat dalam masyarakat supaya permasalahan sosial tersebut dapat diatasi.

Menurut Peter, L. Berger pengendalian atau kontrol sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yang berbuat menyimpang.

5

Jadi kontrol sosial berperan mendidik, dan alat pengawas masyarakat yang mengajak masyarakat untuk bersikap baik

4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah Pesan, Kesan, dan Keselarasan Al- qur’an,(Jakarta: Lentera Hati, 2002), halm 79

5 J.M. Henny Wiludjeng dkk, Sosiologi Untuk Mahasiswa Fakultas Hukum , Edisi 2, (Jakarta: Penerbit Universitas KatolikIndonesia Atma Jaya, 2020) halm 76

(16)

dengan mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.

6

Maka kontrol sosial merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diadakan di dalam kehidupan masyarakat dimana kontrol sosial akan mengatur dan mengarahkan peran seorang individu maupun kelompok kedalam situasi kemasyarakatan yang sesuai dengan harapan masyarakat atau tingkah laku yang sesuai dengan norma sosial.

Begitu juga dengan permasalahan sosial yang terjadi di Nagari Koto Lamo seperti hamil di luar nikah yang biasanya terjadi pada remaja yang masih duduk di bangku sekolah. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa peralihan antar masa kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan biologis dan psikologis.

Hurlock membagi fase remaja menjadi masa remaja awal dengan usia antara 13-17 tahun dan masa remaja akhir usia antara 17-18 tahun.

7

Berikut adalah jumlah remaja yang hamil di luar nikah sebelum adanya alat kontrol sosial:

Tabel 1.1

8

Jumlah Remaja Hamil Di Luar Nikah Di Nagari Koto Lamo

No Tahun Banyak Remaja hamil di luar nikah di

sebelum ada sanksi nikah di pasar

1 2013 3

6 Soerjono Soekonto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), halm 179

7 Khoirul Bariyyah Hidayati dan M. Farid, Konsep Diri, adversity Quotient dan Penyesuaian Diri Pada Remaja. Jurnal Psikologi Indonesia, Vol 5 No 02, 2016, halm 137

8 Wawancara dengan Hendri Naldi (wali hakim nagari Koto Lamo) di rumah wali hakim di Jorong Koto Tuo, jam 20:00 WIB, 14 Januari 2020

(17)

2 2014 4

Jumlah 7

Dari tabel di atas dapat diketahui jumlah remaja yang hamil di luar nikah di Nagari Koto Lamo pada tahun 2013 dan 2014 berjumlah 7 orang.

Tiga orang yang hamil di luar nikah pada tahun 2013 berasal dari Jorong Koto Tangah dan Jorong Koto Tuo, 2 orang diantaranya berasal dari Jorong Koto Tuo dan 1 orang dari Jorong Koto Tangah. Kemudian pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2014 jumlah remaja yang hamil di luar nikah menjadi meningkat yang berjumlah 4 orang. Dari 4 orang yang hamil di luar nikah tersebut semuanya berasal dari Jorong Koto Tuo. Jadi dengan tingginya jumlah kejadian hamil di luar nikah di Nagari Koto Lamo, maka diperlukanlah sebuah alat kontrol sosial supaya masyarakat tidak terjerumus ke dalam perilaku hamil di luar nikah.

Dengan adanya hal demikian maka niniak mamak dan pemerintahan Nagari Koto Lamo akhirnya membuat kebijakan dengan dibentuknya sanksi nikah di pasar, jika ditemukan dalam masyarakat Nagari Koto Lamo ada yang hamil di luar nikah maka harus dinikahkan di pasar. Sanksi nikah di pasar mulai berlaku pada tahun 2015 yang dibentuk oleh pemerintahan Nagari Koto Lamo dan juga niniak mamak guna mengatasi masalah hamil di luar nikah.

Jadi nikah di pasar adalah melaksanakan akad nikah di pasar untuk

pasangan yang hamil di luar nikah, yang dilakukan pada malam hari

(18)

setelah shalat Isya.

9

Peneliti juga mengamati pelaksanaan pasangan yang dinikahkan di pasar pada waktu itu laki-lakinya berasal dari jorong Tanjuang Bungo dan perempuannya dari Jorong Koto Tuo. Dengan demikian, karena perempuan yang hamil di luar nikah berasal dari jorong Koto Tuo, maka akad nikahnya dilaksanakan di pasar Jorong Koto Tuo, pasangan yang memiliki permasalahan hamil di luar nikah tersebut dinikahkan pada malam hari setelah shalat Isya lebih tepatnya waktu itu jam 9 malam WIB yang wali nikahnya adalah wali hakim Nagari Koto Lamo. Pelaksanaan akad nikah dari pasangan yang hamil di luar nikah tersebut dihadiri oleh masyarakat Nagari Koto Lamo.

10

Foto: Pelaksanaan nikah di pasar nagari Koto Lamo pada 2019

Akad nikahnya dilihat oleh orang banyak supaya pelaku merasa jera dan malu agar masyarakat di Nagari Koto Lamo tidak terjerumus ke dalam perilaku hamil di luar nikah. Pasangan yang diberi sanksi tersebut

9 Wawancara dengan Ibasmi Dt Majo, (niniak mamak nagari Koto Lamo), di rumah Ibasmi Dt Majo jorong Koto Tuo, jam 17:10 WIB 16 Januari 2020

10 Observasi awal 6 April 2019 di jorong Koto Tuo, Nagari Koto Lamo

(19)

dinikahkan oleh wali hakim dan juga dihadiri oleh orang tuanya beserta niniak mamak besangkutan yang akan duduk berdampingan dengan anaknya di dalam pasar. Tentu saja orang tua juga akan merasa sangat malu menikahkan anaknya dengan cara nikah yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain.

Senada dengan yang peneliti amati maka peneliti melakukan wawancara dengan wali Nagari Koto Lamo atas alasan pemerintah nagari memilih sanksi nikah di pasar sebagai hukuman sosial bagi mereka yang hamil di luar nikah dalam masyarakat Nagari Koto Lamo. Kemudian wali Nagari Koto Lamo mengatakan:

“Sanksi nikah di pasar dipilih supaya remaja yang hamil di luar nikah menjadi berkurang dengan cara dilihat oleh orang banyak yang dilaksanakan di tempat keramaian sehingga remaja tersebut merasa malu dan generasi berikutnya juga merasa takut untuk melakukan hal tersebut, maka sanksi nikah di pasar dipilih sebagai sanksi untuk mengatasi perilaku hamil di luar nikah yang disahkan oleh BAMUS dan niniak mamak nagari Koto Lamo pada tahun 2015

”.11

Sedangkan menurut wali hakim Nagari Koto Lamo, nikah di pasar yang diberlakukan pada tahun 2015 telah mampu mengurangi jumlah remaja yang hamil di luar nikah di Nagari Koto Lamo.

12

Jika dibandingkan pada tahun 2013 dan 2014 remaja yang hamil di luar nikah di nagari koto Lamo dalam dua tahun tersebut ada 7 kasus remaja yang hamil di luar nikah, sementara setelah diberlakukan sanksi

11 Wawancara dengan Anuar Dt Bosa wali Nagari Koto Lamo, di rumah wali nagari Koto Lamo jam 14:00 WIB, 1 Maret 2020

12 Wawancara dengan Hendri Naldi wali hakim Nagari Koto Lamo di rumah wali hakim jam 20:00 WIB, 14 Januari 2020

(20)

nikah di pasar jumlah remaja yang hamil di luar nikah pada tahun 2015 dan 2016 menjadi berkurang. Berikut ini data jumlah remaja yang hamil di luar nikah setelah adanya sanksi nikah di pasar:

Tabel 1. 2

13

Jumlah Remaja Hamil Di Luar Nikah Di Nagari Koto Lamo

No Tahun Banyak Remaja Hamil Di Luar Nikah Setelah

Adanya Sanksi Nikah Di Pasar

1 2015 2

2 2016 0

3 2017 1

4 2018 2

5 2019 1

6 2020 0

Jumlah 6

Dari data di atas dapat diketahui jumlah kejadian hamil di luar nikah setelah adanya sanksi dari tahun 2015 sampai pada tahun 2020 ini berjumlah sebanyak 6 khasus. Pada tahun 2015 terdapat 2 khasus kejadian hamil di luar nikah yang dinikahkan di pasar, kedua khasus tersebut terdapat dari jorong Koto Tangah, dan tahun berikutnya 2016 khasus kejadian hamil di luar nikah tidak ada ditemukan di nagari Koto lamo, berikutnya tahun 2017 terdapat 1 khasus yang terdapat di jorong Koto

13 Diolah dari hasil wawancara dengan Hendri Naldi (wali hakim nagari Koto Lamo) di

Jorong Koto Tuo, jam 20:00 WIB, 14 Januari 2020_

(21)

Tangah, kemudian tahun berikutnya 2018 terdapat 2 khasus hamil diluar nikah dari Jorong Koto Tangah dan Jorong Koto Tuo, selanjutnya di tahun 2019 di Nagari Koto Lamo terdapat 1 dari jorong Koto Tuo, dan pada tahun 2020 ini tdiak ditemukan khasus kejadian hamil di luar nikah di nagari Koto Lamo.

Dari penjelasan di dari tebel 2 di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa setelah adanya sanksi nikah di pasar, jumlah kejadian hamil di luar nikah di Nagari Koto Lamo menjadi berkurang jika dibandingkan dengan sebelum adanya sanksi yang dibuat oleh tokoh masyarakat.

Jadi sanksi nikah di pasar yang dilaksanakan di Nagari Koto Lamo dapat menjadi alat kontrol sosial untuk mengatasi hamil di luar nikah yang terjadi pada remaja. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untukmengetahui bagaimana fenomena nikah di pasar dapat menjadi kontrol sosial bagi remaja dalam mengatasi hamil di luar nikah di N agari Koto Lamo., Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Lima Puluh Kota.

B. Batasan Masalah

Fokus penelitian ini terkait dengan pelaksanaan nikah di pasar bagi remaja yang hamil di luar nikah dalam mengontrol perilaku remaja di Nagari Koto Lamo, kecamatan Kapur IX, kabupaten Lima Puluh Kota.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana

fenomena nikah di pasar dapat menjadi kontrol sosial bagi remaja dalam

mengatasi hamil di luar nikah di Nagari Koto Lamo.

(22)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mempelajari serta memahami, bagaimana fenomena nikah di pasar dapat menjadi kontrol sosial bagi remaja dalam mengatasi hamil di luar nikah di Nagari Koto Lamo.

E. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan secara akademis adalah:

a. Untuk menambah ilmu pengetahuan, pengalaman dan menambah wawasan keilmuan peneliti.

b. Sebagai salah satu syarat bagi penulis dalam menyelesaikan studi srata 1 (S1) di jurusan sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Insitut Agama Islam Nageri Bukittinggi.

2. Kegunaan secara praktis adalah:

a. Diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam bahaya hamil di luar nikah kepada masyarakat, dan cara mengendalikan perilaku remaja supaya tidak terjerumus ke dalam perilaku hamil di luar nikah yang terdapat di lingkungan masyarakat.

b. Semoga dapat menjadi pedoman bagi studi selanjutnya atau referensi

untuk bahan perkuliahan atau digunakan sebagai perbandingan.

(23)

F. Penjelasan Judul

Untuk lebih memudahkan dan menghindari interprestasi yang berbeda dalam memahami judul penelitian ini maka penulis akan menjelaskan beberapa kosa kata dari judul diatas:

Nikah Di Pasar : Nikah Di Pasar merupakan melaksanakan akad nikah di pasar untuk pasangan yang hamil di luar nikah, dilakukan pada malam hari setelah shalat Isya yang di saksikan oleh orang banyak.

14

Kontrol Sosial : Kontrol sosial dapat diartikan suatu pengawasan dari masyarakat dalam proses mendidik, mengajak, dan bahkan memaksa warga-warga masyarakat mematuhi kaidah-kaidah dan nilai sosial yang berlaku.

15

Hamil di Luar Nikah : Hamil di luar nikah merupakan perbuatan zina yang seharusnya dihukum dengan kriteria Islam.

Ketika hamil di luar nikah terjadi maka akan muncul masalah yaitu aib bagi keluarga. Ketika hal itu terjadi maka pasangan terebut diharuskan

14 Ibid, wawancara dengan Hendri Naldi (wali hakim nagari Koto Lamo) di di Jorong Koto Tuo, jam 20:00 WIB, 14 Januari 2020

15 Soerjono Soekonto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2006 halm 179

(24)

untuk menikah demi melindungi keluarga dari aib yang lebih besar.

16

G. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memperoleh gambaran terpadu maka peneliti menyusun sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB 1 : PENDAHULUAN, meliputi latar belakang masalah, fokus masalah dan batasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, meliputi, pengertian nikah, macam- macam nikah, pengertian kontrol sosial, sifat kontrol sosial, bentuk kontrol sosial, pengertian hamil di luar nikah, penyebab hamil di luar nikah, akibat hamil di luar nikah, teori kontrol sosial dan penelitian relevan.

BAB III : METODE PENELITIAN, meliputi, jenis penelitian, lokasi penelitian dan waktu penelitian, informan dan objek penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

16 Wahyu Wibisana, Perkawinan Wanita Hamil di Luar Nikah Serta Akibat Hukumnya Persepektif Fikih dan Hukum Positif, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 15, No 1, 2017, halm 31

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Nikah Di Pasar

1. Pengertian Nikah

Pernikahan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-Nya baik pada manusia hewan maupun, tumbuh- tumbuhan. Ia merupakan salah satu jalan yang dipilih Allah Swt.

Sebagai jalan bagi mkhluk-Nya untuk berkembang biak, dan melestarikan hidupnya, namun sebutan nikah hanya digunakan pada manusia karena mengandung keabsahan secara hukum nasional, adat istiadat, dan terutama menurut agama. Makna nikah adalah akad atau ikatan, karena dalam suatu pernikahan terdapat suatu ijab (pernyataan penyerahan dari pihak perempuan) dan kabul (pernyataan penerimaan dari pihak laki-laki).

17

Secara bahasa arti nikah berarti mengumpulkan, menggabungkan atau menjodohkan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “nikah”

diartikan sebagai “perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi) atau “pernikahan”. Sedangkan menurut syari’ah, “nikah” berarti akad yang menghalalkan pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahramnya yang menimbulkan hak dan kewajiban masing-masing.

18

17 Tihami, Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap, (Jakarta: Raja Wali Pers), 2014, halm 7

18 Sholeh Dimyathi dan Feisal Ghozali, Op. Cit, halm 129

(26)

2. Macam-Macam Nikah

a. Nikah Mut’ah (Kawin Kontrak)

Secara terminologi, kata mut’ah adalah seorang laki-laki menikahi seorang perempuan untuk waktu yang ditentukan dengan imbalan uang yang tertentu. Di Indonesia nikah mut’ah semacam ini populer dengan sebutan “kawin kontrak”. Nikah mut’ah adalah seorang laki-laki mengawini perempuan dengan jumlah mahar yang tertentu, waktu tertentu (lama atau sebentar), dan berakhir dengan berakhirnya waktu akad tanpa jatuh talak, artinya dengan sendirinya tertalak.

19

b. Kawin Lari

Orang tua adalah sosok terhormat. Karenanya, seorang anak tidak dibenarkan melakukan langkah penting tanpa persetujuan orang tua. Namun bagi mereka yang menganggap orang tua sebagai batu sendungan, maka posisi orang tua dimarjinalkan apalagi setelah maksudnya tidak mendapat restu keduanya. Demi mempertahankan cintanya pada seseorang, kawin lari adalah diantara jalan keluar yang kerap dipilih remaja masa kini setelah orang tuanya bersikeras juga menolak niat pernikahannya. Lalu lari kepada hakim (sebagai wali) untuk dinikahkan tanpa persetujuan orang tua.

19 Zaitunah Subhan, Al-qur’an dan Perempuan: Menuju Kesetaraan Gender dalam Penafsiran, (Jakarta:Prenada Media, 2015), halm 169

(27)

c. Kawin Lintas Agama

Di dalam Islam, seorang perempuan haram nikah dengan orang musyrik atau dengan yang di luar Islam. Adapun bagi laki- laki diperbolehkan. Jadi yang dimaksud kawin lintas agama ini adalah pernikahan antara wanita Islam (muslimah) dengan laki-laki luar Islam.

d. Nikah Sirri

Nikah sirri ialah laki-laki menikahi wania dengan cara

“mushafahah”, yaitu pernikahan tanpa wali dan saksi. Pernikahan sirri adalah jenis pernikahannya seorang pelacur yang menurut sebagian ulama tidak syah.

20

e. Kawin Hamil

Yang dimaksud dengan “kawin hamil” disini ialah kawin dengan seorang wanita yang hamil di luar nikah, baik dikawini oleh laki-laki yang mengahamilinya maupun oleh laki-laki bukan yang menghamilinya.

21

Terjadinya wanita hamil di luar nikah (yang hal ini sangat dilarang oleh agama, norma, etika, dan perundang-undangan negara), selain karena adanya pergaulan bebas, juga karena lemah (rapuhnya) iman pada masing-masing pihak. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi perbuatan yang keji dan terlarang itu,

20 Abu Al-Ghifari, Pernikahan Dini Dilema Generasi Ektavaganza, (Bandung: Mujahid

Press, 2002), halm 83-86

21Abdul Rahman Ghozali, Fiqih Munakahat, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2003, Cet Ke-4), halm 124

(28)

pendidikan agama yang mendalam dan kesadaran hukum semakin diperlukan.

22

f. Nikah Paksa ( Kawin Paksa)

Kasus perkawinan paksa adalah merupakan kasus yang tidak boleh dianggap enteng. Bila sebuah mahligai perkawinan diawali sengan rasa kepercayaan dan kecintaan yang tinggi, kemungkinan besar tujuan perkawinan untuk mencapai keluarga yang sakinah, mawaddah wa rahmah akan terwujud. Sebaliknya bila sebuah perkawinan sudah didahului dengan paksaan dan kesewenang-wenangan maka bukan tidak mungkin akan berdampak menyakitkan di kemudian hari. Bila kawin paksa tetap terjadi, maka alur ketidakharmonisan bukan saja menimpa dalam sebuah keluarga kecil, akan tetapi menjalar pada problem masyarakat.

23

Terjadinya kawin paksa hal itu disebabkan oleh adanya paksaan dari orang tua dan terjadinya “kecelakaan” hasil di luar nikah yaitu akibat berhubungan intim dengan teman kencannya, baik disadari atau tidak. Hamil di luar nikah yang dialami perempuan ternyata memberikan pilihan sulit bagi kedua bela pihak, dimana laki-laki tidak mau bertanggung jawab sehingga

22 Ibid, halm 128

23 Miftahul Huda, Kawin Paksa Ijbar Nikah dan Hak-Hak Reproduksi Perempuan, (Yogyakarta: STAIN Ponorogo Press, 2009), halm 105

(29)

dicarikan lelaki “penutup” atau bila laki-laki yang mengahamilinya bertanggung jawab.

24

Dari sekian banyak macam-macam nikah di atas, maka nikah di pasar tergolong pada kawin paksa dan kawin hamil karena nikah di pasar merupakan suatu pernikahan yang harus dilaksanakan di pasar ketika terjadi hamil di luar nikah. Dengan kejadian hamil di luar nikah maka orang tua terpaksa menikahkan anaknya dengan orang yang mengahamilinya tersebut dan sebagai sanksi proses akad nikahnya harus dilaksanakankan di pasar.

B. Kontrol Sosial

1. Pengertian Kontrol Sosial

Agar warga masyarakat mentaati norma-normayang berlaku, maka kelembagaan sosial berfungsi sebagai pengendalian sosial. Kontrol sosial terutama bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat. Suatu sistem kontrol sosial bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan/kesebandingan.

25

Kontrol sosial adalah semua cara atau proses pengawasan yang yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa masyarakat agar memenuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial untuk mendorong masyarakat berperilaku selaras dengan kehendak kelompok masyarakat tertentu.

24 Ibid, halm 66

25Fredian Tonny Nasdian, Sosiologi Umum, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2015, halm 110

(30)

Kontrol sosial berkaitan erat dengan nilai dan norma. Bagi masyarakat norma sosial memgandung harapan yang dijadikan sebagai pedoman untuk berperilaku. Kontrol sosial merupakan mekanisme untuk mencegah terjadinya penyimpangan dan mengarahkan anggota masyarakat untuk bertindak menurut norma dan nilai yang melembaga.

Apabila pengendalian sosial atau kontrol sosial tidak diterapkan maka mudah terjadi penyimpangan dan tindak amoral lainnya. Pengendalian sosial atau kontrol sosial merupakan suatu sarana untuk mengorganisasikan perilaku sosial dan budaya.

26

Jadi Kontrol sosial bertujuan untuk mencapai keserasian di dalam kehidupan masyarakat agar masyarakat tidak menyimpang dari norma- norma dan nilai yang ada. Dengan adanya kontrol tersebut masyarakat akan berperilaku sesuai aturan yang berlaku di dalam lingkungannya.

2. Sifat Kontrol Sosial

Berdasarkan sifatnya kontrol sosial dapat berupa upaya preventif atau represif atau keduanya.

a. Preventif

Sifat pengendalian preventif adalah segala bentuk pengendalian yang berupa pencegahan atas perilaku menyimpang agar kehidupan sosial tetap kondusif. Adapun keadaan kondusif dari kehidupan sosial hanya akan tercapai jika perilaku sosial dalam keadaan terkendali. Dan tindakan pencegahan adalah

26 Varyani, Sulistyarini, Rustiyarso, Analisis Pengendalian Sosial Perilaku Menyimpang Siswa Bermasalah di SMA, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol 3, No 11, 2014, halm 3

(31)

kemungkinan terjadinya pelanggaran terhadap norma sosial yang berlaku.

Tindakan preventif juga merupakan usaha pencegahan terhadap gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dengan keadilan. Dilakukan sebelum terjadi pelanggaran atau ancaman sanksi. Dengan cara: proses sosialisasi, pendidikan formal dan informal.

b. Represif

Pengendalian sosial represif ini bertujuan untuk mengembalikan kesetaraan yang pernah mengalami gangguan agar berjalan seperti semula. Dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau mengancam sanksi. Dengan cara penjatuhan sanksi terhadap pelanggar dan penyimpang kaidah-kaidah yang berlaku.

27

Suatu proses kontrol sosial dapat dilaksanakan dengan berbagai cara yang pada pokoknya berkisar pada cara-cara tanpa kekerasan (persuasive) ataupun dengan paksaan (coersive). Cara mana yang sebaiknya diterapkan tergantung kepada faktor terhadap siapa kontrol sosial tersebut hendak dilakukan dan di dalam keadaan bagaimana.

28

Pertama pengendalian sosial secara persuasif yaitu bentuk pengendalian sosial yang dilakukan dengan cara tidak menggunakan kekerasan, biasanya tindakan pengendalian ini individu diajak, disarankan, dihimbau atau dibimbing melalui alasan yang rasional

27 Rusdiyanta, Syahrial Syarbani, Dasar-Dasar Sosiologi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), halm 93

28 Fredian Tonny Nasdian, Op. Cit, halm 111

(32)

sehingga himbauan, saran dan ajakan tersebut dapat diterima secara akal, sehingga pihak yang dikendalikan tidak melakukan penyimpangan sosial atas dasar kesadaran dirinya, bukan karena tekanan. Proses pengendalian sosial ini biasanya dilakukan pada masyarakat yang dalam keadaan kondusif, aman (konformis).

29

Kedua, pengendalian secara koersif yaitu bentuk tindakan pengendalian oleh pihak-pihak yang berwenang dengan menggunakan kekerasan atau paksaan. Tindakan sosial koersif ini erat kaitannya dengan sifat pengendalian sosial represif. Cara ini dilakukan oleh masyarakat karena penyimpangan itu telah dilakukan, sehingga masyarakat mengambil langkah pengendalian untuk mengembalikan perilaku penyimpangan tersebut agar menjadi konformis.

Jadi kontrol sosial yang dilakukan dalam masyarakat untuk mengatasi masalah-masalah sosial yang ada memiliki sifat dan cara tindakan tertentu sesuai dengan permaslahan yang etrjadi. Dan dalam kontrol sosial diperlukan suatu alat untuk mencapai kehidupan masyarakat yang sesuai dengan norma dan kaidah-kaidah yang berlaku di dalam masyarakat dan juga dalam norma agama.

3. Alat Pengendalian Sosial

Masyarakat menginginkan tercapainya ketertiban sosial agar aktivitas hidupnya berlangsung dengan lancar. Menyadari adanya berbagai kepentingan individu dan adanya peluang terjadinya perilaku

29 Elly M. Setiadi, Usman Kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana, 2011), halm 264- 265

(33)

menyimpang sangat besar menyebabkan masyarakat membutuhkan berbagai alat pengendalian sosial yang sebagai berikut:

a. Cemoohan atau ejekan

Masyarakat mencemooh atau mengejek individu atau kelompok yang melakukan penyimpangan. Kadang-kadang cemoohan juga merupakan hukuman yang sangat berat bagi pelaku penyimpangan, bahkan lebih menyakitkan dari hukuman fisik. Akibat yang ditimbulkan dapat dirasakan oleh keluarga dan kerabat atau kelompoknya.

b. Agama

Agama memberikan pedoman kepada para pemeluknya tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan dilarang untuk dilakukan. Ajaran agama merupakan alat pengendalian sosial yang sangat andal. Pelaku penyimpangan akan terbebani oleh perasaan berdosa, dan dosa itu akan diampuni dengan cara bertobat.

a. Intimidasi

Intimidasi merupakan cara pengendalian sosial yang

dilakukan paksaan, biasanya dengan cara mengancam atau

menakut-nakuti. Aparat penegak hukum sering menggunakan

cara ini untuk mengorek keterangan dari orang yang dimintai

keterangan.

(34)

b. Kekerasan Fisik

Kekerasan fisik yang digunakan untuk mengendalikan perilaku seseorang, di antaranya memukul, menampar, dan melukai. Kekerasan fisik mencerminkan ketidaksabaran seseorang dalam menangani suatu masalah perilaku menyimpang.

c. Hukum

Hukum merupakan alat pengendalian sosial yang secara nyata memberikan sanksi terhadap pelaku penyimpangan.

Adanya aturan hukum yang jelas dengan sanksi yang tegas, dapat mengendalikan setiap anggota masyarakat terhadap pelanggaran nilai-nilai dan norma yang berlaku.

30

4. Bentuk Kontrol Sosial

Sanksi yang digunakan untuk mendorong kesesuaian dan kepatuhan dan mencegah pelanggaran norma sosial dilakukan melalui kontrol sosial informal dan formal

.31

a. Informal

Sosial kontrol yang informal terdapat di dalam kelompok primer dan merupakan salah satu dari fungsi-fungsi pokok kelompok primer. Kelompok primer berupa keluarga, kelompok persahabatan, kelompok kerja, atau kelompok sosial tertentu lainnya). Mekanisme kontrol sosial yang bersifat

30 Herabudin, Pengantar Sosiologi, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), halm 98-100

31 Richard T. Scaefer, Sosiologi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), halm 190

(35)

informal memiliki lingkup yang luas karena didalamnya terdapat pengucilan, gosip, celaan, ejekan, atau ancaman.

Berhubung penerimaan kelompok sangat penting bagi tiap individu, kekhawatiran untuk ditolak dari kelompok merupakan kontrol sosial yang sangat efektif.

b. Formal

Dan kontrol sosial yang bersifat formal dijalankan melalui sejumlah besar organisasi dan pranata-pranata di dalam masyarakat. Organisasi tersebut meliputi dinas kepolisian, penjara, pengadilan, dan dinas kesejahteraan masyarakat. Jadi lembaga-lembaga khusus kontrol sosial yang formal dapat meliputi petugas-petugas polisi, hakim, pembela, dan pekerja- pekerja sosial. Kontrol sosial yang di buat formal misalnya berupa hukuman penjara, denda, larangan, hukuman bersyarat atau dalam masyarakat tertentu, hukuman mati.

32

Peranan lembaga formal dan informal ini dalam pengendalian sosial yaitu dalam rangka memelihara dan mempertahankan sistem sosial terdapat lembaga-lembaga pengendalian sosial yang dikenal umum, seperti polisi, pengadilan, adat dan tokoh masyarakat.

a. Polisi, sebagai aparat negara bertugas memlihara keamanan dan ketertiban serta mencegah dan mengatasi perilaku menyimpang anggota masyarakat. Polisi juga berperan dalam

32 Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), halm 204-205

(36)

membina dan memberikan penyuluhan kepada orang yang berperilaku menyimpang fari hukum kepada seluruh masyarakat.

b. Pengadilan, merupakan alat pengendalian sosial agar seseorang berhati-hati dalam bertingkah laku sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyeretnya ke pengadilan. Pengadilan akan memberikan sanksi kepada siapapun yang terbukti bersalah berupa denda ataupun dikurung dalam penjara.

c. Adat, merupakan lembaga atau pranan sosial yang terdapat dalam masyarakat tradisional. Adat yang sudah melembaga dan turun menurun disebut tradisi. Pelanggaran adat mendapat sanksi dari masyarakat itu berupa sanksi pengucilan atau diusir dari lingkungan masyarakatnya. Di Indonesia masih banyak daerah yang memelihara adatnya dan memberikan hukuman kepada warganya yang melanggar. Seperti seseorang yang melakukan maksiat diarak beramai-ramai supaya ada rasa malu.

Tokoh masyarakat, merupakan orang yang memiliki pengaruh atau wibawa sehingga dihormati oleh anggotanya. Tokoh masyarakat memberikan keteladanan, bimbingan, nasihat dan petunjuk kepada anggotanya dan dapat menyelesaikan konflik sesuai dengan adat tradisinya.

33

33 Rusdiyanta, Syahrial Syarbani, Op.Cit, halm 96- 97

(37)

5. Sanksi Sebagai Kontrol Sosial

Sanksi merupakan bentuk penderitaan, kerugian beban berat yang sengaja diciptakan oleh lembaga sosial untuk memaksa anggota masyarakat agar taat pada norma yang ada. Kontrol sosial menciptakan keharusan bagi setiap anggota masyarakat untuk berperilaku komform.

Ada tiga sanksi yang digunakan dalam usaha menciptakan tertib sosial diantaranya:

a. Sanksi Fisik, yaitu sanksi yang mengakibatkan penderitaan fisik pada pihak yang terbebani sanksi tersebut, misalnya didera, dipenjara, diikat, dijemur di panas matahari, tidak diberi makan, dihukum mati, dan sebagainya.

b. Sanksi Psikologis, yang merupakan beban penderitaan yang dikenakan pada pihak yang terbebani sanksi dengan beban kejiwaan, seperti dipermalukan di muka umum, diumumkan kejahatannya mereka diberbagai media massa sehingga aibnya diketahui oleh khalayak, dicopot kepangkatannya di suatu, upacara, dan sebagainya.

c. Sanksi Ekonomik, yang merupakan beban penderitaan yang dikenakan kepada pelanggar norma berupa pengurangan benda dalam penyitaan dan denda, membayar ganti rugi, dan sebagainya.

34

34 Elly M. Setiadi, Usman Kolip. Op. Cit, halm 256

(38)

Pada prakteknya, ketiga sanksi tersebut seringkali diterapkan secara bersamaan tanpa bisa dipisah-pisahkan. Misalnya jika seseorang hakim menjatuhkan vonis pidana penjara kepada seseorang pelanggar hukum, ini berarti pelanggaran hukum terdakwa yang di vonis hukuman kena sanksi psikologis karena menanggung malu atau menanggung aib karena menjadi pelanggar hukum sanksi fisik, karena dia dipenjarakan oleh lembaga permasyarakatan, serta sanksi ekonomik karena kesempatan untuk meneruskan kegiatan ekonominya disitu oleh pihak pengadilan tatkala dia menjalankan hukuman penjara.

Dengan demikian, maka pokok di dalam proses perubahan perilaku melalui kaidah-kaidah hukum adalah konsepsi-konsepsi tentang kaidah peranan (role), dan sarana-sarana maupun cara-cara untuk mengusahakan adanya konformitas (conformity-inducing measures).

35

C. Hamil Di Luar Nikah

1. Pengertian Hamil Di Luar Nikah

Kebebasan pergaulan antara dua insan yang berbeda jenis akhir- akhir ini semakin marak. Bahkan sampai mengakibatkan banyak khasus kehamilan di luar nikah. Setelah ada kehamilan pada pihak wanita biasanya persoalan mulai muncul. Karena bagaimanapun masyarakat kita masih menganggap tabu kehamilan yang disebabkan

“kecelakaan”.

36

35 Ida Bagus Sudarma Putra, Sosial Control: Sifat dan Sanksi Sebagai Sarana Kontrol Sosial, Jurnal ihdn , Volume Xlll, No 1, 2018, halm 31-32

36 Huzaemah T. Yanggo, Fiqh Perempuan Kontemporer, (Jakarta: Al- Mawardi Prima), 2001, halm 86

(39)

Hamil di luar nikah merupakan kehamilan yang terjadi sebelum pernikahan yang disebabkan oleh seks di luar nikah ataupun seks bebas. Hamil di luar nikah pada umumnya lebih cendrung terjadi pada anak usia remaja, yang mana pada usia remaja terdapat banyak faktor yang mempengaruhi remaja sehingga terjerumus ke dalam perilaku menyimpang tersebut.

2. Penyebab Hamil Di Luar Nikah

Adapun penyebab hamil di luar nikah yang terjadi pada remaja, umumnya di disebabkan oleh pergaulan bebas atau seks di luar nikah yang di pengaruhi oleh faktor- faktor sebagai berikut:

a. Meningkatnya Libido Seksualitas

Menurut Robert Havighurst, seorang remaja mengahadapi tugas-tugas perkembangan sehubungan dengan perubahan- perubahan fisik dan peran sosial yang sedang terjadi pada dirinya.

Tugas-tugas perkembangan itu antara lain adalah menerima kondisi fisiknya (yang berubah) dan memanfaatkan dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang manapun, menerima peranan seksual masing-masing (laki-laki atau perempuan) dan mempersiapkan perkawinan dan kehidupan berkeluarga.

b. Penundaan usia perkawinan

Dengan adanya penundaan usia perkawinan, baik secara

hukum maupun karena norma sosial yang makin lama menuntut

(40)

persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan (pendidikan, pekerjaan, persiapan mental, dan lain-lain).

c. Media Massa

Kecendrungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi dan rangsangan seksual melalui media massa seperti telepon genggam, internet dan lain-lain, yang membuat rangsangan seksual remaja tidak terbendung lagi dan di periode ini remaja juga bersifat ingin tahu yang tinggi dan ingin mencoba, meniru apa yang dilihatnya.

37

d. Kualitas lingkungan keluarga

Kualitas keluarga yang tidak mendukung anak untuk berlaku baik seperti anak kurang bahkan tidak mendapatkan kasih sayang berarti akibat kesibukan kedua orang tua di luar rumah, dan pergeseran norma keluarga dalam mengembangkan norma positif seperti tidak adanya pendidikan dan kebiasaan melakukan norma agama.

e. Kualitas lingkungan yang kurang sehat

Yaitu seperti lingkungan yang tidak ada pengajian agama dan lingkungan masyarakat yang telah mengalami kesenjangan komunikasi antar tetangga.

38

37 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), halm 187-190

38 Abu Al-Ghifari, Op.Cit, halm 48

(41)

f. Rendahnya interaksi di tengah-tengah keluarga

Rendahnya interaksi antara orang tua dengan anak remajanya dapat pula menyebabkan remaja hamil di luar nikah.

Dapat dibayangkan jika orang tua jarang bertemu dan berbicara dari hati ke hati putri remajanya, pasti banyak masalah yang berkaitan dengan seks dan seksualitas mereka yang tidak pernah terungkap atau diungkapkan.

g. Keluarga yang tertutup terhadap informasi seks dan seksualitas Keluarga yang menutup diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan seks dan seksualitas sebenarnya rawan terhadap berbagai tindak penyelewengan dan penyalahgunaan seksual.

Banyak terjadi kasus pelecehan seksual ataupun perkosaan justru terjadi di tengah-tengah keluarga yang tertutup atau menutup diri tehadap seks dan seksualitas yang akhirnya sering kali dikejutkan oleh adanya putri remaja mereka yang hamil di luar nikah.

39

Dari penjelasan di atas dapat diketahui ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja cendrung melakukan hubungan seks pra nikah yang mengakibatkan hamil di luar nikah.

3. Akibat hamil di luar nikah

Menurut Sarwono dikutip oleh Roike Yosi Marantika perilaku seks yang mengakibatkan hamil di luar nikah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada remaja diantaranya sebagai berikut:

39 Surbakti, Kenalilah Anak Remaja Anda, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009), halm 136-137

(42)

a. Dampak psikologis, dampak psikologis dari perilaku seks bebas pada remaja diantaranya perasaan marah, takut, cemas, depresi, rendah diri, bersalah dan berdosa.

b. Dampak fisiologis, dampak fisiologis dari perilaku seksual pranikah tersebut diantaranya dapat menimbulkan kehamilan tidak diinginkan aborsi.

c. Dampak sosial, dampak sosial yang timbul akibat perilaku seksual yang dilakukan sebelum saatnya antara lain dikucilkan, putus sekolah pada remaja perempuan yang hamil, dan perubahan peran menjadi ibu. Belum lagi tekanan dari masyarakat yang mereka dan menolak keadaan tersebut.

d. Dampak fisik, dampak fisik lainnya adalah berkembangannya penyakit menular seksual di kalangan remaja, dengan frekuensi penderita penyakit menular seksual (PMS)yang tertinggi antara usia 15-24 tahun. Infeksi penyakit menular seksual dapat menyebabkan kemandulan dan rasa sakit kronis serta meningkatkan risiko terkena PMS dan HIV/AIDS.

40

D. Teori Kontrol Sosial

Peneliti menggunakan teori kontrol sosial yang digagas oleh Travis Hirschi sebagai alat analisis dari sanksi nikah di pasar sebagai kontrol sosial dalam mengatasi hamil di luar nikah.

40 Roike Yosi Marantika, Dampak Hamil Di Luar Nikah Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga, Skripsi, Diterbitkan , Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, 2015, halm 15-16

(43)

Teori kontrol memiliki keterkaitan erat dengan aspek disorganisasi sosial. Dalam teori kontrol yang ditekankan adalah gejala dilekuensi anak berdasarkan ketiadaan kontrol (pengendalian) efektif dari orang tua dan masyarakat.

Teori kontrol sosial dikembangkan oleh Travis Hirschi. Ia adalah seorang pemikir sosiologi asal Amerika yang mengembangkan social bond theory dalam menanggapi banyak terjadinya tindakan-tindakan kejahatan.

Travis Hirschi membangun konsep teorinya berdasarkan pandangan bahwa kurangnya ikatan sosial atu kurangnya kontrol diri akan meningkatkan kemungkinan keterlibatan dalam kejahatan.

41

Ada empat ikatan yang membentuk basis dari teori delikuensi Hirschi, yaitu keterikatan (yakni kedekatan emosional dengan orang lain, terutama orang tua, dimana ini akan mengurangi kemungkinan perbuatan melawan hukum kelak), komitmen (pendidikan tinggi dan aspirasi pekerjaan dan nilai baik di sekolah), keterlibatan (yaitu partisipasi dalam aktivitas konvensional, seperti pekerjaan rumah, kerja, olahraga, aktivitas sekolah dan kegiatan rekreasional lainnya; hal ini akan berpengaruh pada kurangnya waktu senggang dan waktu menganggur yang akan membatasi kesempatan untuk melanggar), dan keyakinan (yakni megikuti validitas moral dari hukum dan norma konvensional lainnya, seperti peraturan sekolah dan lain-lain; dimana keyakinan moral tersebut akan membatasi

41 Andika Wijaya, Wida Peace Ananta, Darurat Kejahatan Seksual, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), halm 36

(44)

dorongan untuk melanggar, dan sebaliknya penyimpangan itu terjadi ketika keyakinan konvensional lemah).

42

Dan Travis Hirschi mengajukan beberapa proposisi teoritisnya yaitu:

1. Bahwa berbagai bentuk pengingkaran terhadap aturan-aturan sosial adalah akibat dari kegagalan dari mensosialisasi individu untuk bertindak konform terhadap aturan atau tata tertib yang ada.

2. Penyimpangan dan bahkan kriminalitas, merupakan bukti kegagalan kelompok sosial konvensional untuk mengikat individu agar tetap konform, seperti: keluarga, sekolah, atau institusi pendidikan dan kelompok dominan lainnya.

3. Setiap individu seharusnya belajar untuk konform dan tidak melakukan tindakan menyimpang atau kriminal.

4. Kontrol internal lebih berpengaruh dari pada kontrol eksternal.

43

Teori-teori kontrol sosial membahas isu-isu tentang bagaimana masyarakat memelihara atau menumbuhkan control sosial dan cara memperoleh konformitas atau kegagalan meraihnya dalam bentuk penyimpangan. Dan berangkat dari asumsi atau anggapan bahwa individu di masyarakat mempunyai kecendrungan yang sama kemungkinan nya, menjadi baik atau jahat. Baik jahatnya seseorang sepenuhnya tergantung pada masyarakatnya.

44

42 Ibid, halm 44

43 Margaret M. Ploma, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), halm 241

44 Yusra Mahdalena, Bukhari Yusuf, Kontrol Sosial Masyarakat Terhadap Operasional Kelompok Usaha Bersama, Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsiyah, Volume 2, No 2, 2017, halm 720-721

(45)

E. Penelitian Relevan

Hasil pengamatan peneliti dari beberapa kajian penelitian yang relevan dengan topik penelitian yang dilakukan oleh penelitian terdahulu, setidaknya peneliti menemukan tiga penelitian relevan. Pertama, penelitian oleh Lidya Fitri yang berjudul ”Perkawinan Wanita Hamil di Luar Nikah”.

Penelitian yang dilakukan oleh Lidya Fitri yaitu Perkawinan Wanita Hamil dii Luar Nikah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses kawin hamil di luar nikah di Kantor Urusan Agama (KUA). Hasil penelitian ini adalah proses pernikahan wanita hamil di luar nikah tidak memiliki perbedaan yang mendasar dengan pernikahan biasa, akan tetapi di sebagian daerah menetapkan bahwa akad wanita hamil di lakukan di kantor KUA.

45

Kedua penelitian yang dilakukan oleh Erick Firdanus yang berjudul “Pernikahan Bagi Wanita Hamil Di Luar Nikah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pernikahan wanita hamil di luar nikah di kenagarian Canduang Koto Laweh dan bagaimana tinjauan hukum Islam tentang pelaksanaan nikah bagi wanita hamil di luar nikah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prosedur pelaksanaan pernikahan wanita hamil di luar nikah di kenagarian Canduang Koto Laweh, terdapat perbedaan dari masing-masing sidang. Dimana ada sidang yang mau menikahkan wanita hamil di luar nikah tersebut dan ada juga

45 Lidya Fitri, Perkawinan Wanita Hamil Di Luar Nikah, Tesis, Program Pasca Sarjana, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi. 2019

(46)

yang tidak mau menikahkan, dan disebagian sidang juga ada yang tetap mau menikahkan namun dengan memberikan beberapa sanksi terlebih dahulu. Kemudian dalam aturan hukum Islam baik yang terdapat dalam kitab fiqih klasik maupun kompilasi hukum Islam sebagai fiqih Indonesia dalam hal hukum perdata membolehkan pernikahan bagi wanita hamil di luar nikah.

46

Ketiga penelitian yang dilakukan oleh Narulita Dwi Stevani yang berjudul “Faktor-Faktor Remaja Hamil Di Luar Nikah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa faktor-faktor yang menyebabkan remaja hamil di luar nikah. Dan hasil penelitian ini menunjukkan faktor penyebab remaja hamil di luar nikah yaitu faktor pendidikan, latar belakang latar belakang yang berbeda menyebabkan perbedaan pola pendidikan orang tua. Kemudian dari faktor peran keluarga, faktor ekonomi, faktor keagamaan, yang mana pendidikan agama yang dilakukan oleh orang tua terhadap anaknya dengan pendidikan otoriter menyebabkan sikap memberontak yang dieksperesikan dalam bentuk perilaku pergaulan bebas.

47

Dan terakhir yaitu penelitian yang dilakukan oleh Lailia Anis Afiafah yang berjudul “Fenomena Hamil Pranikah Di Kalangan Remaja Ditinjau Dari Perspektif Pendidikan Islam”. Dalam pnelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa alasan remaja hamil pranikah ditinjau dari

46 Erick Firdanus, Pernikahan Bagi Wanita Hamil Di Luar Nikah, Skripsi, Diterbitkan, Fakultas Syariah, Institut Agama islam Negri (IAIN) Bukittinggi, 2015

47 Narulita Dwi Stevani, Faktor-Faktor Remaja Hamil Di Luar Nikah, Sksripsi, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, 2018

(47)

kurangnya memahami nilai-nilai pendidikan Islam. Dan hasil penelitian ini menunjukkan alasan remaja hamil pranikah melakukan hubungan seksual sebelum menikah adalah orang tua yang tidak setuju, rasa penasaran terhadap wanita, suka sama suka dan berniat melakukan hubungan seksual.

48

Dari penjelasan penelitian relevan di atas terlihat jelas ada perbedaan yang terdapat dalam penelitian ini. Penelitian ini menjelaskan fenomena nikah di pasar yang dapat mengontrol perilaku remaja supaya tidak terjadi hamil di luar nikah. Sedangkan penelitian relevan di atas menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan remaja hamil di luar nikah, alasan remaja melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan menjelaskan prosedur pelaksanaan pernikahan wanita hamil di luar nikah dan hukumnya dalam Islam.

F. Kerangka Berfikir

Diagram 1.

48 Lailia Anis Afifah, Fenomena Hamil Pranikah Di Kalangan Remaja Di Tinjau Dari Perspektif Pendidikan Islam, Skripsi, Diterbitkan Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan, IAIN Salatiga, 2017

HAMIL DI LUAR NIKAH

NIKAH DI PASAR KONTROL

SOSIAL

(48)

36 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan mengkaji tentang nikah di pasar sebagai kontrol sosial dalam mengatasi hamil di luar nikah pada remaja di Nagari Koto Lamo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode penelitian yang peneliti lakukan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif, bahwa dalam metode ini peneliti akan menggambarkan dan menjelaskan secara rinci bagaimana sanksi nikah di pasar bisa mengontrol kejadian hamil luar nikah pada remaja di Nagari Koto Lamo.

Penelitian kualitatif adalah penelitian mencari makna, pemahaman, pengertian, verstehen tentang suatu fenomena, kejadian maupun kehidupan manusia dengan terlibat langsung atau tidak langsung dalam setting yang diteliti, kontekstual dan menyeluruh. Penelitian kualitatif

mencoba mencoba mengerti makna suatu kejadian atau peristiwa dengan mencoba berinteraksi dengan orang-orang dalam situasi atau fenomena tersebut.

49

Penelitian yang bermaksud memahami tentang nikah di pasar bisa menjadi alat kontrol sosial dalam mengatasi masalah hamil di luar nikah pada remaja.

49 Muri yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif , Kualitatif dan Peneliti Gabungan, (Jakarta :PT Fajar interpratama mandiri, 2014) halm 328

(49)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dari sasaran masalah penelitian dan juga merupakan salah satu sumber data, informasi mengenai kondisi, peristiwa, ataupun kejadian yang bisa digali dari sumber lokasinya.

50

Lokasi penelitian ini dilakukan di Nagari Koto Lamo, Kecamatan Kapur 9, Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat. Peneliti memilih lokasi ini karena di Nagari Koto Lamo merupakan satu-satunya nagari di Kecamatan Kapur IX yang melakukan sanksi nikah di pasar untuk mengatasi masalah hamil di luar nikah.

C. Informan

Adapun data dalam penelitian ini diperoleh dari : 1. Informan kunci

Informan kunci yaitu mereka yang mengetahui dan dimiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi informan kunci adalah tokoh-tokoh masyarakat nagari Koto Lamo seperti, wali nagari, niniak mamak (tokoh adat), dan wali hakim Nagari Koto Lamo.

2. Informan pendukung

Informan pendukung yaitu mereka yang dimaksudkan untuk mendukung data yang telah diperoleh dari informan kunci. Dalam hal ini yang menjadi informan pendukung adalah masyarakat Nagari Koto

50 Imam Suprayogo, Metodologi Peneliitian Sosial Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 164

(50)

Lamo seperti remaja dan masyarakat yang telah menyaksikan pelaksanaan nikah di pasar beserta data dari kantor wali Nagari Koto Lamo.

Adapun cara memperoleh data dari penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini merupakan dimana peneliti memilih informan berdasarkan kriteria dan atau pertimbangan tertentu. Kriteria adan pertimbangan yang dimaksud adalah dengan cara melihat atau menentukan subjek atau informan yang berada di lokasi penelitian sesuai dengan informasi dan data yang dibutuhkan peneliti.

51

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data adalah teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, keterangannya sebagai berikut ini:

1. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan suatu pertanyaan kepada seseorang yang menjadi informan atau responden. Jadi dalam mengumpulkan data, penulis melakukan tanya jawab langsung dengan subjek penelitian dengan menggunakan beberapa pertanyaan

.52

51 Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), halm 183

52 Afifudin Saebani Beni, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2012) Cet. 2, hal 131

(51)

Metode ini juga merupakan suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interview) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data atau keterangan yang belum tertulis. Dan pedoman interview yang berupa sejumlah pertanyaan dalam garis besarnya adalah sebagai instrumen.

Disini penelitilah berperan aktif untuk bertanya dan mengintai pembicaraan menuju masalah tertentu kepada sumber data atau informan agar memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada, sehingga diperoleh data penelitian, peneliti melakukan wawancara langsung kepada informan.

2. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan melibatkan semua indra untuk memperoleh semua data yang akan dikumpulkan dalam penelitian.

teknik ini dilakukan untuk menambah ketajaman penulis terhadap ojek yang akan diteliti agar mendapat gambaran mengenai objek penelitian

.53

3. Kajian Dokumen (Dokumentasi)

Kajian dokumen merupakan sarana pembantu peneliti dalam mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca surat-surat,

53 Afifudin Saebani Beni, Ibid, halm 134

(52)

pengumuman, ikhtisar rapat, pernyataan tertulis kebijakan tertentu dan bahan-bahan tulisan lainnya. Metode pencarian, data ini sangat bermanfaat karena dapat dilakukan dengan tanpa mengganggu obyek atau suasana penelitian. Peneliti dengan mempelajari dokumen- dokumen tersebut dapat mengenal budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh obyek yang di teliti.

Penggunaan dokumen ini berkaitan dengan apa yang disebut analisis isi. Cara menganalisis isi dokumen ialah denga memeriksa dokumen secara sistematik bentuk-bentuk komunikasi yang dituangkan secara tertulis dalam bentuk dokumen secara obyektif

.54

E. Teknis Analisis Data

Setelah data terkumpul, maka langkah berikutnya adalah pengolahan data dan analisis data. Analisis adalah upaya mencari atau menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dokumentasi, dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang akan diteliti dan mengkajinya sebagai temuan bagi orang lain. Karena data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data kualitatif, maka peneliti menggunakan metode deskriptif analisis.

55

54 Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), halm 225- 226

55 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara,2011) Cet.XII, halm.113

Referensi

Dokumen terkait